Anda di halaman 1dari 27

KELAHIRAN DAN KEMATIAN

Latihan yang baik adalah bertanya kepada diri sendiri dengan sungguh-sungguh, "Mengapa
saya dilahirkan? Bertanyalah kepada dirimu tiap pagi, sore, dan malam hari...setiap hari.
Kelahiran dan kematian kita merupakan satu ikatan. Kita tidak memiliki kematian tanpa
kelahiran dan sebaliknya. Suatu hal yang lucu bila melihat kematian, orang-orang menagis
dan sedih, tetapi menerima kelahiran dengan begitu bahagia dan gembira. Ini merupakan
pikiran yang salah. Saya kira bila Anda ingin menangis, lebih baik dilakukan pada saat
seseorang dilahirkan, Menangislah di awal, karena jika tida ada kelahiran, maka tidak aka
ada kematian. Bisakah Anda memahami ini?
Anda bisa mengkaji, apakah orang akan mengerti bagaimana hidup di dalam kandungan
ibu? Betapa tidak nyamannya! Lihatlah, seperti tinggal di dalam sebuah gubug yang satu
hari saja sulit untuk dilalui. Bila Anda mengunci semua pintu dan jendela, maka Anda akan
mati lemas. Bagaimana keadaan Anda bila Anda berada di dalam kandungan seorang ibu
selama sembilan bulan? Sekalipun demikian Anda masih ingin dilahirkan kembali! Sangat
tidak nyaman berada di dalam kandungan, juga leher kamu akan tersimpul sekali lagi.
Mengapa kita dilahirkan? Kita dilahirkan supaya kita tidak terlahir kembali!
Bila mereka tidak memahami kematian, hidup dapat menjadi sangat membingungkan.
Buddha bersabda kepada murid-Nya, Ananda, untuk melihat ketidakkekalan, melihat
kematian dalam setiap pernapasan. Kita harus mengetahui kematian! Kita harus mati
supaya hidup. Apakah artinya ini? Mati adalah mengakhiri semua keragu-raguan kita. Semua
pertanyaan kita hanya sampai di sini dengan realita yang ada. Anda tidak akan pernah mati
besok! Anda harus mati sekarang. Dapatkah Anda memahaminya, Anda akan mengalami
ketenangan dan tidak akan ada pertanyaan lagi.
Kematian adalah sama dekatnya seperti pernapasan kita.
Bila Anda telah terlatih dengan benar, Anda tidak akan takut pada waktu Anda jatuh sakit,
Juga tidak sedih bila seseorang meninggalkan dunia. Pada waktu anda pergi ke rumah sakit
untuk suatu perawatan, pasti dalam pikiran Anda terbetik suatu pertanyaan, jika Anda
sembuh, itu hal yang baik; tetapi jika Anda mati, itu juga hal yang baik. Saya pastikan, jika
dokter memberitahu Saya bahwa Saya menderita kanker dan akan segera mati dalam
beberapa bulan, Saya akan mengingatkan dokter tersebut, "Hati-hati, karena kematian akan
datang pada Anda juga. Hanya ada satu pertanyaan, siapa yang akan mati terlebih dahulu
dan siapa yang akan mati kemudian." Dokter itu tidak akan menyembuhkan kematian atau
mencegah kematian. Hanya Buddhalah dokternya. Jadi, mengapa tidak datang dan
menggunakan obat Buddha?
Jika Anda takut terhadap penyakit, jika Anda takut terhadap kematian, maka Anda harus
merenung sesaat, "Darimana penyakit dan kematian itu berasal ?" Mereka timbul dari
kelahiran. Jadi, jangan bersedih bila seseorang mati-itu sesuatu yang alami, penderitaannya
dalam kehidupan ini telah berakhir. Bila Anda ingin bersedih, bersedihlah saat seseorang
dilahirkan! Oh. tidak, mereka telah datang kembali. Mereka akan menderita dan mati

kembali!
Mereka yang telah mengerti, mengetahui dengan pasti bahwa semua fenomena yang
terkondisi adalah tidak penting. Jadi "mereka yang telah mengerti" tidak menjadi gembira
atau sedih, tidak mengikuti perubahan keadaan. Tidak menjadi gembira karena kelahiran;
tidak menjadi sedih karena kematian. Karena kita mati, maka kita dilahirkan kembali. Bila
dilahirkan, kita akan mengalami kematian kembali. Kelahiran dan kematian berasal dari satu
moment ke moment berikutnya dalam perputaran roda samsara yang belum berakhir.
Oleh: Ven Ajahn Chah

Unlike Share

Renungan Puisi from Sefung


jika dunia ini segalanya tuhan yg menentukan
mungkin aku sebagai manusia
tidak perlu lelah merencanakan ini semua
biarpun direncanakan ataupun tidak direncanakan
semuanya dari awal sudah ditentukan

jika kebahagian dan penderitaan merupakan suatu kehendak


aku tidak akan perlu mencari lg dimana sumber kebahagian
yg bisa kuperoleh di dunia ini utk mengakhiri penderitaan
karena iman yg buta...
manusia tidak mau menerima suatu bukti kebenaran
maka selamanya dia akan terbelenggu oleh kebodohannya sendiri...
bila ia hanya percaya apa yg ia dengar dan ia baca
siang dan malam aku merenung
kenapa aku ada di dunia ini..
semuanya hanya menjawab karena aku adalah ciptaan tuhan.
jika manusia adalah ciptaanya
kenapa begitu byk belenggu penderitaan, kemiskinan, dan kebodohan...
aku bertanya tanya tapi tidak menemukan jawaban itu..
semua hanya bisa menjawab itulah cobaan....
atas dasar apa tuhan menguji dan mencobai manusia ?
apa karena ketidak tahuan tuhan itu.
waktu berlalu berkalpa-kalpa
dan saat ini aku menemukan jawabanya...
jika bukan karena Buddha
mungkin aku disini akan duduk pasrah menerima semua kehendak
tanpa perlu mencari penyebabnya
baik kebahagiaan ataupun penderitaan
jika itu adalah kehendak....
mungkin manusia yg terlahir sengsara
dikarenakan segala penderitaan
akan berkata tuhan adalah sumber malapetaka bagi mereka
karena sabda Buddha ada sekarang
membuat pikiran ini terbuka untuk melangkah
dihari depan yg lebih baik
terimakasih Buddha....
Engkaulah Guruku

TUHAN DAN KARMA, yang mana yang Nyata?


Sahabat
sosok yg maha ini dulunya pernah membuat saya lemah dan goyah tanpa arah dan tujuan
pasti... ketika dihadapkan kepada permasalahan kehidupan yg berat saya hanya bisa berdoa "Oh
Tuhan Tolonglah.." kemudian hari demi hari berlalu.... masalah yg saya hadapi akibatnya
kutanggung sendiri jua... kemudian sambil menangis saya bertanya kepadanya "Mengapa dan
Mengapa" tp tidak pernah ada jawaban sehingga terkadang munculllah pikiran menyalahi tuhan
atas derita nasib dan masalah yg menimpa saya... tak pernah saya berusaha untuk lebih banyak
berbuat kebajikan... karena pikiran saya telah terpatri adanya suatu sosok yg dapat menolong
saya di kehidupan ini ataupun setelah mati. hasilnya nol besar... yg ada hanya pikiran yg
berusaha membenarkan semua kesemuan ini...dan semakin saya menjadi goyah dan ragu...
Kemudian saya mengenal yg namanya "Karma"
Setelah mengenal karma pikiran saya lebih terbuka dan bersikap lebih bijaksana... dan tidak
pernah saya menyesali beratnya masalah kehidupan yg saya hadapi yg merupakan buah karma
yg dulu saya perbuat... sehingga membuat saya lebih damai dan terus menerus menambah
perbuatan baik.... serta pikiran saya sudah tidak pernah menyalahkan tuhan lagi...damainya
hatiku....
Tidak di langit, di tengah lautan, di celah-celah gunung
atau di manapun juga dapat ditemukan suatu tempat
bagi seseorang untuk dapat menyembunyikan diri
dari akibat perbuatan jahatnya.
(Dhammapada syair 127.)
Karenanya, Ananda,
bersemayamlah sebagai pulau bagi dirimu sendiri,
pelindungmu sendiri, tiada pelindung lain;
Dhamma sebagai pulaumu,
Dhamma sebagai pelindungmu,
tiada pelindung lain.
(Mahaparinibbana Sutta, Digha Nikaya.)
Buatlah pulau bagi dirimu sendiri.
Berusahalah sekarang juga dan jadikan dirimu bijaksana.
Setelah membersihkan noda-noda
dan bebas dari nafsu keinginan,
maka kelahiran dan kematian tidak akan datang lagi padamu.
(Dhammapada syair 238).
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta __/|\__
Ini ceritaku... bagaimana ceritamu... :))

There are 10 Perfect Mental Qualities!


Contemplation of the Ten Perfecting Qualities (Dasa Parami):
1: May I be generous and always helpfully giving service (Dna parami).

2: May I be morally pure, virtuous and well-disciplined (Sla parami).


3: May I be modest and withdrawing into simple living (Nekkhamma parami).
4: May I be wise by understanding what should be known (Pa parami).
5: May I be enthusiastic, energetic, & never giving up the good (Viriya parami).
6: May I be patient, tolerant, and forgive other's wrongs (Khanti parami).
7: May I be honest, trustworthy, scrupulous, and truthful (Sacca parami).
8: May I be firm, resolute, determined, and immovable (Adhitthna parami).
9: May I be kind, gentle, compassionate and friendly (Mett parami).
10: May I be calm, balanced, serene and imperturbable (Upekkh parami).
May I train to be mentally perfect. May I be perfect to keep training!

