‘’ SEJARAH OMK ‘’
Disusun oleh :
Yuli Brygitta Sidabariba ( 1910026028 )
FAKULTAS KEDOKTERAN
KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan kasih Sayang-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang sejarah OMK ( Orang Muda Katolik)
ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai sejarah berdirinya OMK. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat
dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
kita semua. Terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini yaitu:
1. Siapakah yang dimaksud dengan orang muda katolik ?
2. Sejarah terbentuknya OMK ?
3. Bagaimana ciri – ciri orang muda katolik ?
4. Tujuan berdirinya OMK ?
5. Bagaimana perbedaan OMK dengan Mudika ?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah di atas
yaitu :
1. Untuk mengetahui siapa itu orang muda katolik
2. Untuk mengetahui sejarah orang muda katoik
3. Untuk mengetahui ciri – ciri orang muda katolik
4. Untuk mengetahui tujuan berdirinya OMK
5. Untuk Mengetahui perbedaan antara OMK dengan Mudika
BAB II
PEMBAHASAN
Yang dimaksud dengan OMK menurut Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda
(PKPKM) yang dikeluarkan Komisi Kepemudaan KWI adalah mereka yang berusia
13 s.d. 35 tahun dan belum menikah, sambil tetap memperhatikan situasi dan
kebiasaan masing- masing daerah. OMK mencakup jenjang usia remaja, taruna dan
pemuda. Mudika, dikenal juga dengan nama OMK. singkatan dari Muda-mudi
Katolik, adalah istilah yang dipergunakan untuk menyebut komunitas Katolik muda
yang ada di suatu teritori tertentu, baik itu lingkungan, wilayah, stasi, atau paroki.
Menurut pastor Adi, yang dimaksud dengan orang muda katolik (OMK) yaitu orang
katolik yang belum menikah dan telah dibaptis secara katolik atau dikatakan telah
menerima sakramen baptis. Orang muda kristen lain tidak sah dalam katolik karena
tidak ada sakramen. Menurut pastor Stabu, orang muda katolik ( OMK ) adalah suatu
organisasi muda mudi yang sudah dibaptis secara katolik dan belum menikah.
Berbeda dengan orang muda kristen lainnya, orang muda katolik memiliki pengajaran
– pengajaran dan program – program secara katolik seperti kursus, seminar dan
lainnya yang hanya ada di katolik. Orang muda katolik harus tahu bagaimana
pernikahan dalam agama katolik, bagaimana menjadi orang muda katolik yang
bertanggung jawab atau menjadi lebih matang dalam iman. Ini semua diajarkan
menurut pengajaran katolik. Sebelum dipakai istilah mudika, dipergunakan nama
Seksi Muda-mudi, atau Seksi Kepemudaan Paroki (SKP).
Istilah Mudika muncul sekitar tahun 1974 dan pertama kali dipakai di
Keuskupan Bogor untuk menamai gerakan Katolik muda yang berbasis teritori
Gereja. Istilah ini menjadi umum dan dipakai di seluruh Indonesia. Sejak munculnya
UU Keormasan No. 5 tahun 1985, peran Mudika menguat menggantikan peran
Pemuda Katolik sebelumnya. Pada tahun 2004 Komisi Kepemudaan Keuskupan
Agung Jakarta memunculkan istilah baru, OMK, Orang Muda Katolik. Nama ini
kemudian meluas dan diteguhkan dalam Pertemuan Nasional (PERNAS) OMK 2005
menjadi pengganti Mudika. Namun sampai dengan saat ini, kedua istilah masih
dipakai bergantian, sesuai dengan pilihan masing-masing komunitas Katolik muda itu
sendiri. Dalam perjuanganya kaum muda Katolik pun ikut mengukir sejarah
pergerakan nasinal Indonesia, banyak gebrakan besar yang diraih mulai awal tahun
1900an hingga tahun 1980an. Berikut sepenggal prestasi yang pernah diraih orang
muda katolik pada masanya. Tahun 1900an, Rm.Van Lith mendirikan HIK(sekolah
Guru Katolik) di Muntilan untuk mendidik orang-orang muda sebagai gru bangsanya.
Lahirlah generasi pertama intelektual katolik indonesia. Tahun 1930; Organisasi
politik umat Katolik yang dimotori orang-orang muda bersatu dalam Persatuan Politik
katolik Indonesia. Ada 41 cabang di seluruh Indonesia,terjadi penyatuan semua ormas
Katolikke dalam satu oraganisasi tunggal untuk tiap satu kelompok umat. Partai
Katolik menjadi partai satu-satunya bagi umat katolik Indonesia. Muda Katolik
Indonesia muncul menggantikan AMKRI sebagai satu-satunya organisasi untuk kaum
muda, tetapi Pandu Katolik masih dipertahankan. Muda Katolik Indonesia semula
berorientasi ke dalam paroki, seperti Mudika saat ini, tetapi juga terlibat dalam forum
pemuda nasional dan regional.Akhir tahun 1949; Pemuda Munajat, pemuda Katolik,
menjadi satu-satunya utusan organisasi pemuda yang ikut dalam Konferensi Meja
Bundar di Den Haag Belanda, mewakili Mgr Sugiyopranata, SJ, yang memegang
peran kunci dalam lobby politik di negeri Belanda melalui partai Katolik Belanda di
parlemen. Tahun 1960an; Pater Beek merintis kaderisasi politik KASBUL untuk
mahasiswa/intelektual muda Katolik untuk menghasilkan kader-kader yang militan.
