Anda di halaman 1dari 6

A.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Permasalahan

Demokrasi secara etimologis, berasal dari bahasa Yunani “demos” yang

berarti rakyat dan “kratos/cratein” yang berarti pemerintahan. Demokrasi

merupakan pemusatan kekuasaan ditangan rakyat. Menurut Cholisin

demokrasi di Indonesia memegang prinsip Teo-Demokratis dimana segala

keputusan dan kebijakkan diatur sepenuhnya untuk kepentingan rakyat

namun tidak melanggar peraturan Tuhan.1

Demokrasi adalah salah satu bentuk pemerintahan, dimana semua warga

Negara memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat

mengubah hidup mereka. Demokrasi terbagi menjadi beberapa bentuk

pertama, Demokrasi langsung, merupakan suatu bentuk demokrasi dimana

setiap rakyat memberikan suara atau pendapat dalam menentukan suatu

keputusan. Dalam sistem ini, setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam

memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh langsung

terhadap keadaan politik yang terjadi. Kedua, demokrasi perwakilan, seluruh

rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum untuk menyampaikan

pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.2

Demokrasi juga digunakan dalam kisah-kisah Alkitab seperti jemaat yang

demokratis dalam perjanjian Baru. Contoh kehidupan jemaat dalam perjanjian

baru, adanya diskusi dan dialog dalam menyelesaikan masalah untuk

1https://eprints.uny.ac.id/26628/4/4.%20BAB%20II.pdf, 24 Agustus 2019


2https://www.academia.edu/29926623/MAKALA_H_NILAI-
_NILAI_DEMOKRASI_DALAM_KRISTEN?auto=download, 24 agustus 2019
1
menegur yang salah (Matius 18:15-20; 1 Korintus 5:2; dan 2 Korintus 2:6).

Jemaat mula-mula juga menganjurkan usulan untuk pendelegasian tugas (

Kisah Para Rasul 6:1-7, 11:22, 13:2-3, 14:27, 15). Prinsip dan perilaku hidup

jemaat mula-mula menjadi contoh untuk mengerti kehidupan yang

demokratis.3

Berdasarkan latar belakang di atas maka makalah ini dibuat untuk

meninjau sistem tata pemerintahan gereja JKI, apakah menggunakan sistem

demokrasi dan bagaimana demokrasi diterapkan dalam JKI.

2. Rumusan masalah

a. Apakah tata pemerintahan gereja jki menggunakan sistem demokrasi?

b. Bagaimana Sistem demokrasi diterapkan dalam JKI (Jemaat Kristen

Indonesia?

B. KAJIAN

1. Profil JKI

Keberadaan Sinode JKI berawal dari kebutuhan adanya naungan institusi

gerejawi bagi pelayanan kristiani yang dilakukan oleh Yayasan Sangkakala

sejak tahun 1977 di Semarang (Sutanto,1986: 13-14). Cakupan pelayanan

berupa pekabaran Injil, distribusi rekaman kotbah, vocal group, band,

pelayanan sosial dan juga dalam beberapa kesempatan mengadakan kursus

Alkitab (Sutanto, 1986: 15-18).

Hasil dari berbagai pelayanan tersebut melahirkan banyak persekutuan

doa di Semarang. Sekitar 17 kelompok persekutuan doa berada di bawah

3 Dwi Arifin. Kongregasional Keluarga Besar ( Yogyakarta: ANDI, 2015),21.


2
naungan Yayasan Sangkakala. Adapun Yayasan ini semenjak tahun 1979

telah didaftarkan ke Depag Kanwil Jateng dan kemudian pada tahun 1983

mendapat pengakuan dari Depag RI (Sutanto, 1986: 18-22).

Perkembangan dari pelayanan pekabaran Injil dan kebangunan rohani

telah melahirkan kebutuhan baru, yakni naungan institusional bagi mereka

yang sudah percaya dan dibaptiskan. Beberapa hasil pelayanan dapat

dinaungi oleh beberapa gereja lokal. Namun demikian ada juga hasil

pelayanan yang tidak ternaungi oleh institusi gereja yang sudah ada karena

corak ibadah dan pelayanan yang dirasa berbeda dan bercorak karismatik.

Untuk menjawab keperluan itu maka dilakukan perubahan AD/ART Yayasan

Sangkakala dari semula ‘bergerak dalam pekabaran injil secara umum’

hingga ditambahkan ‘mendirikan gereja-gereja lengkap dengan tempat

ibadahnya’ (Sutanto, 1986: 47).

