PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
lampau yang terjadi ruang dan waktu yang di perankan oleh manusia.
sejarah itu sebagai satu dasar realitas hidupnya sambil menyusun rencana dan
dimuka bumi ini; Suka dan duka yang dialami oleh pendiri gereja tersebut.
Dalam dunia studi mengenai sejarah gereja katolik adalah syarat utama untuk
Menciptakan karya yang proporsional, baik, dan mantap untuk masak ini
tradisional karya nenek moyang merupakan sumber inspirasi yang tidak dapat
1
diabaikan bagi para arsitek dalam proses penciptaan karya bangun. Para
mengenalkan kata igraja sebagai penyebutan gereja yang berasal dari bahasa
Latin ecclesia. Kata ecclesia sendiri berasal dari kata Yunani Kuno yaitu
Grimbly 2004, 28). Dalam Encyclopedia of Faiths and Religion of the World
Vol. I,I gereja disebut sebagai rumah Tuhan, sebagai tempat berdoa, dan
mengamati dan mengubah dunia pada masa kini dan masa mendatang.
orang akan mengenal dan mengerti tentang kaidah-kaidah yang akan dijadikan
2
Agama katolik merupakan salah satu agama yang cukup terkenal di
demonisasi lainya.
memang tak lepas dari keberadaan kepala Cor Jesu. Menurut catatan dari
Tahun 1943 dari penguasa jepang kami (Ursulin) mendapat ijin memakai
kapel kami (yang diluar biara) untuk umat katolik yang jumlah nya cukup
banyak. Walaupun tidak ada Romo, namun mereka berkumpul setiap hari
berterimakasih kami karena kapel susteran boleh dipakai oleh umat katolik
3
B. Fokus Penelitian
dalam hal ini fokus akan faktor-faktor apa saja yang akan diteliti;
peneliti akan dapat mengetahui data mana yang perlu dikumpulkan dan data
mana yang walaupun menarik, tidak perlu dikumpulkan karena tidak relevan.
2. Bagaimana Sejarah perkembangan gereja dari non fisik Gereja Katolik Maria
C. Tujuan Penelitian
1. Sejarah perkembangan gereja dari aspek fisik Gereja Katolik Maria Diangkat
4
2. Sejarah perkembangan gereja dari non fisik Gereja Katolik Maria Diangkat
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
a. Bagi gereja
b. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi sarana belajar sehingga peneliti dapat
2. Manfaat teoritis
sejarah.
E. Penjelasan Istilah
1. Perkembangan Gereja
5
2. Aspek fisik
Aspek fisik berkaitan dengan fasilitas fisik yang dibuat oleh manusia.
peranan langsung atau tak langsung dengan kehidupan manusia dalam arti
fisik. Jangan sampai pembangunan bertumpu pada salah satu aspek saja,
perlu diperhatikan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. pengertianSejarah
perubahan-perubahan itu itu sebagainya, dan (3) ilmu yang bertugas menyelidiki
Pati (2005;5) mengatakan bahwa sejarah ditujukan pada kejadian masa lalu
dan berusaha menjelaskan secara detail setiap peristiwa yang terjadi dan
Kartodidjro (1997;4-5) sejarah memiliki dua aspek penting yaitu (1) sejarah
dalam arti subjektif sebagai suatu kontruksi atau bangunan yang disusun oleh
sejarawan sebagai suatu uraian atau cerita. Dikatan subjektif karena sejarah
memuat unsur-unsur dan isi subjek (penulis) dan (2) sejarah d alam arti objektif
yang menunjuk kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri, sebagai proses dalam
aktualitasnya.
Gottschalk (1969:27) kata sejarah dari bahasa arab yaitu sajaratun yang
artinya pohon dalam bahasa inggris history artinya masa lampau. Bahasa yunani
historia yang artinya ilmu. Bahasa jerman geschicte sesuatu yang terjadi pada
7
masa lampau umat manusia yang harus berkembang dari tingkat yang sederhana
kejadian masa lampau yang telah diberi tafsir atau alsan yang di kaitkan sehingga
Hugiono1992) sejarah adalah salah satu bidang ilmuyan meneliti dan menyelidiki
tentang manusia dan lingkungan, situasi sekitarnya sebagai makhluk sosial yang
disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi fakta masa tersebut dengan tafsiran
dan penjelasan yang memberi pengertian dan kepahaman tentang apa yang telah
berlalu. Sebagaimana ilmu sejarah terikat pada prosedur penelitian ilmiah sejarah
juga terikat pada pengajaran yang bersandar pada fakta. Kebenaran sejarah
terletak pada kesediaan sejarawan untuk meneliti sumber sejarah secara tuntas,
dengan fakta. Dari pendapat diatas penulis dapat simpulkan bahwa, sejarah
adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara
lalu manusia dan lingkungan, situasi sekitarnya yang terjadi dimasa lampau yang
8
Dari beberapa defenisi sejarah menurut para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa sejarah adalah peristiwa masa lampau umat manusia yang hanya sekali
Sejarah menurut istilah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau, yang
berkaitan dengan proses kehidupan manusai dan dipelajari di masa kini dan yang
akan mendatang. Dapat dirumuskan bahwa arti sejarah adalah peristiwa atau
kejadian masa lampau pada diri induvidu dan masyarakat untuk mencapai
kebenaran suatu penjelasan tentang sebab-sebab dan asal usul segala sesuatu,
that interprets and gives meaning to events and applies systematic methods to
Sejarah dalam bentuk rangkaian cerita seperti terdapat dalam buku sejarah,
merupakan peristiwa nyata kehidupan manusia pada masa lampau. Cerita sejarah
9
B. Sejarah Gereja Katolik
b. Badan (organisasi) umat Katolik yang sama kepercayaan, ajaran dan tata caranya
3. Organisasi umat Katolik yang sama aliran, ajaran dan tata caranya(misalnya:
dan tempat untuk melakukan upacara yang sama kepercayaan, ajaran dan tata
pengamatan gereja-gereja di Malang adalah tempat atau sarana dan prasana untuk
serta tempat melakukan pelayanan kepada jemaat gereja (belajar doa, katekisasi,
belajar menyanyi dan lain-lain) dan pelayanan kepada masyarakat di sekitar gereja
10
2. Menurut Asal Katanya
Gereja berasal dari Bahasa Portugis igreja dan Bahasa Yunani ekklêsia yang
1. Arti pertama gereja ialah “umat” atau lebih tepat persekutuan orang Katolik. Gereja
pertama-tama bukan sebuah gedung. Dalam hal ini, gereja terbentuk 50 hari setelah
kebangkitan Yesus Kristus pada hari raya Pentakosta, yaitu: ketika Roh Kudus yang
dijanjikan Allah diberikan kepada semua yang percaya pada Tuhan Yesus Kristus.
2. Arti kedua gereja adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Katolik,
bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel, atau pun tempat
3. Arti ketiga gereja ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Katolik,
4. Arti keempat gereja ialah lembaga (administratif) daripada sebuah mazhab Katolik.
5. Arti terakhir dan juga arti umum gereja adalah sebuah “rumah ibadah” umat
Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/gereja
Pengertian gereja ini kemudian dikembangkan dan dapat dibedakan dari beberapa
segi, yaitu:
1. Segi Obyektif
11
Gereja dilihat sebagai tempat manusia dengan keselamatan yang diberikan
2. Segi Subyektif
Gereja tidak hanya sebagai tempat dimana manusia mendengarkan dan menerima
firman Tuhan tetapi juga tempat dimana manusia menjawab dan mengerti
panggilan Allah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi agama adalah sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha
kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia
serta lingkungannya. Diketahui, bahwa sebenarnya kata agama berasal dari Bahasa
Sanskerta āgama yang berarti "tradisi". Istilah lain yang memiliki makna identik
dengan agama adalah religi yang berasal dari Bahasa Latin religio dan berakar
pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Mengikat di sini
kepada Tuhan. Agama merupakan pengungkapan iman dalam arti luas. Dalam
agama iman mendapat bentuk yang khas, yang memampukan orang beriman
mengkomunikasikan imannya dengan orang lain, baik yang beriman maupun yang
12
Yunani, yang berarti “untuk umum”. Kalimat ini terbagi dalam dua suku kata
yaitu: “Cathos‟ yang berarti „untuk‟ dan “Lichus” yang berarti umum‟.
