Anda di halaman 1dari 55

Tanya Jawab

Seputar :

Meninggalkan Keduniawian
Vihara
Menyebarkan Dharma
Dikutip Dari :

Tanya Jawab Terkategori

Oleh Master Chin Kung

Judul : 答疑解惑

Dipersembahkan Dengan Setulusnya Oleh :

Sukacita Melafal Amituofo

www.smamituofo.blogspot.com

Untuk kalangan sendiri, disebarluaskan secara gratis,


dilarang memperjualbelikan.
Daftar Isi
Hal

TJ Seputar Meninggalkan Keduniawian……….……..…… 5

TJ Seputar Vihara…………………………………...…… 22

TJ Seputar Menyebarkan Dharma……………………… 40


Tanya Jawab Seputar Meninggalkan Keduniawian 01

Pertanyaan :

Ada orang yang bilang meninggalkan keduniawian dan


belajar Ajaran Buddha adalah cara mengasingkan diri,
apakah ucapan ini tepat adanya?
 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :

Ucapan ini tidak tepat, ini karena tidak memahami Buddha


Dharma sama sekali. Insan yang meninggalkan
keduniawian mempelajari Ajaran Buddha adalah bertekad
menyebarluaskan Buddha Dharma, yakni meniti karir di
bidang pendidikan Ajaran Buddha. Karir ini adalah karir yang
terunggul, andaikata dikatakan ini adalah cara mengasingkan
diri, maka buat apa Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma
selama 49 tahun, berceramah selama 8 jam setiap hari? Guru
sebaik ini, ke mana bisa menemukannya, semangatNya dalam
menjalankan karirNya adalah teladan bagi semua bidang karir
di dunia ini.
Tanya Jawab Seputar Meninggalkan Keduniawian 02

Pertanyaan :

Buddha membabarkan bahwa bila kaum hawa menjadi


anggota Sangha maka masa berlangsungnya perkembangan
Ajaran Buddha murni di dunia ini, akan menjadi berkurang
500 tahun, apakah dengan demikian wanita boleh
meninggalkan keduniawian?
 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :
Sesungguhnya pria dan wanita adalah setara, jika ada
perbedaan maka bukanlah Buddha Dharma, paling minim
bukanlah Ajaran Mahayana; di dalam Aliran Hinayana masih
ada kemelekatan ini, namun di dalam Aliran Mahayana tidak
ada, Aliran Mahayana menitikberatkan pada kesetaraan.

Mengapa sutra Buddha mengatakan bahwa jika kaum hawa


memasuki Sangha maka masa berlangsungnya Ajaran Buddha
murni di dunia ini akan menjadi berkurang 500 tahun? Ini
artinya kerisauan wanita lebih banyak, hatinya sempit, sifat
iri hatinya juga berat, inilah alasannya. Apakah benar ucapan
Buddha ini? Setelah kita pikirkan maka akan memahaminya.

Sebenarnya apa alasan yang sesungguhnya? Yakni kehidupan


rumahtangga mereka. Wanita lebih banyak tinggal di rumah,
cakupan lingkungan hidup mereka sangat sempit, pria berada
di luar, lingkungan hidupnya lebih luas. Lingkungan yang
sempit maka dengan sendirinya hatinya juga sempit, niat pikiran
yang timbul hanya memikirkan keuntungan bagi lingkungan
kecilnya.

Maka itu, setelah belajar Ajaran Buddha, harus melapangkan


hati, melepaskan semua kemelekatan, sehingga sanggup
mengamalkan “hati seluas jagat raya mampu merangkul seluruh
alam semesta”, maka wanita juga dapat mencapai KeBuddhaan.
Di dalam “Saddharma Pundarika Sutra”
tercantum perumpamaan tentang Putri Naga pada usia 8
tahun telah mencapai KeBuddhaan.

Pada saat Buddha membabarkan Dharma ini masih dalam


masa perkembangan Dharma murni, setelah tiba masa
berakhirnya Dharma maka semua sudah terbalik. Upasaka
Huang Nian-zu pada masa lansianya merasa sangat
berterimakasih dan berkata, pada periode masa
perkembangan Dharma murni dan periode Dharma kembaran,
urutan para praktisi yang berhasil melatih diri adalah sebagai
berikut, Bhiksu menempati urutan pertama, yang kedua
adalah Bhiksuni, yang ketiga adalah umat awam pria dan
yang keempat adalah umat awam wanita.

Sekarang pada periode masa berakhirnya Dharma, urutan


praktisi yang berhasil, yang melafal Amituofo terlahir ke
Alam Sukhavati adalah sebagai berikut, umat awam wanita
menempati urutan pertama dengan jumlah terbanyak, yang
kedua adalah umat awam pria, yang ketiga adalah Bhiksuni
dan yang paling terakhir adalah Bhiksu.

Mengapa Bhiksu sulit mencapai keberhasilan? Karena


mengejar ketenaran dan keuntungan, hatinya tidak
difokuskan melatih diri, tak sebanding dengan umat awam.
Umat awam setelah mendengar Ajaran Buddha dapat melatih
diri dengan serius, sedangkan anggota Sangha malah
memanfaatkan Buddha Dharma untuk mengejar ketenaran
dan keuntungan, ini adalah kesalahan besar!