Buah dari pekabaran Injil yang berkembang di Boyolali, Ungaran,

Banyumanik dan Kelet dan juga beberapa persekutuan yang berada di

Semarang kemudian menjadi gereja lokal dengan nama Jemaat Kristen

Indonesia. Selain itu sebagai hasil dari kebaktian kebangunan rohani dan

adanya kebutuhan, maka sejak 1983 juga dirintis jemaat berbahasa

Indonesia di Los Angeles (Sutanto, 1986: 48-55).

Sejak 1985 maka Sinode Gereja Jemaat Kristen Indonesia (JKI) resmi

didirikan dan kemudian terdaftar di Bimas Kristen Depag RI (SK Dirjen Bimas

Kristen Protestan No 4 tahun 1989) dan juga sekaligus menjadi anggota dari

Mennonite World Conference (MWC). Adapun bentuk organisasi gereja

3
berdasarkan corak Mennonite adalah kongregasional, di mana otonomi ada

pada jemaat-jemaat lokal. Dalam kurun waktu 34 tahun semenjak resmi

berdiri, maka kini sinode JKI telah berkembang kurang lebih 600 Gereja lokal

yang tersebar di Indonesia dan di 3 negara yang lain (Amerika Serikat,

Belanda dan Australia). Sinode JKI juga memiliki STT (Sekolah Tinggi

Teologi) Sangkakala yang terletak di Kopeng, Salatiga (Direktori Sinode JKI,

2012).4

2. Tata pemerintahan gereja JKI

Sinode JKI merupakan organisasi gereja dengan berdasarkan corak

Mennonite dimana JKI sudah menjadi anggota Mennonite World Conference

(MWC). Bentuk tata gereja JKI adalah kongregasional, di mana otonomi ada

pada jemaat-jemaat lokal. Misalnya dalam gereja JKI Injil Kerajaan Semarang

yang di pimpin oleh Pdt. Petrus Agung berbeda dengan tata cara yang ada di

JKI Bethesda Ungaran, dimana dalam satu gereja memiliki tata gerejanya

masing-masing.

JKI Injil Kerajaan menggunakan tata cara yang profetik yang

menggunakan tarian kerajaan sedangkan JKI Bethesda Ungaran

menggunakan cara liturgi. Dalam hal ini membuktikan bahwa otonomi gereja

JKI berada pada jemaat-jemaat lokal. Dengan adanya otonomi jemaat lokal

pada tiap gereja JKI maka dapat di katakan bahwa JKI menggunakan sistem

demokrasi.

3. Sistem Pemerintahan sinode JKI

4 https://pgi.or.id/jemaat-kristen-indonesia-menjadi-anggota-pgi/, 24 Agustus 2019


4
Sistem demokrasi yang di terapkan oleh sinode JKI adalah memberi

kebebasan kepada setiap gereja lokal untuk menuntukan tata cara Ibadah,

susunan organisasi dan pengelolaan keuangan dalam gereja. Tetapi dari dari

dimensi pemilihan pemimpin gereja, JKI tidak menggunakan mekanisme

pemilihan pemimpin oleh jemaat jadi pemimpin gereja tidak di pilih oleh

jemaat.

Pemimpin yang berada dalam gereja merupakan hasil dari sebuah

perintisan yang di lakukan oleh pendeta atau gembala sidang sehingga

berbentuk sebuah organisasi gereja yang berdiri sendiri dan dinaungi oleh

sinode JKI.

C. KESIMPULAN

Dari kajian yang sudah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa JKI yang merupakan

organisasi gereja Mennonite menerapkan sistem pemerintahan demokrasi.

Sistem demokrasi yang diterapkan JKI berupa pemberian kebebasan kepada

setiap gereja lokal untuk menuntukan tata cara Ibadah, susunan organisasi dan

pengelolaan keuangan dalam gereja. Sedangkan mengenai pemilihan pemimpin

gereja, JKI tidak menerapkan mekanisme pemilihan pemimpin oleh jemaat

gereja.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.uny.ac.id/26628/4/4.%20BAB%20II.pdf, 24 Agustus 2019

https://www.academia.edu/29926623/MAKALA_H_NILAI-

_NILAI_DEMOKRASI_DALAM_KRISTEN?auto=download, 24 agustus 2019

Dwi Arifin. Kongregasional Keluarga Besar ( Yogyakarta: ANDI, 2015),21.

https://pgi.or.id/jemaat-kristen-indonesia-menjadi-anggota-pgi/, 24 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai