1
Judul : Ayahku (Bukan) Pembohong
Karya : Tere Liye
2
ANALISIS STRUKTUR NOVEL AYAHKU (BUKAN)
PEMBOHONG KARYA TERE LIYE .
Tokoh
Tokoh utama
1. Dam
Tokoh tambahan
1. Ayah
2. Ibu
3. Jarjit
4. Taani
5. Retro
6. Johan
7. Sang kapten
8. Zas
9. Qon
Penokohan
1. Tokoh Utama
a. Dam
“Apakah apel emas itu sungguhan, Yah?” Aku menimang-nimang
salah satu apel di piring. Ayah terbatuk, menoleh. “Kau bertanya apa,
Dam?”. “Eh, apel emas Lembah Bukhara. Yah. Apakah Ayah pernah
membaca buku tentang cerita itu? Maksudku, apakah cerita itu ada di
buku-buku dongeng?” Aku buru-buru memperbaiki, yang justru
semakin merusaknya. “Kau tidak menuduh Ayah berbohong, kan?”
Ayah bertanya tajam. “Bukan itu maksudku, Yah.” Aku menelan
ludah.
Kutipan di atas menggambarkan Dam yang bertanya kepada Ayah
tentang cerita Lembah Bukhara. Ia meragukan cerita Ayah setelah
membaca buku yang ditemukannya di perpustakaan Akademi Gajah.
Namun, pertanyaannya itu telah membuat Ayah tersinggung. Dengan
kejadian tersebut ada banyak pertanyaan dalam pikirannya, dugaan hatinya,
tetapi ia memutuskan untuk menjawab secara sederhana. Menurutnya
cerita-cerita Ayah merupakan cara Ayah untuk memdidiknya.
2. Tokoh Tambahan
a. Ayah
Sejak kecil, bahkan sejak aku belum bisa diajak berbicara, Ayah
sudah suka bercerita. Ia menghabiskan banyak waktu untuk
3
menemaniku, membaca buku-buku. Ketika halaman buku-buku
itu habis, meski sudah membeli buku-buku terbaru dari toko dan
meminjam seluruh tumpukkan buku di perpustakaan, Ayah mulai
mencomot begitu saja dongeng dari langit-langit kamar.
b. Ibu
Bergegas Dam, kau sudah terlambat. Sambil mengomel Ibu
memasukan celana dan kacamata renangku ke dalam kantong
plastik, mencari sepatu, sekaligus meneriakiku yang masih
berkutat memasang seragam sekolah.
c. Jarjit
“Jelas sudah, Jarjit membenci kau karena setiap hari dia
dibandingbandingkan dengan kau. Belum lagi papa Jarjit selalu
bilang keluarga kau keluarga terhormat, keluarga yang baik,
menyuruh Jarjit menghargai kau, ayah, dan ibu kau seperti
menghargai keluarga sendiri.”
4
keluarga terhormat dan baik. Jarjit harus menghormatinya seperti
menghormati ayah, ibu dan tokoh utama yang bernama Dam.
d. Taani
Hanya Taani yang tahu semua-semua cerita Ayah tentang sang
Kapten. Aku dengan bangga menunjukkan surat hebat bersampul
biru itu, sambil wanti-wanti agar ia tidak bilang ke siapa-siapa.
Kutipan di atas menjelaskan bahwa tokoh aku hanya menceritakan
semua cerita Ayah kepada Taani. Ia percaya bahwa Taani tidak akan
menceritakan ke siapa-siapa lagi. Namun, semua cerita tersebut diketahui
oleh teman tokoh utama yang lainnya. Sehingga ia menganggap Taani yang
menceritakan kembali kepada teman yang lain. Meskipun Taani mengaku
tidak melakukannya namun tokoh utama tetap tidak percaya.
e. Retro
“Ayahku pernah ke lembah ini.” Aku membaca lagi beberapa
paragfar, benar, meski hanya membaca sekilas, repot menghalau
tangan Retro. Semua detail cerita yang ada dalam buku tua ini cocok
dengan cerita Ayah. Ini cerita Ayah: Apel Emas Lembah Bukhara.
f. Johan
“Benarkah sang Kapten nanti akan menemui Ayah kau, Dam?”
katanya ayah kau teman baik dia? Benarkah itu kawan? Wajah
Johan penasaran bercampur antusiasme.
