BAB 3
MEMAHAMI ISI TEKNIS LEWAT EDITORIAL
KD 3.5 Mengidentifikasi informasi (pendapat, alternatif solusi dan simpulan terhadap suatu isu)
dalam teks editorial
Membaca teks editorial sebagi jenis eksposisi memerlukan proses yang analitis. Tahapan-tahapannya
jelas dan harus dimulai dari awal sebuah teks. (Tahapan pernyataan umum (tesis), argmentasi, dan
penegasan ulang).
Berdasarkan tahapan tersebut, dengan membaca teks di atas coba kerjakan latihan berikut !
1. Tulis kembali judul tulisan di atas!
Jawaban :
Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina.
2. Apa yang kamu pahami dari judul tersebut! (Rumuskan dalam kalimat baru
pemahamanmu tersebut)
Jawaban :
Kenaikan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50 persen tanpa sosialisasi.
4. Rumuskan kembali dalam kalimat baru pernyataan umum paragraph pertama berdasarkan
kata kunci yang kamu buat temukan!
Jawaban :
Pada tahun 2014 Pertamina membawa kabar kepada masyarakat bahwa harga tabung elpiji
naik lebih dari 50 persen yang akibatnya konsumen harus membeli di kisaran Rp.125.000-
Rp.130.000. Bahkan di lokasi yang relative jauh dari pangkalan, mencapai Rp 150.000,00
sampai Rp 200.000,00.
6. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf kedua berdasarkan
kata kunci yang kamu buat temukan!
Jawaban :
Pertamina menaikkan harga secara sepihak tanpa sosialisasi kepada masyarakat dengan
alasan yang tidak logis, yaitu merugi 22 triliun selama 6 tahun sebagai dampak kenaikan
harga di pasar internasional serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
7. Apa kata kunci dalam paragraf ketiga?
Jawaban :
Keputusan Presiden terkait kenaikan harga tabung gas elpiji.
8. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf ketiga berdasarkan
kata kunci yang kamu buat temukan!
Jawaban :
Kenaikan harga elpiji mengharuskan presiden republik Indonesia mengadakan rapat
mendadak dengan para menteri terkait untuk menyelesaikan masalah tersebut.
10. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf keempat berdasarkan
kata kunci yang kamu buat temukan!
Jawaban :
Langkah cekatan pemerintah dalam mengapresiasi kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg
tetap menimbulkan pertanyaan, apakah rencana Pertamina ini tidak ketahui Menko Ekuin
dan Menteri BUMN serta tidak dimintai pendapat?.
12. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf kelima berdasarkan
kata kunci yang kamu buat temukan!
Jawaban :
Dugaan atas langkah pemerintah ini merupakan reaksi semu karena kekagetan atas reaksi
keras pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat luas. Politisi menunjukkan pencitraan
yang berkesan melindungi kebutuhan rakyat.
14. Rumuskan kembali dalam kalimat baru penegasan dalam paragraf ketujuh berdasarkan
kata kunci yang kamu buat temukan!
Jawaban :
Kita tidak bisa menerima alasan merugi Rp22 triliun dalam 6 tahun menjadi regulator elpiji.
Pertamina tidak seharusnya menjadikan harga pasar dunia sebagai kiblat keputusan
padahal perusahaan memperoleh keuntungan besar dari tambang minyak dan gas.
15. Apa saja fakta-fakta yang disajikan dalam tulisan tersebut?
Jawaban :
Kenaikan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50%.
Harga di tingkat konsumen menjadi Rp125.000 hingga Rp130.000. Bahkan di lokasi
yang relatif jauh dari pangkalan mencapai Rp150.000- Rp200.000.
Presiden RI sedang mengadakan kunjungan kerja ke Jawa Timur meminta
Wakil Presiden RI mengadakan rapat mendadak dengan menteri terkait.
Pertamina merugi Rp22 triliun selama 6 tahun dampak kenaikan harga di
pasar internasional serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
18. Bagaimana sikap redaksi terhadap peristiwa tersebut? Mendukung, menolak, atau
netral. Berikan penjelasannya.
