Anda di halaman 1dari 15

TRY OUTUJIAN NASIONAL

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

LEMBAR SOAL PAKET-A


Mata Pelajaran : SASTRA INDONESIA
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Program : BAHASA
Hari, Tanggal : Jumat, 17 Februari 2017
Waktu : 120 Menit

PETUNJUK UMUM
1. Tulislah lebih dahulu dengan pensil 2B nomor peserta, tanggal lahir, nama peserta, tanggal
ujian dan tanda tangan, kemudian hitamkan bulatan kecilnya termasuk program studi, mata
pelajaran yang sesuai pada Lembar Jawaban Komputer (LJK) yang tersedia
2. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum Anda menjawabnya.
3. Laporkan kepada Pengawas Ujian kalau terdapat tulisan yang kurang jelas, rusak, atau
jumlah soal kurang.
4. Jumlah soal sebanyak 40 butir pilihan ganda.
5. Dahulukan soal-soal yang anda anggap paling mudah.
6. Kerjakan pada lembar jawaban yang disediakan, dengan menggunakan pensil 2 B.
7. Untuk soal nomor 1 sampai 40 hitamkanlah pada salah satu huruf pada lembar jawaban yang
menurut Anda benar :
Contoh : Pilihan A : A B C D E

8. Apabila ada jawaban Anda yang salah dan Anda ingin memperbaikinya, hapuslah pada huruf
jawaban yang salah, kemudian hitamkan pada huruf yang menurut Anda benar.
9. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas ujian.
10. Tidak diperbolehkan menggunakan kalkulator, HP dan tabel matematika atau alat bantu
lainnya.

SELAMAT BEKERJA
Cermati kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 1 dan 2!
“Bangsat, siapa kau!”
Haji Basuni membentak dan ketika menajami mukaku dengan geramnya, ia hendak
mencengkeram aku. Setengah takut, aku mundur dan menjawab.
“Aku teman Umi dan Latifah.” Dan tiba-tiba, benciku timbul terhadap haji itu.
“Tapi, aku larang kau dekati mereka. Mengerti, anak lapar?”
Betapa tersinggungku mendengar kata-kata terakhir haji itu. Tapi, aku tak berani dan tak bisa
berbuat apa-apa selain kecut dan mendongkol.
Sesudah haji itu meninggalkan aku dan baru saja aku melangkah, dari rumah Umi, terdengar
suara gaduh diiringi tangis perempuan, dan itu suara Umi. Ia melolong-lolong dalam sela bentak
dan rotan, mungkin bersama kakaknya.

1. Watak tokoh Haji Basuni pada kutipan cerpen tersebut adalah ….


A. keji, tetapi sangat sayang kepada anaknya
B. berwibawa dan tegas dalam bersikap
C. kejam dan kasar dalam berucap dan bertindak
D. bijaksana, tetapi keras dalam bertindak
E. kejam dan sangat disiplin

2. Pendeskripsian watak tokoh pada kutipan cerpen di atas dilakukan dengan cara ….
A. dialog antartokoh dan pikiran-pikiran tokoh
B. tanggapan tokoh lain dan dialog antar tokoh
C. tanggapan tokoh lain dan lingkungan tokoh
D. deskripsi ciri fisik dan tanggapan tokoh lain
E. deskripsi gerak-gerik dan lingkungan tokoh

Cermati kutipan novel berikut!


(1)Selalu saja napasku tiba-tiba terasa sesak. (2)Sudut-sudut mataku terasa hangat berair.
(3) Setiap kali aku terkenang pesan ibu. (4)Pesan berisi permintaan yang beliau ucapkan dengan
terbata-bata. (5)Tubuh ringkih terbujur lunglai tanpa daya di atas pembaringannya. (6)Dalam
kondisi sekarat.

3. Pembuktian watak tokoh aku, sayang kepada ibu terdapat pada kalimat nomor ….
A. ( 1 ), ( 2 ), dan ( 3 )
B. ( 1 ), ( 3 ), dan ( 6 )
C. ( 2 ), ( 4 ), dan ( 5 )
D. ( 3 ), ( 4 ), dan ( 6 )
E. ( 4 ), ( 5 ), dan ( 6 )

Cermati kutipan cerpen berikut!


