Anda di halaman 1dari 33

[6/19, 11:54] Romo Ary: [19:43 16/06/2016] Romo Ary: Renungan 001

Kehidupan saat ini adalah proses kehidupan yang sambung menyambung, ratusan, ribuan, jutaan kali
tanpa henti.
Didorong kekuatan Nafsu Keinginan disertai kemelekatan pada milik dan diri, bersumber karena
kebodohan batin, tidak memiliki kebijaksanaan.
Proses Kehidupan ini akan terus berlanjut.

Siklus lahir - hidup - mati. Lahir lagi - hidup - mati. Siklus ini disebut Samsara. Ini Dukkha, memikul beban
kehidupan, mengalami penderitaan.

Rantai kehidupan ini mesti diputus, tidak terlahir kembali.


Inilah pembebasan dari Dukkha, bahagia mutlak.
(Romo Ary).
[21:45 17/06/2016] Romo Ary: Renungan 002

Rantai kehidupan mesti diputus, tidak akan terlahir kembali,

Dengan mengembangkan Daya Konsentrasi, Kesadaran Sepenuhnya dan Kepekaan, dan Daya
Rileksasi,
Dengan melaksanakan Sila - Etika Moral, pengendalian diri dalam ucapan dan perbuatan, akan mampu
mengendalikan Nafsu Keinginan,

Diikuti melakukan Samadhi atau Meditasi - Pembersihan Pikiran, akan mampu melemahkan Nafsu
Keinginan.

Disertai mengembangkan Panya - Kebijaksanaan Luhur, membedakan Yang Benar dan Salah, Yang
Baik dan Buruk, Yang Bermanfaat dan Tidak Bermanfaat, sehingga mampu hanya melakukan Yang
Benar, Baik dan Bermanfaat.
Tidak melekat pada apapun, karena memahami Ketidak kekekalan segala yang terdiri dari perpaduan
unsur2, memahami yang tidak kekal, Tidak Bisa Memuaskan, memahami tidak terdapat inti, jiwa, diri, ego
yang kekal.

Dengan Kebijaksanaan Sempurna, Nafsu Keinginan dapat dilenyapkan.


Padamlah Nafsu Keinginan, Lenyaplah Keserakahan, Kebencian dan Kebodohan Batin, tercapailah
Kesucian Tertinggi Arahat, maka terwujudlah Nirvana, Kebahagiaan Mutlak dalam kehidupan sekarang.

Rantai kehidupan telah terputus, tidak akan Terlahir Kembali. Samsara terhenti. Tidak mengalami
kematian, bebas sempurna dari penderitaan.

[22:09 18/06/2016] Romo Ary: Renungan 003

INGIN MEMPUNYAI ANAK YANG BAIK

Saat ini banyak gandarbha yang berasal dari Patisandhi Vinnana, kesadaran yang terlepas saat
seseorang meninggal yang akan tumimbal lahir. Menunggu kondisi yang tepat untuk masuk dalam
kandungan calon ibunya.

Saat benih sperma seorang laki2 yang terlepas saat hubungan sex, bertemu dengan sel telur seorang
wanita, terjadi satu ledakan, getaran yang sangat kuat, dan akan menarik gandarbha masuk.

Kwalitas getaran benih tersebut tergantung kondisi pikiran laki2 dan wanita itu saat melakukan hubungan
sex.
Dan akan menarik kondisi gandarbha yang sejenis masuk dalam kandungan.

Proses terbentuknya janin sampai lahir sang bayi, sangat dipengaruhi kondisi pikiran laki2 dan wanita itu.
Bila menginginkan anak yang akan lahir miliki kondisi fisik dan mental yang baik. Hendaknya laki2 dan
wanita itu memiliki kondisi pikiran yang baik, melakukan hubungan sex dengan kasih sayang dan damai,
dengan niat membahagiakan pasangannya.
Karena itu seyogianya hanya dilakukan pasangan suami isteri.

Memiliki pemahaman, bahwa sex itu sebenarnya suci, bukan pelampiasan nafsu sex

Pendidikan anak, ternyata dimulai saat anak berada didalam kandungan, terutama oleh calon ibunya.
Dianjurkan calon ibu selama mengandung disamping merawat bayinya dengan gizi yang baik, juga
melakukan meditasi khususnya Pengembangan Pikiran Cinta Kasih, membaca buku2 Agama,
sembahyang, berpikir berbicara bertindak baik dan berbuat kebajikan.

(Romo Ary)
[6/19, 21:20] Romo Ary: Renungan 004
18 JUNI 2016.

MEMPERSIAPKAN KEHIDUPAN DAN KEMATIAN

Hampir setiap orang HANYA mempersiapkan KEHIDUPAN dan tidak mempersiapkanKEMATIAN.


Meraih pendidikan tinggi, kemudian berjuang untuk sukses duniawi, punya rumah besar, mobil bagus,
pendamping cakep, memacu anak-anaknya supaya menjadi juara kelas.
Tapi tidak melatih pikiran !

Akhirnya pikiran terus berkeliaran dan mengembara, muncul pikiran menyukai ini dan menyukai itu, tidak
menyukai ini tidak menyukai itu, muncul lenyap silih berganti tanpa bisa dikendalikan.

Apa yang terjadi ?


Saat usia lanjut atau sakit dan penyakit bermunculan, tubuh dan kesadaran menjadi lemah, dan saat
jelang ajal, pikiran kebiasaan sehari-hari yang bermunculan, bentuk2 pikiran, yang baik dan terutama
yang buruk bermunculan tanpa bisa terkontrol dan terkendali.

Justru yang muncul utamanya pikiran dan emosi ketakutan, kekhawatiran, kecemasan, kegelisahan.

Pendaman2 energi negatif pikiran dan emosi negatif bermunculan, seperti kebencian, sakit hati,
kejengkelan, kemarahan, kekecewaan terhadap seseorang bermunculan. Keserakahan, kemelekatan
terhadap keluarga, harta benda, keinginan2 yang belum terpenuhi, dosa2 yang telah dilakukan dalam
hidupnya, bermunculan tanpa bisa dihentikan dan dikendalikan.

Jelang ajal pikiran tidak tenang, justru takut, kawatir, gelisah dan cemas.
Apa yang terjadi ?

Kondisi pikiran atau batin jelang ajal mempunyai kekuatan dahsyat yang akan menentukan seseorang
terlahir kembali di Alam Kehidupan mana.
Kondisi batin kemarahan, kebencian, niat2 jahat akan mendorongnya terlahir kembali di Alam Neraka.
Keserakahan ke Alam Setan Kelaparan, Kebodohan batin tidak mempunyai pengertian benar, tidak
memiliki kebijaksanaan, mendorong terlahir kembali ke Alam Binatang.

Karena itu sangat penting mempersiapkan Kematian disamping Kehidupan.


Solusinya sering melakukan perenungan tentang kematian, bahwa setiap yang lahir pasti mati dan
kematian dapat terjadi setiap saat.
Sehingga kesadaran tentang kematian yang sering direnungkan yang tersimpan didalam bawah sadar
akan muncul dalam kesadarannya yang sudah melemah, dan mampu secara intuisi dapat menghadapi
kematian dengan tenang, dan memungkinkan terlahir kembali di Alam Bahagia, di Alam Manusia atau
Alam Dewa atau Surga.
Satu hal yang sangat penting adalah melakukan meditasi setiap hari secara teratur dan sadar
sepenuhnya setiap saat pada yang dilakukan dan dihadapi setiap saat dalam keseharian, sehingga
berada dalam kondisi pikiran atau batin tenang setiap saat, demikian pula saat jelang ajal.
(Romo Ary).

[6/20, 17:26] Romo Ary: Renungan 005


Minggu, 19 JUNI 2016
HIDUP MEDITATIF

Pada umumnya, banyak orang didalam keseharian, jarang melakukan segala sesuatu dengan
konsentrasi dan kesadaran dan rileksasi.
Akibatnya sering lupa dimana tadi meletakkan kunci motor dan mencari-cari saat kemudian memerlukan
kunci tersebut.
Lupa kalau ada janji tadi pagi, kalau sore ini mesti mengantarkan barang ke satu tempat, atau menjemput
istri di mall, membuat tugas dan sebagainya, karena melakukan segala sesuatu dengan terburu-buru,
pikirannya melayang pada masa lalu yang tidak mungkin diulang kembali da hanya menimbulkan rasa
kecewa atau sibuk memikirkan rencana yang akan datang yang tidak pasti dan setiap saat bisa berubah
dan menimbulkan kekawatiran dan ketakutan, sehingga melupakan apa yang mesti dilakukan saat ini,
banyak melamun, sering bingung, kerja tidak fokus, dan sebagainya.

Memahami kondisi diatas, yang membuat hidup tidak tenang, kacau balau, kerja tidak maximal dan
seterusnya.

Kita perlu hidup meditatif. Konsentrasi, menyadari sepenuhnya da rileksasi dari saat kesaat, dari hari
kehari, pada saat sedang melakukan apa saja dan sedang menghadapi apa saja.
Semuanya mesti dijadikan obyek meditasi. Menyadari prosesnya.
Saat makan dan minum, saat kencing, BAB, mandi, mencuci piring dan pakaian, menyapu dan mengepel
dan sebagainya, lakukan dengan konsentrasi, kesadaran sepenuhnya dan rileksasi. Inilah meditasi.

Juga saat sedang mendengarkan, lakukan dengan penuh perhatian. Saat berbicara, lakukan dengan
welas asih.
Kalau ini dilakukan dari saat kesaat, dari hari kehari, inilah yang dimaksud dengan Hidup Meditatif !

Memang sebenarnya sederhana dan mudah dipahami, tapi perlu latihan dari saat kesaat, dari hari kehari
yang dilakukan setiap hari dalam perjalanan hidup yang tidak pasti, suatu saat tiba-tiba bisa saja
berhenti, karena kematian bisa datang setiap saat.

Jangan menunda atau kita akan menyesal terlahir kembali di Alam Sengsara, karena jelang ajal dalam
ketakutan, kekawatiran, kegelisahan dan kecemasan.

Hidup Meditatif akan lebih banyak berhasil dan terasa buah manfaatnya, bila kita mampu
menyederhanakan hidup kita. Tidak banyak menuntut, sedikit keinginan, bisa menerima dengan ikhlas
dan bersyukur atas apapun dan berapapun yang datang dan menjadi milik kita, tanpa merasa iri pada
orang lain.

