Anda di halaman 1dari 79

1

Kutipan Ceramah
Master Chin Kung
2019

Dipetik dari :

Ceramah Master Chin Kung

Januari-Maret 2019

Dipersembahkan Dengan Setulusnya Oleh :

Sukacita Melafal Amituofo


http://smamituofo.blogspot.com

Disebarluaskan secara gratis, dilarang memperjualbelikan

2
Daftar isi

Kutipan Ceramah Master Chin Kung Januari 2019

13 Januari 2019.......................................................................................04

14 Januari 2019.......................................................................................18

15 Januari 2019.......................................................................................29

16 Januari 2019......................................................................................40

19 Januari 2019.......................................................................................45

29 Januari 2019......................................................................................54

30 Januari 2019......................................................................................58

Kutipan Ceramah Master Chin Kung Februari 2019

03 Februari 2019....................................................................................63

28 Februari 2019....................................................................................67

Kutipan Ceramah Master Chin Kung Maret 2019

03 Maret 2019.........................................................................................71

09 Maret 2019........................................................................................74

Daftar Pustaka.......................................................................................78

Gatha Pelimpahan Jasa.........................................................................79

3
13 Januari 2019

H ari ini adalah lunar bulan 12 hari ke-8, merupakan hari


peringatan Buddha Sakyamuni (Pertapa Gautama) mencapai
KeBuddhaan, yang juga merupakan hari pencapaian KeBuddhaan
bagi kita semuanya. Mengapa demikian? Setelah Buddha Sakyamuni
mencapai KeBuddhaan, Sang Buddha membabarkan metode
pencapaian KeBuddhaan kepada semua makhluk.

Asalkan kita melatih benih sebab secara benar (sesuai dengan apa
yang tercantum di dalam ajaran sutra), maka kita pasti berhasil
menyempurnakan buah KeBuddhaan, sehingga kita dengan Buddha
Sakyamuni takkan ada bedanya.

“Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang Nianzu”,


terakhir kali ceramah kami adalah tanggal 10 Maret 2018, jaraknya
dengan hari ini sudah hampir setahun lamanya.

4
Selama setahun ini, saya memusatkan perhatianku pada pekerjaan di
UNESCO, PBB, mempererat toleransi antar umat beragama,
mengurai konflik, mewujudkan perdamaian dunia, sehingga waktu
berceramah jadi tertunda.

Dengan pemberkatan dari Triratna, semoga kami dapat


menceramahkan penjelasan sutra ini se-kali lagi, hal ini juga
merupakan harapan dan penantian bagi banyak orang.

Kami berharap semoga “Sutra Usia Tanpa Batas” dapat memenuhi


semesta alam, minimal di Planet Bumi ini dapat tersebar secara luas,
menyelamatkan para makhluk yang berjodoh. Asalkan dapat bersua
dengan sutra ini, lalu menerima, meyakini dan mengamalkannya
secara benar, maka tiada satupun yang tidak terselamatkan.

K ali ini kami memberi ceramah bertopik “Sutra Usia Tanpa


Batas”, sudah sebanyak 15 kali pengulangan. Sepuluh kali
pengulangan sebelumnya, saya menggunakan penjelasan sutra yang
ditulis oleh Upasaka Li Bing-nan, kemudian empat kali pengulangan

5
selanjutnya, saya menggunakan penjelasan sutra yang ditulis oleh
Upasaka Huang Nian-zu, kali ini merupakan pengulangan kelima.

Sudah bertahun-tahun lamanya kita belajar bersama, mempelajari


“Sutra Usia Tanpa Batas”, menekankan pada tekad terlahir ke Alam
Sukhavati dan pengenalan pada lingkungan Alam Sukhavati.

Bukan hanya harus mengenal Alam Sukhavati, bahkan juga mesti


mengenal dengan jelas bagaimana kondisi alam saha ini, barulah
anda dapat menjatuhkan pilihan secara bijak.

Setiap praktisi yang gagal mencapai Alam Sukhavati, akar


permasalahannya terletak pada tidak memahami dengan jelas
perbedaan antara Alam Sukhavati dan alam saha. Alam mana yang
mesti digenggam dan alam mana yang mesti dilepaskan.

Pada pengulangan kali ke-5 ini, target kita adalah membulatkan


tekad terlahir ke Alam Sukhavati guna mencapai KeBuddhaan. Kalau
tidak terlahir ke Alam Sukhavati, maka seluruh pelatihan diri kita
hanyalah berupa penampilan luar semata, alias ecek-ecek!

Apakah kita memiliki kepastian terlahir ke Alam Sukhavati,


kuncinya ada pada diri kita sendiri, jangan tanyakan pada orang lain,
tepuk dada tanya hati sendiri.

6
Asalkan bersedia melepaskan kemelekatan pada dunia ini, maka
pasti terlahir ke Alam Sukhavati. Belajar Ajaran Buddha, rintangan
yang paling pokok adalah melepaskan kemelekatan.

Kita mesti melepaskan segala kemelekatan, oleh karena segala


sesuatu hanyalah berupa khayalan semu. Bahkan alam semesta
beserta seluruh isinya juga merupakan khayalan semu, bila anda
masih juga mendambakannya, maka ini merupakan sebuah
kekeliruan, hendaknya dilepaskan.

M aster Ou Yi di dalam karyanya yang berjudul “Penjelasan


Amitabha Sutra”, berkata : Berhasil tidaknya seorang praktisi terlahir
ke Alam Sukhavati adalah tergantung pada ada atau tidaknya
keyakinan dan tekad yang dimiliki. Sedangkan tingkatan kelahiran
yang dicapai adalah tergantung pada kedalaman atau kedangkalan
ketrampilan melafal Amituofo yang dimiliki.

Maka itu mesti menitikberatkan pada teori dan pengamalan, satu


tangan menggenggam keyakinan dan tekad, satu tangannya lagi
menggenggam pelafalan Amituofo.
7
Mendengar ceramah adalah membantu kita memperkokoh
keyakinan dan tekad. Mengenai keyakinan dan tekad, Master Yin
Guang menjelaskannya sebagai berikut :

Keyakinan adalah yakin bahwa kesengsaraan di Alam Saha


merupakan penderitaan yang tak terungkapkan dengan kata-kata;
yakin bahwa kebahagiaan di Alam Sukhavati, tiada lagi kebahagiaan
yang sebanding dengan kebahagiaan di Alam Sukhavati”.

Tekad, “Bertekad meninggalkan Alam Saha, ibarat tahanan yang


masa hukumannya berakhir dan keluar dari penjara; bertekad terlahir
ke Alam Sukhavati, ibarat anak miskin yang merindukan pulang ke
kampung halamannya”.

Kali ini kita belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas, tidak
menekankan pada pemahaman isi sutra, namun bagaimana kita
menerapkannya dalam kehidupan keseharian.

Setiap kata dan kalimat yang tercantum di dalam sutra


mengandung makna tanpa batas, bagaimana kita menerapkan
makna tanpa batas tersebut ke dalam kehidupan keseharian, dengan
demikian barulah dapat menjalani kehidupan di Alam Sukhavati,
menikmati kebahagiaan yang tiada taranya, kekotoran batin dan
tabiat takkan ada lagi.
8
Pada pengulangan kali ke-5 ini, kita takkan menjelaskan satu
persatu kalimat sutra secara berurutan, namun hanya memetik
beberapa kalimat sutra yang dianggap penting lalu mendalaminya,
menekankan pada keyakinan dan tekad, membantu praktisi sekalian
mencapai Alam Sukhavati.

J ika anda tidak melepaskan kemelekatan, maka takkan


berhasil meraih kemajuan batin. Hal ini tidak berkaitan dengan
apakah anda mengenal aksara atau tidak, apakah anda pernah
mempelajarinya atau tidak, tetapi pokok persoalannya adalah apakah
anda dapat melepaskan kemelekatan atau tidak.

Mengikhlaskan adalah memahami kebenaran dan fakta


sesungguhnya; melepaskan kemelekatan adalah takkan terpengaruh
olehnya lagi. Melepaskan kemelekatan bukanlah berarti anda boleh
membuang tanggung jawab ataupun tugas anda, maksudnya adalah
segala urusan hari ini mesti dikerjakan dengan beres, setelah selesai
takkan menaruhnya di dalam hati, takkan meninggalkan jejak atau
kesan dalam hati sanubari.

9
Maka itu praktisi sekalian mesti mengingat hal ini baik-baik,
melepaskan itu maksudnya adalah melepaskannya dari dalam hati,
bukanlah berarti anda boleh berpangku tangan.

Menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab, namun


takkan menaruhnya di dalam hati; jadi secara konkret boleh saja ada,
namun jangan taruh di hati, bila sebaliknya secara konkret telah
melepaskan, tapi di dalam hati masih terus menerus memikirkannya,
maka ini namanya munafik, bukan saja tidak sanggup melepaskan
bahkan juga takkan menyelesaikan permasalahan, oleh karena solusi
dari permasalahan adalah melepaskan kemelekatan itu dari dasar hati.

Apakah kita boleh menikmati Lima Nafsu Keinginan (harta, rupa,


ketenaran, makanan, tidur) dan Enam Objek (rupa, suara, bau-bauan,
rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran)? Boleh, dengan syarat tidak
timbul perbedaan, tidak timbul kemelekatan!

Tetapi pada umumnya saat anda menikmati kesenangan pasti


muncul perbedaan dan kemelekatan, timbul tujuh perasaan
emosional (suka, marah, sedih, senang, sayang, benci, nafsu
keinginan), beginilah celakanya, menimbulkan banyak efek
sampingan, menciptakan karma buruk. Akhirnya membuahkan
balasan karma, jatuh ke tiga alam rendah.

10
D alam hati kita hanya ada sepatah Amituofo, yang kita lafal
adalah Amituofo, yang kita renungkan adalah Buddha Amitabha,
melafal Amituofo dengan kesungguhan hati, takkan berpura-pura
penuh kemunafikan.

Melafal Amituofo tidak boleh bercampur dengan metode lainnya,


perkataan ini telah berulang kali kami sebutkan selama bertahun-
tahun lamanya.

Ada tiga poin penting dalam melafal Amituofo yakni yang pertama
adalah tidak boleh bercampur dengan metode lainnya; yang kedua
tidak boleh terputus, sebaiknya siang malam tidak boleh terputus;
yang ketiga adalah tidak boleh ada keraguan.

Apabila dapat menggenggam tiga poin ini, yakni tidak ragu, tidak
bercampur dengan metode lainnya dan tidak terputus, maka tidak
ada seorang pun yang takkan berhasil, bahkan berhasil dalam waktu
singkat.

11
Tujuan para Buddha Tathagata datang ke dunia ini adalah untuk
membantu para makhluk mencapai KeBuddhaan. Oleh karena anda
sesungguhnya adalah Buddha, sekarang melafal nama Buddha, kelak
pasti menjadi Buddha.

K ejadian-kejadian di dunia ini, janganlah diambil hati, jalani saja


apa adanya, jangan memaksakan kehendak. Praktisi senior tempo
dulu mengajarkan kita supaya “Menuruti jodoh menghapus karma
lama, jangan lagi menciptakan karma baru”.