TIPS Menghargai Tiap Momen melalui Pandangan Benar & Pengembangan Batin
Tiada yang bisa kembali ke masa lalu untuk mengubah yang telah terjadi, tapi kita bisa memulai sesuatu DI
SINI DI SAAT INI untuk menentukan masa depan.
Apa yang kita pikirkan, ucapkan dan perbuat saat ini menciptakan masa depan.
Lalu bagaimana "tips" agar kita bisa efektif, efisien & leluasa memanfaatkan tiap momen, tidak terpaku
masa lalu, tak tergoncangkan di masa kini, juga tak mengkhawatirkan masa depan, dalam rangka:
1. Menghindari kejahatan atau apapun yang merugikan.
2. Melakukan kebajikan dan hal-hal yang bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain (mengasihi,
berbagi, berbuat bajik, berlatih, & berkarya)?
TIPS 1:
Mengenali PANCA NIVARANA (5 RINTANGAN BATIN) sebagai "alarm atau sinyal tanda bahaya" karena pikiran
yang diliputi 5 NIVARANA, bentuk-bentuk batin buruk, selain menghambat & melemahkan kebijaksanaan
juga menghasilkan akibat buruk (AKUSALA CETASIKA), selain itu mereka tidak bermanfaat baik demi
kebaikan di masa kini maupun di masa depan:
LOBHAMULA CITTA :
1. Nafsu keinginan/keserakahan (kmacchanda)
DOSAMULA CITTA :
2. Kebencian / Ketidaksukaan termasuk kemarahan (vypda)
MOHAMULA CITTA :
3. Kegelisahan & Rasa sesal (uddhacca-kukkucca)
4. Keragu-raguan/Kebingungan (vicikicch)
THIDUKA CETASIKA :
5. Kemalasan & Kelambanan batin (thna-middha)
TIPS 2:
Ditunjang dengan berlatih meditasi ANAPANASATI, mengamati, menyaksikan sendiri betapa alami & betapa
bukan-diri-nya keluar masuknya napas, sebagai landasan untuk melihat sifat bukan diri (anatta) batin &
jasmani sehingga mengurangi ketergantungan dan kemelekatan [upadana] terhadap batin & jasmani.

TIPS 3:Menerapkan Perhatian Benar (SAMMA SATI), mengembangkan 4 SATIPATTHANA:


* Terhadap JASMANI,mengetahui JASMANI (materi) hanyalah sebagai jasmani semata (fenomena alami alam
bukan diri, diriku, milikku). . .
-> KAYANUPASSANA

* Terhadap PERASAAN, mengetahui PERASAAN hanyalah sebagai perasaan semata (fenomena alami alam
bukan diri, diriku, milikku). . .
-> VEDANANUPASSANA
* Terhadap PIKIRAN, mengetahui PIKIRAN hanyalah sebagai pikiran semata (fenomena alami alam bukan diri,
diriku, milikku). . .
-> CITTANUPASSANA
SINGKATNYA:
* Mengetahui BATIN (NAMA) hanyalah sebagai fenomena BATIN semata..
* Mengetahui JASMANI/materi (RUPA) hanyalah sebagai fenomena JASMANI/materi semata..
* Terhadap segala sesuatu, mengetahui segala sesuatu [dhamma], baik unsur individual maupun paduan
unsur-unsur, hanyalah sebagai fenomena semata (fenomena alami alam bukan diri, diriku, milikku). . .
-> DHAMMANUPASSANA
ATAU melakukan perenungan dan pengembangan pandangan benar sehubungan dengan sifat ANATTA
(anattasaa).
"YANG ADA DISINI, YANG DISEBUT DIRI INI" sesungguhnya hanyalah paduan batin & jasmani.
BATIN (Nama) ini memang ADA.
JASMANI (Rupa) ini memang ADA.
Inilah BATIN. Inilah JASMANI.
Beginilah BATIN (dgn segala sifat & perilakunya).
Beginilah JASMANI (dgn segala sifat & perilakunya).
Beginilah fenomena bukan diri/diriku/milikku.
Semata fenomena alam impersonal, yang tak dapat "digenggam".
Dengan SIFATNYA yang (Anicca, Dukkha & Anatta):tidak kekal, berubah-ubah, berproses, tertampak timbul
lenyapnya, tak dapat digenggam, tak bisa dijadikan landasan kepuasan, memiliki sifat, perilaku,
keterkondisian, dan hukum alaminya sendiri, bukan diri, bukan personal, tak mengandung suatu diri, &
bukan milik siapapun.
JASMANI ini ada, bukan suatu diri...
PERASAAN ini ada, bukan suatu diri...
PIKIRAN ini ada, bukan suatu diri...
FENOMENA ALAMI ALAM (Unsur-unsur individual maupun paduannya) ada, bukan suatu diri...
Begitulah fenomena alami yang kosong, bukan personal.
Memiliki sifatnya sendiri, perilakunya sendiri, mekanisme keterkondisiannya sendiri, dan hukum alaminya
sendiri, tidak kekal, dan tak bisa dijadikan landasan kepuasan.
BAIK berupa unsur individual maupun berupa kombinasi atau paduan yang menghasilkan ilusi tentang
adanya entitas tunggal, mereka adalah bukan diri/atta, kosong dari suatu diri/atta...
TIMBUL dan LENYAP..
BERPADU dan TERURAI..
Tidak kekal..
Begitulah fenomena alami yang kosong, bukan suatu diri/atta.
Memiliki sifatnya sendiri, perilakunya sendiri, mekanisme keterkondisiannya sendiri, dan hukum alaminya
sendiri, tidak kekal, dan tak bisa dijadikan landasan kepuasan.

Makhluk sebenarnya hanyalah paduan khandha-khandha, paduan unsur-unsur impersonal, kosong, bukan
diri,.. SEMATA FENOMENA PADUAN impersonal yg terkondisi, TIMBUL & LENYAP, BERPADU & TERURAI, anicca,
dukkha, & anatta...
Dengan mengetahui sebagaimana adanya, hendaknya pikiran berhenti di sana, tidak mengkonsepsikannya,
tidak mempersepsikannya LEBIH JAUH sebagai suatu atta atau mengandung atau milik suatu atta.
Sesuatu yang memiliki sifat, perilaku, keterkondisiannya sendiri, tidak kekal (karena terkondisi), tidak bisa
dipegang, dipertahankan semau kita, tak bisa patuh semata pada keinginan kita, tak bisa selalu mewakili
keinginan kita (karena mereka punya mekanisme keterkondisian atau hukumnya sendiri), maka mereka tak
bisa dijadikan landasan kepuasan, Dengan melihat ini, kita mengetahui bahwa mereka ternyata tidak
mewakili diri. Ternyata mereka bukan diri, melainkan fenomena alami alam yang impersonal.
KARENA bukan diri/personal (ANATTA) & kosong dari suatu diri/personal (SUATA),
Mereka timbul, ada, berubah, berproses, & lenyap;
berperilaku sesuai dengan kondisi-kondisi penunjang & hukum alaminya,
DENGAN atau TANPA SEPENGETAHUAN kita,SEJALAN atau TIDAK SEJALAN dengan keinginan/kehendak.
Begitulah adanya unsur-unsur batin & jasmani ini dengan segala sifat-sifat tipikalnya.
LET GO OF THEM AS THEY REALLY ARE..
What do we expect?
******

"... singkatnya Pancakkhandha (batin & jasmani) yang merupakan objek/sasaran kemelekatan adalah
DUKKHA ~> melekat padanya adalah DUKKHA"
<Maha-Satipatthana Sutta & Dhammacakkapavattana Sutta>
"MELEPASKAN apa yang BUKAN MILIK KITA akan membawa kesejahteraan dan kebahagiaan sejati.
Apa yang bukan milik kita? J
asmani ini, Perasaan ini, Persepsi ini, Bentuk-bentuk batin atau pikiran ini, & Kesadaran ini."
<Alagaddupama Sutta>
"Apakah BEBAN yang terberat?Jasmani ini, Perasaan ini, Persepsi ini, Bentuk-bentuk batin atau pikiran ini,
dan Kesadaran ini."
<Bhara Sutta>
******
Apapun yang menghalangi, membebani, atau melumpuhkan kita dalam mengasihi, berbagi, berbuat bajik,
berlatih, & berkarya; itu adalah ketidaktahuan dan kemelekatan terhadap Pancakkhandha (batin & jasmani).
Apapun yang mendorong kita dalam kejahatan dan segala hal yang merugikan serta tak bermanfaaat; itu
adalah ketidaktahuan dan kemelekatan terhadap Pancakkhandha (batin & jasmani).
Semoga dengan "mengetahui, memaklumi, & melepas segala sesuatu sebagaimana adanya (ANICCA,
DUKKHA, & ANATTA)",
terbebas dari cengkeraman atau genggaman nafsu keinginan, kebencian, dan ketidaktahuan
(seperti gagasan keliru "diri, diriku, milikku", ketidaktahuan akan 4 Kebenaran Mulia, Hukum Sebab Musabab
Yang Saling Bergantungan, Mekanisme Keterkondisian/Proses Kausalitas atau Sebab Akibat Impersonal,dll);
semua berbahagia & terbebas dari segala bentuk penderitaan, rintangan, & hal-hal yang tidak perlu.
SUMBER:
- DN 22. Maha Satipatthana Sutta
- AN 9.64 Nvarana Satipatthna Sutta
- MN 131. Bhaddekaratta Sutta
- MN 22. Alagaddupama Sutta
- MN 109. Maha Puama Sutta