Mari bersama melatih Hidup Meditatif dan hidup menjadi sederhana tidak rumit, tenang, tenteram, damai
dan bahagia.
Hidup penuh berkah dan semuanya menjadi indah.
(Romo Ary)

[6/21, 15:59] Romo Ary: Renungan 006


Senin, 20 Juni 2016

MENJALANI PROSES KEHIDUPAN

Proses Kehidupan setiap orang terus bergulir, sejak berada didalam kandungan, terlahir didunia,
menjalani kehidupan, dan akan tiba saatnya kehidupannya berhenti sementara, yang disebut kematian.

Tetapi ternyata setelah "mati", kehidupannya tetap bergulir di Alam Penantian Sementara, kemudian
terlahir kembali di Alam Kehidupan tertentu selaras dengan dorongan karmanya.

Tak seorangpun tahu, tanggal dan bulan serta tahun kelahirannya yang pertama.
Dan memang tidak perlu ditelusuri, karena tidak bermanfaat untuk membebaskan diri dari penderitaan
yang pasti mengikuti saat terlahir dii Alam Kehidupan manapun yang bersifat tidak kekal.

Pak Tua duduk ditepi sungai, dan terdengar dari kampung sebelah nyanyian lagu Campursari, karena
ada orang kaya disana merayakan Pesta Ulang Tahunnya.

Pak Tua merenung, rasanya tahun maju terus tidak pernah berulang kok ada yang ulang tahun hehe.
Proses Kehidupan terus bergulir dari detik ke detik, makin mendekati kematian. Ini pasti !

Kenapa bersuka cita ? Bukankah jatah kehidupan dalam siklus hidup saat sekarang ini terus berkurang
satu hari dengan munculnya setiap matahari besok pagi.

Dari sudut pandang ini, mestinya kita berduka cita.


Tapi ini juga tidak penting.

Pak Tua tersenyum, terus merenung lagi. Terus sebaiknya apa yang harus dilakukan ?
Satu kesadaran menyelinap keluar dari lubuk hatinya, dan Pak Tua dengan pasti berkata pada dirinya
sendiri.

Ah . . . Biarlah setiap orang bebas menyimpulkan pendapatnya, dan Pak Tua juga bebas punya
pendapat.

Pak Tua hanya ingin bersyukur dan berterima kasih pada kehidupan, bahwa sampai hari ini, Pak Tua
masih bernapas, pertanda masih hidup.
Bukankah sebaiknya Pak Tua introspeksi, melihat kedalam diri sendiri, apa yang sudah Pak Tua lakukan
untuk diri sendiri dan untuk orang lain, terlebih untuk orang banyak.
Seberapa banyak amal kebajikan yang telah Pak Tua lakukan.

Apakah Pak Tua sudah cukup bekal untuk menghadapi proses kehidupan yang disebut kematian ?
Supaya bisa mati dengan tenang dan damai sambil tersenyum,  untuk melanjutkan proses kehidupan
selanjutnya di Alam Bahagia, yakni Alam Dewa atau Sorga, atau justru masuk ke
Alam Sengsara, yaitu Alam Neraka atau Alam Setan Kelaparan atau Alam Binatang ?

Pak Tua tersenyum lega dan berjalan pulang menuju pondoknya yang sederhana, namun damai.
Damai dihati damai dibumi.

[6/23, 14:00] Romo Ary: Renungan 007


Selasa, 21 Juni 2017.

Pak Tua bersama seorang pemuda sedang duduk santai disebuah Resto yang cukup luas. Pak Tua suka
duduk dipojok dalam, karena bisa memperhatikan action orang-orang yang sedang makan disitu.

Setelah Pak Tua dengan santai nyeruput kopi pahitnya, Kamso, perhatikan yang pakai jaket merah itu.
Apa kesanmu.

Pak Tua, dia makan begitu terburu-buru, seperti dikejar waktu.


Kamso. Lanjutkan kesanmu.
Pak Tua. Dia tidak bisa menikmati rasa makanan itu. Mudah-mudahan dia bisa selesai makan dengan
baik. Lihat Pak Tua, dia tersedak batuk2. Dia sudah selesai rupanya, menyeka keringat diwajahnya terus
buru-buru setengah berlari ke kasir. Ya dia keluar buru-buru. Eh . . .dia terpeleset dan jatuh. Saya bantu
dia ya.

Tidak usah Kamso, dia masih muda, biarkan dia menyadari kesalahannya dan belajar mengatasi
masalahnya.
Jadi tidak perlu dibantu. Pak Tua, kasihan dia.
Tidak, lihat saja bagaimana dia mengatasi masalahnya.

Kalau cewek muda cakep, bolehlah kau bantu hehe, bagaimana Kamso?
Tidak Pak Tua. Saya bukan menolong "orang jatuh", tapi menarik perhatian cewek itu. berarti
memanfaatkan kesempatan didalam kesempitan. Itu tidak tulus, tidak ikhlas.

Ho Ho .  . . Kamso, Kamso . . . Biarlah Pak Tua yang tolong cewek cakep itu, terus . . .
Kamso dengan cepat memotong, terus Pak Tua berkenalan, tukar No. BB ya hehe, itu ada belang di
hidung Pak Tua.
Betul Kamso . . Itulah pikiranmu yang masih banyak sampahnya.
Lha terus apa yang Pak Tua lakukan ?

Pak Tua tersenyum. Tidak ada Kamso, Pak Tua Terus dengan santai berjalan pergi, sebelum dia sempat
bilang terima kasih.
Kok begitu Pak Tua ?
Ya begitu Kamso. Menerima ucapan terima kasih itu ada bahaya yang tersembunyi.
Kok begitu Pak Tua ?
Ya begitu Kamso. Bisa ngobrol berkepanjangan dan Kamso pasti memanfaatkan kesempatan minta PIN
BB nya. Ya gak ya gak hehehe.

Kamso dengar ya, saat Pak Tua, menunggu dia mengucapkan terima kasih, rasa berjasa akan muncul,
ego menyelinap, kebanggaan menguasai hati Pak Tua. Kalau dia lupa bilang terima kasih, Pak Tua bisa
tersinggung, jengkel, tidak senang hati.

Latihan melepas ego, melakukan segala sesuatu dengan tulus dan ikhlas, tanpa berharap imbalan, yang
telah Pak Tua latih sekian lama hilang, ibarat panas setahun terhapus hujan yang turun membasahi bumi.

Kesimpulan awalmu tadi, sudah tepat, tapi rupanya hatimu masih tergoncang oleh cewek cakep.
Sampai di pondok Pak Tua nanti, lakukan perenungan mayat yang menjijikan. Merenungkan bentuk
tubuh yang mulus dan wajah cantik, berubah jadi tua, mati, tubuhnya mengalami proses kehancuran,
menjijikkan, supaya tidak melekat pada kecantikan yang hanya sebatas kulit.
Ayo kita pulang.

Ya Pak Tua, terima kasih, nasehat pak Tua akan saya lakukan perenungan mayat yang menjijikan.

[6/23, 17:09] Romo Ary: Renungan 008


Rabu, 22 Juni 2016

MAKAN DAN BACA KORAN.

Hari Rabu kemarin, Pak Tua kembali duduk di Resto Caping Gunung
langganannya ditemani Kamso, duduk ditempat yang sama.
Kamso, perhatikan itu yang pakai baju batik. Hebat ya bisa melakukan 2 hal pada saat bersamaan,
makan dan baca koran.

Saya juga bisa Pak Tua. Makan Nasi Pecel sambil ngobrol dengan Pak Tua, tapi saat ngomong
makannya berhenti dulu. Konsen pada ngomong. Kan saya sudah belajar dari Pak Tua. Mendengarkan
dengan penuh perhatian saat ada yang bicara pada saya, dan bicara dengan welas asih.

Dengan lembut Pak Tua berkata, perhatikan, dia matanya dikoran, membaca, tangan kanan tanpa
melihat menyendok nasi, terus masuk ke mulut he he, kalau ada kecoak kecil yang hitam itu bagaimana
ya ? Bagaimana hasil pengamatanmu Kamso.

Kamso memperhatikan lagi dengan cermat, kemudian berkata, orang itu tidak konsen. Saya tidak tahu
Pak Tua, dia sedang baca koran atau makan, tapi melakukan dua-duanya jelas tidak mungkin.

Perhatikan terus Kamso.


Ya Pak Tua, eh dia memuntahkan makanan di mulutnya ke meja. Mungkin ada tulang kecil yang hampir
tertelan.

Itulah Kamso, tidak mungkin bisa melakukan dengan baik, bila sekaligus melakukan 2 pekerjaan apalagi
3 pekerjaan sekaligus.
Hentikan baca korannya, nikmati makanannya dengan konsen, menyadari sepenuhnya dan merasakan
manis asin, renyah, enak atau tidak enaknya seperti apa.
Itu yang disebut Hidup Meditatif.

Setelah selesai makan, minum dengan konsen, menyadari saat air minum mengalir melewati
tenggorokan. Kemudian sambil istirahat, baca koran dengan konsen. Menyadari, mengerti dan bisa cerita
isi topik-topik yang dibacanya.

Wah bersama Pak Tua saya Kamso, datang dari ndeso belajar banyak.
Walau SD tidak lulus tapi soal cara menikmati hidup cukup lumayan, sehingga saya bisa menerima
apapun yang terjadi dengan lega.
Selalu bersyukur. Seperti Pak Tua pernah berkata, milikilah dada seluas telaga, bisa menampung segala
hal seperti diomeli, dicela, difitnah, lihat berita perampokan dan sebagainya, tidak tergoncang, tidak
pernah mengeluh.
Selalu tersenyum, walau sedang sakit gigi.

Sakit gigi kan satu hal, jangan biarkan merampas kedamaian hati kita.
Senyum berhubungan dengan suasana hati. Jadi kita mesti bersuka cita setiap saat, sehingga tetap bisa
tersenyum walau sakit gigi.

Pak Tua tersenyum, nyeruput Kopi Palembang, yang harum dan terasa nikmat walau sudah dingin.
Ayo pulang Kamso, sudah menjelang malam dan . .   Kopinya sudah habis.
Ingat lakukan secara sesuatu dengan konsen, menyadari sepenuhnya dan merasakan, dan rileksasi.
Ya Pak Tua. Lain kali nyopi lagi ya hehehe.

[6/25, 20:06] Romo Ary: Renungan 010


Jum'at, 24 Juni 2016
KESEIMBANGAN MATERI DAN BATIN

Kamso, ayo menyeberang.


