Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS NOVEL

HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

Di susun oleh : APRILIA NUR SAADAH


Kelas : XII IPS 3
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati Oleh pembaca

pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal Yang diungkap oleh pengarang

lahir dari pandangan hidup dan daya imajinasi Yang tentu mengandung keterkaitan yang kuat

dengan kehidupan. Oleh karena Itu, karya sastra tidak dapat terlepas dari konteks sejarah dan

sosial budaya dan Pendidikan dalam masyarakat. Ini berarti bahwa karya sastra sesungguhnya

Merupakan konvensimasyarakat.

Berdasarkan pengamatan peneliti, salah satu jenis karya sastra yang Diminati

pembaca dan berkembang dari masa ke masa adalah cerita rekaan Yang terinspirasi dari kisah

nyata (novel sejarah). Cerita rekaan menawarkan berbagai permasalahan manusia dan

kehidupan yang melingkupinya. Bahan penciptaan cerita rekaan dapat diambil dari kehidupan

sosial masyarakat.

Kehidupan yang disajikan pengarang tidak harus sama dengan kehidupan nyata

Karena pada hakikatnya kehidupan yang diceritakan dalam cerita rekaan Bersifat fiksi atau

khayalan. Penciptaan melalui perenungan dan penghayatan Secara intens. Perenungan

terhadap hakikat kehidupan dengan berbagai Permasalahan yang ada dengan penuh kesadaran

dan penghayatan terhadap Permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan, yang

kemudian

Diungkapkan kembali oleh pengarang melalui cerita rekaan sesuai Dengan perenungan

dan penghayatan yang sungguh-Sungguh tentang kehidupan dan permasalahan yang

meliputinya, akan tercipta Suatu karya sastra yang merupakan reaksi terhadap realitas

hidup yang ada.


Corak kehidupan yang diangkat sebagai bahan penciptaan itu mungkin berupa

Kebudayaan, adat istiadat, pandangan hidup, ataupun perilaku masyarakat Dalam

interaksinya dengan lingkungan dan sesama, interaksinya dengan diri Sendiri, serta

interaksinya denganTuhan.

Penggambaran cerita rekaan adakalanya ditampilkan secara rinci Seperti kenyataan

sesungguhnya. Memberi kesan bahwa dunia rekaan adalah Dunia nyata yang disamarkan

melalui nama-nama baik nama tokoh, nama Tempat maupun nama peristiwa.

Hal ini menyebabkan pembaca menjadi Tertarik untuk menafsirkan tokoh-tokoh,

tempat, dan peristiwa yang ada atau Pernah ada pada waktu tertentu. Selain ada kalanya

ditampilkan secara rinci Seperti kenyataan sesungguhnya, penciptaan karya sastra juga

dimungkinkan Terpengaruh oleh karya sastra yang mendahuluinya.

Karya sastra yang Mendahului digunakan sebagai contoh atau teladan bagi karya sastra

Sesudahnya. Pengarang dapat menyetujui atau menyimpangi karya sastra yang

Mendahuluinya karena setiap pengarang mempunyai pandangan sendiri-sendiri Dalam

menghadapipermasalahan.

Dua karya sastra atau lebih yang mengangkat tema yang sama tentu Memiliki persamaan

dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan tersebut Menandakan bahwa setiap pengarang

mempunyai pesan tersendiri yang Disampaikan melalui karyanya.

Persamaan dan perbedaan dalam beberapa Karya sastra dapat dianalisis dengan

menggunakan prinsip intertekstualitas. Prinsip ini dimaksudkan untuk mengkaji teks yang

dianggap memiliki Hubungan tertentu dengan teks lain sehingga dimungkinkan suatu karya

Menjadi hipogram bagi karya sastra selanjutnya.


Analisisintertekstualadalah proses terhadap sejumlah teks yang diduga Mempunyai

bentuk hubungan tertentu, seperti hubungan unsur-unsur intrinsik Karya sastra seperti; ide,

gagasan, peristiwa, plot, penokohan, gaya bahasa, dan Lainnya di antara teks yang

dikaji.Untuk mengetahui hubungan intertekstualitas Antara karya yang satu dan karya yang

lainnya, tentujuga diperlukan metode Perbandingan yang dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah.

