Anda di halaman 1dari 174

1

Kutipan Ceramah
Master Chin Kung
September 2010

Dikutip dan disadur dari :

淨土大經解演義

Dipersembahkan Dengan Setulusnya Oleh :

Sukacita Melafal Amituofo


http://smamituofo.blogspot.com

Disebarluaskan secara gratis, dilarang memperjualbelikan.

2
Daftar isi
Hal

Kutipan Ceramah Master Chin Kung September 2010

01 September 2010...................................................................................05

02 September 2010...................................................................................18

03 September 2010...................................................................................25

04 September 2010...................................................................................28

05 September 2010...................................................................................31

06 September 2010...................................................................................34

07 September 2010...................................................................................41

09 September 2010...................................................................................57

10 September 2010...................................................................................67
3
11 September 2010...................................................................................76

12 September 2010...................................................................................84

13 September 2010...................................................................................91

14 September 2010...................................................................................95

15 September 2010.................................................................................104

16 September 2010.................................................................................117

23 September 2010.................................................................................133

24 September 2010.................................................................................137

25 September 2010.................................................................................139

26 September 2010.................................................................................143

29 September 2010.................................................................................147

30 September 2010.................................................................................156

Daftar Pustaka...........................................................................................173

Gatha Pelimpahan Jasa..........................................................................174

4
I nsan zaman dulu berkata kemampuan murid berasal dari didikan
guru, tetapi akhirnya prestasi murid mengungguli prestasi guru, guru
merasa amat bersukacita. Mengapa demikian? Generasi demi
generasi semakin membaik.

Apabila seorang guru dalam mendidik murid-muridnya, ternyata


kelak prestasi murid tak sebanding dengan guru, maka guru begini
sungguh patut dikasihani, merupakan sosok yang gagal. Jadi murid
yang dihasilkan, prestasinya harus dapat mengungguli pencapaian
gurunya, barulah upaya si guru dinilai berhasil.

Insan zaman dulu beda dengan orang masa kini, insan zaman dulu
selalu berharap agar generasi penerusnya bisa mengungguli

5
pencapaiannya, Ayahbunda berharap putra-putrinya bisa lebih sukses
daripada dirinya.

Baik dari sisi etika moral, kebijaksanaan, pahala, para senior juga
berharap agar juniornya dapat melampaui pencapaian diri sendiri,
dengan demikian barulah takkan bersalah pada Leluhur,
menghasilkan generasi yang berbakat buat keluarga, bangsa dan
negara.

Demikian pula sikap guru terhadap murid-muridnya, juga berharap


supaya prestasi muridnya dapat mengungguli pencapaiannya. Di
dalam masyarakat, tak peduli di perusahaan umum maupun individu,
pimpinan selalu berharap agar prestasi bawahannya dapat
melampaui pencapaiannya, mengapa demikian?

Ini membuktikan bahwa karirnya telah memiliki penerus, generasi


demi generasi semakin membaik. Bila tidak ada calon penerus, maka
setelah riwayatmu tamat, celakalah, nilai rapormu adalah Nol, tidak
punya prestasi apapun.

Praktisi sekalian jika memahami kebenaran ini, dapat menyelami


bagaimana insan zaman dulu mengasihi dan melindungi generasi
penerusnya, mengerahkan segenap daya upaya guna membimbing
generasi penerus, ini merupakan poin utama dalam perjalanan
karirnya.

6
Masyarakat tempo dulu ketika melihat insan berbakat langsung
direkomendasikan kepada negara, senior yang merekomendasikan
juga menyadari bahwa insan berbakat ini kelak akan mengungguli
pretasinya, negara akan memberi anugerah penghargaan atas
jasanya merekomendasikan insan berbakat.

Maka itu insan zaman dulu, setiap niat pikiran yang timbul adalah
demi kepentingan orang banyak, sama sekali tidak mengutamakan
kepentingan diri sendiri.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 September 2010

B utir ketiga dari Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra


adalah “Memberi persembahan”, melihat ada orang yang kesusahan,
kita mesti mengulurkan tangan membantunya. Sebagai praktisi
Buddhis, kita tidak boleh lupa membantunya supaya tercerahkan,
membantunya supaya kembali ke jalan yang benar, ini sangat penting.