Parami hanya bisa suci jika tidak dinodai oleh kotoran batin seperti kemelekatan,
keangkuhan, pandangan salah, dan tidak memiliki pikiran atas kualitas dari benda-benda
yang didanakan dan penerima-penerimanya.
Kemelekatan terhadap objek yang akan diberikan (lobha), merasa tidak senang terhadap si
penerima (dosa), dan bingung atas kedermawanan dan manfaatnya (moha) adalah
bertentangan dengan Kesempurnaan Kedermawanan, karena hanya dengan ketidakhadiran
kemelekatan, ketidaksenangan, dan kebingungan maka suatu perbuatan Kedermawanan
dapat dilakukan.
Sepuluh perbuatan buruk adalah bertentangan dengan Kesempurnaan Moralitas karena
pelaksanaan Sila hanya dapat dicapai jika seseorang bebas dari pikiran, perkataan, dan
perbuatan buruk.
Melepaskan keduniawian adalah perbuatan mulia untuk menghindarkan diri dari kenikmatan
indria, kebencian terhadap makhluk lain, dan kebodohan; oleh karena itu kegemaran akan
kenikmatan indria (lobha), kebencian terhadap makhluk lain (dosa), dan kebodohan (moha)
adalah bertentangan dengan Kesempurnaan Melepaskan keduniawian.
Kemelekatan, kebencian, dan kebodohan membutakan makhluk-makhluk, sedangkan
kebijaksanaan mengembalikan daya lihat dari makhluk-makhluk yang dibutakan tadi.
Dengan demikian tiga faktor tidak baik ini yang menyebabkan kebutaan adalah
bertentangan dengan Kesempurnaan Kebijaksanaan.
Karena kemelekatan seseorang menjadi enggan melakukan kebajikan; karena kebencian
seseorang tidak dapat melakukan perbuatan baik; dan karena kebodohan sesorang tidak
dapat berusaha di jalan yang benar. Hanya dengan usaha seseorang dapat melakukan
kebajikan tanpa merasa enggan, dilakukan dengan mantap dan dengan cara yang benar.
Demikianlah tiga faktor tidak baik ini adalah bertentangan dengan Kesempurnaan Usaha.
Hanya dengan kesabaran seseorang dapat bertahan (dari
kecenderungan) dari keserakahan atas objek yang disukai atau kebencian atas objek yang
tidak disukai dan dapat memahami ketanpa-dirian dan kekosongan dari fenomena alami:
dengan demikian kemelekatan, kebencian. dan kebodohan yang tidak mampu memahami
sifat kosong dari fenomena adalah bertentangan dengan Kesempurnaan Kesabaran.
Tanpa kejujuran seseorang pasti berprasangka miring oleh kemelekatan karena jasa yang
dilakukan oleh orang lain, atau oleh ketidaksenangan karena kerugian yang diakibatkan oleh
orang lain; karena itu kebenaran tidak berlaku pada situasi demikian. Hanya dengan
kejujuran seseorang yang dalam situasi menghadapi kesukaan atau ketidaksukaan dapat
terbebas dari prasangka miring yang disebabkan oleh keserakahan, atau oleh kebencian
atau kebodohan yang menghalangi kebenaran. Dengan demikian tiga faktor buruk ini adalah
bertentangan dengan Kesempurnaan Kejujuran.
Dengan Tekad seseorang dapat mengatasi kesenangan dan ketidaksenangan dari

perubahan dalam hidupdan tetap tidak tergoyahkan dalam memenuhi Parami; dengan
demikian keserakahan, kebencian, dan kebodohan yang tidak dapat menaklukkan
perubahan dalam hidup adalah bertentangan dengan Kesempurnaan Tekad.
Mengembangkan Cinta Kasih dapat menangkis rintangan (di jalan kemajuan spiritual*);
demikianlah tiga faktor buruk ini yang bersumber dari rintangan-rintangan tersebut, adalah
bertentangan dengan Kesempurnaan Cinta Kasih.
Tanpa Ketenangseimbangan, keserakahan atas objek yang disukai dan kebencian atas objek
yang tidak disukai tidak dapat dihentikan atau dihancurkan; apalagi melihatnya dengan
pikiran yang seimbang. Hanya jika memiliki Ketenangseimbangan, seseorang dapat
melakukannya. Dengan demikian tiga faktor buruk ini adalah bertentangan dengan
Kesempurnaan Keseimbangan.
(*Catatan: rintangan di jalan kemajuan spiritual: rintangan ini berjumlah lima: (a) semua
bentuk keserakahan dan keinginan; (b) kebencian, (c) kemalasan dan kelembaman, (d)
kegelisahan dan penyesalan, dan (e) keraguan.)

EARLY WARNING [-X : THIS IS A DANGEROUS JOKE!!!

I suggest Maitreya Great Dao or Mi Le Da Dao or Yi Guan


Dao followers do not read this joke.
If you read and then LAUGH :)) , CHUCKLE ^-^ , SMILE ;) , GRIN ;D ,
or just feel its FUNNY =P~ , you will:
1) be transferred to the DEEPEST HELL >:D for ONE BILLION YEARS
:o or
2) be STRUCK :hammer: by HEAVENS LIGHTNING

LAST WARNING [-X : IF YOU DONT WANT TO READ, JUST SKIP


THIS!!!
[size]
------------------------------------------------------------------------------------------------

------------

THE CHAMELEON OF WHITE LOTUS CULT

Buddhist: Are you Buddhist?


Miledadaoist: No, we are Daoist. Cant you read the word DAO in
MiledaDAO , Buddy? ^-^ ^-^
Daoist: Are you Daoist?
Miledadaoist: No, we are Buddhist. Cant you read the words MILE
or Maitreya in MILEdadao , Pal? ;D ;D
Buddhist & Daoist : Hey, do you try to cheat both of us? :ngomel:
:ngomel:
Miledadaoist : No. We are the new version of Bai Lian Jiao
A.K.A. White Lotus Cult. Gotcha!!! =))

JOKERS PROVOCATION :
Want to be saved instantly? Want to go to Nirvana instantly? Go to
Temple of Mi Le Da Dao for Qiu Dao or Asking Dao or
Memohon Ketuhanan.
Or go to its rival and competitor: Yi Guan Dao (both are from
one Guru but now separated) ;D

You will get the True Initiation or Inisiasi Sejati for Freeeeee,
Babe! ;)
But I must to tell you this : Miledadao is a sophisticated cult derived
from White Lotus Secret Society. :o
Its easy to get in but dont you ever try to get out, Pals. :))

sources: www.w*hara.com & www.dhammacitta.org (after I read


hundreds of threads / articles)
----------------------------------------------------------------------------------Jokes are good for your brains health. :))
Jokers are the enemy of every cult built by every clown. :o)
Thanks & GRPs are welcome. ;D
=========================================
====
2010, copyright, all wrongs reserved, translators and translation are
not prohibited, but she/he is under the obvious-vicious-malicious
threat of Lightnings Strike :o and Deepest Hells punishment >:D
provided by the Lao Mu. ^:)^

You can read my another refreshing jokes about another


sophisticated cult in here
Sorry, you are not allowed to see this part of the text. Please login or
register.

Aliran MAITREYA [telaah kristis]


APAKAH SANG Buddha MASA MENDATANG TELAH HADIR DI DUNIA INI?
PENGANTAR
Negeri kita dimarakkan oleh suatu aliran keagamaan
yang menamakan dirinya Maitreya, yang dalam Bahasa Mandarin disebut
dengan Yi Guan Dao (baca I Kwan Tao). Sesungguhnya sebagai seorang
Buddhis kita dapat menghormati agama dan aliran apapun, sebagaimana
yang diajarkan Sang Buddha dalam UPALI SUTTA, namun yang menjadi
masalah aliran ini telah mendompleng nama Buddhisme dalam
penyebarannya.
Dalam makalah kali ini kita akan membahas benarkah aliran Maitreya
dapat digolongkan pada Buddhisme dan apabila tidak apakah alasannya.
Mengingat perkembangan aliran ini yang demikian pesatnya. Berdasarkan
pengalaman penulis semasa masih tinggal di Jakarta, pada hampir tiaptiap perumahan terdapat cetiya (mereka menyebutnya dengan istilah
Mandarin: Fo Tang [baca: Foo Dang]) aliran tersebut.
Selain itu kita juga akan membahas gerakan-gerakan keagamaan yang
serupa dengan Maitreya pada sepanjang sejarah Tiongkok untuk menarik
keterkaitannya dengan Aliran Maitreya.
Makalah ini juga tidak dimaksudkan untuk menjelek-jelekkan ataupun
menghina aliran Maitreya, melainkan untuk mendudukkan permasalahan
pada proporsinya yang benar. Bagi rekan-rekan Buddhis diharapkan agar
mendapatkan pengertian yang benar mengenai apa itu sesungguhnya
Aliran Maitreya tersebut. Selamat membaca.
A.SEJARAH.
1.Ciri Khas Umum Aliran-Aliran Sesat dalam Sejarah Tiongkok.
Negeri Tiongkok merupakan tempat yang subur bagi perkembangan berbagai
aliran bidaah atau menyimpang, baik yang berakar dari Taoisme maupun
Buddhisme. Sebelum kita menganalisanya satu persatu, maka baiklah kita
menarik terlebih dahulu ciri-ciri umum aliran-aliran tersebut:
(i).Berawal dari gerakan pemberontakan untuk menggulingkan suatu
dinasti atau pemerintah yang saat itu sedang berkuasa.
(ii).Para pemimpinnya mengaku titisan dewa tertentu (bagi yang
berlatar belakang Taoisme) dan titisan Bodhisattva tertentu (bagi yang
berlatar belakang Buddhis). Dalam propagandanya mereka
mengatakan bahwa dinasti yang sedang berkuasa telah terlalu bobrok dan
mereka telah menerima mandat surgawi untuk berkuasa menggantikan
pemerintahan yang lalim pada saat itu.
(iii).Bagi aliran sempalan yang berlatar belakang Buddhis, Bodhisattva
yang banyak dipilih adalah Maitreya. Jadi banyak pemimpin sekte atau
pemberontakan yang berasal dari kalangan Buddhis mengaku bahwa diri

mereka adalah penjelmaan Maitreya.


