Anda di halaman 1dari 3

Napoleon Dari Tanah Rencong

#Struktur#

Orientasi : ismail syekh memiliki ibu yang bernama cut manyak. Ismail
merupakan anak pertama dari 4 bersaudara, nama adik-adik ismail syekh adalah
Ibrahim, Hasan, dan Yacob, Ismail menghabiskan waktunya hanya untuk empat
perkara: mengajar mengaji, bekerja, mengajar mengaji, dan bekerja. Mereka
tinggal di desa yang menganut budaya agama islam.

Pengungkapan : pada suatu malam pasukan belanda menduduki wilayah desa


mereka. Pasukan belanda melanggar norma-norma budaya mereka. Hal itu
membuat hasan dan warga desa sangat geram.

Pengenalan konflik : setelah berhasil menduduki desa yang ditinggali ismail dan
hasan, belanda berhasil menduduki wilayah aceh. Kemudian ada seorang
ulamah yang bernama Teungku Daud Beureueh. Ia mengeluarkan fatwah bahwa
perang melawan belanda merupakan jihad di jalan allah swt.

Puncak konflik : Teungku Daud Beureueh ditangkap oleh pasukan belanda. Hal
itu membuat warga aceh semakin geram. Akhirnya hasan dan syekh ismail
memutuskan untuk bergabung Pasukan ulamah seluruh aceh (PUSA). PUSA
dibantu dengan warga aceh mereka berperang melawan belanda.

Resolusi : Belanda berhasil dikalahkan. Semua orang bersorak takbir. Tetapi


sayangnya hasan tewas dalam peperangan melawan belanda
#Unsur kebahasaan#

1. Mengunakan konjungsi temporal dan kronologis


 Kehidupannya sejak kecil dengan dua kakak dan seorang adik yang
semuanya lelaki
 Tuntutan itu akhirnya di kabul kan Pemerintah Indonesia sehingga
Provinsi DI Aceh kemudian berdiri pada 26 Mei 1959.
 Ismail menyapa lembut sambil duduk perlahan di belakang pung
gung adiknya
 Kalau di sana ada Napoleon sebagai panglima perang yang jago,
lalu apa bedanya dengan Bapak di Aceh?
2. Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan
(kata kerja material)
Daud langsung bangkit dari posisi duduknya dan berlari ke luar meunasah
yang masih hujan deras di bawah pandangan heran Teungku Ilyas dan
para serdadu
3. Menggunakan banyak kata kerja yang menunjukan kalimat tak langsung
(kata kerja mental).
 Ibrahim tak bisa berkomentar lain kecuali menyatakan kekalahan
pasrah
 Bahkan kadang-kadang Hasan menanyakan tugas itu kepadanya
4. Menggunakan kata kerja menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh
 Tuhan kelihatannya masih menginginkan mereka harus lebih
tangguh dan sabar
 Hasan sedikit aman karena tak terlihat dari seberang, kondisi sama
yang membuatnya terkecoh beberapa menit lalu karena
menganggap tak ada lawan di ujung seberang.
5. Menggunakan banyak dialog
”Ada apa, Komandan?” tanya Bustanil Ariin. ”Saya khawatir jika
Belanda betul-betul mengerahkan seluruh kemampuannya, jalan raya
Medan-Aceh bisa jatuh ke tangan mereka. Kalau itu terjadi seluruh
personil harus mundur ke titik pertahanan beri kutnya, yaitu Jembatan
Stabat. Bagaimana menurutmu Bus?” ”Semoga Letnan Usman Tamin
bukan hanya bisa memperlambat gerak lawan, melainkan juga
mematahkan niat mereka, Kep!” Bustanil terlihat ragu-ragu, ”Kalau tidak
...” ”Ya, aku mengerti maksudmu,” jawab Hasan Saleh kembali mengem
buskan napas panjang.
6. Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh tempat dan
suasana
Dusun Pulo Kameng, akhir 1920-an ”Saaan...!” Tak ada jawaban.
”Hasannnn....!” Jelujur urat leher Ismail Syekh yang membayang terlihat
kontras dengan wajahnya yang tenang. Pemuda berusia hampir 20 tahun
itu sebetulnya bukan tipe orang yang suka berteriak. Warga Dusun Pulo
Kameng yang berada di wilayah Desa Metareuem mengenalnya se bagai
pemuda yang berperangai lembut. Kata-katanya selalu rapi terjaga.
Banyak yang memperkirakan Ismail akan melanjutkan jejak kakeknya
Teungku Chik di Dalueng sebagai guru agama, pelanjut para nabi. Ibadah
Ismail sangat rajin untuk ukuran anak muda Dusun Pulo Kameng. Terlalu
rajin malah.

Anda mungkin juga menyukai