Oleh Brian
XII IPS 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi seorang
kehidupan sekitarnya.
Salah satu bentuk karya sastra yang membicarakan manusia dengan segala perilaku
dan kepribadiannya dalam kehidupan adalah novel. Membaca karya fiksi berupa novel
berarti kita menikmati cerita, menghibur diri untuk memperoleh kepuasaan batin,
masalah yang mungkin akan kita mengenai gambaran kehidupan dan belajar untuk
Sebagai karya, novel merupakan hasil ungkapan, ide-ide, gagasan dan pengalaman
pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Sebagai karya imajiner, novel menawarkan
Setiap manusia merupakan individu yang berbeda dengan individu lainnya.Ia mempunyai
watak, temperamen, pengalaman, pandangan dan perasaan sendiri yang berbeda dengan lainnya.
Namun demikian, manusia hidup tidak lepas dari manusia lain. Pertemuan antarmanusia yang satu
dengan manusia yang lain tidak jarang menimbulkan konflik, baik konflik antara individu, kelompok
maupun anggota kelompok serta antara anggota kelompok yang satu dan anggotakelompok lain.
Karena sangat kompleksnya, manusia juga sering mengalami konflik dalam dirinya atau konflik batin
sebagai reaksi terhadap situasi sosial di lingkungannya. Dengan kata lain, manusia selalu dihadapkan
pada persoalan-persoalan hidup. Manusia dalam menghadapi persoalan hidupnya, tidak terlepas
dari jiwa manusia itu sendiri.Jiwa di sini meliputi pemikiran, pengetahuan, tanggapan, khalayak dan
jiwa itu sendiri.
Kejadian atau peristiwa yang terdapat dalam karya sastra dihidupkan oleh tokoh-tokoh
sebagai pemegang peran atau pelaku alur.Melalui perilaku tokoh-tokoh yang ditampilkan inilah
seorang pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan problem-problem atau konflik-konflik
yang dihadapinya, baik konflik dengan orang lain, konflik dengan lingkungan, maupun konflik dengan
dirinya sendiri.
1.2 Jangkauan Masalah
Masalah dalam novel “Orang-orang Proyek” yaitu mengisahkan begitu kentalnya ketidak
adilan, korupsi, keserakahan, pada proses pembangunan sebuah proyek jembatan disungai cibawor
pada tahun 1991. Di mana, diwarnai sikap idealis dan kritis kabul yang menentang kasus korupsi
yang dilakukan oleh atasannya. Selain itu, juga terdapat kisah romantisme percintaan antara Kabul
dengan sekretarisnya Wati .
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam analisis novel “Orang-Orang Proyek”yaitu pada bagian-bagian yang
berperan penting dalam novel ini.Dalam hal ini penulis menggunakan unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsiknya saja.
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan
1.6 Manfaat
a. Manfaat secara umum, analisis novel ini dapat memberikan wawasan kepada pembaca maupun
penulis makalah mengenai nilai struktural dan nilai sosial yang ada dalam novel “Orang-orang
Proyek”.
b. Manfaat secara khusus, makalah analisis novel ini merupakan media analisis penulis dalam
memahami hubungan antara nilai struktural dan nilai sosial yang terdapat dalam novel “Orang-orang
Proyek”.
c. Secara teoritis, analisis ini diharapkan dapat memberikan sumbangasih pemahaman dan pemikiran
bagi pengembangan ilmu sastra.
1.7 Definisi Istilah
a. Struktural adalah cara berpikir tentang dunia yang terutama berhubungan dengan
tanggapan dan deskripsi unsur dalam suatu karya sastra (cerpen, novel, roman dan
sebagainya).
b. Nilai sosial adalah nilai kemasyakarakatan yang dimiliki seorang individu mengenai
d. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang mendukung karya sastra dari luar.
BAB II
LANDASAN TEORI
Karya sastra merupakan sebuah karya yang memiliki nilai edukasi, etika, dan
estetika.Karya sastra juga memiliki aspek yang sangat penting, yaitu unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik. Kedua aspek tersebut harus dipandang sama, tidak boleh meletakkan
bahwa unsurintrinsik yang lebih penting dari unsur ekstrinsik begitu juga sebaliknya.
Analisis aspek intrinsik karya sastra ialah analisis mengenai karya sastra itu sendiri tanpa
melihat kaitannya dengan data di luar cipta sastra sastra tersebut, aspek ekstrinsik
1. Tema
Tema merupakan ide yang mendasari suatu cerita yang terbentuk dalam sejumlah ide,
tendens, motif, atau amanat yang sama, yang tidak bertentangan satu dengan yang
lainnya (Sugiarti,2007:37).
