Anda di halaman 1dari 4

Mata Kuliah : Agama Suku

Dosen Pengampu : Pdt. Enta Malasinta L, D.Th

Kelompok 6 :

1. Ade Arianto (16.20.09)


2. Esterlina (15.19.22)
3. Jeprie Candra (16.20.60)
4. Miranti (16.20.79)
5. Nadya Tri Octaviani (16.20.83)
6. Srimasloli (16.21.19)
7. Veronika S (15.19.91)
8. Yupi Sucipto (15.20.07)

NYADIRI

1. Pengertian Nyadiri

Nyadiri adalah salah satu ritual yang ada dalam Suku Dayak Ngaju yang
merupakan suatu ritual secara turun-temurun yang dipercayai oleh Suku Dayak Ngaju
untuk menghilangkan malapetaka yang akan terjadi setelah seseorang mendapatkan
mimpi buruk. Karena Suku Dayak Ngaju meyakini bahwa mimpi pada malam hari
memiliki makna atau arti khusus. Berikut beberapa contoh mimpi buruk:

 Gigi copot artinya akan ada orang yang meninggal.


 Pesta di rumah artinya akan ada salah satu pemilik rumah yang meninggal.
 Mimpi bertemu orang yang sudah meninggal artinya jiwa orang yang
bermimpi itu diyakini akan tersesat di dunia orang mati dan diyakini orang yang
bermimpi tersebut juga akan segera meninggal.

Selain itu, Nyadiri merupakan ritual Suku Dayak Ngaju yang dilaksanakan juga
untuk wanita yang sedang mengandung, karena diyakini akan menangkal hal-hal buruk
yang akan terjadi ketika wanita tersebut akan melahirkan, sehingga ia dapat melahirkan
dengan lancar. Maka dari itu Nyadiri adalah salah satu ritual yang digunakan Suku
Dayak Ngaju untuk menghilangkan malapetaka dan hal-hal buruk.
2. Alat dan sesajen yang digunakan dalam ritual Nyadiri
 Pisau
 Tambak/mangkok (tempat penyimpanan sesajian)
 Telur ayam kampung
 Patung yang terbuat dari adonan tepung beras
 Behas hambaruan
 Tambaku/rokok gulung
 Pinang, sirih dan kapur sirih
 Uang kertas dan uang logam
 Ketupat ayam1

3. Proses Ritual Nyadiri


 Orang yang hendak melakukan proses Nyadiri, posisi duduknya menghadap
ke arah matahari terbit (arah pambelum) dengan kesiapan dan keyakinan
hati.
 Setelah siap maka proses ritualnya di mulai oleh orang yang memimpin
ritual Nyadiri.
 Pada saat melakukan ritual, terlebih dahulu orang yang akan di sadiri
melakukan proses pengambilan kuku, dari jari tangan dan jari kaki sekaligus
mengkikis kukunya, serta diambil juga benang pakaian dan rambut orang
yang kena sadiri, kemudian disimpan di patung yang telah dibuat dari
tepung beras. Setelah selesai, patung dan sesajen tersebut di ludahi.
 Setelah patung dan sesajen selesai di ludahi kemudian melaksanakan proses
menggigit pisau sebagai panekang hambaruan (penguat jiwa/roh) orang
yang di sadiri dan mendorong semua sesajian mengunakan tangan kiri.
 Setelah semuanya selesai dilakukan, orang yang memimpin ritual akan
melakukan proses terakhir dalam Nyadiri yaitu membuang semua sesajen
beserta patung tadi di pohon pinang sambil berkata: “mangat taluh je papa
tau nihau bara pambelum ikei, kute kia kare kahandak ikei mangat tau
jalan salujur melai huang pambelum je nyata”