Metode Perbandingan ini, yaitu dengan membandingkan unsur, struktur, yang terdapat

Di dalam beberapa karya sastra tersebut dan menganalisanya berdasarkan nilai Yang

terkandung dalam karya tersebut.

Nilai pendidikan dalam sebuah novel berarti suatu ajaran bernilai Luhur yang

mendukung tujuan pendidikan yang digambarkan dalam unsur-Unsur sebuah cerita fiktif

naratif. Novel merupakan salah satu bentuk karya Sastra yang banyak memberikan

penjelasan secara jelas tentang sistem nilai.

Selama ini pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang dilaksanakan Kepada peserta

didik adalah sebatas bagaimana menciptakan peserta didik yang Mempunyai pengetahuan

yang banyak, tanpa harus menerapkan Pengetahuannya tersebut. Analisis intertekstual

novel sejatinya dapat dijadikan Upaya membangun ketertarikan siswa dalam memahami

karya sastra.

Tetapi perlu diingat bahwa untuk bisa mengaplikasikan itu diperlukan pengetahuan Dan

pemahaman atas konstruksi ilmu tersebut, sehingga pengetahuan yang dimiliki tidak
sebatas pada sifat normatif saja tetapi harus diimplementasikan Dalam kehidupan sehari-

harinya.

Banyak novel yang mengangkat tema analisis pendidikan contohnya;

Novel Habis Gelap Terbitlah Terang karya Armijn Pane dan novel ”Perempuan Yang

Mendahului Zaman”karya Khairul Jasmi. Dua novel ini Mengusung tema yang kurang lebih

sama, yaitu kehidupan perempuan terdidik Pada masa pra kemerdekaan, yang

berlatarbelakang keluarga terpandang.

Kedua novel tersebut merupakan novel sejarah yang diangkat dari kisah Kehidupan

tokoh atau pahlawan nasional. Cerita dalam novel tersebut menjadi Menarik berkat

kepiawaian pengarangnya. Penggambaran cerita melalui sudut Pandang tokoh utama

terhadap nilai pendidikan dalam kedua novel ini begitu Hidup.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Linda Wati (2020), tentang

kajian intertekstual, dengan judul tesis Nilai-Nilai Budaya Dan Pendidikan dalam Novel

Pulang Karya Tere Liye dan Anak Rantau Karya

A. Fuadi: Kajian Intertekstual maka hasil penelitian Nilai budaya merantau pada tokoh

ada novel Pulang karya Tere Liye dan novel Anak Rantau karya A. Fuadi terdapat

perbedaan pada tokoh utama dari segi merantau dari unsur Merantau sementara itu

ada persamaan pada tokoh pendukung pada unsur Merantau. Persamaan dan

perbedaan ini juga ditemukan pada pendidikan tokoh Utama kedua novel yang

mendukung budaya merantau. Data nilai pendidikan Lebih banyak dari merantau

karena salah satu unsur merantau adalah untuk Pendidikan.


Berdasarkan hasil dari penelitian di atas, peneliti ingin mengkaji hal yang sama dengan

novel yang berbeda. Penelitian yang peneliti lakukan, Adalah nilai pendidikan yang terdapat

dalam novel. Selanjutnya penulis Menggunakan objek novel Habis Gelap Terbitlah Terang

karya Armijn Pane, dan novel Perempuan yang Mendahului Zaman karya Khairul Jasmi.

Peneliti ingin melihat perbedaan danpersamaan dalam dua novel sejarah tersebut

melalui unsur instrinsik; (1) alur, (2) penokohan, (3) latar, dan mengkaitkanya Dengan

pendidikan yang terkandung dalam kedua novel. Selanjutnya hasil dari Analisis intertekstual

dan nilai pendidikan yang penuis lakukan diharapkan Dapat diimplikasikan pada pejalaran

bahasa Indonesia di SMA.

Novel sejarah yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang” adalah novel yang

diterjemahkan dari kumpulan surat-surat RA Kartini oleh Armijn pane pada tahun 1968.

Armijn Pane lahir pada 18 Agustus 1908, di Sumatera Utara.Beliau merupakan salah seorang

sastrawan terkemuka di Indonesia pada Masa Balai Pustaka.

Pada tahun 1933 bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Amir Hamzah mendirikan

majalah Pujangga Baru yang mampu mengumpulkan penulis-penulis dan pendukung lainnya

dari seluruh penjuru Hindia Belanda untuk memulai sebuah pergerakan modernisme sastra.

