Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA PESERTA

DIDIK

( LKPD )

Disusun Oleh

Nama : Setia Ayu Hikmah

Kelas :B

NPM : 1953041008

PRODI : Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia

Mata kuliah : Media Pembelajaran Batra Indonesia

A. IDENTITAS

Sekolah : SMA GLOBAL MADANI

Kelas/semester : XII/Gasal

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Jenis Tugas : Kelompok

Tema : Teks Editorial


B. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar

3.5 Mengidentifikasi informasi (pendapat, alternatif solusi, dan


simpulan) terhadap suatu isu dalam teks editorial

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta didik dapat mengidentifikasi struktur dalam contoh teks editorial


D. MATERI

Teks editorial/tajuk rencana adalah teks yang berisi pendapat redaksi


terhadap suatu isu/masalah aktual. Isu tersebut meliputi masalah politik,
sosial, maupun masalah ekonomi yang memiliki hubungan secara signifikan
dengan politik. Teks editorial/opini rutin ada di koran atau majalah.
Fungsi teks editorial/opini:
1. Mengajak pembaca untuk ikut berpikir dalam masalah (isu/topik) yang
sedang hangat terjadi di kehidupan sekitar.
2. Memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu yang sedang
berkembang.

Struktur teks editorial/opini adalah sebagai berikut:

1. Orientasi, Pernyataan pendapat (tesis): bagian berisi sudut pandang


penulis mengenai masalah yang dibahas. Biasanya sebuah teori yang akan
diperkuat oleh argumen.
2. Isi/tubuh, menyampaikan argumentasi: alasan atau bukti yang
digunakan guna memperkuat pernyataan dalam tesis, walau secara umum
argumentasi diartikan untuk menolak suatu pendapat. Argumen bisa
berbentuk pernyataan umum/data hasil penelitian, pernyataan para ahli,
maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang bisa dipercaya.
3. Reorientasi, berupa penyataan/penegasan ulang pendapat:
bagian penutup ini berisi penegasan ulang pendapat yang telah didorong
oleh fakta di bagian argumentasi guna memperkuat/menegaskan.
LK 1

Identifikasi
Struktur

Bacalah tajuk rencana berikut!

1. Lalu identifikasi struktur teks editorial dalam tajuk rencana


UN dan Evaluasi Pendidikan
2. peserta didik maju (perwakilan kelompok)ke depan untuk
menjelaskan hasil identifikasi struktur teks editorial yang
telah diidentifikasi.

UN dan Evaluasi Pendidikan


Ujian nasional masih diperlukan dan pemerintah akan mengevaluasi. Artinya,
pada April-Mei 2017 tetap ada UN, yang tak menentukan kelulusan. Tiada
kebijakan pemerintah yang tak melibatkan perhatian, kesibukan, dan emosi
banyak pihak, seperti kebijakan pendidikan nasional. Kebijakan ujian nasional
(UN) ibarat "menu penutup" tahun ajaran dan kerepotan penerimaan murid
baru sebagai "menu pembuka". Dengan keputusan Presiden Joko Widodo itu,
orangtua, sekolah, guru, dan peserta didik yang tahun ini jumlahnya sekitar 8,5
juta terbebas dari kebingungan. Bagi mereka, membalikkan perhatian dan
emosi dari UN jalan terus ke moratorium UN secara mendadak, tinggal empat
bulan, tak semudah yang dialami birokrat kementerian atau ahli pendidikan.

UN telanjur salah kaprah, yang salah dianggap benar. Padahal, dengan kondisi
kemajemukan, apalagi dengan satuan pendidikan (sekolah) yang beragam, UN
tidak layak secara konseptual sebagai alat ukur yang memvonis keberhasilan
dan kegagalan proses pendidikan. Sebagai pemetaan oke, tetapi begitu
dikaitkan dengan nasib peserta didik, maksud baik serba nasional, termasuk
menjadi pemersatu keindonesiaan pun gagal.
Paradigma kebijakan UN yang pragmatis di lapangan tercampur aduk dengan
evaluasi proses pendidikan. Ahli pendidikan benar. Evaluasi pendidikan harus
dilakukan, dan sudah ditabalkan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tetapi bukan dengan standardisasi
sejumlah mata pelajaran secara nasional. Merujuk pada cara berpikir
pragmatis kita, UN dalam konteks minimum standardisasi kurikulum bisa
dijadikan salah satu parameter evaluasi pendidikan. Hasil UN bisa dijadikan
pelengkap hasil evaluasi terstruktur guru dan sekolah. UN tak digelar di setiap
akhir tahun ajaran, tetapi in between, tak berdampak ke individu peserta didik,
tetapi pada perbaikan mutu praksis pendidikan.
Hasil UN dan evaluasi rutin yang dilakukan sekolah dan guru jadi kesatuan
evaluasi Badan Standar Nasional Pendidikan, selain untuk pemetaan juga
perbaikan mutu. UN sebagai salah satu parameter evaluasi, dengan berbagai
kekurangannya dari sisi logika praksis pendidikan, tentu menjadi bagian dari
pengkajian eksistensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tempatkan
kepentingan orangtua, sekolah, guru, dan peserta didik sebagai rujukan serta
pertimbangkan kemajemukan di negeri ini.
Selain membenahi UN sebagai pekerjaan rumah dalam tahun ajaran sesudah
2016/2017, perlu dibenahi pula permasalahan strategis lain, seperti masalah
guru, sarana, dan upaya pengembangan karakter peserta didik. Praksis
pendidikan adalah humanisasi, bukan dehumanisasi.

Sumber: http://doa-bagirajatega.blogspot.co.id/2016/12/
tajuk-rencana-un-dan-evaluasi.html
Lembar Kerja Identifikasi Teks Editorial

Nama Anggota Kelompok :


Kelas :

No Struktur Kalimat
Dalam Teks
Editorial

1 Orientasi/pernyata
an pendapat

2 Isi/tubuh editorial

3 Reorientasi/pengul
angan pernyataan
Pendapat
LAMPIRAN

1. Lampiran Rubrik dan Instrumen Penilaian

Rubrik Penilaian Keterampilan

Total skor
Kriteria Skor Nilai
perolehan
Penilaian
1 2 3 4 5
Penjelasan

1. Ketepatan
menentukan
struktur Soal 1
2. Ketepatan
menentukan
struktur Soal 2
3. Ketepatan
menentukan
struktur Soal 3

Keterangan :
1 = sangat kurang 4 = baik
2 = kurang 5 = amat baik
3 = cukup baik

Skor Nila
Struktur Bahasa Kela Ketepatan Isi Total i
ncar
Nama

an
No.

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1.

Anda mungkin juga menyukai