7
Para Buddha dan Bodhisattva muncul ke dunia ini adalah demi
membimbing para makhluk supaya kembali ke jalan yang benar,
membantu kita menghancurkan kesesatan mengembangkan
pencerahan, dengan sendirinya musibah menjauh berkah pun datang.

Kesesatan telah dimusnahkan, petaka juga sudah diurai; benar-


benar telah tercerahkan, berkah pun menjelang. Berkah sejati berasal
dari tercerahkan, kebenaran ini tidak boleh tidak dipahami.

Dengan demikian barulah anda dapat mengerti, mengapa


dikatakan pahala dalam pintu Buddha amatlah besar, apabila ingin
menimbun berkah, maka menanam berkah di dalam pintu Buddha
merupakan yang terunggul, Sang Buddha merupakan lahan berkah
tertinggi tiada taranya, makanya kita memberi persembahan kepada
Tri Ratna (Buddha, Dharma, Sangha).

Dalam memberi persembahan kepada Tri Ratna, praktisi sekalian


hendaknya ingat, bukan hanya mempersembahkan dana materi,
pahala dari dana materi tidaklah besar.

Lihatlah Sutra Intan menyebutkan, walaupun anda menimbun


(memenuhi) tiga ribu maha ribu dunia dengan tujuh mustika lalu
mempersembahkan-nya kepada Sang Buddha, namun tak sebanding
dengan pahala menyampaikan empat baris kalimat gatha kepada
para makhluk.

8
Hal ini menunjukkan betapa Sang Buddha menekankan pada kita
akan pentingnya Dharma Dana! Apa alasannya? Dengan
mempersembahkan permata yang tak terhingga kepada orang lain,
anda bisa membuatnya jadi kaya raya, dia terbebas dari kemiskinan,
tetapi dia tidak punya kebijaksanaan, tanpa kebijaksanaan dan
memiliki harta berlimpah merupakan hal yang buruk, tiap hari dia
menciptakan karma buruk, bukankah anda yang mendorongnya
supaya dia mengalami kemerosotan batin, jadi anda bukan
membantunya tapi mencelakainya.

Kalau memang berniat membantunya, hendaknya memberikan


pengajaran kepadanya, membantunya supaya tercerahkan,
membantunya supaya kembali ke jalan yang benar, membantunya
supaya memahami kebenaran alam semesta dan kehidupan manusia,
begini barulah merupakan persembahan yang sesungguhnya.

Demikian pula dalam memberi persembahan kepada Triratna,


Dharma Dana merupakan yang terunggul, yakni melatih diri, dengan
pelatihan diri sendiri, inilah bentuk persembahan kepada Triratna.
Jadi bukanlah dengan memakai materi, namun persembahkanlah
pelatihan diri sendiri kepada Buddha dan Bodhisattva.

Dengan menerapkan ajaran sutra dalam kehidupan keseharian, inilah


persembahan yang sesungguhnya, para Buddha serentak
memberikan pujian. Dengan pemberkatan dari para Buddha, pahala
yang sejak awal telah sempurna dalam jiwa sejati akan muncul ke
9
permukaan, pahala ini tiada bedanya dengan pahala para Buddha
Tathagata.

Maka itu anda harus memahami bahwa persembahan dana adalah


dimulai dari memperbaiki niat pikiran diri sendiri.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 September 2010

Penjelasan Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra :

http://kebahagiaandharma.blogspot.com/search/label/Bodhisattva%2
0Samantabhadra

B utir kelima dari Sepuluh “Tekad Bodhisattva Samantabhadra”


adalah “Bersukacita pada jasa kebajikan yang dilakukan orang lain”.
Ini untuk mengalahkan sikap mendengki, oleh karena iri hati
merupakan penyakit batin yang diderita oleh semua orang, bahkan
sudah sangat parah.

10
Apabila mendengki pada insan mulia, menghalanginya, merusak
reputasinya, dosa ini sangatlah berat. Insan bajik ini dapat mengabdi
dan memberi manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara, tetapi
begitu anda merintanginya, bagi dirinya sendiri ini merupakan
persoalan kecil, dia takkan membencimu, lantas dengan siapa
permusuhan dijalin?