Novel “Habis Gelap Terbitlah Terang” dengan tokoh Raden Ajeng Kartini atau yang akrab

dipanggil RA Kartini lahir di Jepara 21 April 1879. Beliau merupakan putri dari Raden Mas

Adipati Sastrodiningrat yang Merupakan Bupati Jepara pada saat itu dan juga cucu dari

Bupati Demak Tjondroningrat. Sejak kecil, RA Kartini selalu memperhatikan

Mengapaperempuan tidak ada yang bersekolah seperti layaknya para pria.


Pertanyaan itu selalu menghantuinya, hingga RA Kartini dewasa. Kaum Perempuan pada

masa itu hanyalah sebagai perhiasan kaum pria dan juga Pengurus rumah tangga saja.

Beliau menilai kaum wanita penuh kehampaan, kegelapan, ketidakberdayaan dan merasa

tidak berguna dimata kaum pria yang Bekerja.

Pada saat berbaur dengan masyarakat, RA Kartini selalu mengajak masyarakat khususnya

kaum perempuan untuk berjuang dan meraih semua Mimpi yang ingin digapai. RA Kartini

selalu memberi semangat kepada kaum Wanita dengan semboyan “Kita harus membuat

sejarah baru, kita mesti menentukan masa depan kita yang sesuai dengan keperluan kita

sebagai kaum Wanita yang harus mendapat pendidikan yang layak seperti halnya kaum Laki-

Laki” semboyan ini selalu terucap dari mulut RA Kartini. Beliau bercita-cita Ingin mengubah

dunia agar derajat pria dan wanita sama.

Novel“ Perempuan yang Mendahului Zaman” merupakan salah satu novel sejarah yang

juga ditulis oleh salah satu wartawan senior di kota Padang yang bernama Khairul Jasmi.

Beliau lahir di Sungayang, Tanah Datar, sumatera Barat, pada 15 Februari1963. Diantara

karya-karyanya adalah Lonceng Cinta di Sekolah Guru, (Gramedia, 2012), Pesona Jilbab dari

Padang (Pemko Padang, 2012), Upaya Memulihkan Ranahminang Pasca Gempa (Kimpraswil

Sumbar-BNPB, 2010), Surau, (Republika, 2005), Eurico Gueteres Melintas Badai Politik

Indonesia, (Sinar Harapan, 2002), Ketika Jenderal Habis Gelap Terbitlah Terang,

(Citrabudaya, 1999).

Novel Perempuan Yang Mendahului Zaman adalah novel biografi Berkisah tentang

seorang pahlawan wanita yang lahir pada tanggal 18 Mei 1901 bernama Rahmah El

Yunusiah. Lahir di salah satu kota kecil provinsi sumatera Barat, kota Padang Panjang.
Rahmah lahir dan dibesarkan di Lingkungan santri, mengantarkan pendiri sekolah

muslimah pertama di Indonesia ini memperoleh gelar Syekhah dari Universitas Al Azhar,

Cairo, Mesir pada tahun 1957. Pada usia 23 tahun saat berkecamuknya idiologi Pendidikan

wanita tidak boleh bersekolah tinggi, atau paham perempuan Tetaplah di bawah laki-laki,

Rahmah muda mendirikan sekolah keputrian yang Bernama Diniyyah Putri.

Sebagai saksi sejarah sampai saat ini Diniyyah Putri Masih berdiri kokoh di kota Padang

Panjang. Sebagai guru, Rahmah tidak Hanya mengajar di kota kelahirannya saja, Padang

Panjang. Kecerdasan, Kegigihan dan ketangguhan Rahmah mengantarkannya melakukan

petualangan pendidikan sampai ke Negeri Jiran Malaysia.

Pada masa penjajahan hal ini tentu butuh perjuangan dan pengorbanan yang sangat

besar. Selain bidang pendidikan, dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, Rahmah

memiliki kontribusi yang tidak bisa dipandang sebelah mata, hingga Bangsa penjajah

mengenal Rangkayo (gelar kehormatan di Minang Kabau) Rahmah dengan sebutan “Ayam

Betina yang Berkokok. Pergulatan Rahmah di Medan tempur sebagai komandan TKR,

dengan pasukan setia yang Menghadang Belanda, melawan Jepang, ditahan, diasingkan dan

menjemput Perempuan-perempuan Minang ke markas Jepang di Medan adalah bagian dari

Jiwa patriotik yang dimilikinya.