Apabila kita tidak memahami kebenaran ini, maka terhadap semua


orang, urusan dan benda yang ada di sekeliling kita, kita akan timbul
niat pikiran, perbedaan dan kemelekatan, sehingga menciptakan
karma baru, anda telah melakukan kesalahan!

Secara konkret kita jalani hidup apa adanya, dalam hati senantiasa
bersih dan suci. Selama kita memelihara sebutir hati yang suci, tidak
timbul niat pikiran, tidak membeda-bedakan dan tidak melekat, maka
rintangan apapun takkan ada.

Rintangan itu ada oleh karena di dalam hati kita timbul niat pikiran,
rintangan terbesar yang akan muncul adalah perseteruan. Janganlah
12
sampai berseteru dengan orang lain, juga jangan berseteru pula
dengan urusan dan permasalahan, termasuk juga makhluk hidup dan
benda mati di dalamnya, pertama-tama yang harus dilenyapkan
adalah perseteruan ini, barulah dapat menyempurnakan pelatihan
diri sendiri.

Juga jangan ada pikiran untuk menguasai dan mengendalikan orang


lain, hal inilah yang mesti kita pelajari, dari sinilah kita memulainya.
Bagaimana kita meredakan niat pikiran kita? Yakni dengan melafal
Amituofo.

D i dalam hatiku hanya ada sepatah Amituofo, hanya


memikirkan Buddha Amitabha, membulatkan tekad terlahir ke Alam
Sukhavati, sampai di Alam Sukhavati mencapai KeBuddhaan.

Lingkungan di Alam Sukhavati sangat mendukung pelatihan diri,


usia penduduknya adalah tanpa batas, bahkan hanya butuh waktu
singkat untuk meraih keberhasilan. Mengapa demikian?

Oleh karena lingkungan pelatihan diri yang bagus, takkan


bertemu dengan jodoh penghambat, di sana anda takkan berhasil
menemukan rintangan, semuanya merupakan jodoh yang
13
membantumu mencapai kesempurnaan, oleh karena di sana orang-
orang yang anda jumpai adalah para Buddha Tathagata, para
Bodhisattvaya Mahasattvaya.

Sesampainya di Alam Sukhavati, hendaknya diketahui bahwa,


setiap saat anda dapat berjelajah di seluruh alam para Buddha yang
tersebar di sepuluh penjuru.

Anda memiliki kemampuan menjelma hingga tubuh yang tak


terhingga, jadi dirimu yang asli masih duduk di Alam Sukhavati
mendengar ceramah Buddha Amitabha, sementara itu anda mampu
menjelma hingga tubuh yang tanpa batas dan tak terhingga, menuju
ke sepuluh penjuru alam guna bernamaskara dan memberi
persembahan kepada para Buddha, lalu mendengar pembabaran
Dharma dari para Buddha, keistimewaan ini cuma ada di Alam
Sukhavati.

Maka itu bila anda ingin memperkaya pengetahuan, sampai di


Alam Sukhavati, anda bisa mempelajari keseluruhannya, para Buddha
yang akan langsung mengajarimu.

Bayangkan, jalinan jodoh yang begitu istimewanya, lingkungan


belajar yang begitu unggul, mana boleh tidak terlahir ke sana?

14
P ada satu masa kehidupan ini, anda berhasil terlahir ke Alam
Sukhavati mencapai KeBuddhaan, inilah yang disebut sebagai
sempurna, orang zaman dulu berkata, tidak lama lagi harapan itu
pasti jadi kenyataan, anda pasti meraih keberhasilan; terutama
terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, pasti mencapai ketidakmunduran.

Alam Sukhavati diibaratkan adalah sebuah kampus, Guru


Pembimbing adalah Buddha Amitabha, para Buddha Tathagata yang
tersebar di sepuluh penjuru juga berdatangan menjadi Dosen di sana;
para siswa, di bawah tingkatan Bodhisattva Calon Buddha,
seluruhnya merupakan siswa.

Bodhisattva Dharmakaya berada di kelas tingkatan atas;


Pratyekabuddha, Sravaka berada di kelas menengah; sedangkan kita
semuanya yang membawa serta karma terlahir ke Alam Sukhavati,
berada di kelas dasar.

Meskipun berada pada kelas dasar, namun segala fasilitas dan


keistimewaan yang dinikmati oleh peserta kelas atas, kita juga dapat
menikmatinya, hal ini takkan dapat dijumpai di sepuluh penjuru alam
lainnya.

Anda dapat menikmati segala fasilitas dan keistimewaan yang


dinikmati oleh peserta kelas atas, ini merupakan Maha Maitri Maha
15
Karuna Buddha Amitabha, pemberkatan dari 48 tekad agungNya dan
jasa kebajikan pelatihan diriNya selama lima kalpa, anda telah berhasil
mendapatkannya, keistimewaan ini sungguh tak terbayangkan.
Mengapa dikatakan demikian?

Oleh karena keistimewaan ini juga meliputi kebijaksanaan dan


kemampuan gaib (kekuatan batin yang diperoleh dari hasil melatih
diri), bayangkan, orang awam yang terlahir pada Tanah Suci
tingkatan paling dasar yakni “Tanah Suci tempat kediaman insan suci
dan orang awam”, ternyata memperoleh perlakuan yang setara
dengan Bodhisattva Dharmakaya.

Hal ini takkan dapat dijumpai di sepuluh penjuru alam, satu-satunya


hanya ada di Alam Sukhavati, maka itu para Buddha Tathagata yang
tersebar di sepuluh penjuru alam memuji Buddha Amitabha sebagai
“CahayaNya yang paling terunggul, Rajanya para Buddha”, dihormati
oleh semua Buddha, dikagumi oleh semua Buddha, dipuji oleh semua
Buddha.

Maka itu “Avatamsaka Sutra” menyebutkan, “Para Buddha hanya


demi satu jalinan jodoh agung ini, sehingga muncul dan
membabarkan Dharma di dunia”. Jalinan jodoh agung ini adalah
membimbing kita supaya menemukan kembali jiwa sejati (Jiwa
KeBuddhaan), mengajari kita supaya meyakini Buddha Amitabha,
bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, mendekatkan diri dan belajar
pada Buddha Amitabha, dalam satu kelahiran mencapai buah
KeBuddhaan nan sempurna.

16
Ini merupakan tekad agung para Buddha, merupakan satu-satunya
misi agung para Buddha. Mereka tidak memiliki misi lainnya lagi,
hanya demi satu hal ini, yakni menasehati kita supaya bertekad
terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, demi satu misi inilah, para Buddha
muncul di dunia.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 Januari 2019

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang


Nianzu (Pengulangan Kelima)

Serial ke-10

Bertempat di : HK Buddhist Education Foundation

Kode Artikel : 02-047-0010

Tingkatan Bodhisattva :

http://daunbodhi.blogspot.com/2018/11/tingkatan-bodhisattva.html

Empat tingkatan Tanah Suci di Alam Sukhavati :

http://smamituofo.blogspot.com/2013/07/empat-tingkatan-tanah-suci-di-
alam.html

17
14 Januari 2019

K ewibawaan apa saja yang dimiliki lingkungan Alam Sukhavati?


Yakni “Bercahaya cemerlang, membuat mata tidak henti
memandang, keindahan yang tidak habis dinikmati”, keindahan
panorama di Alam Sukhavati takkan habis-habisnya bisa anda nikmati.

“Memancarkan kecemerlangan yang tak terhingga, menyinari sampai


kejauhan yang tanpa batas.”

Alam Sukhavati tidak membutuhkan cahaya mentari dan rembulan,


mengapa demikian? Setiap tubuh para penghuninya memancarkan
cahaya, bahkan setiap benda di sana juga memancarkan cahaya,
sungguh merupakan sebuah dunia yang terang benderang.

Lagi pula cahaya ini merupakan cahaya yang nyaman dipandang mata,
takkan menyilaukan, namun sejuk adanya. Ibarat dengan manusia di
18
dunia ini menyukai sinar rembulan, tidak terik dan menyilaukan,
seperti cahaya mentari yang panas, itu adalah bola api. Cahaya di
Alam Sukhavati penuh aneka warna, sejuk adanya.

“Juga ada perhiasan yang terbuat dari mutiara putih mustika Mani
(raja mustika). Tergantung saling silang menyilangi menyerupai
jaring-jaring, saling menyinari dan saling menghiasi,
kecemerlangannya indah menakjubkan tiada tara”.

“B unga dan buah pepohonan senantiasa menebarkan harum


semerbak, serta bercahaya cemerlang”, bunga takkan layu, buah juga
takkan berubah. Lain halnya dengan tumbuhan di alam saha kita ini,
mengalami proses muncul, berlangsung, berubah dan musnah, di
Alam Sukhavati tidak ada proses begini, mengapa demikian?

Muncul, berlangsung, berubah dan musnah, empat proses ini adalah


ketidakkekalan. Lantas mengapa di dunia kita ini segalanya
mengalami perubahan dan tidak kekal?

19
Manusia di dunia ini memiliki khayalan, perbedaan dan kemelekatan,
makanya makhluk hidup mengalami proses lahir, tua, sakit dan mati;
tumbuh-tumbuhan mengalami proses muncul, berlangsung, berubah
dan musnah; benda mati mengalami proses pembentukan,
berlangsung, rusak dan kosong. Empat proses begini takkan ada di
Alam Sukhavati.

Setiap insan yang terlahir ke Alam Sukhavati, meskipun bagi praktisi


yang membawa serta karma terlahir ke Alam Sukhavati, namun
setelah menerima pemberkatan dari kekuatan tekad dan
kewibawaan Buddha Amitabha, dia takkan bertemu lagi dengan
jodoh yang dapat membangkitkan khayalan, perbedaan dan
kemelekatan-nya, benih-benih buruk yang tertanam di Alayavijnana
(kesadaran ke-8 atau gudang kesadaran), juga tidak punya
kesempatan bersemi, jadi meskipun anda memiliki tabiat jelek,
namun karena di sana tidak ada jodoh atau faktor pendukung yang
bisa membangkitkannya, sehingga tabiat anda tidak bisa efektif di
sana.

P enduduk Alam Sukhavati tidak mengalami proses lahir, tua,


sakit dan mati, maka itu bunga, pepohonan dan rerumputan di sana
juga takkan layu, buah-buahan di sana selamanya adalah ranum, anda
boleh memetik dan menikmatinya setiap saat, lagi pula buah-buahan
di sana takkan mengalami pembusukan, ini merupakan kewibawaan
yang sungguh tak terbayangkan.
20
“Menebarkan bermacam-macam keharuman menakjubkan, di
dunia ini tidak ada keharuman yang dapat sebanding dengannya.
Keharuman ini tersebar mengikuti hembusan angin semilir, menuruti
aliran air, menebarkan semerbak keharuman yang kental”. Ini
membahas tentang bunga-bunga di Alam Sukhavati.

“Memancarkan cahaya cemerlang yang tak terhingga, di dalam


cahaya juga terdapat ratusan bahkan ribuan warna menakjubkan,
sempurna akan kewibawaan”. Keindahan panorama Alam Sukhavati
terlampau banyak, takkan habis-habisnya dipandang mata.

