Teks Cerpen
Disusun oleh
SMA N 1 CAWAS
KLATEN
2018
Meningkatkan Keterampilan Menulis Kreatif Siswa melalui
Teks Cerpen
Disusun oleh
SMA N 1 CAWAS
KLATEN
2018
i
PENGESAHAN
hari :
tanggal :
ii
MOTTO
Cobalah untuk tidak menjadi orang sukses, melainkan cobalah menjadi orang yang
berharga.
-(Albert Einstein)-
iii
PERSEMBAHAN
1. Allah Swt,
2. Orang Tua penulis,
3. Ibu Vina Esti Suryani, S.Pd,
4. Bapak Drs. Sahana,
5. Ibu Suprapti Murni,
6. Teman-teman kelas XI MIPA 2,
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-satu.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdullillah atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan nikmat dan rahmat-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah “Meningkatkan Keterampilan Menulis Kreatif Siswa melalui Teks Cerpen
oleh siswa kelas XI MIPA 2 di SMA Negeri 1 Cawas Semester Gasal Tahun
Pelajaran 2018/2019 dengan baik.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak mengalami kendala. Namun,
berkat bantuan, bimbingan, serta arahan dari berbagai pihak, Penulisan makalah ini
dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada.
1. Drs. Sahana M.M selaku Kepala SMA N 1 Cawas yang telah menyediakan
sarana dan prasarana;
2. Vina Esti Suryani, S.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI
MIPA 2 SMAN1 Cawas Tahun Pelajaran 2018/2019 yang telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik;
3. Orang tua penulis selaku pemberi motivasi dan mendukung penulis secara
moral maupun materiil;
4. Teman- teman penulis dan semua pihak yang telah mendukung proses
pembuatan makalah ini.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis terbuka dengan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun.. Terima
kasih.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PENGESAHAN i
MOTTO i
PERSEMBAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 11
B. Rumusan Masalah 12
C. Tujuan Teks Cerpen 12
D. Manfaat 12
BAB II ISI
A. Hakikat Teks Cerpen 14
1. Pengertian Cerpen 14
2. Jenis-Jenis Cerpen 15
3. Ciri-Ciri Cerpen 17
4. Kaidah Kebahasaan Teks Cerpen 18
5. Struktur Teks Cerpen 19
6. Unsur-Unsur Cerpen 20
B. Contoh Cerpen 30
C. Analisis Cerpen 36
1. Struktur Teks Cerpen 36
2. Kaidah Kebahasaan Teks Cerpen 38
3. Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Teks Cerpen 42
vi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 46
B. Saran 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Struktur Teks Cerpen “Penyesalan Pahlawan” Karya Zula Muhammad
Tabel 2.2 Kaidah Kebahasaan Teks Cerpen “Penyesalan Pahlawan” Karya Zula
Muhammad
Tabel 2.3 Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Teks Cerpen “Penyesalan Pahlawan”
Karya Zula Muhammad
ix
DAFTAR GRAFIK
x
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cerita pendek erat hubungannya dengan keterampilan menulis. Dengan
adanya keterampilan tersebut siswa diharapkan mampu mengembangkan
gagasan kreatifnya dalam mengarang sebuah cerita. Pengertian kreativitas
menurut Dreavdahl: Demikian juga dreavdahl (Hurlock, 1978: 325) yang
dikutip dari Ngalimun dkk (2013: 45) mendifinsikan kreativitas
sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru
yang dapat berwujud kreativitas imanjenatif atau sintesis yang mungkin
melibatkan pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa
lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung
memuat unsur-unsur inti tertentu dari (struktur dramatis: eksposisi (pengantar
setting, situasi dan tokoh utamanya); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang
memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan
bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks
(titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung
aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik
dipecahkan); dan moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau
mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya
sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang
mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-
cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks,
atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya
mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan
moral atau pelajaran praktis. Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas
dari sebuah cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya.
12
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat diambil suatu perumusan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana hakikat Cerita Pendek?