Maka itu, umat wanita janganlah karena ucapan ini menjadi


cemas, diri sendiri harus membangkitkan ketekunan melatih
diri.

  
Tanya Jawab Seputar Meninggalkan Keduniawian 03

Pertanyaan :

Syarat apa yang harus dipersiapkan jika ingin meninggalkan


keduniawian melatih diri?
 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :

Terlebih dulu, harus memahami makna dari meninggalkan


keduniawian, Sebagian insan hanya memahaminya sebagai
keluar dari keluarga awamnya, mengira bahwa setelah
ditabhiskan di vihara, maka ini yang disebut sebagai
meninggalkan keduniawian.

Sesungguhnya itu hanyalah sebuah formalitas sebagai


anggota Sangha, sedangkan Buddha Dharma menitikberatkan
pada anggota Sangha yang sejati. Bagaimana yang disebut
dengan anggota Sangha sejati?

Kekotoran batin adalah keduniawian, roda samsara adalah


keduniawian, tumimbal lahir adalah keduniawian. Buddha
mengajarkan kita, dengan memutuskan kekotoran batin,
inilah yang disebut dengan meninggalkan keduniawian;
mengakhiri roda samsara, juga disebut meninggalkan
keduniawian; terbebas dari enam alam tumimbal lahir, inilah
yang disebut dengan meninggalkan keduniawian.

Semua ini tidak ada kaitannya dengan formalitas dan


penampilan, yang penting adalah makna yang sesungguhnya.
Umat awam yang dapat memahami kebenaran ini, dapat
memutuskan kekotoran batin, mengakhiri roda samsara dan
keluar dari tumimbal lahir, inilah yang disebut anggota
Sangha sejati.

Dari segi formalitas dan penampilan, syarat yang terpenting


adalah “menerima dan mengamalkan, membaca dan
menyampaikannya kepada orang lain”, ini adalah “belajar
menjadi guru manusia, bertindak menjadi teladan dunia”, ini
adalah syarat yang harus dipersiapkan untuk menjadi seorang
anggota Sangha formalitas. Setiap niat pikiran yang timbul
harus menjadi teladan bagi semua makhluk, sehingga para
makhluk yang melihat tindakanmu, mendengar ucapanmu,
dapat tercerahkan, sehingga juga dapat membangkitkan niat
untuk menjadi anggota Sangha, membangkitkan tekad untuk
mengakhiri kekotoran batin dan roda samsara.

Maka itu seorang anggota Sangha harus “menjauhi lobha,


dosa dan moha, giat melatih sila, samadhi dan prajna”, ini
adalah standar yang paling rendah. Sila yang paling dasar
yang harus dipenuhi adalah “Tiga Berkah Karma Suci” dan
“Enam Keharmonisan Dalam Sangha”.

Bagaimana cara agar dapat menwujudkannya? Sutra Usia


Tanpa Batas mengajari kita harus “menjaga vaci kamma,
jangan membicarakan kesalahan orang lain; menjaga kaya
kamma, tidak melanggar sila; menjaga mano kamma, suci
tak ternoda”, ini adalah prinsip utama, harus sanggup
mengamalkannya.

Dalam mengatasi permasalahan, memperlakukan manusia


dan makhluk lain, setiap niat pikiran yang timbul harus
teringat pada Ajaran Buddha. Saya menuruti Ajaran Buddha,
menghasilkan sebuah karya tulis berjudul “Buku Panduan
Melatih Diri Bagi Para Praktisi Aliran Sukhavati”, praktisi
sekalian seharusnya membacanya berulang kali, harus
sanggup mengingatnya, dan mampu mengamalkannya, inilah
yang disebut dengan menerima dan mengamalkan.

Kemudian harus membaca sutra. Segala alasan mengapa


ketrampilan melatih diri tidak efektif, penyebabnya adalah
karena jarang mendengar ceramah Dharma, baik kondisi
maupun niat pikiran tidak sanggup diputar sudut pandangnya,
maka itu harus memperbanyak mendengar ceramah Dharma.

Sepanjang hidupku mempelajari Ajaran Buddha dan bisa


memperoleh sedikit hasil, jujur saja, ini karena selama 40
tahun tidak pernah berhenti berceramah, setiap hari
menasehati orang lain, ini juga serupa dengan sedang
menasehati diri sendiri, barulah dapat memutar sudut
pandang dan cara berpikir, ini adalah memberi teladan
dengan tindakan nyata.

Juga harus “mendalami satu pintu Dharma, melatihnya


berkesinambungan dalam jangka panjang”, barulah dapat
membuahkan hasil. Dengan demikian, syarat untuk
meninggalkan keduniawian sudah terpenuhi.
 
 
Tanya Jawab Seputar Meninggalkan Keduniawian 04

Pertanyaan :

Saya sangat berharap dapat diterima jadi murid guru,


sehingga saya dapat memasuki anggota Sangha dan melatih
diri, menyebarkan Dharma memberi manfaat bagi semua
makhluk.
 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :
Niat anda cukup bagus, tetapi sepanjang hidupku saya tidak
menerima murid, tidak ada pengecualian. Pada masa dulu,
para anggota Sangha yang berada di Perpustakaan Hua Zang
Taiwan, mereka semuanya menjadi anggota Sangha
mengikuti Pengurus Han, ini adalah jalinan jodoh istimewa.
Setelah Pengurus Han wafat dan Perpustakaan Hua Zang
diambil alih, kami meninggalkan Taiwan, dan tidak
melakukan penabhisan lagi.