Jawaban :
Sikap redaksi terhadap peristiwa tersebut adalah menolak. Penolakan redaksi
tampak pada opininya di paragraf ke-6.
Kutipan teks
“Kita tidak bisa menerima sepenuhnya alas an merugi Rp 22 Triliun selama 6 tahun
menjadi regulator elpiji sehingga serta-merta Pertamina menaikkan hara elpiji?
Dalam peran dan tugasnya yang mulia inilah Prtamina tidak bisa semata-mata
menjadikan harga pasar dunia sebagai kiblat dalam membuat keputusan.”
19. Bagaimana saran atau rekomendasi redaksi terhadap pihak yang dituju dalam teks
tersebut?
Jawaban :
Saran atau rekomendasi redaksi terhadap pihak yang ditujukan dalam teks editorial
tersebut adalah keuntungan besar yang diperoleh tersebut seharusnya dipergunakan
untuk memakmurkan dan menyejahterakan rakyat dengan cara mengambil atau
menyisihkan sepersekian persen keuntungan untuk menyubsidi kebutuhan bahan
bakar kalangan masyarakat menengah ke bawah.
21. Carilah minimal 2 buah teks editorial dari surat kabar sebagai bahan kliping. Cantumkan
juga sumber media tersebut di kliping Anda dengan lengkap! *)
Jawab :
Teks 1
Berpulangnya Pahlawan Kemanusiaan
Jumlah tenaga medis yang meninggal selama menangani Covid-19 terus bertambah.
Mereka bekerja keras melawan pandemi, mengesampingkan kepentingan pribadi demi
kemanusiaan. Kematian tenaga medis tersebut berkaitan dengan kebijakan pemerintah dan
kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.
Terhitung per Kamis 15 Oktober 2020, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat ada total 136
dokter meninggal akibat Covid-19. Terdiri dari 71 dokter umum, 63 dokter spesialis, dan
dua dokter residen. Tersebar dari 18 wilayah provinsi dan 66 wilayah kota/kabupaten.
Padahal tenaga medis yang menangani tidak hanya dokter saja. Ada perawat dan bagian-
bagian lain yang menjadi satu kesatuan tim medis. Hingga 10 November 2020, tercatat 323
tenaga medis meninggal.
Tenaga medis merupakan aset negara. Bila nyawa tenaga medis terus berkurang, maka
penanganan pandemi akan semakin sulit. Terlepas dari angka-angka, setiap nyawa yang
hilang tidak dapat tergantikan oleh keluarga yang ditinggalkan. Jumlah kematian tenaga
medis yang terus meningkat, indikasi bahwa pemerintah dan masyarakat kurang
berempati
pada perjuangan mereka. Bila kebijakan tidak dibenahi, serta kepatuhan masyarakat terus
menurun, berapa banyak lagi tenaga medis yang harus gugur.
Sumber Teks 1 :
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Contoh Teks Editorial tentang
Covid-19 Beserta Fakta dan Opininya".
Link :
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/17/153000869/contoh-teks-editorial-tentang-
covid-19-beserta-fakta-dan-opininya
Penulis : Rosy Dewi Arianti Saptoyo
Editor : Arum Sutrisni Putri
Teks 2
Huru-hara Vaksin Covid-19
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, pemerintah, dan peneliti seharusnya
berkoordinasi dengan baik dalam menyampaikan informasi ke publik. Petengahan tahun
lalu kita sempat mendengar bahwa pemerintah menjanjikan vaksin pada November 2020.
Sementara penelitian dan percobaan vaksin masih terus berjalan, dan belum dapat
dipastikan pengaplikasiannya ke manusia. Publik diombang-ambingkan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sampai saat ini belum menganjurkan pemberian
vaksin karena memang penelitian terhadap vaksin belum juga usai. Hal tersebut
dibenarkan oleh juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Iku Adisasmito. Ia
meminta masyarakat untuk sabar menanti vaksin Covid-19.