Cathoslichus berarti untuk umum atau universal. Kata ini untuk pertama kalinya
ditemukan dalam tulisan Ignatius dari Antiokia (Antkhiocia) yaitu surat yang
3. Bagi penulis sejarah , hal ini dipakai untuk menunjuk kepada Gereja sebelum
perpecahan antara Gereja Barat dengan Gereja Timur pada tahun 1054 M.
Dalam ajaran Katolik percaya kepada Yesus Kristus atau Nabi Isa Al-masih.
Pokok-pokok ajaran Katolik salah satunya adalah Hukum Kasih yang berbunyi:
katolik sebagai sebuah peguyuban umat Allah yang mengimani Yesus kristus dan
13
sebuah peguyuban yang tepat untuk memanusiakan kemanusiaan kita (Pr
J.T.,2016). Kekhasan gereja katolik merupakan wujud dari jati diri yang teletak
rumusan yang berbunyi “ gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik.”.
Gereja dalam kata bahasa indonesia berasal dari kata portugis ‘igreeja', yang
berasal dari kata yunani ‘ekklesia’ (= mereka y ang di panggil, kaum, golongan ) ‘
kyriake ‘ (= yang di miliki Tuhan). maka kata ‘gereja’ sama asal – usulnya seperti
kata ‘kerk’ (belanda) dan kirche (jeman). Kata gereja di gunakan baik untuk
sebagai sakramen, tanda dan sarana kesatuan mesra umat manusia dengan Allah
dan persatuan seluruh umat manusia. Dasar biblisnya adalah Matius 18:20
“Dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaku, di situ Aku ada di tengah-
tengah mereka.” Setiap kumpulan orang beriman adalah Gereja. Pengertian umum
dalam persekutuan kudus umat Allah yang percaya kepada Yesus kristus sebagai
juru selamat.
Dengan demikian kata “gereja” bisa mencakup makna rohani, yaitu jemaatnya,
dan dan makna material yaitu gedungnya. Namun dalam bahasa indonesia , kita
menulis “gereja” (dengan huruf G besarr) bila kita maksudkan Gereja sebagai
orang beriman dan “gereja” (dengan huruf g kicil) bila universal, menyeluruh.
14
Katolik berasal dari kata latin yang berarti umum, universal, menyeluruh.
Katolik sebagai ajaran agama berarti ajaran agama yang mengimani Yesus kristus
dan berlandaskan pada pokok keutamaan ilahi yaitu iman, pengharapan dan cinta
beberapa rung untuk menjalankan fungsinya. Ruang yang di butuhkan ada yang
pokok/ wajib, namun juga menyesuakin kebutuhan umat. Ruang induk (terdiri
dari : panti imam, sakristi, panti umat, tempat koor, tempat pengakuan dosa,
menara lonceng), pastoran (tempat tinggal Romo dan pengelola paroki fungsinya
waktu. Bagian pertama sebelum kolonialisme Belanda yaitu pada abad ke- 7 di
Sumatera Utara, bagian kedua saat Kolonialisme Belanda yaitu pada tahun 1534,
kolonialisme Belanda yaitu Pada abad ke 20 setelah Belanda pergi dari Indonesia,
Hal ini didukung pula oleh beberapa pendapat tentang masuknya Agama
Katolik di Indoesia yaitu teori Shaykh Abu Salih al-Armini, teori Portugis dan
15
seorang ilmuwan Islam, bernama Shaykh Abu Salih al-Armini. Dia menulis
semacam ensiklopedi tentang segala gereja dan wihara serani di seluruh dunia
Timur. Bahan historis itu mengenai kira-kira 900 tempat ibadah Kristiani di Afrika
dan Asia, antara lain di Sumatera Utara. Judul bukunya ialah “Tadhakkur fiha
Akhbar min al-Kana‟is wa‟l-Adyar min Nawahin Misri w‟al Iqtha‟aihu”, artinya
di Mesir dan tanah-tanah di luarnya” yang memuat berita tentang 707 gereja dan
181 pertapaan Serani yang tersebar di Mesir, Nubia, Abbessinia, Afrika Barat,
Spanyol, Arabia, India dan Indonesia. Dalam buku itu terdapat suatu kutipan
tentang Fansur dan Baros di Sumatera Utara sebagai berikut: Fansur, di sana
terdapat banyak gereja dan semuanya adalah dari “Nasara Nasathirah” (Nasrani =
Serani = Kristiani), dan dengan demikian keadaan di situ. Dan dari itu berasal
kapur Baros dan bahan itu merecik dari pohon. Dalam kota itu terdapat satu gereja
dengan nama Bunda Perawan Murni Maria (Gereja Katolik Indonesia jilid 1,
b. Teori Portugis
pertama tiba pada tahun 1534, di Kepulauan Maluku melalui orang Portugis yang
ke kepulauan Maluku. Orang pertama yang menjadi Katolik adalah orang Maluku,
16
Kolano (kepala kampung) Mamuya (sekarang di Maluku Utara ) yang dibaptis
pemberitaan Injil dari Gonzalo Veloso, seorang saudagar Portugis. Ketika itu para
bersamaan dengan para pedagang dan serdadu-serdadu, para imam Katolik juga
datang untuk menyebarkan Injil. Salah satu pendatang di Indonesia itu adalah
Santo Fransiskus Xaverius, yang pada tahun 1546 sampai 1547 datang
ribu penduduk setempat (Gereja Katolik Indonesia jilid 1, diterbitkan oleh KWI :
174).
Menurut buku “Gereja Katolik Indonesia Jilid 1”, Santo Thomas mewartakan
Injil sampai di India Selatan sekitar tahun 70. Berabad-abad lamanya umat Katolik
kecil berkembang di India Selatan, di mana sejak dulu ada kontak perdagangan
dengan Sumatera Utara, khususnya dengan daerah Baros atau Sibolga. Rupanya
ketika itu belum ada pelabuhan Belang di Sumatera Utara. melalui saudagar dari
sejak abad ke 7, namun kemudian masuk lagi dengan efek yang lebih meluas pada
perubahan yang dialami gereja selama di dunia ini. yaitu kisah tentang pergumulan
17
antara Injil dengan bentuk-bentuk yang biasa dipakai untuk mengungkapkan Injil
tersebut. Menurut Jonar S. dalam bukunya yang berjudul sejarah gereja umum (2014:
perjalanan berdirinya gereja dimuka bumi ini. Suka dan duka yang dialami oleh
Gereja celakat/ Katolik maria diangkat ke surga. Cikal babal paroki maria diangkat
kesurga yang lebih di “kenal” dengan sebutan Celaket tidak dapat di pisahkan dari
kehadiran para suster ursulin di jl.J.A. Suprapto 55 (komplek sekolah cor jesu) sejak
Eropa timbul gerakan Revival (kebangunan) yang kelak membawa hidup baru
ini sangat erat hubungannya dengan kaum pietisme (kesucian). Kaum pietisme ini
yang muncul di Inggris disebut metodisme dengan tokohnya, yaitu John Wesley
(1703-1791) bersama adiknya, Charles Wesley. Pada abad ke-19 dalam tubuh gereja
di Belanda timbul gerakan hervorm dan dalam gereja itu di bentuk badan penginjilan,
penerbitan, aula dan gedung serbaguna, gereja dan banyak lagi paroki yang didirikan
18
hingga saat ini. Di kota Malang terdapat delapan paroki, yaitu: Kayutangan, Ijen,
Kapel permanen di biara ursulin yang di pakai untuk umat mulai di bangun pada
Hal tersebut menjadi sngat berarti untuk dicermati karena suatu pesan tersirat dalam
mengusulkan agar kapel di bangun cukup untuk menampung 400 orang. Ini terbukti
lewat perannya sampai hari ini. Inilah salah satu “benih penentu” terbentuknya gereja
Tanggal 29 juni 1925 pembangunan kapel di selesaikan dan di berkati pula pada
tanggal yang samaoleh Mgr.van velsen SJ. Segerah sudah itu,kapel banyank di
fungsikan untuk pusat pelayanan sakramen dan kegiatan rohani. Saat ini di malang
paroki maria diangkat kesurga adalah merupakan bagian gereja dari kayu tangan
kecamatan Lowokwaru kota Malang di jl. Bunga lely no. 17 yang di baptis sejak 15
September 1953.
