Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH NOVEL

“TANAH SURGA MERAH”

Disusun oleh kelompok 2 kelas 12 IPS 3 :


1. Nadiyah Intan Maharani

2. Naila Mufida Rahma

3. Najwa Aliyah Novita

4. Ratri Revka Azzahrani

5. Tsabita Naila Shahwa

MAN 1 KOTA TANGERANG

Jl. Lamda Raya No.1, RT.05/RW.05, Karawaci Baru, Kec. Karawaci, Kota
Tangerang, Banten 15116

i
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah novel “Tanah Surga Merah”. Penulisan
makalah novel ini bertujuan untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Halimatu Syadiah, S.Pd.,
selaku guru bahasa Indonesia yang telah membimbing kami. Kami harap
makalah novel ini dapat diterima. Oleh karena itu kritik dan saran kami
harapkan

Tangerang, 31 Oktober 2023

Penyusun

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................ 2
Daftar Isi ................................................................................................................. 3
1.1. Identitas ........................................................................................................... 1
1.2. Sinopsis............................................................................................................ 2
1.3. Tema .............................................................................................................. 10
1.4. Alur ................................................................................................................ 10
1.5. Latar............................................................................................................... 11
1.6. Amanat .......................................................................................................... 11
1.7. Penokohan ..................................................................................................... 12
1.8. Nilai-Nilai ...................................................................................................... 17
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 31

iii
4
1.1. Identitas

2. Judul buku : Tanah Surga Merah

3. Jenis buku : Novel

4. Pengarang : Arafat Nur

5. Penerbit : Gramedia

6. Tahun terbit 2017

7. Cetakan ke- : 2 (kedua)


8. Jumlah halaman 307

1
1.2. Sinopsis
Seorang mantan pejuang kemerdekaan bernama Murad yang kembali ke
kampung halamannya setelah 5 tahun berlalu, Murad sangat terkejut
dengan kondisi kampung halamannya yang sudah berubah total
semenjak kepergiannya.

Aceh yang dahulu damai berubah menjadi negeri yang kotor penuh
kemaksiatan dan kerusuhan. Aceh sedang dikuasai oleh para penjahat
yang menjadi penguasa negeri. Kampung halamannya kini dikuasai
Partai Merah yang menginginkan kemerdekaan untuk Aceh. Murad
merupakan orang yang sedang diburu oleh para pemerintah Partai
Merah khususnya, yang berarti kampung halamannya kini menjadi
jurang untuk Murad.

Partai Merah dipimpin oleh Suardin yang merupakan teman


seperjuangan Murad pada masa perang dahulu. Namun, ia menjadi
seseorang yang semena-mena terhadap rakyat. Alasan Murad diburu
oleh partai Merah karena pada suatu hari ia melihat gadis yang tidak lain
merupakan saudara nya dilecehi dan diperkosa oleh Jumadil yang
merupakan teman juga atasan Murad di pasukan perang, Murad yang
melihat kejadian itu terkejut dan langsung menembak Jumadil, hingga
akhirnya Murad diburu oleh Partai Merah dan di cap sebagai pembunuh
dan pengkhianat.

Saat ini Murad tinggal dengan Abduh temanya saat sma. Abduh
merupakan seorang guru yang mengajar sebuah sekolah. Mereka
merupakan sahabat dekat semasa sekolah, saat lulus Abduh melanjutkan

2
kuliah dan menjadi guru, sedangkan Murad mengikuti pelatihan militer
untuk menjadi TNI.

Tujuan murad kembali mendatangi Aceh adalah ia ingin kembali


berjuang untuk mengembalikan Aceh kembali seperti dulu yang sesuai
dengan namanya tanah surga. Murad mendatangi teman
seperjuangannya yang lain yaitu Mukhtar. Sesampainya di rumah
Mukhtar, ia bertemu dengan dua anak perempuan yang memakai baju
lusuh dan keduanya merupakan adik kakak. Murad yang sudah
mengetahui bahwa kedua anak itu merupakan anak Mukhtar
menanyakan dimana keberadaan bapak mereka, lalu mereka menjuk ke
arah pinggir pantai, rupanya Mukhtar sedang menjaring ikan, Murad
mengajak Mukhtar untuk ikut bersamanya berjuang untuk
memerdekakan Aceh dari penguasa Partai Merah. Namun, Murad
menolak karena merasa keluarga nya sangat membutuhkan dirinya dan
ia tidak dapat meninggalkan keluarganya. Keluarga Mukhtar merupakan
keluarga miskin yang jauh dari kata cukup mereka tinggal di gubuk istri
nya bekerja sebagai buruh cuci dan Mukhtar menjaring ikan yang
penghasilannya tidak menentu, Murad sangat prihatin melihat
kehidupan Mukhtar sekarang, Mukhtar merupakan pejuang yang jujur
dan baik namun sekarang ia berkehidupan melarat, sedangkan pejuang
yang (tidak baik) sedang duduk di kursi penguasa dan mereka
memerintah secara tidak adil dan mencuci otak para remaja Aceh
sehingga melakukan perbuatan kebarat baratan
Setelah itu Murad pulang ke rumah Abduh, karena ia tidak mempunyai
apa apa dan Abduh lah saja teman yang mau memberikan ia tinggal
dirumahnya. Sesampainya dirumah, Murad disambut dgn seekor kucing
jantan putih bernama Bambang. Saat ia ingin mengambil baju ganti, ia
melihat Husna (istri Abduh) sedang menggoreng ikan dan Kisti
(anaknya) sedang asik bermain. Husna memberitahu kalau Abduh belom
pulang karena harus melatih anak anak main teater. Selesai berpakaian,
3
Murad mengajak Kisti ke luar perkarangan. Tiba tiba Abduh dikejutkan
kehadiran seorang gadis yang sedang mengacung acungkan sapu, dia
sangat terkejut melihatku dan Kisti. Lalu gadis itu bertanya tanya kepada
Marid karena sosoknya yang baru pertama kali dilihat oleh gadis itu.
Tiba tiba suara derum kereta Abduh terdengar, Husna yang mendengar
derum kereta suaminya langsung keluar dan memanggil anaknya. Ia
tersenyum melihat Murad sedang bercakap cakap dengan gadis
tetangga, Mengetahui kehadiran teman nya yang sudah datang, Murad
mengakhiri obrolan nya dengan gadis itu lalu menghampiri Abduh,
Abduh yang melihat nya langsung bertanya siapa gadis itu?
Tetapi Murad tidak tau, Husna pun menjawab “Si Nanda”. Mereka pun
makan malam, saat makan malam Abduh memberi tau kalau dia selain
menulis novel, dirinya sudah menyelesaikan sebuah naskah drama yang
akan ditampilkan secara terbuka di Lapangan Kota esok sore. Dan dia
mengajak Marid untuk menonton nya.