Lho. . . Resto Caping Gunung kan lurus kiri jalan Pak Tua.
Misi kita meramaikan Resto itu sudah selesai. Sekarang sudah ramai, pasti Pak Tukijo sudah lega, bisa
bayar angsuran KPR nya dengan lancar. Sekarang misi kita meramaikan Warung Makan Bu Prapto.
Kasihan, Pak Tua dengar dia mengeluh, bagaimana membayar uang gedung anaknya yang sulung bulan
depan masuk SMP, dan akhir tahun mesti bayar perpanjangan sewa kontrakan Warung Makannya.
Klo tiap sore kita ngopi dan makan disitu, seperti yang kita lakukan 2 bulan di Resto Pak Tukijo, pasti
Warung Makan diseberang itu juga akan ramai.

Pak Tua n Kamso duduk dipojok belakang seperti biasa.


Kamso, konsen dengarkan dengan penuh perhatian, apa yang sedang didebatkan Si Baju Putih dan Baju
Merah itu.
Aku harus kerja keras untuk mengumpulkan materi se-banyak2, aku ingin kaya raya, kata Si Merah
dengan semangat dan mulai emosi.
Aku lebih suka hidup santai, batin tenang, tidak perlu banting tulang seperti kamu kata si baju putih.
Mereka sama-sama ngotot, tambah ramai karena ada beberapa orang yang menyaksikan.
Kamso, cepat habiskan kopimu kita pergi.

Kamso mau protes, tapi Pak Tua sudah nyeruput habis kopinya, membayar terus keluar. Kamso buru2
menghabiskan kopinya dan ikut keluar.
Kamso, kita duduk dipinggir sungai sana.
Bagaimana pendapatmu soal debat ngotot tadi ?
Inilah cara Pak Tua mengajar, membahas kasus nyata yang dilihat dan didengar.

Debat ngotot saling mempertahankan mati2an pendapatnya. Itu ego Pak Tua, Kamso tidak suka.
Benar Kamso lebih baik kita menghindar dan ngobrol disini, suasana tenang. Terus siapa yang benar
Kamso ? Masing2 benar setengah dan salah setengah. Mestinya jangan debat mencari menang.
Terus sebaiknya bagaimana Kamso ?
Ya diskusi dari hati kehati, merumuskan yang benar dan bermanfaat.

Hehe Kamso.  .   Kau makin bijak, tinggal kendalikan emosimu dengan tiap hari meditasi rileksasi. Duduk
tenang, kendorkan seluruh tubuh, pikiran berhenti tidak mikir, dengan dipusatkan pada perut, menyadari
sepenuhnya dan merasakan proses naik turunnya perut, saat bernapas dan mengeluarkan napas. Pasti
emosimu menurun, makin tenang dan mampu berpikir jernih dan bisa menganalisa segala sesuatu
dengan tajam dan apa adanya, tanpa disertai rasa suka dan tidak suka.

Sebenarnya, seseorang perlu melakukan keduanya dengan seimbang. Sukses Materi sekaligus sukses
mental. Keseimbangan batin. Kalau hanya mengejar materi tanpa disertai kebijaksanaan, akan timbul
Keserakahan dan menghalalkan segala cara.
Kalau hanya batin saja akan timbul kemalasan dan hidup kekurangan, karena kita masih butuh materi
untuk sarana hidup layak.

Dengan bekerja keras tapi menggunakan cara2 yang baik, tidak merugikan orang lain, sekaligus
mengembangkan batin, kesadaran dan kebijaksanaan, seseorang bisa kaya dan tidak melekat pada
kekayaannya, dan bisa menggunakan kekayaannya untuk berbuat kebajikan.
Dan bila terjadi perubahan, orang itu tidak akan tergoncang. Bisa menerima perubahan yang tidak
menyenangkan.
Ayo Kamso kita kembali kesana, Pak Tua dengar Gado2nya enak.
Tiap sore menjalankan misi meramaikan Warung Makan Bu Prapto dengan ngopi dan makan disana.

Siap Pak Tua, kasihan cacing2 di perut Kamso pasti kelaparan.

[6/25, 22:39] Romo Ary: Renungan 011


Sabtu, 25 Juni 2016
*Kesabaran Yang Luar Biasa*

Raja bersama para menteri, selir2 dan dayang2 istana berada di Taman Raja yang asri dan indah.
Semilir angin membuat Raja tertidur dibawah pohon yang rindang,  dijaga para pengawal.
Selir2 dan para dayang mendekati seorang pertapa yang sedang duduk disebuah pohon yang rindang,
sedang bercerita.

Sang Pertapa bercerita tentang kesabaran, makna dan manfaatnya.


Sedang asyiknya mendengar cerita sang Pertapa, tiba2 Raja terbangun dan murka, melihat selir2 n para
dayang sedang mengerumuni sang pertapa.
Raja mendekati dan berteriak"Hei pertapa, apa yang kau ajarkan, sehingga selir2 dan para dayangku
meninggalkanku".
Maaf Baginda, hamba hanya mengajarkan tentang kesabaran.

Kesabaran ! ?
Pengawal, cambuk pertapa itu, jangan berhenti sebelum aku perintahkan berhenti !
Sang Pertapa, yang bernama Khantivadi, tetap tersenyum dan membiarkan darah mengalir, mengucur
dari tubuhnya tanpa mengeluh. Luar biasa !
Raja makin murka. Pengawal, potong kedua telinga dan iris hidungnya.
Pertapa Khantivadi tetap tersenyum dan tetap sabar.

Pengawal, potong kedua tangan dan kakinya. Pertapa Khantivadi tetap sabar dan tersenyum.
Pertapa, dalam kondisi seperti ini, apakah kau masih bisa bersabar?

Khantivadi tetap sabar dan tersenyum dan berkata"Baginda, kesabaran tidak berada pada tangan, kaki,
hidung dan telinga hamba, tapi bersemayam di hati hamba yang paling dalam. Luar biasa !

Raja makin murka, meloncat dan menginjak dada pertapa Khantivadi.


Jelang ajal, Pertapa Khantivadi tetap tersenyum dan tetap menatap Raja dengan welas asih, tetap
sabar !
Pertapa Khantivadi tetap sadar sepenuhnya dan berkata"Semoga Baginda Sejahtera dan Bahagia Penuh
Kedamaian".
Pertapa Khantivadi menghembuskan napas terakhir dengan bahagia.

Apa yang terjadi ?


Tiba-tiba tanah yang diinjak Raja merekah, pecah dan Raja yang kejam itu masuk kedalam bumi.
[6/26, 20:00] Romo Ary: *Renungan 012*
*Minggu, 26 Juni 2016*

*Ulasan Renungan 011*


*Kesabaran luar biasa*

Seorang Bodhisatva, Calon Buddha harus menyempurnakan 10 Kesempurnaan (Dasa Paramita) dalam
sangat banyak kehidupan, sehingga setelah Bodhisatva tersebut menyempurnakan Dasa Paramita yang
kesepuluh, maka Dasa Paramita inilah yang melindungi Pertapa Gotama menaklukkan Mara Penggoda,
yang sebenarnya berada didalam pikirannya, saat bermeditasi dibawah Pohon Asattha, sehingga
Bodhisatva memasuki Keheningan yang luar biasa mendalam, dan berhasil menyelami rahasia hidup dan
kehidupan yang sejati, bebas dari ilusi dan khayalan kehidupan.

Menembus Hukum Kesunyataan dan menemukan jawaban yang dicarinya.


Tentang Dukkha (Penderitaan), Sebab musabab Dukkha (Nafsu Keinginan), lenyapnya
Dukkha (Nirvana), dan Jalan untuk melenyapkan Dukkha (8 Jalan Ariya yang berunsur 8), yang
kemudian dikelompokkan menjadi Sila (Etika Moral),
Samadhi (Meditasi) dan Panna (Kebijaksanaan Luhur).
Beliau Bangun, bangkit, Sadar Sepenuhnya dan beliau disebut Buddha, Yang telah mencapai
Pencerahan Sempurna.
Dan Pohon Asattha, kemudian populer disebut Pohon Bodhi, Pohon Pencerahan.

Pada saat penyempurnaan Dasa Paramita yang ketiga, yakni Kesempurnaan Kesabaran,
Bodhisatva terlahir didunia dan hidup sebagai Pertapa Khantivadi.
Tidak mengherankan, Khantivadi memiliki kesabaran sempurna menghadapi kemurkaan Raja.

Khantivadi telah memiliki tataran spiritual yang tinggi, mampu memisahkan tubuh dan mental (batin),
sehingga biarpun tubuhnya sakit luar biasa, batinnya tidak sakit. "Yang sakit adalah tubuhku, batinku
tetap seimbang, tak tergoncangkan".

Menahan sakit ada batas kemampuan, tapi memisahkan tubuh dan batin, bisa tidak merasakan sakit. Ini
memang luar biasa, karena Khantivadi adalah seorang Bodhisatva, bukan manusia biasa.
Analoginya, adalah saat Sidharta lahir didunia, langsung berjalan 7 langkah keutara. Dan Dewa Bhumi
mempersembahkan 7 Bunga Teratai pada setiap langkahnya, karena beliau adalah Bodhisatva yang
turun ke dunia dari Sorga Tusita, bukan manusia biasa.
[6/27, 14:36] Romo Ary: Renungan 013

Senin, 27 Juni 2016

bersama Triss Angell

10 PESAN BIJAK TENTANG BERSYUKUR

1. Syukuri meski itu adalah sesuatu yang kecil, karena ketika kau sedang membutuhkan, sesuatu yang
kecil itu, adalah yang sesungguhnya besar.

2. Terkadang, kamu harus kehilangan sesuatu yang berarti dulu, agar bisa menyadari dan mensyukuri
apa yang kamu miliki saat ini.

3. Tak perlu bersedih ketika impian tidak menjadi kenyataan. Bersyukurlah bahwa mimpi burukpun
tidak menjadi kenyataan.

4. Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat. Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.

5. Bahagia bukan milik dia yang hebat dalam segalanya, namun dia yang mampu menemukan hal
sederhana dalam hidupnya dan tetap bersyukur.

6. Dari hal-hal baik, aku belajar mengucap syukur. Dari hal-hal buruk, aku belajar menjadi kuat.

7. Hati yang penuh bersyukur, bukan hanya sekedar kebajikan yang terbesar, tetapi merupakan induk
dari segala kebajikan yang ada.

8. Bersyukurlah, ketika anda dicintai, dan bersabarlah, ketika anda dibenci. Jangan ada sesal, jangan ada
sebal.

9. Tidak ada penderitaan yang abadi, dan tidak ada kebahagiaan yang abadi. Bagi yang pandai
bersyukur, selamanya akan merasakan kebahagiaan.

10. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak
punya apapun untuk dimakan.