Pusat Silian tahun 1956-2014. Dalam penulisan ini mengunakan metode sejarah
yang terdiri dari empat tahap, yaitu, Heuristik, Kritik dan Analisa, Interpretasi
19
dan Historiografi. Selain menggunakan metode sejarah, penulisan ini juga
sehingga dapat menjawab dengan detel sesuai dengan masalah yang diangkat.
tahun 1929 oleh dua misionaris asal minahasa, yaitu pendeta Alexius Tambuwun
dan Julianus Reppi. Kedua misionaris ini adalah taburan dari pendeta Cornelius
kali di Indonesia pada tahun 1920. Kemudian tanggal 14 februari 1932 khusunya
Tumigolung. Gedung gereja pantekosta pusat silian pertama kali berdiri sekitar
tahun 1934 dengan konstruksi semi permanen, dinding gereja terbuat dari kayu
dan lantai gereja dari batu beton. Panjang gereja sekitar 12 meter, lebar bagian
depan 10 meter, lebar bagian belakang 8 meter dan tinggi sekitar 6 meter.
yang ada, sarana dan prasarana yang dibangun sudah cukup memenuhi
kebutuhan mereka menuju hal ini. Kapel sudah diperbaharui dan menjadi lebih
Selain itu, keindahan kapel itu juga memotivasi warga menuju masyarakat
20
madani. Dari hal ini, pastoral planing yang saya ajukan adalah pendidikan
karakter dan mental harus tetap terus menerus diadakan bagi warganya sampai
pada tingkat lanjut. Perlu ada usaha agar pendidikan yang diperoleh warga tidak
hanya berhenti pada tingkat dasar saja. Pendidikan lanjut dan semangat warga
dibutuhkan. Selain itu, perlu ada pastoral keluarga, dalam pastoral ini keluarga-
21
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapang (field research), sumber data yang
untuk landasan teori sekaligus bahan analisis. Adapun pendekatan penelitian yang
penelitian komplek dan luas, holistic dan menyeluruh, subjektif dan perspektif,
observasi, elemen dasar analisis, interpretasi individu, dan keunikan (Danim dalam
Ardianto, 2010).
Pada penelitian ini dilakukan analisa sejarah (Historis) pada Gereja Katolik
Paroki Maria Diangkat KeSurga – Lely, yang beralamat di JalanBunga Lely Nomor
22
17, Malang. Subyek penelitian merupakan Romo Paroki beserta staf Gereja Maria
diangkat Ke Surga.
1. Data
2. Sumber Data
yaitu Romo Paroki, dan staf pengurus Gereja Maria diangkat Ke Surga.
akurat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
23
1. Wawancara(interview) Digunakan untuk mengumpulkan informasi
gejala yang tampak pada objek penelitian, baik yang dilakukan pada saat
berlangsung, bahkan sejak pertama kali penelitian lapangan dengan cara penjabaran
24
dan analisis suatu kasus. Penelaahan tema-tema yang ada, serta penonjolan-
penonjolan pada tema tertentu (Creswell, 2014). Patton (dalam Moleong, 2016) juga
yang terkait dengan masalah penelitian. Lalu data yang sudah didapatakan
25
b. Kedua adalah pengumpulan data, yaitu menyusun data yang sudah
Data penelitian yang telah diolah dan disusun kedalam suatu urutan atau
pola kemudian dianalisa melalui uji keabsahan data yang dilakukan dengan uji
validitas internal (credibility) dan Uji kredibilitas data pada penelitian ini
sama dengan teknik yang berbeda. Sebagai contoh, triangulasi atas data
26
tidak lupa mempelajari dokumentasi yang telah dikumpulkan oleh
peneliti.
27
BAB IV
Gereja Katolik Maria diangkat Ke Sorga beralamat di Jl. Bunga Lely No. 17 –
19, Kel/Kec. Lowokwaru. Gedung Gereja Katolik Maria Diangkat Ke Surga ini
berdiri di atas tanah seluas 2500 m2. Sedangkan bangunan fisik menempati arel 1417
m2. Pembangunan ini menelan biaya sekitar Rp. 295.000.000,- yang merupakan hasil
swadaya murni Umat Paroki Maria Diangkat Ke Surga dengan dibantu para
Dermawan. Dalam sensus tahun 1962, umat di Paroki Maria diangkat ke surga
tercatat sejumlah +/- 2222 jiwa. Sedangkan data tahun 2003 menunjukkan bahwa
umat Paroki Maria Diangkat ke Surga sudah mencapai ± 8000 jiwa. Ini berarti
Batas wilayah Gereja Katolik Maria diangkat Ke Sorga dapat dilihat sebagai
berikut:
Kecamatan Kelurahan
Utara Lowokwaru Lowokwaru
Barat Blimbing Bunulrejo
Timur Lowokwaru Jatimulyo
Selatan Klojen Samaan
Sumber: Data Gereja MDKS, 2018
Penyertaan umat dalam reksa pastoral boleh diatakan secara resmi baru dimullai
tahun 1965 dan pada bulan Oktober 1967. Dewan Paroki 1 ditetapkan dan
28
dikukuhkan oleh Mgr. Albers O.Carm dengan ketuanya bapak Soewandi. Selanjutnya
jabatan ketua Dewan Paroki pernah diemban oleh Bapak BX Soeherman, Bapak H.
Soepardi, Bapak FX Soeparno, Bapak A.Y Johnie Hartawan. Sejak awal dibentuknya
umat katholik. Untuk meningkat rasa persatuan di antara umat katholik. Untuk
dilanjutkan oleh pengurus dewan paroki Maria Diangkat Ke Surga sudah terbentuk
yang memadai.
29
penerbitan, aula dan gedung serbaguna, gereja dan banyak lagi paroki yang didirikan
hingga saat ini. Di kota Malang terdapat delapan paroki, yaitu: Kayutangan, Ijen,
Pada tanggal 29 Juni 1925 pembangun kapel diselesaikan dan diberkati pula pada
tanggal yang sama oleh Mgr. Van Velsen SJ. Segera sesudah itu, kapel banyak
sebagai Paroki disebut dalam catatan Sr. Romana Haberhausen OSU terjadi pada 13
September 1953. Petunjuk ini meyakinkan, sebab pada tanggal yang sama telah
dimulai catatan pertama di Buku Pembaptisan Paroki Celaket atas nama Anna Maria
Tan Kwie Hiang (bayi terlahir 29 Agustus 1953) oleh Rm. Hendriks O.Carm.
Perkembangan aspek fisik Paroki Gereja Katolik Maria diangkat Ke Sorga yang
berasal dari hasil wawancara dengan Bapak Romo Geovanni Indrawan pada tanggal
Disini itu mulai punya gereja mulai tahun1980-an. Kalau sebagai persekutuan dulu
itu gerejanya aslinya ke Kayu Tangan, sekarang umurnya sudah 65 tahun sejak
berpisah dengan Kayu Tangan atau mekar sendiri. Yang melatar belakangi
pemekaran ini adalah karena jumlah umatnya sudah memenuhi syarat untuk
membentuk paroki sendiri, dan yang kedua supaya umat terlayani dengan baik.