(iv).Pemberontakan diawali dengan membentuk suatu sekte rahasia untuk
mengumpulkan para pengikut. Agar menarik minat rakyat jelata maka
kadang-kadang dibumbui dengan mistik. Para anggota disumpah dengan
ritual khusus, yang juga timbul saat ketidak puasan merajalela di
kalangan rakyat.
Baik marilah kita mulai membahas sejarah aliran-aliran sesat di
Tiongkok mulai dari jaman yang paling awal hingga pada timbulnya
aliran Teratai Putih (Bai Lian, baca: Pai Lien) yang merupakan cikal
bakal Yi Guan Dao.
2.Sejarah Aliran-Aliran Sesat dalam Sejarah Tiongkok.
a.Dinasti Han (202 SM - 221M)
Marilah kita kembali pada masa akhir Dinasti Han pada abad ketiga
Masehi. Pada saat itu kekuasaan Kaum Kasim menjadi semakin besar,
sehingga kaisar hanya menjadi boneka mereka saja. Mereka sangat lalim
dan korup sehingga Dinasti Han menjadi lemah.
Ketidakpuasan merebak di kalangan rakyat, di mana hal tersebut
berpuncak pada Pemberontakan Topi Kuning (Huang Qin) pada tahun 184 M
(i). yang dipimpin oleh tiga bersaudara bermarga Zhang. Pemimpin
utamanya bernama Zhang Yue (Thio Kak dalam lafal Hokkian)
(ii). Zhang Yue merupakan seorang mahasiswa ilmu ketabiban yang gagal,
namun ia memiliki kemampuan mengobati orang. Banyak rakyat yang
disembuhkan olehnya dari berbagai penyakit sehingga mereka kemudian
tertarik untuk menjadi pengikutnya. Legenda mengatakan bahwa kemampuan
pengobatan tersebut diperolahnya dari seorang dewa bernama Nan Hua Lao
Shen (Hokkian: Lam Hoa Lo Sian) atau dewa tua dari pegunungan Lam Hoa
yang memberikannya sejilid kitab ilmu pengobatan.
Di depan massa pengikutnya Zhang Yue berpidato bahwa pamor kerajaan
Han telah pudar dan ia telah ditakdirkan untuk menggantikannya, oleh
sebab itu ia mewajibkan para pengikutnya untuk mengenakan topi atau
penutup kepala berwarna kuning, yang melambangkan keunggulan
gerakannya dari Dinasti Han
(iii). Ia juga membagi-bagikan jimat (hu) pada para pengikutnya agar
mereka menang perang. Mereka kemudian bergerak ke ibu kota dan
berhasil menimbulkan kepanikan dan kerusakan besar pada Dinasti Han,
namun akhirnya pemberontakan ini berhasil ditumpas.
b. Dinasti Sui (589-618)
Pada bulan Januari 610 AD, sejumlah orang berpakaian warna putih
dengan rambut diikat pita putih dan tangan memegang kemenyan yang
membara serta bunga-bunga, mengumumkan datangnya Maitreya Buddha ke
dunia ini dengan mengadakan prosesi menuju kota Chian Kuok dan pada
saat mereka hendak memasuki pintu Chian Kuok, pengawal di pintu

menyambut kedatangan mereka dengan berlutut dan mempersilahkan mereka


masuk.
Tetapi ketika mereka sedang berlutut, orang-orang saleh palsu
(bandit-bandit) itu merampok senjata-senjata mereka dan ketika
tindakan ini hampir mengakibatkan kerusuhan, bantuanpun datang untuk
menaklukkan bandit-bandit tersebut. Orang-orang yang terlibat dalam
pemberontakan ditangkap. Jumlah yang tertangkap mencapai kira-kira
seribu keluarga.
Tiga tahun kemudian pada bulan Desember 613 AD, seorang yang bernama
Siang Hai Ming menyatakan dirinya sebagai reinkarnasi Maitreya Buddha,
mengumpulkan penganut-penganut dan melancarkan pemberontakan dan
mengangkat dirinya sebagai raja, dan pada akhirnya membangun satu
kerajaan di Pei Wu. Setelah beberapa saat, Raja dari Dinasti Sui
mengirimkan pasukan untuk menaklukkan dia.
View bbcode
havana - 28/05/2008 08:47 AM
#2

c. Dinasti Tang (618-906)


Pada zaman Dinasti Tang, ada lagi seorang saleh palsu yang bernama
Wang Hwai Koo mengumumkan suatu berita yang keliru yakni Sakyamuni
Buddha telah mengundurkan diri dan telah digantikan oleh Maitreya
Buddha, dan bahwa keluarga Li akan runtuh sedangkan keluarga Yang akan
bangkit lagi. Li adalah marga dari Raja pertama Dinasti Tang dan Yang
adalah marga dari Raja pertama Dinasti Sui. Pemerintah mendengar kabar
itu segera mengirimkan pasukan untuk bertempur dengan kelompok Wang
Hwai Koo. Wang Hwai Koo dan pengikut-pengikutnya ditangkap dan dihukum
mati.
Tokoh lain pada masa Dinasti Tang yang juga mengaku sebagai penjelmaan
Maitreya adalah Ibu Suri Wu Zetian (Hokkian: Bu Cek Tian).
Ia memerintah dari tahun 690-705. Setelah suaminya Kaisar Gao Zong
(649-683) wafat, ibu suri Wu perlahan-lahan berusaha untuk meraih
kekuasaan, hingga akhirnya berhasil menumbangkan Dinasti Tang untuk
sementara waktu dan menjadi kaisar. Ratu Wu sebagai alat propaganda
kemudian memanfaatkan Agama Buddha dan Tao agar rakyat menganggapnya
sebagai makhluk suci (padahal Ratu Wu sangat kejam karena telah
menyiksa sampai mati para selir suaminya terdahulu).
(iv). Dari Kalangan Tao ia menerima gelar "Ibu para Dewa" (Bahasa
Inggris: Sage Mother) atau Lao Mu dan dipuja pada kuil-kuil Taois.
Untuk meraih simpati Umat Buddha dikaranglah pada saat itu suatu Sutra
palsu yang berjudul Sutra Awan Agung (Great Cloud Sutra) yang isinya
seolah-olah Buddha Sakyamuni telah menubuatkan bahwa Maitreya atau
Buddha yang akan datang akan terlahir sebagai wanita, yang di bawah
pemerintahannya "Panen akan berlimah, kebahagiaan akan menjadi tak
terhingga. Rakyat akan berjaya, terbebas dari penderitaan dan
penyakit. Para penguasa dari negara-negara tetangga akan berdatangan
dan menawarkan diri untuk menjadi taklukan." Vihara-vihara yang

disponsori negara bersama-sama mempermaklumkan ajaran baru ini dan


menggelarinya "Maitreya yang tanpa cela". Wu kemudian memerintahkan
dipahatnya patung Maitreya raksasa di Longmen yang wujudnya mirip
dirinya.
d. Dinasti Sung (960-1279).
Pada masa pemerintahan Kaisar Ren Zong (1022-1063), bulan November
1047, pemimpin dari Aliran Maitreya Wang Tzeh merencanakan suatu
pemberontakan. Pada mulanya dia adalah seorang gembala kemudian dia
mendaftarkan diri menjadi tentara. Sementara itu buku ajaran-ajaran
sesat telah beredar ke-mana-mana. Buku tersebut memuat pernyataan
jahat yang sama yaitu "Sakyamuni Buddha telah mengundurkan diri dan
Maitreya Buddha yang bertanggung jawab atas urusan manusia di dunia.
Mereka mengeluarkan slogan bahwa Zaman Putih "istilah Bahasa Cina
adalah Pai Yang" telah tiba.
Ketika Wang Tzeh menjadi walikota, penganut-penganutnya mengangkat dia
sebagai pemimpin mereka dan kemudian melancarkan pemberontakan di
propinsi Pei. Wang Tzeh memproklamirkan dirinya sendiri sebagai Raja.
Pada tahun baru di bulan Pebruari 1048, pasukan-pasukan raja
menyelinap ke dalam kota melalui terowongan. Wang Tzeh ditangkap dan
dihukum mati.
e. Dinasti Yuan (Mongol) (1279-1368).
Orang-orang kerajaan Mongol menghormati segala agama: Buddha, Kr*st*n,
Isl*m dan Taoisme. Tetapi melarang Aliran Maitreya. Di antara agama
yang disebut di atas, agama Buddhalah yang mendapatkan penghargaan
tertinggi, khususnya oleh keluarga raja, sehingga agama Buddha
mendapat fasilitas khusus dan juga mendapatkan fasilitas bebas pajak.
Oleh karena itu, penganut-penganut Maitreya merembes ke perkumpulan
Bai Lian yang dibentuk oleh Master Hwei Yen. Pengembangan utama bagi
sekte ini dititik beratkan pada pembacaan nama Amitabha Buddha.
Setelah 5 tahun berada di perkumpulan Bai Lian, nama Maitreya menjadi
Perkumpulan Bai Lian (sesuai dengan nama organisasi yang mereka
nyusupi).
Mereka menjalin hubungan baik dengan pegawai-pegawai pemerintah dan
juga orang-orang berpengaruh di masyarakat. Selain itu, mereka juga
ber-pura-pura melakukan kegiatan sosial. Dengan cara demikian, secara
bertahap mereka menjadi sah dalam hukum pemerintahan, tetapi
pengesahan tersebut bertahan hanya 9 tahun. Ketika Raja Shidebala
(Ying Zong) naik tahta pada tahun 1321, beliau melarang aliran itu.
Pada saat itu, situasi politik sedang memburuk dan Aliran Maitreya
mengambil keuntungan dari situasi tersebut untuk menyebarkan ajaran
yang menyimpang.
Hampir tiga tahun kemudian (1323), Raja Ying Zong dibunuh. Dua puluh
delapan tahun setelah beliau wafat atau pada masa pemerintahan Raja
Toghon Temur (Shun Di ? memerintah 1333-1368) yakni pada bulan Mei
1351, penganut-penganut Bai Lian, dengan Liew Foo Thong sebagai dalang
utama dan Han San Thong sebagai pemimpin, merencanakan untuk