Kedua novel di atas, sama-sama mengetengahkan problematika Kehidupan seorang

perempuan dalam memperjuangkan hak nya terutama pada Bidang pendidikan. Pada masa

itu perempuan dipandang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Perjuangan untuk

mendapatkan hak yang sama tergambar jelas pada setiap rangkaian peristiwa dalam novel

ini.
Melihat dari pandangan sejarah dua novel dalam penelitian ini tentu Menjadi hal yang

paling menarik untuk dibahas, karena keduanya adalah novel sejarah yang diangkat dari

biografi tokoh yang diberi gelar kehormatan sebagai Pahlawan Nasional yaitu; RA Kartini dan

Rahmah El Yunusyah. Meskipun Keberadaan kedua tokoh tersebut berada dalam lintas

sosial, budaya dan tahun Yang berbeda, namun dari kedua novel di atas terdapat persamaan

dan Perbedaan yang bisa dilihat dari unsur instrinsik dan ektrinsiknya.
PEMBAHASAN

 Judul : Habis Gelap Terbitlah Terang

 Penulis : Armijn Pane

 Penerbit : Balai Pustaka

 Tahun Terbit : 2008

 Jumlah Halaman : 266

Usur instrinsik:

1.Tema“Habis Gelap Terbitlah Terang”Karya Armijn Pane Buku Ini MenceritakanPerjuangan

Seorang Wanita Dianggap Sederajat Dengan Pria.

2.Tokoh Dan Penokohan

1. R.A. Kartini

2. Pangeran Ario Tjondronegoro

3. P.A.A.Achmad Djajadiningrat

4. R.M.Tumenggung Kusumo Utomo

5. Pangeran Ario Hadiningrat

6. R.M Adipati Ario Sastrodiningrat

7. M.R. Abendanon

8. Sosrokartono

9. Nyonya Ovink Soer

10.Nona Zeehandelaar
11.R.Dewi Sartika

A.R.A.Kartini Sebagai Sosok Perempuan Yang Baik, Gigih Dan TidakMemperdulikan Celaan

Orang Lain Terhadap Dirinya Dan Beliau Terus SajaMelakukan Apa Yang Baik Pada Pikiranya

Dan Beliaupun Seorang PrintisBerjalan, Jadi Kita Sebagai Wanita Yang Harus ,Mendapat

Pendidikan YangCukup Seperti Kaum Laki Laki Itulah Yang Selalu Beliau Sampaikan

UntukMenyemangati Wanita Lainya.

B. R.M. Adipati Ario Sastrodiningrat Beliau Adalah “Sosok Seorang YangBaik,Tegar Dan

Penyayang Ini Di Buktikan Dari Ayahnya Yang MengijinkanKartini Untuk Membaca Buku

Buku Bahasa Belanda Dan Menerima Surat DariTeman Temannya Orang Eropa.

C. Pangeran Ario Tjondronegoro Beliau Adalah Sosok Seorang Yang Baik SukaAkan Kemajuan

Beliau Merupkan Bupati Yang Pertama Mendidik Anak Anak Nya Dengan Pelayaran Barat

D.Sostrokartono Beliau Adalah Seseorang Pendengar Yang Baik, Dibuktikan Dari“Saudara

Laki Lakinya Yaitu Sosrokartono Beliau Selalu Mendengarkan Cita CitaKartini Dengan Rasa

Penuh Perhatian”.

E.M.R. Abendanon Beliau Adalah Seseorang Yang Baik Dan Suka Memberi Nasihat Kepada

Kartini.”Abendanon Selalu Memberi Nasihat Kepada KartiniSupaya Jangan Menunggu

Balasan Rekes,Supaya Terus Mendirikan SekolahSendiri”.

3. Alur/PlotAlur Dalam Novel “Habislah Gelap Terbitlah Terang”. Karya Armijn

PaneMerupakan Alu Maju.

4.Latar/SetingLatar Tempat Itu Berada Di Seklolah H.B.S. Yang Merupakan Sekolah

KartiniDengan Latar Suasana Yang Cukup Sepi Karena Seiring Perjuangan KartiniMengubah

Dunia Banyak Hambatan Yang Memilukan Hatinya.


