Rakyat Indramayu
Perlawanan petani terbesar di Indramayu, akibat
kebijakan pemerintahan Jepang merugikan rakyat, yaitu
kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi yang
dipaksakan pada rakyat dengan kerja paksa Romusha
1942 3 MARET
Jepang mendarat di Eretan,
Indramayu, dan mulai
menerapkan peraturan
pemungutan pangan secara
sistematis (Politik Beras).
1944
Pertempuran meletus di
Desa Cidempet Jepang pun
bereaksi dengan 6 MEI
mengirimkan pasukan
bersenjata. Warga desa pun
juga siap dengan
persenjataan sederhana
yaitu bambu runcing.
Tokoh-tokoh yang
memelopori protes sosial di
Desa Cidempet sendiri
adalah Haji Madriyas, Haji
Dulkarim, Sura, Karsina,
Sliyeg, dan Tasiah. Mereka
lah yang memimpin ratusan
hingga ribuan rakyat dari
desa-desa di Kecamatan
Lohbener, Sindang, dan
Losarang
Pihak Jepang memilih
mengirimkan Haji Abdullah
Fakih untuk bernegosiasi.
PERLAWANAN
taktik untuk bisa menangkap
para pemimpin Indramayu.