Saat Murad mencuci pakaian, Nanda menyapa nya, mereka bercakap-


cakap. Setelah itu obrolan mereka pun selesai dan Murad pergi ke dapur
untuk memanaskan makanan. Tiba tiba Nanda datang ke rumahnya
membawa gulai kangkung, Murad pun menerima nya. Lalu Murad
mengajak Nanda untuk datang bersama nya nonton drama yang akan
diselenggarakan nanti sore, Murad mengajak Nanda untuk ikut
bersamanya, tetapi Nanda tidak bisa, ia tidak boleh keluar oleh ibunya
karena ia satu satunya anak perempuan dan ia harus menyiapkan makan
malam, Murad mengajak nya lagi besok pagi, lalu ia menerima
ajakannya.

4
Murad pun pulang kerumah sambil membaca buku yang diberikan
Abduh, lalu terdengarlah suara derum milik Abduh beserta istri dan
anaknya. Husna yang melihat ada kangkung di atas meja langsung
bertanya ke Murad, Ia memberi tahu kalau itu dari Nanda “Tetangga
Sebelah”, Husna langsung berbicara kalau Nanda menyukainya, dan Ia
menyuruh Murad untuk mengajak nya buat nonton drama, tetapi
jawaban dari Murad membuat Husna terkejut dan tidak percaya kalau
Murad sudah mengajaknya tetapi ditolak, bahkan dia sudah mengajak
Nanda untuk pergi besok pagi, sayang nya Murad tidak memiliki Uang.
Mendengar itu Abduh dan istrinya tertawa.

Selepas Ashar dibawalah Murad bersama Abduh, Murad menonton


drama tersebut sampai ia menyadari kalau ada seseorang yang
menguntit nya, ia adalah Saifud berserta 2 begundalnya. Diam diam
Murad bangkit dari tempat itu tetapi gerakan nya mengundang perhatian
orang. Namun segerombolan partai merah menyerang Murad, tetapi
Murad berhasil kabur dari para partai merah tersebut. Saat Murad tiba
dirumah, ia disambut oleh Husna dan Nanda, melihat adanya luka
bengkak pada Murad, Nanda mengobatinya. Mereka berdua
melontarkan banyak pertanyaan mengapa banyak luka padanya, lalu
Murad memberitahu pada mereka. Pada saat malam nya Murad
menceritakan kejadian adanya luka pada tubuhnya kepada Abduh.

Saat subuh sudah menjelang Murad meminta bantuan Abduh untuk


membawa nya ke Dewan Lamhlok, teman seperjuangan mereka dulu
juga yang bernama Hadi Kriet. Abduh memberikan duit untuk Murad
agar kebutuhan hidupnya. Mereka menuju rumah kediaman Hadi Kriet,
Sesampainya mereka, mereka meminta bantuan penjaga gerbang untuk
memanggil Hadi Kriet menemui mereka. Saat munculnya kehadiran
Hadi Kriet, Abduh meninggalkan Murad sendiri. Mereka pun
berbincang. Saat mereka berbincang, Murad meminta bantuannya untuk

5
membawa nya ke tempat Nisam. Hadi Kriet membawa Murad dengan
menggunakan mobilnya. Saat tiba di Batuphat, ia menghentikan
mobilnya, Murad terkejut melihat koran yang terpampang dengan foto
nya tujuh tahun lalu saat dia masih di partai merah dan beritanya,
“Murad si Pembunuh Kejam Sedang Berkeliaran di Lamhlok”. Lalu dia
menyalakan mobilnya dan berjalan ke jalan tanjakan tinggi dan
berbelok, berhenti seketika. Dia menurunkan Murad di hutan belukar.
Karena ia tidak bisa mengantarkan sampai rumah karena takut mobilnya
dikenali oleh penduduk. Murad meminta jaket dan topi agar ia tidak
dikenali oleh penduduk. Murad berjalan kaki selama lima belas menit
untuk mencapai rumah, saat ia merogoh kantong jaketnya, ia
menemukan uang yang jumlahnya tak kurang dua juta rupiah. Saat ia
tiba dirumahnya, dia bertemu ibunya, kakanya bernama Aminah,
berserta anak perempuan nya bernama Nazla. Saat mereka berbincang,
terdengar suara motor, dan dia adalah Halim suami dari Aminah. Halim
melihat Murad langsung memeluk nya. Dan dia bertanya mau pergi
kemana kepada Murad, Murad meminta tolong kepadanya untuk
membawanya ke Sawang, karena ia harus bertemu dengan seseorang.
Setelah mereka berbincang, Murad berpamitan dengan keluarganya dan
ia diantarkan ke Sawang bersama Halim.

Tiba di Sawang, perkarangan rumah Imron. Imron adalah teman murad


langsung menjumpai Imron di halaman belakang rumah, berbincang
mengenai Partai Jingga yang sulit bergerak karena dua calon dewan
disini mendapat tekanan dan ancaman. Gerakan orang partai merah,
mereka memulai kampanye liar dan terang-terangan, mengatasnamakan
dakwah agama. Imron dan murad merencanakan untuk mencari
orangorang yang pikiran nya belum teracuni oleh partai merah. Kamis

6
sore hari murad pergi ke pasar untuk berbelanja. Hingga di pertengahan
jalan murad di hadang oleh tiga sosok pria yang di yakini oleh murad
bahwa mereka termasuk ke kelompok partai merah Murad di keroyok
oleh para pria itu karena mereka yakin bahwa yang mereka temui itu
adalah murad yang di beritakan di koran. Murad si wajahnya licin.
Murad dipukuli berkali-kali sampai hilang keseimbangan. Dan
menyadari bahwa jiwanya sedang terancam ia mengeluarkan pistol
sebagai pertahanan diri nya, dia menembakkannya ke arah kaki kiri si
gemuk.

Murad melangkahkan kakinya meninggalkan kota tanpa terlalu


menghiraukan sakit yang mendera. Ia asal memasuki pekarangan rumah
warga desa, pemilik rumah bertanya siapa dirinya. Murad langsung
memberitahu kepada pemilik rumah dengan alasan ingin ke rumah
saudaranya tapi malah dikepung oleh orang partai merah. Anak pemilik
rumah itu langsung menemui Imron. Imron membawa pergi jauh murad
untuk menemui tukang urut yang berada jauh dari jangkauan orang-
orang. Imran memberitahu murad sejak kejadian itu banyak orang partai
merah mencarinya dan situasi semakin menurunnya di mana-mana
terjadi penembakan dan murah di fitnah sebagai dalang di balik
peristiwa itu.