5. Sudut PandangSudut Pandang Dalam Novel “Habis Gelap Terbitlah Terang” Ini Karya

ArmijnPane Adalah Dari Sudut Pandang Orang Ke -3.

6. Gaya Bahasa Novel Ini Menggunakan Dengan “Bahasa Indonesia”.Ada Tiga Perkara Yang

Membuat Kartini Dan Surat-Suratnya Itu Penting DanPatut Menarik Perhatian, Ialah

Pertama : Cita-Cita’, Kedua : Perjuangan DiJiwanya Dan Perjalanan Rohaninya Yang Berubah

Lambat Laun’. Ketiga : GayaBahasanya.

7. Amanat“Jangan Membedakan Drajat Kaum Laki Laki Dan Perempuan,Terutama DalamHal

Pendidikan, Karena Setiap Manusia Memiliki Hak Yang Sama UntukMenuntut Ilmu”.

“Tiada Awan Dilangit Yang Tetap Selamanya Tiada Mungkin Akan TerusMenerus Terang

Cuaca Sehabis Malam Gelap Gulita Lahir Pagi MembawaKeindahan Kehidupan Manusia

Serupa Alam Air Hujan Yang MenjadikanSebatang Tumbuh Tumbuhan Dan Bertunas

Menumbangkan Yang Lainya DanMendikan Tumbuhan Yang Lainya Dan Menjadikan

Tumbuhan Itu Busuk TiapTiap Harus Kita Doakan Kepada Tuhan: Kekuatan!”.

Unsur ektrinsik

Beberapa kutipan mengenai nilai

Kerohanian/nilai spritual yaitu:

a. Kartini sudah merasa tawakal, sudah Beriman, sudah percaya akan Allah.

b. Manakah boleh aku cinta akan Agamaku, kalau aku tiada kenal, tiada Boleh aku

mengenalnya Qur’an Terlalu suci, tiada boleh Diterjemahkan ke dalam bahasa

Jaupan.

c. Orang yang seibu sebapak Berlawanan, karena berlainan cara Mengabdi kepada

Tuhan Yang Esa Itu.


d. Kasihlah kami akan Tuhan dengan Amal sangatnya, karena sudah Digerakkan-Nya

Nyonya datang ke Tempat kami, lalu kami ketahui Nyonya senang akan kami.

Nilai Material

a. Untung masih diizinkan membaca Buku-buku bahasa Belanda dan Menerima surat-

surat kawannya Orang Eropa. Dari kutipan di atas dapat Ditemukan nilai material

yaitu pada Kalimat, ”masih diizinkan membaca Buku-buku bahasa Belanda.” Sesuai

Dengan pendapat ahli bahwa nilai Material adalah nilai yang berguna bagi Jasmani

manusia atau sering disebut Dengan kebutuhan pokok yang tak bisa Terkecualikan

oleh manusia. Dari Penelitian ini peneliti menjelaskan Bahwa yang menjadi nilai

gunanya ialah membaca buku-buku bahasa Belanda Dikalimat itu dapat kita ketahui

bahwa Tanpa buku kita dapat memperoleh Pendidikan yang sebagai mana biasanya

Generasi muda di masa yang akan Datang.

b. Lain dari membaca Kartini gembira Menulis karangan dalam majalah dan Surat

kabar.Dari kutipan di atas dapat Dijelaskan nilai material yaitu pada Kalimat ”dari

membaca Kartini gembira Menulis karangan dalam majalah dan Surat kabar.” Sesuai

dengan penjelasan Pendapat para ahli bahwa nilai material Itu ialah segalah sesuatu

yang berguna Bagi jasmani manusia (kebutuhan dasar) Dari kalimat itu penulis

mengkaitkan dengan pendapatnya mengenai kalimat Membaca itu adalah salah satu

Kebutuhan terutama oleh anak didik Zaman sekarang untuk memperoleh Pendidikan

yang bagus dan dapat Bersaing di zaman sekarang ini.