Kutipan di atas menjelaskan bahwa Johan bertanya kepada tokoh
utama tentang sang Kapten. Menurut informasi yang diterimanya bahwa
sang Kapten akan menemui ayah dan merupakan teman baiknya juga.
Namum pertanyaan Johan tidak dijawab oleh tokoh utama.
g. Sang Kapten
Ayah benar, sang Kapten menjadi inspirasi terbesarku. Aku
berlatih dua kali lebih bersemangat dibanding anggota klub lain,
datang lebih awal pulang paling akhir. Aku tidak pernah lagi
datang terlambat ke sekolah, semangat mengayuh sepeda, selalu
mengerjakan tugas rumah yang diberikan Ibu, bah aku
mengiyakan ide Ayah agar mengisi waktu senggang dengan
bekerja
5
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa dengan menjadikan sang Kapten
sebagai inspirasi tokoh aku, ia menjadi anak yang rajin. Ia tidak lagi datang
terlambat latihan renang, tidak pernah lagi datang terlambat ke sekolah,
semangat mengayuh sepeda, selalu mengerjakan tugas rumah yang
diberikan Ibu, bah ia mengiyakan ide Ayah agar mengisi waktu senggang
dengan bekerja.
h. Zas
“Apakah cerita-cerita kakek itu benar, Pa?” Zas bertanya ,
matanya bekerjap-kerjap ingin tahu.
Kutipan di atas menjelaskan bahwa Zas bertanya kepada papanya
tentang kebenaran cerita kakek. Zas bertanya demikian karena ia tidak
menemukan cerita-cerita kakek dimanapun.
i. Qon
“Qon tahu, Qon tahu,” bungsuku beringsut menyikut kakaknya,”
yang jago melewati tiga bek lawan sekaligus kan, Kek?.
Kutipan di atas menjelas bahwa kegembiraan Qon mendengarkan
cerita kakeknya. Ia mengetahui bahwa yang diceritakan kakeknya adalah
pemain sepak bola. Sehingga ia mengatakan bahwa pemain sepak bola itu
dapat bermain dengan baik yaitu dengan melewati tiga bek lawan sekaligus.
Alur
Tiga puluh tahun lalu. “Kau sudah mengantuk Dam?” Ayah tertawa
menatapku. Aku menggelek kuat-kuat. Tidak. Aku pasti bertahan
menunggu siaran langsung ini. Tadi pagi, seluruh teman di sekolah
6
sibuk meributkan pertandingan ini, bertengkar membela klub
kesayangan masing-masing.
Kutipan di atas menggambarkan bahwa tiga puluh tahun lalu Dam berusia
remaja dan akan menyaksikan pertandingan sepak bola di layar kaca yang
menayangkan klub kesayangannya. Berita tentang pertandingan tersebut telah
membuat teman-teman di sekolahnya ribut dan bertengkar untuk membela klub
kesayangan masing-masing.
Isi surat itu pendek saja, orang tua Zas dan Qon dipanggil kepala
sekolah. Sudah dua hari berturut-turut anak itu bolos sekolah. Hari
pertama mereka pulang lebih cepat sebelum lonceng berbunyi. Hari
kedua bahkan mereka sejak pagi tidak masuk.
Kutipan di atas menjelaskan bahwa Dam yang merupakan orang tua dari
Zas dan Qon mendapat surat panggilan dari kepala sekolah. Yang isinya
menyatakan bahwa sudah dua hari berturut-turut kedua anaknya bolos sekolah.