memberontak melawan Dinasti Yuan dan memproklamirkan dirinya sebagai


King Ming. Ciri-ciri tentara mereka adalah membakar kemenyan dan
pengikut-pengikutnya mengikat kepala mereka dengan syal merah. Karena
itulah pemberontakan ini dalam sejarah dinamakan Pemberontakan Ikat
Kepala Merah (Red Turban). Tetapi rencana pemberontakan tersebut
bocor, Han San Thong tertangkap dan dihukum mati. Istri dan anak
lelakinya, Han Lin Er meloloskan diri. Pengikut-pengikut yang
melarikan diri dikumpulkan oleh Liew Foo Thong untuk membentuk suatu
tentara yang berjumlah ratusan ribu orang. Tentara tersebut menyerbu
dan menaklukkan propinsi Ing Chuan.
Pada bulan Februari 1355, Liew Foo Thong memproklamirkan Han Lin Er
sebagai Raja Ming kecil.
Pada bulan Januari 1352, seorang penganut Bai Lian yang kaya, Kuo Tze
Hsing, juga mengumpulkan penganut-penganut untuk bekerja sama dengan
Han Lin Er. Kuo menyatakan dirinya sebagai Jenderal. Pada tanggal 26
Februari, tentaranya menaklukkan propinsi Hau Chou.
Pada bulan Maret tahun yang sama, Zhu Yuanzhang (Hokkian: Cu Goan
Ciang) bergabung dengan mereka sebagai bawahannya. Zhu telah menjadi
rahib sejak kecil. Dia meninggalkan Sangha untuk menjadi seorang awam
karena kuti di mana dia tinggal telah dibakar. Zhu mempunyai
penampilan yang tampan dan tubuhnya tegap. Selain itu, dia selalu
menang dalam peperangan. Kuo Tze Hsing begitu terkesan sehingga dia
mengangkat Zhu sebagai menantu laki-laki.
Tiga tahun kemudian, Kuo meninggal dan putranya Kuo Thien Shih menjadi
pemimpin. Han Lin Er mengangkat anak Kuo sebagai panglima, Chang Thien
Yew dan Zhu sebagai Jenderal pertama dan kedua. Enam bulan kemudian,
Kuo Thien Shih dan Chang Thien Yew dibunuh. Akibatnya semua tentara
berada di bawah perintah Zhu Yuanzhang.
Pada bulan Februari 1363, Liew Foo Thong dibunuh dan Han Lin Er dengan
cepat mengirim berita kepada Zhu untuk meminta bantuan segera.
Bantuan diberikan segera dan Han Lin Er diselamatkan. Sejak itu Han
Lin Er menjadi boneka Zhu Yuanzhang. Pada bulan Desember 1366, atas
nama untuk menyambut kedatangan Han Lin Er ke selatan, Zhu mengirim
satu kapal untuk menjemput Lin Er. Dalam perjalanan, Zhu memerintahkan
orang membalikkan kapal tersebut dan Lin Er tenggelam, tentu saja Zhu
Yuanzhang menjadi pengganti.
Supaya bisa menghibur mereka, Zhu pada tanggal 4 Januari 1368
mengumumkan "Ming" sebagai nama rezimnya. Dengan demikian, dia menjadi
Raja pertama Dinasti Ming. Inilah untuk pertama kalinya suatu
pemberontakan sekte rahasia berhasil mengangkat pemimpinya menjadi
kaisar. Zhu lalu bergelar Hong wu dan memerintah dari tahun 1368-1398.
f. Dinasti Ming (1368-1644)
Berhubung Raja Choo Yen Zang pernah menjadi bhikkhu, dia amat paham
tentang isi dari agama Buddha. Oleh karena dia sadar bahwa
penganut-penganut Bai Lian telah mengambil dan kemudian merubah

Buddhadharma sesuai pemikiran mereka. Mereka menggunakan nama aliran


Maitreya Buddha hanya sebagai topeng untuk menipu orang-orang yang
tidak mengerti latar belakang mereka.
Setelah Zhu naik tahta menjadi raja dia mengeluarkan perintah melarang
aktivitas dari aliran Bai Lian. Sejak itu, pengikut ajaran Bai Lian
mengajarkan ajaran sesatnya pada malam hari saja dengan pintu dan
jendela tertutup rapat.
Pada zaman Dinasti Ming, kerajaannya paling banyak menderita karena
pemberontakan Bai Lian yang sangat sering terjadi. Banyak dari
pemberontakan ini terjadi ketika negara tersebut sedang dalam
kehancuran dan lelah dalam menghadapi perang dengan penyerang dari
luar negeri. Berikut adalah beberapa pemberontakan terkenal yang
tercatat dalam sejarah:
1.Pada tahun 1373 Pheng Phu Kui, pengikut Bai Lian dari SheChuan
mengumpulkan orang-orang, menyerang dan menjajah 14 kota secara
berturut-turut dan pemerintah menghabiskan waktu beberapa bulan untuk
menaklukkan mereka.
2.Zin Kang Nu dan Tien Chiew Cheng berontak pada saat negara sedang
kalah perang dengan Vietnam.
3.Thang Sai Er mengambil keuntungan dari kesempitan ketika Jepang
sedang mengganggu Liaw Tong yang terletak di timur laut China.
4.Ketika ada ancaman dari Manchuria dan keluarga raja sedang mengalami
keributan dalam kerajaan, Chao Ik San, atas nama Maitreya Buddha
mengumumkan dirinya sebagai raja dan berontak melawan pemerintah.
5.Wang Hsing and Chee Hong Joo paling terkenal dengan nama buruknya
dan memiliki tentara yang terbesar. Pada saat keluarga raja dan rakyat
pada umumnya sedang panik karena Manchuria sudah masuk perbatasan
China dan telah menaklukkan 40 kota di Liaw Tong, Wang Hsing and Chee
Hong Joo memimpin 2 juta tentara, menyerang dan menjajah kota-kota
besar di propinsi Shantong dan bahkan mencuri alat transportasi
pemerintah yang membawa makanan. Supaya dapat bertempur dengan tentara
yang begitu besar, pemerintah terpaksa mengirimkan tentara di Liaw
Tong. Ini berarti tentara Bai Lian memberikan bantuan besar kepada
tentara Manchuria.
Di antara penganut-penganut Bai Lian yang terkenal, terdapat seorang
wanita, Tang Sai Er, yang memiliki ilmu hitam. Dia berkata bahwa dia
telah memperoleh sebuah buku dari surga di mana buku tersebut
diketemukan dari dalam batu besar. Dengan buku tersebut dia bisa
menguasai roh-roh dan dewa/dewi dan bisa mendapatkan pakaian maupun
makanan yang ia inginkan.
Beribu-ribu orang awam, karena terpesona oleh ajaran sesatnya,
mengikuti dia. Pada satu pertempuran dengan tentara kerajaan, Tang Sai
Er menggunakan ilmu hitam untuk melindungi dirinya. Banyak roh-roh
yang tampangnya mengerikan muncul di langit. Karena tahu bahwa Tang
Sai Er mungkin akan menggunakan ilmu hitam, jenderal kerajaan itu
membawa sedikit darah yang kemudian disiramkan ke roh-roh yang tampak
itu. Dengan segera, roh-roh yang mengerikan tersebut berubah
menjadi manusia-manusia dan kuda-kuda kertas. Sai Er berhasil

meloloskan diri tetapi kemudian tertangkap. Dia dirantai dan dikirim


ke ibukota dengan menggunakan kereta tahanan. Tetapi, dalam
perjalanan, dengan kekuatan ilmu hitam, Sai Er berhasil bebas dari
belenggu rantainya dan menghilang. Sejak saat itu dia tidak pernah
diketemukan lagi.
Ilmu hitam Tang Sai Er diperkirakan diwariskan ke generasi berikutnya.
Pada tahun 1557, terdapat seorang yang bernama Ma Cu She di mana
dengan ilmu hitamnya dapat membuat prajurit kertas menjadi seperti
prajurit yang sebenarnya. Pada saat prajurit kertas itu diserang, ia
akan berbalik menyerang dan melukai penantangnya, meskipun begitu,
ketika rencana pemberontakan Ma Cu She diketahui oleh pemerintah,
pemerintah segera mengirim tentara untuk menaklukkan Ma Cu She dan
pengikutnya. Diperkirakan lebih dari 100 orang pengikutnya mati dalam
medan peperangan, tetapi Ma Cu She sendiri berhasil lolos dari maut.
View bbcode
havana - 28/05/2008 08:48 AM
#3