c. Masyarakat manusia penuh dengan Barang yang buruk dan kotor, dan Karena

hendak menjahui itu, Banyaklah dia membaca buku, Melayang di dunia angan-

angan.Dari kutipan di atas dapat Dijelaskan nilai materialnya yaitu pada Kalimat
” barang yang buruk dan kotor, dan karena hendak menjahui itu, Banyaklah dia

membaca buku, Melayang di dunia angan-angan” sesuai Dengan penjelasan

pendapat para ahli Bahwa nilai material itu ialah segalah Sesuatu yang berguna bagi

jasmani Manusia (kebutuhan dasar) di kalimat Tersebut peneliti menemukan

persamaan Pendapat mengenai kata materialnya pada kalimat banyaklah membaca

buku agar wawasan penegetahuan kita Bertambah banyak untuk kedepannya.

d. Dapatlah dikatakan bahwa buku Kartini yang kami terbitlah ini, ialah Buku tempat

pegangan pergerakan Perempuan.Dari kutipan di atas dapat Dijelaskan nilai material

yaitu pada

Nilai sosial

1. Sederhana

2. Berteman dengan banyak kalangan

3. Menghormati orang yang lebih tua

4. Gigih dan pemberani

5. Terus belajar dengan giat

Nilai agama

Selalu berpegang teguh dengan agama Islam yang ia percayai dan di tulis dalam bukunya

“Agama harus menjaga kita daripada dosa, tetapi betapa banyaknya dosa diperbuat atas

nama agama?” –Raden Ajeng Kartini


SINOPSIS

Raden Ajeng Kartini atau yang akrab dipanggil RA Kartini lahir di Jepara 21 April 1879.

Beliau merupakan putri dari Raden Mas Adipati Sastrodiningrat yang merupakan Bupati

Jepara pada saat itu dan beliau juga cucu dari Bupati Demak Tjondroningrat.

Sejak kecil, beliau RA Kartini selalu memperhatikan kenapa perempuan tidak ada yang

bersekolah seperti layaknya para pria. Pertanyaan itu selalu menghantuinya, hingga beliau

RA Kartini dewasa ia mulai menemukan jawabnnya. Kaum perempuan pada masa itu

hanyalah sebagai perhiasan kaum pria dan juga pengurus rumah tangga saja. Beliau menilai

kaum wanita penuh kehampaan, kegelapan, ketidakberdayaan dan merasa tidak berguna

dimata kaum pria yang bekerja.

Dalam hati RA Kartini tidak bisa menerima keadaan tersebut meskipun beliau datang

dari keluarga bangsawan. Keluarga bangsawan tidak ada artinya bagi penderitaan yang

dirasakan oleh kaum perempuan. Dimata RA Kartini setiap manusia memiliki derajat yang

sama, RA Kartini juga sering turun untuk berbaur dengan masyarakat yang bercita-cita ingin

merubah kehidupan yang lebih baik dan meningkatkan derajatnya.

Beliau RA Kartini pernah bercita-cita mendirikan sekolah bersama adiknya Kardina atas

bantuan dan masukan dari temannya, Mr. Abendanon. Namun, semua impian itu sia-sia

karena pada tahun 1902 adiknya dipingit dan hal itu tentunya membuat pilu hati RA Kartini.

Pada saat berbaur dengan masyarakat, RA Kartini selalu mengajak masyarakat

khususnya kaum perempuan untuk berjuang dan meraih semua mimpi yang ingin digapai.

RA Kartini selalu memberi semangat kepada kaum wanita dengan semboyan “Kita harus

membuat sejarah baru, kita mesti menentukan masa depan kita yang sesuai dengan
keperluan kita sebagai kaum wanita yang harus mendapat pendidikan yang layak seperti

halnya kaum Laki-laki” semboyan ini selalu terucap dari mulut RA Kartini. Beliau bercita-cita

ingin mengubah dunia yang mana kaum perempuan sama derajatnya dengan kaum pria.

Untuk itu RA Kartini memulai usaha untuk menggapai cita-citanya dengan mengecap

pendidikan.

H.B.S adalah sekolah RA Kartini yang sekolah tersebut setara dengan sekolah kolonial

belanda. Di sekolah tersebut RA Kartini mengalami kejadia yang bekasnya tidak akan hilang

dalam ikatan. Beliau memperhatikan bahwa dia lain dengan gadis eropa dimana gadis eropa

memiliki derajat yang sama dengan kaum lali-laki, sedangkan ia gadis jawa yang terpaku

pada adat dan hanya bisa menurut pada peraturan yang ada.