Andaikata anda ingin meninggalkan keduniawian, anda


berniat menjadi anggota Sangha, di vihara manapun juga
boleh, seperti kata sesepuh “guru menuntun masuk ke pintu,
melatih diri tergantung pada diri masing-masing”. Tetapi
saya dapat memberi nasehat padamu, jika benar-benar ingin
menjadi Bhiksu dan menyebarluaskan Dharma memberi
manfaat bagi para makhluk, seharusnya sebagai umat awam
terlebih dulu mempelajari Ajaran Buddha, maka rintangan
akan lebih sedikit, setelah menjadi anggota Sangha dapat
menjadi penceramah. Ini adalah jalan yang pernah saya
tempuh, bisa menjadi bahan pertimbangan buat dirimu.

Ketika saya mempelajari Ajaran Buddha, guruku yang


pertama adalah Master Zhang Jia, saya mengikutinya selama
tiga tahun. Setelah beliau wafat, saya mengikuti Upasaka Li
Bing-nan belajar ajaran sutra. Setelah menguasai ajaran sutra,
sanggup berceramah di atas pentas, barulah saya memasuki
Sangha. Maka itu begitu menjadi anggota Sangha, langsung
menjadi staf pengajar di Kampus Agama Buddha, juga
memenuhi undangan untuk berceramah.

Oleh karena setelah menjadi Bhiksu, di vihara tempat diriku


ditabhiskan, agak sulit untuk memperoleh kesempatan
belajar berceramah. Anda masih memiliki banyak rekan
sesama anggota Sangha lainnya, mereka tidak memiliki
ketrampilan berceramah, dan anda malah bisa pula, maka itu
mana mungkin orang lain bisa menerima dirimu, sehingga
dimanapun anda akan menemui hambatan, pada saat begini
bagaimana mengatasinya?

Maka itu terlebih dulu harus menguasai ketrampilan


berceramah sebelum memutuskan untuk meninggalkan
keduniawian, hal ini dapat diwujudkan.
 
Tanya Jawab Seputar Meninggalkan Keduniawian 05

Pertanyaan :

Saya berniat meninggalkan keduniawian, tetapi waktu dulu


saya memiliki seorang teman wanita, dia tidak
mengijinkanku menjadi Bhiksu, andaikata saya bersikeras
menjadi anggota Sangha, dia mengancam bunuh diri,
bagaimana sebaiknya?
 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :
Masalah ini, di dalam “Buddhanusmrti Sastra” di bagian
belakangnya terdapat lampiran ceramah Master Tan Xu yang
ada menyinggung tentang masalah ini.

Master Di Xian memiliki dua orang murid, yang satu belajar


Dhyana, yang satu lagi melafal Amituofo. Si murid yang
belajar Dhyana itu setelah mati akhirnya menjadi Dewa Bumi,
kisahnya berawal dari istrinya tidak menyetujuinya menjadi
Bhiksu, gara-gara dia bersikeras memasuki Sangha, akhirnya
istrinya pergi bunuh diri.

Setelah tewas bunuh diri, arwah istrinya terus mengikutinya,


oleh karena si murid ini memiliki ketrampilan melatih diri
yang bagus, sehingga ada Dewa Pelindung Dharma yang
melindunginya, maka itu si arwah penasaran ini tidak bisa
menyentuhnya.

Tetapi setelah beberapa puluh tahun berlalu, di viharanya, dia


diangkat menjadi ketua vihara, selanjutnya dana pun mulai
mengalir deras, umat juga semakin ramai, keangkuhannya
mulai timbul, begitu keangkuhan muncul, Dewa Pelindung
segera beranjak pergi, akhirnya arwah istrinya berkesempatan
merasuki tubuhnya, mencelakainya hingga melompat ke sungai
dan mati tenggelam, ini karena arwah istrinya tidak sanggup
memaafkan dirinya.
Ceramah Master Tan Xu ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan buat dirimu, jalinan budi dan dendam haruslah
diurai, jika tidak diurai, maka akan jadi masalah besar.
Setelah menjadi anggota Sangha jika tidak sanggup
mengamalkan sila dengan baik, musuh kerabat penagih
hutang masa kehidupan lampau takkan melepaskan dirimu.

Apalagi menjadi anggota Sangha, seharusnya


membanggakan Buddha Sakyamuni barulah betul, sehingga
masyarakat yang melihat diri kita akan memuji Ajaran
Buddha; jika kita tidak melatih diri dengan benar maka
masyarakat akan menfitnah keseluruhan Ajaran Buddha,
maka ini telah menciptakan karma buruk jatuh ke Neraka
Avici. Ini tidak boleh tidak dipahami.

Maka itu jika tidak menjadi anggota Sangha maka tidak


merusak citra Ajaran Buddha, meskipun kita melakukan
kejahatan apapun, orang lain marah juga takkan sampai
menfitnah Ajaran Buddha; tetapi begitu anda menjadi Bhiksu,
dia memarahimu akan sampai menfitnah keseluruhan Ajaran
Buddha, dosa anda ini lebih berat dari segalanya, harus
paham akan aturan ini.

