Anda di halaman 1dari 6

Kelompok IV : Ade arianto (16.20.

09)
Monica Berliana (16.20.81)
Monica Tibe Rias (16.20.82)
Noya Efrata (1620.93)
Yesika.O. (16.21.32)

Mata Kuliah/Kelas : Homiletika/A

Dosen Pengampu : Pdt. Enta Malasinta.L, D.Th

Tema Tugas : Ibadah Jemaat dan Khotbah

Ibadah Jemaat dan Khotbah

Pada dasarnya Khotbah adalah suatu unsur yang penting dalam ibadah. Khotbah
biasanya berada di tengah-tengan peribadahan sesuai dengan urutan liturgikanya. Dengan
demikian kelompok akan menjelaskan definisi khotbah, ibadah jemaat serta hubungan
kedua hal tersebut.

a. Khotbah

Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), Khotbah adalah pidato yang
menguraikan tentang ajaran-ajaran beragama1. Namun dalam kekristenan khususnya di
dalam gereja evangelis khotbah mempunyai arti atau tempat yang sangat sentral atau sakral.
Dalam khotbah berisi kesaksian-kesakisan dan pengalaman hidup seseorang yang
mengalami mujizat dalam khotbah dan kesaksian tidak hanya berisi firman Tuhan namun
berisi ajakan atau inovasi untuk memberi semangat kepada jemaat dan memberi
pencerahan rohani. Namun dalam khotbah tidak jarang pengkhotbah menyalah gunakan
kesempatan untuk hal-hal lain seperti menguntungkan diri sendiri. Dalam ibadah khotbah
merupakan inti, pokok, dan puncak dari ibadah. Oleh karena itu, khotbah merupakan hal
penting yang tidak terpisahkan dari ibadah. Bahkan khotbah sangat berperan dalam

1
https://kbbi.web.id/khotbah , diakses pada hari sabtu 27 Januari 2018 pukul 09.00 WITA.

1
pertumbuhan gereja khususnya pertumbuhan iman jemaat. Khotbah yang baik mengandung
banyak aspek dan khotbah sangat menentukan pertumbuhan gereja.

Khotbah berarti menyampaikan firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab bahwa yang
menjadi pusat pemberitaan Khotbah adalah apa yang telah dilakukan Tuhan kepada
manusia dan bukan pengetahuan manusia tentang Tuhan.2 Sesuatu dapat disebut khotbah
apabila hanya berita yang di sampaikan oleh seorang manusia kepada sesamanya dalam
perihal kebenaran Allah.3

Berikut kelompok mengambil salah satu tokoh yaitu J.I. Packer yang menjabarkan
lima pemahaman tentang sebuah khotbah:

1. Khotbah adalah sebuah proses komunikasi yang terdiri dari teks Alkitab (firman
Tuhan). sumber berita (source), message, dan Receiver.

2. Khotbah adalah sebuah komuniksi yang memberikan suara kenabian.

3. Khotbah adalah sebuah komunikasi yang bersifat ajak (persuasivbe communication).

4. Khotbah adalah sebuah komunikasi yang sangat berwibawa dan berbobot.

5. Khotbah adalah sebuah komunikasi inkarnasi.

Khotbah bukanlah alat untuk menghakimi bukan pula alat untuk menakut-nakuti jemaat
Khotbah adalah sebuah ajakan untuk membangkitkan iman jemaat sehingga jemaat terbantu
untuk mengalami perubahan didalam hati mereka dan dapat merespon khotbah itu secara
positif dalam kehidupan sehari-hari mereka.4 Dalam khotbah pengkhotbah memberikan
penguraian melalui teks Alkitab, dan mewartakan isi dari teks itu sebagai firman Allah. Sejak
reformasi pada abad ke-16 wartaan firman menjadi pusat dalam gereja-gereja protestan
meskipun khotbah bukan sakramen, khotbah merupakan bagian terpenting dari ibadah hal
ini terkait dengan usaha reformasi untuk mengantar jemaat dengan hubungan langsung
dengan Allah.5 Tujuan khotbah itu sendiri adalah agar orang Kristen taat dan diselamatkan.

