Anda di halaman 1dari 14

Gereja Methodist Indonesia Persiapan Tanjung Anom

Suatu Tinjauan Historis Tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Gereja Methodist


Indonesia Persiapan Tanjung Anom Distrik 2 GMI Wilayah I Tahun Periode 2002-2018

Dosen Pengampu:

Charles Sihombing M.Th

NIDN: 2306106402

Oleh:

Jhon Michael Pane

NIM:

1610953

Seminar Sejarah Gereja

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA

GEREJA METHODIST INDONESIA BANDAR BARU

SUMATERA UTARA

2019/2020

1
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang

Sejarah adalah kejadian yang berisikan kejadian-kejadian di masa lampau. Adapun


tujuan studi sejarah ingin menggali kejadian-kejadian yang pernah terjadi di masa lampau,
untuk belajar dari masa lampau yang berguna untuk dapat memperbaiki dan menentukan
sikap di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Sedangkan, ilmu sejarah gereja berarti
bukan sekedar untuk mengetahui siapa nama pendiri dan kapan tahun berdirinya dari sebuah
gereja, namun sejauh mana berdirinya sebuah gereja mempunyai perkembangan dan
mempunyai dampak hadir di dunia.

GMI Persiapan Tanjung Anom ini berdiri dilatarbelakangi karena resor GMI Medan
Permai membuka Pos Pelayanan di daerah Tanjung Anom karena di daerah Tanjung Anom
belum ada Gereja Methodist. Misi Methodist di Tanjung Anom ini berprilaku baik, namun
perkembangan dan pertumbuhan jemaatnya dapat dikatakan lambat karena salah satu faktor
gereja yang didirikan kurang strategis sebab gereja tersebut berada di dalam sebuah gang
yang sempit. Nama GMI Persiapan Tanjung Anom dibuat dalam bentuk pamflet sehingga
sulit dilihat orang yang lalu lalang dari jalan tersebut.

1.2. Pembatasan Masalah

Dalam hal ini penulis, memberikan batasan kajian masalah meliputi sejarah berdiri
GMI Persiapan Tanjung Anom yaitu 2002-2018. Kemudian penulis membuat sejarah dan
perkembangan pertumbuhan Gereja Methodist Indonesia Persiapan Tanjung Anom.

1.3. Rumusan Masalah


1. Bagaimana latar belakang berdirinya GMI PersiapanTanjung Anom?
2. Apa saja faktor pendukung perkembangan GMI Persiapan Tanjung Anom?
3. Bagaimana Perkembangan dan Tantangan yang dihadapi GMI Persiapan Tanjung
Anom periode 2002-2018?
1.4. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses sejarah berdirinya GMI Persiapan Tanjung Anom.
2. Untuk mengerahui faktor penyebab perkembangan dan faktor penghambat GMI
Persiapan Tanjung Anom.

2
1.5. Manfaat Penulisan
1. Agar GMI Persiapan Tanjung Anom memiliki sejarah yang dapat
dipertanggungjawabkan secara tertulis.
2. Sebagai bahan pertimbangan untuk gereja-gereja lain di dalam mewujudkan gereja
yang berkembang.
1.6. Metode Penelitian

Dalam hal ini penulis dalam melengkapi makalah seminar sejarah gereja dengan
menggunakan metode historis dan metode deskriptif. Historis artinya yang berhubungan
dengan sejarah. Sedangkan sejarah adalah sesuatu tentang masa lalu dengan menggunakan
pemaparan juga penjelasan. Metode historis adalah sesuatu penelitian terhadap keadaan-
keadaan, perkembangan serta pengalaman masa lampau.1

Metode historis-deskriptif adalah suatu penyelidikan yang mengaplikasikan metode


pemecahan ilmiah dari perspektif historis suatu masalah, yaitu observasi yang bertujuan
untuk mengumpulkan data berdasarkan pengamatan langsung terhadap anggota jemaat GMI
Persiapan Tanjung Anom yang terlibat langsung dalam berdirinya gereja ini.2

1.7. Lokasi Penelitian

Lokasi GMI Persiapan Tanjung Anom ini terletak di Jl. H. M. Puna Sembiring Gg.
Damai-Tanjung Anom. Gereja ini berada di dalam sebuah gang yang di himpit oleh
perumahan Griya Tiara I dan Griya Tiara II. Kemudian berjarak 100 meter dari gereja ini
terdapat juga Gereja HKBP, BNKP, dan GKPI.

