Anda di halaman 1dari 10

Perlawanan Rakyat Aceh

dan Peta di Blitar


- Xavier dan Marcellino 11 MIA -

Perlawanan Rakyat Aceh Perlawanan Peta Blitar


Perlawanan Rakyat Aceh
Latar Belakang
 Jepang berpura – pura baik
Pada saat pertama kali, bangsa Jepang datang ke Aceh pada tanggal 9 Februari 1942,mereka telah disambut dengan sangat ramah
oleh rakyat Aceh. Jepang pun mulanya telah bersikap baik dan sangat menghormati masyarakat dan tokoh- tokoh di Aceh. Tak hanya
itu,Jepang pun sangat menghormati kepercayaan dan adat istiadat rakyat Aceh yang
telah bernafaskan islam. Karena perlakuan baik bangsa Jepang tersebut membuat rakyat tidaksegan di dalam membantu dan ikut
serta dalam mendukung program
 Perilaku semena – mena Jepang
 – 
 Awalnya Jepang memang bersikap sangat santun dan menghormati masyarakat namunsetelah keadaan membaik dan sudah mencapai
maksudnya tersebut Jepang mulai Justru berbalik merendahkan rakyat Aceh.
Rakyat Aceh mendapat tindakan dan perlakuan yangsewenang-wenang oleh Jepang hal ini menimbulkan kebencian rakyat terhadap
Jepang.
   Penghinaan masyarakat Aceh yang
mayoritas
Selain Muslim
itu,ketika keadaan sudah membaik, pelecehan terhadap masyarakat Aceh khususnya kaum perempuan mulai dilakukan oleh personel
tentara Jepang. Rakyat Aceh yang beragama Islam pun mulai diperintahkan untuk membungkuk ke arah matahari terbit di waktu pagi,
sebuah perilaku yang sangat bertentangan dengan akidah Islam. Karena itu pecahlah perlawanan rakyat Aceh terhadap Jepang di seluruh
daerah Aceh. Inilah yang menjadi awal mula terjadinya perang antara Aceh dan Jepang.
2
Proses Terjadinya & Akhir Perlawanan

1. Serangan Rakyat Aceh Terhadap Jepang yang ke-1


Pertama terjadi pada tahun 1942 yang dipimpin oleh Tengku Abdul Djalil,
seorang guru mengaji di Cot Plieng. Ia sangat sedih melihat kesengsaraan
bangsanya yang ditindas dan diperas oleh Jepang.Untuk membebaskan
penderitaan rakyat waktu itu Tengku Abdul Djalil mengajak rakyat Aceh
mengangkat senjata untuk melawan Jepang. 
2.Serangan Rakyat Jepang Terhdap Aceh yang ke-2
Perlawanan rakyat Aceh yang kedua terjadi pada tahun 1944 di bawah pimpinan
Tengku Hamid. Ia berhasil membawa pasukannya ke lereng-lereng gunung untuk
mengadakan gerilya, tetapi karena keluarganya diancam oleh Jepang akan
dibunuh semuanya maka mereka terpaksa kembali dan menyerah kepada Jepang.
Sebagai kelanjutan perlawanan itu, seorang kepala kampung Pandreh juga
melakukan perlawanan kepada Jepang tetapi dapat ditindas dengan kejam.
.3. Serangan Rakyat Jepang Terhadap Aceh yang ke-3
Selanjutnya serangan ketiga dilakukan oleh Jepang yang dilaksanakan dengan
tindakan-tindakan kejam.
Dalam serangan yang ketiga ini masjid Cot Plieng di bakar oleh Jepang. Rakyat
mengalami kewalahan dan Tengku Abdul Djalil meloloskan diri. Akan tetapi
sayang karena dia dapat ditembak oleh pasukan Jepang ketika sedang
menjalankan ibadah sembahyang.
3
Dampak yang Ditimbulkan
⬗ Masa Lalu
1. Banyak korban yang berjatuhan dipihak Aceh, baik itu
para pejuang yang ikut berperang, maupun  masyarakat
sipil yang tidak tahu apa-apa.
2. Perang yang berlangsung membuat jatuhnya banyak
korban dari pihak Aceh juga gugurnya beberapa
panglima perang Aceh.
3. Wilayah – wilayah yang ada di Indonesia khusunya Aceh
atuh ke tangan Jepang dan Rakyat Aceh harus tunduk
terhadap pemerintahan Jepang.

