Anda di halaman 1dari 31

TUGAS SEJARAH SASTRA

MENGANALISIS
SEBUAH ROMAN
PADA ANGKATAN
BALAI PUSTAKA

ANGGOTA KELOMPOK 13 :
1.BAGAS HARI PRATAMA
2. GENDHIS AJENG P
3. ST. KHUSNUL KHOTIMAH

Latar Belakang

Indonesia masih dijajah oleh Beland, sekitar


tahun 1919-an Belanda menciptakan politik
etis atau politik balas budi.
Golongan para priyayi yang bersekolah, dapat
membaca dan menulis sehingga dapat
menerbitkan surat kabar.
Menurut Siregar (1964: 46), munculnya nama
Balai Pustaka tidak terlepas dari sejarah
pendirian Komisi Bacaan Rakyat didirikan oleh
Belanda yang diketuai oleh DR.G.A.J. Hazeu

Tugas Komisi Bacaan


Rakyat, yaitu:

1.

2.

3.

4.

menerbitkan cerita rakyat asli dan dongeng


yang masih tersebar,
menerbitkan buku terjemahan atau saduran
sastra asing yang tidak berbau politik
menerbitkan karya karya pengarang
bangsa Indonesia, dan
mendirikan perpustakaan sekolah di seluruh
pelosok tanah air.

Komisi Bacaan Rakyat bertujuan untuk


membendung kesadarn nasional.
Komisi Bacaan Rakyat berubah menjadi
Kantor Bacaan Rakyat atau Balai Pustaka
pada tahun 1917.
Perubahan nama tersebut membawa hasil
yang positif, yaitu Balai Pustaka dapat
menerbitkan buku buku, baik dari
daerah maupun saduran dan diharapkan
ide pengarang Indonesia menjadi lebih
bebas dengan tema yang bervariasi
Dampak negatifnya adalah Belanda
membuat Nota Rinkes

1.

2.

Balai Pustaka diketuai oleh Dr. D. A. Rinkes


yang selanjutnya oleh Dr. G. W. J. Drewes,
dan Dr. K. A. Hidding dari Belanda.
Dari Indonesia yang menjadi pegawai
rendahan, yaitu Sutan Takdir Alisyahbana,
Arymn Pane, Adinegoro, Nur Sutan Iskandar,
H. B. Jassin, dan WJS. Purwodarminto.
Tugas Balai Pustaka:
menerbitkan majalah secara berkala (Sari
Pustaka, Panji Pustaka, Kejawen dan
Parahiyangan) dan
mengelola penerbitan buku buku yang
sesuai dengan Nota Rinkes,

Pelopor angkatan Balai Pustaka, antara


lain: Nur Sutan Iskandar, Abdul Muis,
Marah Rusli, dan Merari Siregar.

k
i
t
s
i
r
e
t
k
a
r
a

Sebagian besar mengambil tema pokok


kawin paksa, masalah kawin paksa ini
dipengaruhi oleh cita cita dan sikap hidup
masyarakat.
Roman yang diciptakan sesuai dengan
realita masyarakat.
Mengungkapkan pertentangan antara
golongan muda dan golongan tua.
Karya sastra yang muncul didominasi
bentuk roman.

Bahasa yang digunakan bahasa Melayu,


bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
Karya sastra yang dihasilkan diharapkan
bersifat mendidik.
Adanya Nota Rinkes.