“Sungguh istimewa indah menakjubkan, saling menghiasi, saling


menyinari memancarkan cahaya warna cemerlang, sungguh indah
nan berwibawa”. Keindahan ini di luar kemampuan imajinasi kita, kita
takkan berdaya membayangkannya, di Alam Sukhavati panorama
sedemikian rupa dapat dijumpai di mana-mana.

Semua ini merupakan perwujudan dari jiwa sejati (Jiwa KeBuddhaan)


yang sejak semula telah sempurna adanya, bukan hasil karya manusia.

Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas :

http://sutrausiatanpabatas.blogspot.com/

21
P intu Dharma Tanah Suci melampaui seluruh pintu Dharma
lainnya, alasannya terletak pada mengandalkan kekuatan Buddha.
Semua pintu Dharma lainnya mengandalkan kekuatan sendiri.

Kita mengandalkan Buddha Amitabha secara keseluruhan,


sungguh dapat diandalkan, harus yakin sepenuhnya, tidak boleh ada
keraguan sama sekali. Apabila masih ada secuil keraguan, akhirnya
saat menjelang ajal akan berubah jadi rintangan, gagal terlahir ke
Alam Sukhavati.

Maka itu mesti yakin sepenuhnya, tidak boleh ada keraguan sama
sekali. Syarat pertama untuk terlahir ke Tanah Suci Sukhavati adalah
yakin, syarat kedua adalah bertekad, syarat ketiga adalah melafal
Amituofo. Keyakinan dan tekad merupakan pokok terpenting,
dengan adanya keyakinan dan tekad, maka pasti terlahir ke Alam
Sukhavati.

Master Yin Guang menjelaskan keyakinan dari dua sisi yakni : Yakin
bahwa alam saha adalah penderitaan, yakin bahwa Alam Sukhavati
adalah kebahagiaan. Demikian pula dengan tekad, juga dijelaskan
dari dua sisi yakni : Bertekad menjauhi alam saha, bertekad terlahir ke
Alam Sukhavati.
22
Dengan memenuhi keyakinan dan tekad sedemikian rupa, pasti
terlahir ke Alam Sukhavati. Terlahir ke Alam Sukhavati pada tingkatan
Bunga Lotus, tinggi atau rendah, adalah tergantung pada dangkal
atau dalamnya ketrampilan melafal Amituofo yang dimiliki, jadi bukan
mengandalkan berapa banyak jumlah lafalan.

Lantas bagaimana cara menilai ketrampilan melatih diri? Seberapa


banyak anda sanggup melepaskan kemelekatan. Jadi ketrampilan
melatih diri itu dinilai dari kesanggupan melepaskan kemelekatan,
makin banyak kemelekatan yang sanggup dilepaskan maka
ketrampilan melatih diri akan kian mendalam, demikian pula
sebaliknya, apabila kemelekatan yang sanggup dilepaskan itu cuma
sedikit maka ketrampilan melatih diri juga dangkal.

Hendaknya menempatkan kemelekatan apa yang paling sulit


dilepaskan, di urutan pertama, bagi sebagian orang pada umumnya,
kemelekatan pada perasaan merupakan hal yang paling sulit
dilepaskan.

Harta, kedudukan, kejayaan, yang mana yang paling anda sukai, maka
dari sinilah anda memulainya, yang paling sulit dilepaskan sudah
mampu anda ikhlaskan, maka yang lainnya sudah jadi enteng.

23
Kalau tidak sudi melepaskan maka kerugian yang ditanggung akan
besar sekali, orang yang paling dirugikan adalah diri sendiri, bukanlah
orang lain.

U ntuk terlahir ke Alam Sukhavati, tidak boleh kekurangan


akar kebajikan, berkah kebajikan dan faktor pendukung atau jalinan
jodoh, barulah dapat terlahir di Negeri Buddha Amitabha.

Kita dapat terlahir ke Alam Sukhavati adalah karena memiliki akar


kebajikan yang besar, berkah kebajikan yang besar dan jalinan jodoh
yang besar. Terlahir ke Alam Sukhavati merupakan hal yang
sedemikian agungnya, jadi bukanlah persoalan sepele dan enteng!

Seorang praktisi yang bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, tak


peduli dia itu kaya pengetahuan atau tidak mengenal aksara,
sehingga cuma tahu melafal sepatah Amituofo, namun dia melafal
dengan setulus hati, serius mengamalkan, akhirnya berhasil terlahir
ke Alam Sukhavati.

Kita memandang peristiwa ini begitu entengnya, tetapi kita tidak


tahu bahwa praktisi itu pada masa kelahiran lampaunya, setiap
kelahiran demi kelahiran menimbun jasa kebajikan
24
berkesinambungan, sehingga mewujudkan akar kebajikan, berkah
kebajikan dan jalinan jodoh yang sedemikian mendalam dan tebalnya,
kita tidak mengetahui hal ini, namun Sang Buddha mengetahuinya.

Buddha Sakyamuni membabarkan pada kita bahwa setiap praktisi


yang berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, pada masa kelahiran
lampaunya pernah memberi persembahan kepada para Buddha yang
tak terhitung jumlahnya, pada satu masa kehidupan ini dia bertemu
dengan Pintu Dharma Tanah Suci, memperoleh pemberkatan dari
para Buddha yang tak terhitung jumlahnya, sehingga praktisi ini
sanggup membangkitkan keyakinan, tekad dan melafal Amituofo,
akhirnya berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, inilah yang disebut
sebagai memiliki akar kebajikan yang banyak, berkah kebajikan yang
banyak dan jalinan jodoh yang banyak.

Jadi tidak boleh kurang dalam memiliki akar kebajikan, berkah


kebajikan dan jalinan jodoh, karena hal ini akan menyebabkan
kegagalan terlahir ke Alam Sukhavati.

Catatan :

Akar kebajikan adalah dapat meyakini dan memahami

Berkah kebajikan adalah dapat bertekad dan mengamalkan

Jalinan jodoh adalah dapat bersua dengan Pintu Dharma Tanah


Suci

25
B uddha Sakyamuni setelah mencapai KeBuddhaan di dunia
ini, sutra pertama yang dibabarkanNya adalah “Avatamsaka Sutra”.
Sutra terakhir yang dibabarkanNya adalah “Sutra Lotus (Saddharma
Pundarika Sutra)”.

Dari awal sampai akhir, Sang Buddha berharap dapat membantu


kita untuk menemukan kembali jiwa sejati, menyempurnakan buah
KeBuddhaan. Namun Buddha hanya dapat menyampaikan ajaran
bagaimana cara untuk mencapai KeBuddhaan itu kepada kita,
sedangkan pencerahan itu terpulang kembali pada diri masing-
masing pendengarnya.

Jadi tugas seorang guru hanyalah menunjuk pada kita jalannya,


sedangkan pencerahan itu tergantung pada upaya diri kita sendiri.
Guru memberi ceramah tetapi kalau si murid tidak berhasil mencapai
pencerahan, ini namanya sia-sia saja mendengarnya.

Lantas sekarang bagaimana caranya kita menyelaminya? Tetap


saja menggunakan cara lama, yakni menfokuskan diri pada satu Pintu
Dharma dan mendalaminya, tidak boleh belajar sekaligus dua metode,
atau bercampur baur.

26
Mengapa harus terfokus? Untuk mencapai samadhi (konsentrasi),
untuk mencapai pencerahan, maka itu wajib “Menfokuskan diri pada
satu Pintu Dharma dan mendalaminya, melatihnya
berkesinambungan selama jangka panjang”, beginilah cara belajar
yang ideal.

Caranya adalah “Mengulang membaca hingga ribuan kali,


maknanya dapat dipahami dengan sendirinya”, dapat dipahami
dengan sendirinya adalah pencerahan, tanpa diberitahu oleh guru,
namun diri sendiri mampu memahaminya.

Bagaimana bisa tercerahkan? Oleh karena sudah membaca


berulang kali, bahkan sudah mampu menghafalnya di luar kepala,
maka itu pencerahan yang anda capai takkan menyimpang. Mengapa
demikian?

Sutra dapat menjadi bukti pengesahannya, pencerahan anda


haruslah serupa dengan yang tercantum di dalam sutra, sebelumnya
tidak memahami isi sutra, sekarang sudah mampu memahami secara
keseluruhan, tidak ada lagi halangan, inilah pencerahan.

Buddha Sakyamuni setelah mencapai pencerahan sempurna,


barulah membabarkan Dharma. Hari ini anda telah mencapai
pencerahan, anda telah memiliki kondisi batin yang serupa dengan
Buddha, tidak ada lagi yang tidak anda pahami!

27
Maka itu dalam hal belajar, mesti menggunakan cara lama, yakni
dengan mengamalkan sila, samadhi dan prajna, dengan
mengamalkan sila (menfokuskan diri pada satu Pintu Dharma), maka
tercapailah samadhi (konsentrasi), dengan tercapainya samadhi
maka terbukalah prajna (kebijaksanaan).

Jadi yang dimaksud dengan sila di sini adalah aturan, yakni


menfokuskan diri pada satu Pintu Dharma dan mendalaminya,
melatihnya berkesinambungan selama jangka panjang, inilah yang
kita maksud sebagai sila.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 Januari 2019

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang


Nianzu (Pengulangan Kelima)

Serial ke-11

Bertempat di : HK Buddhist Education Foundation

Kode Artikel : 02-047-0011

28
15 Januari 2019

U ntuk tujuan apa para Buddha muncul di dunia? Demi


menyelamatkan para makhluk yang jodohnya sudah masak,
membantu mereka mencapai KeBuddhaan; dengan perkataan lain,
jodohnya untuk mencapai KeBuddhaan sudah masak.

Lantas bagaimana dengan yang lainnya? Yang lainnya adalah


sambilan, meningkatkan akar kebajikan dan berkah kebajikan para
makhluk, pada satu masa kehidupan ini mereka masih belum dapat
meraih keberhasilan.

Setahap demi setahap meningkat, hingga akhirnya jodoh jadi masak,


maka anda pasti meraih keberhasilan. Tetapi praktisi sekalian
hendaknya mengetahui bahwa terlahir ke Alam Sukhavati juga
merupakan jodoh yang sudah masak, kalau jodoh belum masak maka
takkan bisa terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.

29
Bagaimana saya bisa mengetahui bahwa jodohku sudah masak?
Terhadap Pintu Dharma ini, saya meyakininya, yakin bahwa Alam
Sukhavati nyata adanya, yakin bahwa Buddha Amitabha nyata adanya,
yakin akan ajaran yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni nyata
adanya, saya membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati, saya
melafal sepatah Amituofo ini, akar kebajikanku telah masak.

Maka itu, apakah akar kebajikanku sudah masak atau belum, jangan
tanyakan pada orang lain, orang lain takkan mengetahuinya, tapi
tepuk dada tanya hati sendiri.

Dengan perkataan lain, diri sendiri telah melepaskan kemelekatan,


menempatkan sepatah Amituofo ini bagaikan nyawa sendiri, praktisi
zaman dulu menyebutnya sebagai bintang keberuntungan (Aliran
Zen menyebutnya sebagai jiwa sejati), sehingga membulatkan tekad
terlahir ke Alam Sukhavati, inilah yang disebut sebagai jodoh sudah
masak.