Pemimpin Kedelapan Yang Palsu


Pada zaman Dinasti Ming, terdapat seorang pengikut Bai Lian yang
paling jahat dalam sejarah di Cina. Ajaran sesatnya mempunyai pengaruh
yang paling dalam dan luas terhadap pengikut-pengikutnya sampai saat
ini. Nama orang itu adalah Lo Wei Ching, lahir pada tanggal 8 Januari
1446. Dia mengatakan bahwa Sesepuh Hui Neng adalah merupakan pemimpin
Sangha yang terakhir, karena Jalan ke Surga telah berubah dari sistim
kepemimpinan Sangha menjadi sistim kepemimpinan orang awam. Dia
merekayasa sebuah cerita bagaimana dia menerima garis kepemimpinannya
sebagai berikut:
Seseorang yang bernama Pai Ik Chan menyelamatkan Sesepuh Ke-6 yang
sedang dikejar oleh seorang bhikkhu kejam di ladang. Oleh karena itu,
Pai Ik Chan diberikan baju dan mangkok sebagai bukti penerimaan garis
keturunan pemimpin. Selama 3 tahun, Sesepuh ke-6 sembunyi di rumahnya.
Kemudian Pai Ik Chan dan seorang guru besar Tao Ik dinobatkan bersama
sebagai pemimpin ke-7. Ini benar-benar merupakan kebohongan yang besar
dan menggelikan.
Penjelasan yang benar adalah Sesepuh ke-6 lahir pada tanggal 8
February 638, sedangkan Pai Ik Chan lahir tahun 1194 pada jaman
Dinasti Sung, sehingga ada perbedaan waktu 450 tahun. Maka itu,
bagaimana dia bisa menyelamatkan Sesepuh ke-6? Kecuali waktu bisa
berputar kembali. Guru Pai Ik Chan yang bernama Ma Tao Ik adalah cucu
murid dari Sesepuh ke-6 dan lahir sedikitnya 400 tahun sebelum Pai Ik
Chan. Oleh karena itu, bagaimana Pai Ik Chan bisa bertemu dengan
pemimpin ke-6 sebelum guru dia Ma Tao Ik? Selain itu, Lo Wei Ching
adalah orang yang hidup pada zaman Dinasti Ming, lahir beberapa ratus
tahun setelah Pai Ik Chan, bagaimana Pai Ik Chan menyampaikan
"Jalannya" kepada Lo Wei Ching?
Seperti yang tertulis dalam sejarah agama Buddha, garis keturunan dari

kepemimpinan berakhir pada Sesepuh ke-6 Hui Neng. Sistim kepemimpinan


ini diteruskan ke Cina dari India oleh pemimpin Bodhidharma. Dia
adalah Sesepuh pertama di Cina dan juga sebagai pendiri sekolah Zen di
Cina. Sebelum meninggal, beliau mengatakan bahwa sistim kepemimpinan
Zen akan berakhir pada Sesepuh ke-6. Sejak itu, hanya Dharma yang akan
berputar, kain dan mangkok tidak merupakan tanda kepemimpinan.
Berikut ini adalah ajaran sesat yang dipelopori oleh Lo Wei Ching:
-Dia merupakan pendiri dari sistim kepemimpinan umat awam. Dia
mengatakan bahwa "Jalan Surga" telah berubah dari sistim kepemimpinan
Sangha menjadi sebuah sistim yang dikendalikan oleh umat awam
(penerjemah: maksudnya tidak ada lagi Sangha dalam ajaran mereka).
-Dia memulai semboyan bahwa "Tiga agama menjadi satu". Ketiga agama
itu adalah Juisme (ajaran kuno di Cina), Taoisme dan Buddhisme.
-Dia mengarang cerita bahwa Tuhan yang bernama Lao Mu ada di Surga Wu
Zhi. Segala makhluk diciptakan olehNya.
-Sejak terbentuknya Aliran Maitreya (Yi Guan Dao), selalu ada
pernyataan bahwa sistim dunia terbagi menjadi 3 periode yakni Periode
Hijau, Periode Merah dan Periode Putih. Periode Putih ini merupakan
periode akhir zaman yang menurut mereka dunia akan kiamat pada periode
ini.
Lukisan tentang dunia kiamat oleh mereka sbb : Akan terjadi malapetaka
angin, hembusan angin begitu kuat sehingga orang hanya akan mendengar
"bum?" bagaikan surga akan ambruk dan bumi akan retak, dan hanya
sekejap mata segala sesuatu benda musnah, tak satu makhlukpun yang
terlihat. Mereka membuat cerita dunia kiamat dengan menjiplak teks
ajaran Buddha dan kemudian melakukan banyak pengubahan-pengubahan.
Menurut teks agama Buddha, periode waktu antara pembentukan alam dunia
dihitung berdasarkan tiga kalpa: Kalpa Kecil, Kalpa Sedang dan Maha
Kalpa. Aliran Yi Guan Dao (Aliran Maitreya) mengubah nama kalpa
menjadi Periode. Sebenarnya teks agama Buddha mengatakan bahwa dunia
akan musnah total pada akhir Maha Kalpa yang akan tiba pada trilliun
tahun mendatang. Mereka mengatakan bahwa akhir kalpa akan segera
datang supaya dapat membuat orang-orang menjadi panik dan masuk aliran
sesat tersebut.
Berdasarkan ajaran ini Lo Wei Ching selanjutnya menyatakan bahwa pada
akhir Periode Putih (penerjemah: maksudnya akhir zaman), Tuhan mereka
"Lao Mu" akan turun ke dunia membawa kembali 96 milyard anak-anak
sejati ke sisiNya. Anak-anak ini akan menikmati kekayaan dan
kemakmuran di surga sesuai dengan perbuatan baik mereka (pengertian
perbuatan baik disini adalah dedikasi yang dalam kepada Aliran
mereka).
Agar dapat mengendalikan pengikut-pengikutnya, Lo mengeluarkan
peraturan bahwa orang-orang yang mencari "Jalan Surga" harus bersumpah
kepada Tuhan Lao Mu. Sumpah-sumpah itu sangat kejam dan berbunyi

sebagai berikut:
-Seorang tidak boleh mencari "Jalan Surga" dengan pura-pura
-Seseorang tidak boleh mundur ketika diminta untuk maju
-Seseorang tidak boleh membocorkan rahasia aliran, karena tindakan itu
akan mengakibatkan tertangkapnya pemimpin dan kematian dari pemimpin
aliran tersebut.
-Seseorang tidak boleh tidak sopan kepada "Chien Jen" yakni gelar yang
diberikan kepada pejabat tinggi dalam aliran itu. Chien Jen memegang
jabatan "orang kedua" dalam aliran tersebut. (Jumlah Chien Jen sangat
sedikit, tetapi selain pemimpin tertinggi mereka "She Mu" mereka
memegang kekuasaan tertinggi dan disanjung oleh pengikut-pengikut
mereka, dan saat mereka tiba ataupun pergi selalu diiringi tata cara
yang khidmat seperti yang biasa dilakukan terhadap keluarga kerajaan
atau pejabat kerajaan yang berpangkat tinggi).
-Seseorang tidak boleh menganggur tanpa melakukan penyebaran ajaran
mereka dengan penuh semangat.
Siapa saja yang melanggar salah satu dari peraturan-peraturan tersebut
di atas akan disambar halilintar dan dibakar lima kali.
View bbcode
havana - 28/05/2008 08:48 AM
#4

Dalam agama Buddha, terdapat satu hal yang amat penting yaitu
Triratna: Buddha, Dharma dan Sangha. Maka untuk menandingi Triratna
agama Buddha, Lo Wei Ching menciptakan Triratna versi dia sbb:
-Menunjuk "Hsien Kuan" yaitu menunjuk bagian tengah dahi di antara
kedua alis mata dengan menggunakan jari tengah oleh seorang pandita
mereka yang disebut Tien Chuan She
-Memberitahukan kode lisan yang terdiri dari 5 kata: Wu, Thai, Fu, Mi,
lek.
-Mengatupkan tangan dengan cara-cara tertentu
Seseorang yang ingin menjadi anggota baru harus mendapat rekomendasi
dari dua orang anggota lama. Tetapi orang cacat, tukang jagal,
pelacur-pelacur, preman-preman dan gelandangan-gelandangan tidak
diterima sebagai penganut.
Pada tahun 1527, usaha Lo Wei Ching untuk menggulingkan rezim itu
gagal. Dia ditangkap dan kemudian dihukum mati dengan cara tubuhnya
ditarik dan dikoyak oleh 5 kereta kuda.
Kode Lisan
Lima kode lisan yaitu Wu, Thai, Fu, Mi, Nek dikatakan sangat membantu
dalam keadaan bahaya. Tetapi kode lisan ini tidak dapat dibocorkan
kepada siapapun, bahkan orang tua sendiri, suami dan isteri atau anak
mereka jika mereka bukan anggota. Pada zaman Dinasti Qing, lima kata
itu dirubah lagi menjadi: Min, Ta, Pao, Sin, Ik. Tetapi kode ini
dirubah kembali menjadi kode yang semula, ketika Dinasti Qing runtuh
dan menjadi Republik.

g. Dinasti Qing (Manchu) (1644-1911).


Pada zaman Dinasti Qing, pemberontakan dari aliran Bai Lian (Yi Guan
Dao) sangat sering terjadi, khususnya pada pemerintahan Raja Qian Long
(1736-1795) dan Raja Jia Jing (1796-1820). Pada akhir Dinasti Qing,
yaitu pada tahun ke-18 pemerintahan Raja Jia Jing, nama aliran Bai
Lian berubah lagi menjadi aliran Tien Li atau kadang-kadang disebut
aliran Pa Kua. Pada suatu pemberontakan pengikut-pengikut Bai Lian
gagal dan mereka bubar. Sebagian mereka bertobat dan menjadi bhikkhu
tetapi yang lainnya tetap setia pada alirannya. Untuk menghindari
perhatian pemerintah, aliran Bai Lian dibagi menjadi berbagai
cabang-cabang dengan nama yang berbeda-beda. Aliran "Yi Guan Dao" yang
ada sekarang merupakan salah satu cabang dari aliran Bai Lian.
He Liau Ko
Dia merupakan pemimpin kedua Yi Guan Dao. Dia mulai berontak melawan
Dinasti Ching pada pemerintahan Qian Long di tahun 1774. Dia adalah
seorang penghasut dan perencana jahat. Beberapa pemberontakan yang
terjadi pada masa itu adalah hasil hasutannya. Pada tahun 1795, dia
melancarkan satu pemberontakan secara besar-besaran yang merusak
banyak propinsi yakni She Chuan, Hu Pei, He Nan, An Hui, Khan Su dan
lain-lain. Pemberontakan ini disebut dalam sejarah Cina sebagai
"Kerusuhan oleh bandit-bandit dari aliran Bai Lian (sekarang disebut
Yi Guan Dao).
Wang Jue Yi
Dia merupakan keturunan dari Wang Hsing yang terkenal dengan
reputasinya yang buruk pada zaman Dinasti Qing. Pada akhir zaman
Dinasti Qing, ada organisasi yang memberikan pelatihan tinju yang
disebut Yi He Tuan (Tuan== bataion) atau disebut Yi He Quan
(Quan==tinju).
Organisasi ini berkedok sebagai tempat pelatihan tinju padahal
organisasi ini Yi He Tuan adalah organisasi militer dengan
cabang-cabang yang tersebar di berbagai tempat. Wang Jue Yi adalah
panglima dari organisasi ini. Dengan kata lain, sebenarnya Yi He Tuan
adalah
organisasi Pai Lian (sekarang disebut Yi Guan Dao).
Sudah tentu, aliran Pai Lian masih dibawah pengawasan ketat dari
pemerintah. Usaha pembasmian dari pemerintah terhadap pemberontak Pai
Lian masih sering dilakukan. Pada saat itu, Ibu Suri Ci Xi ingin
menggulingkan Kaisar dari tahta dengan tujuan untuk mengalihkan tahta
kerajaan kepada keponakannya (Kaisar itu adalah anak dari hasil
perkawinan selir dengan kaisar almarhum), tetapi rencana Ci Xi
mendapat hambatan yang luar biasa dari pihak asing yang mendukung
Kaisar. Supaya bisa menangani orang-orang asing tersebut, Ibu Suri
mengizinkan anggota Yi He Tuan memasuki ibukota. Anggota seperguruan
tertua (paling senior) yang bernama Chao Fu Thien, bersama dengan
pemimpin-pemimpin cabang lainnya dipanggil ke istana untuk diberikan
kehormatan berupa topi dan jubah yang mana hadiah ini hanya boleh
dipakai oleh pejabat-pejabat tinggi di istana. Ini merupakan yang
kedua kali dalam sejarah Cina dimana aliran sesat ini disetujui oleh

