PETUNJUK UMUM :
1. Berdoalah sebelum Anda mengerjakan soal !
B
2. Tulislah identitas Anda pada lembar jawab yang telah tersedia !
3. Bacalah setiap soal dengan teliti, sebelum Anda menjawabnya !
4. Kerjakan semua soal dengan teliti pada lembar jawaban yang telah tersedia !
5. Laporkan pada pengewas apabila terdapat tulisan yang kurang jelas, rusak atau jumlah soal kurang !
6. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas !
I. PILIH JAWABAN YANG PALING BENAR DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA
HURUF A, B, C ATAU D PADA LEMBAR JAWABAN SESUAI DENGAN NOMOR MASING-
MASING SOAL !
1. Sehabis makan malam dengan Ayah, tak sabar aku menceritakan apa yang telah kulakukan tadi
siang bersama Mbak Memi. Ayah mendengarkanku. Dan seperti biasanya, bibirnya terlihat bergetar,
dan matanya terlihat berair, sebelum kemudian memelukku erat.
“Ayah, apa ibu akan membalas suratku lewat hujan?”
(Ibu Pergi ke Laut-Edisi Hara)
Latar yang paling dominan pada kutipan cerpen di atas adalah....
A. Suasana C. Waktu
B. Tempat D. Waktu dan tempat
2. Dahulu kala, di sebuah desa tinggallah suami istri. Meskipun mereka miskin, tetapi hidupnya sangat
rukun. Pada malam Natal itu mereka hanya memandang salju yang turun terus. Dingin dan lembab.
6. Bandung Bondowoso tertarik pada Roro Jonggrang. ... , ia berusaha untuk memenuhi sayembara
membangun candi dengan waktu semalam.
Konjungsi antar kalimat yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang pada cuplikan cerpen di
atas adalah....
A. Dengan ini C. Oleh karena itu
B. Meski demikian D. Sehingga
7. “Jangan kuatir, Bu,” kata sang Ayah dengan congkak. “Ini belum seberapa besarnya. Aku baru saja
mulai menggelembungkan diriku.” Tapi si Ibu Katak tetap berusaha mencegah perbuatan itu. Karena
terus diomeli, pada akhirnya Ayah Katak menjadi marah dan berkata, “Kalau kaku tak suka
melihatnya, tinggalkan saja kami, jangan menggangguku dan urus saja dirimu. Ia terus
menggelembungkan diri hingga akhirnya badan Ayah Katak meletus seperti balon pecah.
8. Hari ulang tahun Ibu Tini tinggal sehari lagi. Anak-anak semakin sibuk menyiapkan semuanya.
Sepulang sekolah, mereka bersama-sama mendekorasi ruangan.
“Itu balonnya masih kurang!” kata Fita.
“Nanti aku tambahin, ini mau dipasang di mana lagi?” tanya Rudi kepada Fita.
“Di ujung sana saja! Nis, kita cari kado, sekalian beli bunga yuk!” Ajak Fita kepada Anis.
9. Di dalam cerita pendek selalu ada ajaran tentang kebaikan yang sangat bermanfaat dan sering kita
jumpai dalam realitas kehidupan sehari-hari, yaitu....
A. Pesan/amanat C. Peristiwa-peristiwa
B. Kiasan D. Pendidikan sejarah
10. Seorang pedagang menuntun keledainya untuk melewati sebuah sungai yang dangkal. ..., mereka
telah sering melewati sungai tersebut tanpa pernah mengalami satu pun kecelakaan. ... tiba-tiba
keledainya tergelincir ... jatuh ketika mereka berada tepat di tengah-tengah sungai tersebut.
Deretan kata yang tepat secara berurutan untuk mengisi bagian yang rumpang pada cuplikan cerpen
tersebut adalah ...
A. Ternyata, Namun, lalu C. Selama ini, Oleh karena itu, serta
B. Selama ini, Tetapi, dan D. Ternyata, Sehingga, dan
Kutipan cerpen berikut untuk dua soal berikut !
Setiap kali memandang sepatu merah itu, hati Ratna berdesir. Ingin sekali ia memiliki sepatu itu.
Sepatu itu akan dipakainya ke pesta ulang tahun temannya atau berpergian bersama Bapak dan
Ibunya ke tempat kerabat di luar kota. Untuk dipakai sekolah tidak mungkin, karena ke sekolah
harus memakai sapatu hitam.
Namun, sepatu merah itu mustahil dapat ia miliki. Bapak dan Ibunya tak mungkin sanggup
membelinya. Harga sepatu itu sangat mahal untuk ukuran keluarga Ratna, yakni Rp175.000,-
sepasang, karena, bapak Ratna cuma seorang satpam di pabrik tekstil, yang gajinya tidak begitu
banyak.
Bagian pembuka cerpen yang menggunakan sudut pandang orang ketiga adalah . . . .
A. Enam ekor kuda pacuan sebentar lagi bertarung merebutkan kehormaan sebagai sang juara.
B. Berja, pemilik kuda, pada pagi hari pertarungan, sibuk mempersiapkan kudanya untuk mengkuti
lomba pacuan kuda.