Siang malam 24 jam tak terpisahkan dari lafalan Amituofo, setiap


lafalannya terjalin dengan Buddha Amitabha, di dalam hati selain
sepatah Amituofo takkan ada lagi hal lainnya; sebutir hati ini disapu
hingga sebersih-bersihnya, apapun tidak saya hendaki lagi, niat
pikiran buruk disingkirkan, demikian pula niat pikiran baik juga
dienyahkan.

30
Harus diketahui bahwa niat pikiran buruk berakibat jatuh ke tiga alam
rendah, sedangkan niat pikiran baik berakibat tumimbal lahir ke tiga
alam bajik, jadi masih saja berputar-putar di dalam lingkaran enam
alam tumimbal lahir.

Setelah memahami hal ini maka niat pikiran baik dan buruk mesti
disingkirkan, semua ini tidak saya hendaki lagi, hatiku hanya memuat
Buddha Amitabha saja, saya hanya melafal sepatah Amituofo saja,
dengan demikian akar kebajikanku telah masak.

P raktisi yang memiliki akar kebijaksanaan tinggi (tajam),


begitu mendengar Avatamsaka Sutra dan Sutra Lotus, dia dapat
mencapai KeBuddhaan. Lantas praktisi yang memiliki akar
kebijaksanaan rendah (tumpul), begitu mendengar Sutra Usia Tanpa
Batas, dia langsung meyakini, bertekad dan melafal Amituofo,
terlahir ke Alam Sukhavati mencapai KeBuddhaan.

Praktisi zaman dulu mengucapkan sebuah kalimat, “Hanya


mereka yang memiliki akar kebijaksanaan tinggi dan rendah yang
tidak berubah”. Jadi insan yang memiliki akar kebijaksanaan tinggi
mencapai KeBuddhaan, demikian pula insan yang memiliki akar

31
kebijaksanaan rendah, terlahir ke Alam Sukhavati mencapai
KeBuddhaan.

Jadi bagaimana pula dengan insan yang memiliki akar


kebijaksanaan sedang atau setengah-setengah? Inilah repotnya. Yang
letaknya di pertengahan ini, tergantung-gantung, dibilang tinggi tidak
tinggi, dibilang rendah juga tidak.

Orang beginilah yang sulit diselamatkan, butuh waktu yang


sangat panjang sekali, melatih diri berkesinambungan hingga kalpa
yang tak terhingga, barulah menjadi akar kebajikan.

Setelah menjadi akar kebajikan, namun sayangnya pada satu


masa kehidupan ini tak berjodoh. Umpamanya praktisi yang terlahir
di keluarga yang baik, ada Ayahbunda yang mendidiknya, ada guru
yang baik membimbingnya, kecerdasannya juga di atas rata-rata,
namun sayangnya tidak memiliki jodoh bersua dengan Pintu Dharma
Tanah Suci.

Sebaliknya ada praktisi yang terlahir di keluarga miskin, sejak kecil


tidak mengecap pendidikan, melakukan pekerjaan berat, namun
pada masa kelahiran lampau, dia telah menimbun akar kebajikan
yang mendalam dan tebal, sehingga pada masa kehidupan sekarang,
begitu bertemu dengan Pintu Dharma Tanah Suci, dia langsung
menyakininya.

32
Catatan :

Akar kebajikan adalah dapat meyakini dan dapat memahami Ajaran


Sukhavati

Berkah kebajikan adalah dapat bertekad dan dapat mengamalkan

Jalinan jodoh adalah kesempatan untuk mendengar Ajaran Sukhavati

B aru-baru ini ada praktisi yang datang bertanya padaku, dia


bilang bahwa di sebuah vihara pelafalan Amituofo, ada sebagian
orang ketika melafal Amituofo, di dalam tubuhnya akan mengalir
energi yang mengendalikan tubuhnya, sehingga tubuhnya tidak
terkontrol, miring ke kiri dan ke kanan, seperti orang yang mengalami
mabuk laut, bahkan bukan hanya satu orang yang mengalami
kejadian ini, bahkan beberapa umat lainnya juga mengalami hal yang
serupa, mengapa bisa demikian?

Praktisi pelafal Amituofo sejati, memperoleh perlindungan dari


seluruh Buddha dan Bodhisattva di sepuluh penjuru dari tiga masa.
Fenomena tersebut dikarenakan kemelekatan di dalam hatinya
sendiri masih belum sanggup dilepaskan, keyakinan dan tekadnya

33
bermasalah, keyakinan-nya belum cukup tulus, tekadnya juga belum
cukup bulat.

Buddha Amitabha adalah pencerahan tanpa batas, sedangkan umat


itu mulutnya memang melafal pencerahan tanpa batas, namun di
hatinya adalah kesesatan, dibelenggu kemelekatan yang kuat,
beragam jenis kemelekatan, ada yang melekat pada orang yang
disayangi, harta benda, ada pula yang melekat ingin melihat Buddha,
ingin melihat fenomena gaib, ingin cepat-cepat meraih kemajuan
batin, ada pula yang berharap mendapatkan kemampuan gaib dan
mukjizat, ada pula yang melekat pada ritual pelafalan Amituofo,
irama pelafalan, jumlah lafalan, dan sebagainya.

Maka itu mesti rajin mendengar ceramah Dharma, mendengar


ceramah akan membantumu melepaskan kemelekatan,
membantumu memperkokoh keyakinan dan tekad.

Ada praktisi yang bilang dia telah mendengar ceramah selama 10-20
tahun, jadi sekarang sudah tidak perlu mendengar lagi, sudah paham
semuanya. Sesungguhnya anda tidak memahaminya. Standar yang
ditetapkan oleh Master Zhangjia adalah : Kalau sudah paham maka
sudah sanggup melepaskan, sebaliknya kalau belum sanggup
melepaskan maka berarti belum paham.

Penyebab lainnya adalah karena rintangan karma, musuh kerabat


penagih hutang datang merintangi dirimu, dia tidak berharap anda
34
bisa berhasil. Mengapa demikian? Dia masih dendam padamu, dia
sedang menanti kesempatan untuk balas dendam. Apabila anda
melatih diri dan terlahir ke Alam Sukhavati, dia tidak bisa mencarimu
lagi untuk balas dendam.

Maka itu sebagai praktisi, hendaknya senantiasa teringat pada musuh


kerabat penagih hutang diri sendiri, setiap hari melimpahkan jasa
kebajikan dari pelatihan diri kepada mereka.

Mesti mengikrarkan tekad sedemikian rupa, setelah saya terlahir ke


Alam Sukhavati, saya akan kembali lagi untuk menyelamatkan
mereka, maka mereka takkan cari masalah lagi denganmu. Mengapa
demikian?

Oleh karena berada di enam alam tumimbal lahir adalah sungguh


menyengsarakan, mereka juga ingin keluar dari enam alam tumimbal
lahir. Anda memiliki niat hati sedemikian rupa, setelah sampai di Alam
Sukhavati, anda akan berusaha menyelamatkannya, dia akan sangat
bersukacita, takkan mencari masalah denganmu, takkan merintangi
dirimu.

Hatimu harus tulus, setelah berikrar harus memenuhi janjimu, tidak


boleh mengelabui para makhluk; kalau anda cuma manis di bibir saja,
maka dia akan kembali cari masalah denganmu!

35
S utra Usia Tanpa Batas “Bab 3 Bermulanya Ajaran Agung”,
menyebutkan : “Tathagata dengan hati maha maitri karuna yang
tiada batas, mengasihi seluruh makhluk di Trailokya (Kamaloka,
Rupaloka dan Arupaloka), maka itu muncul di dunia, demi
membabarkan ajaran Buddha yang begitu sempurna, tujuannya
adalah untuk menyelamatkan para makhluk di enam alam tumimbal
lahir, memberikan kebahagiaan pada para makhluk, kesempurnaan,
kesehatan, usia panjang, kebebasan, sukacita, dan manfaat yang
sesungguhnya.”

Apa yang dimaksud dengan manfaat yang sesungguhnya?


Mencapai KeBuddhaan barulah merupakan manfaat yang
sesungguhnya. Saya (Buddha Sakyamuni) menyampaikan padamu
cara untuk mencapai KeBuddhaan, anda turuti saja cara ini untuk
mencapai KeBuddhaan, begini barulah disebut sebagai manfaat yang
sesungguhnya.

Tetapi kalau cara yang disampaikan padamu supaya anda cuma


bisa jadi Bodhisattva saja, maka ini bukanlah manfaat yang
sesungguhnya, manfaat yang sesungguhnya adalah harus mengantar
dirimu pada pencapaian KeBodhian tertinggi yang tiada taranya. 84
ribu pintu Dharma hanyalah Dharma upaya kausalya, cuma satu-

36
satunya Pintu Dharma Tanah Suci yang merupakan Dharma yang
sesungguhnya.

M elihat jodoh para makhluk telah masak, sehingga


“Membabarkan satu Pintu Dharma ini, agar para makhluk bisa
melampaui samsara buat selama-lamanya”, melampaui Triloka
(Kamaloka, Rupaloka dan Arupaloka), terlahir di Tanah Suci Sukhavati,
hal ini sungguh tak terbayangkan.

Bukan hanya Buddha Sakyamuni yang memperkenalkan pada kita


tentang Alam Sukhavati, namun para Buddha di sepuluh penjuru
alam, semuanya juga memuji manfaat terunggul dari Pintu Dharma
Tanah Suci.

Di dalam Sutra Usia Tanpa Batas “Bab 25 Sebab Terlahirnya ke


Alam Sukhavati”, disebutkan : “Buddha Sakyamuni memberitahukan
Ananda, dengan dibabarkannya tentang kebenaran dan manfaat dari
tiga tingkatan kelahiran di Alam Sukhavati, maka itu semua Buddha
di sepuluh penjuru, serentak memuji semua jasa kebajikan Buddha
Amitabha yang tak terbayangkan”.

37
Oleh karena adanya manfaat yang sesungguhnya tersebut, maka
itu seluruh Buddha Tathagata memuji Buddha Amitabha, demi
menyelamatkan para makhluk yang jumlahnya tak terhingga, Mereka
membabarkan “Sutra Usia Tanpa Batas”, menasehati para makhluk
supaya membangkitkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati.

Ini juga merupakan jalinan jodoh agung para Buddha Tathagata


muncul ke dunia, para Buddha Tathagata yang tersebar di sepuluh
penjuru membantu Buddha Amitabha menyebarluaskan Ajaran
Sukhavati.

Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas :

http://sutrausiatanpabatas.blogspot.com/

K enyataannya Pintu Dharma Tanah Suci melampaui


“Avatamsaka Sutra” dan “Sutra Lotus atau Saddharma Pundarika
Sutra”, apa alasannya? Oleh karena Avatamsaka Sutra dan Sutra
Lotus pada akhirnya membimbing para praktisi pulang ke Alam
Sukhavati, sedangkan Pintu Dharma Tanah Suci merupakan jalan
terdekat yang langsung membimbingmu terlahir ke Tanah Suci
Sukhavati, tidak perlu diajak berkeliling-keliling lagi, namun dengan
38
metode yang paling gampang dan paling praktis, juga aman dan
kokoh, menuntun para makhluk mencapai KeBuddhaan, makanya
Aliran Sukhavati melampaui Aliran Avatamsaka dan Aliran Saddharma
Pundarika.