Murad mengumpat dirumah usman lebih tepatnya ladang milik usman


dalam keadaan terpincang pincang. Partai merah selalu mengecek rumah
usman dan ladangnya tetapi tetap belum menemukan murad. Sampai
akhirnya datanglah dahli utusan dari imran untuk mengajak murad pergi
dari situ dan mengganti baju. Mereka menggunakan kereta dengan
perjalanan 3 jam baru sampai di pemukiman penduduk rumah kayu dan
ternyata ini masih setengah perjalanannya. Setelah sepekan akhirnya
murad sampai dikampung klekklok. Disana murad bertemu dengan
penduduk penduduk yang biasanya tidak ia temukan seperti penduduk

7
berkulit hitam. Tiba tiba dahli mengumumkan kepada penduduk bahwa
murad adalah teungku ghafar sabi orang yang pandai agama yang utusan
dari pemerintah.

Semua orang menjadi sopan dan hormati murad. Murad menginap


dikampung itu dan tidak bisa keluar dari bilik mencari dahli yang tidak
terlihat dan keretanya tidak ada karena orang orang disana ingin terus
mencium tangan murad. Murad berfikir apakah ini permainan imran dan
dahli. Murad bertanya kepada pemuda disana bernama jamal gimana
kehidupan kampung klekklok. Lalu jamal menjawab dahulu terdapat
teungku balah yang mengajari sholat, ngaji dan hukum hukum agama.
Setelah beliau tidak ada penduduk kampung sana menjadi malas
beribadah lagi. Kepala kampung pernah mengutus orang orang untuk
kekota mencari teungku tapi mereka semua tidak pernah kembali karena
difitnah menjadi mata mata.

Karna murad selalu dikejar kejar oleh partai merah akhirnya murad ini
di asingkan di suatu pemukinan yang bernama kampung klekkklok.
Sesampainya murad di kampung klekklok ia tinggal dirumah sahabat
Dahli yg bernama Jamil. Jamal ini sahabat Dahli semasa ia berjuang 5
tahun lalu untuk memerdekakan Aceh, awalny murad datang hanya
untuk menyamar sebagai Teungku. Perasaan awal murad saat tiba di
pemukiman klekklok ia sangat amat bingun ini berada dimana, karna
semasa hidup dia blm pernah bertemu dengan masyarakat seperti disini,
bahkan masyarakat disini tidak tau dimana arah kiblat, bahkan mereka
tidak mengenal apa itu sholat. Padhal Aceh dahulu sebelum murad
tinggali sangat di kenal dengan kota serambi mekah yaitu kota dengan

8
iman yg kuat. Murad selalu bertnya dalam hatinnya kenapa Imran
menyuruh Dahlih membawanny ke kampung aneh ini??

Justru kedatangan murad bisa dibilng membawa musibah bagi murad,


dikarenakan murad dianggap sebagai Teungku yang keramat, jdi setiap murad
lewat murad selalu di segani, dihormati bahkan tangannya selalu di cium oleh
masyarakat penduduk. Karna di anggap keramat murad ini selalu dicari
masyarakat untuk berbagai keluhan bodoh, seperti kehilangan sepedah lahh
murad lah yg dicari masyakat untuk meramal dimanakah sepedah tersebut.
Dengan perkataan asal murad ,murad berkata “sepedah tersebut akan bertemu
dan pencuriny akan mengalami kecelakaan. Dan besoknya murad mendengar
kabar bahwa sepedah tersebut telah ketemu dan benar saja pencurinny
mengalami kecelakaan.

Pada suatu hari ketika murad dan jamil sedang berjalan jalan disekitar desa
ia berpapasan dengan seorng gadis. Gadis cantik tersebut bernama “Jemala”
ternyta gadis tersebut anak dari seorng dari kepala kampung. Jemala
memiliki perawakan yang tinggi dan juga semempai dan padat, paras
wajahnya tidak terlalu bulat, dan rambutnya tidak hitam legam, sejenak
bayangan paras elok gadis itu membuat murad mabuk kepayang. Bibir nya
merah jambu, alami tanpa gincu, tersenyum begitu manis. Membayangkan
dirinya dunia ini benar – benar berubah bagaikan surga.

Suatu saat disaat murad sedang membaca buku novelnya dia dia didatangi
oleh seorng laki laki dengan tergesa gesa untuk dengan mengatakan bahwa
lembu betinnya baru saja melahirkan. Murad di bersedia datang untuk
peusijik demi keberkatan dan keselamatan lembu tersebut. Murad berkata
dalam hatinnya “ritual apalagi ini ya Allah, aku tidak paham dengan ritual
yg ada disini, lembu melahirkan saja ada pemberkatan dan pemberian nama
lembu, sungguh murad sangat amat pusing hingga kepalany akan pecah
jika terus’an tinggal di desa ini.

9
Dengan sangat amat terpaksa akhirnya Murad datang ke rumah seorng
lelaki yg baru saja mendatanginya, Murad di sambut dengan hangat oleh
istri lelaki tersebut, setelah ini tradisinya akan segera dimulai. Murad
dimintai membaca doa doa untuk keselamatan lembu, karna murad
sendiri tidak hafal doa doa akhirnya murad hnya membacakan Alfatiha
saja. Dan sebelum ritual tersebut ternyta secara tiba’ jemala lngsung
menarik tngan murad dan langsung mengajakny pergi, tenryta dia
mengajak murad untuk mengunjungi suatu desa di ujung tenggarraa
desa klekklok. Jadi mereka ber 2 harus melewati hutan rimba dan sungai
untuk mencapai desa diujung tenggara agar sampai didesa tersebut,
sesampainya di desa tersebut akhirnya jemala menjelaskan alesan
kenapa secara tiba” dia mengajak murad untuk mengunjungi desa di
ujung tenggara dikarenakan pasukan partai merah telah sampai di desa
klekklok dan akan, segera memburu murad,jadi alesan itulah jemala
mengajak murad untuk segara ke ujung desa tenggara.

1.3. Tema
Tema yang terkandung dalam novel Tanah Surga Merah karya Arafat Nur
adalah kembalinya seorang mantan aktivis GAM yang berstatus buron ke
Aceh menjelang pemilu. Tujuan Murad kembali ke Aceh sebenarnya adalah
kecintaan terhadap tanah kelahirannya, tetapi momentum kembalinya Murad
ini tidak tepat karena bersamaan dengan masa kampanye pemilu. Statusnya
sebagai buron polisi sangat membahayakan hidupnya.