RA Kartini adalah seorang anak yang suka belajar dan ia juga sadar bahwa masih banyak

lagi pengetahuan yang belum ia ketahui namun dapat dipelajari. RA Kartini memohon

kepada bapaknya untuk terus belajar dalam mencari ilmu meskipun harus ke luar negeri.

Namun sayang usaha yang beliau lakukan tidak mendapat tanggapan dari bapaknya.

Di kampung RA Kartini, wanita yang telah menamatkan sekolah dasarnya wanita itu

tidak boleh keluar rumah dan berjumpa dengan masyarakat khususnya kaum pria. Sebab

adat mereka anak perempuan harus menunggu pingitan dari seorang pria yang tidak

dikenalinya. Itulah alasan mengapa Kartini ingin mengubah sejarah dimana perempuan

sebanding dengan derajat kaum pria.

Waktu dipingit telah datang, hati kartini sangatlah sepi. Pada mulanya kawan-kawan

Kartini yang hendak ke Belanda masih sering mengunjunginya. Namun, lambat laun teman-

temannya tiada lagi datang karena sudah terbang ke Belanda. Kartini pun tiada berkawan

lagi.
Untuk menghilangkan rasa sunyi itu ayahnya mengizinkan Kartini untuk membaca

buku-buku bahasa Belanda dan menerima surat kawannya dari Eropa. Saudara laki-lakinya

yang bernama Sosrokartono sering mendengar cita-cita Kartini dengan penuh perhatian.

Atas sikap saudaranya, Kartini merasa hatinya kembali riang.

Hingga akhirnya kartini berjumpa dengan seorang duda yang sudah memiliki anak, lelaki

itu bernama Raden Adipati Joyoningrat bupati rembang yang akhirnya menjadi suaminya.

Kartini merasa pernikahannya dengan Raden Adipati Joyoningratdapat membantu

menggapai cita-citanya merubah derajat kaum wanita.


PENUTUPAN

A.Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian tentang Refleksi pemikiran pendidikan R.A. Kartini dalam buku

Habis Gelap Terbitlah Terang adalah sebagai

Berikut:

1. Pendidikan adalah suatu proses yang tidak hanya bertujuan untuk

Mencerdaskan akal saja melainkan juga sebagai upaya membentuk Budi

pekerti. Karena manusia yang berakal dan berilmu belum tentu Mempunyai

budi pekerti.

2. Pendidikan menurut R.A. Kartini dalam Buku Habis Gelap Terbitlah Terang

sebagai berikut:

a. Kartini lebih mengutamakan pendidikan moral sebagai tujuan dari pendidikan

b. Guru tak hanya sebagai pengajar melainkan juga pendidik.

c. Pendidikan Perempuan sangat penting karna pendidik pertama Adalah ibu.

d. Keluarga sebagai pendidik

e. Pendidikan mempunyai peran penting untuk memecahkan Persoalan

f. Menuntut Ilmu dan mengamalkannya adalah kewajiban setiap umat Manusia.


B. Saran

Dari uraian diatas penulis melihat banyak hal yang mungkin untuk Disesuaikan dalam

pendidikan menurut pemkirannya R.A. Kartini dalam Buku habis gelap terbitlah terang.

Pemikiran-pemikiran mengenai Pendidikan dalam surat-suratnya kepada sahabat-

sahabatnya di belanda Bisa di jadikan acuan pendidikan untuk saat ini.

1. Kartini lebih mengutamakan pendidikan moral sebagai tujuan dari

Pendidikan.

2. Guru tidak hanya sebagai pengajar melainkan juga pendidik.

3. Pendidikan Perempuan sangat penting karna pendidik pertama adalah Ibu.

4. Keluarga sebagai pendidik

5. Pendidikan mempunyai peran penting untuk memecahkan persoalan

6. Menuntut Ilmu dan mengamalkannya adalah kewajiban setiap umat

Manusia.

C. Penutup

Pendidikan merupakan instrument penting untuk kemajuan bangsa Dan ilmu pengetahuan

sebagai pintu kebahagiaan. Pendidikan juga Berfungsi sebagai proses pembentukan akhlak

mulia namun bila buruk Budi pekertinya maka buruk pula keadaan bangsa tersebut

Anda mungkin juga menyukai