Tak ada yang tahu persis, kapan dan bagaimana pohon itu tumbuh. Sewaktu nenek kecil,
pohon itu suah menjulangmeneduhi alun-alun kota, serupa payung raksasa. Menilik kokohnya
tampaknya atapnya telah menancap jauh ke kedalaman bumi. Batangnya pun tampak seperti
lengan lelaki yang kuat dan penuh urat. Dahan dan ranting berjabar serupa jari-jemari yang lentik.
Dedaunannya lebar serupa wajah-wajah yang tengah tersenyum dalam keabadian. Kata nenek
kehidupan setiap penduduk di kota ini tersemat di setiap daun yang bertengger di cabang ranting,
dan tangkai pohon itu. Setiap kali ada satu daun yang gugur, artinya seseorang di kota ini telah
lepas dari kehidupanya. Satu daun artinya satu kehidupan. Begitu kisah nenek.
Pohon Hangat , Masdor Zainal
4. Nilai budaya pada kutipan cerpen tersebut adalah ….
A. Harus ada pohon besar yang melindungi alun-alun.
B. Meyakini bahwa akar pohon telah menjalar ke bumi.
C. Kepercayaan masyarakat bahwa pohon tumbuh tiba-tiba.
D. Menganggap bahwa pohon besar di desa itu memiliki tenaga seperti laki-laki.
E. Meyakini bahwa setiap kali satu daun yang gugur, seseorang telah meninggal di
wilayah mereka.

Cermati penggalan drama berikut!

Aksan : Ibu, hari ini kita bisa makan enak!(Aksan berteriak kegirangan sambil menemui
ibunya)
Ibu Zahra: (Bu Zahra menghapiri anaknya) Ada apa,San jadi Ibu terkejut. Aksan, lihat Bu,
Aksan menemukan dompet di jalan uangnya banyak sekali,pokoknya hari ini
kita makan besar
Ibu Zahra: Aksan kita memang orang miskin,tapi uang itu kan bukan milik kita. Kamu harus
mengembalikannya. Orang yang kehilangan dompet itu pasti merasa sedih,coba lihat ada
KTP –nya tidak?
Aksan : (sedih) Ini Bu!”
Bu Zahra : (menatap Aksan tajam) Ya, Sekarang kembalikan uang itu ya!”
Aksan : (ragu-ragu dan enggan) Tapi, bu kita bisa makan enak dengan uang ini, kita kan tak
pernah akan enak.
Bu Zahra : Aksan, ini bukan uang kita. Kamu harus segera mengembalikan kepada pemiliknya.
Aksan : (dengan berat hati) Baiklah Bu.
Bu Zahra: ….

5. Masalah yang tepat sesuai penggalan drama tersebut adalah ….


A. ketulusan hati seseorang mengembalikan benda yang ditemukannya kepada
pemiliknya
B. keengganan seseorang mengembalikan benda yang ditemukannya kepada pemiliknya
C. keberanian seseorang mengambil benda milik orang lain secara terang-terangan
D. pertengkaran yang berakhir tidak baik antara seorang anak dengan orang tuanya
E. perjuangan seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang hampir menjadi miliknya

Cermati kutipan cerita berikut!

“Perusahaan itu tumpuan hidup kita. Kamu tidak perlu mencampuri urusanku di sana
karena kehancuran perusahaan berarti kehancuran hidup kita,” kataku pelan namun tajam.
“Ya, memang perusahaan itu yang membuat kita jaya dan kaya raya. Tetapi ingat Ma, itu
bukan hasil kerja Mama. Para buruh itulah tulang punggungnya. Dan selama ini Mama dengan
atas nama perusahaan telah memeras tenaga mereka tanpa imbalan yang sepadan,” teriak Neyna
lantang.
Aku meradang.”Kalau tak suka dengan cara kerjaku, jangan makan dari hasil kerjaku.
Pergi, carilah makan sendiri atau tetap tinggal di sini dan kunci mulutmu!”
Diluar dugaan, benar-benar di luar dugaan, Neyna menerima tantanganku. Dia memilih
keluar dari rumah. Meninggalkan kehidupan yang tak ada kurangnya ini dan menggantinya
dengan kehidupan liar. Kehidupan yang serba tak tentu. Tidur di mana pun dan makan dari siapa
pun. Entah seperti apa tepatnya, aku tak bisa membayangkan.
Mengapa Ibu Neyna marah kepada Neyna ketika Neyna ikut campur dalam urusan perusahaan?
6. Jawaban yang sesuai dengan isi kutipan cerita tersebut adalah ….
A. Si Ibu yang mendirikan perusahaan itu.
B. Perusahaan itu tumpuan hidup si Ibu.
C. Khawatir perusahaan mereka hancur.
D. Si Ibu khawatir Neyna merebutnya.
E. Neyna masih dianggap masih kecil.

