Kelompok 6 :
NYADIRI
1. Pengertian Nyadiri
Nyadiri adalah salah satu ritual yang ada dalam Suku Dayak Ngaju yang
merupakan suatu ritual secara turun-temurun yang dipercayai oleh Suku Dayak Ngaju
untuk menghilangkan malapetaka yang akan terjadi setelah seseorang mendapatkan
mimpi buruk. Karena Suku Dayak Ngaju meyakini bahwa mimpi pada malam hari
memiliki makna atau arti khusus. Berikut beberapa contoh mimpi buruk:
Selain itu, Nyadiri merupakan ritual Suku Dayak Ngaju yang dilaksanakan juga
untuk wanita yang sedang mengandung, karena diyakini akan menangkal hal-hal buruk
yang akan terjadi ketika wanita tersebut akan melahirkan, sehingga ia dapat melahirkan
dengan lancar. Maka dari itu Nyadiri adalah salah satu ritual yang digunakan Suku
Dayak Ngaju untuk menghilangkan malapetaka dan hal-hal buruk.
2. Alat dan sesajen yang digunakan dalam ritual Nyadiri
Pisau
Tambak/mangkok (tempat penyimpanan sesajian)
Telur ayam kampung
Patung yang terbuat dari adonan tepung beras
Behas hambaruan
Tambaku/rokok gulung
Pinang, sirih dan kapur sirih
Uang kertas dan uang logam
Ketupat ayam1
1
Wawancara Via Telepon dengan Saudara K pada hari Kamis, 17 Agustus 2017, pukul 17:00
Wita.
Kemudian proses selanjutnya, sesajian yang dibuang di pohon pinang tadi
diganti dengan tanah, daun yang masih hidup, behas hambaruan (beras yg
dipilih tanpa cacat cela), telor kampung.
Kemudian pemimpin sadiri kembali ke rumah sambil berkata “barigas uras
ketun, keleh tau papa nihau bara pembelum itah dan taluh kahandak
uras tau ingapai”, lalu orang yang melakuan sadiri dan keluarga yang
berada dalam rumah menjawab: “iyoh uras barigas ndai ikei lai huma
tuh”.
Setelah selesai, orang yang di sadiri masih duduk seperti posisi pertama tadi,
untuk melakukan proses mamapas arep (membersihkan diri) mengunakan
bahan-bahan yang dibawa tadi yaitu sebagai penganti sesajian.
Ada beberapa cara atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
proses mamapas arep, yaitu sebagai berikut:
o Langkah pertama, mengoleskan tanah di dahi, leher, telapak
tangan, dan kaki. Maksudnya seperti tanah itulah hidup kita
menjadi segar dan jiwa/roh kita kembali seperti tanah yang dingin
juga tanpa ada sesuatu yang buruk terjadi.
o Langkah kedua, daun di robek menjadi beberapa bagian dan simpan
di atas kepala. Maksudnya seperti daun itulah hidup kita menjadi
sejalan seperti halnya kita melakukan perjalanan dan perjalanan kita
tidak ada hambatan sama sekali.
o Langkah ketiga, menyimpan beras hambaruan di atas kepala.
Maksudnya seperti beras itulah hidup kita tidak ada cacat cela dan
selalu dalam penyertaan dan lindungan Tuhan.
o Langkah keempat, telor kampung dipecahkan sedikit pada bagian
atasnya lalu diambil dalamnya dan dioleskan ke orang yang di sadiri
mulai dari dahi, leher, bahu, kedua telapak tangan dan kedua kaki.
Maksudnya sebagai pendingin bagi orang yang mimpi buruk.
o Langkah kelima, mengigit pisau. Maksudnya supaya jiwa/roh kita
menjadi kuat seperti pisau tersebut.2
2
Wawancara secara langsung dari saudari E pada hari Selasa, 22 Agustus 2017, pukul 19:00
Wita.
4. Tabu/Pantangan setelah Melakukan Sadiri
Ketika proses ritual sadiri telah selesai dilaksanakan orang yang di sadiri tidak
boleh keluar rumah, tanpa menggunakan menutup kepala dengan keyakinan bahwa
jiwa/roh karena orang tersebut belum sepenuhnya pulih. Jika tabu/pantangan dilanggar
maka segala proses sadiri yang sudah dilaksanakan akan gagal sepenuhnya, sehingga
malapetaka dan hal-hal buruk akan menimpa orang tersebut bahkan dua kali lipat dari
malapetaka yang sudah di buang melalui proses sadiri pada awalnya.3
5. Konsep Keilahian
PENDAPAT KELOMPOK
3
Wawancara secara langsung dengan saudari M pada hari Kamis, 24 Agustus 2017, pukul 19:00
Wita.