[6/28, 14:25] Romo Ary: Renungan 014 bersama Trissangell

Selasa, 28 Juni 2016

*Peranan seorang Ibu luar biasa dalam proses pembentukan karakter Anaknya*

Seandainya Ibu Thomas Alva Edison menyampaikan apa adanya surat dari Kepala Sekolahnya, yang
mengeluarkan Edison dari sekolahnya, dengan alasan Edison Bodoh, pasti Edison akan terpuruk, putus
asa, meyakini dirinya Memang Bodoh.

Apa yang diyakini seseorang, itu yang akan mendorongnya menjadi seperti itu.
Tapi Ibunya membacakan surat itu kepada Edison, bahwa Edison adalah Anak Jenius sehingga guru2
sekolah tidak bisa mengajar Edison.

Umat manusia dan dunia, mesti memberikan apresiasi, penghargaan dan penghormatan setinggi-
tingginya kepada Ibu Edison yang luar biasa, karena dengan cara luar biasa, dia telah membangkitkan
spirit, semangat Edison kecil, dan ini tertanam mengakar begitu kuat dalam Bawah Sadarnya, dan
mendorong Edison meyakini, bahwa dia adalah Anak Jenius.

Kelak, Edison benar-benar yakin, bahwa dia jenius, sehingga pantang mundur dalam melakukan ratusan
hingga ribuan kali percobaan, dan akhirnya dia menemukan sangat banyak penemuan-penemuan yang
luar biasa.

Seperti Listrik yang dinikmati Umat manusia dan Dunia.

Diperlukan seorang Ibu yang luar biasa untuk membentuk Anak Luar Biasa !

Jadilah Ibu dan Pendidik yang Luar Biasa !

[6/29, 15:20] Romo Ary: Renungan 015

Rabu, 29 Juni 2016

3 STATEMEN CHARLIE CHAPLIN

Charlie Chaplin melawak di depan audiens sebuah lelucon yang lucu dan audiens tertawa,,,

Charlie Chaplin mengulang lawakan yang sama dan,,, hanya sedikit audiens yang tertawa,,,

Charlie Chaplin mengulang lagi lawakan yang sama tadi dan,,, kali ini tidak ada audiens yang tertawa,,,

Lalu ia mengucapkan kata2 inspiratif yang indah ini, sbb:

"Kalau anda tidak dapat tertawa lagi atas lelucon yang sama, lalu mengapa anda menangis dan
menangis lagi pada kecemasan yang sama?"

Maka nikmatilah setiap momen hidup anda....!

Life is beautifull

Hari ini HUT Charlie Chaplin ke125 , hari bagus untuk mengenang tiga statemennya:

(1) Tidak ada yang permanen di dunia ini, termasuk kesulitan-kesulitan kita.

(2) Saya suka berjalan di bawah air hujan, sebab tiada seorangpun melihat air mataku menetes.

(3) Hari yang paling sia-sia dalam hidup adalah hari saat kita tidak tertawa.
Tersenyumlah dan bagikanlah kepada setiap orang yang anda ingin lihat senyumnya,,,Keep smile

Pesan Moral

Statemen yang bagus!

Kalau kita tidak bisa tertawa lagi atas lelucon ( hal yang menggembirakan ) yang sama,

Mengapa kita menangis dan menangis lagi atas kecemasan ( hal yang menyedihkan) yang sama.

Lupakan kesedihan, tertawalah dan membagi senyum kepada setiap orang.

Renungan 016

Kamis, 30 Juni 2016

LETAKKAN BEBANMU

Alkisah di zaman dulu di Tiongkok ada seorang Bhiksu muda merasa hidup ini sungguh susah, karena ia
baru dipecat dan dikeluarkan dari Kuil Shaolin, ia merasa hidupnya sudah tidak berarti, sehingga ia
berencana mengakhiri hidupnya di hutan.

Sesampainya di pinggir hutan dia melihat seorang pria mengangkat kayu bakar yang baru
dikumpulkannya di hutan dalam jumlah banyak, sehingga membuat jalannya lambat karena beban yang
dipikulnya.

Sedangkan di depannya ada seorang pria lagi, tidak membawa apa2, "Ayo Bang cepat jalannya, Kakak
ipar sudah mau melahirkan".

"Iya, saya tau. Tapi bagaimana bisa cepat? beban saya begitu berat" jawab pria yang mengangkat beban
itu, sambil berusaha menyusul adiknya.

"Aduh Bang, letakkanlah beban sampah itu. Disini tidak ada yang mau mengambilnya, kalaupun toh
diambil orang, nanti kita bisa mencari lagi dihutan. Masalah kakak ipar lebih penting, itu adalah masalah
tentang masa depan" tegur si Adik.

Mendengar teguran adiknya, pria itu meletakan bebannya, lalu berlari dan larinya bukan hanya bisa
menyusul, melainkan melewati adiknya.

Melihat hal itu, Bhiksu muda itu sadar akan arti hidup, ia membuang semua beban kehidupan masa
lampau tentang kegagalan dan penolakkan orang lain terhadapnya, dan memulai membuat terobosan
baru dalam hidupnya.

Bhiksu muda itu bernama Zhang San Feng (Tio Sam Hong), pendiri WuTang (Butong) dan pencipta ilmu
silat Tai Chi Juan.

Ia adalah tokoh yang sangat disegani & dihormati di masa itu di Tiongkok.
Pernahkah kita merasakan hidup itu begitu sangat berat? Masa depan seakan jauh dari genggaman?
Buanglah semua itu mulai saat ini, sebab itu adalah Beban Sampah yang tidak berharga. Songsong masa
dengan penuh Harapan, dengan lebih Semangat, lebih cepat & lebih optimis.

SEMOGA SEMUA MAHLUK BERBAHAGIA!

[7/1, 15:38] Romo Ary: Renungan 017

Jum'at, 1 Juli 2016

Bersama Bob Suharli.

MENGAKUI, MEMAAFKAN & MELEPASKAN

Bagi Anda yang mengalami kesulitan bermeditasi, ini karena Anda belum belajar melepas pada saat
bermeditasi. Mengapa tidak bisa melepaskan hal-hal sederhana, seperti masa lampau atau masa
mendatang? Mengapa begitu mempedulikan apa yang telah dilakukan dan dikatakan seseorang
terhadap kita hari ini?

Semakin banyak Anda memikirkannya, semakin bodohlah jadinya. Seperti pepatah kuno, “Ketika
seseorang menyebutmu idiot, semakin sering engkau mengingatnya, semakin seringlah mereka
menyebutmu idiot!” Jika Anda segera melepaskannya, Anda tidak akan pernah memikirkannya lagi.
Paling banyak mereka hanya menyebut idiot sekali saja. Sudah! Selesai! Anda bebas!

Mengapa kita memenjarakan diri dalam masa lalu? Mengapa tidak bisa melepaskannya? Apakah Anda
sungguh-sungguh ingin bebas? Maka akuilah, maafkan dan lepaskan hal apapun yang menyakiti, baik itu
sesuatu yang dilakukan atau dikatakan oleh seseorang, maupun apa yang telah terjadi. Anda boleh
menghukum diri, atas hal yang Anda lakukan sepanjang sisa hidup, jika mau, tetapi tak seorangpun
memaksa Anda. Sebaliknya Anda dapat mengakui, memaafkan dan belajar melepaskan. Pelepasan
adalah proses pembelajaran. Pelepasan memberikan kebebasan bagi kita untuk menyongsong masa
depan dengan mudah, serta memutuskan rantai keterikatan terhadap masa lalu. Dengan melepaskan
masa lalu, kita dapat menikmati masa sekarang dan bebas menyongsong masa depan.

Mengapa kita selalu membawa-bawa sesuatu yang telah berlalu?

Kemelekatan terhadap masa lalu bukanlah teori, melainkan suatu sikap. Kita dapat mengatakan, “Oh,
saya tidak melekat.” Atau kita dapat mengatakan, “Saya sama sekali tidak melekat, bahkan tidak
melekat pada ketidakmelekatan tersebut,” yang terasa sangat bijak dan terdengar sangat indah, tetapi
semua itu hanyalah sampah. Tahukah Anda jika Anda melekat, tidak bisa melepaskan hal-hal penting
yang menyebabkan menderita, maka hal ini akan menghalangi kebebasan Anda?

Kemelekatan laksana bola besi dengan rantai yang terikat di kaki.

Tak ada orang yang mengikatkannya . Anda memiliki kunci untuk membebaskan diri, tetapi tidak
menggunakannya. Mengapa kita begitu membatasi diri sendiri dan tidak bisa melepaskan segala urusan
dan keuatiran terhadap masa datang? Apakah Anda kuatir mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya,
besok, minggu depan, atau tahun depan? Mengapa?

Sesuatu tidak akan pernah terjadi sesuai harapan!

Belumkah kita belajar bahwa masa datang itu begitu tidak pasti, sehingga tidak ada yang perlu
dikuatirkan? Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ketika kita melepaskan masa
lalu dan masa datang, bukankah kita telah berada pada jalur meditasi yang mendalam?

Bukankah kita sebenarnya sedang belajar bagaimana cara untuk menjadi damai, bebas, dan puas?

Ini adalah indikasi dari makna pencerahan. Ini berarti melihat bahwa banyak kemelekatan kita yang
didasari oleh kebodohan belaka. Kita tidak memerlukan hal ini.

Seiring kita meditasi dengan lebih mendalam, kita semakin bisa melepaskannya. Semakin banyak kita
melepas, semakin bahagia dan damailah diri kita.

Inilah alasan mengapa Buddha menyebut semua jalan dalam ajaran Buddha sebagai latihan bertahap.

Ini adalah jalan yang membimbing seseorang, selangkah demi selangkah, dan pada setiap langkah Anda
mendapatkan penghargaan.

Itulah sebabnya ini merupakan sebuah jalan yang sangat membahagiakan, dan semakin jauh Anda
melangkah, maka semakin membahagiakan dan bernilailah penghargaan itu. Bahkan pada langkah
pertama saja Anda sudah akan mendapatkan penghargaan.

Saya telah mendiskusikan segala jenis filosofi sambil minum kopi dan bir dengan teman-teman saya,
tetapi “diskusi” selalu berakhir dengan perdebatan dan mereka tidak pernah membuat saya lebih
bahagia. Bahkan profesor besar , di universitas yang Anda kenal dengan sangat baik, tidak terlihat
bahagia.