1.4. Alur
Alur dalam novel Tanah Surga Merahkarya Arafat Nur merupakan Alur maju.
Hal ini karena peristiwa yang terjadi dalam novel ini terjadi secara berurutan.
Cerita dalam novel ini dimulai pada tahap penyituasian, kemudian

10
pemunculan konflik, peningkatan konflik, klimaks, dan diakhiri melalui tahap
penyelesaian. Yaitu dikisahkan perjalanan tokoh utama sejak pertama kali
pulang ke tanah kelahirannya dan diketahui sebagai pemberontak karena
tokoh utama menunjukkan perlawanan kepada pihak penguasa, dan
perjuangan tokoh utama melarikan diri dari kejaran penguasa dikisahkan
berurutan dari awal hingga akhir cerita

1.5. Latar
a. Latar Tempat : Secara umum latar tempat dalam novel Tanah Surga
Merah karya Arafat Nur adalah di Provinsi Aceh. Beberapa tempat yang
digunakan sebagai latar tempat antara lain Lamlhok, Pusong, Lohkala,
Nisam, Panggoi, Bathupat, Simpang Geukuh, Sawang, Pungget, dan
Klekklok.
b. Latar Waktu : Novel Tanah Surga Merah karya Arafat Nur termasuk novel
dengan latar waktu relatif pendek karena hanya membutuhkan waktu
beberapa hari saja, yaitu dari hari Minggu tanggal 9 Februari 2014 hingga
hari Kamis 20 Februari 2014. Diceritakan bahwa pada tanggal tersebut
Murad tiba kembali di Aceh. Pada saat itu adalah dua bulan menjelang masa
pemilihan umum.
c. Latar Suasana : Di dalam Novel Tanah Surga Merah memiliki suasana
yang sangat menegangkan dan dramatis.

1.6. Amanat
Amanat dari cerita novel Tanah surga merah yaitu sikap nasionalisme yang di
miliki oleh seorang murad sangat amat di harus di acungi jempol. Dia tidak
takut mati jika ia di kejar kejar oleh orang partai merah, semangat berjuang
yang di miliki oleh seorang murad untuk memerdekan Aceh itu tidak pernah
putus asa, ia memiliki jika cinta tanah air yang begitu besar hingga ia rela
bersembunyi di suatu desa yang bernama desa klekklok. Di desa itu awalnya
ia hanya untuk bersembunyi dari pencarian orang partai merah, namun sangat

11
amat di sayangkan bajwa strategi yang dia pikirkan tidak berjalan mulus,
melainkan di desa klekklok ia menjadi seorang Teungku

1.7. Penokohan
1. Murad

a. Watak : cinta tanah air

Bukti : “kecintaanku yang begitu besar terhadap tanah kelahiran


justru amat mengecewakan. Namun, aku tetap mencintainya
dengan seluruh jiwa raga dan napasku. Di sinilah ketenangan,
hidup, dan juga matiku, aku tidak bisa hidup di tempat lain,
bagaimanapun makmur dan indahnya negeri itu.”

Analisa : Murad sangat mencintai tanah kelahirannya ia rela mati


demi tanah kelahirannya.

b. Watak : berani dan memiliki perilaku yang baik

Bukti : “inilah aku murad, yang telah menembak teman


seperjuangan yang coba memerkosa seorang gadis belia, aku
juga akan menembak walikota terkutuk, si pemerkosa tanggung
itu.”

Analisis : Murad berani membela kebenaran dan menumpaskan pelaku


kejahatan.

c. Watak : pantang menyerah

Bukti : “kupikir kita belum terlalu tua untuk mengangkat senjata


lagi” ucapku yang membuat langkahnya berhenti.”

Analisa : Kalimat di atas menunjukkan Murad pantang menyerah


untuk berperang kembali.

12
d. Wataknya: berani dan tidak putus asa

Bukti: tiba-tiba saja, aku kalah, marah, dan nekat. Aku bergerak
membabi buta, melawan mereka seperti tingkah orang gila
mengamuk. Aku yang pernah memegang senjata dengan
tubuh kuat, tak bisa terus-terusan menahan pukulan. Aku
membalas pukulan dan tinju mereka, sekalipun tinju yang
lain mengenaiku.

Analisa: Kutipan tersebut yaitu Murad tetap melawan


Saifud dan 3 orang dari partai merah. Walaupun ia sendirian,
ia tidak takut.

2. Abduh
a. Watak : setia kawan
Bukti : “sejak saat itu sesekali aku pun mulai mengunjunginya, dan
terakhir kali untuk bersembunyi di rumahnya sebelum aku melarikan
diri ke Batam. Dia dan istrinya ikut membantu pelarianku di tengah
malam itu; dari memesan tiket bus, mengantarkanku ke terminal,
hingga memberikanku uang untuk kebutuhan selama beberapa hari.”
Analisa : Kalimat di atas membuktikan bahwa Abduh memiliki watak
yang setia kawan karena ia menolong Murad untuk pergi ke Batam
menghindari orang-orang Partai Merah

b. Watak : pintar
Bukti: “Apakah mereka menyita naskah dramanya?”.
“Naskah dramanya selamat. Aku menyimpannya di bagasi kereta
Analisa: Kutipan tersebut yaitu Abduh dari awal sudah memperkirakan
kalau ada kejadian seperti itu, jadi dia menyimpan naskahnya agar tidak
diambil oleh polisi, karena drama tersebut banyak berisi sindiran

13
c. Watak : baik hati

Bukti: “Maaf, aku tak punya banyak uang, “katanya merogoh kantong
celana, kemudian menyelipkan beberapa lembar uang ke saku baju”.
Analisa: Kutipan tersebut yaitu Abduh memberikan uang kepada

Murad saat ingin pergi Lamhlok.

3. Mukhtar

a. Watak : tulus dan baik hati

Bukti : “Orang-orang tulus dan baik hati seperti Mukhtar disingkirkan


oleh partai, dicampakkan begitu saja.”

Analisa : kalimat di atas menunjukkan Mukhtar yang tulus dan baik


hati.

b. Watak : mencintai keluarganya

Bukti : “lihatlah istriku, dua anak perempuanku, dan rumah ini;


bagaimana menurutmu? Apakah aku harus meninggalkannya mati
kelaparan di sini, dan mengangkat senjata lagi, berjuang bersamamu
untuk suatu tujuan yang tidak pasti, lalu mati konyol di tangan
orangorang partai merah, atau di ujung bedil polisi beitu?”

Analisa : kalimat di atas menunjukkan Mukhtar yang sangat


mengkhawatirkan dan selalu ingin menjaga keluarga nya.

4. Husna

a. Watak: penasaran (rasa ingin tahu) dan khawatir.