C. Angin kemarau tipis mengalir perlahan di langit kerontang hingga tampak kuda-kuda pacuan
kehausan.
D. Beberapa meter dari rumah Berja, di sebalah kiri dan kanan, empat kuda lain juga siap berlaga.
“Tetapi, cita-cita ngga boleh hanya sekedar impian, lo, Wil,” tambah Puji. “kalau Kamu ingin
berhasil meraih cita-citamu itu, tentu harus dipersiapkan dari sekarang, Wil. Jadi pengarang, nggak
bisa hanya mengandalkan bakat, tapi harus diasah terus-menerus.”
“Maksud Mas Puji itu apaan sih?” Wiwil mengernitkan dahi, tak paham dengan kata-kata kakaknya
itu.
“Maksudnya begini, selain kamu terus berlatih mengarang, kamu harus banyak membaca. Apa saja
bisa kamu baca. Ngga hanya sebatas pada buku-buku pelajaran, buku cerita, atau majalah. Akan
tetapi, surat kabar atau tabloid umum pun harus kamu baca, agar wawasan dan pengetahuan tambah
luas. Sehingga ketika kamu menulis laut atau hutan, kamu nggak asal tulis begitu saja, kamu sudah
mempunyai bahan untuk di tuangkan dalam tulusanmu,” panjang lebar mas Puji memberi penjelasan
pada adiknya itu. Wiwil menggut-menggut mendengarkanya.
Wiwil pun menuruti saran kakaknya itu. Ia rajin membaca apa saja, di sela-sela kesibukanya belajar
atau mengerjakan PR, beragam bacaan ia baca, seperti majalah anak-anak, surat kabar, hinggal novel
petualangan semacam lima sekawan, harry potter, dan cerita rakyat Indonesi.
Apabila ada waktu luang. Wiwil mengetik karangannya dengan mesin tik manual milik ayahnya.
Mengurangi uang jajannya agar bisa membeli prangko.
Tak terasa, sudah hampir enam bulan Wiwil rajin sekali mengarang dan mengirimkan karangannya
ke berbagai majalah dan tabloid anak-anak. Akan tetapi, belum ada satu pun karangan yang berhasil
dimuat. Tentu saja Wiwil sangat sedih. Ia juga malu pada ayah, ibu, Mas Puji, guru – guru, serta
teman-teman sekolahnya. Akan tetapi, Mas Puji selalu memberikan nasihat bahwa kesuksesan harus
diraih dengan kerja keras. Wiwil pun tetap semangat menulis, lalu mengirimkan tulisannya ke
berbagai majalah dan tabloid anak.
Enam bulan kemudian . . . , seisi rumah dibuat heboh oleh pekik kegembiraan Wiwil.
“Cerpen-cerpen Wiwil berhasil dimuat . . .!” seru anak laki-laki kulit gelap itu. “ Tiga sekaligus, di
tiga majalah. . . . . “
“Syukurlah . . . , akhirnya perjuangan kerasmu membuahkan hasil.” ujar Ibu sambil memeluk anak
bungsunnya itu.
kutipan 1
Ibu pernah bercerita, betapa dahulu, setiap menjelang lebaran, kota ini selalu didatangi banyak
sekali tukang jahit. Kemunculan mereka selalu menjadi pemandangan yang menajubkan, nak. Ketika
cahaya matahari pagi yang masih lembut kekuningan menyepuh perbukitan dan halimun perlahan-
lahan menyingkap, aku bisa melihat serombongan tukang jahit yang masing masing memikul dua
kotak kardus berbaris dari balik lekuk bukit. Kanak-kanak akan berlarian senang menyambut
kemunculan mereka “Tukang jahit datang! Asik! Lebaran datang!” seakan-akan para tukang jahit itu
muncul, makna lebaran akan jadi datang ke kota ini.
Kutipan 2
“Baiklah, tunggu sebentar ya, Mbak.” kepala Naira mengangguk sambil tidak lupa sebuah
senyum bertengger di bibirnya sebagai tanggapan ucapan dari pelayan yang ada di hadapanya.
Berhubung perutnya sudah terlalu lapar -- ia membatalkan niatnya untuk makan di rumah-- sehingga
beginilah jadinya. Ia terdampar di sebuah cafe langganan baru-baru ini.
“Steven?” gumam Niara lirih saat matanya tanpa sengaja mendapati sosok yang duduk sendirian
sambil menatap kosong ke arah luar di salah satu meja pojok di cafe itu.
Berniat untuk langsung menghampiri, Niara justru malah dibuat terpaku saat mendapati ada sosok
lain yang sudah terlebih dahulu menghampiri Steven. Senyum bibir Biara perlahan memudar saat
melihat sebuah senyum wajah Steven yang selama ini paling ia sukai. Akan tetapi, ia tidak tahu
sejak kapan menjadi hal yang paling ia benci ketika ia tahu kalau senyum itu ditunjukan untuk
wanita lain. Bukan dirinya.