Pemerintah mungkin bermaksud baik, menyampaikan janji soal vaksin agar masyarakat
tidak panik. Namun penyampaian informasi atau janji ke publik tetap harus berdasarkan
fakta di lapangan. Ketidakselarasan antara ujaran pemerintah dengan satgas dan para
peneliti, mengindikasikan kurangnya koordinasi dan komunikasi.
Sumber teks 2 :
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Contoh Teks Editorial tentang
Covid-19 Beserta Fakta dan Opininya".
Link :
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/17/153000869/contoh-teks-editorial-tentang-
covid-19-beserta-fakta-dan-opininya?page=2
Penulis : Rosy Dewi Arianti Saptoyo
Editor : Arum Sutrisni Putri
Teks 3
Tajuk Rencana: Efektifkan Anggatan Covid-19
Anggatan pemerintah untuk menghadapi wabah virus korona (Covid-19) sangat kecil jika
dibandingkan negara maju sehingga efektivitasnya perlu dipastikan.
Paket stimulus yang dialokasikan pemerintah Rp 10,3 triliun (700 juta dollar AS), termasuk
insentif fiskal, hibah kepada pemerintah daerah, dan dorongan untuk dana jaminan sosial.
Insentif fiskal kedua sedang diformulasikan.
Bandingkan dengan Pemerintah China yang mengalokasikan 110,48 miliar yuan (16 miliar
dollar AS) per 4 Maret 2020. Jepang mengalokasikan pengeluaran tambahan 5 triliun yen
(47 miliar dollar AS) untuk meredam dampak Covid-19. Korea Selatan dan Singapura
masing-masing mengalokasikan 9,9 miliar dollar AS dan 4,06 miliar dollar AS untuk
membantu medis, bisnis, rumah tangga.
Anggaran Indonesia yang tak banyak itu akan semakin tidak efektif bila terlambat diserap
atau dibelanjakan dan tidak tepat sasaran. Karena itu, terbitnya surat edaran dari
Kementerian Dalam Negeri kepada seluruh pemerintah daerah agar mengendalikan dan
mempercepat penyerapan anggaran untuk mengatasi wabah Covid-19 beserta dampak
ikutannya berupa perlambatan pertumbuhan ekonomi adalah langkah tepat.
Kita berharap, anggaran yang minim itu difokuskan pada kegiatan yang dampaknya
langsung dirasakan masyarakat, seperti peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama ataupun rumah sakit rujukan di daerah yang potensial terjangkit. Pemerintah telah
mengeluarkan protokol kesehatan untuk menghadapi Covid-19, mulai dari proses
screening suspect, pengantaran ke RS rujukan, pengambilan spesimen, hingga proses
isolasi dan penyembuhan. Tanpa dukungan anggaran, protokol itu akan menjadi kertas
belaka.
Sumber teks 3 :
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Contoh Teks Editorial tentang
Covid-19 Beserta Fakta dan Opininya".
Link :
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/17/153000869/contoh-teks-editorial-tentang-
covid-19-beserta-fakta-dan-opininya?page=6
Penulis : Rosy Dewi Arianti Saptoyo
Editor : Arum Sutrisni Putri
Kegiatan 1
Membedakan Fakta dan Opini dalam Teks Editorial
Teks 1
Bahaya Pembukaan Bioskop
Pemberian izin pembukaan bioskop oleh pemerintah DKI Jakarta sungguh di luar nalar. Tidak
ada urgensi memberikan kelonggaran semacam itu saat wabah Covid-19 belum terkendali.
Dalam dua pekan terakhir, jumlah rata-rata pasien baru Covid-19 di Ibu Kota hampir 600-an
orang setiap hari. Angka itu naik drastis dibanding data pada akhir Juli lalu ketika penambahan
jumlah pasien baru masih di kisaran 400-an. Rasio positif di Jakarta dalam dua pekan terakhir
juga lebih dari 10 persen. Artinya, terdapat sepuluh orang positif dari setiap seratus orang yang
diuji usap. Situasi ini lebih buruk ketimbang bulan lalu, ketika rasio positif di Jakarta sempat
berada di ambang batas aman versi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 5 persen.