2. Bagaimana langkah-langkah menyusun Cerita Pendek?
D. Manfaat
Secara umum, sebuah penelitian haruslah dapat memberikan sebuah
manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat yang diharapkan
dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Manfaat Teoritis
Secara praktis, Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
praktis yang berkaitan dengan hal-hal berikut.
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengalaman berharga dan saran
upaya meningkatkan kemampuan Penulis dalam melaksanakan praktik
penelitian di lapangan mengenai laporan dalam pembelajaran
menginterpretasi makna Cerita Pendek.
13
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca
secara umum mengenai unsur dalam sebuah karya sastra melalui
pendekatan psikologi sastra.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
14
15
Orientas
i
Komplikas
Struktur Teks i
Cerpen
Evaluasi
Resolusi
Koda
Keterangan.
a. Abstrak adalah ringkasan/inti cerita, dalam Teks Cerpen abstrak ini
sifatnya opsional boleh di libatkan atau tidak, tidak jadi masalah.
b. Orientasi adalah pengenalan latar cerita atau bagian pendahuluan
dalam sebuah cerita, baik pengenalan sifat tokoh tempat terjadinya
peristiwa dalam cerita, maupun pengenalan suasana dalam cerita.
c. Komplikasi adalah bagian yang memuat masalah konflik dalam
cerita, masalah mulai timbul karena sebab-akibat rangkaian peistiwa,
kemudian sampai pada klimaks.
d. Evaluasi/ penurunan masalah yaitu struktur konflik yang terjadi yang
mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaian dari konflik
tersebut.
e. Resolusi adalah penyelesaian masalah yaitu struktur teks yang
mengungkapkan solusi yang dialami tokoh atau pelaku.
Koda adalah pelajaran yang bisa dipetik dari cerita oleh si pembaca,
koda ini sifatnya opsional boleh dilibatkan atau pun tidak.
d. Memilih kata-kata
Mengembangkan peristiwa menjadi Teks Cerpen dengan pilihan
kata yang menarik. Pilihan kata yang digunakan dapat menggunakan
kata-kata dari bahasa daerah, bahasa asing , dan bahasa gaya remaja.
Penyesalan Pahlawan
Karya Zula muhammad
aku hiraukan. Semua itu tidak penting, yang lebih penting adalah
memerdekakan bangsaku.
Aku berlari menuju tempat berkumpul. Api unggun dinyalakan. Aku
dan para pejuang lain mengitari api itu. Kupandangi wajah mereka satu-
persatu. Nyaris tidak ada keceriaan yang terlihat. Apa yang aku rasakan
mungkin juga dirasakan mereka, atau bahkan lebih.
“Besok, kita selesaikan semua ini, kita selesaikan tugas kita. Tepat pukul empat
pagi, kita semua berkumpul di sini, bersiap menyerang. Ini komando dari
markas pusat. ”Kita hancurkan kamp-kamp mereka!!” kami terdiam, mencoba
menerka apa yang akan terjadi esok hari.
“kita bagi tim ini menjadi empat kelompok. Kelompok pertama akan dipimpin
Mayor Joko, menyerang dari arah depan. Kelompok kedua dipimpin oleh
Mayor Amir mencari jalan alternatif menyerang dari arah kiri. Kelompok
ketiga saya langsung yang pimpin, juga mencari jalan alternatif meyeberang
sungai menyerang dari sektor kanan. Dan kelompok yang terakhir, kelompok
empat dipimpin oleh Mayor Hasan, membantu kelompok satu. Biar kelompok
satu yang menjadi tim penggedor, setelah itu kelompok empat langsung
menyerang. Kita kejutkan mereka dengan serangan mendadak. Kita tumpas
habis orang-orang biadab itu. Merdeka atau mati!!”
Aku tertegun, namaku disebut. Apakah aku bisa memimpin kelompok
empat? Apakah aku bisa, diumurku yang baru seumuran jagung ini?
“sekarang istirahat. Kumpulkan tenaga. Tenangkan pikiran. Ingat, jam empat
tepat”
Aku matikan api unggun. Semua kembali ke tempat masing-masing.