7. Sudut pandang cerita di atas adalah ….


A. orang pertama pelaku utama
B. orang kedua pelaku sampingan
C. orang ketiga serbatahu
D. orang ketiga pelaku utama
E. orang kedua jamak

Cermati kutipan cerita berikut!

Maka Hang Mahmud pun diserahkan anaknya mengaji kepada seorang lebai. Telah
berapa lama Hang Tuah mengaji Quran, maka pengajian itu pun tamatlah. Maka Hang Tuah
mengaji pula. Telah sudah tamat pula pengajiannya. Maka ia berkata kepada bapaknya,”Ayo
bapakku pada bicara hamba hendak mengajilah pada seorang lebai keliling.”
Hatta beberapa lamanya, maka tamatlah dengan bahasa Keling itu habislah diketahuinya.
Maka Hang Tuah pun berkata pada bapaknya hendak mengaji pada Lebai Siam supaya diketahui
bahasanya. Setelah diketahui akan bahasa Siam itu maka Hang Tuah pun mengaji pula pada
Lebai Cina.

“Hikayat Hang Tuah”


8. Karakteristik sastra Melayu Klasik yang terdapat dalam kutipan hikayat tersebut adalah
….
A. istana sentris
B. kemustahilan
C. kepahlawanan
D. tentang dunia binatang
E. penggunaan kata maka dan hatta

9. Peristiwa yang relevan dengan kehidupan sehari-hari dalam kutipan hikayat tersebut
adalah ….
A. Orang tua perlu memaksa anaknya belajar.
B. Anak selalu menuruti keinginan orang tua.
C. Menyerahkan anak kepada guru untuk belajar.
D. Untuk mencari nafkah kita perlu bahasa.
E. Kita harus menguasai banyak bahasa.

Cermati kutipan gurindam berikut!


Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.

10. Maksud gurindam tersebut adalah ....


A. Sifat keiirian dan kedengkian tidak akan mendatangkan kebahagian bagi diri sendiri.
B. Iri dan dengki pasti dimiliki oleh semua manusia dan akan menjadikan sikap buruk.
C. Iri dan dengki merupakan sikap wajar dimiliki manusia karena terjadi begitu saja.
D. Perasaan iri dan dengki pada diri seseorang akan mendatangkan beraneka kejahatan.
E. Orang sering menanamkan sikap iri dan dengki terhadap orang di sekitarnya.
Cermati puisi berikut! Untuk soal no 11- 13

Sajak Ibunda
(W. S Rendra)
Dengan latar belakang gubuk-gubuk karton,
Akan terkenang akan wajahmu..
Di atas debu kemiskinan .
Aku berdiri menghadapmu.
Usaplah wajahku, Widuri.
Mimpi remajaku gugur
Di atas padang pengangguran.
Ciliwung keruh,
Wajah-wajah nelayan keruh,
Lalu muncullah rambutmu yng berkibaran
Kemiskinan dan kelaparan,
Membangkitkan keangkuhanku,
Wajah indah dan rambutmu,
Menjadi pelangi di cakrawalaku

11. Isi puisi tersebut adalah…


A. Seseorang yang sedang sedang berputus asa karena mengalami penderitaan hidup
B. Seseorang yang kebahagiaan hidup
C. Seseorang yang hidupnya sangat menderita
D. Seseorang yang merindukan kehidupan nelayan
E. Seseorang yang merindukan kampong halamannya

12. Makna lambang keruh dalam puisi tersebut adalah….


A. kecewa
B. sedih
C. kesepian
D. keputusasaan
E. penderitaan

13. Amanat yang terkandung dalam puisi tersebut adalah ….


A. Janganlah menghina seorang yang serba kurang.
B. Janganlah mencela orang yang hidupnya senang.
C. Janganlah berputus asa dalam menghadapi kehidupan.
D. Berbuatlah sesuatu untuk menghilangkan kemiskinan.
E. Hindarilah kehidupan yang merugikan diri sendiri.

Bacalah puisi berikut !

