DOSEN:
KEVIN SINADIA
SEICY MAHINO
JERICHO KAWULUR
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kritik adalah sebagai celaan atau kecaman atas suatu keadaan, perilaku, atau yang kita
anggap menyimpang dan tidak benar. Kritik juga dalah bentuk penilaian terhadap suatu karya
secara seimbang, baik kelemahan maupun kelebihannya. Kritik bisa juga disebut suatu ungkapan
atau tanggapan mengenai baik atau buruknya suatu tindakan yang akan atau sudah dibuat.
Kata Gereja berasal dari kata dalam bahasa Yunani “Ekklesia” yang didefinisikan sebagai
“perkumpulan” atau “orang-orang yang dipanggil keluar.” Akar kata ”Gereja” tidak
berhubungan dengan gedung, tetapi dengan orang. Gereja juga adalah sebuah persekutuan orang-
orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari
kegelapan menuju kepada Yesus Kristus yang adalah terang dunia (1 Petrus 2:9 – 10 dan
Yohanes 8 : 12). Persekutuan tersebut menjadi saksi dari kasih Allah yang nyata dalam Yesus
Kristus kepada dunia. Dengan demikian Gereja menjadi sebuah persekutuan dimana Kristus
yang menjadi dasar terbentuknya. Oleh karena itu, gereja dipanggil dan diutus untuk melayani
dunia ini. Bukan hanya sekedar melayani, namun juga gereja menjalankan misinya
menghadirkan damai sejahtera yang dari Kristus di tengah – tengah dunia ini. Alasan keberadaan
Gereja karena misi, misi yang menjadikan murid-murid bagi Kristus yang bersaksi mengenai
iman dalam hatinya, sesuai dengan hakikatnya Gereja terpanggil untuk memberitakan dan
menghadirkan kerajaan Allah, yaitu keselamatan melalui Yesus Kristus. Tugas panggilan inilah
yang merupakan pengutusan Gereja sampai saat ini.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian kritik
2. Pengertian gereja
3. Kritik dari pihak Marcion
4. Kritik dari pihak Montanisme
C. Tujuan
ISI/KAJIAN TEORI
PENUTUP
Kritikan yang diberikan kepada pihak marcion dan montanisme. ajaran Marcionisme,
sebenarnya pusat dari inti pandangan dan pengajaran adalah perbedaan yang dikemukakan antara
Allah di Perjanjian Lama dan Allah pada Perjanjian Baru. Dikatakan oleh ajaran tersebut bahwa
Alkitab mengisahkan dua Allah, yang mana Allah di Perjanjian Lama merupakan Allah yang
lebih kejam dan melupakan prinsip kasih tentang Alkitab. Digambarkan bahwa Allah pada masa
lalu ini kejam dan mudah menghukum umat. Dalam pandangan ajaran yang dikatakan tersebut di
atas, pastinya ajaran ini memiliki banyak pertentangan dari umat Kristen di masa tersebut.
Sehingga banyak jemaat yang berasal dari Filipi diingatkan oleh Polikarpus untuk tidak
mempercayai pandangan doktrin yang dikemukakan oleh Marcion. Tidak hanya itu saja, aliran
ini juga menggunakan Injil Lukas sebagai dasar, sehingga banyak umat yang tertipu oleh doktrin
yang disebarkan. Selain itu, aliran ini juga memiliki beberapa larangan bagi para pengikutnya.
Dikatakan bahwa para pengikut Marcionisme pantang untuk makan daging. Tidak hanya itu saja,
pengikut aliran ini juga tidak diperbolehkan menikah. Namun demikian bukan berarti menentang
prinsip dasar pernikahan Kristen itu sendiri. Bahkan pada prakteknya masih menerima pengikut
yang merupakan suami istri. Bahkan Allah pada masa lalu digambarkan sebagai Allah yang tidak
adil dan tidak sempurna. Berbeda dengan Allah pada Perjanjian Baru yang lebih penuh kasih dan
penyayang. Allah di Perjanjian Baru lebih pemurah dan tergambar dengan baik melalui diri
Yesus Kristus. sebenarnya ajaran yang satu ini merupakan ajaran yang berasal dari gerakan sekte
yang terjadi di awal abad ke-2 Masehi. Sehingga saat itu belum banyak yang memahami firman
Tuhan dan cenderung masih percaya pada rasionalisme nenek moyang mereka di daerah
tersebut. Hal ini memicu muncul beberapa penyelewengan dari firman yang tertulis dalam
Alkitab.
Ajaran Montanisme ini sendiri mampu merebak hingga ke wilayah kekaisaran Romawi,
sehingga tak heran jika kemudian banyak dikenal dan mulai menjadi besar. Bahkan sempat
disebut sebagai ajaran yang legal dan sesuai dengan prinsip kekristenan yang diajarkan.
Berdasarkan sejarah di masa lampau, rupanya aliran ini berawal juga dari pemukiman yang ada
di Asia Kecil yang telah mempercayai Yesus sejak awal. Namun karena ajaran yang cukup keras
dan radikal, maka doktrin serta ajaran tersebut lebih susah diterima oleh sebagian besar umat
Kristen pada umumnya. Sehingga dianggap tidak tepat dan menyesatkan.
Di kalangan orang Kristen, dengan alasan kasih, banyak yang menganggap kritik itu
sebagai hal yang jahat karena sering dianggap menghakimi atau merendahkan derajat orang lain.