Avatamsaka Sutra dan Sutra Lotus merupakan ajaran Ekayana,


Ekayana berarti ajaran yang membimbing para makhluk dalam satu
kelahiran mencapai KeBuddhaan. “Sutra Usia Tanpa Batas” juga
mengajari para makhluk dalam satu kelahiran mencapai KeBuddhaan,
hanya saja keunggulannya terletak pada ajaran ini dapat merangkul
semua kalangan, baik praktisi yang memiliki akar kebijaksanaan tajam,
sedang maupun tumpul.

Bahkan praktisi yang memiliki akar kebijaksanaan yang paling


rendah sekalipun juga dapat dalam satu kelahiran mencapai
KeBuddhaan, ini sungguh tak terbayangkan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 Januari 2019

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang


Nianzu (Pengulangan Kelima)

Serial ke-12

Bertempat di : HK Buddhist Education Foundation

Kode Artikel : 02-047-0012

39
16 Januari 2019

Di dalam 48 tekad agung Buddha Amitabha disebutkan bahwa setiap


praktisi yang terlahir ke Alam Sukhavati, semuanya menjadi
Bodhisattva Avaivartika, menyempurnakan tiga ketidakmunduran.

Jadi Buddha Amitabha tidak mengatakan bahwa terkecuali bagi yang


terlahir di Tanah Suci paling dasar yakni Tanah Suci tempat kediaman
orang awam dan insan suci, Sang Buddha tidak mengatakannya
sedemikian rupa, dengan perkataan lain, meskipun terlahir di
tingkatan Bunga Lotus yang paling rendah sekalipun, juga menjadi
Bodhisattva Avaivartika.

Bagaimana hal ini bisa diterima secara logika? Setelah mendalami


ajaran sutra selama bertahun-tahun, akhirnya kami jadi memahami
dengan jelas bahwa hal ini bisa terjadi dengan pemberkatan dari 48
tekad agung Buddha Amitabha, sehingga praktisi itu memiliki
kebijaksanaan, kemampuan gaib dan keistimewaan lainnya yang
setara dengan Bodhisattva tingkatan Bhumi ke-7.

40
Jadi bukanlah kemampuan dari si praktisi sendiri, namun merupakan
anugerah dari Buddha Amitabha, serta pemberkatan dari 48 tekad
agungNya. Kapankah anugerah ini akan diberikan padamu? Yakni
pada saat “Bunga bermekar bertemu Buddha mencapai Anutpattika-
dharma-ksanti”, saat itulah anda memperoleh anugerah sebagai
Bodhisattva Avaivartika.

Lantas kapankah anda baru mampu mandiri alias tidak butuh lagi
bantuan dari Buddha Amitabha? Yakni ketika anda telah mencapai
Tanah Suci tingkatan ketiga atau Shi-bao-zhuang-yan-tu.

Sebelum mencapai tingkatan tersebut, anda masih mengandalkan


pemberkatan dari Buddha Amitabha secara keseluruhan, sehingga
kebijaksanaan, kemampuan gaib, kekuatan batin yang berasal dari
pelatihan diri, segala fasilitas dan keistimewaan yang anda nikmati
adalah serupa dengan fasilitas dan keistimewaan yang ada di Shi-bao-
zhuang-yan-tu. Keunggulan ini dapat anda peroleh ketika terlahir ke
Alam Sukhavati.

Serupa dengan di dunia manusia ini, seorang pangeran yang baru


lahir dalam keluarga kerajaan, begitu lahir sudah menikmati
perlakuan istimewa bagaikan raja.

41
Maka itu begitu lahir ke Alam Sukhavati, kita langsung menikmati
kemampuan gaib dan segala keistimewaan yang serupa dengan
Buddha Amitabha. Satu poin ini mesti dipahami dengan jelas,
terhadap keunggulan dan keindahan Alam Sukhavati, kita takkan
ragu sama sekali, hal ini juga merupakan pemberkatan dari kekuatan
Buddha.

Inilah yang dimaksud sebagai “Dengan menfokuskan pikiran melafal


Amituofo, pasti memperoleh ketidakmunduran”.

Tingkatan Bodhisattva :

http://daunbodhi.blogspot.com/2018/11/tingkatan-bodhisattva.html

Anutpattika-dharma-ksanti :

http://daunbodhi.blogspot.com/2014/05/anutpattika-dharma-
ksanti.html

M elafal nama Buddha Amitabha, nama Buddha Amitabha


adalah terdiri dari empat aksara yakni 阿彌陀佛 (A-MI-TUO-FO). NA-
42
MO bukanlah namaNya, A-MI-TUO-FO barulah merupakan namaNya,
NA-MO artinya bersarana atau berlindung, menghormati.

Master Yin Guang sepanjang hayatnya mengajari orang melafal


enam aksara yakni NA-MO-A-MI-TUO-FO, apa alasannya? Oleh karena
melihat diantara banyak praktisi, yang benar-benar berniat terlahir ke
Alam Sukhavati, jumlahnya tidaklah seberapa, jadi melafal enam
aksara adalah untuk menjalin jodoh Dharma dengan Buddha
Amitabha.

Orang lain belum tentu memiliki keteguhan hati untuk terlahir ke


Tanah Suci Sukhavati, makanya menambahkan kata NA-MO, yang
artinya bersarana pada Buddha Amitabha, berlindung pada Buddha
Amitabha, menghormati Buddha Amitabha, dia belum tentu pada
satu masa kehidupan ini dapat terlahir ke Tanah Suci Sukhavati,
makanya menambahkan kata NA-MO sebagai bentuk penghormatan.

Anda mesti mengetahui maksud dari Guru Sesepuh dalam


membimbing para praktisi, barulah anda dapat memahaminya.

Memperkokoh keyakinan dan tekad, tiada keraguan sama sekali,


pada satu masa kehidupan ini juga, saya mesti terlahir ke Alam
Sukhavati, maka anda harus sanggup melepaskan kemelekatan.

43
Ketrampilan melafal Amituofo tidak efektif, anda jadi panik, lalu
memikirkan segala cara, mencari-cari metode ini dan metode itu,
sampai-sampai ada yang malah bertemu dengan metode yang salah.

Letak persoalannya tak lain adalah keyakinan dan tekadnya yang


bermasalah, kalau sudah memenuhi syarat keyakinan benar dan
tekad menyeluruh, maka puluhan ribu orang yang melatihnya maka
puluhan ribu pula yang berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, satupun
takkan ketinggalan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Januari 2019

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang


Nianzu (Pengulangan Kelima)

Serial ke-13

Bertempat di : HK Buddhist Education Foundation

Kode Artikel : 02-047-0013

44
19 Januari 2019

A vatamsaka Sutra adalah Ekayana, yakni ajaran yang


membimbing para makhluk dalam satu kelahiran mencapai
KeBuddhaan. Di dalam Avatamsaka Sutra, kita dapat melihat
Bodhisattva Manjusri dan Bodhisattva Samantabhadra bertekad
terlahir ke Tanah Suci Sukhavati; Sudhana Kumara yang mengunjungi
53 orang Kalyanamitra; yang terakhir adalah Bodhisattva
Samantabhadra dengan sepuluh butir raja tekadNya menuntun para
makhluk pulang ke Alam Sukhavati.

Avatamsaka Sutra menetapkan tujuan akhirnya adalah “Sutra


Usia Tanpa Batas”, 41 tingkatan Bodhisattva Dharmakaya yang
menghadiri Persamuan Avatamsaka Sutra, jumlahnya tak terhingga
dan tanpa batas, seluruhnya pulang ke Alam Sukhavati di penjuru
barat.

45
Sutra Lotus atau Saddharma Pundarika Sutra juga merupakan
Ekayana, tujuan akhirnya juga terletak pada “Sutra Usia Tanpa Batas”.
“Sutra Usia Tanpa Batas” tentu saja merupakan Ekayana, yang
mengalir secara keseluruhan dari jiwa sejati (Jiwa KeBuddhaan).

Tingkatan Bodhisattva:

http://daunbodhi.blogspot.com/2018/11/tingkatan-bodhisattva.html

Video membaca Sutra Usia Tanpa Batas :

https://www.youtube.com/playlist?list=PLNhqLwrybHHspD9WF_X
6W0L3kuxMTdBOB

B uddha Sakyamuni membabarkan bahwa sutra ini (Sutra


Usia Tanpa Batas) merupakan ajaran yang mengalir dari dalam jiwa
sejati yang sungguh tak terbayangkan.

Selama anda tidak timbul niat pikiran, tidak membeda-bedakan


dan tidak melekat, membaca sutra ini, mempelajari sutra ini,
menceramahkan sutra ini, mendengar ajaran sutra ini, maka akan
terjalin dengan jiwa sejati (Jiwa KeBuddhaan), barulah anda dapat
memahaminya.
46
Sebaliknya bila di hatimu masih terdapat perbedaan dan
kemelekatan, anda pasti tidak dapat memahami sutra ini. Ketika anda
mendengar ceramah tentang sutra ini, anda tidak memahaminya lalu
anda berpikir keras apa maknanya, maka semakin dipikir semakin
gawat, jatuh ke dalam kesadaran ke-6 atau pikiran, jatuh ke dalam
khayalan.

Oleh karena melewati proses berpikir makanya jatuh ke dalam


vijnana (kesadaran), ini adalah “Insan yang tidak memiliki
kebijaksanaan”, bukanlah benar-benar mencapai pencerahan,
pencerahan sejati tidak menggunakan proses berpikir, hal ini
sungguh tidak gampang!

Sutra ini dapat dipahami atau tidak dipahami, bukanlah masalah,


kalau tidak paham juga tidak apa-apa, yang penting adalah mampu
membangkitkan keyakinan hati, yakin bahwa Alam Sukhavati nyata
adanya, yakin bahwa Buddha Amitabha nyata adanya, yakin bahwa
kita pasti berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, dengan melafal sepatah
Amituofo ini, kita pasti bisa meraih keberhasilan, segala
permasalahan jadi teratasi.

Tujuan sebenarnya dari mendengar ceramah dan membaca sutra


adalah untuk memperkokoh keyakinan hati, jika bisa memahaminya
yah bagus sekali, dapat membantumu meningkatkan kemajuan batin;
sebaliknya kalau tidak memahaminya, asalkan dapat memperkokoh
keyakinan dan tekad diri sendiri, maka pasti dapat terlahir ke Alam
47
Sukhavati, setelah memperoleh pemberkatan dari Buddha Amitabha,
maka segalanya sudah mampu dipahami.

Delapan Kesadaran :

https://daunbodhi.blogspot.com/2019/01/delapan-kesadaran.html

Insan yang tidak memiliki kebijaksanaan :

http://sekuntumlotus.blogspot.com/search/label/Insan%20yang%20ti
dak%20memiliki%20kebijaksanaan

B odhisattva dalam melatih diri, prinsip penuntun tertinggi


ada pada “Sutra Usia Tanpa Batas”. “Sutra Usia Tanpa Batas”
langsung mengajari kita melafal Amituofo terlahir ke Tanah Suci
Sukhavati dan mencapai KeBuddhaan, bahkan sesampainya di Alam
Sukhavati, memiliki kebijaksanaan, kemampuan gaib, ketrampilan
melatih diri yang setara dengan Bodhisattva tingkatan Bhumi ke-7.