Yakni banyak orang yang tidak bisa memperoleh manfaat,


masyarakat tidak bisa memperoleh manfaat, bangsa dan negara tidak
bisa memperoleh manfaat, disinilah permusuhan dijalin. Kebenaran
ini tidak boleh tidak dipahami.

Mencelakai satu orang, merusak reputasi satu orang, tampaknya


ini cuma persoalan kecil, tetapi anda harus tahu, kalau dia memiliki
pengaruh yang luas maka dosamu akan jadi berat sekali, seberapa
luas pengaruhnya maka dengan para makhluk inilah, anda menjalin
ikatan permusuhan.

Kalau pengaruhnya berlangsung untuk kurun waktu yang lama,


maka waktumu menjalani siksaan di Neraka juga panjang, kalau
pengaruhnya luas, maka siksaan yang anda jalani di Neraka juga
banyak.

11
Maka itu Buddha Sakyamuni mengajarkan kita supaya bersukacita
pada jasa kebajikan yang dilakukan orang lain, melihat orang lain
berbuat baik, hendaknya membantunya, janganlah malah
merintanginya.

Kalau tidak punya kemampuan untuk membantu si A, maka


berilah pujian, semoga orang lain yang memiliki kemampuan setelah
mendengar pujianmu, dia juga ikut membantu mewujudkan
kebajikan yang dilakukan si A, jadi kita sudah ikut bersukacita atas
kebajikan yang dilakukan si A.

Seberapa besar jasa kebajikan yang diperoleh si A, maka kita juga


ikut menikmati jasa kebajikan yang setara dengannya. Bila si A
mampu melakukan kebajikan yang bermanfaat bagi semua semua
makhluk, seberapa besar pengaruhnya, berapa lama berlangsungnya,
jasa kebajikan ini juga ikut dinikmati oleh orang lain yang ikut
bersukacita tanpa bersusah payah melakukannya, tinggal duduk
manis sudah dapat menikmati jasa kebajikan yang setara dengan si
pelaku.

Sebaliknya si Sirik yang punya hobi merintangi orang lain, hanya


bisa menciptakan karma buruk dan menanti balasannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 September 2010

12
D apat ikut bersukacita atas jasa kebajikan yang dilakukan orang
lain, barulah kemudian dapat “Memohon pemutaran roda Dharma”.
Hal apa yang merupakan jasa kebajikan terunggul? Yakni
mengundang kalyanamitra datang memberi ceramah.

Diantara hadirin yang datang mendengar ceramah, apabila ada


satu atau dua orang yang tercerahkan, kembali ke jalan yang benar,
melenyapkan kejahatan memupuk kebajikan, betapa unggulnya jasa
kebajikan ini.

Sebagian masyarakat masa kini beranggapan bahwa


menyelenggarakan upacara ritual akan memperoleh jasa kebajikan
yang besar, menyelenggarakan upacara pelimpahan jasa, seperti
“Shui Lu” (upacara ritual pelimpahan jasa kepada para makhluk di
perairan dan di daratan).

Kami baru saja menyelesaikan penyelenggaraan “Upacara


kebaktian pembacaan Amitabha Sutra berkesinambungan selama
tiga sesi”, kami menyelenggarakannya selama 7 hari berturut-turut,
adakah yang bisa mengungguli jasa kebajikan ini? Tentu saja ada,
13
yakni mengundang anggota Sangha memberi ceramah selama 7 hari
berturut-turut, maka jasa kebajikan ini lebih unggul, memberi
manfaat bagi orang hidup dan yang telah meninggal dunia.

Kita mendengar ceramah dan dapat tercerahkan, para makhluk


yang tidak kasat mata juga ikut mendengar dan jadi tercerahkan.
Sedangkan penyelenggaraan upacara-upacara ritual, bukan tidak ada
hasilnya, hasilnya itu terletak pada ketulusan hati.

Ucapan insan zaman dulu sungguh beralasan, ketulusan


mendatangkan mukjizat, ketika menyelenggarakan upacara ritual,
anda tidak menggunakan hati yang tulus, maka nilainya akan
menyusut, hasilnya juga kurang efektif.