Kemanakah jalan
Mencari lindungan
Ketika tubuh kuyup
Dan pintu pun…

14. Kata berima yang tepat untuk melengkapi larik dalam bait puisi tersebut adalah…
A. Tertutup
B. Cukup
C. Telungkup
D. Larut
E. Terbuka
Cermati puisi berikut!
PENANTIAN

Di sini bagai karang


Seolah takkan berakhir
Sepanjang Zaman
Bertahan
Walau ombak terus mengikis
Tegar
Walau terasa lelah
Penantian
Di sini aku berdiri
………………………….

15. Larik bermajas yangtepat unruk melengkapi puisi tersebut adalah….


A. Dengan sejuta harapan
B. Dengan penuh kecemasan
C. Dengan penuh penderitaan
D. Dengan penuh kebimbangan
E. Dengan penuh keraguan

Cermati puisi berikut !


Karangan bunga

Tiga anak kecil


Dalam langkah malu – malu
Datang ke salemba
sore itu

“ini dari kami bertiga


Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi”

16. Nilai sosial dalam puisi tersebut adalah….


A. Saling memberi hadiah dan perhatian
B. Perhatian kepada anak – anak yang masih kecil
C. Warna hitam melambangkan kesedihan
D. Kehidupan masyarakat saling mengunjungi
E. Solidaritas antar generasi muda
Cermati kalimat aksara Arab-Melayu berikut!

17. Pengalihan kalimat tersebut dalam aksara Latin yang tepat ….


A. Adalah pada suatu zaman Sultan Muadhim Syah.
B. Suatu zaman Sultan Muadhim Syah berkuasa.
C. Pada suatu zaman Sultan Muadhim Syah.
D. Adalah zaman Sultan Muadhim Syah.
E. Pada zaman Sultan Muadhim Syah.
Cermati kalimat aksara Arab-Melayu berikut!

18. Bentuk aksara Latin dari kata yang digarisbawahi pada kalimat tersebut adalah ….
A. sial
B. sila
C. sela
D. siul
E. sale

Cermati kalimat aksara Melayu berikut!


‫ﺤﮑﺎﮃﭟ ﺍﯦﻦ ﺍﻧﺪﮦ‬

19. Aksara Arab Melayu tersebut dapat dibaca ….


A. Hukuman itu mudah
B. Hikayat ini indah
C. Kemurahan itu indah
D. Hikayat itu indah
E. Hakikat hidup ini indah

Cermati puisi berikut!


Ketika Sampai ke Desa Kelahiranmu
sementara mentari sampai batas menggelincir
penduduk menyambutmu di pagar desa
...
ikut sendu mendukung duka berbela sungkawa
duh engkau yang pulang nama
sudahkah sampai ke balik cakrawala
Piek Ardijanto Soeprijadi

20. Larik bermajas yang tepat untuk melengkapi bagian rumpag pada puisi tersebut adalah ...
A. dengan tangan terbuka seluas samudera
B. padang ilalang merunggut di sepanjang desa
C. wajah-wajah polos tak punya prahara dan dosa
D. hamparan padi mengombak padang tebu mendesir
E. suara cengkerik dan gemericik di sela bebatuan

Cermati puisi berikut !


Syair di Pematang
seperti engkau lihat sendiri
segenggam benih sawi telah ditebar
lalu berkecambah di tanah gembur
dan akulah petani itu, menunggu dengan sabar
agar tumbuh dan berkembang, di sela-sela umur
berdiri di atas pematang
kehidupan pun bermula
membaca …
diri pun tumpah di kubangan tanda
Suminto A. Sayuti
21. Kata berima yang tepat untuk melengkapi puisi yang rumpang tersebut adalah ....
A. bayang-bayang
B. layang-layang
C. terbang layang
D. terang benderang
E. urai mayang

Cermati pantun berikut!