Aku kembali ke pohon beringinku. Aku lihat arloji. Pukul sepuluh lebih tujuh
menit. Masih ada waktu sekitar enam jam untuk rehat, untuk merasakan hidup
yang mungkin esok tak bisa kurasakan lagi. Aku letakkan senapan. Perlahan
aku rebahkan tubuh penuh lukaku. Terasa sakit, amat sakit. Tapi, akan lebih
sakit lagi jika terus-terusan bangsaku diinjak-injak oleh an*ing-an*ing
Belanda itu.
32
“maksudmu akan ada anak cucu kita yang saling menjajah?” tanyaku semakin
keheranan. Sorot matanya tetap tajam. Seakan ikut membenarkan argumenya.
“begitulah. Apakah itu tidak lebih menyakitkan?” aku terdiam. Ada benarnya
juga omongan Joko. Pasti akan sangat menyakitkan jika sesama saudara
sebangsa akan saling menjajah. Musuh dalam selimut akan lebih sulit
dikalahkan ketimbang musuh yang nampak di depan mata.
“lalu apa yang harus kita lakukan?”
“kita tidak usah ikut dalam pertempuran”
“maksudmu kita lari? Kita bersembunyi? Tidak” jawabanku tegas.
“apa yang kau cari dari pertempuran kali ini. Mustahil kita menang. Mati, itu
yang akan kau dapat”
“walaupun aku mati, aku akan mati dengan terhormat. Mati atau tidak itu
urusan belakang. Aku tidak takut mati. Roda kehidupan biar tetap berjalan.
Kalau setelah ini ada penjajah lagi, itu bukan urusanku. Ini zamanku, biar aku
yang kali ini mengentaskan bangsa dari an*ing-an*ing Belanda. Untuk masa
yang akan datang, itu bukan tanggung jawabku, itu tanggung jawab generasi
mendatang” suaraku meninggi. Aku naik pitam. Darahku mendidih oleh
ocehan-ocehan tak berguna Joko.
“apa kau yakin bangsa ini akan benar-benar merdeka? Dan akan diridhai yang
maha kuasa?” tanyanya tenang.
“merdeka atau tidak itu bukan urusanku. Urusanku hanya terus berjuang dan
berjuang sampai titik darah penghabisan. Diridhai atau tidak tinggal kita lihat
nanti kedepanya”
Aku beranjak pergi, meninggalkannya. Aku tidak ingin terus-terusan terbawa
emosi. Aku tidak ingin termakan omongan tak bergunanya.
Tepat jam empat pagi, kami para pejuang bangsa mulai menyerbu
kamp-kamp musuh. Sesuai rencana. Aku akan menjadi kelompok pembantu
untuk kelompoknya Joko. Jeritan senapan terdengar di mana-mana. Musuh
tidak mengira akan diserang pagi-pagi buta. Dengan sekejap mereka membalas
serangan kami dengan senjata yang tentunya lebih mutakhir.
34
sekarang ini banyak generasi muda kita yang bobrok moralnya. Tidak punya
sopan santun. Miras, nark*ba, po*nografi, tawuran telah meraja-lela. Bukan
tidak mungkin para generasi inilah yang akan menjajah kita masa depan.
Sungguh mengerikan.
Dahulu aku menghadapi penjajah dengan angkat senjata, tapi sekarang
aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat untuk mengusir penjajah ini.
Mungkin kau di sana tertawa puas atas kebenaran prediksikmu. Tapi, aku di
sini sungguh tersakiti dengan kondisi ini.
Di umurku yang sudah renta ini aku sangat tidak kuat melihat
kekacauan di mana-mana. Aku meyesal telah memperjuangkan Republik ini,
Joko. Kalau aku tahu akan jadi sehancur ini, aku tidak akan mau bertempur
waktu itu. Jika para pejuang masih hidup, niscaya mereka juga akan menyesal.
Mereka akan menangis dengan keadaan sekarang.