Hari pertama mereka pulang sebelum waktunya pulang sekolah. Dan hari
kedua mereka tidak masuk sekolah. Ketika Dam membaca surat itu ia sangat
marah kepada kedua anaknya dan Ayah. Ia menganggap bahwa gara-gara
tertarik mendengarkan cerita-cerita Ayah kedua anaknya sampai bolos sekolah.
7
5. Tahap Penyelesaian (denouement)
Latar
1. Latar Tempat
Aku semakin tersengal memperhatikan dari ujung ruangan. Dan di
rumah ini, aku tidak akan membesarkan Zas dan Qon dengan dusta
seperti yang dilakukan Ayah dulu kepadaku.
2. Latar Waktu
Esok harinya sekolah libur. Latihan klub renang dimulai sejak pagi.
“Apa yang kau inginkan?” aku bertanya dingin. “Kau mengakui
kalau kau memang pengecut.” Jarjit juga tidak kalah dingin.
3. Latar Sosial
Perkelahianku dengan Jarjit pagi itu terhitung serius. Kami berkelahi
di belakang gedung sekolah (jadi tidak ada teman yang bergegas
melapor pada guru). Ia dan kameradnya mengeroyokku. Lima lawan
satu. Tubuhku jadi sansak, pelipisku berdarah.
8
pelipis. Latar sosial digunakan pengarang untuk menunjukan tidak baiknya
hubungan kekerabatan antar teman sekolah. Hal ini dapat dilihat dengan
terjadinya perkelahian yang melibatkan siswa-siswa yang masih duduk di
bangku sekolah. Mereka memunyai masingmasing kelompok berteman, bahkan
ada yang tidak memunyai teman sama sekali sehingga dirinya terbiasa
mendapat ejekan dari teman-teman lainnya.
9
mengetahui apa yang dirasakan atau perasaan tokoh Ayah ketika sup
pesanannya terlambat datang hingga satu jam.
Gaya Bahasa
“Hanya bilang, selamat malam, dua monster kecil di rumah ini ingin
berkenalan dengan Anda, namanya Zas dan Qon.
Teks di atas merupakan gaya bahasa eponim karena menggunakan nama
yang biasa dihubungkan denagan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai
untuk menyatakan sifat itu. Hal tersebut dapat dilihat pada kata “monster”
dimaksudkan untuk menyatakan keberanian yang dimiliki dua anak kecil
tersebut untuk berkenalan dengan seseorang.
Dua puluh tahun akademi ini berdiri. Dua puluh tahun menjadi
kepala sekolah, belum pernah ada murid yang berani berbohong
kepadaku.
10
Teks di atas merupakan gaya bahasa repetisi karena terdapat perulangan
kata yang dianggap penting yang memberikan penekanan pada sebuah konteks
yang nyata yang terlihat pada kata “dua puluh tahun”. Pengulangan kata
tersebut untuk menegaskan bahwa pada saat itu sudah dua puluh tahun akademi
berdiri. Sudah dua puluh tahun juga tokoh Aku menjabat sebagai kepala
sekolah akademi
Amanat
Dam menganggap cerita-cerita ayahnya bohong dan tidak masuk akal. Begitu
juga dengan Zas dan Qon yang memiliki anggapan yang sama terhadap cerita
kakeknya. Dam, Zas, dan Qon terlalu terburu-buru mengambil simpulan untuk
cerita seunik dan sehebat itu. Akibatnya, mereka berprasangka bahwa cerita-cerita
itu hanya khayalan. Ketika Dam mencari informasi tentang Akademi Gajah di
internet, kebenaran mulai terungkap. Sesuatu yang tidak ada di internet belum
tentu tidak ada di dunia nyata. Saat Dam mencari informasi tentang ibunya,
akhirnya dia percaya kalau dulu ibunya seorang artis. Pada saat pemakaman
ayahnya Dam, mereka bertiga justru baru sangat percaya cerita-cerita darinya
ialah nyata.
SINOPSIS
11