Anda di halaman 1dari 3

Nama : Arzettio Kinasih Amungkasi

Kelas : 9H
No. Absen : 05
Hari/Tanggal : Kamis, 16 September 2021
Tugas : Buku Paket Halaman 60, 61, dan 62

Halaman 60

Pertanyaan Identifikasi :
1. Apakah judul cerpen menarik orang untuk membacanya?
Jawaban :
Ya, menarik. Karena “Pohon Keramat” membuat orang menjadi penasaran. Bagaimana sih
pohon keramat itu, dan mengapa disebut keramat.

2. Apakah judul cerpen mencerminkan isi cerpen?


Jawaban :
Ya, mencerminkan isi cerpen. Pohon Keramat adalah cerita tentang legenda Mbah Jayasakti
yang menjelma menjadi Pohon Keramat, meski akhirnya dilanggar orang. Akhirnya tahu,
setelah ada bencana besar, ternyata pohon-pohon di gunung adalah pohon-pohon keramat
yang bisa mencegah bencana alam dan bencana sosial.

3. Pada akhirnya, apakah yang dimaksud dengan “keramat” yang ingin disampaikan dalam
cerpen itu?
Jawaban :
Yang dimaksud dengan ‘Keramat’ adalah sesuatu yang harus dilindungi. Karena pepohonan
ini yang berada di Gunung Beser memengaruhi hidup warga sekitarnya, dan kalau tidak
dilindungi akan membuat kualat atau mendatangkan bencana.

4. Penceritaan cerpen atau sudut pandang (point of view) cerpen ini diceritakan berdasarkan
teknik apa?
Jawaban :
Penceritaan cerpen Pohon Keramat karya Yus R. Ismail ini menggunakan teknik sudut
pandang orang pertama tokoh utama.

5. Ceritakan kembali siapa tokoh-tokoh dalam cerpen “Pohon Keramat”.


Jawaban :
Tokoh-tokoh yang ada di dalam cerpen “Pohon Keramat” adalah sebagai berikut :
 Saya -> Tokoh utama yang menceritakan – anak yang tinggal di lereng Gunung Beser
 Kakek -> Tokoh utama yang menjadi pusat cerita
 Kang Hasim -> Guru mengaji ‘saya’
 Mbah Jayasakti -> Tokoh rekaan yang dihormati banyak orang kampung dulunya - yang
menjadi nenek moyang di Gunung Beser
 Para Petani/Warga kampung -> Figuran
 Para Penggerak Pembangunan -> Figuran
 Bupati -> Figuran
Halaman 61-
62

Unsur Intrinsik cerpen “Pohon Keramat”

1. - Latar Tempat : Gunung Beser


Kutipan Cerpen : Di sebelah barat kampung ada gunung yang tidak begitu besar.
Disebut gunung barangkali tidak tepat karena areanya terlalu kecil.
Lebih tepatnya disebut bukit, tapi penduduk kampung sejak dulu
sampai sekarang, menyebutnya dengan Gunung Beser.

- Latar Tempat : Pancuran Sawah


Kutipan Cerpen : Bagi anak-anak, sawah adalah tempat yang paling banyak memberi
kenangan. Kami mandi sore di Pancuran Sawah. Setiap sore, kecuali
hari Jumat, anak-anak belajar mengaji di masjid.

2. - Latar Waktu : Saat pendudukan Belanda


Kutipan Cerpen : Saat pendudukan Belanda, di kampung saya ada seorang tokoh yang
melawan Belanda dan berjuang sendirian tanpa pasukan. Orang
tersebut bernama Jayasakti. Tentu saja tokoh ini menjadi incaran
Belanda untuk ditangkap dan dipenjarakan. Jayasakti lari dari
kampung ke Gunung Beser dan bersembunyi agar Belanda tidak
menimpakan kemarahan kepada masyarakat kampungnya.

- Latar Waktu : Pagi Hari


Kutipan Cerpen : Setiap subuh Kakek membangunkan saya dan mengajak pergi ke
masjid kecil di pinggir sawah. Saya yang kadang masih merasa
ngantuk, begitu turun dari rumah selalu takjub melihat Gunung Beser
berdiri kukuh. Saya merasa kesegaran pagi harum dedaunan dan bau
tanah adalah bau khas Gunung Beser.

- Latar Waktu : Sore Hari


Kutipan Cerpen : Bagi anak-anak, sawah adalah tempat yang paling banyak memberi
kenangan. Kami mandi sore di Pancuran Sawah. Setiap sore, kecuali
hari Jumat, anak-anak belajar mengaji di masjid.

3. - Latar Sudut Pandang : Saya (Orang Pertama Tokoh Utama)


Penceritaan
Kutipan Cerpen : Saat pendudukan Belanda, di kampung saya ada seorang tokoh yang
melawan
Belanda dan berjuang sendirian tanpa pasukan.

- Latar Sudut Pandang : Orang Pertama Tidak Serba Tahu


Penceritaan
Kutipan Cerpen : Saya tidak tahu apa yang kakek katakan sebelum mereka pulang.

4. - Karaktek (tokoh) : Kakek


Kutipan Cerpen : Mereka tahu bahwa kakek adalah kunci dari masalah ini. Penduduk
yang tidak setuju dengan pembukaan Gunung Beser hanya akan
mendengarkan apa yang dikatakan kakek.

- Karaktek (tokoh) : Saya


Kutipan Cerpen : Tiba-tiba saya merasakan bahwa hal seperti itu bukan merupakan
bagian dari kampung saya.

- Karaktek (tokoh) : Kang Hasim


Kutipan Cerpen : Maka pelajaran yang diberikan Kang Hasim kepada anak-anak lain
sering merupakan hal yang sudah saya hafal betul.

- Karaktek (tokoh) : Para Petani


Kutipan Cerpen : Oleh karena itu, belum pernah ada berita para petani berkelahi
karena berebut air. Kakek dan para petani lain juga sering mengontrol
sawah pagi-pagi.

- Karaktek (tokoh) : Para Penggerak Pembangunan


Kutipan Cerpen : “Saat ini adalah waktunya untuk membangun demi kemajuan. Kita
tidak akan pernah bisa maju apabila masih takut dengan hal-hal yang
tidak masuk akal.” Begitu di antaranya kata-kata yang biasa
diucapkan para penggerak pembangunan dan orang kabupaten yang
memperjuangkan perluasan pabrik.

5. Alur/Plot/Struktur : Alur Maju


Kutipan Cerpen : Sejak umur 5 tahun saya sering tidur di rumah kakek. Setiap subuh
kakek membangunkan saya dan mengajak pergi ke masjid kecil di
pinggir sawah.
..........
Pembangunan pabrik mineral dan tekstil mulai dibuat orang kota.
Saya waktu itu sudah meningkat remaja.
..........
Saya hanya bisa mencatat peristiwa-peristiwa seperti itu tanpa
mengerti apa yang telah terjadi. Seperti remaja lain di kampung, saya
kebingungan dengan banyak hal.

Kutipan-kutipan cerpen Pohon Keramat di atas menandakan alur maju, karena tokoh ‘saya’
mulai dari kecil sejak 5 tahun, meningkat remaja, dan sudah remaja.

Anda mungkin juga menyukai