Itulah salah satu alasan mengapa saya tidak melanjutkan karir akademis saya. Mereka memang sangat
brilian dalam bidang mereka, tetapi di sisi lain mereka juga sebodoh orang biasa. Mereka juga berdebat,
khawatir dan tertekan, sama seperti setiap orang yang lain. Dan hal ini benar-benar mengena pada saya.
Mengapa orang-orang pintar di universitas yang terkenal ini tidak merasa bahagia? Apa gunanya
menjadi pintar jika hal ini tidak memberi kebahagiaan? Yang saya maksud adalah kebahagiaan sejati,
kepuasan sejati dan kedamaian sejati.

(dari: Wisdom of Silence by Ajahn Brahm)

[7/2, 17:37] Romo Ary: Renungan 018

Romo Ary

Sabtu, 2 Juli 2016

Ibu Meninggal Mengalirkan Air Mata.


Kasus nyata yang terjadi di Afghanistan tersebut, mengapa?

Sama dengan kasus pasien di Rumah Sakit yang berada dalam keadaan koma, tidak sadar sekian lama,
dipasang Alat pacu jantung dan pernapasan, diinfus dan lain-lain.

Sudah tidak merespon saat diajak bicara dan disentuh tubuhnya, tetapi pada saat dibisiki ditelinganya
oleh terutama yang disayang, atau diberitahu, bahwa orang yang disayang datang, pasien itu merespon
dengan mengalirkan air mata, tetapi tidak terdengar suara tangisan.

Filsafat Mahayana, menjelaskan bahwa setiap orang memiliki Kesadaran yang halus dan mendasar,
yaitu Alaya Vijnana, sehingga orang yang sudah meninggal, bila Alaya Vijnana nya belum keluar, bila
tubuhnya digoncang-goncang dengan keras, diangkat, masih merasakan sakit. Ditangisi dan teriak2
keras bisa merasa sedih.

Diperkirakan Alaya Vijnana sekitar 6 - 16 jam baru lepas dari tubuh.

Karena itu dianjurkan selama 16 jam, sebaiknya tidak disentuh. Anjuran ini belum membudaya, sehingga
yang sering terlihat, pasti ditubruk, ditangisi, digoncang-goncang tubuhnya. Tidak mengerti, bahwa itu
menimbulkan kesakitan, kesedihan, dan penderitaan Alaya Vijnana yang masih bisa merasakan. Pada
setiap orang tidak sama kapan Alaya Vijnana nya keluar.

Bila Alaya Vijnananya bisa berkembang, kesadarannya berkembang, bisa hidup lagi. Ini yang
menjelaskan tentang"Mati Suri".

Silahkan didiskusikan lebih mendalam dan Renungkan.

Yang pasti jelang ajal, bantu dan usahakan bisa dalam kondisi pikirannya tenang dan bisa mendukung
terlahir kembali di Alam Bahagia, di Alam Manusia yang kondisinya lebih baik atau di Alam Sorga atau
Dewa.

Semua mahluk bahagia.

[7/3, 09:24] Romo Ary: Renungan 019

Romo Ary bersama bro Sudarto W.

Minggu, 03 Juli 2016

Sukses, Karena Berani Bertindak dan Berubah

Pemilik Alibaba di Tiongkok, Jack Ma, mengatakan:

"Tolong beritahu anak Anda bahwa dunia berubah setiap hari dan tidak ada yang akan menunggu
Anda"

Ketika korek gas diciptakan, korek kayu perlahan menghilang.

Ketika kalkulator diciptakan, sempoa memudar.


Ketika kamera digital dirancang, pasar film negatif tidak ada lagi.

Ketika penjualan berbasis internet muncul, pemasaran tradisional menurun.

Ketika smartphone dengan 4G diperkenalkan ke dunia,

Anda tidak perlu lagi untuk menghidupkan komputer Anda di rumah.

Ketika WeChat dan WhatsApp dikembangkan, sms tidak lagi sepopuler sebelumnya.

Mari kita tidak menyalahkan "Siapa yang mengambil alih bisnis kita."

Ini karena orang lebih menyukai dan beradaptasi dengan ide-ide baru dan perubahan di dunia.

Seseorang bertanya kepada Jack Ma,

"Apa rahasia sukses Anda ?"

Jack Ma mengatakan,

"Sederhana saja, SAYA BERANI BERTINDAK DAN ANDA HANYA MENONTON"

Harus diingat, dunia terus berubah setiap hari.

Jika Anda tidak berubah, Anda akan ditinggalkan. Anda akan menuai apa yang Anda tabur di masa lalu.

Sudahkah Kita Take ACTION utk kesuksesan di masa depan ?

Atau kita hanya jadi penonton melihat kesuksesan orang lain??

Sukses adalah Milik mereka yang BERANI MENCOBA, BERTINDAK dan BERUBAH.

[7/4, 14:17] Romo Ary: Renungan 020

Romo Ary bersama Trissangell

Senin, 04 Juli 2016

FOKUS PADA KELEBIHAN

Bob Butera, mantan Presiden dari Tim Hockey, New Jersey Devils Memaparkan Rahasia Kemenangan
Timnya kepada seorang Wartawan yang mewawancarainya, katanya,

"Yang membedakan Pemenang dengan Pecundang, adalah Pemenang itu berkonsentrasi dengan apa
yang dapat diperbuatnya, bukan pada apa yang tidak dapat diperbuatnya.."

"Jika seseorang adalah Pencetak Gol yang hebat, namun bukan Pemain Skate yang baik, kami suruh dia
hanya memikirkan Golnya saja, jangan pernah memikirkan orang lain yang lebih pandai Main Skate
darinya..."
Inilah yang perlu kita perhatikan..

Banyak orang terlalu sibuk mengembangkan dirinya dengan berbagai hal, tetapi pada kenyataannya
tidak juga mencapai kemajuan yang berarti....

Kemampuan, Bakat dan Talenta memang harus dikembangkan, terlebih jika hal itu menyangkut
karakter kita.

Kita harus mengatasi kelemahan.

Tetapi jika hal itu bukan soal karakter, jadikan apa yg kita miliki sebagai batu loncatan untuk berhasil,
maka harus memfokuskan diri kita pada kelebihan yang kita miliki.

Memperbaiki kekurangan itu memang

harus, tetapi Memusatkan Perhatian pada apa yang menjadi kelebihan kita, akan memungkinkan kita
lebih cepat Meraih Sukses.

Sukses bukanlah Soal ada tidaknya Talenta, namun bagaimana kita mengembangkan Talenta yg ada
dalam diri kita itu untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat & LUAR BIASA !

"PEMENANG SELALU BERKONSENTRASI PADA APA YANG BISA DIPERBUATNYA, BUKAN APA YANG TIDAK
BISA DILAKUKANNYA"

~Bob Butera

Have a GREAT day my friends 😊😊😊😊

[7/5, 14:23] Romo Ary: Renungan 021

Selasa, 05 Juli 2016 FILOSOFI POHON BAMBU

Pohon bambu tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 5 tahun pertama.

Walaupun setiap hari disiram & dipupuk, tumbuhnya hanya beberapa puluh centimeter saja.

Namun setelah 5 tahun kemudian, pertumbuhan pohon bambu sangat dahsyat dan ukuran nya tidak lagi
centimeter melainkan meter.

_Sebetulnya apa yang terjadi pada sebuah pohon bambu...?_

Ternyata, selama 5 tahun pertama, ia mengalami pertumbuhan dahsyat pada akar, dan bukan pada
batang.

Pohon bambu sedang mempersiapkan pondasi yang sangat kuat, agar ia bisa menopang ketinggian nya
yang ber-puluh2 meter kelak kemudian hari.

*Moral of The Story*


_Jika kita mengalami suatu hambatan & kegagalan, bukan berarti kita tidak mengalami
perkembangan...justru kita sedang mengalami pertumbuhan yang luar biasa didalam diri kita._

Ketika kita lelah & hampir menyerah dalam menghadapi kerasnya kehidupan, jangan pupus harapan...

Bagian terberat dari sebuah kesuksesan adalah disaat awal seseorang _MEMULAI USAHA dari sebuah
perjuangan._

Segala sesuatu terasa begitu berat dan _PENUH TEKANAN..._

Namun bila ia dapat melewati batas tertentu, sesungguhnya seseorang dapat merasakan segala
_kemudahan & kebebasan dari tekanan & beban._

Namun sayangnya, banyak orang yang MENYERAH disaat tekanan & beban dirasakan terlalu berat.

_Buya Hamka berkata: "Kalau hidup sekedar hidup, babi dihutan juga hidup. Kalau kerja sekedar kerja,
kera juga bekerja"_

*Ketika pohon bambu ditiup angin kencang, dia akan merunduk.*

*Setelah angin berlalu, dia akan tegak kembali.*

Seperti perjalanan hidup seorang manusia, tak lepas dari cobaan dan rintangan...

Jadilah seperti pohon bambu...!!!

Fleksibilitas pohon bambu mengajarkan kita sikap hidup yang berpijak pada keteguhan hati dalam
menjalani hidup, walaupun badai & topan menerpa.

_Tidak ada kata menyerah untuk terus tumbuh, tidak ada alasan untuk terpendam dalam keterbatasan,
karena bagaimanapun pertumbuhan demi pertumbuhan harus diawali dari kemampuan untuk
mempertahankan diri dalam kondisi yang paling sulit sekalipun._

Pastikan dalam tahun2 mendatang, hidup kita akan *MENJULANG TINGGI dan menjadi PEMBERI
BERKAH bagi sesama*...seperti halnya pohon Bambu.....

Semoga manfaat..😊

[7/6, 13:55] Romo Ary: Renungan 022

Rabu, 06 Juli 2016

Romo Ary bersama Trissangell.

Belajar Ikhlas

Kisah Ubi Dan Kambing.


Ikhlas bisa membuat hidup lebih berkualitas. Dengan keikhlasan, perbuatan menjadi baik. Mari belajar
ikhlas dari sebuah cerita yang berikut ini.

***

Di sebuah pondok yang sederhana, tinggal seorang guru tua dengan istrinya. Sang guru sudah puluhan
tahun mengajar di sebuah sekolah yang tak terlalu jauh dari rumahnya. Guru itu sangat baik hati dan
dihormati oleh murid-muridnya.

Suatu hari, seorang mantan muridnya datang ke rumahnya. Ia membawa 3 ikat ubi yang diamanahkan
oleh ayahnya sebagai oleh-oleh untuk sang guru. "Pak guru, saya membawa ubi. Hanya ini yang saya dan
keluarga punya untuk membalas kebaikan bapak," ujarnya.

Melihat muridnya yang lugu dan tulus, sang guru tersentuh. "Kok repot-repot, Nak? Duduk di sini dulu
ya. Kamu pasti capek jauh-jauh dari desa bawa ubi. Bapak ke belakang dulu," ujar sang guru.