Bukti: Husna berjongkok sekitar dua langkah di depanku sambil


memperhatikan wajahku dengan pandangannya yang masih
begitu penasaran. “Katakan saja apa yang terjadi?” desaknya.

Analisa: Kutipan tersebut yaitu Husna melontarkan banyak pertanyaan


saat ia melihat wajah Murad lebam dan bengkak

14
5. Nanda

a. Wataknya: perhatian dan peduli

Bukti: Sudah, diam saja, “gadis itu memaksa”. “Sekarang sedang ada
yang merawat, jadi tahan saja.

Analisa: Kutiapan tersebut Nanda mengobati Murad yang


terkena pukulan oleh Saifud anggota partai merah

b. Watak : Baik, dan Ramah

Bukti: Ini ada sedikit gulai kangkung. Suka? Ucapnya meletakkan di


meja dekat lemari makan

Analisa: Kutipan tersebut yaitu Nanda memberikan masakan gulai


kangkung nya kepada Murad

6. Aminah

Watak: Penyayang adik

Bukti: Bagaimana aku tidak memikirkan mu? Kau adikku, dan kita hanya
berdua saja, tak ada saudara lain.”

Analisa: Kutipan tersebut yaitu Aminah mengkhawatirkan Murad yang


tak lama kunjung saat ia masih merantau

15
7. Halim

watak: baik bukti: setelah pamitan pada ibu dan Aminah, aku pun
memakai kembali jaket dan topi yang kubuka selama di dalam rumah. Aku
duduk di boncengan kereta tua Halim yang akan mengantarkan ku sampai
ke tempat tujuan. Kereta yang knalpotnya bocor itu mengeluarkan derum
yang memekakkan telinga
analisa: kutipan yang terdapat yaitu Halim mau mengantarkan Murad ke
Sawang untuk menemui seseorang

8. Imron
Watak: Setia kawan
Bukti: “kebetulan sekali kau datang kemari” kata imron, satu-satu nya
orang yang mendukung kepulanganku ke Aceh.
Analisa: Imron tetap menyambut kedatangan murad Kembali setelah apa
yang terjadi dengan murad

9. Dahli
a. Watak : amanah
Bukti : ”Aku Dahli, utusan Imran, datang untuk menjemputmu,”
Analisa : dari kutipan di atas menunjukkan bahwa Dahli memiliki
watak yang amanah yaitu menyampaikan pesan yang benar
b. Watak : orang kepercayaan murad
Bukti : agaknya Usman juga sudah mengenal lelaki ini dengan cukup
baik sehingga dia langsung menunjuk keberadaanku
Analisa : dari kutipan tersebut menunjukkan bahwa dahli memang
orang kepercayaan Imran karena Usman saja langsung menunjukkan
keberadaannya.

16
10. Jamal
Watak : polos
Bukti : “siapa namamu?”tanyaku sebelum anak itu berlalu ke pintu.
“Namaku Jamil. Aku lahir dan besar di sini dan tak pernah pergi ke mana
mana,” jawabnya polos, tanpa berani menatap ke wajahku langsung.
Analisa : dalam kutipan tersebut menunjukkan bahwa jamil merupakan
seorang pemuda di desa klekklok.

11. Jemala
Watak : cantik dan cerdas
Bukti : “Dia pintar dan cerdas, Teungku. Kami segan dan malu padanya.
Entah bagaimana di usia semuda itu, dia memiliki banyak kelebihan. Di
rumahnya ada banyak buku. kalau tidak berburu, dia suka baca buku
Analisa : Jemala adalah anak perempuan kepala Kampung Klekklok.
perawakannya cantik dan dia adalah gadis yang cerdas.

1.8. Nilai-Nilai
1. Nilai Moral
a. Bukti : “orang yang punya cita cita tentu rajin belajar. Sedangkan
mereka datang ke sekolah bukan untuk belajar, melainkan untuk
bermain dan pacaran. Beralasan bagaimana pacaran dapat
meningkatkan semangat belajar, sebagaimana anjuran sejumlah guru
bodoh yang pikirannya sudah sesat dan kotor. Justru dengan pacaranlah
pikiran mereka bertambah rusuh sehingga tak bisa memusatkan
perhatian pada pelajaran.

17
Analisis: pacaran dapat membuat seseorang tak busa memusatkan
perhatian pada pelajaran.

b. Bukti : “Memang sulit sekali mempercayai kalau kota ini sekarang


dipimpin oleh Suardin, teman seperjuanganku yang sebelumnya pernah
memerkosa seorang gadis tanggung dikampungnya”.

Analisa: Kutipan di atas mencerminkan nilai moral, nilai moral yang


terlihat dari kutipan tersebut adalah pemerkosaan.

c. Bukti: “Belum lagi siswa laki-lakinya sangat bandel dan nakal, berani
melawan guru, terang-terangan menantang.”
Analisa: Kutipan di atas mencerminkan nilai moral yang menunjukkan
sikap manusia terhadap sesamanya

d. Bukti: Dengan Kembali memeluk tubuhnya, aku merasakan bahwa


tempat yang kami tempuh tidak kunjung sampai, dan rasanya aku tidak
tahan, tetapi aku tidak ingin mengeluh, sebab akan menambah susah
orang yang sedang menolongku ini.
Analisa: Nilai moral pada kalimat di atas yaitu kita harus tahu diri jika
ada orang yang sedang menolong kita.

e. Bukti : beberapa anak yang berkali-kali didesak oleh orangtuanya,


tanpa sadar mendekat, meraih tangan kananku dan menciumnya selagi
aku masih terbingung-bingung
Analisa : kutipan tersebut memiliki nilai moral yaitu kita selalu
menghormati orang yang lebih tua dengan mencium tangannya.

