Anda di halaman 1dari 8

Kuis

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas, Semester : XI IPA dan IPS, Ganjil
KD : 3.9 Menganalisis unsur-unsur dan struktur
pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan
cerita pendek.

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

BANUN
(Cerpen Damhuri Muhammad)

1. Bila ada yang bertanya, siapa makhluk paling kikir di kampung itu, tidak
akan ada yang menyanggah bahwa perempuan ringkih yang
punggungnya telah melengkung serupa sabut kelapa itulah jawabannya.
Semula ia hanya dipanggil Banun. Namun, lantaran sifat kikirnya dari
tahun ke tahun semakin mengakar, pada sebuah pergunjingan yang
penuh dengan kedengkian, seseorang menambahkan kata ”kikir” di
belakang nama ringkas itu, hingga ia ternobat sebagai Banun Kikir.
Konon, hingga riwayat ini disiarkan, belum ada yang sanggup
menumbangkan rekor kekikiran Banun.

Berdasarkan struktur teks cerpen, kutipan teks cerpen di atas


adalah….
A. evaluasi D. abstraksi
B. orientasi E. resulusi
C. komplikasi
2. Bacalah penggalan cerpen berikut dengan saksama!
….Ibu makin jarang di rumah. Tinggal aku dan ayah yang mengurus
sawah. Terkadang ibu baru pulang setelah beberapa hari. Tetapi,
kejarangan ini tidak pernah menimbulkan rindu kami lagi. Walau adikku
yang terkecil. Kami sudah biasa. Kami pun jarang bertanya di mana ibu
dan kapan pulang. Hari-hari ibu tidak pergi, pagi ia sudah ada di pinggir
jalan. Dari rumah dibawanya segulungan goni-goni dan siangnya goni itu
sudah penuh berisi beras yang dicegatnya berdikit-dikit dari orang-
orang kampung lewat. Besoknya, jika hari pasar, beras ini dibawanya ke
pasar dengan pedati sewaan. Dari pasar ibu membawa buntalan berisi
berbagai pakaian atau barang lain. Dan apabila hari pasar dibawanyalah
ke pekan terdekat. Dan jika tidak habis laku, dibawanyalah ke luar
kampung. Orang-orang kampung memang lebih suka pakaian-pakaian
yang sudah jadi, yang tebal-tebal. Dan ibu memang tahu kesukaan orang-
orang kampung ini. Dari pembelinya, beraslah yang sering diterima ibu.
(Jika Hujan Turun, J.E. Siahaan)

Tema yang tersirat dari kutipan cerpen di atas adalah…


A. ibu rajin ke pasar dan ayah rajin ke sawah
B. ibu berjualan dari kampung satu ke kampung yang lain
C. keuletan seorang ibu dalam mencari nafkah untuk keluarganya
D. dari pasar ibu membawa buntalan berisi berbagai pakaian atau
barang lain
E. pakaian dibeli dengan beras

3.  Tidak, mudah-mudahan tidak. Hasanudin penurut. Tidak seperti abang-


abangnya, sungguh dia anak  penurut. Aku masih ingat almarhum
Kamarudin, tidak mau dia mengindahkan kata-kataku. Jangan melompat-
lompat dan banyak berlari-larian sehari sebelum disunat. Tapi ia tidak
mengindahkannya. Terus saja berlarian bersama teman-temannya. Dia
seperti lupa kan disunat. Akibatnya, darahnya turun. Dan dukun pun tak
mampu mengatasi. 
  