⬗Masa Sekarang
1. Indonesia masih mempertahankan wilayah-wilayahnya
dari berbagai ancaman.
2. Indonesia masih tetap bersatu.
3. Indonesia memiliki rasa persatuan dan kesatuan yang
kuat

4
Perlawanan
PETA
di Blitar

5
PETA ( Pembela Tanah Air)
• Fakta tentang Peta
• Apa itu PETA? • Beranggotakan para Pemuda Indonesia
PETA merupakan organisasi militer yang dibentuk oleh • Ditujukan untuk mempertahankan pulau Jawa,Bali,
Pemerintah Militer Pendudukan Jepang di Indonesia yang Sumatera sebagai antisipasi jika terjadi penyerangan dari
didirikan pada bulan Oktober 1943 sekutu
• Tentara PETA mendapat pelatihan militer dari tantara
pendudukan Jepang

6
Latar belakang perlawanan
• Perlawanan PETA di Blitar
Perlawanan PETA di Blitar, Jawa Timur didasari karena sang
komandan dan pimpinan PETA yaitu Shodancho Soeprijadi
prihatin terhdap kehidupan rakyat Indonesia yang sengsara
dibawah kekuasaan kekaisaran Jepang.

• Faktor Lainnya
• Banyak pekerja romusha menderita bahkan tewas
• Perlakuan rasis terhadap pasukan PETA
• Pelecehan dari pihak Jepang terhadap wanita Indonesia
• Kebijakan yang mengusik harga diri para tentara

• Sejak bulan September 1944 sudah digelar pelbagai pertemuan yang


bersifat rahasia. Shodancho Supriyadi merencanakan aksi yang tak
hanya sekedar pemberontakan saja tetapi juga sebuah aksi
revolusi.yang bertujuan mewujudkan kemerdekaan Indonesia

7
Proses terjadinya perlawanan

• Tanggal 14 Februari 1945, dipilih sebagai waktu untuk


melaksanakan pemberontakan, karena saat itu akan ada
pertemuan besar seluruh anggota dan komandan PETA di
Blitar, sehingga diharapkan anggota-anggota PETA yang lain
akan ikut bergabung dalam aksi perlawanan. Tujuannya
adalah untuk menguasai Kota Blitar dan mengobarkan
semangat pemberontakan di daerah-daerah lain.

• Pemberontakan PETA tidak berjalan sesuai rencana.


Shodancho Supriyadi gagal menggerakkan satuan lain untuk
memberontak dan rencana pemberontakan ini pun terbukti
telah diketahui oleh pihak Jepang. Sehingga Jepang
mengirimkan pasukan militer untuk menghentikan
pemberontakan PETA dalam waktu singkat
Akhir dari perlawanan

• Karena pemberontakan PETA berjalan tidak sesuai dengan


rencana Soedancho Soeprijadi, membuat para pemberontak
menjadi terdesak karena pasukan militer Jepang.
• Kolonel Katagiri dari pihak Jepang, menemui Shodancho
Muradi salah satu pemimpin pemberontak, dan meminta
agar pemberontak Kembali ke markas batalyon
• Shodancho muradi menyetujui perundingan, dengan syarat
Jepang tidak melucuti senjata dan tidak
menangkap/mengadili pemberontak.
• Pihak Jepang awalnya setuju terhadap syarat, tetapi akhirnya
mereka mengingkari janji, dan menangkap sebanyak 78
perwira dan prajurit PETA kemudian diadili dengan
hukuman mati, penjara seumur hidup, dan diadili sesuai
dengan tingkat kesalahan
Akibat dari perlawanan

• Setelah pemberontakan gagal, diketahui bahwa Soedancho


Soeprijadi hilang tanpa kabar. Banyak simpang siur bahwa
Soeprijadi dibunuh secara diam-diam oleh jepang, ada juga
yang mengatakan bahwa Soeprijadi terbunuh oleh hewan
buas di hutan sekitar kota Blitar, dan juga ada yang
mengatakan bahwa Soeprijadi terbunuh di Gunung Willis
menjelang kemerdekaan.
• Soeprijadi diangkat menjadi Menteri Pertahanan oleh
Soekarno, namun beliau tidak pernah muncul.
• Jasad Soeprijadi tidak pernah ditemukan
• Dibentuk monumen pemberontakan PETA pimpinan
Shodancho Soeprijadi, untuk mengenang jasa para tantara
PETA dan Soeprijadi

Anda mungkin juga menyukai