Jadi kalau gereja katholik itu sudah ada 800 jiwa begitu dia sudah bisa menjadi
paroki sendiri (Indrawan, 24/08/2018)
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa Paroki Maria
Diangkat Ke Surga sudah dapat menjadi paroki yang mandiri adalah karena syaratnya
telah terpenuhi. Syarat tersebut adalah umat telah mencapai paling tidak 800 jiwa.
Dengan dibentuknya paroki yang mandiri maka diharapkan gereja akan lebih baik
dalam menyediakan pelayanan kepada umat. Umat tidak perlu menempuh perjalanan
30
yang jauh untuk mengikuti kegiatan keagamaannya. Masih berdasarkan wawancara
tentang awal berdirinya gereja katholik Maria Diangkat Ke Surga dengan Bapak
Dulu waktu berpisah dengan Kayu tangan, gereja belum memiliki gedung sendiri.
Gedung gereja itu masih menumpang di biaranya suster Ursulin II di jalan
Suprapto Agung no 55 Malang. Nah, terus umat pingin juga punya gedung gereja
sendiri, akhirnya pada tahun 1980-an itu dibuat semacam seminar begitu.
Bagaimana kita mau punya gereja sendiri atau tidak, lalu tahun itu dibuatlah
pengumpulan dana dari umat, dari keuskupan dibantu untuk beli tanah di sini.
Tanah disini dulu belum ada nama jalannya. Masih belum bagus semua, yang
mengerjakan gerejanya waktu itu adalah mahasiswa sekolah Tinggi Ilmu Pastoral
IPI di jalam Bunga Dilim itu. Mereka kerja bakti satu mahasiswa kalau tidak salah
3 SKS untuk membantu pembangunan gereja. Jadi, dihargai dengan SKS. Setiap
hari harus gantian datang entah sekali dua kali dalam seminggu untuk memenuhi
SKS(Indrawan, 24/08/2018)
.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pada awalnya gereja
Maria Diangkat Ke Surga tidak memiliki gedung sendiri sekalipun sudah menjadi
Paroki sendiri. Gedung gereja yang digunakan untuk ibadah Umat menumpang pada
biara Suster Ursulin II. Gereja baru dapat berdiri sendiri setelah mendapatkan bantuan
dari keuskupan untuk membeli tanah dan mengandalkan dana umat yang
Tinggi Ilmu Pastoral IPI. Para mahasiswa ini mendapatkan jatah 3 SKS untuk
Menurut artikel yang dirilis pada Buku Kenangan Pesta Emas Paroki Maria
Diangkat Ke Surga leh Bapak Johnnie Hartawan pada tanggal 29 Juni 1925
pembangun kapel diselesaikan dan diberkati pula pada tanggal yang sama oleh Mgr.
Van Velsen SJ. Segera sesudah itu, kapel banyak difungsikan untuk pusat pelayanan
31
sakramen dan kegiatan rohani.Penetapan Celaket sebagai Paroki disebut dalam
catatan Sr. Romana Haberhausen OSU terjadi pada 13 September 1953. Petunjuk ini
meyakinkan, sebab pada tanggal yang sama telah dimulai catatan pertama di Buku
Pembaptisan Paroki Celaket atas nama Anna Maria Tan Kwie Hiang (bayi terlahir 29
Cikal bakal Paroki Maria Diangkat Ke Surga - yang lebih "dikenal" dengan
sebutan Paroki Celaket - tidak dapat dilepas-pisahkan dari kehadiran para suster
Ursulin di Jl. J.A. Suprapto 55 (Kompleks Sekolah Cor Jesu) sejak tahun 1900 dan
Ordo Karmel sejak 1923. Kapel permanen di Biara Ursulin - yang sampai hari ini
dipakai untuk umat - mulai dibangun pada tanggal 12 September 1924, lama sesudah
lembaga pendidikannya berhasil dirintis. Hal tersebut menjadi sangat berarti untuk
dicermati karena satu pesan tersirat dalam perencanaannya: Mgr. Van Velsen SJ
(Vikaris Apostolik Batavia waktu itu) mengusulkan agar kapel dibangun cukup untuk
menampung 400 orang. Ini terbukti lewat perannya sampai hari ini. inilah salah satu
Pada bagian lain dari catatan tersebut, dikatakan pula dalam Misa Natal
berbahasa Jawa pada tahun 1952, bahwa Mgr. Albers membuka rencana penetapan
ini di hadapan umat yang hadir. Pada Maret 1952, tampaknya rencana itu telah
diutarakan di hadapan para suster Ursulin sendiri dalam sambutan Mgr. Albers yang
Dan pada hari Minggu Kliwon pekan kedua bulan September 1953, Celaket
penetapan ini dengan Perayaan Ekaristi meriah yang dipersembahkan oleh Mgr.
32
Albers. Pada hari yang sama, penetapan itu diumumkan pula di Gereja-gereja Katolik
di Malang dan sekitarnya. Mgr. Albers menamakan paroki ini Paroki St. Perawan
Maria Diangkat Ke Surga (Beatae Mariae Virginis Assumptionis). Sejak saat itu,
kapel Biara Ursulin dinyatakan sebagai gedung gereja sementara untuk umat paroki.
wawancara dengan Romo Geovani Indrawan pada tanggal 24 Agustus 2018 berikut
ini.
Kepengurusan gereja waktu itu masih sederhana sekali yang penting ada pastor
Kepala dan dewan Paroki. Kendala yang dialami pada awal pendirian gereja
adalah menunggu infrastruktur: jalan, listrik, air, telpon. Nunggunya masih lama
sekali, belum langsung ada. Padahal kalau gali sumur itu dalam sekali. Kemudian
banyak orang katholik yang pada beli rumah. Jadi sekeliling jl. Lely ini 80% orang
katolik. Jaman itu angkutan umum belum masuk di sini, kalau di Cor Jesu itu ada
angkutan umum.
masih sangat sederhana, hanya pastor kepala dan dewa paroki. Masalah pada awal
berdirinya gereja adalah masalah infrastruktur yang masih minim dan air yang
belum lancar. Karena untuk mendapatkan air sumur harus digali dalam. Tetapi
dengan seiring berjalannya waktu, sekitar gereja banyak dihuni oleh umat katholik
tentang pembangunan gedung yang digugat oleh ahli waris. Hal tersebut dapat
33
diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan Romo Geovani Indrawan pada
Pernah paroki digugat, si keluarga penjual karena kurang kwitansi. Jadi gereja
tidak mulus-mulus saja keberadaannya. Masih harus dipandang harus dipersulit
dan dijadikan sapi perah gitu. Tapi kami maju ke pengadilan menunjukkan bukti.
Pada akhirnya dimenangkan oleh gereja dan ada saksi-saksi yang mendukung.
Lagian hukum di Indonesia itu kalau kamu menempati lebih dari 20 tahun dan
tidak ada yang mempersalahkan menimbulkan hal itu kata ahli-ahli tanah. Kalau di
sini kan mulai tahun 1980-an tapi muncul gugaa atau selisih kekurangan bayarab
baru tahun 2000.
