Disusun oleh,
Kelas
2023
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa, hanya dengan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul Pandangan
Gereja Katolik Mengenai Budaya Kekerasan dan Budaya Kasih ini. Kami mengucap terima kasih
kepada …. selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata
pelajaran pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang diampu oleh ….. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Maret 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ............................................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
.....................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
...........................................................................................................................................
2.1 Pengertian Budaya Kekerasan dan Budaya Kasih .................................................... 3
2.1.1 Pengertian Budaya Kekerasan ......................................................................... 3
2.1.2 Pengertian Budaya Kasih .................................................................................
2.2 Penyebab Terjadinya Budaya Kekerasan .................................................................. 3
2.3 Dampak Budaya Kekerasan....................................................................................... 3
2.4 Pandangan Gereja Mengenai Budaya Kekerasan dan Budaya Kasih ....................... 4
2.4.1 Pandangan Gereja Mengenai Budaya Kekerasan ............................................ 4
2.4.2 Pandangan Gereja Mengenai Budaya Kasih..................................................... 4
2.5 Pandangan Negara Mengenai Budaya Kekerasan ..................................................... 5
2.5.1 Pandangan Negara Mengenai Budaya Kekerasan ........................................... 5
2.5.2 Pandangan Negara Mengenai Budaya Kasih.................................................... 5
2.6 Pencegahan Budaya Kekerasan ................................................................................. 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 7
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 7
3.2 Saran ........................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 8
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dunia ini ada kasih dan kekerasan. Keduanya saling bertentangan satu sana lain. Di
mana ada kasih, di sana tidak ada kekerasan, dan sebaliknya. Tuhan maupun mengasihi sesama
manusia. Tuhan tidak menginginkan manusia menggunakan kekerasan, karena Ia adalah
pribadi yang lemah lembut dan tidak menyukai kekerasan. Tuhan menginginkan manusia hidup
damai dalam kasih. Ironisnya manusia yang hidup dalam kekerasan dan pertikaian jauh lebih
banyak jumlahnya dibandingkan manusia yang hidup dalam kasih dan damai sejahtera. Mereka
seolah tidak pernah mengenal kasih dan hanya mengenal kekerasan dan konflik. Dewasa ini,
lebih banyak manusia yang lebih mudah memusuhi dan melakukan kekerasan terhadap orang
lain dibandingkan manusia yang mengasihi sesama dengan tulus. Kasih perlahan mulai hilang
dari hati manusia, digantikan oleh rasa benci, dendam, iri hati, egois yang membuahkan
kekerasan. Akibatnya wajah bangsa Indonesia yang semula ramah dan penuh kelemah
lembutan tercoreng dengan berbagai macam tindakan yang bertentang dengan kekerasan.
Yaitu contohnya sebagai berikut:
"Ortu Siswa Melapor Kepsek ke Polisi, Dikbud Turun Tangan Mediasi"
Kepala sekolah (kepsek) di sekolah dasar (SD) 184, Bonne-Bonne, Kabupaten
Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) dilaporkan ke polisi oleh orang tua siswa karena anaknya
dipukul. Dinas pendidikan dan kebudayaan (dikbud) Pinrang pun turun tangan memediasi
kedua belah pihak. Laporan pemukulan siswa ini ditanggapi oleh dikbud dan PGRI Pinrang
masih berupaya mancari cara agar kedua belah pihak dapat bertemu dan berbicara secara
kekeluargaan, sehingga bisa diselesaikan dengan damai. Herno menjelaskan, pemukulan
terhadap anaknya terjadi pada selasa (10/1) di SDN 184 Bonne-Bonne. Saat kejadian AF masuk
ke dalam ruangan UKS untuk mengambil bola, namun tiba-tiba oleh kepsek yang menuduhnya
mengambil uang. Sementara itu kepsek SDN 184 Bonne-Bonne, Talib enggan memberikan
komentar mengenai laporan orang tua siswa terhadap dirinya. Menurutnya, kasus tersebut
dalam proses damai. Ia mengaku telah berupaya untuk bertemu langsung dengan orang tua
siswa atas nama Herno yang melaporkan laporan kekepolisian, namun yang bersangkutan tak
kunjung hadir.
Sila Kedua Yaitu "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" Merupakan Konteks dan
Budaya Kasih.