Lalu hinggap di tepi sumur
Ada teman merenungi diri
Akan ke manakah tubuh di kubur

22. Larik yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah ….


A. Jangan ditanya aku pergi
B. Gajah putih hidup makmur
C. Gadis manis mandi di sungai
D. Bangau putih mandi di kali
E. Berlari hingga hilang perih

Cermati beberapa kata kunci berikut!


sore hari
kami berjumpa
senyum,
mengetam bunga-bunga

23. Larik-larik puisi yang tepat berdasarkan kata kunci tersebut adalah ….
A. Waktu itu senja hari
Kami bertemu di ujung jalan itu
Menyajikan senyuman mesra
Sambil mengetam bunga-bunga
B. Waktu itu senja hari
Kami berjumpa dengannya
Menghormati mesra sekali
Sambil mengetam bunga-bunga
C. Betapa sering di sore hari
Kami berjumpa di pojok jalan ini
Menyajikan senyuman mesra
Sambil mengetam bunga-bunga
D. Sering kami berjumpa
Di pojok jalan ini
Sambil menyajikan senyum
Ia mengetam bunga
E. Ketika sore hari
Kami menyapa di ujung jalan
Ia menghadirkan senyum
Sambil mengetam bunga-bunga
Cermati puisi berikut!
Sirna
Gelap sudah
Tempat yang kutuju tak tampak lagi
Tak bisa kugapai
Kini, kusebatang kara
Sandaran tiada
Sirna pergi bersama bunda tercinta
Kubelum mandiri
Entah ke mana kupergi
Oh, Tuhan bagaimana nasibku kini
Semoga kan ada yang peduli,
Amin!

24. Isi puisi tersebut adalah ….


A. Ketidakpedulian seseorang kepada orang lain.
B. Tidak terwujudnya cita-cita seorang anak.
C. Kehancuran hidup karena ulah diri sendiri.
D. Mengharap sesuatu yang tidak mungkin ada.
E. Mencari orang yang sangat disayang /dicintai.

25. Suasana dalam puisi adalah ….


A. kecewa
B. sedih
C. takut
D. cemas
E. marah

Cermati penggalan cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 23 dan 24!
. . . , kini aku sadar betapa berartinya bintang di lautan langit malam. Gelap nan memilukan.
Seperti kurasakan saat ini, tak ada derai tawamu atau desiran suaramu seperti manakala kau
mendebatku di SMA pada pelajaran ekonomi dua tahun silam soal apakah petani dirugikan atau
tidak bila negara ini impor beras. Aku berpendapat bahwa petani dirugikan karena harga beras
akan jatuh namun kau menyanggahnya.

26. Kalimat yang menggambarkan latar waktu untuk melengkapi penggalan cerpen tersebut
adalah ....
A. Malam begitu gelap
B. Sejak kau meninggalkanku
C. Ketika semuanya menjadi indah
D. Angin malam sepi berhembus
E. Beberapa tahun kemudian

Cermati penggalan cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 25 dn 26!


Pikiranku masih melayang, terbayang hangatnya rumahku meski hanya berdinding bilik,
dan tidur beralaskan tikar rumah kecil itu tetapi terasa hangat dan
nyaman. Tapi kali ini untuk melangkah pulang pun aku tak lagi punya keberanian. Apa yang
harus kukatakan? Jika istriku menanyakan uang belanja yang sudah beberapa hari ini tak
kuberikan. Apa yang harus kulakukan? Jika di rumah anakku masih merengek minta makan.
Lantas apa yang harus kuberikan? Jika tetangga-tetanggaku menagih utang yang sekarang ini
sudah jatuh tempo. Sudah akusiapkan beberapa hari ini.
27. Perbaikan kalimat penggambaran peristiwa yang tidak padu pada kalimat yang bercetak
miring dalam penggalan cerpen tersebut adalah ...
A. Dan tampaklah senyum duka itu.
B. Kami sudah ditunggu sejak tadi.
C. Apa yang harus kulakukan?
D. Kemudian berderai air mataku.
E. Mereka dalam keadaan lemas.

Cermati kalimat-kalimat untuk penggalan cerpen berikut!


(1) Betapa aku begitu menyesal telah menyepelekan komentar seorang warga.
(2) Aku terlibat demikian aktif di dalamnya.
(3) Sampai terdorong untuk pergi memohon jasa seorang dukun.
(4) Namun, aku tidak bisa berbuat apa-apa.
(5) Harus kuakui, yang lebih kebablasan adalah sebuah persekongkolan.
(6) Renunganku membuat diriku sadar.

28. Susunan rangkaian peristiwa yang tepat untuk penggalan cerpen adalah ....
A. (1), (4), (6), (5), (2), (3)
B. (2), (3), (1), (4), (6), (5)
C. (3), (1), (4), (6), (5), (2)
D. (4), (6), (5), (2), (3), (1)
E. (5), (2), (3), (1), (4), (6)

Cermati penggalan drama berikut!