18
f. Bukti : “teungku sangat rendah hati sekali,” ucapannya yang sangat
memuji.
Analisa : dalam kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa teungku
memiliki moral yang sangat rendah hati.

g. Bukti : begitu masuk waktu Ashar, aku menyudahi bacaan dan


menandai bagian halaman dengan potongan kertas yang memang sudah
tersedia.
Analisa : dalam kutipan tersebut memiliki nilai moral yaitu pada saat
adzan berkumandang segala aktivitas harus ditunda terlebih dahulu.

h. Bukti : “Anak-anak harus punya adab dengan orang tua dan guru
mengaji.”
Analisis : Kutipan ini mencerminkan nilai moral, nilai moral yang
terlihat dari kutipan tersebut adalah pentingnya adab. Anak-anak harus
dididik adab dari usia dini agar menjadi seseorang yang mengerti adab.
Karena adab itu diatas segalanya. Tanpa adab maka derajat seseorang
akan rendah meskipun dia sangat pandai sekalipun. Oleh karena
sangatlah penting mengajarkan mereka tentang cara menghormati
dengan orang yang lebih tua dari mereka dan menyayangi orang yang
yang lebih kecil dari mereka.

i. Bukti : kebanyakan lelaki, baik remaja maupun dewasa, mengenakan


kemeja agak tua yang pudar warnanya semuanya begitu dan tidak
terkancing, bahkan kebanyakan kancingnya lepas, sehingga
penampilan mereka mengingatkanku pada gaya preman Pasar Nisam
pada tahun 1980-an
Analisis : penduduk warga kampung klekklok memiliki kebiasaan
berpakaian seperti orang zaman tahun 1980-an

2. Nilai Pendidikan

19
a. Bukti : “buku atau kitab adalah sumber segala ilmu dan segala
pengetahuan. Pengetahuan hanya bisa didapat dengan membaca,
ulangnya lagi”
Analisis : segala ilmu dan pengetahuan didapatkan dengan membaca
buku.

b. Bukti: “ Sampai kapanpun Aceh tidak akan maju. Catat itu. Bahkan
seribu tahun lagi. Orang-orangnya akan semakin bodoh dan dijajah
karena mereka tidak menyukai ilmu pengetahuan dan lebih tertarik
pada ilmu sihir!”
Analisis: mempercayai ilmu sihir dapat membuat orang-orang menjadi
bodoh.

c. Bukti : “ini perlu kau camkan, bahwa orang yang duduk menjadi
anggota dewan itu bakal lekas lupa diri, bahkan teman dekatnya sendiri
pun tak bakal dikenali lagi. Kursi dewan itu sebuah kutukan Tuhan!.”
Analisis : kekuasaan dapat membuat kita lupa dengan orang disekitar
kita.

d. Bukti : “ini drama pendidikan, menyangkut situasi sosial sekarang,


kebodohan dan juga kemalasan.
Analisis : drama yang akan ditampilkan bukan hanya untuk hiburan
saja tetapi ada moral pendidikan nya menyangkut situasi sosial
sekarang, kebodohan dan juga kemalasan

e. Bukti : Namun, bagiku kisahnya cukup menarik, terasa ada sesuatu


yang unik dan berbeda. Sama sekali tidak membosankan. Mungkin

20
lantaran gaya penuturannya yang segar serta mudah dipahami.
Sekalipun aku tidak tahu Jepang itu bagaimana posisinya, setelah
membaca novel ini ada sedikit gambaran tentang negara itu melintas
di benakku. Yang kutahu Jepang adalah negara maju di Asia, punya
teknologi tinggi, kaya, orangnya cerdas-cerdas, suka membaca, serta
pernah menendang dan meludahi wajah orang Indonesia sebelum
tahun 1945.
Analisis : saat Murad sedang membaca novel dari Abduh, dalam novel
tersebut menceritakan Jepang, negara yang maju di Asia.

f. Bukti : Selanjutnya terdengar suara dari corong pengeras, “beginilah


bentuk yang wajar peradaban bangsa yang terpuruk, miskin, dan bodoh
ini, sampai-sampai banyak yang beranggapan bahwa membaca itu
hanyalah pekerjaan sia-sia yang tidak ada pahala. Pendapat ini
semakin menyeret mundur lebih jauh, sampai-sampai mereka lebih
menyukai dan mengamalkan ilmu guna-guna daripada ilmu
pengetahuan. Lebih memilih sibuk menyakiti sesamanya lalu merasa
bahagia mendapati orang lain celaka!”.
Analisa : banyak yang beranggapan bahwa membaca itu hanyalah
pekerjaan sia-sia yang tidak ada pahala yang menyebabkan peradaban
bangsa yang terpuruk, miskin, dan bodoh.

g. Bukti : “Dia hanyut dengan buku-buku melanjutkan kuliah


diperguruan tinggi sampai kemudian dia lulus mengikuti ujian
pegawai dan diangkat menjadi guru sejarah”.
Analisa : Kutipan tersebut mencerminkan nilai pendidikan, nilai
pendidikan yang terlihat dari kutipan tersebut adalah seseorang yang
rajin membaca buku, pengetahuannya akan semakin bertambah
sehingga menjadi orang sukses. Membaca buku sangatlah banyak
manfaatnya. Selain bisa mengisi kekosongan, membaca buku juga

21
menambah ilmu bagi kita. Sebaliknya apabila kita malas membaca
buku, kita akan menjadi orang bodoh yang miskin ilmu pengetahuan.

h. Bukti: “Tak ada satupun siswaku yang suka membaca buku. Mereka
semua benar-benar membenci buku.”
Analisa: Kutipan tersebut mencerminkan nilai pendidikan, nilai
pendidikan yang terlihat dari kutipan tersebut adalah tidak menyukai
membaca. Memang benar, membaca adalah hal yang membosankan
bagi sebagian orang. Akan tetapi hal itu tidak berlaku bagi orang yang
benar-benar ingin menuntut ilmu karena orang yang benar-benar ingin
menuntut ilmu akan melawan bosan tersebut sampai membuat ia
ketagihan dalam membaca.

i. Bukti: “Pengetahuan hanya bisa didapat dengan cara belajar atau


membaca. Tidak ada cara lain, hanya dengan membaca ulangnya lagi.
Tidak ada seorang pun manusia di dunia ini yang bisa menjadi pandai
seketika tanpa pernah belajar dan tanpa pernah membaca buku"
Analisa : Kutipan tersebut mencerminkan nilai pendidikan, nilai
pendidikan yang terlihat dari kutipan tersebut adalah belajar dan
membaca adalah pintu kesuksesan. Tanpa belajar dan membaca maka
orang akan bodoh. Oleh karena itu hendaklah belajar dan membaca
jika ingin menjadi orang yang pandai. Karena tidak ada yang langsung
menjadi pandai seketika. Pandai itu butuh usaha.

j. Bukti : “Sampai kapanpun Aceh tidak akan maju. Catat itu. Bahkan
seribu tahun lagi. Orang-orangnya akan semakin bodoh dan dijajah

