Anda di halaman 1dari 4

Persebaran Fauna Indonesia

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna :

 Faktor Iklim
 Faktor Tanah
 Faktor Biotik
 Faktor Topografi

Untuk penyebaran fauna di Indonesia dibagi dan dipisahkan oleh :

1. Garis Wallace

Peta diatas menunjukkan garis Wallace setelah dilakukan revisi oleh Huxley dan Mayr. Daerah
antara garis Weber dan Wallace merupakan wilayah yang kita kenal sebagai wallacea
(Wikimedia Commons) Garis wallace adalah garis yang memisahkan wilayah persebaran fauna
asiatis dengan australis dan peralihan. Garis ini dinamakan sesuai dengan pencetusnya, yaitu
Alfred Russel Wallace, seorang ilmuwan asal Inggris yang melakukan penelitian di Indonesia
dari tahun 1854 hingga 1862.
Berdasarkan hasil penelitian Wallace, ditemukan bahwa hewan-hewan yang berada di pulau
Sulawesi, Kalimantan, Bali, dan Lombok ternyata berbeda. Padahal, lokasi-lokasi tersebut
memiliki letak geografis yang relatif dekat. Ternyata, perbedaan ini disebabkan oleh pola migrasi
spesies moyangnya ribuan tahun yang lalu. Pada saat itu, nusantara terbagi menjadi dua yaitu
bagian yang terkoneksi dengan asia lewat dangkalan sunda dan bagian yang terkoneksi dengan
australia melewati dangkalan sahul.

Untuk menggambarkan perbedaan ini, Wallace menarik garis pemisah yang melewati selat
Lombok hingga ke selat Makassar. Daerah diantara garis ini dengan garis Weber dan Lydekker
dikenal sebagai wilayah Wallacea. Garis ini kemudian diresmikan oleh Huxley pada tahun 1868
dan direvisi oleh Mayr pada tahun 1944. Daerah yang berada di bagian barat garis Wallace
merupakan daerah dengan flora dan fauna asiatis, sedangkan daerah di bagian timur garis
Wallace merupakan daerah dengan flora dan fauna peralihan, yang kita kenal sebagai Wallacea.

2. Garis Weber
Pada ilustrasi diatas, wilayah wallacea merupakan wilayah berwarna merah sedangkan garis
Weber dilambangkan dengan garis berwarna biru Peneliti asal Jerman, Max Carl Wilhelm Weber
menemukan bahwa ternyata, terdapat peralihan antara hewan asiatis dan australis pada kepulauan
Tanimbar. Pada ekspedisinya ke Sibolga pada tahun 1899 hingga tahun 1900, Weber
menemukan bahwa lebih tepat membagi klasifikasi hewan di Indonesia pada kepulauan
Tanimbar.
Oleh karena itu, Weber menarik garis melewati kepulauan Tanimbar yang kemudian dikenal
sebagai garis Weber. Pada tahun 1919, Weber mencetuskan bahwa daerah di timur garis ini akan
dikenal sebagai paparan Sahul sedangkan daerah di bagian barat garis ini akan dikenal sebagai
paparan Sunda. Garis Weber menunjukkan titik dimana terjadi perubahan antara daerah
peralihan yang didominasi oleh hewan asiatis dan daerah peralihan yang didominasi oleh hewan
australis.

3. Garis Lydekker

Ilustrasi garis Weber Wallace dan Lydekker. Daerah yang berwarna hijau merupakan
wilayah Wallacea yaitu zona peralihan (Frank Henneman) Selain kedua garis diatas, terdapat
pula garis Lydekker yang dicetuskan oleh ahli geologi asal Inggris, Richard Lydekker. Garis ini
bertujuan untuk memisahkan antara wilayah Wallacea dengan Indonesia bagian timur yang
ditinggali oleh flora dan fauna bercorak australis.
Daerah yang ada di barat garis Lydekker merupakan daerah peralihan yang kita kenal sebagai
Wallacea, sedangkan daerah yang berada di bagian timur garis Lydekker merupakan daerah
dengan flora dan fauna australis.