Perempuan :Sebaiknya Bung memang tidak usah mengerti.
Penyair : Aku berharap dengan sangat agar segera saja Saudari memikirkannya.
Perempuan :Itu aku tidak yakin. Tapi semoga saja aku segera menentukan sikap.
Penyair : Soalnya, kita ini dikejar waktu. Tapi jika demikian pendirianmu, terserahlah. Dan
bagaimana dengan ketiga orang tamu itu?
Perempuan :Akh mereka baik-baik saja. … Benar-benar aku sudah cukup dibuat sendat oleh
tingkah laku mereka.

29. Kalimat yang sesuai untuk melengkapi dialog drama yang menggambarkan latar tempat
adalah ….
A. Tapi aku sangat berharap agar mereka segera meninggalkan rumah ini.
B. Juga tabib itu, ia sedang berkeliling melewati Kota Tengah malam ini.
C. Bung tahu, sebenarnya sudah seminggu yang lalu mereka datang.
D. Tidak lebih dari sehari mereka diam-diaman tanpa sepata kata pun.
E. Ketika hujan lebat mereka berteduh di toko seberang rumahku.

Cermatilah kutipan novel berikut !


Hera merasa kasihan pada Asnat, anak itu tidak punya keluarga ditengah kondisi genting
akibat bencana gempa.Apalagi rumah tempat ia bernaung hancur pula… tak ada
yangtersisa
Dari peninggalan orang tuanya. Semua hancur akibat gempa.

30. Peribaha yang tepat untuk melengkapi cerita tersebut adalah….


A. Seperti api dalam sekam
B. Sudah jatuh ditimpa tangga
C. Jatuh panggang dari api
D. Tak usah itik diajar berenang
E. Seperti api dalam sekam
Baca
B penggalan drama berikut !
Koor: Gung liwang liwung
Gung liwang liwung (dst.)
Dalang: Segala dedemit, segala danyang, segala hantu…
Koor: Gung liwang (dst.)
Dalang: Segala alang perewang-rewang
Silahkan pergi dan pulang
Ke gunungmu, hutanmu, lautmu, kapal layarmu
Awang awang….
Diamlah di balik tabirmu
Yang jauh dan temaram
….
(Jaka Tarub, Akhudiat)

31. Ungkapan yang tepat untuk dialog drama di atas adalah….


A. angkat topi
B. angkat besi
C. angkat hidung
D. angkat tangan
E. angkat baju

Cermati penjelasan berikut!


Dalam karya Iwan Simatupang, Ziarah, misalnya, setiap peristiwa yang menimpa tokoh
kita terjalin dalam rangkaian yang tidak menunjukkan hubungan kausalitas karena peristiwa atau
batin tokoh itu. Khayalan dan imajinasi tumpang tindih dengan kejadian yang dialami oleh tokoh
ini. Teknik penceritaan tersebut juga digunakan oleh Putu Wijaya. Hampir semua novelnya
bercirikan teknik penceritaan demikian. Dalam Publik, misalnya, Putu bercerita tentang banyak
tokoh yang mengembangkan peristiwa sendiri-sendiri.

32. Kalimat kritik yang sesuai dengan penjelasan di atas adalah ….


A. Di sini hadir banyak tokoh yang seolah-olah dia berada dalam diri tokoh yang lain.
B. Di sini hadir banyak tokoh, tetapi tidak jelas siapa nama tokoh yang menjadi tokoh
utama.
C. Pikiran pengarang digunakan oleh tokoh-tokoh yang dihadirkan dari berbagai tingkat dan
lingkungan.
D. Peristiwa- peristiwa yang terjadi dalam impian para tokoh tidak boleh dinggap sebagai
peristiwa nyata.
E. Oleh karena banyak tokoh dalam sebuah cerita dan membingungkan, seyogianya cerita
itu dijadikan cerpen saja.

Cermati kutipan esai berikut!


Siapa yang tidak ingin bekerja? Orang tua membiayai anaknya sekolah sampai tingkat
tinggi bahkan kalau mampu, hingga bertitel professor doctor. Tujuannya agar anak tersebut dapat
bekerja dan mencari nafkah. Akan tetapi, jika si anak sekolahnya gagal, orang tua pasti marah
dan kecewa. Bukankah orang tua rela membiayai pendidikan agar anaknya hidup bahagia?