Setting merupakan tempat terjadinya peristiwa baik yang berupa fisik, unsure tempat,
sebuah cerita atau dapat dikatakan sebagai suatu jalur lintasan urutan peristiwa yang
4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau
hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan perasaan tertentu dalam hati pembaca.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan hubungan antara tempat atau posisi pencerita dan bagaimana
6. Tokoh
Tokoh merupakan pelaku cerita yang memerankan orang-orang yang ada dalam cerita.
7. Perwatakan
Perwatakan merupakan pemberian sifat baik lahir maupun batin pada seorang pelaku atau
Analisis aspek unsur ekstrinsik ialah analisis karya sastra itu sendiri dari segi isinya,
sastra itu sendiri (Sugiarti, 2007: 22).Aspek ekstrinsik terdiri dari aspek sosial, budaya,
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan penulis dalam analisis ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Dengan adanya metode deskriptif kualitatif maka teknik analisa data dilakukan
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Dengan kata lain proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus
menerus saat melakukan penelitian untuk menghasilkan data sebanyak mungkin.
b. Penyajian Data
Penyajian data adalah penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang
sistematis, sehingga menjadi lebih selektif dan sederhana serta memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan data dan pengambilan tindakan. Dengan proses penyajian data ini peneliti
telah siap dengan data yang telah disederhanakan dan menghasilkan informasi yang sistematis.
c. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini peneliti
mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh dari analisa. Dengan adanya
kesimpulan peneliti akan terasa sempurna karena data yang dihasilkan benar-benar valid atau
maksimal.
BAB IV
PEMBAHASAN
a. Tokoh
Bukti yang menunjukkan bahwa tokoh Kabul merupakan tokoh utama yaitu karena Kabul merupakan
tokoh yang sering muncul. Walaupun dalam awal narasi cerita Pak Tarya yang pertama muncul
dimana sedang bermain suling dipinggir sungai Cibawor, tapi disetiap bagian dalam novel tersebut
tokoh ini selalu berdialog dengan tokoh-tokoh yang ada.
Pada saat ini menunjukkan dimana tokoh Kabul dimunculkan pada awal dialog, yang
mengindikasikan tokoh Kabul adalah tokoh utama.
“Atau menerima Wati juga tidak salah…” (Orang-orang Proyek, 2007: 24).
Kutipan tersebut merupakan narasi bahwa Kabul merasa senang dengan kehadiran Wati karena
dapat menjadi penyeimbang di proyek pembangunan jembatan yang didominasi oleh lelaki. Kabul
juga merasa, bahwa Wati memang teman kerja yang patut diandalkan dan tepat untuk ia
pertahankan.
3) Tokoh Pembantu: Pak Tarya, Basar, Mak Sumeh, Tante Ana, Dalkijo, Kang Martasatang,
Wircumplung, Baldun, Aminah, Biyung dan Yos
b. Tema
Tema dalam novel “Orang-orang Proyek” karya Ahmad Tohari, yaitu mengenai maraknya korupsi
dan ketidak adilan yang dilakukan oleh para pejabat partai politik maupun non partai politik dalam
pembangunan proyek jembatan.Dan mengindikasikan bahwa orang-orang yang berkecimpung
dalam proyek itu identik dengan keserakahan, meraih keuntungan pribadi, tanpa memikirkan
kualitas dari proyeknya tersebut.
c. Alur
Alur yang ada dalam novel “Orang-orang Proyek”, yaitu alur maju. Hal ini dibuktikan oleh beberapa
tahapan sebagai berikut:
Pelukisan awal cerita dalam novel ini didahului oleh narasi yang menceritakan tentang kondisi sungai
Cibawor.
Awal pertikaian ditunjukkan oleh percakapan antara Kabul dan Dalkijo.Di mana mereka saling
berdebap pendapat. Dalkijo menghendaki untuk melakukan korupsi atas proyek pembuatan
jembatan, sedangkan Kabul tidak setuju akan hal tersebut.
Titik puncak cerita didukung oleh perkataan Mak Sumeh yang memojokkan Kabul sehingga Kabul
tersenyum samar,
Puncak permasalahan juga dilakukan Martasatang yang menuduh Kabul telah menjadikan anaknya
tumbal dalam pengecoran jembatan.