Berdasarkan hasil wawancara salah satu kendala dalam pendirian gereja Maria
Diangkat Ke Surga ini adalah masalah hak kepemilikan tanah. Ahli waris penjual
merasa pembelian tanah belum beres dan mengajukan gugatan. Tapi, pihak gereja
dimenangkan oleh gereja karena menurut hukum tanah di Indonesia, jika suatu
tanah atau bangunan telah ditempati lebih dari 20 tahun tanpa ada keluhan maka
Kondisi umat dibanding awal berdirinya gereja itu sudah mulai bertambah lalu
yang kedua mulai alih generasi. Jadi generasi yang dulu sudah ada yang
meninggal, pensiun, sudah lansia. Ini sudah kira-kira generasi ke 3 orang-orang
ini. Yang dulu mahasiswa IPI ikut membangun gereja ini sekarang sudah jadi
pemuka-pemuka umat. Bisa dibayangkan yang dulu mash mengangkut semen,
pasir tapi sekarang sudah jadi pengurus gereja.
34
generasi yang dulu sudah ada yang meninggal, pensiun, sudah lansia. Yang dulu
membangun gereja telah menjadi pemuka agama dan menjadi panutan bagi anak-
gereja. Tentang kondisi umat pada awal pendirian gereja Maria diangkat Ke Surga
juga dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Johnie sebagai
berikut.
Kondisi umat waktu awal itu banyakan mahasiswa kurang lebih 300 anggota.
Pastoran dewan paroki dulu dijadikan 5 seksi/bidang, yaitu seksi sosial, seksi
pewartaan, seksi liturgi, seksi pelayanan dan seksi paguyuban. Kemudian
diperbarui mengaju ke keuskupan menjadi, liturgi, pewartaan, pelayanan,
paguyuban dan kesaksian. Dari 5 bidang yang masih berjalan yaitu kesaksian,
paguyuban, bidang pelayanan yang paling lama ada, 1) donor darah setiap 3 bulan
sekali dan 2) bantuan SPP mulai dari SMP- SMK/SMA setiap bulan.
Ke Surga saat ini dengan Romo Geovani Indrawan pada tanggal 24 Agustus 2018
berikut ini.
Bentuk bangunan yang pasti sudah lengkap, kemudia dulu ini dapat tambahan no.
15 kemungkinan tahun 2010 itu juga mengadakan pengumpulan dana sehingga
dapat lagi gedung parkiran itu. Dulu tanah itu punya orang lain. dana yang di dapat
dipakai beli tanah itu dari umat sendiri. Mereka mengumpulkan uang seberapa
punya mereka sumbangkan lalu beli tanah itu. Saat ni paroki mandiri. Artinya
kalau dulu untuk memenuhi kebutuhan masih minta keuskupan. Sekarang sudah
bisa memenuhi sendiri. Mau beli alat perlengkapan listrik dan lain sebagainya
sudah bisa sendiri.
bangunan pada saat ini sudah baik. Bangunan gedung sudah lengkap dan
mendapatkan tambahan tempat parkir. Tanah untuk lahan parkir didapat dari hasil
patungan umat. Bangunan gedung yang sekarang telah memenuhi syarat sebagai
35
bangunan gedung yang baik. Paroki sudah tidak bergantung kepada keuskupan
untuk memenuhi semua kebutuhannya. Paroki sudah bisa mandiri secara finansial.
Perubahan bentuk gedung yang lebih layak ini juga diamini oleh pak Johnnie
sebagai berikut.
pada awalnya bangunan memang sudah dibentuk seperti itu dan dipertahankan
bentuknya sampai saat ini. Bangunan dulunya cuma terdiri dari dua gedung yaitu
pastoran dan gereja. Tetapi seiring dengan bertambanhnya waktu maka gedung
Perkembangan aspek non fisik gereja adalah pada perkembangan umat dan
Jumlah umatnya sudah memenuhi syarat untuk membentuk paroki sendiri, dan
yang kedua supaya umat terlayani dengan baik. Pada tahun 1825 saat paroki telah
terbentuk sendiri, sudah ada 800 jiwa sebagai jemaat. Perkembangan aspek non
fisik gereja Katolik Maria diangkat Ke Sorga dapat diketahui dari perkembangan
36
ini dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan Romo Geovani Indrawan
Kepengurusan gereja saat ini sudah campuran, sudah banyak yang lebih muda.
Yang mengurus saat ini berusia antara 35-50 tahun. Kondisi keaktifan umat saat
ini, umat sudah lebih paham hidup menggereja. Mereka tidak menunggu perintah
dari pastor. Misal latihan koor, dulunya masih di ajak. Jadi pelayan itu partisipasi
besar. Kalau dulu tergantung pada pemimpin. Tanggapan masyarakat saat ini
cukupbaikhanya beberapa waktu yang lalu kelompok radikal ternyata di
Lowokwaru ini kelompok tu tidak bisa berkembang. Tidak ditanggapi oleh warga
masyarakat.
Diangkat Ke Surga saat ini berusia muda. Mereka telah memiliki inisiatif untuk
bukan berasal dari satu golongan katholik saja juga menanggapi kehadiran gereja
radikal yang mencoba memecah belah kerukunan umat beragama di sekitar gereja
Perkembangan non fisik yang lain dari Gereja Katolik Maria diangkat Ke
paroki berdiri sendiri pada 1925. Pembinaan dipimpin oleh pastor yang
umat. Karena jika secara rohani seseorang itu kuat, maka dalam kehidupan
37
sehari-hari ia akan menjaga lingkungan dan dirinya secara harmonis.
berikut:
Pada tahun 2009, Gereja mencanangkan sebagai tahun pemuda. Tema yang
diambil adalah: “Orang Muda Katolik Menggugah Dunia”. Gereja berharap
kita kembali memperhatikan Orang Muda Katolik. Bagaimanapun juga yang
tua-tua suatu saat harus mundur dan akan diganti oleh kaum muda. Maka
mempersiapkan mereka secara baik untuk melanjutkan proses kepengurusan
gereja dan negara tentu menjadi tugas bersama.
orang muda lebih berperan dalam kepengurusan gereja. Sebab, orang muda
memiliki banyak waktu dan tenaga untuk melaksanakan tujuan dari gereja
38
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa perkembangan
aspek non fisik adalah dengan membentuk OMK dan memberikan model
untuk anak muda. OMK harus menjadi organisasi yang mampu mengayomi
anak muda dalam proses transisi mereka dalam kehidupannya. Dengan adanya
paham teologis yang tepat mengenai Gereja. Sampai dengan Konsili Vatikan
Konsili menegaskan bahwa paham seperti itu tidak cukup! Gereja harus
dan bergerak dalam misteri ini. Perlu dibatinkan oleh pembimbing, bahwa
OMK ada karena panggilan Allah sendiri melalui Kristus dalam Roh Kudus.
39
menjadi satu kawanan. Jika hal ini dibuat, tentu keluhan bahwa OMK lari ke
komunitas lain tak akan terjadi, atau yang lari akan kembali, karena
gerejaNya. Seorang muda yang menulis surat kedua di atas akan tertolong jika
memiliki dan dimiliki oleh sebuah komunitas OMK yang hangat, yang
Kedua atau Vatikan II. Pada pertemuan ini cikal bakal doa lingkungan
Konsili Vatikan II dimulai pada 11 Oktober 1962 oleh Paus Yihanes XXIII
dan ditutup oleh Paus VI pada 8 Desember 1965. Doa lingkungan adalah doa
yang dilakukan oleh umat Katolik yang berada di sebuah lingkungan Katolik,
lingkungan dapat berupa ibadat sabda, sharing Kitab Suci dan devosi-devosi
kepada orang kudus, terutama devosi kepada Bunda Maria dalam doa rosario.
berlandaskan pada ajaran Yesus Kristus yang tampak jelas dalam Injil.
ini dapat diketahui dari hasil wawancara dengan Romo Geovani Indrawan
40
Orang Muda Katolik, sebagai anggota Gereja, diharapkan terlibat
aktif dalam doa lingkungan ini. Melalui doa lingkungan, mereka dapat
merasakan suasana hidup persaudaraan Gereja, yang mengikat
mereka dalam cinta. Dengan demikian, Orang Muda Katolik merasa
bahwa mereka juga memiliki tugas dan panggilan yang sama dengan
anggota Gereja yang lain. Mereka merasa diterima dan dihargai oleh
Gereja dan dengan demikian mereka terpanggil untuk secara aktif
terlibat dalam berbagai kegiatan Gereja.
dalam lingkungannya salah satunya adalah doa lingkungan. Anggota OMK menjadi
lingkungan maka suasana persaudaraan antara anggota lingkungan akan dapat terjaga.