33. Hal yang diungkapkan dalam kutipan esai tersebut adalah ….


A. Salah satu upaya untuk mencapai kebahagian adalah dengan bersekolah dan bekerja.
B. Para orang tua menginginkan anak mereka bersekolah agar mudah mendapat pekerjaan.
C. Orang tua pasti marah dan kecewa jika anaknya gagal sekolah.
D. Setiap orang tua pasti ingin anaknya bersekolah dan bertitel.
E. Orang tua rela membiayai pendidikan anaknya agar mencapai gelar yang tinggi.
Cermati kutipan cerpen berikut!
“Dengan suara yang ditenang-tenangkan, Kancil meminta agar Harimau memandang ke dalam
perigi …”
“Apa itu perigi?” Tanya Najma.
“Oh ya, itu padanan kata dari sumur”
“Padanan itu apa?”
“Hmm, maksud Papa adalah kata lainnya. Arti perigi sama dengan sumur.”
Jalan Teduh Menuju Rumah, Kurnia Efendi

34. Pengalihan cerpen tersebut menjadi bentuk drama adalah ….


A. Papa : Kancil meminta agar Harimau memandang ke dalam perigi …
Najma : Apa itu, Pa?
Papa : Padanan kata sumur.
Najma : Padanan itu apa?
Papa : Hmm, maksud Papa adalah kata lain.
B. Papa : Dengan suara yang ditenang-tenangkan. Kancil memandang ke dalam perigi …
Najma : Apa itu perigi?
Papa : Oh ya itu artinya.
Najma : Padanan itu apa?
Papa : Hmm, maksud Papa adalah kata lainnya. Artinya sama dengan sumur.
C. Papa : Dengan suara yang ditenang-tenangkan, Kancil meminta agar Harimau
memandang ke dalam perigi …
Najma : Apa itu perigi?
Papa : Oh ya, itu padanan kata dari sumur.
Najma : Padanan itu apa?
Papa : Hmm, maksud Papa adalah kata lainnya. Arti perigi sama dengan
sumur.
D. Papa : Dengan suara Kancil, Harimau memandang ke dalam perigi …
Najma : Apa , Pa perigi itu?
Papa : Padanan kata sumur.
Najma : Padanan apa sih Pa?
Papa : Hmm, maksud Papa perigi sama dengan sumur.
E. Papa : Dengan suara yang ditenang-tenangkan, Harimau memandang ke dalam perigi

Najma : Apa yang perigi Pa?
Papa : Oh ya, Padanan kata dari sumur.
Najma : Padanan sama ya Pa ?
Papa : Hmm, maksud Papa adalah kata lainnya.
Cermati puisi berikut!
Salju
Ke manakah pergi
Mencari matahari
Ketika salju turun
Pepohonan kehilangan daun
Ke manakah jalan
Mencari lindungan
Ketika tubuh kuyup
Dan pintu tertutup
Ke manakah lagi
Mencari api
Ketika bara hati
Padam tak berarti
Ke manakah pergi
Selain mencuci diri
Wing Kardjo

35. Makna puisi tersebut adalah ….


A. Setelah putus asa mencari penyelamat, pemberi semangat, dan perlindung hidup, jalan
terakhir yang ditempuh adalah menyucikan diri.
B. Setelah mencari jalan keluar dari berbagai persoalan hidup sebaiknya kita Bertapa untuk
menyucikan diri.
C. Setelah lelah mencari matahari dan tempat berteduh kita harus mencuci diri agar selamat.
D. Agar dapat mencuci diri, kita harus mencari matahari dan perlidungan.
E. Selama hati masih diliputi dendam, mencuci diri tak akan ada artinya.

Cermati kutipan puisi berikut!


seorang lelaki di pinggang bukit
duduk di batu gunung menghapus jelaga jiwa
menanti panen jagung akan tiba
diam diam menghitung berapa ribu kan menerima duit
sebagian janten amblas
ikhlas demi rumah
baju bini anak sekolah
tiap hari butuh beras
Piek Ardijanto Soeprijadi

36. Nilai moral yang tersirat dalam puisi tersebut adalah ....
A. Perjuangan hidup seorang kepala keluarga.
B. Menjadi petani merupakan pilihan hidup.
C. Harapan dari sebuah perjalanan hidup.
D. Mencari nafkah adalah sebuah kewajiban.
E. Pengorbanan seseorang yang tak berujung.

