Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AKHIR STILISTIKA

ANALISIS PENGGUNAAN MAJAS


DALAM NOVEL “HUJAN” KARYA TERE LIYE

DISUSUN OLEH:

MUH. MUHIZAR NUGRAHA


F011201037

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sastra adalah karya manusia yang berasal dari pikiran atau imajinasi penulis. Bahasa adalah
alat komunikasi atau penghubung antara satu dengan lainnya. Salah satu bentuk karya sastra
adalah novel. Istilah novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang berarti sebuah barang
baru yang yang kecil. Menurut Kosasih (2008:223), Novel adalah karya imajinatif yang
mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh.
Kisah dalam novel berawal dari kemunculan suatu persoalan yang dialami tokoh hingga
tahap penyelesaiannya. Warren (dalam Tarigan, 1984) mengemukakan bahwa, tidak dapat
dibayangkan komposisi yang dibangun oleh pengarang dalam imajinasi sehingga
menghasilkan karya sastra yang utuh dalam suatu kesatuan yang terdiri atas unsur intrinsik.

Unsur yang juga berperan dalam karya sastra adalah gaya bahasa dari masing-masing penulis.
Gaya bahasa seorang penulis lah yang dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan
pembacanya. Bila seorang penulis pandai dalam menggunakan gaya pengungkapan melalui
pemilihan kata dan kalimat secara tepat dan menarik maka sangat mungkin bagi dirinya
untuk merebut hati dan perasaan pembaca. Penggunaan gaya bahasa tersebut mungkin
muncul secara sengaja oleh pengarang dan mungkin pula timbul dengan serta merta ketika
pengarang mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaannya pada karyanya tersebut. Gaya
bahasa yang digunakan pengarang harus merupakan gagasan pengarang. Berdasarkan
pendapat Eddy (1983:109), bahwa gagasan dalam karya sastra disampaikan secara implisit
melalui simbol, kiasan, dan kesan keadaan atau perbuatan. Dalam penelitian ini membahas
mengenai penggunaan gaya bahasa pada karya sastra khususnya novel.

Salah satu karya sastra ini berasal dari pengarang novel yang terbilang terkenal, dia sudah
menerbitkan banyak buku salah satunya novel yang berjudul “Hujan” ini. Pada novel tersebut
mengisahkan sebuah kisah cinta dan perjuangan hidup seorang perempuan yang terkena
bencana alam dan membuat gadis itu menjadi yatim piatu, ia bernama Lail.

2. Rumusan Masalah
Apa majas yang digunakan dalam novel “Hujan” karya Tere Liye?

3. Tujuan Pembahasan
Mengetahui apa majas yang digunakan dalam novel “Hujan” karya Tere Liye.
BAB II
PEMBAHASAN

STILISTIKA DALAM NOVEL HUJAN KARYA TERE LIYE

- Deskripsi Bentuk Bahasa Figuratif


Bentuk Bahasa Figuratif yang terdapat pada novel Hujan sebagai berikut:
1)Majas Perbandingan
Majas perbandingan yang dibahas dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga macam yaitu
majas simile, majas metafora, dan majas personifikasi.
a. Simile
Simile adalah perbandingan sesuatu dengan sesuatu yang berlainan yang dianggap sama atau
hampir serupa dengan bentuk atau hal yang dimaksudkan. Berdasarkan kajian majas simile,
maka dapat disimpulkan pada novel Hujan terdapat ungkapan yang membandingkan dua hal
yang tidak disajikan secara tersirat, yakni pada sebagai berikut : Dan terakhir, Lail
bersalaman dengan putri Wali Kota yang mengenakan gaun indah. Remaja itu sepantaran
dengannya, terlihat sangat cantik. Matanya biru, hidungnya mancung, lesung pipi yang
menawan, seperti putri dalam cerita dongeng (Liye, 2016:99).

b. Metafora
Metafora merupakan majas perbandingan yang membandingkan suatu objeknya secara
langsung sehingga makna yang terkandung di dalamnya bisa dipahami dengan mudah.
Berdasarkan kajian majas metafora, maka dapat disimpulkan pada novel Hujan terdapat
ungkapan yang membandingkan dua hal yang secara langsung, yakni sebagai berikut :
Stadion ramai oleh lautan manusia saat mereka tiba (Liye, 2016:45).

c. Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-
barang yang tidak bernyawa seolah- olah memiliki sifat manusia. Berdasarkan kajian majas
personifikasi, maka dapat disimpulkan pada novel Hujan terdapat penggambaran benda mati
seolah hidup seperti manusia, yakni sebagai berikut : Empat puluh detik yang terasa lama
sekali, atap lorong akhirnya berhenti runtuh mengejar penumpang. Lantai lorong kereta
kembali solid, tidak bergoyang (Liye, 2016:26).
2)Majas Pertautan
Majas pertautan yang dibahas dalam novel ini dibedakan menjadi dua macam yaitu majas
metonimia, dan sinekdoki.

a. Metonimia
Metonimia merupakan sebuah majas yang menggunakan sebuah kata untuk menyatakan
sesuatu dengan yang lain, yang masih dapat dikaitkan sebagai penggantinya atau dengan
menggantikannya dengan nama yang lain yang berdasarkan sifatnya. Berdasarkan kajian
majas tersebut, maka dapat disimpulkan pada novel Hujan, tidak terdapat pengungkapan kata
yang menggantikan dengan nama lain berdasarkan sifatnya.

b. Sinekdoki
Sinekdoki merupakan majas yang menyebutkan sebagian sebagai pengganti nama seluruhnya
atau sebaliknya. Berdasarkan kajian majas sinekdoki, maka dapat disimpulkan bahwa pada
novel Hujan terdapat ungkapan yang mengemukakan sepatah dua patah kata yang merupakan
perwakilan merek, macam, atau lainnya yang merupakan satu kesatuan dari sebuah kata,
yakni sebagai berikut :
Satu-dua kali Lail dan Maryam harus berbelok, mengambil jalan memutar, agar tidak
bertemu kerumunan yang sedang mengamuk (Liye, 2016:218).
BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis novel “Hujan” karya Tere Liye dalam
penggunaan bentuk bahasa figuratif yang ada didalamnya. Ditemukan penggunaan majas
perbandingan dan pertautan dalam novel “Hujan” karya Tere Liye ini.

II. Saran
Untuk saran lebih ditujukan pada penulis agar dapat lebih baik lagi menganalisis bentuk-
bentuk bahasa figuratif yang ada di dalam karya sastra.
DAFTAR PUSTAKA

Nurajizah, S. 2021. “Pemggunaan Majas Dalam Novel Satu Hari Di 2018 Karya Boy
Chandra”. Jurnal Diksatrasia 5 (2) : (285-291)

Susanti, N, dkk. 2013. “Majas Dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere Liye”. Hal.
356-362.

Purwati, dkk. 2018. “Menganalisis Gaya Bahasa Metafora dalam Novel “Laskar Pelangi”
Karya Andre Hirata”. Parole : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1(3) : (291-
302).

Haslinda. 2019. Kajian Apresiasi Prosa Fiksi Berbasis kearifan Lokal Makassar. Makassar :
LPP Unismuh makassar.

Anda mungkin juga menyukai