 
Tanya Jawab Seputar Vihara 01

Pertanyaan :

Selama tinggal di dalam vihara bila mendengar suara


pukulan genta, tetapi karena sakit atau kelelahan, apakah
boleh jika tidak bangkit dari tempat tidur?

 
Master Chin Kung Menjawab :

Di pagi hari, bunyi suara genta adalah membangunkanmu


agar mempersiapkan diri menghadiri kebaktian pagi, jadi
harus bangkit dari tempat tidur. Andaikata anda memang
sedang sakit atau kecapekkan, boleh terlebih dulu minta ijin
cuti. Kesimpulannya tinggal bersama di dalam vihara, maka
harus mematuhi peraturan vihara, ini adalah jasa kebajikan
yang besar, para Buddha akan memberi pujian, Dewa Naga
akan memberi perlindungan.

Jika anda tidak menaati peraturan vihara, ini adalah


memecah belah Sangha. Jika anda satu orang boleh berbuat
sesuka hati, maka orang lain juga akan meneladani prilaku
anda, maka peraturan dalam Sangha akan jadi kacau, dosa
ini akan berakibat jatuh ke Neraka Avici.

Setiap hari kita berada di dalam vihara, dengan sengaja


maupun tanpa sengaja, sedang melakukan tindakan memecah
belah Sangha, diri sendiri masih belum menyadarinya. Maka
itu, jika tidak sering mendengar ceramah Dharma, tidak
memperbanyak membaca sutra, bagaimana boleh?

Sekarang anda melakukan kesalahan besar, orang lain takkan


mengatakannya padamu karena takut menyinggung
perasaanmu. Sesungguhnya orang yang sudi mengatakan
dimana letak kesalahan kita, betapa besar budi kebajikannya.

Tetapi tentu saja setelah mengatakannya harus bisa


memperbaikinya, barulah orang lain mau mengatakannya;
jika sudah dibilang tapi tak mau berubah, sampai ayahbunda
juga malas mengatakannya padamu. Seseorang yang dapat
mengalir dari kebajikan, bisa memperbaiki kesalahannya,
orang ini adalah insan suci, dalam kehidupan ini juga pasti
akan meraih keberhasilan.

 
Tanya Jawab Seputar Vihara 02

Pertanyaan :

Hari ini banyak umat berkeluarga yang menyebarluaskan


bahwa Master Chin Kung pernah berkata : “Saat kini melatih
diri tidak di vihara lagi, vihara bukan tempat untuk melatih
diri, anggota Sangha tak sebanding dengan umat awam,
menjadi umat awam lebih mudah melatih diri dan ……”.

Tetapi peraturan negara (ket:Tiongkok) tidak


memperbolehkan anggota Sangha untuk melakukan kegiatan
di luar vihara, maka itu anggota Sangha jadi tak leluasa
untuk keluar vihara melakukan kegiatan.

Lagipula di luar adalah dunia penuh gemerlapan, anggota


Sangha bila keluar dari vihara juga sulit menemukan tempat
yang cocok untuk melatih diri, apakah tindakan umat
berkeluarga ini akan mempengaruhi perasaan vihara dan
kami, para anggota Sangha?
 
Master Chin Kung Menjawab :
Perbuatan umat berkeluarga ini telah melanggar kesalahan
yang besar. Jika ada satu vihara yang tidak benar, maka tidak
boleh menarik kesimpulan bahwa semua vihara di Tiongkok
tidak ada yang benar. Meskipun ada anggota Sangha yang
melakukan hal yang tidak benar, seorang umat berkeluarga
juga tidak layak mengatakannya, mengapa harus menyimpan
perbuatan orang lain yang tidak benar di dalam hati, sehingga
hati yang suci menjadi terkotori? Diri sendiri telah
menciptakan dosa yang tak terhingga, malah merasa diri
sendiri yang paling benar, semoga mereka memperbanyak
membaca sutra, maka diri sendiri akan mengetahui kesalahan
mana yang telah diperbuat.

Pepatah berkata : “Penyakit masuk melalui mulut,


malapetaka keluar melalui mulut”. Mengucapkan perkataan
tidak boleh tidak mawas diri. Terhadap persoalan ini anda
tidak jelas akan sebab akibatnya, maka itu tidak boleh
berkata sembarangan, setelah mengucapkannya maka harus
menanggung beban karma.

Vihara ini apakah menjalankan Dharma dengan benar atau


tidak, jika kita tidak terlalu jelas akan hal ini, kemudian
sembarangan mengomentarinya, maka akibat karma yang
akan ditanggungnya akan besar. Apa yang saya katakan
dalam ceramah, semuanya sudah disalahtafsirkan oleh
mereka, menyalahartikan makna sesungguhnya yang
dibabarkan Tathagata, ini adalah kesalahan.
Di dalam “Riwayat Hidup Master Yun Gu”, Master Yun Gu
adalah seorang anggota Sangha yang telah berhasil dalam
melatih diri. Ketika usia beliau telah lanjut, banyak anggota
Sangha yang berada di vihara melanggar sila, melihat hal ini
Master Yun Gu tidak berkata sepatah kata yang menyalahkan,
tetapi menasehati dan memaafkan mereka.