2Raph G. Turn (e.), Baker Dictionary of practucal Theology, (Grand Rapids: Baker Bokk House,
1967),1.
3 William Evans, Cara Mempersiapkan Khotbah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet ke-22, 2006), 9-10.
4
Lukman Tambunan, Khotbah dan Retorika, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet ke-1, 2010),7.
5
Henri Veldhuis, Kutahu Yang Kupercaya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 239.

2
Khotbah sering kali disampaikan oleh pengkhotbah. Pengkhotbah adalah hamba Tuhan yang
telah ditahbiskan dan menempuh pendidikan secara formal tentang Alkitab dan teologi.
Walaupun dengan berbagai latarbelakang pendidikan yang berbeda-beda misalnya pendeta,
penetua/diakon dan guru jemaat. Berkhotbah merupakan tanggung jawab yang besar dalam
pelayanan. Berkhotbah pastinya berdiri dihadapan para jemaat. Tentu jemaat datang untuk
bersekutu kegereja dengan suasana hati yang berbeda-beda, sebagian hadir dengan hati
yang damai, dan sebagian justru dengan suasana penuh pergumulan, pertikaian bahkan
penderitaan. Pengkhotbah harus mampu menarik perhatian jemaat serta menuntun jemaat
secara efektif kearah pertemuan pribadi dan perkembangan secara menyeluruh bagi
jemaat6.

b. Ibadah Jemaat

Pada dasarnya Ibadah bukanlah liturgi dalam arti “tata ibadah” seperti yang
digunakan di gereja-gereja, melainkan ibadah merupakan pelayanan dalam arti kepada Allah
dan kepada manusia. Ibadah (kebaktian) serta jemaat adalah suatu pertemuan antara Allah
dan Jemaat sebagai umatnya7. Ibadah menurut Perjanjian Baru dalam buku Abineno
merupakan persekutuan orang-orang percaya yang tidak hanya dipanggil untuk
mempersembahkan korban melainkan juga untuk membritakan injil lewat perkataan dan
perbuatan mereka. Di dalam Perjanjian Baru menghukum ibadah kafir karena mereka
menganggap sebagai ibadah yang sesat karena bertentangan dengan ibadah yang benar
dalam hal mereka mengenal Allah tetapi tidak memuliakan-Nya sebagai Allah dan tidak
mengucap syukur kepada-Nya (Rom1:21). Ibadah akan menjadi ibadah yang hidup jika
ibadah ialah pertobatan yang benar dan kepercayaan kepda Yesus Kristus(Kis 17:30-31).8
Di dalam Perjanjian Baru jemaat-jemaat pada abad-abad pertama tidak hanya datang untuk
berkumpul dalam ibadah-badah yang resmi saja tetapi dalam ibadah-ibadah doa yang
diadakan tiap hari secara bersama-sama (Kis 1:14;2:42;12:12; 16:25).9 Ibadah jemaat di
dalam Perjanjian Baru sangat erat dalam persekutuan ibadah di mana ibadah yang dilakukan
merangkul kehidupan jemaat-jemaat dalam ibadah sehingga ibadah jemaat menjadi

6
Lukman Tambunan, Khotbah dan Retorika, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet ke-1, 2010), 83.
7 Dr.J.l.Ch. Abineno, Pokok-pokok Penting Dari Iman Kristen, (Jakarta: BPK GUnung Mulia, 2008), 214.
8 Dr.J.L.Ch. Abineno Ibadah Djemaat dalam Perjandjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1960) 15.
9 Dr. J.L Abineno Ibadah Jemaat dalam Abad- Abad Pertama (Jakarta:BPK Gunung Mulia,1960) 57.