Para Pengarang dan Hasil Karyanya

Nur Iskandar adalah seorang tokoh yang melahirkan karangan paling banyak,
sebagai penimbang dan korektor Balai Pustaka, serta mendorong masuknya
semangat cita cita kebangsaan dalam Balai Pustaka

Nur Sutan Iskandar


Hasil karyanya :
1. Abunawas
2. Iman dan Pengasihan
3. Betanam Kacang
4. Tiga Orang Panglima Perang
5. Kasih beramuk Dalam Hati
6. Dua Puluh Tahun Kemudian
7. Anjing Setan
8. Pelik pelik Pendidikan
9. Si Bachil
10. Apa Dayaku Karena Aku Perempuan (roman, 1992)
11. Cinta yang Membawa maut ( roamn bersama Abdul Ager, 1926)
12. Salah Pilih (roman, 1928)
13. Karena Mentua

Merari Siregar
Hasil karyanya :
1. Azab dan Sengsara (1920)
2. Cerita Si Jamin dan Si Johan (saduran dari Justus
Van mauruk, 1918)
3. Cinta dan hawa Nafsu
4. Binasa karena Gadis Pinangan
5. Cerita tentang Busuk dan Wanginya Kota Betawi

Marah Rusli
Hasil karyanya :
1.
Siti Nurbaya (roman, 1992)
2.
La Hami (roman sejarah)
3.
Memang Jodoh
.

Abdul Muis
Hasil karyanya :
1. Salah Asuhan (roman, 1928)
2. Suara Kakaknya
3. Daman Brandal Sekolah
4. Sebatang Kara (terjemahan dari Hector Mallot)
5. Hendak Berbakti

Djamaluddin Adinegoro
Hasil karyanya :
1. Darah Muda (roman, 1927)
2. Asmara Jaya
3. Melawat ke Barat
4. Revolusi dan Kebudayaan (essai)

Tulis Sutan Sati


Hasil Karyanya :
1. Sengsara Membawa Nikmat
2. Saban Nan Aluih
3. Tidak tahu Membalas Guna
4. Rosina (syair)

Aman Datuk Mojoindo


Hasil karyanya :
1. Si Banso Urai (syair)
2. Anak Desa
3. Anak Nelayan
4. Syair Gul Bakali (syair)
5. Hikayat si Miskin
6. Rusmala Dewi
7. Sebabnya Rafiah Tersesat

Muhammad Kasim
Hasil karyanya :
1. Pemandangan Dalam Dunia Anak anak (1928)
2. Bertengkar Berbisik (kumpulan cerpen, 1929)
3. Buah di Kedai Kopi
4. Si Samin
5. Teman Duduk (kumpulan cerpen)

Suman Hasibuan (Hs)


Hasil karyanya :
1. Kasih Tak Terlerai (roman, 1928)
2. Percobaan Setia (roman)
3. Mencari Pencuri Anak Perawan (roman)

Abas Sutan Pamuntjak Nan Sati


Hasil Karyanya :
1. Dengan Melarat (roman, 1926)
2. Pertemuan (roman, 1927)
3. Jambangan ( kumpulan sajak)

SINOPSIS ROMAN

Pertemuan (roman, 1927)


karya Abas Sutan Pamuntjak Nan Sati

Masri ingin segera menyelesaikan sekolahnya serta


melanjutkan sekolahnya ke daerah jawa.akan tetapi
mimpinya terhalang oleh perjodohan antara dia dengan
khamisah anak mamaknya.
Kehidupan keluarga masri dengan wanita yang tidak pernah
dia cintai ternyata berakhir buruk. Karena pengaruh dari
tetangganya, khamisah akhirnya mengguna-gunai
suaminya sendiri. Hingga akhirnya masri dirawat di rumah
sakit, akibat keracunan makanan.
Ayahnya Masri mendengar bahwa kehidupan rumah tangga
anaknya tidak bahagia, akhirnya memberi izin pada
anaknya untuk menceraikan istrinya tersebut.