II. Pembahasan
2.1. Pengertian Sejarah Gereja
2.1.1. Pengertian Sejarah

Menurut asal katanya sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajara yang berarti
terjadi, sedangkan dalam bahasa Arab terdapat kata syajarah atau syajaratun yang berarti
pohon, syajxarah an nasub yang artinya pohon silsilah. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah

1
M. Iqbal Hasan, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), 22.
2
M. Iqbal Hasan, Metode Penelitian, 22.

3
berarti history yang artinya masa lampau umat manusia atau kejadian-kejadian yang dibuat
oleh alam.3

Sejarah adalah asal-usul (keturunan) silsilah, kejadian dan peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau; riwayat, uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar
terjadi pada masa lampau.4 Kata “sejarah” atau “historis” artinya adalah pencarian
pengetahuan dan kebenaran. Secara umum, sejarah meliputi pengalaman masa lampau untuk
membantu mengetahui apa yang harus dikerjakan sekarang dan apa yang akan dikerjakan
pada masa yang akan datang. Sejarah adalah menggambarkan secara kritis seluruh kebenaran
kejadian atau fakta masa lampau.5

Dengan demikian, sejarah yang berarti berisikan kejadian-kejadian, pengalaman-


pengalaman di masa lampau, dan ilmu sejarah ingin membantu memperluas pengalaman kita
dan membuat kita untuk lebih menghargai setiap peristiwa yang terjadi. Karena sejarah, akan
menjadi pelajaran yang baik di masa sekarang dan di masa yang akan datang.

2.1.2. Pengertian Gereja

Istilah Gereja di dalam Perjanjian Lama menggunakan kata qahal (kahal) yang
berasal dari kata qal (kal) yang berarti memanggil. Disisi lain kata qahal juga diartikan
pertemuan bersama semua umat.6 Selanjutnya kata qahal diterjemahkan dalam bahasa
Yunani menjadi Ekklesia, yang berasal dari kata ek dan kaleo yang berarti dipanggil keluar,
yaitu orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib (1 Ptr
2:9), orang-orang yang telah berbalik dari kegelapan menuju terang dan dari kuasa iblis
menuju Allah (Kis 26:18).7

Kata Gereja dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Portugis yaitu igereja.
Namun asal kata itu juga diambil dari kata Yunani kuriake yang aslinya berarti milik Tuhan.
Gedung dan organisasinya dalam teori merupakan milik Tuhan, umat Kristen dan digunakan
untuk tujuan-tujuan-Nya. Gereja adalah umat Tuhan. Gereja wajib taat tanpa syarat hanya

3
Sardiman, Sejarah I, ( Medan: Yudhistira, 2007), 3.
4
Taufik Abdullah, Ilmu Sejarah dan Historiografi, (Jakarta: Gramedia, 1985), XI
5
Consuelu G. Sevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1993), 42.
6
TImotius Sukarman, Gereja yang Bertumbuh dan Berkembang, (Yogyakarta: ANDI, 2012), 14.
7
Dietrich Kuhl, Sejarah Gereja Jilid I, (Batu: Yayasan Persekutuan, 1998), 4.

4
kepada Tuhan yang menciptakannya. Kehendak utama Tuhan adalah kemurnian hubungan
Umat-Nya dengan Dia.8

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gereja adalah tempat ibadah umat
Kristen, gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan upacara Kristen.9 Gereja adalah
persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan gereja harus
selalu berkembang dan bertumbuh, seperti manusia yang juga harus bertumbuh, yang
semakin lama semakin dewasa. Jadi gereja harus siap untuk jatuh dan bangun, merasakan
kegelisahan akan tantangan dan pergumulan.10