Apa maknanya? Maknanya sungguh mendalam, yakni


sesampainya di Alam Sukhavati, anda memiliki kemampuan yang
serupa dengan Bodhisattva Dharmakaya, dimanapun para makhluk
berdoa supaya diselamatkan, anda langsung dapat merespon dan
48
menyelamatkan mereka, membimbing mereka ke arah jalan
pembebasan, dengan penampilan apa supaya para makhluk dapat
terselamatkan, maka anda dapat menjelma ke dalam wujud tersebut,
serupa dengan Bodhisattva Avalokitesvara yang memiliki 32 wujud
jelmaan, anda memiliki kemampuan gaib yang sedemikian besarnya.

Praktisi sekalian hendaknya tahu bahwa kemampuan ini bukanlah


hasil pelatihan diri sendiri, melainkan pemberkatan dari kewibawaan
tekad agung Buddha Amitabha, sehingga anda memiliki kemampuan
sedemikian rupa, hal ini sungguh tak terbayangkan.

Jadi bukan berarti sesampainya di Alam Sukhavati, harus menanti


anda melatih diri hingga berhasil barulah dapat menyelamatkan para
makhluk, namun begitu anda sampai di sana maka anda sudah
memiliki kemampuan ini! Keistimewaan ini tidak terdapat di alam
para Buddha yang tersebar di sepuluh penjuru.

Maka itu “Sutra Usia Tanpa Batas” bukan saja merupakan sutra
terunggul yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni, namun juga
merupakan sutra terunggul yang dibabarkan oleh semua Buddha
Tathagata di sepuluh penjuru.

Tingkatan Bodhisattva :

http://daunbodhi.blogspot.com/2018/11/tingkatan-
bodhisattva.html
49
B uddha Sakyamuni muncul dan membabarkan Dharma pada
era dunia yang diliputi oleh Lima Kekeruhan dan Kejahatan, meskipun
demikian, saat itu lima kekeruhan masih begitu ringan dan tipis,
belumlah separah sekarang ini.

Menurut perhitungan orang Tiongkok zaman dulu, Buddha


Sakyamuni memasuki Parinirvana sampai tahun ini sudah 3046 tahun
lamanya, beda jauh dengan perhitungan orang barat, para Bhiksu
senior Tiongkok masih menggunakan standar perhitungan tiga ribu
tahun ini.

Jadi ketika Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia,


lima kekeruhan dan kejahatan baru saja bermula.

Selama kurun waktu tiga ribu tahun ini, para Bodhisattva dan
Suciwan mengajar di dunia ini. Tujuannya adalah mencegah supaya
lima kekeruhan ini jangan sampai melebar dan meluas, hasilnya cukup
efektif.

Lima kekeruhan dan kejahatan :


50
http://daunbodhi.blogspot.com/2015/12/panca-kasayah-lima-
kekeruhan.html

Dasar perhitungan tiga ribu tahun:

http://tujuhmustika.blogspot.co.id/2017/05/kaisar-zhou-zhao-
wang.html

P ada zaman purbakala Tiongkok, insan suci menggunakan


“ETIKA” untuk menata pemerintahan, mewujudkan Utopia
(masyarakat ideal). Di Tiongkok, konsep Utopia bukanlah gagasan
semata, namun sudah pernah terwujud secara nyata. Siapa yang
mewujudkannya? Yakni San Huang (tiga raja), yaitu Suiren, Fuxi dan
Shennong.

Kemudian ketika ETIKA lenyap masih ada “MORAL”, Wu Di (lima


kaisar) menggunakan moralitas untuk menata pemerintahan, ketika
etika moral digunakan untuk menata pemerintahan, negara pada
waktu itu adalah Utopia (masyarakat ideal).

Kemudian ketika MORAL pun ikut lenyap, maka digunakanlah


KEBAJIKAN. Siapa yang menggunakannya? Yakni Dinasti Xia, Shang,
51
Zhou, kurun waktu berlangsungnya juga panjang, yakni Dinasti Xia
berlangsung 400 tahun, Dinasti Shang 600 tahun, Dinasti Zhou 800
tahun, totalnya 1800 tahun.

Selama kurun waktu 1800 tahun tersebut, manusia telah


kehilangan etika moral, makanya digunakanlah kebajikan, insan bajik
mengasihi sesama manusia, senantiasa memikirkan kepentingan
orang lain, tetapi era ini tidak bisa disebut sebagai Utopia lagi, hanya
bisa disebut Xiao Kang (masyarakat yang cukup makmur).

Kemudian pada era Chunqiu (Periode Semi dan Gugur) dan Zhan
Guo (peperangan antar negara), masyarakat diliputi kekacauan
selama 500 tahun, akhirnya Kaisar Qin Shi Huang berhasil
menyatukan seluruh wilayah Tiongkok, menggunakan sistem
pemerintahan tirani atau diktator, menggunakan kekerasan dan
bukan budaya, makanya Dinasti Qin hanya bisa bertahan untuk kurun
waktu 15 tahun saja lalu runtuh.

Dalam perjalanan sejarah Tiongkok, Dinasti Qin merupakan dinasti


yang paling pendek umurnya, baru 15 tahun sudah runtuh,
dilanjutkan oleh Dinasti Han.

Han Wudi merupakan sosok kaisar yang cerdas, menerima budaya


warisan leluhur Tiongkok, beliau menerima usulan Dong Zhongshu
untuk menggunakan pemikiran Konfusius dan Mencius dalam
menata pemerintahan.
52
Pemikiran Konfusius dan Mencius mengedepankan Kesusilaan,
maka itu Kaisar Han menggunakan Tata Susila untuk menata
pemerintahan, menggunakan kesusilaan guna mendidik rakyatnya.

Dari Dinasti Han sampai akhir periode Dinasti Qing, sekitar dua
ribu tahun lamanya, masyarakat masih menerima tata susila.
Meskipun selama kurun waktu dua ribu tahun, Dinasti saling silih
berganti, namun kekacauan hanya berlangsung sebentar saja, boleh
dikatakan bahwa masyarakat Tiongkok menikmati kesejahteraan
untuk jangka waktu yang panjang.

Budaya yang ditanamkan mengakar dengan sangat mendalam.


Dengan menggunakan kebudayaan, kesusilaan, etika moral, Hukum
Sebab Akibat, untuk mempertahankan kehidupan masyarakat yang
aman sentosa selama jangka panjang.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Januari 2019

Judul : Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas Karya Upasaka Huang


Nianzu (Pengulangan Kelima)

Serial ke-14

Bertempat di : HK Buddhist Education Foundation

Kode Artikel : 02-047-0014

53
29 Januari 2019

K ita jangan menjalin ikatan permusuhan selama kelahiran


demi kelahiran, kita berharap ikatan permusuhan pada satu masa
kehidupan ini segera terurai, pada masa kehidupan mendatang dapat
mengakhiri tumimbal lahir, begini barulah merupakan insan yang
cerdas.

Bila menjalin ikatan permusuhan selama kelahiran demi kelahiran,


maka kian lama ikatan permusuhan akan kian mendalam, semakin
kejam dan sadis, maka ini menjadi masalah besar, tidak mudah terurai,
butuh waktu selama beberapa masa kehidupan, bahkan ada yang
butuh waktu hingga seribu atau dua ribu tahun lamanya barulah
dapat terurai.

Tidak belajar Ajaran Buddha, tidak membaca sejarah, makanya


tidak mengetahui hal begini, tetapi setelah belajar Ajaran Buddha dan
membaca sejarah, barulah mengetahui bahwa hal ini sungguh
54
mengerikan. Pada satu masa kehidupan ini menjadi kawan baik, pada
masa kehidupan mendatang menjadi musuh berbuyutan.

Maka itu Buddha Sakyamuni menyampaikan pada kita, enam


alam tumimbal lahir tidak pantas didambakan, berharap supaya kita
sedini mungkin terlahir ke Alam Sukhavati. Sampai di Alam Sukhavati,
menerima Ajaran Buddha Amitabha, barulah dapat mengurai ikatan
permusuhan, jika tidak terlahir ke Alam Sukhavati, maka tidak dapat
mengurai ikatan permusuhan, oleh karena telah dijalin selama kurun
waktu yang terlampau panjang.

Kesimpulannya cuma satu kalimat yakni : Jangan berseteru


dengan orang lain! Apabila kita ingin mengakhiri tumimbal lahir,
berharap pada satu masa kehidupan ini dapat terlahir ke Tanah Suci
Sukhavati, maka janganlah berseteru dengan orang lain.

T empo hari saya dirugikan olehmu, terjebak oleh tipu


muslihatmu, hal ini sudah berlalu, jangan berperhitungan lagi, saya
takkan balas dendam, dengan demikian barulah anda dapat keluar
dari lingkaran enam alam tumimbal lahir.

55
Tidak mengikat permusuhan dengan orang lain, mengurai ikatan
permusuhan menjadi jalinan persahabatan, merupakan satu jurus
tertinggi, musuh pada masa kehidupan lampau, sahabat pada masa
kehidupan sekarang.

Hatimu lapang, melepaskan segala kemelekatan, Buddha


Sakyamuni mengajarkan pada kita, dengan melapangkan hati, maka
hati Maha Maitri Karuna muncul ke permukaan, serupa dengan para
Buddha Tathagata, niat pikiran yang timbul adalah menyelamatkan
semua makhluk yang menderita.

Tanpa kelapangan hati sedemikian rupa, di mulut omongnya


begini, kenyataannya niat pikiran yang timbul, tindakannya sedang
menciptakan karma buruk, menjalin ikatan permusuhan, lain di mulut
lain pula di hati. Kita tidak sanggup meniru kemunafikannya, sia-sia
saja dia belajar Ajaran Buddha!

B elajar Ajaran Buddha boleh dikatakan yang paling pantas


dan yang paling bijak, yakni hanya Buddha yang dapat membantu kita
terbebas dari enam alam tumimbal lahir, asalkan kita bersedia
melepaskan kemelekatan, maka kita dapat mengakhiri samsara.

56
Hanya sebutir hati ini, membantu para makhluk supaya terbebas
dari enam alam tumimbal lahir. Siapakah orang ini? Yakni Bodhisattva,
bila anda dapat melakukannya sedemikian rupa, maka anda adalah
Bodhisattva.

Lapangkan hati, menyelamatkan siapa? Menyelamatkan para


musuh kerabat penagih hutang. Jangan cuma bisa berniat
menyelamatkan para musuh kerabat penagih hutang, tetapi mesti
ada wujud tindakan nyata; kalau cuma omong doang, takkan bisa
menyelamatkan mereka, namun hanya dengan wujud tindakan nyata,
barulah dapat menyelamatkan mereka.