pemerintah. Tidak lama setelah aliran Bai Lian masuk ibukota,


sekretaris Duta Besar Jepang dibunuh dan menyusul peristiwa itu,
terjadi pembakaran dan pembunuhan secara besar-besaran. Pembakaran dan
pembunuhan tersebut mengakibatkan pengaruh yang sangat besar dalam
sejarah yaitu delapan negara asing (yaitu Inggeris, Amerika, Perancis,
Jepang, Rusia, Austria dan Itali) bergabung dalam membentuk tentara
sekutu untuk menyerang dan menduduki ibukota Cina. Inilah
yang dalam sejarah dikenal sebagai Pemberontakan Boxer.
Setelah kejadian ini, anggota seperguruan tertua Chao Fu Thien,
ditangkap oleh penduduk sekampung dengan kedua tangan diikat untuk
diserahkan kepada pemerintah. Chao Fu Thien kemudian dihukum mati.
Aliran sesat ini kembali mendapat larangan dari pemerintah Cina.
Dengan kata lain, pengesahan aliran sesat ini hanya bertahan lebih
kurang sebulan saja.
View bbcode
havana - 28/05/2008 08:49 AM
#5

h. Republik Cina (1911- sekarang).


Chang Thian Ran.
Dia adalah pemimpin ke-18 aliran Yi Guan Dao. Dia dibesarkan di
keluarga yang menganut aliran Pai Lian selama beberapa generasi. Semua
pemimpin aliran sesat ini menyatakan dirinya sebagai inkarnasi Buddha
Maitreya, namum ironisnya, semuanya mempunyai ambisi menjadi kaisar
dan berakhir dengan kematian tragis. Berdasarkan fakta-fakta yang
telah disebutkan diatas, maka Chang Thien Ran merubah pernyataan
"Inkarnasi Buddha Maitreya" menjadi "Manusia Buddha Ci Kong". Dengan
kata lain, dia menamakan dirinya sebagai Manusia Buddha Ci Kong.
Chang Thien Ran menyatakan dirinya telah menerima suatu mandat dari
surga untuk menjadikan dirinya sebagai pemimpin ke-18 Yi Guan Dao. Dia
menyebarkan doktrin yang sesat sebagaimana pendahulunya melakukan
yakni "Sakyamuni Buddha telah mengundurkan diri sebagai Lord of
Buddhism dan Maitreya Buddha telah mengambil alih dalam pembabaran
Buddhadharma. Disamping doktrin sesat yang telah tersebar luas ini,
dia juga menyebarkan pernyataan yang menyimpang bahwa zaman di dunia
ini terdiri dari 3 periode:
-Periode (zaman) Hijau merupakan periode untuk Dipankhara Buddha
-Periode (zaman) Merah merupakan periode untuk Sakyamuni Buddha
-Periode (zaman) Putih merupakan periode terakhir dibawah naungan
Maitreya Buddha. Dengan kata lain, kalpa sekarang adalah kalpa
Maitreya Buddha.
Pada tahun 1946, Chang Thien Ran ditangkap karena menyebarkan doktrin
sesat yang meracuni pikiran masyarakat setempat bahwa dengan
menyatakan kode rahasia akan membuat mereka menjadi Buddha dalam
bentuk manusia. Disamping itu, dia juga bergabung dengan Jepang
melakukan kerusuhan di ibukota.

Pada tanggal 13 Agustus 1947, Chang Thien Ran ditembak mati oleh regu
penembak pemerintah di Cheng Tu, ibukota She Chuan. Tindak
kejahatannya diterbitkan di koran-koran setempat. Menyusul peristiwa
ini, pemerintah mengeluarkan larangan keras segala aktivitas Yi Guan
Dao.
Setelah kematian Chang Thien Ran, isterinya yang bernama Sun Suk Cen,
sering dipanggil dengan SheMu (gelar kehormatan untuk isteri guru)
dijadikan pemimpin tertinggi Yi Guan Dao. Tidak lama kemudian Sun Suk
Cen datang ke Taiwan dan menjadi pemimpin tertinggi Yi Guan Dao di
Taiwan.
3. Sutra-Sutra palsu yang menjadi doktrin Maitreya.
Sejarah mencatat bahwa Agama Buddha masuk ke Tiongkok pada jaman
Dinasti Han (202 SM ? 221 M). Masuknya agama asing tersebut telah
membangkitkan perasaan tidak senang di kalangan agama lain yang lebih
tua atau asli Tiongkok, seperti misalnya Agama Dao (baca Tao).
Untuk menunjukkan bahwa Agama Tao lebih unggul maka dikaranglah
Sutra-Sutra palsu untuk mendukung hal tersebut. Isinya antara lain
menyebutkan bahwa Sang Buddha hanyalah merupakan salah satu penjelmaan
Lao tzu (pendiri Agama Tao). Versi lain mengatakan bahwa Lao tzu telah
menghilang dan pergi ke India. Ia mempertobatkan banyak orang di sana
dan menjadi Buddha. Ada lagi yang mengatakan bahwa Lao tzu telah pergi
ke India dan mengajar Sang Buddha ajaran kebijaksanaan. Inti sari dari
semuanya adalah berusaha membuktikan bahwa Agama Buddha adalah berasal
dari Agama Tao.
Salah satu karya semacam itu misalnya adalah Lao-tzu Hua-hu-cing atau
Sutra Pertobatan Kaum Barbar, karangan seseorang bernama Wang Fu pada
abad keempat M. (v). Anehnya doktrin yang dianut oleh Aliran Yi Guan
Dao juga mencerminkan ajaran-ajaran semacam itu.
B. AJARAN UTAMA.
1.Maitreya telah datang menjelma ke dunia ini dan terlahir sebagai
guru mereka.
Umat Buddha Maitreya meyakini bahwa guru mereka adalah penjelmaan
Buddha Maitreya dan Era Sakyamuni Buddha telah berakhir, jadi mereka
yakin bahwa Maitreya telah hadir di dunia ini. Namun marilah kita
perhatikan apa yang diajarkan oleh Sang Buddha sendiri.
Kritikan: Mari kita perhatikan apa yang diajarkan oleh Sang Buddha
dalam CAKKAVATTI-SIHANADA SUTTA, Sutta ke-26 dari DIGHA NIKAYA:
"Pada saat itu [kota] yang sekarang merupakan Varanasi akan menjadi
sebuah ibu kota yang bernama Ketumati, kuat dan makmur, dipadati oleh
rakyat dan berkecukupan. Di Jambudipa akan terdapat 84.000 kota yang
dipimpin oleh Ketumati sebagai ibu kota. Dan pada saat itu orang akan
memiliki usia kehidupan sepanjang 84.000 tahun, di kota Ketumati akan
bangkit seorang raja bernama Sankha, seorang Cakkavati (Raja Dunia),
seorang raja yang baik, penakluk keempat penjuru?Dan pada saat orang

memiliki harapan hidup hingga 84.000 itulah muncul di dunia seorang


Yang Terberkahi, Arahat, Sammasambuddha bernama Metteya?.."
Jadi saat Metteya (Maitreya dalam Bahasa Sansekerta) hadir di dunia
ini akan terdapat hal-hal sebagai berikut:
1.Terdapat kota "megapolis" yang bernama Ketumati.
2.Terdapat 84.000 kota di Jambudipa.
3.Terdapat seorang raja bernama Sankha. Beliau seorang Cakkavati atau
raja dunia.
4.Manusia dapat hidup hingga mencapai 84.000 tahun
Nah, pada kenyataannya keempat hal di atas belum terwujud atau belum
ada. Hingga saat ini usia hidup hingga mencapai 84.000 tahun masih
merupakan sesuatu yang teramat sangat fantastis dan susah dibayangkan
manusia. Dapat hidup hingga mencapai usia 100 tahun saja sudah
merupakan sesuatu yang luar biasa.
Marilah kita coba pelajari tanda-tanda lainnya sebagaimana yang
terdapat dalam BUDDHAVACANA MAITREYA BODHISATTVA SUTRA:
"O, Arya Sariputra! Pada saat Buddha baru tersebut dilahirkan di dunia
Jambudvipa. Situasi dan kondisi dunia Jambudvipa ini jauh lebih baik
daripada sekarang! Air laut agak susut dan daratan bertambah. Diameter
permukaan laut dari ke 4 lautan masing-masing akan menyusut kira-kira
3000 yojana, Bumi Jambudvipa dalam 10.000 yojana persegi ? persis kaca
dibuat dari permata lazuardi dan permukaan buminya demikian rata dan
bersih?"
View bbcode
havana - 28/05/2008 08:49 AM
#6