2.1.3. Pengertian Sejarah Gereja

Sejarah Gereja adalah ilmu yang mempelajari, menyelidiki, serta menulis segala
peristiwa masa silam mengenai jemaat yang percaya telah dipanggil oleh Yesus sebagai
tentara, dan yang mempunyai makna untuk perkembangan mitologi, liturgy serta moral para
pengikut Yesus. Singkatnya sejarah gereja mempelajari perkembangan iman, harapan dan
cinta jemaat pengikut Yesus.11

Ilmu sejarah Gereja, yaitu memeriksa apakah, bagaimanakah, dan sampai dimana
Gereja sadar dan setia akan wujud dan amanatnya, dan juga apakah dan bagaimanakah Gereja
diberi kesempatan untuk hidup di dunia ini menurut wujud dan amanatnya sepanjang
sejarahnya dari dulu sampai sekarang.12

2.2. Pertumbuhan Gereja


2.2.1. Pengertian Pertumbuhan Gereja

Pertumbuhan gereja maksudnya ialah perkembangan dan perluasan tubuh Kristus baik
dalam kualitas dan kuantitas, dalam bentuk yang tampak maupun isinya yang tak tampak.
Pertumbuhan gereja bukanlah berasal dari pikiran manusia, melainkan dari kehendak Allah
sendiri (Kis 2:47).13

8
Martin B. Dainton, Gereja dan Bergereja apa dan bagaimana?, (Jakarta: YKBK, 1994), 8-9.
9
Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia ed. VI, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, 2012), 445.
10
Eka Darmaputera, Gereja harus Bertumbuh, (Yogyakarta: Kairos, 2005), 8-9.
11
G. Van Schie, Rangkuman Sejarah Gereja Kristiani dalam Konteks Sejarah Agama-agama Lain, (Jakarta:
OBOR, 1994), 63.
12
H. Berkhof dan I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta:BPK G.M, 2009), viii.
13
Peter Wongso, Tugas Gereja dan Misi Masa Kini, (Malang: SAAT, 1996), 80.

5
Pertumbuhan Gereja adalah kenaikan yang seimbang dalam kuantitas, kualitas dan
kompleksitas organisasi sebuah gereja lokal. Ketiga komponen ini merupakan kunci untuk
memahami proses yang menyebabkan gereja bertumbuh. Jika ketiganya tidak terjadi secara
seimbang, maka sebuah gereja tidak akan mempertahankan kesehatan yang baik.14

2.2.2. Jenis-Jenis Pertumbuhan Gereja


a. Pertumbuhan Kuantitas

Kuantitas berarti banyaknya atau menunjuk jumlah sesuatu. Pertumbuhan kuantitas


berarti adanya pertumbuhan atau pertambahan jumlah. Pertumbuhan kuantitas menunjuk
pada jumlah murid yang dihasilkan gereja. Berapa banyak orang yang sudah dibawa kepada
Kristus, berkembang menjadi dewasa, dan dikerahkan menjadi pelayan mengabarkan Injil.15

b. Pertumbuhan Kualitas

Kualitas berarti pertumbuhan dalam hal spiritualitas. Pertumbuhan kualitatif


merupakan perkembangan tubuh yang progresif untuk menjadi kepala, Yesus Kristus,
sedangkan gereja yang bertumbuh berarti ia akan menyerupai Kristus baik tingkah laku
maupun karakter lembaganya.16

2.3. Latar Belakang Berdirinya GMI Persiapan Tanjung Anom

Pdt Benet Sihombing adalah pimpinan jemaat GMI Medan Permai pada tahun 2002.
Pada saat itu jemaat yang beranggotakan di GMI Medan Permai berasal dari berbagai tempat,
ada yang dekat dari gereja dan ada yang jauh dari gereja. Pdt Benet Sihombing melihat hal ini
perlu diatasi dengan membagi-bagi pelayanan evangelisasi setiap sektor dan kemudian Pdt
Benet Sihombing melihat daerah Tanjung Anom belum ada Gereja Methodis. Dalam hal ini
Pdt Benet Sihombing mengambil kebijakan untuk membuka Pos Pelayanan di daerah
Tanjung Anom karena di daerah Tanjung Anom tersebut belum ada Gereja Methodist. Jadi
pelopor latar belakang berdirinya GMI Persiapan Tanjung Anom tersebut adalah Pdt Benet
Sihombing.