4) Resolusi
Resolusi dalam novel ini yaitu dimulai pada saat Kabul merasa tidak tahan dengan sikap keserahan
dan kekonyolan atasannya Dalkijo dan tidak ingin tdrlalu lama terlibat dalam korupsi yang dilakukan
Dalkijo, akhirnya Kabul memilih keluar dari proyek tersebut.
“Maaf Pak. Keputusan saya tak bisa ditarik lagi.Saya keluar!” (Orang-orang Proyek. 2007: 200).
Karena pada saat ini, Kabul merasa bahwa dengan keluar dari pekerjaannya itu, ia terbebas dari
tindak kecurangan yang dilakukan oleh atasannya Dalkijo.
Ketika Kabul keluar dari proyek, Wati merengut agar Kabul memikirkan kedua kali keputusannya itu.
Saat itu Wati sangat kecewa, namun ia berjanji akan tetap menghubungi Wati. Beberapa waktu
kemudian mereka berpacaran dan Wati diajak Kabul menemui Biyungnya karena mereka telah resmi
pacaran.
“Kapan-kapan Wati kujemput, dan kuajak menemui Biyung, emakku.Kamu mau, Wat?” (Orang-orang
Proyek. 2007:202).
5) Keputusan
Pada akhirnya, Kabul memutuskan keluar dari proyek jembatan sungai cibawor dania istirahat
sebentar dari hiruk-pikuk proyek di rumah Biyungnya. Selain itu, ia juga sebenarnya ingin kembali ke
kampus. Hal ini dibuktikan oleh kutipan berikut:
“Sebenarnya aku ingin kembali ke kampus, sebab bekerja di lapangan ternyata berat buatku.Tapi
entahlah bila aku bekerja di proyek milik swasta.” (Orang-orang Proyek. 2007: 201).
d. Penokohan
Mengenai sifat-sifat tokoh yang ada dalam novel, yaitu sebagai berikut:
3) Tokoh Pembantu.
e. Setting
1) Setting tempat
a) Sungai: “…Tapi sampai di pinggir kali ini ternyata air masih keruh…” (Orang-orang Proyek, 2007: 8).
Disini dijelaskan bagaimana suasana tempat pada sungai Cibawor yang kotor dan keadaan air yang
keruh, dan menimbulkan ketidak nyamanan orang yang melihatnya.
b) Warung Mak Sumeh: “Kabul masuk warung Mak Sumeh, menarik kursi sambil minta minuman
kesukaannnya…” (Orang-orang Proyek. 2007: 95).
Pada cuplikan ini, Kabul masuk warung Mak Sumeh dengan langsung mengambil minuman
kesukaannya.
c) Rumah Pak Tarya: “…Kamu mimpi apa tadi malam, Bu, kok sekarang kita menerima tamu orang
penting?...” (Orang-orang Proyek. 2007: 77).
Pada cuplikan ini, dimana pak Tarya berdialog dengan istrinya bahwa ada tamu penting yang datang
kerumahnya.
d) Rumah Wati: “Di pintu Kabul disambut oleh ibu Wati…” (Orang-orang Proyek. 2007: 116).
Pada cuplikan ini, menunjukkan suasana di rumah Wati, dimana Kabul mengunjungi Wati yang
tengah dirundung sakit.
e) Kantor proyek: “Kula nuwun!” ujar Kang Martasatang di depan pintu kantor proyek…” (Orang-orang
Proyek. 2007: 128).
2) Setting waktu
a) Malam hari
“…mala mini Tante Ana muncul di proyek…” (Orang-orang Proyek. 2007: 58).
“Selarut ini Pak Tarya mau mincing?” (Orang-orang Proyek. 2007: 62).
b) Pagi hari
c) Siang hari
“Makan siang yuk. Mas sudah lapar, kan?...” (Orang-orang Proyek. 2007: 97).
d) Malam minggu
“Namun setidaknya Kabul bisa menahan diri ketika malam minggu kemarin Wati mengajaknya
nonton film ke kota.” (Orang-orang Proyek. 2007: 99).
e) Sore hari
“Tapi, tadi sore Wircumplung datang lagi…” (Orang-orang Proyek. 2007: 121).
“Namun ketika pergi memancing sore ini Pak Tarya tidak singgah ke warung Mak Sumeh…” (Orang-
orang Proyek. 2007: 17).