Amanat penggalan cerpen di atas adalah .... 
A. Orang tua harus dapat menasihati anak 
B. Dukun sunat harus lebih cermat dalam bekerja 
C. Setiap anak mempunyai sifat yang berbeda
D. Anak harus menaati perintah orang tua 
E. Anak yang sunat tidak boleh melompat
4.  Perhatikan kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal nomor   4-6.
Dalam rumahnya, Kartini menunggui Bejo di tengah gemerciknya
hujan yang mulai turun lagi. “Tuhan, kasihanillah orang-orang miskin,
anak yatim piatu di emper toko. Lindungilah dari hati manusia yang
dingin. Hangatkan yang tidak punya pakaian dengan belaian tangan-Mu.
Ingatlah orang kere macam kami yang selalu menggapai-gapai rumah
gedongan. Ingatlah pula….”
          Sampai di situ Kartini berhenti berdoa. Ia ingat Toyib, suaminya
berjuang menghidupi tanpa mengenal lelah. Bibir Kartini gemetar
menyebut orang yang paling dicintainya itu. Dadanya berdegup kencang,
berdentan-dentan. Ia merasakan sesuatu yang asing, yang belum pernah
ia rasakan sebelumnya rasa kehilangan dan kesedihan mendalam, begitu
menyayat dan mengiris hatinya.

Bukti Kartini berwatak “tawakal”  dalam kutipan cerpen tersebut adalah


….
A.   Ingatlah orang kere macam kami yang selalu menggapai-
gapai rumah gedongan.
B.  Sampai di situ Kartini berhenti berdoa. Ia ingat Toyib, suaminya
berjuang menghidupi tanpa mengenal lelah.
C.  Ia merasakan sesuatu yang yang asing, yang belum pernah ia rasakan
sebelumnya rasa kehilangan dan kesedihan     mendalam, begitu
menyayat dan mengiris hatinya.
D. Kartini menyayangi anak yatim piatu dan selalu berdoa.
E.   “Tuhan, kasihanillah orang-orang miskin, anak yatim piatu di emper
toko. Lindungilah dari hati manusia yang dingin.

5.  Bukti latar suasana sedih dalam kutipan cerpen tersebut


adalah ….
A.   Dalam rumahnya, Kartini menunggui Bejo di tengah gemerciknya
hujan yang mulai turun lagi.
B.   Sampai di situ Kartini berhenti berdoa. Ia ingat Toyib, suaminya
berjuang menghidupi tanpa mengenal lelah.
C.   Dadanya berdegup kencang, berdentan-dentan.
D.   Ia merasakan sesuatu yang yang asing, yang belum pernah ia
rasakan sebelumnya rasa kehilangan dan kesedihan  mendalam,
begitu menyayat dan mengiris hatinya.
E. Ingatlah orang kere macam kami yang selalu menggapai-gapai rumah
gedongan.
Dalam rumahnya, Kartini menunggui Bejo di tengah gemerciknya hujan
yang mulai turun lagi. “Tuhan, kasihanillah orang-orang miskin, anak
yatim piatu di emper toko. Lindungilah dari hati manusia yang dingin.
Hangatkan yang tidak punya pakaian dengan belaian tangan-Mu.
Ingatlah orang kere macam kami yang selalu menggapai-gapai rumah
gedongan. Ingatlah pula….”
          Sampai di situ Kartini berhenti berdoa. Ia ingat Toyib, suaminya
berjuang menghidupi tanpa mengenal lelah. Bibir Kartini gemetar
menyebut orang yang paling dicintainya itu. Dadanya berdegup kencang,
berdentan-dentan. Ia merasakan sesuatu yang asing, yang belum pernah
ia rasakan sebelumnya rasa kehilangan dan kesedihan mendalam, begitu
menyayat dan mengiris hatinya.

6.  Sudut pandang pengarang dalam kutipan cerpen tersebut


adalah ….
A.   Orang pertama D. campuran
B. Orang kedua E. orang ketiga
C. Sudut pandang orang ketiga pelaku utama

Perhatikan kutipan cerpen berikut!


         Kini, ia telah pulang ke tanah air, tetapi tidak sempat pulang ke
kampung menjenguk ayahnya karena Alwi segera menduduki jabatan
penting sebagai direktur sebuah perusahaan. Karena itu,  orang tua itu
hanya menerima surat dari Alwi. Sebenarnya, ayah Alwi, Pak Kasim, lelaki
pensiunan  guru itu kecewa. Sebagai anak terpelajar, mestinya Alwi pulang
ke Sumatra menjumpai ayahnya  terlebih dahulu. Mestinya ada pesta
selamatan di rumah, biar orang-orang sekampung tahu bahwa Pak Kasim
yang cuma pensiunan guru SD berhasil mendidik anak-anaknya menjadi
orang.