GMI Persiapan Tanjung Anom ini berdiri tahun 2002 dan pada saat itu yang
membuka Pos Pelayanan GMI Tanjung Anom adalah Pdt Benet Sihombing. Pada saat GMI
Persiapan Tanjung Anom dibuka, dulunya berjumlah 6 KK dengan pelopor penggerak dalam

14
Ron Renson dan Jim Stevens, Dinamika Pertumbuhan Gereja, (Malang: Gandum Mas, 1996), 8.
15
Rick Warren, Pertumbuhan Gereja Masa Kini, (Malang: Gandum Mas, 2003), 56-57.
16
Ron Renson dan Jim Stevens, Dinamika Pertumbuhan Gereja, (Malang: Gandum Mas, 1996), 11.

6
pembangunan (+) M. Manurung/ br. Sihombing. Sebelum gedung gereja Pos Pelayanan GMI
Tanjung Anom ini dibangun, mereka melakukan ibadah di rumah salah satu jemaat sampai
beberapa tahun sambil para jemaat mengumpulkan uang untuk melakukan pembangunan.17
Kemudian pada tahun 2006 para jemaat membeli pertapakan, pada saat bulan sepuluh tahun
2007 baru gereja dibangun di tambah bantuan dari Gereja Methodist Korea ± 75 juta rupiah
ditambah janji iman dari para jemaat. Kemudian pada tahun 2008 gedung Gereja diresmikan
oleh Bishop Dr. H. Doloksaribu dan dengan rekan yang lainnya kemudian pada tahun 2014
rumah pastori diresmikan.18

Pdt Reulina Sitepu sebagai pimpinan jemaat GMI Pos Pelayanan Tanjung Anom
mengubah nama gereja menjadi GMI Persiapan Tanjung Anom karena pimpinan jemaat
tersebut sudah melihat perkembangan gereja tersebut dan nama gereja ini dapat di ganti
karena telah memenuhi syarat untuk menjadi jemaat persiapan.

2.4. Gambaran Umum Keadaan Jemaat GMI Persiapan Tanjung Anom

GMI Persiapan Tanjung Anom beranggotakan 35 KK sesuai dengan pendataan yang


baru dan terdiri dari berbagai suku seperti: Batak Toba, Simalungun, dan Karo. Adapun
rutinitas kegiatan pekerjaan anggota jemaat yaitu: Pegawai Negeri, Wiraswasta, Pedagang,
Bertani, Guru, Supir, dan Karyawan Swasta. Sebagian anggota jemaat bekerja di luar daerah
dan tinggal disana, kalau ada hari libur baru kembali ke Tanjung Anom sehingga sangat
mempengaruhi jumlah kehadiran jemaat dalam setiap ibadah.19

2.5. Susunan Majelis GMI Persiapan Tanjung Anom 201920

No Nama Struktur Kemajelisan


1 Pdt. Reulina Sitepu Pimpinan Jemaat/ Ketua Majelis
2 Ls. M. Hutagaol Lay Leader
3 Ls. G. Pasaribu Sekretaris
4 T. Br. Nadeak Bendahara
5 CN. Br. Simanjuntak K. Keangotaan dan Evanggelisasi

17
Wawancara kepada Ny. Manurung/br. Sihombing, Sabtu, 21 September 2019 pukul 17:15- 17:45 Wib di
rumah Ibu tersebut.
18
Wawancara kepada Bapak Ls M. Hutagaol, Minggu 22 September 2019 Pukul 12:05 – 12:40 Wib di GMI
Persiapan Tanjung Anom.
19
Wawancara kepada Ibu Pdt Reulina Sitepu, Sabtu 21 September 2019 Pukul 11:45 – 13:00 Wib di GMI
Persiapan Tj. Anom.
20
Data buku Sekretaris GMI Persiapan Tanjung Anom.