1
Wawancara Via Telepon dengan Saudara K pada hari Kamis, 17 Agustus 2017, pukul 17:00
Wita.
 Kemudian proses selanjutnya, sesajian yang dibuang di pohon pinang tadi
diganti dengan tanah, daun yang masih hidup, behas hambaruan (beras yg
dipilih tanpa cacat cela), telor kampung.
 Kemudian pemimpin sadiri kembali ke rumah sambil berkata “barigas uras
ketun, keleh tau papa nihau bara pembelum itah dan taluh kahandak
uras tau ingapai”, lalu orang yang melakuan sadiri dan keluarga yang
berada dalam rumah menjawab: “iyoh uras barigas ndai ikei lai huma
tuh”.
 Setelah selesai, orang yang di sadiri masih duduk seperti posisi pertama tadi,
untuk melakukan proses mamapas arep (membersihkan diri) mengunakan
bahan-bahan yang dibawa tadi yaitu sebagai penganti sesajian.
Ada beberapa cara atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
proses mamapas arep, yaitu sebagai berikut:
o Langkah pertama, mengoleskan tanah di dahi, leher, telapak
tangan, dan kaki. Maksudnya seperti tanah itulah hidup kita
menjadi segar dan jiwa/roh kita kembali seperti tanah yang dingin
juga tanpa ada sesuatu yang buruk terjadi.
o Langkah kedua, daun di robek menjadi beberapa bagian dan simpan
di atas kepala. Maksudnya seperti daun itulah hidup kita menjadi
sejalan seperti halnya kita melakukan perjalanan dan perjalanan kita
tidak ada hambatan sama sekali.
o Langkah ketiga, menyimpan beras hambaruan di atas kepala.
Maksudnya seperti beras itulah hidup kita tidak ada cacat cela dan
selalu dalam penyertaan dan lindungan Tuhan.
o Langkah keempat, telor kampung dipecahkan sedikit pada bagian
atasnya lalu diambil dalamnya dan dioleskan ke orang yang di sadiri
mulai dari dahi, leher, bahu, kedua telapak tangan dan kedua kaki.
Maksudnya sebagai pendingin bagi orang yang mimpi buruk.
o Langkah kelima, mengigit pisau. Maksudnya supaya jiwa/roh kita
menjadi kuat seperti pisau tersebut.2

2
Wawancara secara langsung dari saudari E pada hari Selasa, 22 Agustus 2017, pukul 19:00
Wita.
4. Tabu/Pantangan setelah Melakukan Sadiri

Ketika proses ritual sadiri telah selesai dilaksanakan orang yang di sadiri tidak
boleh keluar rumah, tanpa menggunakan menutup kepala dengan keyakinan bahwa
jiwa/roh karena orang tersebut belum sepenuhnya pulih. Jika tabu/pantangan dilanggar
maka segala proses sadiri yang sudah dilaksanakan akan gagal sepenuhnya, sehingga
malapetaka dan hal-hal buruk akan menimpa orang tersebut bahkan dua kali lipat dari
malapetaka yang sudah di buang melalui proses sadiri pada awalnya.3

5. Konsep Keilahian

Masyarakat Dayak Ngaju terkhususnya agama Kaharingan meyakini bahwa segala


malapetaka dan hal-hal buruk yang akan menimpa mereka terjadi karena roh-roh jahat.
Sehingga mereka meminta pertolongan Tuhan mereka agar malapetaka dan hal-hal
buruk tersebut tidak menghampiri/menimpa mereka. Orang yang terkena hal-hal buruk
akan melakukan proses sadiri dimana mereka percaya bahwa setelah mereka
melakukan proses sadiri mereka di selamatkan, oleh Tuhan mereka dan di hindarkan
dari pengaruh buruk serta malapetaka. Mereka meyakini bahwa proses ritual Nyadiri
yang mereka lakukan ada campur tangan Ranying Hatalla Langit di dalamnya. Sehingga
keyakinan tersebut membuat mereka percaya bahwa ada kuasa yang lebih besar dari
kuasa manapun yaitu kuasa Ranying Hatalla Langit, Tuhan mereka.

PENDAPAT KELOMPOK

Kelompok berpendapat, bahwa proses ritual sadiri di jaman sekarang merupakan


tradisi yang mempunyai dampak positif, yaitu sebagai pengurang rasa kekhawatiran dan
rasa takut seseorang setelah mendapatkan mimpi buruk. Karena, sampai sekarangpun
masih banyak orang yang percaya tentang makna-makna mimpi buruk. Sehingga ketika
mereka mendapatkan mimpi buruk mereka kadang merasa khawatir dan takut akan
malapetaka dan hal-hal buruk yang akan menimpa mereka. Maka, dengan adanya ritual
Nyadiri sangat bermanfaat sekali untuk mengurangi kekhawatiran dan rasa takut
seseorang.

3
Wawancara secara langsung dengan saudari M pada hari Kamis, 24 Agustus 2017, pukul 19:00
Wita.

Anda mungkin juga menyukai