Anda ingin mengajari orang lain, kondisi batin anda harus lebih
tinggi daripada mereka barulah memiliki kelayakan, barulah
memiliki kesanggupan untuk membimbing mereka. Maka itu
Master Yun Gu mengasihi para anggota Sangha, membantu
mereka, ini adalah tindakan yang tepat, ini adalah teladan yang
diberikan oleh guru sesepuh dan praktisi senior kepada kita,
kita harus banyak belajar, barulah takkan
melakukan kesalahan dalam menangani masalah dan
memperlakukan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Dalam dunia dimana bencana amat biasa terjadi, yang


penting adalah melatih diri sendiri. Setelah diri sendiri
berhasil, barulah dapat membantu orang lain, diri sendiri
masih belum berhasil tetapi ingin membantu orang lain, tidak
ada aturan begini.

Buddha berkata: “Diri sendiri belum terselamatkan namun


dapat menyelamatkan orang lain, tidak ada kebenaran
sedemikian”. Diri sendiri harus baik-baik melatih diri,
menghapus khayalan, perbedaan dan kemelekatan.
Kesalahan yang dilakukan diri sendiri, semuanya ini
dikarenakan khayalan, perbedaan dan kemelekatan yang
terlalu berat, dengan memiliki kekotoran batin sedemikian
maka tidak dapat terlahir ke Alam Sukhavati.

Dalam Aliran Sukhavati dikatakan “membawa serta karma


terlahir ke Alam Sukhavati”, adalah membawa serta karma
lama dan tidak dapat membawa serta karma baru. Karma
baru yang diperbuat sekarang tidak bisa dibawa serta, maka
ini kekotoran batin saat kini harus bisa diredam, dikendalikan,
dengan memiliki kemampuan ini barulah dapat terlahir ke
Alam Sukhavati.
Andaikata diri sendiri tidak mampu mengendalikan
kekotoran batin dan tabiat, setelah melihat atau mendengar
langsung muncul tabiatnya, meskipun telah melafal
Amituofo dengan bagus, juga tak bisa terlahir ke Alam
Sukhavati.
 
 

 
Tanya Jawab Seputar Vihara 03

Pertanyaan :

Murid adalah pengurus vihara, ada umat yang mendaftar


menginap di vihara untuk mengikuti kegiatan pelafalan
Amituofo, namun sesungguhnya punya maksud lain, yang
pasti adalah merusak peraturan vihara. Jika berulang kali
menasehatinya, bisa-bisa malah menjalin jodoh buruk
dengannya, jika tidak menasehatinya, malah akan
bertentangan dengan tanggungjawab kami sebagai pelindung
Dharma. Apa yang harus saya lakukan, barulah dapat
menentukan sikap pada praktisi yang baru menetap di vihara,
agar tidak menjalin jodoh buruk dengannya, juga dapat
melindungi kesucian hati sendiri sebagai pelindung Dharma?
 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :

Apabila di ruang kebaktian pelafalan Amituofo bertemu


dengan masalah sedemikian, maka harus melapor kepada
ketua kebaktian, dia yang mengurus peraturan di dalam
ruang kebaktian pelafalan Amituofo dan memimpin
kebaktian. Masalah ini biarkan ketua kebaktian dalam
ceramahnya menasehati para peserta kebaktian, begini sudah
bagus. Selain itu, jika masalah ini agak berat, maka harus
memberitahukan ketua yayasan, karena dia merupakan
penanggungjawab organisasi, masalah ini akan dituntaskan
olehnya, ini merupakan cara yang paling aman.

 
Tanya Jawab Seputar Vihara 04

Pertanyaan :

Ada umat yang mengikuti acara kebaktian atau menjadi


relawan di vihara tidak berani makan makanan yang sudah
disediakan vihara, menganggap dirinya tidak menimbun jasa
kebajikan apapun, setelah makan makanan vihara, takut pada
kelahiran mendatang tidak sanggup membayar kembali
kepada vihara. Mohon ceramahnya.
 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :
Pertanyaan ini sungguh bagus, tetapi sama sekali tidak
terjalin dengan kenyataan yang dibabarkan Buddha. Barang
milik Sangha, yang dipersembahkan untuk umum, kita boleh
menerimanya; tetapi bila Sangha tidak
mempersembahkannya untuk umum, dan kita malah
menggunakannya, ini disebut sebagai melanggar sila
pencurian. Anda tidak mendapat persetujuan dari pemiliknya
dan menggunakannya dengan sesuka hati, ini melanggar sila
pencurian.

Jika pemilik vihara atau perwakilan penanggungjawabnya,


dia telah setuju, barulah boleh menggunakannya; jika
sebaliknya Sangha atau perwakilan penanggungjawabnya
tidak mengijinkannya, kita menggunakan barang milik
Sangha dengan sesuka hati, menggunakannya untuk
kepentingan pribadi, ini melanggar sila pencurian.