7
6 Ls. JH. Sitompul K. Penatalayanan dan Keuangan
7 Ny. Sitepu/ br Purba Komisi Misi
8 Ls. R. Br. Sipayung Komisi Sosial
9 V. Sitorus Panatia Pemeliharaan Harta Benda
10 Tasya Lubis Ketua Sekolah Minggu
11 T. Simanjuntak Ketua P2MI
12 O. J. Br. Lubis Ketua PWMI
13 Glen Lubis Ketua P3MI
14 T. Br. Simamora Komisi PAK
15 C. Siregar Panitia Kebaktian

2.6. Nama-Nama Pimpinan Jemaat21

No Nama Periode Pelayanan


1 Pelayan dari Resor Medan Permai/ Pdt 2002- 2012
Benet Sihombing
2 GI. Jefry Manullang S.Th 2013-2014
3 GI. Norma Br. Saragih S.Th 2014-2018
4 Pdt Reulina Br. Sitepu 2018- Sekarang

2.7. Pertumbuhan GMI Persiapan Tanjung Anom22

Tahun Jumlah Anggota Anggota P2MI PWMI P3MI Anak Sekolah Minggu
Keluarga Penuh Persiapan
2002 6 22 15 - - - 1
2003 6 22 15 - - - 1
2004 8 26 20 - - - 1
2005 13 36 30 - - - 1
2006 18 46 35 - - - 2
2007 20 50 38 - - - 2
2008 21 52 45 - 8 - 3

21
Laporan-laporan Konfrensi dan Data buku Sekretaris GMI Persiapan Tanjung Anom.
22
Laporan-laporan Konfrensi dan Data buku Sekretaris GMI Persiapan Tanjung Anom.

8
2009 21 52 45 - 10 - 3
2010 22 54 45 - 10 - 3
2011 24 58 45 - 10 - 3
2012 25 60 47 25 10 5 3
2013 25 60 47 25 10 5 3
2014 30 70 47 25 10 5 3
2015 32 74 48 26 14 5 3
2016 33 80 50 28 14 5 3
2017 35 80 50 28 14 5 3
2018 35 84 50 28 14 5 3

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa gereja mengalami perkembangan yang dilihat
dari jumlah kepala keluarga dari anggota gereja tersebut yang walaupun perkembangan ini
tidak langsung kelihatan dengan pesat akan tetapi perkembangan ini bergerak dengan lambat.

2.8. Jumlah Kehadiran23

Penulis menyajikan tabel kehadiran jemaat dalam kebaktian umum pada tahun 2016,
yang menunjukkan keseriusan jemaat datang beribadah dan rindu untuk beribadah. Dibawah
ini dicantumkan tabel jumlah kehadiran kebaktian umum setiap minggunya pada tahun 2016.

No Bulan I II III IV V
1 Januari 60 56 66 65 69
2 Februari 73 67 75 73
3 Maret 81 84 80 84
4 April 76 75 77 80
5 Mei 79 82 83 80 86
6 Juni 76 84 81 86
7 Juli 73 74 81 85 88
8 Agustus 81 84 82 77
9 September 78 70 73 81
10 Oktober 72 79 84 89 91

23
Arsip Warta Kebaktian Umum GMI Persiapan Tanjung Anom Tahun2016

9
11 November 85 87 90 92
12 Desember 91 86 88 85

Dalam tahun 2016 ada 52 minggu dan jumlah kehadiran jemaat pada tahun 2016
sejumlah 3.810. Maka kehadiran rata-rata setiap minggu adalah (3.810:52)= 72-73
jiwa/minggu.
2.9.Keadaan Keuangan

Keadaan GMI Persiapan Tanjung Anom dapat dilihat dari perkembangan jumlah
persembahan setiap tahunnya, melalui tabel dibawah ini. Untuk memudahkan melihat
terjadinya peningkatan atau penurunan dalam setiap tahunnya.