Karena itu, sulit memahami alasan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengizinkan
bioskop segera dibuka lagi. Memang, sejak ditutup pada Maret lalu, ribuan karyawan sinema
sudah dirumahkan. Terdapat 343 teater dengan 1.756 layar di Indonesia—lebih dari 50
persennya berada di Jakarta dan sekitarnya. Tutupnya bioskop-bioskop itu menyebabkan
industri perfilman ikut mati suri. Pusat belanja juga sepi pengunjung. Tapi, seyogianya, alasan
ekonomi tak dijadikan pembenar untuk mengabaikan pertimbangan kesehatan dan
keselamatan publik.
Gubernur Anies beralasan pembukaan bioskop dimungkinkan selama protokol kesehatan
dipatuhi. Selain jumlah penonton yang masuk ke sinema dibatasi, posisi duduk para penikmat
film bisa diatur, seperti layaknya penumpang pesawat terbang. Hal itu merupakan alasan yang
mudah dipatahkan karena membuka bioskop sama saja dengan mengundang pusat keramaian
baru. Risiko penularan virus corona bisa melonjak ketika titik-titik berkumpulnya warga
kembali dibuka.
Pernyataan Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito
untuk mendukung pembukaan bioskop bahkan lebih absurd. Menurut dia, membiarkan warga
beramai-ramai menonton sinema bisa meningkatkan imunitas. Penjelasan semacam ini lebih
terdengar seperti keputusasaan pemerintah dalam mengendalikan penularan Covid-19. Seolah-
olah Satgas sudah kehabisan akal untuk menekan laju pandemi ini di Indonesia.
Penegasan Ulang
Gubernur Anies dan jajarannya tidak boleh menyerah di hadapan serangan virus corona. Salah
satu kelemahan utama dalam program pengendalian penularan Covid-19 di Indonesia adalah
pelacakan kontak pasien positif. Saat ini kapasitas pemerintah dalam pelacakan jejaring kontak
pasien masih di bawah standar WHO. Protokol Kementerian Kesehatan mensyaratkan 80
persen dari semua kontak pasien harus sudah terlacak dan diisolasi dalam tiga hari selepas
konfirmasi status pasien. Jika hal itu tidak dilakukan, mustahil penyebaran virus ini bisa
ditekan sampai minimal.
Ketimbang sibuk membuka bioskop, pemerintah DKI Jakarta seharusnya menggelontorkan
anggaran untuk membantu Dinas Kesehatan dan Satgas guna meningkatkan kapasitas
pelacakan. Tanpa itu, pembatasan sosial seketat apa pun bakal percuma. Jika wabah sudah
terkendali, ekonomi pasti akan pulih kembali.
Teks 2
Jangan Hanya Bergantung pada Vaksin
Langkah pemerintah dalam membentuk Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin
Covid-19 pada pekan lalu memperlihatkan bahwa pemerintah mengandalkan ketersediaan
vaksin sebagai jalan keluar dari pandemi ini. Tim yang terdiri dari sederet menteri, lembaga
riset, perguruan tinggi, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan bertugas
hingga 31 Desember tahun depan.
Namun terdapat sejumlah masalah mendasar dari kebijakan pemerintah tersebut. Pertama,
tugas dan fungsinya dapat tumpang tindih dengan Komite Penanganan Covid-19 dan
Pemulihan Ekonomi Nasional yang sudah dibentuk oleh Presiden. Meskipun masih sama-sama
dipimpin oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartato, keberadaan tim ini
berpotensi menghambat birokrasi. Apalagi masyarakat juga belum melihat hasil kerja nyata
komite di lapangan.
Kedua, keberadaan tim tersebut juga berpotensi berbenturan dengan tugas Konsorsium Riset
dan Inovasi Covid-19 yang dipimpin oleh Kementrian Riset dan Teknologi atau Badan Riset
dan Inovasi Nasional. Selain menghasilkan rapid test (tes cepat covid) dan ventilator,
konsorsium ini juga sedang mengembangkan vaksin Merah Putih bersama Lembaga Biologi
Molekuler Eijkman Institue. Sebetulnya, pemerintah bisa saja cukup menugasi konsorsium ini
untuk melaksanakan instruksinya perihal percepatan pengembangan vaksin.