Pak Guru pun berjalan ke belakang dan menemui istrinya. "Bu, kita punya apa? Ini muridku bawa ubi,"
kata Pak Guru. Sang istri melihat ke dapurnya. Tidak ada apa-apa selain alat masak, bumbu dapur dan air
minum. "Punya apa kita, Pak? Wong kita cuma punya kambing peliharaan bapak itu di belakang," jawab
istrinya.

Guru itu pun mengangguk-angguk, "Oo.. Ya sudah ini ubinya disimpan. Buatkan muridku minum ya, Bu.
Kita kasih kambing saja," kata pria itu. Istrinya mengangguk dan membuatkan teh hangat untuk
muridnya.

Sementara itu, Pak guru mengambil kambing peliharaannya.

"Ini, Nak. Bawa pulang, ya? Bilang terima kasih pada bapakmu," kata pria itu. Muridnya terkejut, tapi ia
sangat berterima kasih pada gurunya yang memang baik hati itu. Tak lama, ia pun pulang dari pondok
gurunya.

Di jalan, murid ini bertemu dengan temannya. Teman tersebut bertanya dari mana ia mendapat
kambing. Murid yang lugu itupun menceritakan bagaimana ia membawa ubi hingga dapat kambing.
Mendengar cerita itu, murid yang satu ini tergiur mendapat pemberian yang sama dari gurunya.

Ia pun segera pulang dan menceritakan kejadian itu pada ayahnya.

Sang ayah yang juga tergiur berkata, "Wah, mungkin kalau kamu bawa kambing, nanti kamu akan diberi
sapi, Nak." Begitu pikir ayah dan anak ini. Kalau mereka memberi yang besar, maka mereka akan
menerima yang lebih besar lagi.

Maka, sore itu pergilah murid yang satu ini membawa kambing ke rumah gurunya.

Sang guru kaget, baru saja ia memberi kambing pada muridnya, sekarang ia menerima kambing lain
yang menggantikan kambingnya. Maka buru-buru ia menemui istrinya, "Istriku, kita dapat kambing lagi.
Alhamdulillah. Kita cuma punya ubi, ya? Ya sudah berikan saja ubinya untuk muridku," ujarnya.
Maka sang guru keluar membawa 3 ikat ubi yang diberikan murid pertamanya tadi. Melihat apa yang
diberikan gurunya, murid kedua ini terkejut. Antara agak kecewa dan harus tetap senyum di depan
gurunya. Maka ia pun pulang dengan membawa 3 ikat ubi, bukan sapi seperti yang dia harapkan.

😊😊

Sering kali, kita tidak mendapatkan yang kita inginkan

Kita mesti bisa ikhlas menerima apa yang datang, dan mensyukuri apapun yang kita terima.

Tetap tersenyum semangat cerah ceria

[7/6, 18:05] Romo Ary: MEMAAFKAN DENGAN IKHLAS, MENYEMBUHKAN

Rabu, 06 Juli 2016

Seorang Teman lama bercerita, seluruh tubuhnya setiap hari terasa sakit semua, kadang hanya bagian
tertentu dan pindah2.

Saya tanya sudah ke dokter ?

Dia menjelaskan sudah ke beberapa dokter tidak ada perubahan. General Check Up 3X semua baik,
bahkan ke Jakarta dan terakhir ke Singapore, hasil Check Up semua juga baik.

Terus saya ajak cerita soal masa lalu. Nostalgia gitu.

Akhirnya terkuaklah misteri penyebab sakitnya.

Dia cerita punya teman yang sudah sangat banyak ditolong. Dibayari Uang Gedung anaknya masuk
sekolah, menebus beaya rumah sakit, karena anaknya sudah sembuh tetapi tidak boleh pulang, karena
tidak punya uang membayar beaya rumah sakit, juga sering membantu saat kekurangan uang untuk
kebutuhan hidupnya.

Tapi kenapa dia masih "makan" uang saya.

Soal uang buat saya tidak masalah, tapi . . . .

ORANG KOK SEPERTI ITU.

Saya menangkap, rasa KECEWA berat terhadap temannya itu yang menjadi penyebab rasa sakit pada
tubuhnya.

Saya bertanya kapan terjadinya?

3 tahun yang lalu, jawabnya.


Terus saya jelaskan, rasa kecewalah yang sering muncul dalam 3 tahun ini, menyebabkan Sistim2
tubuhmu, terutama Sistim Saraf dan Sistim Hormonalmu tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya seluruh
tubuhmu terasa sakit, tidak bersemangat, cepat capai, sulit konsentrasi, mudah tersinggung, sulit tidur.

Terus apa yang mesti saya lakukan, dia bertanya.

Hanya ada satu jalan, jawab saya. MAAFKAN DENGAN TULUS DAN IKHLAS temanmu itu.

Tiap malam berdoalah untuknya "Temanku Jono, aku memaafkanmu. Aku tahu kau pasti punya alasan
khusus, sehingga kau memakai uang kantor dalam jumlah banyak. Aku mengerti dan dengan tulus dan
ikhlas aku memaafkanmu. Aku memaafkanmu (di-ulang2).

Hanya ini, hanya dengan melepas beban Rasa Kecewa yang kau bebankan pada hati dan pikiranmu, yang
akan menyembuhkanmu.

Sebulan kemudian, dia tilpon dan cerita dengan semangat, terima kasih Pak Tua, selama sebulan aku
doa, dan kondisi tubuhku makin baik, aku sudah benar2 memaafkannya.

3 hari yang lalu, bahkan aku mengajaknya sekeluarga makan direstoran. Aku juga datang dengan isteri
dan anak2ku.

Kami semua ngobrol dan bercanda dengan gembira. Memang kebetulan kemarin adalah 15 tahun
perkawinanku, jadi aku gunakan untuk mengajaknya makan bersama.

Ternyata benar, bahwa rasa kecewa yang berat bisa menyebabkan seperti yang aku rasakan. Terima
kasih Pak Tua.

Saya hanya mengucapkan, syukurlah temanku, badai telah berlalu.

Renungan 024

Jumat, 08 Juli 2016

bersama Triss Angell

SUKSES KEHIDUPAN DUNIAWI

1. Orang yang tidak tahu menghargai sesuatu, biarpun diberi gunung emas pun tidak akan bisa
merasakan kebahagiaan.

2. Orang yang tidak bisa toleransi, seberapa banyak teman pun, akhirnya semua akan meninggalkannya.

3. Orang yang tidak tahu bersyukur, seberapa pintar pun, tidak akan sukses.

4. Orang yang tidak bisa bertindak nyata, seberapa cerdas pun tidak akan tercapai cita-cita nya.

5. Orang yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, seberapa giat bekerja pun tidak akan
mendapatkan hasil yang optimal.
6. Orang yang tidak bisa menabung, terus mendapatkan rejeki pun tidak akan bisa menjadi kaya.

7. Orang yang tidak bisa merasa puas, seberapa kaya pun tidak akan bisa bahagia.

8. Orang yang tidak bisa menjaga kesehatan, terus melakukan pengobatan pun tidak akan berusia
panjang.

Silahkan dishare jika dinilai bermanfaat.

[7/9, 11:05] Romo Ary: Renungan 025

Sabtu, 09 Juli 2016

PERSIAPAN MENGHADAPI KEMATIAN

🌞Yang indah hanya sεmεntara

🌞Yang abadi adalah kεnangan

🌞Yang ikhlas hanya dari hati

🌞Yang tulus hanya dari sanubari

🌞Tidak mudah mεncari yang hilang

🌞Tidak mudah mεngεjar impian

🌞Namun yang lεbih susah mεmpεrtahankan yang sudah ada,

Karεna walaupun tεrgεnggam bisa tεrlεpas juga.

🌞Ingatlah pada pεpatah,

"Jika kamu tidak mεmiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini"

🌞Bεlajar mεnεrima apa adanya dan bεrpikir positif....

🌞Rumah mεwah bagai istana, harta bεnda yang tak tεrhitung, kεdudukan, dan jabatan yang luar biasa,
namun...

Kεtika nafas tεrakhir tiba, sεbatang jarum pun tak bisa dibawa pεrgi,

Sεhεlai bεnang pun tak bisa dimiliki

Apalagi yang mau

dipεrεbutkan !!!

Apalagi yang mau disombongkan !!!


🌞Maka jalanilah hidup ini dεngan kεinsafan nurani

🌞Jangan tεrlalu pεrhitungan

🌞Jangan hanya mau mεnang sεndiri

🌞Jangan suka sakiti sεsama

🌞Bεlajarlah, tiada hari tanpa kasih pada semua mahluk

🌞Sεlalu bεrlapang dada dan mengalah

🌞Lepaskan beban, hidup dengan cεria,

🌞Tak ada yang tak bisa diikhlaskan....

🌞Tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan...

🌞Tak ada dεndam yang tak bisa tεrhapus..

Jalanilah hidup ini dεngan sεgala sifat positif yang kita miliki...🙌🏼💡💡💡💡
🙌🏼💡 🙌🏼💡 🙌🏼💡

Terus semangat @ll 💪🏼👫👬

[7/11, 16:38] Romo Ary: Renungan 027

Senin, 11 Juli 2016

NASEHAT MO YAN, PEMENANG NOBEL UNTUK SASTRA

Mo Yan berkata : "Saat mudanya, beliau takut untuk banyak bicara, karena banyak bicara, akan mudah
membuat tersinggung perasaan orang lain, sehingga nama pena "Mo Yan ( jangan bicara )" Hasilnya : ia
malah menulis banyak kata-kata /kalimat ucapan, sehingga ia memperoleh penghargaan nobel.

Berikut ini adalah kata-katanya, filosofi hidupnya:

1.Saya mengagumi dua macam orang:

Saat muda, wanita yang setia menemani seorang lelaki, dalam masa sulitnya. Saat kaya, pria yang setia
menemani seorang wanita melewati kehidupan baiknya.

2.Saya jauh meninggalkan dua macam orang:

Jika ada keuntungan dia akan mendekat;

Jika ada kesulitan dia akan menghindar.

3.Aku rindu dua macam orang:

Kekasih yang bener2 setia ,


Teman yang bener2 tulus dan saling memberi perhatian.

4.Saya menolak dua macam orang:

orang yang bertindak tanpa bermoral;

orang yang melakukan segala sesuatu dengan hati yang tidak tulus.

5. Saya bertanggung jawab atas dua macam orang:

orang yang melahirkan saya,

orang yang saya lahirkan.

6. Saya menghargai dua macam orang:

Orang yang mau memberi nasehat kepadaku,

Orang yang benar2 peduli akan diriku.