Maka itu, harus memahami makna dari sila pencurian, jangan


sampai salah paham. Kesalahan akibat salah paham yang
dilakukan diri sendiri, masih terhitung kecil, tetapi jika
sampai orang lain jadi terpengaruh, sehingga mengundang
salah paham orang lain, maka masalah ini akan jadi parah.
Kesimpulannya, harus jelas akan maknanya, harus dipahami;
sebaliknya jika tidak jelas dan tidak paham, maka harus
banyak bertanya, memutuskan keraguan memunculkan
keyakinan, ini sangat penting.
Kalian membantu di vihara sebagai relawan, mengapa tidak
boleh menerima makanan dan minuman yang disediakan
vihara? Ini adalah sudah sepantasnya. Jika peraturan diatur
sedemikian ketat, vihara takkan ada relawan lagi, aturan ini
harus dipahami. Selama vihara itu memiliki kesanggupan,
maka kita harus membantu orang yang kesusahan di daerah
setempat. Andaikata kalian menjadi relawan sampai makan
satu kali saja tidak berani, bagaimana pula dengan kami
sendiri?

Di Singapura, tak peduli dia itu siapa, agama apa yang


dianutnya, kami membuat persembahan kepada mereka tanpa
membeda-bedakan. Setiap hari ada seribu orang yang
menerima persembahan dari kami, hari minggu atau hari
libur bisa mencapai tiga hingga empat ribu orang, 24 jam
tanpa henti. Kami membuat persembahan kepada mereka
yang kurang mampu tanpa syarat apapun, meskipun mereka
tidak bersumbangsih pada vihara.

Banyak praktisi yang telah pernah berkunjung ke Kampus


Pureland Learning College di Australia, setiap hari Sabtu
akan ada persembahan makan malam, siapapun yang datang
menikmati hidangan makan, kami juga akan menyambutnya
dengan ramah tamah, meladeni dengan hangat, menjalin
jodoh baik dengan semua makhluk. Maka itu standar dalam
persembahan makan tidak terlalu ketat, semoga praktisi
sekalian dapat memahaminya dengan jelas.
Tanya Jawab Seputar Vihara 05

Pertanyaan :

Vihara menerima persembahan tulus dari umat, jika ada


barang persembahan yang tidak cocok dipakai, bagaimana
cara menanganinya?
 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :

Setiap bentuk persembahan dari umat adalah ungkapan


ketulusan dari hati mereka, maka itu harus diterima dengan
penuh sukacita, tidak boleh menolaknya, tidak boleh
mengkritiknya. Seperti Buddha Sakyamuni semasa masih
membabarkan Dharma di dunia ini, setiap hari Beliau keluar
berpindapatra, kadang kala bertemu dengan pengemis, apa
yang akan dipersembahkan oleh pengemis? Yakni sedikit
sisa sayur dan nasi yang diperolehnya, mungkin sudah lewat
dua atau tiga hari, rasanya juga sudah berubah, namun si
pengemis tidak rela membuangnya. Inilah yang hanya
dimilikinya, ketika si pengemis melihat Buddha datang, dia
segera mempersembahkan makanan ini dengan penuh hormat,
Buddha juga tidak mengeluh, melahap habis makanan
tersebut di hadapannya, agar si pengemis merasa bersukacita
dan menanam berkah buat dirinya.

Jika anda menolaknya, maka ini sudah salah, saat


menolaknya hatimu telah ada tinggi dan rendah, sudah tidak
setara, Buddha mengajari kita agar bersikap setara, hidup
bersama dalam keharmonisan, ini sangat penting. Jika tidak
setara, tidak ada Bodhicitta dan pikiran yang seimbang,
hatimu tidak suci, anda sudah menciptakan karma buruk.

Mestinya tempat ini didatangi untuk menanam berkah,


akhirnya tempat ini malah menjadi tempat untuk
menciptakan karma buruk yang tak terhingga, sehingga
kelahiran mendatang jatuh ke neraka; harusnya tempat ini
mengantarkan anda ke Alam Sukhavati, bukannya menyuruh
anda ke neraka. Tetapi bila anda salah menggunakan hati,
maka akibat jatuh ke tiga alam penderitaan jadi tidak berdaya
terhindarkan.

Orang lain berbaik hati, meskipun dia memberi barang yang


rusak juga harus diterima, bolehkah dimakan? Kita bukan
Buddha atau Bodhisattva, setelah mengkonsumsinya bisa
jatuh sakit! Saat sakit harus dirawat orang lain, lagi-lagi
merepotkan orang lain, maka itu boleh tidak dimakan, boleh
dibuang ke tempat sampah.

Ini yang diajari oleh Guru Li (Upasaka Li Bing-nan) kepada


saya. Pasa masa itu Guru Li dalam menghadiri jamuan
makan, sering membawaku serta, saya duduk di samping
beliau. Tahu tersebut sudah mengerut dan rasanya juga sudah
berubah, Guru Li mencium baunya kemudian dia bilang
kepadaku bahwa tahu itu sudah tidak layak dikonsumsi.

Guru kami sangat maitri karuna, juga sangat mawas diri.


Sebagai siswa Buddha harus memperhatikan higienis, tetapi
kala umat datang memberi persembahan juga tak boleh
ditolak, harus menerimanya dengan sukacita, berterimakasih
atas budi kebajikannya. Setelah dia beranjak pergi barulah
anda menangani pemberiannya, karena makanan yang sudah
membusuk boleh diberikan kepada hewan.
Di Hongkong lebih sulit, sedangkan di Australia, burung liar
amat banyak, bisa digunakan untuk memberi makan burung-
burung, pencernaan hewan lebih bagus daripada manusia,
jadi tidak masalah. Cara untuk menangani banyak sekali,
tetapi di Hongkong sungguh tidak leluasa, maka kami akan
membungkus makanan busuk ini dan membuangnya dengan
penuh hormat ke tempat sampah.