7.  Tokoh utama dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….


      A.     Guru D. Ayah Alwi
      B.     Pak Kasim E. Alwi
      C.     Alwi dan Pak Kasim
8. Kutipan cerpen berikut!
Akhir-akhir ini, sebelum pukul enam pagi, sering kulihat ayah duduk di
kursi rotan di beranda sembari mendengarkan berita dari radio baterai
yang ia taruh di meja. Ketika loper koran tiba, ayah akan mematikan
radio, lalu mulai memamah koran sambil sesekali geleng-geleng kepala.
Setelah kenyang memakan berita, ia akan menenteng radionya ke
dalam kamar. Dan selepas Zhuhur, ayah kembali keluar kamar, duduk
di kursi beranda yang dingin dan lengang memandang nyalang ke
seberang jalan dengan napas yang sesekali mendesah. Kemudian,
menjelang senja ayah akan menuju ruang tengah, khusyuk menatap TV
14 inci.
“Mungkin ayah ingin beristri lagi, Mas,” ujar Lastri, adik perempuanku
suatu kali.
“Hus, ngawur! Ayah sudah tua, enam puluh umurnya. Lagian ayah
begitu mencintai ibu. Tak mungkin ingin beristri lagi,” sanggahku.
“Ibu kan sudah meninggal, tak bakal tahu kalau ayah beristri lagi.”
“Tetapi, aku tidak senang punya ibu tiri.”
“Jika ibu tiri itu orangnya baik, kenapa tidak, Mas? Toh, ini demi
kebaikan ayah.”
Mungkin Lastri benar, ayah ingin beristri lagi atau bisa jadi ia keliru. Ah,
entahlah. Yang jelas, setelah pensiun ayah turun, ayah masih sering
bepergian; berkunjung ke rumah-rumah tetangga dan seminggu sekali
pergi ke toko buku. Sering kali ayah pulang bersama teman-temannya
yang seumuran lalu ngobrol berjam-jam di ruang tamu. Tetapi, tidak
untuk minggu-minggu ini. Entah sebab apa, ayah lebih senang diam di
rumah, membaca koran, tiduran, dan menyaksikan berita di TV. Di
ruang tengah itulah kami sering menemani ayah.

kutipan dalam cerpen tersebut merupakan alur pada tahap...


A. pemunculan masalah
B. pengenalan masalah
C. pemuncakan masalah
D. penurunan masalah
E. penyelesaia masalah
9. Bacalah kutipan cerpen berikut!

Dan Afif tertawa. Tatapan mata mereka antusias mendengar keberhasilan


Kancil. Tapi itu tak lama. Setelah dongeng berakhir, mereka segera
membaca doa: bismika allahumma ahya, wabismika amuut. Lalu selimut
ditarik menutup sampai sebatas dada, karena dingin AC dalam kamar
mulai terasa. Perlahan mata mereka terkatup. Dan seperti biasa, ibu jari
dan telunjuk Afif mengusap-usap daun telinga sampai terlelap. Sementara
jemari tangan kanan Najma menggulung-gulung rambutnya hingga
tertidur.

Tentukanlah nilai yang terkandung dalam cuplikan cerpen di atas!


a. sosial b. ketuhanan c. agama d. budaya e. moral

10 (1) Teman-teman Fajar bersorak gembira. (2) Daffa terkulai lemas


karena layang-layangnya putus. (3) Senja pun tiba. (4) Ketika
terdengar suara adzan, anak-anak mulai membubarkan diri untuk
pergi ke masjid. (5) Berita kemenangan Fajar atas Daffa semakin
menambah keyakinan anak-anak desa itu bahwa layang-layang
milik Fajar memang sakti. (6) Fajar menjadi semakin tinggi hati.

Bukti nilai agama terdapat pada kalimat bertanda nomor ....


A. (1) C. (4) E. (5)
B. (3) D. (6)

Anda mungkin juga menyukai