3) Setting suasana
“Sepi. Sehingga terdengar desis air yang menembus celah-celah batu tempat Kabul dan Pak Tarya
duduk..” (Orang-orang Proyek. 2007: 11).
“…Jawabannya ada di warung Mak Sumeh dan warung-warung lain yang sepi..” (Orang-orang
Proyek. 2007: 101).
“Sekali lagi batu-batu besar di pinggir Cibawor yang dipayungi kerindangan pohon mbulu...” (Orang-
orang Proyek. 2007: 17).
“Kegaduhan itu mengundang para pekerja datang. Cak Mun, Kang Acep, Bejo, semua datang.
Mereka membujuk Kang Martasatang dan Wircumplung menghentikan amukan” (Orang-orang
Proyek. 2007: 129).
“Dalkijo menarik kedua kakinya dari atas meja dan membantingnya ke lantai…” (Orang-orang
Proyek. 2007: 200).
f. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam novel tersebut, yaitu sudut pandang orang
ketiga maha tahu. Hal ini dibuktikan oleh pengarang yang selalu menyebut nama tokoh-tokoh
pemeran dalam novel tersebut, di mana seakan-akan pengarang begitu mengerti mengenai
perasaan yang dialami tokoh dalam cerita.
“Kabul menyalami Pak Tarya dengan kata-kata singkat namun disertai perasaan yang dalam dan
berat…” (Orang-orang Proyek. 2007: 215).
“Bagi Pak Tarya impotensi ternyata bisa juga dinikmati..” (Orang-orang Proyek. 2007: 17).
g. Gaya Bahasa
1) Gaya simbolik
“Lelaki itu telah lama menjadikan kerindangan pohon mbulu di tepi Sungai Cibawor…”(Orang-orang
Proyek. 2007: 6).
Dari cuplikan ini menggambarkan dimana Basar mengangguk pada saat mereka berbincang, ini
menandakan bahwa Basar tekah mengerti.
2) Gaya Personifikasi
“…pemancing tua itu merasa dirinya benar-benar hadir dan ikut berdenyut dengan alam di
sekitarnya…” (Orang-orang Proyek. 2007: 6).
“Ketika ujung-ujung ranting yang menggantung itu mulai bergoyang oleh sentuhan angin…” (Orang-
orang Proyek. 2007: 7).
3) Gaya hiperbola
Dibawah ini akan dipaparkan cuplikan dari novel yang mengandung gaya hiperbola yaitu sebagai
berikut:
“Mungkin karena benar-benar larut dalam perjalanan batin yang sangat mengasyikan, dia tak
menyadari ada orang lain hadir hanya beberapa langkahdi sampingnya” (Orang-orang Proyek. 2007:
9).
“…Mata kedua tamunya sudah tampak berkobar…” (Orang-orang Proyek. 2007: 129).
4) Gaya antiklimak
“…Bersamaan dengan tarikan napasnya yang kian melambat, matanya pun mulai terpejam. Lelaki
tua itu tertidur sambil duduk” (Orang-orang Proyek. 2007: 123).
a. Sosial
b. Budaya
c. Agama
d. Ekonomi
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Sebuah karya fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan
kehidupan.Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan
yang kemudian diungkapkannya kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan pandangannya, yang
sangat menarik untuk dianalisis, yaitu dengan analisis aspek intrinsik dan ekstrinsik.
Analisis aspek intrinsik karya sastra ialah analisis mengenai karya sastra itu sendiri tanpa
melihat kaitannya dengan data di luar cipta sastra sastra tersebut, aspek ekstrinsik hanyalah dalam
hubungan menetapkan nilai isinya (Sugiarti,2007:25).Analisis aspek unsur ekstrinsik ialah analisis
karya sastra itu sendiri dari segi isinya, dan sepanjang mungkin melihat kaitannya dengan kenyataan-
kenyataan di luar karya sastra itu sendiri (Sufiarti, 2007: 22).
Saran
Semoga apa yang dianalisis oleh penulis melalui novel “Orang-orang Proyek” karya Ahmad
Tohari ini bisa bermanfaat dengan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, dan dapat digunakan
sebagai referensi maupun contoh untuk menganalisis novel lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anisa.Menganalisis unsure-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan.
(Online).http://natalidopengasih.wordpress.com/2010/05/19/menganalisis-unsur-unsur-intrinsik-
dan-ekstrinsik-novel-indonesia-terjemahan/(Diakses tanggal 03 Juni 2012)
Nuzulia Dian.Strukturalisme.(Online)