Jika tidak bisa menyelamatkan orang lain, maka terlebih dulu


menyelamatkan diri sendiri. Praktisi zaman dulu memiliki banyak
perumpamaan sedemikian rupa, saya tidak punya kesanggupan
membantu orang lain, jadi terlebih dulu saya menuju ke Alam
Sukhavati, dengan niat begini pasti bisa meraih keberhasilan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 Januari 2019

Judul : Terlahir ke Alam Sukhavati Mengakhiri Ikatan Permusuhan

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0049

57
30 Januari 2019

M akhluk di enam alam tumimbal lahir dikarenakan


terlampau melekat, sehingga kelahiran demi kelahiran tidak mampu
keluar dari lingkaran tersebut, menjalani penderitaan.

Pencerahan besar, bertekad keluar dari enam alam tumimbal


lahir; pencerahan kecil, bertekad keluar dari tiga alam rendah, yakni
Neraka, Alam Setan Kelaparan dan Alam Binatang. Bagaimana
caranya?

Buddha Dharma Mahayana mengajarkan kita supaya


mengikhlaskan dan melepaskan kemelekatan. Mengikhlaskan artinya
mengamati dengan seksama, di dunia ini adakah sesuatu yang dapat
kita bawa pergi nantinya? Harta benda mana yang merupakan
kepunyaanmu?

58
Sel-sel tubuh terus mengalami kematian dan berganti dengan
yang baru, siklus ini terus berlanjut hingga akhir hayat, tidak ada yang
mampu menghentikan proses ini.

Maka itu Buddha Sakyamuni memberitahukan pada kita, “Segala


sesuatu yang berwujud adalah khayalan semu”, tidak ada satupun
yang nyata, maka itu disebut sebagai khayalan semu.

Tubuh ini juga bukan kepunyaan sendiri, bukannya tercerahkan,


malah masih menggunakannya untuk menciptakan karma buruk,
inilah yang disebut sebagai Moha (dungu). Setelah menciptakan
karma buruk maka pasti ada balasannya, maka itu dari mana balasan
karma berasal? Yakni diri sendiri yang menabur, diri sendiri pula yang
menuainya.

S etelah mengetahui faktanya, jangan lagi bertumimbal lahir.


Lantas bagaimana caranya supaya terbebas dari tumimbal lahir? Kita
sekarang berjalan sampai di gerbang tumimbal lahir, tergantung pada
satu langkah berikutnya, apakah kita hendak melanjutkannya atau
takkan sudi lagi?

59
Kalau memang sudah tak sudi lagi, maka Buddha Amitabha yang
sejak dulu setia menanti dirimu, akan segera datang menjemputmu
terlahir ke Alam Sukhavati.

Sebaliknya kalau dirimu masih ogah mengikuti Buddha Amitabha,


masih belum punya niat begini, walaupun Buddha Amitabha dengan
tekad Maha Maitri Maha Karuna-Nya, ingin menjemputmu terlahir ke
Alam Sukhavati, namun apa daya, dirimu menolakNya, anda malah
menjauhiNya, alhasil bagaimana keadaanmu selanjutnya?

Berputar terus di dalam lingkaran enam alam tumimbal lahir,


tentu saja kian lama kian sengsara. Kelahiran demi kelahiran kenyang
akan siksaan yang bertubi-tubi, kesengsaraan yang tiada habis-
habisnya.

Beginilah fenomena kehidupan yang dialami manusia umumnya.


Hanya secuil orang yang menimbun kebajikan, meskipun belum
terbebas dari enam alam tumimbal lahir, namun dia dapat terlahir di
tiga alam bajik.

Insan yang benar-benar memiliki kebijaksanaan dan pahala, akan


menggenggam erat kesempatan ini, kali ini saya harus berhasil
melampaui enam alam tumimbal lahir, saya takkan melakukan
kebodohan lagi.

60
Sebersit niat tercerahkan, hendaknya setiap niat pikiran juga
harus tercerahkan, tercerahkan dan tidak sesat, membantumu
melepaskan kemelekatan, ikatan simpul enam alam tumimbal lahir
kini putus sudah, anda telah terbebas.

T idak sanggup mengikhaskan dan melepaskan kemelekatan,


merupakan hati awam, niat pikiran awam. Balas budi, balas dendam,
beginilah orang awam; insan suci melepaskan kemelekatan pada budi
dan dendam, sehingga mencapai pembebasan.

Siapa yang membelenggu dirimu di enam alam tumimbal lahir? Yakni


selama kalpa yang tak terhingga, setiap kelahiran demi kelahiran,
tidak sanggup melepaskan kemelekatan pada budi dan dendam.

Maka itu rintangan bukanlah ada di luar diri, yang ada di luar diri
hanyalah sebutir jodoh atau faktor pendukung saja, sehingga anda
bertemu dengan kesempatan tersebut, membangkitkan benih karma
masa lampaumu (tabiat), sehingga anda pergi menciptakan karma
lagi, berkhayal lagi, mencari kembali apa yang telah dibuang, inilah
yang dikerjakan.

61
Orang begini sungguh patut dikasihani, orang begini jumlahnya
sangat banyak. Setelah kita melihatnya, mesti timbul hati iba,
melakukan introspeksi diri, bercermin melihat pada diri sendiri,
apakah saya juga serupa dengannya? Kalau ada kemiripan, maka
segeralah tingkatkan mawas diri, buah karmamu akan segera
menyusul, balasannya akan mirip dengannya.

Perbedaan insan suci dan orang awam terletak pada insan suci
selamanya mengasihi semua makhluk, takkan membedakan antara
anda dan saya; sedangkan orang awam selalu berperhitungan,
memperhitungkan untung rugi di luar diri, memperhitungkan
kehilangan dan perolehan di dalam diri, inilah benih sebab, buah
akibatnya adalah berputar di dalam lingkaran enam alam tumimbal
lahir.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 Januari 2019

Judul : Bagaimana supaya bisa terbebas dari enam alam tumimbal


lahir

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0050

62
03 Februari 2019

H endaknya melepaskan kemelekatan, kalau tidak


melepaskan kemelekatan maka anda hanyalah praktisi ecek-ecek.
Yang pertama adalah tidak berseteru dengan semua makhluk, budi
dan dendam hendaknya dilepaskan, kalau tidak dilepaskan maka
tidak dapat terlahir ke Alam Sukhavati, anda akan terus berputar di
dalam lingkaran enam alam tumimbal lahir, guna menuntaskan segala
balas budi dan balas dendam dirimu, yang takkan ada usainya.

Maka itu dalam belajar Buddha Dharma, yang penting anda tahu
jalan mana yang dipilih. Menyingkirkan niat pikiran yang timbul,
perbedaan dan kemelekatan, ini sudah melepaskan hingga ke
akarnya.

Bila dapat melepaskan segalanya (niat pikiran yang timbul,


perbedaan dan kemelekatan) maka hati yang suci akan muncul ke
permukaan, inilah Tanah Suci. Hati suci maka lingkungan pun jadi suci,
63
sebaliknya bila hatimu tidak suci, bagaimana dapat terlahir ke Tanah
Suci.

Lantas bagaimana caranya supaya hati bisa suci? Yakni


melepaskan segalanya (niat pikiran yang timbul, perbedaan dan
kemelekatan) maka hati akan jadi suci.

Masalah yang berlalu biarlah berlalu, jangan dipikirkan lagi, pikir


se-kali mengulangi berbuat satu kali, pikir dua kali, mengulangi lagi
berbuat dua kali, diri sendiri sedang menciptakan karma buruk tetapi
malah tidak menyadarinya, insan yang paham dapat melihatnya
dengan jelas.

Maka itu langkah pertama dalam melatih diri adalah


menyingkirkan perbedaan dan kemelekatan, dengan demikian
barulah memiliki kepastian terlahir ke Alam Sukhavati.

T anpa adanya perbedaan dan kemelekatan, maka kapan


saja bisa terlahir ke Alam Sukhavati, kalau masih ingin tinggal
beberapa tahun lagi juga bisa, bukan masalah.
64
Dalam seminggu ke depan, kita ingin terlahir ke Alam Sukhavati,
bisa tidak? Tentu saja bisa. Setelah anda memahami kebenaran, maka
kapan saja anda boleh menuju ke Alam Sukhavati, kalau masih ingin
tinggal lebih lama di dunia ini, juga bukanlah masalah, memperoleh
pembebasan agung. Sungguh merupakan Pintu Dharma yang paling
menakjubkan.

Jangan sampai goyah sedikit pun, orang lain membujukmu baca


mantra, lalu hatimu goyah dan memenuhi ajakannya, maka celakalah,
dirimu jadi tidak terfokus.

Untuk terlahir ke Alam Sukhavati, syaratnya adalah yakin,


bertekad dan mengamalkan. Keyakinan hati yang teguh dan sebutir
tekad hati; mengamalkan adalah melafal Amituofo, melepaskan
segala kemelekatan; jika masih ada satu hal saja yang belum sanggup
dilepaskan, maka pengamalan anda sudah tidak sempurna.

M engamalkan itu adalah melepaskan kemelekatan, oleh


karena dalam hati yang suci takkan ada bentuk-bentuk pikiran, juga
takkan ada perbedaan dan kemelekatan.
65
Melafal Amituofo juga tidak boleh membeda-bedakan, jika
melafal Amituofo dengan hati perbedaan, maka ini sudah keliru.
Selama ada satu hal saja yang tidak sanggup dilepaskan maka takkan
sanggup mencapai Alam Sukhavati.

Apa yang dimaksud dengan ketrampilan melatih diri? Yakni


melepaskan kemelekatan, mengikhlaskan. Terlebih dulu melepaskan
kemelekatan, setelah melepaskan kemelekatan barulah hatimu suci,
hati yang suci itu merupakan hati yang sejati; sedangkan hati yang
goyah, timbul niat pikiran, perbedaan dan kemelekatan, ini adalah
bentuk-bentuk pikiran, hal ini akan mengacaukan hatimu, ini
merupakan masalah besar, celakanya, masih menganggap diri sendiri
yang paling benar dan hebat, melontarkan kritikan pada orang lain.

Kekuatan dari keyakinan adalah yang paling besar! Dari tiga


syarat untuk terlahir ke Alam Sukhavati, yakin, bertekad dan
mengamalkan, keyakinan menempati urutan pertama; tanpa adanya
keyakinan, semuanya hanyalah palsu belaka.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 3 Februari 2019

Judul : Kekuatan dari keyakinan merupakan yang terbesar

Bertempat di : Vihara Ji Le Si, Tainan, Taiwan

Kode Artikel : 32-258-0051

66
28 Februari 2019

B elajar Ajaran Buddha, kami percaya bukan hanya satu


masa kehidupan ini saja, namun sejak kelahiran-kelahiran lampau kita
sudah belajar Ajaran Buddha. Tak peduli anda belajarnya sudah
sampai tahapan yang bagaimana pun juga, apabila tidak terlahir ke
Alam Sukhavati, maka tidak mendapatkan manfaat yang
sesungguhnya. Jadi mesti bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, harus
menjadi siswa Buddha Amitabha, barulah dihitung sebagai
keberhasilan.

Apakah hal ini sulit? Tidak sulit, asalkan berniat ke sana maka
pasti bisa berhasil. Asalkan hati kita mengingat dan melafal nama
Buddha Amitabha, maka hati Buddha Amitabha dan hati kita akan
senantiasa terjalin.