Generasi ini memunculkan tokoh-tokoh politik Katolik seperti JB. Sumarlin, Cosmas
Batubara, Harry Tjan Silalahi, Wanandi bersaudara, dan lain-lain. Tahun 1965;
Melawan komunisme, Pemuda Katolik dan PMKRI memegang peran kunci dalam
pergerakan pemuda. PMKRI di kota besar dan di lingkaran kekuasaan, PK di desa-
desa dan kota kecil, di lingkaran massa. PMKRI bersama HMI lenjadi leader dalam
KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), Pemuda Katolik dan ISKI (Ikatan
Siswa Katolik Indonesia) lader dalam KASI (Kesatuan Aksi Siswa Indonesia),
sementara Partai katolik menggalang Front Pancasila, dan WKRI memimpin
Kesatuan Aksi Wanita Indonesia. Untuk membendung komunisme dengan dukungan
hirarkhi para tokoh katolik membentuk Front Katolik Tanpa Lubang.
Tahun 1970-1980an : SPIRITUALITAS; Bentuk-bentuk pendampingan seperti
Choice, Karismatik, Anthiokhia mulai bermunculan. Gladi Rohani juga lahir.
Pendekatan CIVITA KAJ mulai muncul dan membentuk trend baru pendampingan
yang berorientasi spiritualitas dan pengembangan karakter, dengan satu pertanyaan
kunci WHO AM I. Muncul pula KASIS (Kaderisasi Basis).
Ada tiga ciri orang muda katolik : Jati Diri, Ketidakpastian, Hubungan-
Hubungan. Jati Diri: OMK dipanggil untuk menjadi dirinya sendiri – yaitu menjadi
diri sendiri seperti yang dikehendaki Tuhan. Hanya dengan mengetahui jati dirinya
sesuai yang dikehendaki Tuhan, maka OMK bisa membangun dunia dan handal.
Meminjam kata-kata Santa Katharina dari Siena (1347-1380), “Be who God meant
you to be and you will set the world on fire”. Menurut pastor Stabu, orang muda
katolik (OMK) itu selalu ceria dan senang mencari persahabatan. Sependapat dengan
pastor Staba, menurut pastor Adi, ciri orang muda katolik adalah memiliki banyak
teman atau bersahabat dan selalu riang dimanapun dia berada.
Hidup komunitas diarahkan pada pembelajaran diri dan komunitas dimana sebagai
ruang tumbuh bagi diri dan komunitas lokalnya. Yang kedua adalah sebagai
pembelajaran Iman dan gereja. Juga sebagai transformasi sosial menuju masyarakat
adil dan manusiawi.dan kebangsaan. Ciri kas dan kekuatan Komunitas kaum muda
katolik ialah :
Spiri of youth, gembia, berani, dan spontan
Tradisi menggereja
Komunitas proses-komunitas dan transformatif
Keterlibatan, persahabatan dan persaudaraan
Teritorial dan lokal
Perbedaan kesetaraan sebagai kekuatan dalam persaudaraan dan komunitas
Nilai dasar pengorganisasian Komunitas Mudika atau orang muda katolik adalah :
1. Demokratik-Partisipatif
- Saling kontrol, saling mengapresiasi, saling menumbuhkan
- Keterlibatan : dari, oleh, dan untuk semua
2. Emansipatoris-transformatif
- Merubah dan memberdayakan diri baik individual maupun kolektif dalam komunitas
- Merubah masyarakat dan dunia sekitar
3. See – judge – act : Merintis dan mendorong perubahan masyarakat berpijak pada Spiral
D. Perbedaan OMK dengan Mudika
Menurut RD. Yohanes Dwi Harsanto perbedaan OMK dengan Mudika adalah sebagai
berikut :
2. Maka OMK dan Mudika dapat ada bersama- sama dalam satu paroki. Namun harap
dicatat bahwa OMK bukan organisasi. OMK ialah individu atau komunitas orang berusia
muda dan beragama Katolik.
3. Mudika merupakan salah satu kelompok OMK di Gereja Paroki lingkupnya teritorial.
Sementara OMK adalah individu atau komunitas yang tak hanya lingkup teritorial.
Persamaan keduanya: keduanya beranggota orang berusia muda beragama Katolik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
- OMK menurut Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda (PKPKM) yang dikeluarkan
Komisi Kepemudaan KWI adalah mereka yang berusia 13 s.d. 35 tahun dan
belum menikah, sambil tetap memperhatikan situasi dan kebiasaan masing-
masing daerah.
- Sejak munculnya UU Keormasan No. 5 tahun 1985, peran Mudika menguat
menggantikan peran Pemuda Katolik sebelumnya. Pada tahun 2004 Komisi
Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta memunculkan istilah baru, OMK, Orang
Muda Katolik.
- Kemudian diteguhkan dalam Pertemuan Nasional (PERNAS) OMK 2005 menjadi
pengganti Mudika.
- Dengan mengetahui jati dirinya sesuai yang dikehendaki Tuhan, maka OMK bisa
membangun dunia dan handal
- Sebagai kaum muda kita patut mengetahui mengenai sejarah berdirinya OMK
dan patut berpartisipasi didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/febrianto_manik/aku-orang-muda-katolik
http://madingomkmbsb.blogspot.co.id/2012/07/sejarah-omk-mudika.html
https://nerahky.wordpress.com/2008/09/04/nukilan-sejarah-orang-muda-katolik/
http://omk-tayan.blogspot.co.id/2012/10/apa-itu-mudika-dan-omk.html