Daerah persebaran fauna di Indonesia dibagi menjadi tiga kawasan :


1. Kawasan Indonesia Bagian Barat (Asiatis)
Wilayah Indonesia bagian barat meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, serta pulau-
pulau kecil di sekitarnya. Dikatakan fauna tipe asia karena fauna yang berada di bagian barat ini
memiliki kemiripan dengan negara-negara yang terdapat di Benua Asia.
Ciri-ciri Fauna Asiatis:

 Habitatnya tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali.


 Tidak memiliki kantung
 Hewan mamalia memiliki ukuran tubuh yang cukup besar
 Terdapat berbagai jenis kera
 Terdapat berbagai jenis reptil
 Terdapat berbagai jenis ikan air tawar
 Terdapat hewan/fauna endemik seperti badak bercula satu, burung merak, jalak bali, dan
orang utan
 Terdapat beberapa jenis burung yang berwarna dan memiliki suara yang merdu, seperti
burung enggang.

Contoh :

 Badak jawa ( Rhinoceros ) - Jawa


 Harimau ( Panthera tigris ) - Sumatera
 Orang utan ( pongo pygmaeus ) – Sumatera dan Kalimantan
 Tapir – Sumatera dan Kalimantan
 Burung jalak bali ( Leucopsar rothschildi ) - Bali

2. Kawasan Indonesia Bagian Tengah (Peralihan)


Jenis fauna ini terdapat di antara wilayah Indonesia bagian timur dan Indonesia bagian barat. Di
wilayah ini semua fauna merupakan endemik Indonesia dan tidak terdapat di negara lain
sehingga disebut sebagai fauna tipe peralihan.

Fauna di bagian tengah ini dibatasi oleh garis Wallace di bagian barat dan garis Lydekker di
bagian timur. Di antara kedua garis ini, terdapat garis keseimbangan Weber yang terletak di
sebelah timur Sulawesi.

Ciri-ciri Fauna Peralihan:

 Habitat nya tersebar di pulau-pulau di bagian tengah Indonesia seperti Sulawesi, Maluku,
dan Nusa Tenggara
 Memiliki beraneka ragam jenis reptil.
 Hewan endemik.
 Memiliki beberapa fauna yang mirip dengan fauna australis.
 Terdapat hewan yang hampir punah/ Termasuk hewan yang langka
 Memiliki binatang purba yang masih bertahan

Contoh :

 Anoa pegunungan ( bubalus quarlesi ) & Anoa dataran rendah ( bubalus depressicornis )

- Sulawesi
 Komodo ( varanus komodoensis ) - NTT
 Duyung ( dugong dugon )
 Kuskus beruang - Sulawesi

3. Kawasan Indonesia Bagian Timur (Australis)


Jenis fauna ini terdapat di bagian timur Indonesia, yang terdiri dari Papua dan sekitarnya. Fauna
di bagian timur Indonesia ini memiliki kemiripan dengan fauna Australia, sehingga disebut fauna
tipe Australia. Berikut akan diuraikan mengenai ciri-ciri serta contoh fauna yang berada di
bagian timur:

Ciri Fauna Australis

 Habitatnya tersebar di Maluku dan Papua


 Hewan mamalia memiliki ukuran tubuh yang kecil
 Terdapat berbagai jenis burung dengan warna cerah dan corak yang beragam
 Di wilayah ini, tidak ditemukan adanya kera
 Terdapat banyak binatang berkantung
 Keberadaan jenis air ikan tawar terbatas
 Terdapat hewan yang bertanduk
 Memiliki hewan berkantong

Contoh :

 Kasturi raja ( psittrichas fulgidus )


 Kanguru pohon ( dendrolagus ursinus )
 Burung cendrawasih ekor pita ( astrapia mayeri )
 Burung kasuari gelambir ganda ( casuaris casuarius )
 Dan Burung kakatua raja ( probosciger aterrimus ). Burung di kawasan ini memiliki bulu
yang berwarna-warni.

Anda mungkin juga menyukai