Dengan rutin mengadakan doa lingkungan, jemaat akan merasa diayomi dan
diperhatikan oleh gereja. Hal ini akan membawa pengaruh positif yaitu menjaga
Doa lingkungan bukanlah Ekaristi. Oleh sebab itu strukturnya lebih terbuka
untuk variasi menurut situasi umat, peristiwa dan intensi keluarga, Masa liturgis serta
Mei dan Oktober. Memang dianjurkan agar struktur Doa hendaknya mirip Liturgi
Sabda dalam perayaan Ekaristi tetapi itu pun lebih dimaksudkan untuk ”Ibadat Sabda
Hari Minggu tanpa Imam” di stasi-stasi yang jauh.Oleh karena itu sebagai
meneladani Umat Gereja perdana yang suka berhimpun bersama untuk berdoa,
mendengarkan Sabda Tuhan dan pengajaran ”para rasul”, kadang-kadang ada Misa
Lingkungan, saling bersikap solider dalam berbagai persoalan hidup, sekaligus untuk
41
Pemimpin Doa ialah awam baik laki-laki maupun perempuan; bukan imam
atau diakon.Tetapi kalau mereka hadir maka pembacaan Injil diserahkan kepada
Tuhan dan pendalaman Kebenaran iman itu. Dari Sabda tuhan kita memuji,
mengungkapkan permohonan-permohonan.
Tentang kendala yang dihadapi oleh gereja saat ini dapat diketahui berdasarkan
hasil wawancara dengan Bapak Johnie pada tanggal 24 Agustus 2018 berikut ini.
Kalau mengenai kendala yang dialami oleh gereja saat ini adalah, 1) jumlah
umatnya melebihi kapasitas para romonya. Ada 3000 jiwa umat sedangkan romo
Cuma 2 orang. Itu tidak imbang, mestinya 3000 jiwa itu minimal 3 orang romo.
Idealnya 4 orang. Jadi 750 jiwa itu satu Romo. Sekarang kondisinya yang kurang
ideal dan romo kewalahan. Kadang ada misam ada orang meninggal itu
pelayanannya tidak 100%. 2) umat yang mutasi datang, pergi terutama yang
mahasiswa pada umumnya tidak laporan.
yang dialami oleh gereja adalah kurangnya tenaga untuk pelayanaan karena rasio
Romo dan umat yang tidak seimbang. Ada 3000 jiwa umat sedangkan Romo Cuma 2
orang. Itu tidak seimbang, mestinya 3000 jiwa itu minimal 3 orang romo. Idealnya 4
orang. Jadi 750 jiwa itu satu Romo sehingga umat dapat mendapatkan pelayanan
yang maksimal.
42
B. Temuan Penelitian
Temuan dalam penelitian ini adalah bentuk fisik gereja yang tidak boleh
dipugar sebab memiliki kisah yang panjang. Gereja Katholik Maria Diangkat Ke
Surga merupakan salah satu gereja yang memiliki bentuk simetris, sehingga untuk
Hal tersebut sesuai dengan permintaan bapak Suwarjono sebagai kolonel angkatan
laut yang berpran dalam pembangunan gereja. Kondisi bangunan awalnya itu
bagus, sampai saat ini tidak diubah. Awalnya Cuma dua gedung, pastoran dan
gereja. Tapi sekarang sudah memiliki aula dan tempat parkir juga. Bangunan
memang sudah dibentuk seperti itu dan dipertahankan bentuknya sampai saat ini.
Hal itu dilakukan agar kisah dibalik pembangunan gereja tetap dapat dikenang oleh
penerus.
banyak rintangan dan permasalahan. Pada awalnya gereja Maria Diangkat Ke Surga
tidak memiliki gedung sendiri sekalipun sudah menjadi Paroki sendiri. Gedung
gereja yang digunakan untuk ibadah Umat menumpang pada biara Suster Ursulin II.
Gereja baru dapat berdiri sendiri setelah mendapatkan bantuan dari keuskupan
untuk membeli tanah dan mengandalkan dana umat yang dikumpulkan secara
Pastoral IPI. Para mahasiswa ini mendapatkan jatah 3 SKS untuk membantu
target SKS-nya.
43
Pada awalnya perkembangan aspek fisik yang berhubungan dengan kondisi
sederhana, hanya pastor kepala dan dewa paroki. Masalah pada awal berdirinya
gereja adalah masalah infrastruktur yang masih minim dan air yang belum lancar.
Karena untuk mendapatkan air sumur harus digali dalam. Tetapi dengan seiring
berjalannya waktu, sekitar gereja banyak dihuni oleh umat katholik sehingga pelan-
pelan segala kebutuhan gereja dapat dipenuhi. Selain kondisi infrastruktur yang
Saat ini bangunan gedung sudah lengkap dan mendapatkan tambahan tempat
parkir. Tanah untuk lahan parkir didapat dari hasil patungan umat. Bangunan
gedung yang sekarang telah memenuhi syarat sebagai bangunan gedung yang baik.
dengan bangunan aslinya. Perkembangan bentuk bangunan hingga saat ini tidak
sama perubahannya karena ada pesan waktu pertemuan dari bapak Suwarjono
sebagai kolonel angkatan laut bahwa bangunan ini bentuknya simetris. Tidak boleh
diperbarui samping kiri kanan. Kondisi bangunan awalnya itu bagus, sampai saat ini
tidak diubah. Awalnya Cuma dua gedung, pastoran dan gereja. Tapi sekarang sudah
memiliki aula dan tempat parkir juga. Bangunan memang sudah dibentuk seperti itu
dan dipertahankan bentuknya sampai saat ini. Hal itu dilakukan agar kisah dibalik
44
Perkembangan aspek non fisik adalah dengan membentuk OMK dan
usia orang yang akan didampingi. Pendampingan ini terkait erat dengan fase
anak muda. OMK harus menjadi organisasi yang mampu mengayomi anak muda
tersebut diharapkan anak muda akan dapat lebih bertanggung jawab terhadap diri
dan lingkungannya.
45
BAB V
PEMBAHASAN
yang berbeda-beda, sehingga menarik penulis untuk meneliti sejarah gereja. Istilah
sejarah gereja history berasal dari dua kata Yunani, historia kata benda dan kata kerja
historeo, yang berarti belajar melalui penelitian. Sebagai disiplin ilmu modern,
Sejarah gereja adalah uraian sistematis tentang riwayat, asal-usul, perkembangan, dan
Eropa timbul gerakan Revival (kebangunan) yang kelak membawa hidup baru
ini sangat erat hubungannya dengan kaum pietisme (kesucian). Kaum pietisme ini
yang muncul di Inggris disebut metodisme dengan tokohnya, yaitu John Wesley
(1703-1791) bersama adiknya, Charles Wesley. Pada abad ke-19 dalam tubuh gereja
di Belanda timbul gerakan hervorm dan dalam gereja itu di bentuk badan penginjilan,
Belanda bernama arsitek Westmaas pada 3 Maret 1900 dari Surabaya yang
46
air yag sangat baik dan berguna sampai sekarang. Pada tahun 1926 dibangunlah
gedung yang lebih besar oleh biro arsitek Hulswit, Fermont & Ed. Cuypers dari
Batavia. Semua gedung milik Katolik biasanya dirancang oleh biro ini. Gedung yang
saat ini dikenal sebagai Frateran dahulu bernama Kloosterschool Zuster Ursulinen
yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan suster Ursulin sampai pada akhirnya
Bentuk bangunan pada saat ini sudah baik. Bangunan gedung sudah lengkap dan
mendapatkan tambahan tempat parkir. Tanah untuk lahan parkir didapat dari hasil
patungan umat. Bangunan gedung yang sekarang telah memenuhi syarat sebagai
bangunan gedung yang baik. Paroki sudah tidak bergantung kepada keuskupan untuk
Perubahan bentuk gedung yang lebih layak ini juga diamini oleh pak Johnnie sebagai
berikut.