37. Larik pertama dan kedua pada puisi tersebut mengadung citraan ….
A. pendengaran
B. penglihatan
C. penciuman
D. perasa
E. perabaan
Cermati kutipan puisi berikut!
Kepasrahan kepada Tuhan
Pada-Mulah semata kupasrahkan tanpa syarat
Segala yang pernah dan akan aku perbuat
Berikanlah kepadaku semauku apa yang Engkau suka
Tanganku telah siap menerima sorga atau neraka
Aku yakin pada ke illahian-Mu
Aku yakin pada kemanusiaanku.

38. Berdasarkan isinya puisi tersebut termasuk jenis ….


A. Balada
B. Romance
C. Elegi
D. Himne
E. Satire

Cermati kedua puisi berikut!


1. (Puisi Kontemporer)
Dukaku dukakau dukarisau dukakalian
dukangiau
Resahku resahkau resahrisau resahbalau resah
kalian
Raguku ragukau raguguru ragutaju ragukalian
Mauku maukau mautahu mausampai maukalian
Maukenal maungapai
Siasiaku siasiakau siasia siabalau siarisau
siakalian siasia
Waswasku waswaskau waswaskalian
Waswaswaswaswaswaswaswaswaswas
Duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu
duhaikalian duhaisangsai
Oku oku okosong orindu okalian obolong o
risau o kau O…

2. (Puisi Lama)
Gembala
Perasaan siapa tidakkan nyala
Melihat anak berlagu dendang
Seorang sahaja di tengah padang
Tiada berbaju tiada berkepala
Beginilah nasib anak gembala
Berteduh di bawah kayu nan rindang
Semenjak pagi meninggalkan kandang
Pulang ke rumah di senja kala
Jauh sedikit, sesayup sampai
Terdengar olehku bunyi serunai
Melagukan’ alam, nan molek permai
39. Perbedaan kedua puisi tersebut dilihat dari bentukdan strukturnya adalah ….
A. Puisi kontemporer menggunakan kata-kata bentukan baru, sedangkan puisi lama
menggunakan kata-kata yang sudah lazim.
B. Puisi kontemporer tidak mengutamakan bentuk fisik, sedangkan puisi lama tidak terikat
oleh aturan baris dan bait.
C. Puisi kontemporer menggunakan bahasa yang indah, sedangkan puisi lama tidak
mengutamakan bahasa yang indah.
D. Puisi kontemporer tidak mengutamakan makna puisi, sedangkan puisi lama selalu
mengutamakan makna.
E. Puisi kontemporer disusun secara teratur dan sistematis, sedangkan puisi lama
disusun secara tidak teratur dan tidak sistematis.

40. Bacalah resensi berikut !

“Koongnya” Iwan Simatupang


Koong adalah sebuah novel yang menceritakan seorang kakek, Pak Sastro,
yang kehilangan burung perkutut kesayangannya sehingga membuat penduduk
sekampung geger bahkan nyaris menimbulkan bencana kampung itu.
Cerita ini dimulai dengan hilangnnya perkutut milik Pak Sastro yang sudah
sepuluh tahun dipeliharanya. Dan dikisahkan bahwa burung tersebut tetap tak
tertemukan. Hal ini membuat Pak Sastro murung. Kemurungan Pak Sastro ternyata
berpengaruh pada semua warga desa. Akhirnya, Pak Sastro pergi meninggalkan
kampung halaman untuk mencari perkutut yang hilang itu, setelah lebih dulu
mempercayakan segala harta miliknya termasuk sawah ladangnya kepada Pak
Lurah.
Amanat yang hendak disampaikan kepada pembaca, yaitu bahwa segala
sesuatu itu yang menentukan diri kita sendiri. Senang atau tidak senang, bahagia
atau tidak bahagia, baik atau buruk kitalah yang dapat mengerti dan kita juga yang
menentukan.
Akhirnya dapat dikemukakan sekali lagi di sini bahwa koong memang
sebuah pesan manusiawi yang berisi renungan falsafi. Sebuah karya sastra literer
jelas cukup baik.

Ciri-ciri resensi pada kutipan di atas adalah….


A. ada tema
B. ada amanat
C. ada kelebihan/keunggulan
D. ada kelemahan/kekurangan
E. ada penolakan

Anda mungkin juga menyukai