Kata2 ucapan Mo Yan begitu sederhana, kata kalimatnya benar2 masuk ke lubuk hati.

Sungguh selayaknya ia menjadi pemenang Hadiah Nobel untuk Sastra!

[7/12, 18:29] Romo Ary: Renungan 028

Selasa, 12 Juli 2016

*MAKNA ISTRI BAGI SUAMI*

Orang selalu berkata:

ADA

" bekas istri "

" bekas suami "

TIDAK ADA

" bekas anak "

" bekas orangtua".....

Seorang Profesor melakukan riset kecil kepada mahasiswa2nya yang sudah berkeluarga.

Dia lalu meminta 1 orang mahasiswa untuk maju ke depan papan tulis.
🤓Professor: "Tuliskan 10 nama orang yg paling dekat denganmu."

Lalu mahasiswa itu menulis 10 nama; ada nama tetangga, orangtua,teman kerja,istri,anaknya,
saudara,dst..

🤓Profesor: "Sekarang silakan pilih 7 orang di antara 10 nama tersebut yang kamu benar2 ingin hidup
terus bersamanya."

Mahasiswa itu lalu mencoret 3 nama.

🤓Profesor: "Silakan coret 2 nama lagi."

Tinggalah 5 nama tersisa.

🤓Profesor: "Coret lagi 2 nama."

Tersisalah 3 nama yaitu nama:

" ibu"

" Istri " dan

" anak ".

Suasana kelas jadi hening.... Mereka mengira semuanya sudah selesai dan tak ada lagi yang harus
dipilih...

Tiba2 ......

🤓Profesor : " Silakan coret 1 nama lagi..! "

Mahasiswa itu tertegun untuk sementara waktu,.. lalu dengan perlahan ia mengambil pilihan yang amat
sulit...dan mencoret nama " IBU " nya...!!!

🤓Profesor: "Silakan coret 1 nama lagi!"

Hati sang mahasiswa makin bingung.... Suasana kelas makin tegang....Mereka semua juga berpikir keras
mencari pilihan yang terbaik...

Mahasiswa itu kemudian mengangkat spidolnya dan dgn sangat lambat ia mencoret nama:

" ANAK "nya....!!!

Pada saat itulah, sang mahasiswa tidak kuat lagi membendung air matanya...,

Ia " Menangis " Awan kesedihan meliputi seluruh sudut ruang kuliah....

Setelah suasana lebih tenang,.....akhirnya sang Profesor bertanya..


🤓 Professor :

"Kenapa kamu tidak memilih "orang tua" yang membesarkanmu...?!?

tidak juga memilih

" anak " darah dagingmu...?!?

kenapa kamu memilih

" ISTERI " ....?!? ...Toh istri bisa dicari lagi khan..?!?..

Semua orang didalam ruang kuliah terpana menunggu jawaban dari mulut mahasiswa itu...

Lalu mahasiswa itu berkata lirih :

"Seiring waktu berlalu,... orang tua saya harus pergi.... dan meninggalkan saya....;

Demikian juga anak saya... Jika dia sudah dewasa lalu menikah... Artinya dia pasti meninggalkan saya
juga.....

Akhirnya... orang yang benar2 bisa menemani saya dalam hidup ini... bahkan yang dengan sabar dan
setia mendampingi dan mensupport saya saat tertatih dan ter-seok2 berjalan menghadapi himpitan
kehidupan untuk meraih karier hanyalah " ISTRI "saya...

Setelah menarik nafas panjang dia melanjutkan,

"Orangtua dan anak bukanlah saya yang memilih....., tapi TUHAN yang menganugerahkan....

Sedangkan "ISTERI".. saya sendirilah yang memilihnya dari sekian wanita yang ada dan saya kenal...

Renungan yang membutuhkan pemikiran yang mendalam. Pasti situasi n kondisi yang berbeda akan ada
pilihan yang tidak sama !

Dituntut tanggung jawab suami yang telah berani mengambil seseorang menjadi isterinya.

👏👏 *Menarik untuk direnungkan...*😔 *salam cinta buat istri...*

[7/13, 13:15] Romo Ary: Renungan 029

Rabu, 13 Juli 2016

PROFESOR YANG SOMBONG

Pada suatu hari, seorang Professor pulang kedesa. Naik perahu kecil memancing ikan ke tengah lautan.

Dalam perjalanan ke tengah laut terjadilah dialog yang menarik.

“Apa kamu bisa berbahasa Inggris?”, tanya sang professor kepada si nelayan.
“Wah, terus terang saja saya tidak sempat belajar bahasa Inggris karena aku hanya belajar sampai SMP
dan kemudian menjadi nelayan" jawab si nelayan dengan ringan dan sedikit malu-malu.

“Rugi sekali kamu tidak bisa bahasa Inggris, dengan bahasa Inggris kamu bisa mempelajari aneka ilmu,
berkeliling dunia, merantau dan bisa menjadikan kamu kaya raya. Sebaliknya jika kamu tidak bisa bahasa
Inggris berarti kamu sudah kehilangan 50% hidupmu,” kata sang profesor dengan nada yang mulai
menampakkan keunggulan dan kesombongannya.

Kemudian profesor bertanya lagi, “Kalau ilmu matematika kamu bisa tidak?”.

Dengan malu yang makin besar, maka suara lirih sang nelayan menjawab parau, “Apalagi ilmu
matematika, dengan bekal cuma lulusan SMP pasti tidak tahu banyak tentang Matematika”.

Jawaban si nelayan menjadikan sang profesor makin besar kepala dan senyum2 merendahkan.

Ditengah laut, tiba-tiba cuaca berubah menjadi mendung, ombak tinggi dan hujan bercampur angin
lebat menerpa perahu kecil itu.

Melihat kondisi ini, sang profesor sangat ketakutan dan memegang erat-erat tepian perahu.

“Tenang saja profesor ombak ini tidak akan membinasakan kita. Ini biasa terjadi kalau cuaca seperti ini”,
celetuk si nelayan memberikan penerangan kepada sang profesor.

“Kita tidak usah takut. Jika ombak menghempaskan perahu ini, kita tinggal berenang beberapa ratus
meter dari sini, maka kita akan sampai ke daratan pantai”, tambah si nelayan.

Mendengar ucapan itu, makin takutlah sang profesor dan mendekap erat si nelayan.

Sang profesor kemudian berkata, “Justru karena saya tidak bisa berenang maka saya takut jika perahu
ini terbalik dan ombak menghempaskan kita di tengah laut,” profesor berkata dengan penuh ketakutan.

“Wah percuma kamu jadi profesor, tapi tidak bisa berenang, kalau tidak bisa bahasa Inggris dan
Matematika tadi kamu katakan akan kehilangan 50% hidupmu, tapi jika saat ini kamu tidak bisa
berenang maka kamu akan kehilangan 100% hidupmu.”

Pesan Moral:

Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Tidak perlu menyombongkan kelebihan yang dimiliki dan
merendahkan kekurangan orang lain.

Bila mampu saling melengkapi, maka Ketidak kesempurnaan akan menjadi sempurna dan membawa
manfaat bagi kita.

🌷🌷🙏?🙏

[7/14, 16:18] Romo Ary: Renungan 030

Kamis, 14 Juli 2016


bersama Trissangell

TEORI FONDASI RUMAH TANGGA

1+1=1

Mengapa banyak pernikahan yang gagal atau tidak bahagia?

Tentu penyebabnya ada banyak faktor.

Salah satunya ialah fondasi dari rumah tangga yang mereka dirikan rapuh.

Alasan yang paling umum orang menikah ialah karena telah cukup umur dan suka sama suka. Alasan lain
karena faktor 'kecelakaan', bisnis, tekanan ekonomi, tradisi, kebutuhan biologis, desakan orang tua, dll.

Pernikahan bukanlah 1+1=2, melainkan 1+1=1.

1+1=1 adalah memungkinkan, bila pasangan suami isteri bersedia masing-masing mngurangi ½ egonya
menjadi ½+½=1.

Setelah menikah, suami-istri harus menghilangkan separuh dari watak individual masing-masing, harus
memiliki persiapan mental untuk dapat melakukan kompromi, saling mengalah dan memaafkan.

Dengan demikian, baru dapat membentuk sebuah mahligai rumah tangga yang sempurna.

Namun ada sekelompok orang yang pernikahannya mengharuskan 1+0=1, maksudnya istri harus tunduk
total pada suaminya tanpa menghiraukan seluruh hak-hak kaum wanita.

Sebaliknya ada laki-laki yang terpaksa tunduk pada istriya habis-habisan karena istri lebih mapan dalam
hal pendidikan & ekonomi.

Tentu saja kelompok 1+0=1 merupakan pernikahan yang tidak sehat.

Pernikahan yang bahagia adalah bersatunya dua orang yang bersedia saling memaafkan dan menerima
apa adanya.

Agar perkawinan anda tetap meluap dengan kasih, kalau anda salah, harus berani mengakui dan minta
maaf.

Dan jika anda benar, tetaplah diam dengan bijaksana dan memaafkan.

Selalu mencintai dengan tulus dan sepenuh hati, itulah kunci untuk bahagia.

Rahasia menjadi pasangan suami istri yang bahagia, sesungguhnya tidak pernah dapat diajarkan, tetapi
harus terus belajar dan belajar.

Yang paling menyenangkan dalam suatu pernikahan adalah bangun cinta lagi setiap hari dengan
pasangan kita.
Salam Bahagia !

[7/15, 16:57] Romo Ary: Renungan 031

Jum'at, 15 Juli 2016

10 SARAN MEMASUKI USIA TUA

1.Tinggallah ditempat sendiri di lingkungan yang cocok , untuk bisa menikmati hidup dengan kebebasan
dan privasi.

2. Pegang sendiri aset dan tabungan anda bersama pasangan atau orang yang betul betul bisa anda
percayai.

3. Berikan milik anda pada anak, kalau memang anda mempunyai kelebihan untuk memberi , dan atur
apa yang akan anda bisa berikan kalau anda sudah meninggal

4. Jangan menggantungkan hari tuamu kepada anak, meskipun ada janji-janji dari mereka. Ingatlah
bahwa anda harus mandiri tanpa tergantung anak.

5. Jangan mencampuri kehidupan , rencana dan masa depan anak . Dan sebaliknya jangan biarkan
kehidupanmu diatur oleh anak.

6. Jangan membandingkan keadaanmu dengan nasib orang lain, terimalah apa yang anda dapati secara
legawa, dan jangan iri hati atau mengharapkan apapun dari orang lain.