17. Pernyataan berikut yang tepat berdasarkan jenis dan tema kadua kutipan cerpen adalah . . .
Kutipan 1 Kutipan 2
cerpen anak: kebahagiaan mendapat cerpen keluarga; kasih sayang orang tua
A
pakaian baru kepada anak
cerpen anak, kegembiraan menyambut cerpen remaja; cinta bertepuk sebelah tangan
B
lebaran
C cerpen remaja; persahabatan sejati cerpen remaja; keharmonisan keluarga
D cerpen keluarga; kasih sayang seorang cerpen remaja; cinta bertepuk sebelah tangan
ibu
18. Gagasan pokok pada kutipan cerpen 1 adalah . . . .
A. Ibu pernah bercerita kepada tokoh aku bahwa setiap lebaran, kota ini selalu di datangi tukang
jahit.
B. Ibu ingin bertemu dengan tukang jahit yang selalu datang ke kota ini.
C. Tokoh aku mengantar tokoh ibu pergi ke sebuah kota untuk menemui tukang jahit.
D. Tokoh aku teringat masa kecilnya yang sangat senang ketika berjumpa dengan tukang jahit.
20. Kalimat yang menunjukkan bahwa tokoh utama (Darko) merupakan seorang yang ikhlas dalam
bekerja adalah....
A. Dia akan berhenti ketika seseorang memanggilnya.
B. Melayani pelanggannya dengan tulus dan sama rata, tanpa pernah memandang suatu apa pun.
C. Yang membuat kami semakin hormat, tidak pernah sekali pun dia mematok harga.
D. Dengan biaya murah, bahkan terkadang hanya dengan mengganti sepiring nasi dan teh manis.
22. Berikut ini yang bukan karakter tokoh utama (Darko) adalah...
A. Ramah C. Supel
B. Ikhlas D. Murah senyum
23. Perhatikan cukilan cerpen berikut !
Di desa itu, hiduplah seorang janda yang mempunyai anak bernama Bawang Merah. Sejak ibu
Bawang Putih meninggal, ibu Bawang Merah kerap berkunjung ke tempat tinggal Bawang Putih.
Dia kerap membawakan makanan, menolong Bawang Putih membereskan tempat tinggal, atau
Cuma menemani Bawang Putih serta ayahnya mengobrol. [. . . . ] Kehidupan Bawang Putih tidak
sepi lagi. Dia mendapat ibu baru sekaligus saudara perempuan, yaitu Bawang Merah.
Kalimat yang tepat untuk mengisi bagian rumpang dalan teks cerpen tersebut adalah . . .
A. Akhirnya Bawang Putih membujuk ayahnya untuk menikahi ibu Bawang Merah.
B. Akhirnya ayah Bawang Putih tertarik pada ibu Bawang Merah.
C. Akhirnya, sang janda itu menikah dengan ayah Bawang Putih.
D. Akhirnya, sang janda itu menyakiti Bawang Putih.
Kalimat yang mengandung unsur kebahasaan repetisi adalah kalimat pada nomor ...
A. (1) C. (3)
B. (2) D. (4)
.....
Cuplikan cerpen tersebut adalah bagian cerpen pada struktur ....
A. Orientasi C. Resolusi
B. Komplikasi D. Interpretasi
Susunlah bagian pembuka cerpen berdasarkan kerangka tersebut minimal empat kalimat (satu
alinea) !
2. Cermati cerpen berikut, kemudian jawab pertanyaan yang menyertainya!
Bayangan Diri
Bila saja dia berhenti lalu berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya. Tetapi anjing
itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang dibawanya dan langsung meloncat ke
dalam sungai. Anjing serakah tersebut akhirnya dengan susah payah menuju ke tepi sungai. Saat dia
selamat tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung karena tulang yang dibawanya malah
hilang. Dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa bodoh-nya dirinya.
Sungguh bodoh memiliki sifat yang serakah.
Seekor anjing berlari kegirangan karena mendapat tulang dari seseorang. Tulang cukup besar itu
digigitnya. Ia berjalan melewati jembatan kecil di atas sungai yang jernih airnya. Nafsu serakahnya
tiba-tiba muncul sesaat setelah melihat ada seekor anjing menggigit tulang di bawah sana. Tanpa
berpikir, dia melompat untuk merebut tulang yang dibawa temannya. Tulang di gigitannya pun
terpental bersama tubuhnya yang tercebur dalam air sungai.
3. Kalimat-kalimat berikut adalah kalimat-kalimat dalam cerpen yang belum urut susunannya. Salin
dan urutkan secara tepat sehingga membentuk cerpen yang baik , serta beri judul sesuai isinya!
4. Cermati cukilan cerpen berikut, kemudian jawab pertanyaan-pertanyaan yang menyertai secara
singkat, jelas dan tepat !
Aku melihatnya. Aku melihat perempuan yang pernah kau ceritakan. Sepulang sekolah tadi, di
dekat taman, aku melihat sepasang kupu-kupu berputar saling melikngkar. Tapi mereka tak seperti
kupu-kupu dalam ceritamu, Ayah mereka lebih cantik. Yang satu berwarna hitam dengan bintik biru
bercahaya seperti mutiara. Yang lain bersayap putih jernih, sebening sepatu kaca Cinderella, dengan
serat tipis kehijauan melintang di tepi sayapnya.