22
karena mereka tidak menyukai ilmu pengetahuan dan lebih tertarik
pada ilmu sihir”
Analisa : Kutipan tersebut mencerminkan nilai pendidikan, nilai
pendidikan yang terlihat dari kutipan tersebut adalah orang bodoh yang
lebih menyukai sihir daripada ilmu pengetahuan. Membangun sebuah
Negara haruslah dengan ilmu pengetahuan. Jika tidak, maka akan
dijajah oleh Negara lain. Begitu pentingnya ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan akan menuntun kita jalan yang baik, akan memunculkan
ide-ide kreatif, dan sistem dalam subuah Negara pun tidak semenamena
akan tetapi berjalan dengan teratur dan disiplin.
k. Bukti: “Dia tidak pernah sekolah, tidak membaca buku dan Koran, jadi
sulit menjelaskannya. Dia tidak tahu soal penembakan yang kulakukan
pada jumadil, dan tidak pernah tahu apa yang terjadi padaku. Jadi
seolah-olah aku lelaki yang hidupnya wajar saja.”
Analisis : Kutipan ini mencerminkan nilai pendidikan, nilai pendidikan
yang terlihat dari kutipan tersebut adalah membaca dapat memperluas
pengetahuan. Dengan banyak membaca maka kita akan mengetahui
terhadap apa yang terjadi diberbagai belahan dunia sekalipun dan tidak
akan ketinggalan informasi. Apabila malas membaca, maka resikonya
tidak akan pernah mengetahui apa-apa. Oleh karena itu tingkah-laku
pada kutipan tersebut sangatlah tidak baik apabila kita terapkan dalam
kehidupan kita.

l. Bukti : “Mereka itu orang-orang bodoh yang tidak bersekolah, dan tak
pernah mau belajar, Ucapnya dengan raut wajah kesal.”
Analisa : Kutipan tersebut mencerminkan nilai pendidikan, nilai
pendidikan yang terlihat dari kutipan tersebut adalah orang yang tidak
mau belajar dan sekolah. Seperti yang kita ketahui, sokolah adalah suatu
tempat menuntut ilmu sesuai tingkatan-tingkatannya masing-masing,
yaitu dari SD, SMP, SMA, hingga ke Perguruan Tinggi. Sekolah tempat
kita memperoleh ilmu pengetahuan. Jika tidak belajar dan sekolah

23
sangatlah rugi dan masa depannnya juga tidak akan cerah. Ia akan
kesulitan nantinya

m. Bukti : "Anak - anak disini tidak ada yang sekolah, Teungku. Dulu
memang ada sekolah dasar di pungget, hanya dua tiga anak di
Klekklok saja yang sanggup pergi ke sana".
Analisa : kutipan tersebut termasuk nilai pendidikan dikarenakan di
desa klekklok tidak ada yang bersekolah banya dua - tiga orang saja
yang bersekolah, padahal sekolah dasar sangat penting dalam kehidupan
sehari hari.

n. Bukti : “Apakah Teungku juga akan mengajarkan kami mengaji?”


Analisa : dalam kutipan tersebut memiliki nilai Pendidikan yaitu
mengajarkan mengaji agar Masyarakat tersebut memiliki bekal
diakhirat.

o. Bukti : “justru orang orang tadi bilang, Teungku seorang hebat yang
sengaja dikirim pemerintah yang jauh dari dunia luar untuk mengajari
kami mengaji, shalat, dan hukum hukum agama. Teungku seorang
keramat.”
Analisa : dalam kutipan teks tersebut menjelaskan bahwa teungku
dikirim untuk dapat mengajarkan masyarakat klekklok mengaji.

3. Nilai Agama
a. Bukti: “kusadari, sejak aku menjadi pelarian imanku semakin tipis. Aku
senantiasa diliputi rasa putus asa, sedih, dan kecewa yang teramat
dalam terhadap dunia ini.”

24
Analisa: jika kita semakin jauh dari tuhan serta memiliki iman yang
tipis kita akan merasa putus asa, sedih dan kecewa.

b. Bukti: “Didekat situ ada sebuah masjid berhalaman luas yang sepi
tanpa seorang manusia pun. Sejenak aku termenung memandang 46
bangunan berkubah dan berlantai marmer itu, tempat beberapa orang
taat agama masih mendirikan shalat jamaah. Perasaanku jadi tidak
menentu begitu menyadari entah berapa tahun sudah aku tidak tidak
lagi sujud menyentuh lantai masjid.”
Analisa : nilai agama terlihat bahwa beberapa orang yang taat agama
sedang melakukan salat fardhu secara berjamaah.

c. Bukti : “Seusai mendirikan magrib, aku bangkit melipat sajadah, sambil


terus memikirkan Tuhan; dan untuk pertama kalinya aku mulai
mengerjakan shalat setelah begitu lama aku tinggalkan”
Analisa: nilai agama terlihat adalah bertaubat kepada sang pencipta.

d. Bukti : “Sebelum hari siang benar, Usman sudah kembali,


membersihkan dirinya, dan cepat-cepat berkemas-kemas berangkat ke
masjid menunaikan shalat jumat.”

Analisa : Nilai agama yang terlihat dari paragraf tersebut adalah


membersihkan diri sebelum salat jumat.

e. Bukti : “Semua orang islam memang harus shalat”


Analisa : Nilai agama yang terlihat dari kutipan tersebut, dapat kita
ketahui bahwa salat itu wajib bagi umat Islam.

f. Bukti : “Islam menyuruh umatnya membaca. Nabi juga disuruh


membaca oleh Tuhan. Iqra, bacalah dengan nama Tuhanmu. Apa kau
dengar?!” tegas Abduh

25
Analisa : Nilai agama dari kutipan tersebut yaitu Islam menyuruh
umatnya membaca. Nabi juga disuruh membaca oleh Tuhan. Iqra,
bacalah dengan nama Tuhanmu

g. Bukti : Sepeninggalnya, aku mandi tanpa membasuh wajah, lalu


mengenakan pakaian bersih, dan merebahkan diri di ranjang. Aku tidak
mendirikan magrib karena mukaku yang penuh olesan salep tidak bisa
kucuci, dan aku sedang tidak ingin tayamum.
Analisa : Nilai agama tersebut Murad tidak mendirikan magrib karena
mukanya yang penuh dengan salep dan ia tidak ingin tayamum

h. Bukti : sebelah tanganku mengapit kitab suci dan buku tuntunan shalat
ke dada, dan tangan yang satu lagi memegang tongkat dan tasbih.
Analisis : dimanapun keberadaan murad. Ia selalu membawa kitab suci
kemana saja ia pergi.

i. Bukti : aku memasukkan kitab suci, buku tuntunan shalat, dan tasbih
itu ke tas jinjing yang kuterima dari Usman
Analisis : dari kutipan tersebut Murad selalu membawa kemanapun
kitab suci, buku tuntunan shalat dan tasbih kemanapun ia pergi

j. Bukti : “Malam itu kami cuma tertidur sebentar. Selesai mengerjakan


subuh, selagi siap-siap hendak berangkat, kukatakan pada Abduh
bahwa aku harus meminjam novelnya yang belum tuntas ku baca".
Analisis: Kutipan ini mencerminkan nilai agama, terlihat bahwa
seseorang tidak lupa melakukan salat subuh selepas bangun tidur.
Kemudian baru melakukan pekerjaan yang lain. mengawali harinya
dengan salat subuh. Agama mengajarkan kita untuk mengatur waktu