Perkembangan fisik gereja Maria diangkat Ke Surga dimulai pada tanggal 29 Juni
1925 pembangun kapel diselesaikan dan diberkati pula pada tanggal yang sama oleh
Mgr. Van Velsen SJ. Segera sesudah itu, kapel banyak difungsikan untuk pusat
dalam catatan Sr. Romana Haberhausen OSU terjadi pada 13 September 1953.
Petunjuk ini meyakinkan, sebab pada tanggal yang sama telah dimulai catatan
pertama di Buku Pembaptisan Paroki Celaket atas nama Anna Maria Tan Kwie Hiang
47
kemerdekaan. Pada tanggal 24 Januari 1947 diresmikan Seminari Tinggi Karmel di
penerbitan, aula dan gedung serbaguna, gereja dan banyak lagi paroki yang didirikan
hingga saat ini. Di kota Malang terdapat delapan paroki, yaitu: Kayutangan, Ijen,
Pada tanggal 29 Juni 1925 pembangun kapel diselesaikan dan diberkati pula pada
tanggal yang sama oleh Mgr. Van Velsen SJ. Segera sesudah itu, kapel banyak
sebagai Paroki disebut dalam catatan Sr. Romana Haberhausen OSU terjadi pada 13
September 1953. Petunjuk ini meyakinkan, sebab pada tanggal yang sama telah
dimulai catatan pertama di Buku Pembaptisan Paroki Celaket atas nama Anna Maria
Tan Kwie Hiang (bayi terlahir 29 Agustus 1953) oleh Rm. Hendriks O.Carm.
Sejarah Paroki Gereja Katolik Maria diangkat Ke Surga sudah dapat menjadi
paroki yang mandiri adalah karena syaratnya telah terpenuhi. Syarat tersebut adalah
umat telah mencapai paling tidak 800 jiwa. Dengan dibentuknya paroki yang mandiri
maka diharapkan gereja akan lebih baik dalam menyediakan pelayanan kepada umat.
Umat tidak perlu menempuh perjalanan yang jauh untuk mengikuti kegiatan
keagamaannya.
dikotaMalang. Dalam ajaran Katolik percaya kepada Yesus Kristus atau Nabi Isa Al-
masih. Pokok-pokok ajaran Katolik salah satunya adalah Hukum Kasih yang
berbunyi:
48
Ketika ditanya, “Hukum manakah yang paling utama?” Yesus menjawab:
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu,
dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu. Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Alkitab.Mrk 12:30-31)
Salah satu dari proses sejarah perkembangan ialah melihat perkembangan sebagai
sebagai sebuah peguyuban umat Allah yang mengimani Yesus kristus dan sebuah
Kekhasan gereja katolik merupakan wujud dari jati diri yang teletak pada kesatuan,
Dengan demikian kata “gereja” bisa mencakup makna rohani, yaitu jemaatnya,
dan dan makna material yaitu gedungnya. Namun dalam bahasa indonesia , kita
menulis “gereja” (dengan huruf G besar) bila kita maksudkan Gereja sebagai orang
beriman dan “gereja” (dengan huruf g kecil) bila universal, menyeluruh. Katolik
Perkembangan aspek fisik gereja pada masa awal berdirinya gereja katholik
Maria Diangkat Ke Surga tidak memiliki gedung sendiri sekalipun sudah menjadi
Paroki sendiri. Gedung gereja yang digunakan untuk ibadah Umat menumpang pada
biara Suster Ursulin II. Gereja baru dapat berdiri sendiri setelah mendapatkan bantuan
dari keuskupan untuk membeli tanah dan mengandalkan dana umat yang
49
sekolah Tinggi Ilmu Pastoral IPI. Para mahasiswa ini mendapatkan jatah 3 SKS untuk
Cikal bakal Paroki Maria Diangkat Ke Surga - yang lebih "dikenal" dengan
sebutan Paroki Celaket - tidak dapat dilepas-pisahkan dari kehadiran para suster
Ursulin di Jl. J.A. Suprapto 55 (Kompleks Sekolah Cor Jesu) sejak tahun 1900 dan
Ordo Karmel sejak 1923. Kapel permanen di Biara Ursulin - yang sampai hari ini
dipakai untuk umat - mulai dibangun pada tanggal 12 September 1924, lama sesudah
lembaga pendidikannya berhasil dirintis. Hal tersebut menjadi sangat berarti untuk
dicermati karena satu pesan tersirat dalam perencanaannya: Mgr. Van Velsen SJ
(Vikaris Apostolik Batavia waktu itu) mengusulkan agar kapel dibangun cukup untuk
menampung 400 orang. Ini terbukti lewat perannya sampai hari ini. inilah salah satu
Dan pada hari Minggu Kliwon pekan kedua bulan September 1953, Celaket
penetapan ini dengan Perayaan Ekaristi meriah yang dipersembahkan oleh Mgr.
Albers. Pada hari yang sama, penetapan itu diumumkan pula di Gereja-gereja Katolik
di Malang dan sekitarnya. Mgr. Albers menamakan paroki ini Paroki St. Perawan
Maria Diangkat Ke Surga (Beatae Mariae Virginis Assumptionis). Sejak saat itu,
kapel Biara Ursulin dinyatakan sebagai gedung gereja sementara untuk umat paroki.
Pada awal berdirinya, gereja Katholik Maria Diangkat Ke Surga melaui banyak
sangat sederhana. Kepengurusannya masih sangat sederhana, hanya pastor kepala dan
50
dewa paroki. Masalah pada awal berdirinya gereja adalah masalah infrastruktur yang
masih minim dan air yang belum lancar. Karena untuk mendapatkan air sumur harus
digali dalam. Tetapi dengan seiring berjalannya waktu, sekitar gereja banyak dihuni
oleh umat katholik sehingga pelan-pelan segala kebutuhan gereja dapat dipenuhi.
Kondisi umat yang mengelola gereja Maria di Angkat Ke Surga sekarang adalah
generasi ke tiga. Karena generasi yang dulu sudah ada yang meninggal, pensiun,
sudah lansia. Yang dulu membangun gereja telah menjadi pemuka agama dan
dari rumah tradisional Jawa yang berbentuk Joglo. Gaya arsitekturnya merupakan
perpaduan dari gaya neoklasik dan rumah tradisional Jawa. Gaya Neoklasik juga
diperkuat dengan bentuk bangunannya yang simetris, dinding yang tebal, plafon yang
tinggi serta lantai marmer yang akan ditemu pada bahasan di halaman berikutnya.
Pada awal kehadirannya di Indonesia, bentuk bangunan gereja Katolik merujuk pada
bentuk arsitektur Romanesk, Gotik pada abad ke 12 di Eropa Barat dan Tengah.
Arsitektur Gotik telah menjadi bagian dalam khasanah estetika arsitektur dunia sejak
berabad-abad dan dianggap sebagai simbol kesakralan, karena pada masa itu Gereja
setempat, melainkan belajar dari budaya setempat dan memperkaya diri dengan nilai-
nilai setempat; kebudayaan dimaknai secara baru dengan kacamata iman Katolik.
51
Perkembangan bentuk bangunan hingga saat ini tidak sama perubahannya karena
ada pesan waktu pertemuan dari bapak Suwarjono sebagai kolonel angkatan laut
bahwa bangunan ini bentuknya simetris. Tidak boleh diperbarui samping kiri kanan.
