berdialog serta bekerjasama dengan umat beragama lain 4.3. Berdialog serta bekerjasama dengan umat beragama lain INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 3.3.4. Menjelaskan dasar dan ajaran agama-agama asli di Indonesia 3.3.5. Menjelaskan ajaran aliran kepercayaan lain di Indonesia 3.3.6. Menjelaskan pandangan Gereja Katolik terhadap agama-agama dan aliran kepercayaan lain di Indonesia AGAMA ASLI 1. Dasar dan Ajaran Dasar yang mendalam dari agama-agama suku adalah dongeng-dongeng mengenai ciptaan yang didalamnya terdapat hubungan ke-Allah-an dengan ciptaan. Ada 2 tema pokok dari cerita-cerita penciptaan, yaitu: a) Perang suci antara dunia atas dan dunia bawah atau perkawinan suci antara surga dan dunia. Keduanya disusul dengan perceraian. b) Keterangan tentang terjadinya bermacam- macam tumbuhan yang diperlukan oleh manusia untukdapat hidup, dan tentang kenyataan bahwa manusia akan mati suatu saat nanti.
Cerita-cerita ciptaan tsb untuk menerangkan
terciptanya alam semesta, dunia, musim, pergantian terang dan gelap dsbnya dan menunjukkan fungsi segala sesuatu. Dalam agama asli atau suku inilah pada umumnya timbul kepercayaan bahwa tidak hanya manusia saja yang berjiwa, tetapi juga tumbuh- tumbuhan dan hewan. 2. Agama-agama asli di Indonesia Lera Wulan Tana Ekan di Flores Timur dan Lembata Wiwitan di Sunda Aluk To Dollo di Sulawesi Sabulungan di Mentawai Merapu di Sumba Kaharingan di Kalimantan Dll. Ada juga yang disebut agama-agama suku, seperti yang dianut penduduk di berbagai pulau di sebelah barat Sumatra, beberpa suku kecil dan bagian suku-suku besar di Sumatra, dll
Selain itu masih terdapat apa yang
dinamakan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang menurut negara sama kedudukannya dengan agama dalam hal pengalaman Ketuhanan Yang Maha Esa. ALIRAN KEPERCAYAAN 1. Dasar dan ajaran: Aliran kepercayaan dalam Dokumen Nostra Aetate disebut juga kepercayaan terhadap Yang Maha Tinggi. Aliran ini mementingkan sikap batin dan berkisar pada ilham diri sendiri, yakni: peningkatan integrasi diri manusia pengalaman batin bahwa diri pribadi beralih ke kesatuan dan persatuan yang lebih tinggi Partisipasi dalam tata tertib sempurna yang mengatasi daya kemampuan manusia biasa. Aliran kepercayaan berusaha untuk meraih kesempurnaan hidup dengan jalan mencapai budi yang luhur. Hal itu dilakukan secara perseorangan atau dalam kelompok-kelompok Aliran kepercayaan mengajarkan tentang sikap batin dan berkisar tentang ilham dari diri sendiri: peningkatan integrasi diri manusia (melawan pengasingan) Pengalaman batin bahwa diri pribadi beralih ke kesatuan dan persatuan yang lebih tinggi Partisipasi dalam tata tertib sempurna yang mengatasi daya kemampuan manusia biasa. Aliran kepercayaan ingin mencapai budi luhur untuk meraih kesempurnaan hidup. 2. Hubungan antara aliran kepercayaan dan agama asli: Aliran kepercayaan tidak langsung berkembang dari agama asli, tetapi dari unsur-unsur kebatinan, kerohanian atau mistisisme dan kejiwaan yang mengembangkan budi pekerti serta adat etis, sudah ada dalam agama-agama asli di seluruh nusantara. Menurut kepercayaan asli, seluruh alam merupakan satu kesatuan sakral yang didekati manusia melalui sistem penggolongan dan pembagian. Pandangan hidup ini tidak cocok dengan alam pikiran modern dan memaksa para penganut agama asli mengubah cara berpikir dan menemukannya pada aliran kepercayaan. 3. Ibadat dan pembinaan: Unsur ibadat menjadi amat sederhana, sebab yang pokok adalah kesadaran dan keyakinan, serta hati nurani. Pertemuan-pertemuan diarahkan kepada pembinaan hati, meneguhkan tekad, dan kewaspadaan batin, serta menghaluskan budi pekerti dalam tata pergaulan. Tujuannya adalah pendidikan bukan kebaktian sebab setiap orang menemukan Tuhan dalam hatinya sendiri. Dengan membersihkan hati serta mengembangkan kedewasaan rohani maka dengan sendirinya ia berbakti kepada Allah. 4. Sikap Gereja Katolik terhadap aliran kepercayaan dan agama asli: Dalam Nostra Aetate art.2 : “Gereja Katolik tidak menolak apapun yang dalam agama- agama itu dianggap benar dan suci. Dengan sikap hormat dan tulus, Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang memantulkan sinar kebenaran yang menerangi semua orang” Dalam pernyataan di NA art 2 itu dapat dilihat bahwa di dalam lembaga Gereja dan institusi serta tradisinya, dalam orang-orang kudus dan kitab-kitab sucinya, “pesan kristiani” secara aktif disingkapkan oleh Roh Kudus di tengah- tengah kita dan melampaui rintangan- rintangan budaya, seturut janji yang Yesus berikan kepada para Rasul-Nya. PENUGASAN 1.Jelaskan pandangan Gereja Katolik terhadap agama asli dan aliran kepercayaan? 2.Bagaimana sikap Gereja Katolik terhadap agama asli dan aliran kepercayaan?