Jika dibuang sembarangan maka ini menunjukkan kita tidak


memiliki rasa hormat, tetapi kita membungkusnya dengan
rapi, agar diangkut pergi oleh tukang sampah, ini sudah
benar. Segalanya harus memakai hati yang penuh hormat,
jika tidak memiliki rasa hormat maka akan menciptakan
karma buruk, ini harus dipahami.
  
 
 

 
 

 
Tanya Jawab Seputar Menyebarkan Dharma 01

Pertanyaan :

Murid pernah bertindak bodoh demi kesembuhan penyakit


mama, salah menaiki kapal Falun Gong, sehingga setelah
mempelajari ilmu tersebut jadi menyimpang dan pernah
melakukan bunuh diri. Maka itu semoga cabang “Pureland
Learning Association” dapat berdiri di berbagai kota besar di
Tiongkok, agar masyarakat bisa lebih leluasa mempelajari
Ajaran Sukhavati, juga penyebaran kaset, VCD ceramah
guru juga lebih meluas, menyelamatkan makhluk yang
tersesat.
 
Master Chin Kung Menjawab :

Tekad anda sungguh bagus, harapan kami selama bertahun-


tahun juga serupa. Oleh karena masalah Falun Gong,
sehingga penyebaran Ajaran Buddha ke Tiongkok jadi
terhambat. Pemerintah Tiongkok memakai metode bedah ala
pengobatan barat, yakni jika pasien divonis menderita kanker,
maka tak peduli itu adalah sel baik atau sel jahat, semuanya
juga diberantas. Maka itu kita terkena imbasnya, sungguh
tidak beruntung. Semoga saran dari anda dapat membuat
pemerintah Tiongkok memahaminya, saya yakin mereka
akan bersukacita.

Falun Gong telah mencelakai banyak orang, tetapi setelah


belajar Ajaran Buddha, penganut Falun Gong yang kembali
ke jalan yang benar, juga sangat banyak. Ini karena mereka
belum bertemu dengan Dharma murni, andaikata mereka
dapat bertemu dengan Buddha Dharma dan kemudian
membandingkannya dengan Falun Gong, dengan sendirinya
mereka akan kembali ke jalan yang benar, seperti kata
pepatah “tidak perlu takut tidak mengenali barang asli,
barang asli dapat dikenali dengan membuat perbandingan”.

Dari belajar Buddha Dharma kalian jadi dapat membebaskan


diri dari Falun Gong, saya percaya rekan-rekan kalian yang
lain pasti akan memperoleh sedikit petunjuk. Saya juga
percaya bahwa kebijakan pemerintah Tiongkok pasti akan
berubah, asalkan semua orang giat berupaya.
 

 
Tanya Jawab Seputar Menyebarkan Dharma 02

Pertanyaan :

Kami para umat di Tianjin, Tiongkok, sejak pulang dari


belajar Buddha Dharma di Singapura, berniat menyebarkan
Ajaran Buddha dan pelajaran budi pekerti agar apa yang
telah guru ajarkan bisa berlangsung secara turun temurun
dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :
Ini sangat bagus! Sebagai siswa Buddha, satu-satunya cara
untuk membalas budi Buddha adalah menempatkan apa yang
telah kita peroleh dan dipelajari, meneruskannya kepada
insan lain. Tentu saja lebih banyak lebih bagus, lebih luas
lebih baik, tetapi ini juga harus melihat kemampuan
pencerapan masing-masing. Dan Buddha Dharma sendiri
memang benar-benar dapat membantu setiap insan untuk
memperoleh kehidupan yang bahagia dan sempurna,
membantu manusia dunia memperoleh kemajuan batin,
bukan hanya kelahiran sekarang ini saja menjadi baik, tetapi
kelahiran mendatang akan lebih bagus lagi.
 

 
Tanya Jawab Seputar Menyebarkan Dharma 03

Pertanyaan :

Berkat usaha penyebaran Dharma oleh guru, di Tiongkok


Ajaran Buddha dapat berkembang, tetapi kami melihat
bahwa kebanyakan praktisi adalah wanita, lansia, bagaimana
agar Ajaran Buddha juga dapat diterima kawula muda dan
kaum intelek?
 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :
Selama bertahun-tahun kami juga sedang berupaya melakukan
hal ini, dengan menggunakan televisi satelit, internet merupakan
cara yang efektif. Baru-baru ini siaran internet kami menyiarkan
satu acara baru, yakni kuliah jarak jauh yang diadakan oleh Pure
Land Learning College, yang mendaftar kebanyakan adalah
kawula muda dan para kaum intelektual, jadi ini adalah hal
yang bagus. Dan mereka yang mengikuti perkuliahan melalui
internet, jumlahnya semakin bertambah.
Tanya Jawab Seputar Menyebarkan Dharma 04

Pertanyaan :

Selama tahun-tahun belakangan ini guru selalu sibuk dalam


membantu terwujudnya perdamaian dunia, dan harus terbang
ke sana kemari, seringkali kegiatan ceramah terpaksa
dihentikan. Apakah kesibukan untuk perdamaian dunia ini
akan menghalangi usaha terlahir ke Alam Sukhavati?
 