Selain itu, ruang lingkup tim ini tidak terlalu jelas. Pembuatan vaksin yang mumpuni pastinya
memerlukan waktu yang tidak sedikit dan tidak boleh terburu-buru. Misalnya, masyarakat
tentunya tidak mau percepatan pengembangan vaksin Merah Putih malah memicu pertanyaan
dunia riset global akan kredibilitasnya yang bahkan pemerintahnya saja terkesan tidak percaya
dan membentuk tim lain untuk melakukannya.
Kemudian, Pemerintah seharusnya sangat paham bahwa uji klinis tahap ketiga adalah tahap
paling penting dari perancangan vaksin atau obat. Uji klinis fase terakhir ini tidak dapat
dilakukan dengan tergesa-gesa. AstraZeneca dan Universitas Oxford bahkan terpaksa
menghentikan uji klinis buatan mereka ketika menemukan peserta uji klinis di Inggris
mengalami efek samping yang serius. Sehingga, rasanya tidak akan banyak yang bisa
dilakukan oleh tim nasional bentukan Presiden ini.
Daripada hanya mengandalkan vaksin saja, sebaiknya pemerintah bisa memperbaiki kapasitas
pengetesan dan pelacakan pasien suspect. Melalui berbagai pusat layanan kesehatan sebetulnya
pemerintah dapat memperbaiki kualitas pengobatan pasien dan kesiapan tenaga medis agar
angka kematian pasien COVID-19 tidak terus meningkat.
Tanpa upaya terpadu yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, tumpuan harapan pada
satu solusi saja bisa dapat berujung pada masalah baru. Terutama jika waktu pengembangan
vaksin jauh lebih lama dari apa yang dijanjikan oleh pemerintah. Pemerintah tidak boleh
menyimpan semua telur dalam satu keranjang, upaya pengendalian wabah secara holistik dan
ketat harus tetap dilakukan melalui berbagai sudut.
Tugas
Setelah membaca dua teks tersebut di atas, untuk melatih daya analisismu kerjakan tugas
berikut!
1. Datalah kalimat fakta dalam dua teks di atas dengan mengisi jawabanmu pada tabel berikut!
Kalimat Fakta
No.
Teks 1 Teks 2
Tim yang terdiri dari sederet menteri,
Terdapat 343 teater dengan 1.756 layar lembaga riset, perguruan tinggi, serta
1. di Indonesia—lebih dari 50 persennya Badan Pengawas Obat dan Makanan
berada di Jakarta dan sekitarnya (BPOM) akan bertugas hingga 31
Desember tahun depan.
2. Dalam dua pekan terakhir, jumlah rata- Langkah pemerintah dalam membentuk
rata pasien baru Covid-19 di Ibu Kota Tim Nasional Percepatan
hampir 600-an orang setiap hari. Pengembangan Vaksin Covid-19 pada
pekan lalu memperlihatkan bahwa
pemerintah mengandalkan ketersediaan
2. Datalah kalimat opini yang terdapat dalam dua teks di atas dengan mengisi jawaban pada
tabel berikut!
Jenis Opini Teks 1 Teks 2
Penilaian
Sulit memahami alasan Namun terdapat sejumlah
Untuk diperhatikan!
1. Naskah tugas dikerjakan dengan rapi dan mandiri.
2. Khusus yang mengalami kendala jaringan untuk pjj schoology, tugas bisa
dibuat dalam bentuk word atau Pdf kirim di email barnabasbetaeng@gmail.com.
3. Bagi yang bisa masuk di jaringan Schoology Bahasa Indonesia Anda bisa lansung
submission (uplod) tugas di laman schoology yang Anda akses.
4. Tugas dikumpul paling lambat 3 hari sejak materi Anda akses
5. Konsultasi tugas bisa melalui WA No. 081350173739
6. Menunda pekerjaan hanya akan membuat kita semakin terbebani
7. SELAMAT MENGERJAKAN !