Nah, pertanyaannya apakah sekarang kondisi dunia sudah lebih baik dari
jaman Sang Buddha? Jawabnya belum! Apakah kondisi fisik dunia sudah
seperti yang digambarkan pada Sutra di atas? Jawabnya juga belum!
Karena itu jelas sekali Maitreya belumlah terlahir di muka bumi ini
dan saat ini masih jaman Buddha Sakyamuni.
2.Jaman Tiga Pancaran
Umat Buddha Maitreya membagi jaman dalam apa yang mereka sebut dengan
tiga pancaran.
(i).Jaman pancaran hijau, Buddhanya adalah Dipankara.
(ii).Jaman pancaran merah, Buddhanya adalah Sakyamuni.
(iii).Jaman pancaran putih, Buddhanya adalah Maitreya.
Sekarang telah memasuki jaman pancaran putih, karena itu ajaran Buddha
Sakyamuni tidak berlaku lagi.
Kritikan: Marilah kita pelajari urutan Buddha-Buddha yang telah hadir
di dunia ini sebagaimana yang tercantum dalam kitab suci Tipitaka:

BUDDHAVAMSA, yang merupakan bagian ke-14 dari KHUDDAKA NIKAYA


menyebutkan mengenai 25 Buddha pada masa lampau (dengan menambahkan
nama 18 Buddha pada daftar 7 Buddha yang terdapat pada Mahapadana
Sutta): Dipankara, Kondanna, Mangala, Sumana, Revata, Sobhita,
Anomadassin, Paduma, Narada, Padumuttara, Sumedha, Sujata, Piyadassin,
Atthadassin, Dhammadasin, Siddhattha, Tissa, Phussa,
Vipassin, Sikhin, Vessabhu, Kakusandha, Konagama, Kassapa, dan Gotama
(Sakyamuni). Lalu kalau begitu kemanakah Buddha-Buddha yang telah
hadir di antara Buddha Dipankara dan Buddha Sakyamuni. Digolongkan
dalam pancaran apakah Mereka itu? Jelas sekali pengarang ajaran
Maitreya tidak paham Tipitaka. Mereka tidak menyadari bahwa di antara
Buddha Dipankara dan Buddha Sakyamuni masih terdapat banyak
Buddha-Buddha lainnya. Kalau mereka sendiri tidak paham Tipitaka
bagaimana
dapat kita mempercayai ajaran mereka?
3.Triratna atau Tiga Mestika (San Bao) ala Maitreya.
Ada tiga mestika atau San Bao yang diajarkan oleh aliran
Maitreya:
(i).Membuka apa yang disebut dengan "pintu suci", yakni suatu titik di
tengah-tengah alis. Aliran Yi Guan Tao (Maitreya) mengajarkan bahwa
titik tersebut merupakan titik tempat keluarnya roh yang benar pada
saat seseorang akan meninggal.
(ii).Mengatupkan tangan dengan cara tertentu: telapak tangan kanan
dengan posisi empat jari merapat, kecuali ibu jari, posisi horisontal
agak mengarah ke bawah menekuk membentuk huruf V dengan telapak bagian
dalam menghadap ke arah tubuh kita. Telapak tangan kiri dengan
posisi sama seperti tangan kanan menempel menutupi telapak tangan
kanan sehingga telapak tangan kanan berada di antara telapak kiri dan
tubuh kita. Ujung ibu jari tangan kiri menyentuh kuku ibu jari tangan
kanan, kedua ibu jari posisi horizontal mengarah ke bawah.
(iii).Lima kata rahasia yang tidak boleh bocor berbunyi: "Wu Tai Fo Mi
Le."
Kritikan: Bagi seseorang yang belajar Buddha Dharma, maka tidak
dikenal istilah "pintu suci" atau tempat keluarnya roh. Lagipula dalam
Buddhisme tidak dikenal adanya roh yang kekal (atta). Juga
tidak pernah ada yang namanya mengatupkan tangan ala Maitreya dan lima
kata rahasia tersebut. Yang menjadi pertanyaan mengapa kata-kata
tersebut harus dalam Bahasa Mandarin? Tidak bolehkah diterjemahkan
dalam bahasa lain? Hal ini juga bertentangan dengan Buddha Dharma,
dimana Sang Buddha mengajarkan bahwa Dharma ajarannya bolehlah
diterjemahkan dalam bahasa apapun juga. Lebih jauh lagi apa yang
mereka sebut dengan tiga mestika tersebut jauh sekali berbeda dengan
yang terdapat dalam Buddha Dharma.
4.Lao Mu
kita baca puisi yang ditulis oleh Aliran Maitreya berikut ini:
"Buddha Maitreya, bangkitkanlah kekuatan jiwa, sehingga aku mampu

bangkit dari kegelapan... Bekerja dan berkorban dalam nama LAOMU


adalah pengimpasan dosa, namun tetap kulakukan tanpa pamrih. Membina
diri berarti mencintai diri sendiri. Siapa membina, dialah yang
mendapatkan. Bukanlah LAOMU yang menjauhiku, melainkan akulah yang
telah menjauhkan diri dari LAOMU.
Buddha Maitreya, bantulah aku dalam menghancurkan ego ini, sehingga
mampu menjadi seorang pengasih bagi sesama.
Terima kasih LAOMU, kesempatan masih Kau berikan kepadaku.
LAOMU, melalui alam semesta, aku bersaksi akan kebesaran Kasih dan
Kuasa-Mu!
Datang kepada LaoMu
Ada kalanya kita lelah dan datang kepada LaoMu, tetapi tampaknya LaoMu
diam saja. Lao Mu sepertinya meninggalkan kita menghadapi semua
masalah itu sendiri. Sesungguhnya tak ada yang lebih benar dari LaoMu
'LaoMu tak pernah meninggalkan kita' terlebih-lebih disaat kita dalam
keadaan sulit. Hingga ada kisah yang mengatakan orang jahat lebih
dekat dengan surga karena semakin jahat seseorang maka Tuhan akan
berada semakin dekat untuk menyadarkannya.
Penyebab mengapa kita merasa 'dianggap sepi' adalah karena kita datang
sebagai cangkir yang sudah terlalu penuh. Tak ada lagi tempat kosong
bagi LaoMu dan para Buddha untuk meletakkan penghiburan serta kekuatan
bagi kita.
Ketika menghadap LaoMu , hendaknya membiarkan hening mengisi diri,
biarkan cangkir menjadi kosong. Ketika kita sedih tak perlu datang
dengan kata-kata, LaoMu mengetahui dengan jelas semua yang kita alami.
Hanya ada kita yang mau berserah diri untuk dihibur-Nya dan bersandar
pada tiang-Nya.
Jika kita menghendaki LaoMu berkuasa sebagai Sang penghibur sejati dan
sumber kekuatan diri, maka jangan pernah meragukan petunjuk-Nya.
Ingat ketika kita merasa sedih, merasa pilu, merasa derita pastikan
dalam diri kita bahwa LaoMu ada disamping kita, sebaliknya jika kita
merasa bahagia, gembira LaoMu juga menyertai kita. "
Kritikan: Pertama kali tidak ada dalam Agama Buddha sesuatu yang
disebut dengan nama Lao Mu. Menilik puisi di atas jelas sekali Umat
Maitreya hendak mengasosiasikan Lao Mu dengan Tuhan, padahal dalam
Buddhisme tidak dikenal konsep Tuhan semacam itu. Tidak ada Tuhan yang
pengasih, sebagaimana yang dibabarkan Sang Buddha dalam JATAKA VI:208:
"Dengan mata, seseorang dapat melihat pandangan memilukan.
Mengapa "mahadewa" itu tidak menciptakan secara baik?
Bila kekuatannya dikatakan tak terbatas,
Mengapa tangannya begitu jarang memberkati,
Mengapa dia tidak menganugerahi kebahagiaan saja?
Mengapa kejahatan, kebohongan dan ketidak-tahuan merajalela
Mengapa kepalsuan menang, sebaliknya kebenaran dan keadilan gagal
Saya menganggap, padangan tentang "mahadewa" adalah Ketakadilah yang
membuat dunia yang diatur keliru."
View bbcode
havana - 28/05/2008 08:50 AM
#7

Demikianlah pandangan Buddhis tentang Tuhan sudah jelas dan tidak ada
yang namanya Lao Mu sebagai Tuhan ataupun mahadewa. Sajak-sajak di
atas jelas lebih dekat pada Kr*st*n daripada Buddhisme. Oleh sebab itu
jelas sekali Yi Guan Tao bukanlah Buddhis.
C.KESIMPULAN.
Sebenarnya masih banyak kesalahan ajaran Yi Guan Tao ditinjau dari
sudut pandang Buddhisme, namun karena terbatasnya waktu akan dibatasi
sampai di sini saja, karena hal-hal yang dipaparkan di atas sudah
cukup jelas membuktikan perbedaan doktrin yang menyolok antara
Buddhisme yang sejati dengan Yi Guan Tao. Yang kita perlu tahu hanya
satu hal: YI GUAN TAO BUKAN BUDDHIS dan banyak ajarannya yang
bertentangan dengan Buddhisme yang sejati.
Bagi Umat Yi Guan Tao saran saya belajarlah Buddhisme yang sejati,
agar pintu penerangan sempurna terbuka bagi kalian. Marilah kembali ke
angkuan Buddha Dharma yang sejati.
DAFTAR PUSTAKA
Mizuno, Kogen: Buddhist Sutras, Origin, Development, Transmission,
Kosei Publishing, Tokyo, 1995.
Dharma Pitaka
Walshe, Maurice: The Long Discourses of the Buddha, A Translation of
the Digha Nikaya, Wisdom Publication, 1995.
Paludan, Ann: Chronicle of The Chinese Emperors, Thames & Hudson,
1999.

Anda mungkin juga menyukai