Jika para generasi muda mau mendengarkan aku, niscaya aku akan
suruh mereka mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif, bukan dengan
Miras, nark*ba, po*nografi, tawuran dan hal negatif lainya, agar dapat
memutus roda ‘penjajahan-merdeka-penjajahan’. Mereka akan aku suruh
merenungkan perjuangan pahlawan waktu itu. Bagaimana seorang pahlawan
yang mau mengorbankan segalanya untuk Republik ini, harta bahkan jiwa,
semua di korbankan. Kalau dipikir rasional, pahlawan berjuang bukan untuk
diri mereka sendiri. Namun untuk para generasinya. Agar generasinya tidak
merasakan pahitnya penjajahan waktu itu. Tapi sekarang apa yang terjadi. Aku
menyesal, Joko. Semoga penyesalanku akan hilang bersama hilangnya roda
‘penjajahan-merdeka-penjajahan’
36
Unsur Intrinsik
No Unsur Intrinsik Kutipan
1. Tema Nasionalisme
Bukti :“lebih dari 300 tahun kita dijajah.
Lebih dari 300 tahun pula kita berjuang,
namun apa hasilnya? Nihil. Tidak pernah
ada hasil” kini tatapannya diarahkan
kepadaku. Begitu tajam. “ini yang terakhir.
Dahulu kita berjuang di masing-masing
daerah tanpa ada persatuan. Esok semua
pelosok di negeri ini akan bangkit dan
menyerang bersama. Kita akan merdeka”
2. Alur/ Plot Alur Campuran (Mundur- Maju)
3. Penokohan dan Penokohan
Perwatakan Bukti : Metode Dramatik
4. Setting/ Latar 1. Latar Tempat
a. Di pohon beringin
43
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa.
1. Teks Cerpen merupakan jenis karya sastra modern yang dihasilkan dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat modern. Teks Cerpen (cerita
pendek) ialah karangan pendek yang berbentuk naratif. Teks Cerpen
mengisahkan sepenggal kehidupan manusia, yang penuh pertikaian,
mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak
mudah dilupakan. Selain itu Teks Cerpen memiliki unsur intrinsik dan
juga unsur ekstrinsik.
2. Langkah menulis cerpen sebenarnya hampir sama ketika kita menulis
novel. Hanya saja perbedaannya jika menulis novel, cerita dibuat panjang
dan masing-masing plot cerita biasanya dibagi menjadi beberapa
bab.Sedangkan ketika menulis cerpen cerita dibuat pendek, tidak terlalu
banyak plot-plot cerita. Hanya menyuguhkan alur cerita dari mulai awal,
konflik, hingga ending atau akhir cerita. Langkah-langkah menulis Teks
Cerpen dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut.
Menetukan tema cerpen, membuat alur cerita, membuat
penokohan yang mendetail dengan penggambaran watak yang
jelas, menentukan setting tempat dan waktu, serta memperindah
gaya bahasa dengan teknik yang benar dan menggunakan
imajinasi agar Cerita Pendek yang tercipta indah dan penuh
kreatifitas.
46
B. Saran
Saran yang ingin disampaikan penulis dalam makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Saran bagi guru
a. Guru hendaknya dapat membiasakan penggunaan metode yang
menuntut siswa agar aktif dalam pembelajaran untuk meluaskan
pengetahuan melalui penelitian.
b. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi harus terus
ditingkatkan agar dapat menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa.
c. Guru diharapkan dapat mengembangkan kreativitas dalam
melaksanakan pembelajaran sehingga keaktifan siswa dapat lebih
ditingkatkan agar dapat lebih memotivasi siswa untuk lebih menjalin
komunikasi yang baik antara siswa dengan siswa ataupun antara guru
dengan siswa.
2. Saran bagi sekolah
a. Sarana dan prasarana serta fasilitas pembelajaran harus dioptimalkan
agar tidak menghambat proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
3. Saran bagi penulis
a. Penelitian mengenai keterampilan menulis kreatif siswa melalui teks
cerpen penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran matematika
hendaknya lebih dikembangkan dengan penggunaan metode-metode
lain yang dapat menunjang kegiatan menulis cerpen yang lebih kreatif.
47
Daftar Pustaka