26
sebaik-baiknya yaitu melakukan sesuatu pada waktunya dan
memperbanyak melakukan hal-hal yang baik. Salat merupakan suatu
amalan yang apabila ditinggalkan, sungguh sangatlah rugi.

k. Bukti : Malam itu kami cuma tidur sebentar. Selesai mengerjakan


Subuh, selagi siap-siap hendak berangkat, kukatakan pada Abduh
bahwa aku harus meminjam novelnya yang belum tuntas kubaca.
Analisa : Nilai agama tersebut yaitu Murad dan Abduh menjalankan
sholat Subuh saat sebelum mereka berdua berangkat.

l. Bukti. : Sekalipun aku kurang mengerti drama, selain yang kuingatingat


pada pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dulu, judul drama yang
dibuat Abduh yang cukup mengejutkanku; Bacalah Buku Sebelum
Tuhan Mencabut Nyawamu! Drama ini dibuka dengan petikan firman
Tuhan dalam Alquran 8 ayat pertama surah Al alaq.
Analisa : Nilai agama yang terdapat dari kutipan tersebut yaitu Bacalah
Buku Sebelum Tuhan Mencabut Nyawamu! Drama ini dibuka dengan
petikan firman Tuhan dalam Alquran 8 ayat pertama surah Al alaq.

m. Bukti: “Hohoho, anak muda, kau sungguh tak mengerti. Tuhan


menjadikan manusia untuk taat, bukannya berbuat maksiat!”
Semburnya dengan mata terbelalak.
Analisis: Nilai agama pada kutipan di atas adalah kita sebagai manusia
harus taat kepada Tuhan bukannya untuk berbuat maksiat.

n. Bukti: “Setan bukan saja dari golongan jin. Setan juga ada dari
golongan manusia. Kalian tidak sadar kelakuan diri kalian yang kalian
anggap suci murni itu adalah orang yang dilaknat Tuhan?!”
Analisis: Nilai agama pada kutipan di atas adalah manusia yang tidak
sadar akan perbuatannya melanggar aturan Tuhan dengan mengaggap
diri nya suci tanpa kesalahan yang pernah ia perbuat.

27
a. Nilai Sosial

a. Bukti : “Lho, kenapa nasinya belum dimakan ?”tanya Husna,


Istri Abduh, yang muncul dari dapur bersama Kisti anak
lelakinya. “Ya, sebaiknya kita makan dulu, ajak Abduh tersadar.
“ Sebelum nasinya betul-betul dingin.

Analisa : Nilai sosial yang terlihat dari paragraf tersebut adalah


memuliakan tamu.

b. Nilai sosial
Bukti : “Tak usah dipikirkan, “balasnya seolah tak peduli. “Itulah
artinya persahabatan, harus saling menolong. Mana tahu kelak aku
jatuh susah dan aku harus minta pertolonganmu.”

Analisa : Nilai sosial yang terdapat dalam kutipan tersebut yaitu


persahabatan, harus saling tolong menolong. Mana tahu kelak aku jatuh
susah dan aku harus minta pertolonganmu.”
c. “Bersabarlah. Tidak jauh lagi..” ucapnya memperhatikanku
sesaat yang mengalihkan pegangan pada tempat duduk depan
ketika dia turun mendorong benda ini, tanpa mempedulikan
tenaganya yang begitu banyak terkuras.
Paragraf di atas mencerminkan nilai sosial, nilai sosial yang
terlihat adalah mnolong tanpa pamrih. Kita sebagai makhluk
sosial sangat dianjurkan untuk menolong sesama.
d. Bukti: “Kitalah yang bergerak diam-diam , orang-orang
sepertimu dan aku, harus kerja sama. Kau bisa membantuku di

28
sini untuk menemui beberapa orang yang pikirannya
belum lagi teracun”
Analisa: Nilai social yang terdapat pada kutipan diatas
adalah Murad mengajak Imron untuk mencari orang
yang pikiran nya belum di cuci otak oleh para anggota
partai merah.

e. Bukti : beberapa orang tua yang bertatapan denganku


menundukkan kepala dengan sangat hormat yang
membuat perasaanku semakin tidak enak.
Analisis : kutipan tersebut memiliki nilai sosial yaitu
seseorang yang memiliki kedudukan yang tinggi
seperti teungku akan dihormati dan diperlakukan
dengan baik

f. Bukti : “maafkan kelancanganku, Teungku. Kami


perlu menghormati orang yang akan membawa berkah
dan rahmat bagi kampung kami yang kerap ditimpa
bencana. Teungkulah penyelamat kami !”
Analisa : dalam teks tersebut memiliki nilai nilai sosial yaitu
saling menghormati.

b. Nilai Budaya
a. Bukti: Aku mohon Teungku bersedia datang peusijuk, demi
keberkatan dan keselamatan”

Analisa : Kutipan di atas mencerminkan nilai budaya,


nilai budaya yang terlihat dari kutipan tersebut adalah
kegiatan peusijuk. Peusijuk adalah sebuah adat atau
budaya masyarakat Aceh yang masih dipraktikkan
hingga saat ini.

29
b. Bukti : " Lima tahun lalu, bila hal semacam ini terjadi,
polisi syariat akan menangkapp mereka, membawa ke
panggung hukuman dan mencambuki mereka setelah
ada putusan Mahkamah syariat.
Analisa : Aceh memiliki budaya hukuman syariat seperti
hukuman yang dijalankan oleh Islam.

c. Bukti : kebanyakan lelaki, baik remaja maupun dewasa,


mengenakan kemeja agak tua yang pudar warnanya
semuanya begitu dan tidak terkancing, bahkan kebanyakan
kancingnya lepas, sehingga penampilan mereka
mengingatkanku pada gaya preman Pasar Nisam pada tahun
1980-an
Analisis : penduduk warga kampung klekklok
memiliki kebiasaan berpakaian seperti orang zaman
tahun 1980-an

d. Bukti : “Tapi, Teungku, orang orang disini makan nasi


pakai ikan kering. Kadang hanya dengan gulai

Analisa : desa klekklok memiliki kebiasaan dari zaman


dahulu makan nasi pakai ikan kering.

30
Daftar Pustaka

Arafat Nur. 2017. Tanah Surga Merah. Sumatra Utara : Gramedia

31
32
30
31

Anda mungkin juga menyukai