1
Budaya kasih adalah kebiasaan menghargai martabat manusia. Budaya Kasih adalah
kebiasaan bersama saling perhatian akan kesejahteraan sesama, contohnya : kebersamaan
keluarga, persahabatan, dan lain-lain. Budaya kasih tidak kuat tanpa kebiasaan sadar akan kasih
Tuhan yang selalu mengundang dan memanggil manusia dengan konsekuen memeberi kata
sarana prasarana hidup di alam bumi Indonesia ini. Bangsa lain termasuk Raja Salman pun
mengakui kebesaran bangsa dan negara Indonesia ini. Revitalisasi peradaban dan budaya kasih
tidak dapat ditunda lagi. Demi kecepatan perlu agak cepat disemua sektor kehidupan dan semua
sastra kehidupan. Hegumoni mayoritas harus dibenahi dengan prinsip sadar hukum dan
keadilan. Kerelaan untuk berbagi rejeki lahir batin harus menjadi program budaya kasih.
Budaya kasih saja yang akan mampu merevitalisasi peradaban negeri ini berdasarkan sila
kedua.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Berbagai tindakan kekerasan dilakuakn sebagai isarat berkomunikasi bahkan oleh
masyarakat tertentu dijadikan sebagai solusi untuk macam problematika yang di alaminya,
yang disinyalir menjadi penyebab utama adalah kemuakan dan kekecewaan mendalam yang di
alami masyarakat terhadap pemerintahan. Tindakan kekerasan, agresifitas ini merupakan
bentuk akumulasi kebencian masyarakat atas problematika yang terjadi secara kontinu dan
tidak ada tanda tanda akan selesainya masalah, namun justru semakin kompleks permasalahan
yang terjadi. Tidakkan agresifitas ini terjadi seiring berkembangnya zaman, pada masyarakat
dengan mentak yang belum siap menghadapi moderisasi dan globalisasi.
4
2.5 Pandangan Negara Mengenai Budaya Kekerasan dan Budaya Kasih
2.5.1 Pandangan Negara Mengenai Budaya Kekerasan
Kekerasan adalah tindakan melukai yang dilakukan individu atau kelompok
dengan latar belakang dan motif yang bermacam-macam. Kekerasan adalah tindakan
melukai seseorang dengan sengaja oleh seseorang yang mempunyai maksud tertentu
atau orang-orang tersebut memendam perasaan dendam kepada orang tersebut.
Kekerasan bisa disebut juga sebagai tindakan anarkis (keras) yang cenderung
berlebihan.
Pada dasarnya kekerasan adalah tingkah laku seseorang yang berlebihan dengan
nilai moral. Saat ini kekerasan telah membudaya di kalangan masyarakat dan negara
dan mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia, mulai dari kasus tawurannya,
pembunuhan, pengerusakan, penyerangan, pemerkosaan dan lain sebagainya. Bukan
menjadi hal yang tabu dan asing lagi di telinga kita, terjadinya mutilasi, pembunuhan
dan tindak kekerasan sudah menjadi familiar, terjadi terus menerus terbiasa kemudian
membudaya, hingga kita sendiri tidak menyadari bahwa kekerasan tersebut telah
membudaya menjadikan pola pikir kita terjaga bahwa kekerasan agresifitas dan
anarkisme adalah hal yang lazim dan wajar.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kekerasan semakin marak terjadi dikarenakan rakyat Indonesia semakin serakah dan
sulit menerima perubahan. Budaya kasih semakin ditinggalkan karena manusia lebih
menggunakan emosi saat menghadapi suatu permasalahan.
Kekerasan dapat dikurangi dengan cara menempatkan manusia Indonesia dari manapun
latar belakangnya untuk dapat berperan dalam kehidupan, dihargai dan dihormati segala
kelebihan dan kekurangannya secara adil dan beradab dalam semua dimensi kehidupan.
Sedangkan untuk meningkatkan budaya kasih dapat dilakukan dengan cara dialog dan
komunikasi dengan kelompok lain, kerjasama atau membentuk jaringan lintas batas untuk
memperjuangkan kepentingan umum yang merupakan pilihan bersama, menceritakan kembali
kekerasan yang pernah dialami, mengakui kesalahan dan minta maaf serta penyesalan dari
pihak yang melakukan kesalahan, mengampuni pelaku kesalahan atau kekerasan, rekonsiliasi
(pemulihan).
3.2 Saran
Hindarilah melakukan kekerasan, dan janganlah membalas dendam terhadap orang lain
yang melakukan kekerasan. Wujudkanlah dunia tanpa kekerasan dan kembangkanlah budaya
kasih. Mulai dari hal kecil seperti tidak membeda-bedakan latar belakang dan jenis kelamin.
7
DAFTAR PUSTAKA
www.kompasiana.com
www.google.com
Id.scribd.com
Repository.unp.ac.id