3
pertemuan yang terbuka. Di mana jemaat masih berkumpul di rumah-rumah anggotanya,
kecuali dibeberapa tempat. Pada abad ketiga tidak ada perubahan yang disebabkan
pengaruh penganiyaan, agama Yahudi, agama-agama kafir. Pada zaman dulu ibadah jemat
dahulu terbuka tetapi seiring berjalannya waktu menjadi tertutup yang menyebabkan
khotbah gereja ditarik di dalam ruang ibadah. Ibadah jemaat pada dasarnya merupakan
suatu puji-pujian yang disampaikan kepada Allah.10 Ibadah jemaat pada abad-abad pertama
mengalami perubahan di mana lebih besar dari zaman Perjanjian Baru. Jemaat akan
berkumpul pada hari Tuhan (hari Minggu) yang dianggap sebagai perayaan mingguan dari
kebangkitan Tuhan Yesus11 Ibadah pada masa kini tentu jarang dikunjungi oleh jemaat pada
hari minggu, terkadang ibadah jemaat hanya sedikit yang datang, bahkan jemaat yang datang
dapat dihitung. Hal ini faktor karena tidak ada niat maupun karena tidak ingin
mendengarkan khotbah yang membuat jemaat merasa bosan.

c. Hubungan Ibadah Jemaat dengan Khotbah

Hubungan ibadah dan Khotbah sangat berkaitan erat dimana Khotbah sebagai pusat
dalam ibadah. Menurut Luther, khotbah adalah bagian yang termulia bagi tiap-tiap
peribadahan. Khotbah tidak hanya didengar begitu saja oleh jemaat tetapi khotbah adalah
dimana pengkhotbah yang mewartakan kabar baik kepada jemaat agar jemaat dapat
menyerapi dan memahami arti serta makna yang ada didalam khotbah yang disampaikan.
Pada masa kini kecenderungan jemaat tidak mengenal Allah, mereka menganggap bahwa
Tuhan yang menjauh dari mereka, ada kalanya dampak dari hal ini dikarenakan adanya
pengaruh teknologi informasi, Misalnya: lebih memilih dan mementingkan hal-hal yang tidak
berguna, malas beribadah, khotbah terlalu panjang dan membosankan, dan lain sebagainya.
Maka dari itu perlu adanya kesadaran dalam diri jemaat dalam kehidupan bergereja baik dari
khotbah dan pengkhotbah12. Pada umumnya ibadah bukan hanya sekedar khotbah melainkan
bagaimana cara jemaat untuk merayakan keselamatan yakni melalui doa, pujian/nyanyian
Rohani, ucapan syukur, serta unsur ibadah lainnya. Dalam kehidupan bergereja mewajibkan

10
Ibid, 67.
11
Ibid, 68.
12 Dr. E. P. Gintings, Khotbah dan Pengkhotbah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998), 50.

4
jemaat dan Pengkhotbah secara disiplin melakukan pelatihan rohani agar lebih disiplin dan
teratur. Misalnya: tidak mudah seseorang dapat menjadi seorang penyanyi yang hebat,
melatih dirinya secara teratur, serta menjaga dan memelihara makanannya setiap hari.
Jemaat dan pengkhotbah perlu kedisiplinan dalam bergereja, baik melalui jemaatnya agar
datang ke gereja tidak hanya dalam perayaan natal saja, tetapi beribadah dan mendengar
khotbah dengan baik dan mengikuti ibadah setiap hari minggu. Ibadah dan Khotbah tidak
hanya sebagai formalitas saja, melainkan sebagai tujuan untuk memperbaiki diri,
meninggikan iman sebagai orang yang percaya. Tercermin seperti Samuel (1 Samuel 3:1-10),
ia telah diajarkan dari sejak kecil dan tinggal di bait Allah bersama Imam Eli, awalnya ia tidak
mengenal Allah, tetapi karena ia telah diajarkan dan disiplin, maka pada akhirnya ia mengenal
Allah dan dapat merespon sabda Firman Tuhan.