Kondisi angunan awalnya itu bagus, sampai saat ini tidak diubah. Awalnya Cuma dua
gedung, pastoran dan gereja. Tapi sekarang sudah memiliki aula dan tempat parkir
juga.
Perkembangan aspek non fisik gereja adalah pada perkembangan umat dan
kepengurusan gereja. Perkembangan jemaat MDKS ini mulai tahun 1980-an. Jumlah
umatnya sudah memenuhi syarat untuk membentuk paroki sendiri, dan yang kedua
supaya umat terlayani dengan baik. Pada tahun 1825 saat paroki telah terbentuk
sendiri, sudah ada 800 jiwa sebagai jemaat. Perkembangan aspek non fisik gereja
tergantung pada perintah pimpinan lagi. Pengurus gereja telah memiliki kemauan
untuk mengembangkan gereja. Masyarakat yang bukan berasal dari satu golongan
katholik saja juga menanggapi kehadiran gereja dengan baik. Hal tersebut dibuktikan
non fisik yang lain adalah doa lingkungan dan pembinaan rohani-spiritual.
Pembinaan rohani-spiritual ini telah dilaksanakan sejak paroki berdiri sendiri pada
1925. Pembinaan dipimpin oleh pastor yang bertugas. Pembinaan rohani-spiritual ini
52
adalah hal penting bagi keimanan umat. Karena jika secara rohani seseorang itu kuat,
maka dalam kehidupan sehari-hari ia akan menjaga lingkungan dan dirinya secara
harmonis.
Pendampingan ini terkait erat dengan fase pertumbuhan manusia. memiliki peran
yang sentral dalam pendampingan untuk anak muda. OMK harus menjadi organisasi
yang mampu mengayomi anak muda dalam proses transisi mereka dalam
Pentingnya berkomunitas bagi OMK mesti didasarkan pula oleh paham teologis
yang tepat mengenai Gereja. Sampai dengan Konsili Vatikan II, banyak orang
orang kristiani yang dipimpin oleh hirarki. Konsili menegaskan bahwa paham seperti
itu tidak cukup! Gereja harus dimengerti bukan sebagai fenomena sosial, yang
kelihatan, yang jasmani belaka. Ia adalah komunitas iman, harapan dan kasih dalam
Kristus (bdk. Lumen Gentium, 8) Gereja ada bukan karena prakarsa manusia
melainkan atas prakarsa Allah (bdk. Lumen Gentium 2,3,4). Pembimbing OMK mesti
misteri ini. Perlu dibatinkan oleh pembimbing, bahwa OMK ada karena panggilan
Allah sendiri melalui Kristus dalam Roh Kudus. Mereka tak sekedar berkumpul
karena sama-sama berminat akan hobi tertentu, namun pertama-tama karena inisiatif
Yesus yang memanggil mereka menjadi satu kawanan. Jika hal ini dibuat, tentu
keluhan bahwa OMK lari ke komunitas lain tak akan terjadi, atau yang lari akan
53
dalam gerejaNya. Seorang muda yang menulis surat kedua di atas akan tertolong jika
memiliki dan dimiliki oleh sebuah komunitas OMK yang hangat, yang berpusat pada
Doa lingkungan telah dilaksanakan sejak konsili Ekumenis Vatikan Kedua atau
Vatikan II. Pada pertemuan ini cikal bakal doa lingkungan ditentukan dan menjadi
dasar pelaksanaan doa lingkungan di seluruh dunia. Konsili Vatikan II dimulai pada
11 Oktober 1962 oleh Paus Yihanes XXIII dan ditutup oleh Paus VI pada 8
Desember 1965. Doa lingkungan adalah doa yang dilakukan oleh umat Katolik yang
secara bergiliran. Doa lingkungan dapat berupa ibadat sabda, sharing Kitab Suci dan
devosi-devosi kepada orang kudus, terutama devosi kepada Bunda Maria dalam doa
rosario. Doa lingkungan juga dapat bermanfaat sebagai wadah pertemuan antarumat,
Selain kondisi infrastruktur yang minim, gereja juga menghadapi masalah tentang
pembangunan gedung yang digugat oleh ahli waris. Salah satu kendala dalam
pendirian gereja Maria Diangkat Ke Surga ini adalah masalah hak kepemilikan
tanah. Ahli waris penjual merasa pembelian tanah belum beres dan mengajukan
gugatan. Tapi, pihak gereja pun membela diri dengan mengajukan saksi-saksi yang
Indonesia, jika suatu tanah atau bangunan telah ditempati lebih dari 20 tahun tanpa
ada keluhan maka hak tanah tersebut ada pada yang menempati.
54
Kendala yang dialami oleh gereja adalah kurangnya tenaga untuk pelayanaan
karena rasio Romo dan umat yang tidak seimbang. Ada 3000 jiwa umat sedangkan
romo Cuma 2 orang. Itu tidak seimbang, mestinya 3000 jiwa itu minimal 3 orang
romo. Idealnya 4 orang. Jadi 750 jiwa itu satu Romo sehingga umat dapat
peran orang muda katolik dalam keterlaksanaan visi-misi Gereja dalam menjalankan
tugasnya di masyarakat sangat penting. Sebab, orang muda katolik secara umum
memiliki tanggung jawab dalam menjalankan agenda Gereja yan telah menjadi tugas
mereka. Orang Katolik secara umum, dituntut secara aktif untuk menghidupi kegiatan
loyalitas dan totalitas oran muda dalam keiatan kepemudaan Gereja. Alasan utama
permasalahan tersebut adalah pada pengelolaan waktu dan pencapaian peran sosial
55
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
tahun 1980-an. Gedung gereja yang digunakan untuk ibadah Umat menumpang
pada biara Suster Ursulin II. Gereja baru dapat berdiri sendiri setelah
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perkembangan fisik dan non fisik.
Perkembangan aspek fisik adalah pada bentuk bangunan pada saat ini sudah
parkir. Tanah untuk lahan parkir didapat dari hasil patungan umat. Bangunan
gedung yang sekarang telah memenuhi syarat sebagai bangunan gedung yang
baik. Paroki sudah tidak bergantung kepada keuskupan untuk memenuhi semua
gedung yang lebih layak ini juga diamini oleh pak Johnnie sebagai
berikut.Kondisi bangunan awalnya itu bagus, sampai saat ini tidak diubah.
Awalnya Cuma dua gedung, pastoran dan gereja. Tapi sekarang sudah memiliki
Perkembangan aspek non fisik pada awal berdirinya, gereja Katholik Maria
sangat sederhana, hanya pastor kepala dan dewa paroki. Masalah pada awal
56
berdirinya gereja adalah masalah infrastruktur yang masih minim dan air yang
belum lancar. Karena untuk mendapatkan air sumur harus digali dalam. Tetapi
dengan seiring berjalannya waktu, sekitar gereja banyak dihuni oleh umat
umat yang mengelola gereja Maria di Angkat Ke Surga sekarang adalah generasi
ke tiga. Karena generasi yang dulu sudah ada yang meninggal, pensiun, sudah
lansia. Yang dulu membangun gereja telah menjadi pemuka agama dan menjadi
B. Saran
melalui bidang dialok dan kerja sama dengan organisasi kepemudaan lainnya.
generasi muda untuk beraktivitas dan bergaul secara bebas dalam pluralitas,
sekaligus menjadi wadah bagi anggota untuk belajar dan mengembangkan diri
57
2. Bagi Anggota Paroki Maria Diangkat Ke Surga
perjuangan pemuda katolik, di satu sisi secara internal dapat memperkuat kinerja
organisai. Koordinasi dan Komunikasi yang semakin baik antar Pemuda Katolik
dengan hirarki serta dalam lingkungan internal katolik juga menjadi prioritas
Pemuda Katolik dalam aktivitasnya. Tuntutan yang harus di penuhi juga tidak
Katolik
58