Di Sibolga, Masri harus menunaikan


tugas barunya, sayangnya ia terpelosok
ke tempat main judi karena
pergaulannya di sana dan
hutangnyamenumpuk
Namun akhirnya ia sadar ,lalu ia
mendapat surat pindah kerja ke Kota
Raja yang ketika itu sedang ramai
melangsungkan usaha amal untuk
korban letusan gunung merapi di Jawa

Karena kegiatan inilah ia bertemu


dengan gadis bernama rasdiana, seorang
guru bantu sekolah gubernemen kelas
dua yang menjadi lawan mainnya dalam
sebuah toil. Sejakitu,terjadilah hubungan
erat diantara keduanya, namun Rasdiana
belum memberikan jawaban.
Karena jawaban tak juga muncul,
akhirnya masri memberi suatu bukti
cinta yaitu dengan lhonga sebagai
tempatnya. Dengan pilihan jika Rasdiana
tidak datang ia akan memilih mati
dengan menceburkan diri ke laut

Masri putus asa dan mencoba menceburkan diri,tiba-tiba


Rasdiana memeluknya dari belakang. Sejak itu,mereka
mengikat janji dan Rasdiana mengijinkan Masri
meminangnya.
Tapi Masri ragu,ia takut ditolak oleh keluarga
Rasdiana,karena rumahnya telah tiris di sana-sini.
dalam situasi seperti ini masri sempat mendapat suatu
hal yang tak terduga yang berasal dari seorang ibu yang
pernah ditolongnya di waktu yang lalu, aisyah namanya.
Dalam pertemuannya dengan aisyah Masri mendapatkan
tawaran untuk menikahi anak gadis aisyah betapa tidak
galau hatinya ketika itu juga ia mendapatkan surat dari
Rasdiana bahwa kekasihnya itu akan dipertemukan
dengan seseorang yang belum dikenalnya. Belum reda
keresahan Masri, tiba-tiba datang sebuah bendi yang
akan menjemput Masri ke rumah Aisyah

Dan betapa terkejutnya Masri, ketika


yangmembukakan pintu adalah
Rasdiana. Kemudian diketahui bahwa
Rasdiana adalah anak gadis
Aisyah.Sebulan kemudian diadakan pesta
pernikahan mereka
Pucukdicinta ulam tiba dan sumur digali
air terbit. Dalam kamar indah tersebutlah
sebuah karya indah yang bertuliskan
Pertemuan

HASIL ANALISIS

a)

ROMAN
Pertemuan (roman, 1927)
karya Abas Sutan Pamuntjak Nan Sati adalah
roman pada angkatan Balai Pustaka.
Bukti bukti yang dapat ditangkap adalah :
Pernikahan tanpa didasari oleh cinta karena
perjodohan
Perjodohan antara masri (tokoh utama )
dengan khamizah (anak mamaknya).

Roman yang diciptakan sesuai dengan realita masyarakat.


Terlihat dari konflik-konlik yang sering terlihat dalam novel adalah konflik
masyarakat.
Konflik antara masri dengan khamisah ( Konflik suami dengan istri)
Cuplikan novel.
Bolehlah dikatakan. Setiap hari khamisah berselisih dengan suaminya. Bila masri
menyuruh khamisah bersegera menyediakan kopi dan makan, strinya akan
meradang. Kalau masri pulang sekolah jaranglah ia mendapat makanan. ( hal. 83 )
Konflik antara masri dengan sutan caniago tetangganya (Konflik dalam masyarakat)
Cuplikan cerita.
maaf saya tidak dapat mengabulkan kehendak sutan caniago, bukan buatan
marahnya sutan caniago kepada masri, sehingga sehari itu juga dia pergi kepada
saudagar-saudagar tempat masri berutang. Mengusut supaya mereka itu menagih
piutangnya itu dengan segeranya.