No Tahun Kebaktian Minggu Perpuluhan Ucapan Syukur Kebaktian Rumah Tangga


1 2002 395.000 1.200.000 240.000 -
2 2003 423.800 1.375.000 325.000 -
3 2004 445.100 1.785.000 435.000 -
4 2005 462.500 2.925.000 935.000 -
5 2006 476.600 3.410.000 1.487.000 -
6 2007 594.000 3.850.000 2.195.000 -
7 2008 620.300 4.080.000 2.325.000 1.680.500
8 2009 633.500 4.130.000 2.460.000 1.844.000
9 2010 656.300 4.375.000 2.860.000 2.016.000
10 2011 679.500 4.823.000 3.575.000 2.186.500
11 2012 690.500 5.270.000 3.825.000 2.255.500
12 2013 712.000 5.353.000 4.245.000 2.405.000
13 2014 734.000 6.550.000 5.275.000 2.784.500
14 2015 758.500 6.950.000 5.600.000 3.024.500
15 2016 803.500 7.305.000 6.150.000 3.229.000
16 2017 834.000 7.955.000 6.650.000 3.609.000
17 2018 775.500 8.455.00 7.100.000 4.080.500 24

24
Laporan-laporan Konperensi Resor dan data Keuangan GMI Persiapan Tanjung Anom.

10
2.10. Faktor Pendukung Pertumbuhan GMI Persiapan Tanjung Anom
Periode 2002-2019
1. Adanya semangat yang kuat dan gigih yang dimiliki pimpinan jemaat dan anggota
jemaat dalam berdiri dan berkembangnya GMI Persiapan Tanjung Anom.
2. Adanya keterbukaan di dalam keuangan gereja.
3. Anggota jemaat sangat semangat dalam berpartisipasi memberi sumbangan untuk
pembangunan gereja.
4. Anggota jemaat memiliki semangat gotong royong untuk memajukan gereja.
5. Pimpinan Jemaat mengubah gaya ibadah dengan mengganti buletin dengan proyektor
sehingga jemaat mudah membaca dan menghemat biaya.
6. Mengubah gaya ibadah minggu dalam hal pujiannya, dengan membuat ibadah minggu
ke-1 dan 3 dengan lagu himnologi dan pada minggu 2 dan 4 dengan lagu
kontemporer.
7. Pelayanan kunjungan sosial pimpinan jemaat membuat anggota jemaat menjadi
semangat dalam mendukung gereja.
2.11. Tantangan yang Dihadapi GMI Persiapan Tanjung Anom
Periode 2002-2019
a. Faktor Internal
1. Warga jemaat yang sulit untuk digembalakan, bahkan dari kalangan majelis jemaat
saling mencurigai dan saling menyalahkan bagi setiap majelis yang tidak menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya.
2. Sarana yang kurang memadai di dalam gereja berupa kelengkapan alat musik.
3. Pimpinan jemaat tidak dapat menjalankan tugas pelayanannya dengan baik, sehingga
membuat setiap program yang sudah direncanakan tidak terlaksana.
b. Faktor Eksternal
1. Sulit untuk menjangkau jiwa baru, dikarenakan sudah memiliki agama dan
kepercayaan masing-masing, sehingga menjadi penghambat dalam perkembangan
jemaat atau menjangkau jiwa baru.
2. Lokasi GMI Persiapan Tanjung Anom yang kurang strategis.
III. Refleksi Teologis

Dalam refleksi teologis terhadap GMI Persiapan Tanjung Anom, maka nas yang
adalah dari Matius 28:19 yang berbicara tentang “perintah untuk memberitakan Injil”. Dalam
konteks kitab ini, kata-kata ini merupakan Amanat Agung Kristus kepada semua pengikut-

11
Nya dari setiap angkatan. Amanat ini menyatakan sasaran, tanggung jawab, dan penugasan
gereja dalam tugas misionernya. Pesan ini berbunyi “pergilah” yang bertujuan kepada semua
bangsa. Para murid-murid disuruh pergi ke semua bangsa, tidak terkecuali Israel. Pesan ini
untuk pergi mencari domba-domba yang hilang dari umat Israel itu diperluas hingga
mencakup seluruh penduduk bumi. Murid-murid Yesus harus pergi untuk menjadikan semua
bangsa murid-Nya. Caranya ialah dengan membaptis dan mengajari mereka. 25