67
Guru mengajari kita, mengasihi diri kita hingga sedemikian rupa,
bagaimana kita dapat mengetahuinya? Memberi motivasi pada diri
kita, mengajarkan kita supaya pada satu masa kehidupan ini harus
terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, jangan mencari jalan kedua lagi, bila
melatih metode kedua, maka akan merusak jodohmu ini.

Apabila pada masa kehidupan ini, tidak berhasil terlahir ke Alam


Sukhavati, maka harus menanti lagi kesempatan berikutnya, entah
kelak berapa masa kehidupan lagi dan berapa kalpa lagi. Kenyataan
ini mesti kita pahami dengan serius, merenungkannya, maka itu
jangan sampai kesempatan pada masa kehidupan ini jadi terlewatkan
sia-sia.

Terhadap praktisi yang telah berhasil terlahir ke Alam Sukhavati,


setelah kita mendengar atau menyaksikannya secara langsung, dalam
hati kita merasa begitu kagum. Kita pasti berjodoh dengan Alam
Sukhavati, kalau bukan demikian, anda pasti tidak berkesempatan
melihat atau mendengarnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Februari 2019

Judul : Jodoh yang tidak boleh diabaikan pada satu masa


kehidupan ini

Bertempat di : HK Buddhist Education Foundation

Kode Artikel : 32-287-0012

68
I ngatlah, harus terlahir ke Alam Sukhavati; oleh karena kalau
tidak terlahir ke Alam Sukhavati berarti telah sia-sia datang ke dunia
ini, betapa pun hebatnya pelatihan dirimu, pada masa kelahiran
mendatang akan menjadi pahala besar, saat menikmati pahala, anda
gampang terbuai, lagi-lagi kesempatan terlewatkan begitu saja, ini
sungguh patut disayangkan.

Maka itu apa yang merupakan urusan terbesar dalam kehidupan


manusia? Melafal Amituofo bertekad terlahir ke Alam Sukhavati
merupakan urusan terbesar dalam kehidupan manusia. Hendaknya
menempatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati di urutan paling
pertama.

Bagaimana caranya supaya dapat terlahir ke Alam Sukhavati?


Gampang sekali, mengikhlaskan dan melepaskan kemelekatan.
Mengikhlaskan artinya memahami kenyataan, apa itu kenyataan?
Yakni segala sesuatu yang berwujud adalah khayalan semu.

Segala sesuatu di dunia ini, termasuk tubuh jasmani kita, akan


mengalami proses muncul dan lenyap. Kita melihat jam dinding,
apakah kita dapat menghentikannya? Tidak bisa, detik demi detik
terus berlalu.
69
Dengan perkataan lain, berapa panjang usia kita? Satu detik.
Detik kedua bukan lagi merupakan detik pertama, tubuhmu telah
berubah, kita sendiri malah tidak menyadarinya, butuh orang yang
berpengalaman untuk menjelaskan padamu, barulah kita jadi terpikir,
hal ini nyata dan tidak semu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Februari 2019

Judul : Jodoh yang tidak boleh diabaikan pada satu masa


kehidupan ini

Bertempat di : HK Buddhist Education Foundation

Kode Artikel : 32-287-0012

70
03 Maret 2019

P raktisi yang gagal terlahir ke Alam Sukhavati, bukanlah karena


metode pelafalan Amituofo yang tidak efektif; namun dikarenakan
tidak sanggup melepaskan kemelekatan, masih ada yang
dikhawatirkan, masih mendambakan dunia ini.

Selama masih ada satu hal saja yang belum sanggup dilepaskan,
ketenaran dan keuntungan, lima nafsu keinginan (harta, rupa,
ketenaran, makanan dan tidur) dan enam objek (rupa, suara, bau-
bauan, rasa, sentuhan dan bentuk-bentuk pikiran), jika ada satu hal
saja yang belum sanggup dilepaskan, maka tidak dapat terlahir ke
Alam Sukhavati, sungguh patut disayangkan!

Apa yang disukai harus disingkirkan, apa yang dibenci juga mesti
disingkirkan. Selama masih ada satu hal yang tidak sanggup
dilepaskan, suka, marah, sedih, senang, semua perasaan ini kalau
tidak disingkirkan, maka anda tidak dapat terlahir ke Alam Sukhavati.

71
Bagaimana cara untuk melepaskan atau menyingkirkannya? Jangan
taruh di hati. Pekerjaan mesti diselesaikan, terutama dalam hal
mengabdi bagi semua makhluk, yang membawa manfaat bagi orang
banyak, kita harus perbanyak melakukannya, tetapi jangan diingat
terus, jangan taruh di hati.

Setelah mengerjakan sesuatu, tak peduli hasilnya bagus atau tidak,


juga jangan taruh di hati, inilah yang disebut dengan melepaskan
kemelekatan, hal ini lebih penting dari segalanya.

Di dalam hati cuma ada sepatah Amituofo, selain Amituofo, apapun


takkan dihendaki lagi, inilah yang disebut dengan melatih diri.

K apan baru belajar melepaskan kemelekatan? Sekarang juga


sudah harus belajar melepaskan kemelekatan, tidak perlu
menaruhnya di dalam hati, barulah dapat terjalin dengan Buddha
Amitabha. Di pihak Buddha Amitabha takkan ada rintangan,
hambatannya cuma ada di pihak diri sendiri, hal ini mesti dipahami.

Maka itu niat pikiran terbaik adalah Amituofo, tidak ada lagi niat
pikiran yang lebih baik. Segala hal di dunia ini, baik yang berhubungan
dengan manusia maupun hal lainnya, biarkan saja apa adanya! Jangan
lagi mempermasalahkan-nya, apabila terus menerus mempersoalkan-
nya, maka ini yang disebut kemelekatan.
72
Empat tahapan belajar Buddha Dharma adalah keyakinan,
pemahaman, pengamalan dan pencapaian. Setelah memiliki
keyakinan dan pemahaman, maka selanjutnya adalah mengamalkan,
yakni melepaskan kemelekatan, takkan berperhitungan dengan
orang lain. Hal baik atau buruk, biarkan saja berlalu! Jangan
dipersoalkan lagi, terutama terhadap diri sendiri juga jangan ditaruh
di hati lagi!

Segala sesuatu telah berlalu, satu detik ini telah berlalu, sebersit niat
pikiran ini telah berlalu, biarkanlah berlalu! Jangan dipikirkan lagi,
kejadian baik maupun kejadian buruk, janganlah dipikirkan lagi, buat
apa diingat lagi?

Lebih baik memusatkan perhatian untuk melafal Amituofo, begini


barulah betul. Semoga lafalan Amituofo ini siang malam dapat
berkesinambungan tak terputus, dengan demikian kita pasti terlahir
ke Alam Sukhavati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 3 Maret 2019

Judul : Suka dan benci juga mesti disingkirkan

Bertempat di : Pure Land Learning College Association Inc,


Australia

Kode Artikel : 32-325-0001

73
09 Maret 2019

A pabila tidak dapat terlahir ke Alam Sukhavati, maka sia-sia saja


anda datang ke dunia ini! Kesempatan ini sungguh langka, sulit
ditemukan. Di masa lampau kita telah melewatkannya dengan sia-sia,
hari ini bersua kembali dengan jodoh ini, terbayang betapa
mendalamnya jalinan jodoh kita dengan Buddha Amitabha dan
Buddha Sakyamuni, jadi bukanlah secara kebetulan, hal ini mesti kita
yakini.

Kalyanamitra itu sulit ditemukan, walaupun telah berjumpa, anda


juga tidak bisa memperoleh apa-apa. Mengapa demikian? Oleh
karena hatimu penuh dengan kegelisahan, tidak dapat tenang, tidak
sanggup terfokus.

74
Andaikata dapat terfokus maka terjalin dengan sila. Ajaran Buddha
membahas tentang melatih diri sendiri dan menyelamatkan orang
lain, melatih diri sendiri adalah mengamalkan sila; menyelamatkan
orang lain, saya mengamalkan sila, samadhi (konsentrasi) dan prajna
(kebijaksanaan) adalah untuk diperlihatkan kepada orang lain, guna
membimbing para makhluk.

Dalam hal ini memberi teladan dengan pengamalan nyata, apabila dia
bertanya, kita boleh menjawab. Baik itu berupa penjelasan secara
terperinci maupun secara sederhana atau garis besarnya saja, jadi
mesti melihat si penanya, apabila dia sudah mengerti, maka jelaskan
saja secara garis besar; sebaliknya bila si penanya tidak mengerti,
maka mesti menjelaskannya secara terperinci, inilah yang disebut
menyelamatkan para makhluk.

Dengan adanya landasan ini, jodoh ini, perbanyak belajar ajaran sutra,
pemahamanmu terhadap Buddha Dharma akan bertambah luas,
sehingga dapat menjelaskannya kepada orang lain, terhadap ajaran
sutra takkan merasa asing, mendengar penjelasan anda, orang lain
merasa amat bersukacita.

Usai berceramah, diri sendiri mesti dapat mengamalkannya, kalau


tidak mengamalkannya, malah akan menambah kekotoran batin
orang lain. Sisi yang tidak sanggup diamalkan, janganlah
diceramahkan keluar, poin yang dapat diamalkan, barulah
diungkapkan keluar, begini barulah betul.

75
Kesimpulannya, membimbing orang lain supaya membangkitkan niat
hati dan pikiran yang baik, dalam kehidupan keseharian jangan ada
hati khayal, jangan ada kekotoran batin dan kemelekatan.

K etrampilan melatih diri adalah dalam kehidupan keseharian


setahap demi setahap, perlahan-lahan makin meningkat, penuh
sukacita dalam Dharma. Bagaimana cara meningkatkan kualitas batin?
Dengan cara begini, bila anda berhasil mempelajarinya, maka ini akan
sangat membantu dirimu.

Konfusius memiliki lima kebajikan yakni harmonis, bajik, hormat,


bersahaja dan mengalah. Beliau menghormati setiap insan, setiap hal,
setiap makhluk hidup dan benda mati, jadi bukan karena anda
menghormatiku, barulah saya sudi menghormatimu.

Walaupun tidak saling kenal, saya juga akan menghormatinya,


Buddha dan Bodhisattva memberitahukan pada kita bahwa setiap
bersua dengan siapa saja, juga mesti memiliki hati hormat, apa
alasannya? Oleh karena setiap makhluk memiliki benih KeBuddhaan.

76
Kini saya begitu beruntung dapat mengenal ajaran insan suci dan
bijak, sedangkan dia masih awam, hendaknya kita mempengaruhi
dirinya, membantu dirinya.

Membantu seseorang supaya kembali ke jalan yang benar, kelak dia


juga akan membantu orang lain, dari seorang sosok yang belajar
beralih menjadi pembimbing, jasa kebajikan ini sungguh tak
terbayangkan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 9 Maret 2019

Judul : Menjalankan sila dan memberi teladan

Bertempat di : Pure Land Learning College Association Inc,


Australia

Kode Artikel : 32-325-0002

77
Daftar Pustaka

淨空法師專集 :
http://www.amtb.tw/baen/jiangtang.asp?web_choice=2&web_rel_
index=4421

Arsip :
http://sekuntumlotus.blogspot.com/

78
79

Anda mungkin juga menyukai