 
 
Master Chin Kung Menjawab :
Andaikata diri sendiri memiliki kepastian terlahir ke alam
Sukhavati, maka takkan ada hambatan; tetapi sebaliknya jika
diri sendiri tidak memiliki kepastian terlahir ke Alam
Sukhavati, maka ini akan menjadi rintangan. Yang benar-
benar dapat menimbulkan halangan bukanlah persoalan
tetapi adalah hati. Andaikata pekerjaan itu merusak kesucian
hatimu maka ini menjadi rintangan bagimu. Semua pekerjaan
harus diselesaikan, setelah itu jangan taruh di hati. Bila hati
senantiasa dijaga kesucian dan tak ternodakan, maka ini
takkan menjadi hambatan.

Tetapi mengerjakan hal ini bukanlah kewajiban mendasar,


karena kewajiban dasarku adalah berceramah,
menyebarluaskan Dharma memberi manfaat bagi semua
makhluk. Bagaimana caranya agar dapat menunaikan
kewajiban dasar dengan baik? Buddha Sakyamuni telah
memberi teladan yang bagus untuk kita.

Ketika Bhagava masih membabarkan Dharma di dunia ini,


setiap hari memberikan ceramah sebanyak delapan jam
sehari. Hari ini kami sungguh merasa malu, tidak sanggup
meneladaniNya. Waktu dulu saya masih bisa berceramah
sehari empat jam, sedangkan sekarang sekali melakukan
perjalanan keluar dan pulang kembali, hanya sanggup
menyediakan waktu dua jam saja.
Tahun-tahun belakangan ini dikarenakan mengemban misi
perdamaian PBB, meskipun ada sedikit hasil, namun ini
bukanlah kewajiban dasar kami. Saya selalu berkata agar
setiap orang dapat menunaikan kewajiban masing-masing
dengan baik, barulah dapat bekerjasama dengan insan
lainnya, keadaan masyarakat akan jadi sehat, dunia akan jadi
harmonis.

Kini dunia telah kacau, hal ini tentunya akan mengganggu


pelatihan diri, segala sesuatu di dunia ini harus berdiri di atas
landasan perdamaian. Kita juga harus menyumbangkan
tenaga untuk mewujudkan serta mempromosikan dunia yang
damai dan harmonis, ini juga merupakan wujud dari hati
maitri karuna, seharusnya dilakukan.

Hal ini terhadap pelatihan diri juga tidak menjadi hambatan,


karena kami tidak memiliki keinginan untuk terkenal dan
keuntungan juga tidak memiliki niat yang mementingkan diri
sendiri.
 
 

 
Tanya Jawab Seputar Menyebarkan Dharma 05

Pertanyaan :

Yang mana lebih penting, menyebarkan Dharma atau urusan


terlahir ke Alam Sukhavati?

Master Chin Kung Menjawab :

Dua-duanya juga penting, menyebarkan Dharma adalah


meneruskan karir Buddha, membantu mewujudkan
masyarakat yang harmonis, mempromosikan dunia yang
penuh dengan keharmonisan, maka itu menyebarkan Dharma
merupakan pekerjaan yang mulia.

Sedangkan urusan terlahir ke Alam Sukhavati bagi seorang


praktisi tentunya sangat penting sekali, kesempatan ini sungguh
sulit diperoleh. Meskipun pintu Dharma itu sangat banyak,
tetapi pintu Dharma lainnya harus mengandalkan kekuatan
sendiri untuk mencapai hasil, ini merupakan hal yang amat
sulit, dalam satu kehidupan ini tidak mudah bisa berhasil.

Di dalam semua pintu Dharma, hanya metode pelafalan


Amituofo terlahir ke Alam Sukhavati yang merupakan yang
paling praktis dan paling mudah, asalkan dapat membangkitkan
keyakinan dan tekad maka dapat dipastikan bisa berhasil. Maka
itu sesepuh berkata, pintu Dharma pelafalan Amituofo adalah
puluhan ribu insan yang melatihnya maka puluhan ribu terlahir
ke Alam Sukhavati.

Kita bertemu dengan pintu Dharma pelafalan Amituofo, maka


pada kehidupan ini dapat terlahir ke Alam Sukhavati. Terlahir
ke Alam Sukhavati adalah belajar di sana, bukan menikmati
kesenangan, bukan lari dari tanggungjawab, tetapi ke sana
adalah untuk menyempurnakan kebijaksanaan dan kemampuan
kebajikan.
Setelah berhasil, maka kembali lagi ke enam alam tumimbal
lahir untuk menyelamatkan makhluk lainnya. Karena setelah
memiliki kebijaksanaan dan kemampuan, barulah sanggup
melakukan pekerjaan menyebarkan Dharma dengan berhasil
dan sempurna, maka itu dua-duanya sangat penting.
  
 

 
 

Gatha Pelimpahan Jasa

 
Daftar Pustaka  

出家篇
http://www.amtb.tw/ans/ans.asp?web_choice=28 

 
道場篇
http://www.amtb.tw/ans/ans.asp?web_choice=16 

弘法篇 
http://www.amtb.tw/ans/ans.asp?web_choice=10 

Anda mungkin juga menyukai