7. Jangan menggunakkan usiamu untuk mendapat belas kasihan orang, respek atau perhatian dari
orang lain.

8. Dengar apa yang orang katakan, dan lihat apa yang orang lakukan, tetapi bertindaklah sesuai suara
hati tanpa tergantung orang lain.

9. Perluas lingkungan, teman dan semua, yang dapat saling memberikan sesuatu secara timbal balik.

10. Bila anda merasa telah cukup hasil kerja anda, berhentilah, untuk bisa menyisakan waktu, yang bisa
anda nikmati , dengan syarat jangan berhenti beraktivitas baik jasmani maupun pikiran.

Tetaplah aktip melakukan sesuatu yang membuat anda bahagia. Semua ini akan menunjang hidup sehat
menuju hari tua, yang mungkin bisa menjadi lebih panjang dan membahagiakan.

😊🙏?🙏?🙏

[7/16, 15:38] Romo Ary: Renungan 032

Sabtu, 16 Juli 2016

bersama Triss Angell


SAJAK SEPULUH HARAPAN SEMPURNA

TEN PERFECT HOPE POEM

1. Semoga aku senantiasa mencari siapa yang bisa kubantu. Semoga aku memberi untuk mengikis
keakuan.

Hopefully I'm always looking for anyone who can help I, May I give to erode the self.

2. Semoga aku santun dan tidak merugikan pihak lain. Semoga aku terkendali dalam pikiran, perkataan,
dan perbuatan.

Hopefully I'm polite and do not harm others. Hopefully I'm in control in thought, word, and deed.

3. Semoga aku mengutamakan kepentingan pihak lain. Semoga aku tak lekat pada yang buruk maupun
pada yang baik.

May I put the interests of other parties. Hopefully I'm not attached to the bad and the good.

4. Semoga aku penuh kesadaran dan pemahaman jernih. Semoga aku piawai dalam membantu pihak
lain.

Hopefully I mindfulness and clear comprehension. Hopefully I'm good at helping others.

5. Semoga aku giat berjuang untuk mencapai tujuan mulia. Semoga aku tak gentar menghadapi segala
rintangan.

May I strive diligently to achieve lofty goals. Hopefully I'm not afraid to face all odds.

6. Semoga aku mampu menanggung kekeliruan pihak lain. Semoga aku melihat sisi baik dari segala
sesuatu.

Hopefully I was able to bear the mistakes of others. May I see the good side of everything.

7. Semoga aku tidak menyembunyikan kebenaran. Semoga aku tulus dan dapat dipercaya

Hopefully I do not hide the truth. Hopefully I'm sincere and trustworthy

8. Semoga aku terus berpegang teguh pada kebenaran. Semoga aku lembut bagai bunga dan kokoh
bagai karang.

May I continue to hold fast to the truth. May I gently like a flower and sturdy like a rock.

9. Semoga aku mengasihi tanpa pilih kasih. Semoga aku bahagia dan membawa kebahagiaan bagi pihak
lain.

May I love without favoritism. May I be happy and bring happiness to others.
10. Semoga aku memperlakukan semua makhluk dengan setara. Semoga aku teduh dan seimbang dalam
segala keadaan.

May I treat all beings equally. Hopefully I'm calm and balanced in all circumstances.

👍😊🙏

[7/17, 08:24] Romo Ary: Renungan 033

Minggu, 17 Juli 2016

bersama Trissangell

APA ITU KEKAYAAN ?

Seorang kaya yang sombong TANPA SENGAJA tertabrak seorang miskin.

Dengan EMOSI ia berkata, "Dasar pengemis bodoh, berani-beraninya kamu MENABRAK saya. Kamu tidak
tahu siapa saya?"

"Maaf Tuan, saya benar-benar tidak sengaja, tapi... sebenarnya Tuan ini siapa?" Kata si pengemis
ketakutan.

Dengan sombong orang kaya menjawab, "Saya orang paling KAYA di kota ini!"

Dengan polos pengemis itu berkata, "Maaf Tuan, tapi setahu saya, orang yang paling KAYA di kota ini
adalah tukang kayu yang tinggal di ujung jalan.

Ia sering sekali mengundang para pengemis seperti saya ini untuk MAKAN di rumahnya."

Mendengar itu, orang kaya itu TERTUNDUK MALU.

Ia juga tahu sepak terjang si tukang kayu yang sebenarnya hidup dalam KEKURANGAN namun selalu
BERBAGI.

Dunia MEMUJA MATERI.

KAYA MISKIN semata-mata diukur atas dasar MATERI, padahal KELIMPAHAN MATERI tidak otomatis
membuat seseorang menjadi KAYA.

KEKURANGAN MATERI tidak lantas membuat seseorang menjadi MISKIN.

KEKAYAAN tidak berbicara tentang berapa banyak yang seseorang MILIKI, melainkan tentang berapa
banyak yang ia BAGIKAN.

Ketika seseorang mau BERBAGI dengan sesamanya, sekalipun tidak memiliki MATERI yang BERLIMPAH.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang KAYA.
Sebaliknya, seseorang yang tidak pernah BERBAGI dengan sesamanya, sekalipun memiliki MATERI yang
BERLIMPAH, ia adalah seorang yang MISKIN.

"Bukan seberapa BANYAK yang kita DAPATKAN, tapi seberapa BANYAK yang dapat kita BAGIKAN"

***

Apakah kita Orang yang KAYA ?

[7/18, 10:30] Romo Ary: Renungan 034

Senin, 18 Juli 2016

SUNGAI KEHIDUPAN

Bila di perhatikan, SUNGAI yang aliran airnya TIDAK LANCAR, ada beberapa PENYEBABNYA yaitu :

•☑• *SAMPAH*

Kadang kita tidak bisa mengalirkan HAL² yang BΑÍK, karena HIDUP kita banyak SAMPAH².

SAMPAH GOSIP, PIKIRAN NEGATIF, KEBENCIAN, DENDAM,IRI HATI, KEMARAHAN, SAKIT HATI,
KEJENGKELAN dan sebagainya.

Saat membiarkan diri kita TERMAKAN oleh GOSIP / OMONGAN NEGATIF orang lain, rasa KESAL, MARAH
& KECEWA akan memenuhi HATI kita.

Belajarlah MENGUASAI PIKIRAN, karena kita tidak bisa MELARANG orang lain MEMBICARAKAN kita,
namun kita bisa MENJAGA PIKIRAN kita untuk tetap TENANG.

•☑• *BATU*

BATU berbicara tentang KEKERASAN HATI.

Tidak jarang perbuatan orang lain membuat kita SAKIT HATI, lalu MENDENDAM.

Dan kita akan di hadapkan dengan DUA PILIHAN : Mau MEMAAFKAN?

atau Tetap MENDENDAM kepada orang tersebut ?

Sebaiknya kita belajar untuk memaafkan orang tersebut, karena kalau kita mendendam kepada
seseorang, sama dengan menyakiti diri kita sendiri.

•☑• *LUMPUR*

LUMPUR MASA LALU


Mungkin kita memiliki MASA LALU yang BURUK, yang belum di selesaikan.

Karena itu, penting bagi kita untuk melupakan MASA LALU, agar dapat menjadi SUNGAI yang
mengalirkan KEHIDUPAN BARU.

SUNGAI tidak bisa mengalir dengan lancar, bila masih ada SAMPAH, BATU & LUMPUR.

Demikian juga hidup kita, Mari kita bersilangan aliran SUNGAI KEHIDUPAN yang ada dalam diri kita
masing2.

🙏🙏🙏

[7/19, 20:48] Romo Ary: Renungan 035

Selasa, 19 Juli 2016

bersama Bambang SD

BIJAK BUKAN BERARTI TIDAK ADA MASALAH.

Orang Bijak bukan TIDAK punya MASALAH, tapi dapat mengatasi MASALAH dengan BENAR.

Orang bahagia bukan karena HIDUP tanpa KESUSAHAN, tapi kesusahan diubahnya menjadi SUKACITA.

Orang beriman bukan karena RAJIN doa dan beribadah saja, tapi mampu mewujudkan doa dan ibadah
menjadi KARYA yang indah bagi orang sekitarnya.

Bertumbuh MENJADI tua adalah sebuah kehidupan, tetapi menjadi dewasa adalah sebuah
PENGALAMAN.

Semua orang pasti akan menjadi TUA, tetapi tidak semua orang bisa menjadi DEWASA.

Orang DEWASA adalah orang yang sudah bisa bertanggungjawab, bijaksana, selalu bersyukur, dan
rendah hati

Mulai melakukan KEBENARAN dalam hal kecil sekalipun.

Semoga kitapun bisa ...😇

🙏?🙏?🙏

[7/20, 12:31] Romo Ary: Renungan 036

Rabu, 20 Juli 2016

bersama Trissangell

MEMBERI DAN MENERIMA


Persamaan dan perbedaaan antara Danau Galilea dan Laut Mati?

Perbedaan yang paling utama adalah Danau Galilea adalah sebuah danau, sedang Laut Mati adalah
sebuah laut.

Tapi ada perbedaan penting yang dapat menjadi pelajaran bagi manusia.

Mungkin kita perlu mengetahui persamaannya terlebih dahulu.

Persamaannya adalah Danau Galilea dan Laut Mati mendapat air dari sumber yang sama yaitu sungai
Yordan.

Perbedaannya?

Danau Galilea sangat indah, dan disekelilingnya tumbuh berbagai jenis tanaman dan banyak orang yang
bermukim disekitarnya. Dan didalam danaunya banyak jenis ikan, hewan air yang hidup dan
berkembang.

Sebaliknya, Laut Mati adalah tempat yang tidak bisa ditinggali. Tak ada tumbuhan atau spesies yang
dapat hidup didalam maupun disekeliling laut mati, karena kadar garamnya yang begitu tinggi. Bukan itu
saja bau pada daerah laut mati ini juga sangat tidak sedap.

Mengapa keduanya bisa sangat berbeda? Padahal sumber airnya sama.

Hal ini, dikarenakan Danau Galilea “menerima dan memberi”.

Danau Galilea meneruskan airnya ke danau lain yang juga memanfaatkannya.

Sedangkan Laut Mati “menerima dan menyimpan” untuk dirinya sendiri, air yang masuk ke Laut mati
tidak pernah keluar lagi.

Begitu pula, manusia jangan hanya bisa menerima saja, tapi juga harus bisa memberi bagi orang lain
yang membutuhkan.

Apa saja yang telah kita terima. baik berkah, talenta, kekayaan, kepintaran, jangan hanya dinikmati
sendiri, tapi bagilah agar juga dapat menjadi berkah bagi orang lain.

THE MORE YOU GIVE,THE MORE YOU GET.

Anda mungkin juga menyukai