Hal seperti inilah yang perlu diperhatikan dalam hubungan ibadah dan Khotbah.
Utamanya adalah untuk memberikan respon terhadap khotbah sebagai sapaan Firman Tuhan,
dan adanya kedisiplinan diri agar dapat merespon suara Tuhan13. Dalam Khotbah pun perlu
adanya doa agar yang menyampaikan atau pengkhotbah dapat bimbingan dari Roh kudus,
agar apa yang akan disampaikan oleh pengkhotbah dapat dimengerti oleh Jemaat.
Pengkhotbah juga harus mengerti keadaan jemaat sehingga dapat merelevansikan sesuai
dengan keadaan jemaatnya. Bahasa pun yang digunakan dalam khotbah menggunakan Bahasa
yang mudah dimengerti oleh pendengar (Jemaat), sehingga Khotbah yang telah disampaikan
oleh Pengkhotbah kepada jemaat tidak menjadi khotbah yang sia-sia.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa khotbah adalah suatu pemberitaan kabar baik tentang Yesus
Kristus, dimana hal ini disampaikan oleh seorang pengkhotbah baik itu pendeta,
penetua/diakon, ataupun seseorang yang memiliki kemampuan untuk berkhotbah. Seorang
pengkhotbah tentu harus mampu menyampaikan khotbah dengan Bahasa yang mudah
dimengerti oleh pendengar, serta menafsirkannya dengan baik agar mudah dipahami oleh
jemaat. Sedangkan ibadah jemaat itu sendiri adalah sebuah perkumpulan orang-orang
percaya yang siap untuk mendengarkan sabda firman Tuhan dan jemaat sendiri dapat

13
Ibid., 51.

5
merespon hal tersebut. Hubungan antara khotbah dan ibadah jemaat sangat berkaitan
karena jemaat harus mampu merespon sabda dari firman Tuhan melalui kedisiplinan diri
serta kesadaran. Jemaat pastilah akan mendengarkan dan merenungkannya apabila yang
pengkhotbah mampu menerangkannya dengan baik dan tidak bertele-tele agar pendengar
tidak bosan dan memiliki niat untuk pergi beribadah setiap hari minggu, dan datang tidak
dengan paksaan.

Tanggapan

Dari beberapa hal yang telah kelompok paparkan, kelompok menanggapi bahwa
pentingnya kita sebagai Mahasiswa/i memahami dan mengerti kedua hal tersebut, karena
melalui hal demikian kita pasti akan terjun untuk pelayanan, terutama di jemaat. Karena
ketika di dalam jemaat kita akan mendapati persoalan yang dihadapi oleh jemaat dan kita
sebagai calon hamba Tuhan hendaknya dapat menanggapi masalah tersebut dengan
bijaksana dan dapat membuat ibadah dan khotbah menjadi lebih kreatif diminati oleh jemaat
seperti menggunakan metode-metode tertentu yang dapat menjadikan ibadah menjadi
hidup dan tidak menonton.

Daftar Pustaka

Abineno L. J. Ch., Pokok-pokok Penting Dari Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.

Abineno.L. J. Ch, Ibadah Djemaat dalam Perjandjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1960.

Evans William, Cara Mempersiapkan Khotbah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet ke-22, 2006.

Gintings E. P., Khotbah dan Pengkhotbah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998.

Tambunan Lukman, Khotbah dan Retorika, Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet ke-1, 2010.

Turn (e.) Raph G., Baker Dictionary of practucal Theology, Grand Rapids: Baker Bokk House,
1967.

Veldhuis Henri, Kutahu Yang Kupercaya, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.

https://kbbi.web.id/khotbah, diakses pada hari sabtu 27 Januari 2018 pukul 09.00 WITA.

Anda mungkin juga menyukai