Dalam hal ini saya melihat bahwa GMI Persiapan Tanjung Anom telah melakukan
tugas penginjilan ini, yaitu yang dilakukan oleh pimpinan jemaat dan diikuti oleh para majelis
dalam menemani pimpinan jemaat dalam melakukan kunjungan kepada setiap rumah tangga
keluarga. Dengan melihat apa yang menjadi kekurangan dari anggota jemaat dan
melengkapinya dengan segala sesuatu. Hal inilah yang dilakukan oleh pimpinan jemaat,
majelis dan anggota jemaat yang memiliki semangat dalam melakukan pelayanan,

IV. Kesimpulan
1. Latar belakang berdirinya GMI Persiapan Tanjung Anom karena resor GMI Medan
Permai membuka Pos Pelayanan di daerah Tanjung Anom karena di daerah Tanjung
Anom belum ada gereja Methodist.
2. Jemaat GMI Persiapan Tanjung Anom setiap tahun mengalami perkembangan akan
tetapi perkembangan yang mereka alami lambat.
4. Faktor yang menyebabkan lambatnya perkembangan dari GMI Persiapan Tanjung
Anom adalah warga jemaat yang sulit untuk digembalakan, bahkan dari kalangan
majelis jemaat saling mencurigai dan saling menyalahkan bagi setiap majelis yang
tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, sarana yang kurang memadai di
dalam gereja berupa kelengkapan alat musik, kemudian pimpinan jemaat tidak dapat
menjalankan tugas pelayanannya dengan baik, serta sulit untuk menjangkau jiwa baru,
lokasi GMI Persiapan Tanjung Anom yang kurang strategis.

25
J. T. Nielsen, Kitab Injil Matius 23-28, (Jakarta: BPK G-Mulia, 2015), 196-197.

12
Daftar Pustaka

Abdullah Taufik., Ilmu Sejarah dan Historiografi, Jakarta, Gramedia, 1985.


Berkhof H, dan I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, Jakarta, BPK G.M, 2009.
B. Dainton Martin., Gereja dan Bergereja apa dan bagaimana?, Jakarta, YKBK, 1994.
Darmaputera Eka., Gereja harus Bertumbuh, Yogyakarta, Kairos, 2005.
G. Sevilla Consuelu, dkk., Pengantar Metode Penelitian, Jakarta, Universitas Indonesia,
1993.
Kuhl Dietrich., Sejarah Gereja Jilid I, Batu, Yayasan Persekutuan, 1998.
M. Iqbal Hasan., Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2002.
Nielsen J. T., Kitab Injil Matius 23-28, Jakarta, BPK G-Mulia, 2015.
Renson Ron, dan Jim Stevens., Dinamika Pertumbuhan Gereja, Malang, Gandum Mas, 1996.
Sardiman., Sejarah I, Medan, Yudhistira, 2007.
Sukarman Timotius., Gereja yang Bertumbuh dan Berkembang, Yogyakarta, ANDI, 2012.
Sugono Dendy., Kamus Besar Bahasa Indonesia ed. VI, Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Umum, 2012.
Van Schie G., Rangkuman Sejarah Gereja Kristiani dalam Konteks Sejarah Agama-agama
Lain, Jakarta, OBOR, 1994.
Warren Rick., Pertumbuhan Gereja Masa Kini, Malang, Gandum Mas, 2003.
Wongso Peter., Tugas Gereja dan Misi Masa Kini, Malang, SAAT, 1996.
Wawancara :

Wawancara kepada Bapak Ls M. Hutagaol, Minggu 22 September 2019


Wawancara kepada Ibu Pdt Reulina Sitepu, Sabtu 21 September 2019
Wawancara kepada Ny. Manurung/br. Sihombing, Sabtu, 21 September 2019

Sumber lain :

Data buku Sekretaris GMI Persiapan Tanjung Anom.


Laporan-laporan Konfrensi dan Data buku Sekretaris GMI Persiapan Tanjung Anom.
Arsip Warta Kebaktian Umum GMI Persiapan Tanjung Anom Tahun2016

13
Foto Penelitian :

Foto tempat peribadahan mereka


sebelum mereka mempunyai tempat
peribadahan

Tampak luar tempat peribadahan mereka sebelum


beribadah di gedung Gereja

Wawancara dengan Pdt Reulina Sitepu

Tampak gedung GMI Persiapan Tanjung Anom

14

Anda mungkin juga menyukai