Di beberapa gereja, anggota gereja yang berani mengkritik pimpinan akan dikucilkan. Kritik
mungkin hanya bisa disampaikan dalam bentuk pertanyaan, usul atau sindiran halus dan diselingi
dengan permintaan maaf. Sebenarnya, dalam konsep agama atau sosial apapun, jika dipikir
dalam-dalam, tidaklah ada orang yang sempurna. Semua orang bisa membuat kesalahan, dan
karena itu memerlukan kritik yang baik dari orang lain. Mereka yang tidak mau dikritik, tentu
yakin bahwa segala tindakannya benar. Mereka mungkin tidak sadar bahwa hanya Tuhan yang
selalu benar, karena Dia adalah maha bijaksana. Ayat-ayat dibawah mencatat bahwa mereka
yang mengkritik kita dengan maksud baik adalah teman kita, tetapi pujian yang berlimpah-
limpah mungkin datang dari orang yang tidak peduli akan diri kita. Begitu banyak orang Kristen
yang jatuh kedalam perangkap ini dan kemudian mengalami berbagai masalah, karena keyakinan
bahwa mereka selalu benar dan karena mereka senang dikagumi orang lain. Lebih buruk lagi,
dengan kejadian semacam itu banyak gereja dan keluarga dipermalukan dan nama Tuhan dihujat
banyak orang.
“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan
nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah
seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak
disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan
jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak
mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.” Matius 18:15-17.
“Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari
dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.”
Kolose 1:28
KESIMPULAN
Mengenai ajaran Marsionisme, sebenarnya pusat dari inti pandangan dan pengajaran
adalah perbedaan yang dikemukakan antara Allah di Perjanjian Lama dan Allah pada Perjanjian
Baru. Dikatakan oleh ajaran tersebut bahwa Alkitab mengisahkan dua Allah, yang mana Allah di
Perjanjian Lama merupakan Allah yang lebih kejam dan melupakan prinsip kasih tentang
Alkitab. Digambarkan bahwa Allah pada masa lalu ini kejam dan mudah menghukum umat.
Bahkan Allah pada masa lalu digambarkan sebagai Allah yang tidak adil dan tidak sempurna.
Berbeda dengan Allah pada Perjanjian Baru yang lebih penuh kasih dan penyayang. Allah di
Perjanjian Baru lebih pemurah dan tergambar dengan baik melalui diri Yesus Kristus.
Sehingga pada dasarnya ajaran aliran ini mempercayai bahwa Allah pada Perjanjian Baru
dan Lama merupakan Allah yang berbeda. Ada dua Allah di dunia dan keduanya memiliki sifat
yang berlainan sesuai gambaran di Alkitab pada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Pada
ajaran ini selanjutnya percaya bahwa Yesus tiba-tiba datang ke kota Kapernaum. Kedatangan ini
kemudian bertujuan untuk membuang dan mengasingkan Allah pada Perjanjian Lama ke Hades
dan menebus jiwa manusia melalui Yesus Kristus serta membebaskan mereka dari kekejaman
Allah Perjanjian Lama tersebut. Akibat hal ini, Marsion sendiri dikatakan dan lekat dengan
julukan sebagai “the first born of satan” atau dikenal juga dengan sebutan “Anti Christ”. Dalam
pandangan ajaran yang dikatakan tersebut, pastinya ajaran ini memiliki banyak pertentangan dari
umat Kristen di masa tersebut. Sehingga banyak jemaat yang berasal dari Filipi diingatkan oleh
Polikarpus untuk tidak mempercayai pandangan doktrin yang dikemukakan oleh Marsion. Tidak
hanya itu saja, aliran ini juga menggunakan Injil Lukas sebagai dasar, sehingga banyak umat
yang tertipu oleh doktrin yang disebarkan. Selain itu, aliran ini juga memiliki beberapa larangan
bagi para pengikutnya. Dikatakan bahwa para pengikut Marsionisme pantang untuk makan
daging. Tidak hanya itu saja, pengikut aliran ini juga tidak diperbolehkan menikah. Namun
demikian bukan berarti menentang prinsip dasar pernikahan Kristen itu sendiri. Bahkan pada
prakteknya masih menerima pengikut yang merupakan suami isteri.
Oleh sebab itu tak heran jika pada aliran ini mempercayai bahwa ada beberapa poin
penting yang berseberangan dengan firman Allah, antara lain yaitu sebagai berikut:
- Mengutamakan nubuatan dari pada firman yang sesungguhnya. Padahal Allah telah
berfirman akan hal ini pada Alkitab, sehingga perlu untuk dilihat apakah umat Kristen
percaya pada janji keselamatan dalam Alkitab tersebut atau tidak. Hal ini adalah
parameter penting dalam ayat Alkitab terutama Injil yang berlaku sebagai dasar
keyakinan akan janji keselamatan tersebut.
- Prinsip bahwa manusia tidak dapat ditebus dari dosa. Padahal konteks informasi tentang
dosa sudah sangat jelas, sehingga setiap manusia sudah pasti dalam dosa. Umumnya
gereja, membawa beban dari pokok dosa yang didoakan kepada mereka. Sehingga karena
itulah lebih mudah untuk mendoakan kebutuhan jemaat secara umum.
- Nabi dari ajaran ini mengakui bahwa Allah berada dalam penguasaan di dirinya. Padahal
ini merupakan hal yang tidak benar maupun tidak pernah disebutkan dalam pengajaran
Kristen manapun. Inilah yang membuat banyak orang Kristen terkecoh dan bingung
dengan kebenaran yang dimiliki.
Sumber Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Kritik
https://id.berita.yahoo.com/pengertian-kritik-ciri-ciri-struktur-012040477.html
https://TuhanYesus.org/ajaran-marcionisme
https://TuhanYesus.org/ajaran-montanisme
https://mengenalimankatolik.wordpress.com/2014/07/27/ajaran-sesat-montanisme/
https://andreasnataatmadja.com/2018/03/16/jangan-takut-dikritik/amp/