Mengungkapkan pertentangan antara golongan muda


dan golongan tua.
Golongan muda yang diwakili masri.
izinkanlah hamba meneruskan pelajaran kes sekolah itu,
supaya hamba berusaha dengan sekuat-kuat hamba dari
kini . Sedapat-dapatnya dan alangkah senangnya
kehidupan hamba kelak bila hamba menjadi guru yang
bergaji besar. (hal. 28)

Golonan tua yang diwakili bapak masri.


cukuplah itu masri, sampai sekolah raja ini saja
sudahlah, hendak tinggi, terlalu patah. Lagi pula, sudah
sebelas tahun lamanya kamu belajar. 5 tahun ekolah
periapt dan 6 tahun pula di sekolah raja. Sekarang akan
tambah pula 3 tahun lagi. Tentu kamu, tua dalam sekolah
saja.. ah, tak mungkin masri tak baik tidak dapat dan
tidak mau saya member izinmu pergi bersekolah ke tanah
jawa ( hal. 31)

Bahasa yang digunakan bahasa Melayu,


bahasa indonesia dan bahasa daerah
Bahasa melayu : kereta angin
penyebutan untuk sepeda (hal. 216)
Bahasa daerah : uni sabagai penyebutan
panggilan kakak kepada perempuan.
Bahasa Indonesia : sebagian besar tetap
menggunakan bahasa Indonesia.

Karya sastra yang dihasilkan bersifat mendidik.


Cuplikan dalam novel :
Sejak waktu itu berjanji ia dengan dirinya sendiri
tidak lagi akan memegang-megang kartu dan
seboleh-bolehnya tidak akan berhutang.
Cukuplah sudah kemelaratan yang dideritanya
oleh karena judi.
Dalam notesnya dituliskannya dengan dawat
merah. Berjudi ibu berutang. Berutang pangkal
bencana dan kemelaratan. (hal. 131)

Karya sastra yang muncul didominasi


bentuk roman.
Dari keseluruhan pertemuan memang
berbentuk roman.

Adanya Nota Rinkes.


Cuplikan dalam novel :
Semenjak itu maupun matheus seorang
Kristen dan masri orang islam,
persahabaan keduan anak muda itu
bertanbah karib., sudah seperti dua
saudara lakunya. (hal. 131)

Problematika Balai Pustaka

Balai Pustaka (Ejaan Van Ophuijsen: Balai


Poestaka, bahasa jawa ejaan lama: Bale
Poestaka) adalah sebuah perusahaan penerbitan
dan percetakan milik Negara. Balai Pustaka
didirikan dengan nama Commissie voor de
Volkslectuur (bahasa Belanda.: Komisi Untuk
Bacaan Rakyat ) oleh pemerintah Hindi
Belanda pada tanggal 14 September 1908.
Commissie voor de Voorslectuur kemudian
berubah menjadi Balai Poestaka pada tanggal
22 September 1917.

Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945),


Balai Pustaka tetap eksis namun
menggunakan nama lain yaitu,
Gunseinkanbu Kokumin Tosyokyoku.
Menurut Sawardi, Balai Pustaka
mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan sastra Indonesia
Balai Pustaka mempunyai tujuan untuk
memberikan konsumsi berupa bacaan
kepada rakyat yang berisi tentang politik
pemerintah colonial, sehingga dengan hal
itu Balai Pustaka telah memberikan
informasi tentang ajaran politik kolonial
Belanda

Balai Pustaka didirikan untuk mencegah


pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar
yang dihasilkan oleh sastra Melayu rendah
yang banyak menyoroti kehidupan
penyaian (cabul) dan memilki misi politis
(liar).
Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai
Raja Angkatan Balai Pustaka oleh sebab
banyak karya tulisnya pada masa tersebut
dilihat dari daerah asal kelahiran para
pengarang, bahwa novel novel Indonesia
yang terbit pada angkatan ini adalah novel
Sumatera, dengan Minangkabau sebagai
titik pusatnya

Novel Siti Nurbaya dan Salah Asuhan


menjadi karya yang cukup penting.
Keduanya menampilkan kritik tajam
terhadap adat istiadat dan tradisi kolot
yang membelenggu. Dalam
perkembangannya, tema tema inilah
yang banyak diikuti oleh penulis penulis
lainnya pada masa itu.

SEKIAN
TERIMA
KASIH
^_^
Balai puataka

Anda mungkin juga menyukai