Tetapi Buddha dan Bodhisattva sangat ber-Maitri Karuna, Buddha


dan Bodhisattva akan memberi bantuan dan dukungan, peserta
upacara yang berjumlah beratus-ratus orang, apakah diantara hadirin
ini terdapat jelmaan Buddha dan Bodhisattva? Pasti ada, pasti ada
beberapa peserta yang membangkitkan ketulusan hati, bahkan
ketulusannya melampaui pimpinan upacara, mungkin beberapa
pengikutnya juga berhati tulus, sehingga upacara ritual tersebut
berhasil.

Ini merupakan pemberkatan dari Buddha dan Bodhisattva.


Demikian pula dengan kegiatan ceramah, diantara hadirin pendengar,
ada beberapa peserta yang merupakan jelmaan Buddha dan
14
Bodhisattva, mereka menjadi hadirin motivator, sekaligus
memberkati vihara tersebut, memberkati para umat yang hadir.

Dari sini barulah kita memahami betapa mendalamnya Maitri


Karuna para Buddha dan Bodhisattva yang tiada batasnya, kita
sangat mensyukurinya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 September 2010

T etapi hari ini untuk mengundang seorang Bhiksu penceramah

kian lama kian sulit, oleh karena praktisi yang belajar ajaran sutra kian
langka. Lantas mengapa praktisi yang menyelenggarakan upacara
ritual, jumlahnya malah makin meningkat? Oleh karena praktisi yang
menekuni karir berceramah tidak ada yang mengundangnya.

Sebagai seorang praktisi, sebagai insan yang memahami kebenaran,


hendaknya kita membangkitkan niat untuk memutar roda Dharma.
Jika punya kemampuan, hendaknya melakukan kebajikan yang
terunggul, yakni membina Bhiksu penceramah.
15
Ketika bertemu dengan pemuda berbakat, hendaknya terlebih dulu
membimbingnya menanam empat akar, ini merupakan landasan,
tanpa empat akar ini, mustahil anda berhasil mempelajarinya,
mengapa demikian? Oleh karena tidak punya ketulusan dan rasa
hormat.

Master Yin Guang berkata, “Dengan sepuluh bagian ketulusan dan


rasa hormat akan memperoleh sepuluh bagian manfaat”, ketulusan
itu sepenuhnya terkandung di dalam empat akar tersebut. Dari
empat akar tersebut dapat dilihat berapakah bagian ketulusan dan
rasa hormatmu, kemudian juga dapat mengetahui seberapa besar
keberhasilanmu, tanpa ketulusan dan rasa hormat maka takkan ada
keberhasilan.

Insan yang kian berjaya akan kian tulus hatinya, sikapnya makin
rendah hati, tahu menghormati dan menghargai orang lain, serupa
dengan kata pepatah, “Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk”,
takkan ada suasana hati yang labil dan mudah tersinggung, orang
yang labil dan mudah tersinggung menunjukkan dirinya tidak punya
keterampilan melatih diri sama sekali.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 September 2010

16
Yang dimaksud dengan empat akar adalah :

Penjelasan “Di Zi Gui” baca di :

http://cahayatanpabatas.blogspot.com/2013/03/di-zi-gui-01.html

Risalah Balasan dan Ganjaran Setimpal :

http://pelitakebajikan.blogspot.com/

Sepuluh Kebajikan :

http://daunbodhi.blogspot.com/2015/11/sepuluh-kebajikan_20.html

Peraturan Sramanera :

https://daunbodhi.blogspot.com/2019/04/peraturan-sramanera.html

17
F enomena paling umum di dalam masyarakat adalah upacara
ritual pelimpahan jasa, kita berharap sanak keluarga kita yang telah
meninggal dunia dapat terlahir ke alam yang lebih baik, hati kita pun
jadi damai.

Siapakah yang harus kita cari untuk melakukan pelimpahan jasa?


Hendaknya mencari praktisi sejati, yang memiliki keterampilan
melatih diri barulah memiliki kemampuan untuk melakukan
pelimpahan jasa.

Apa yang dimaksud dengan keterampilan melatih diri tersebut? Yakni


sila, samadhi (konsentrasi) dan prajna (kebijaksanaan), inilah yang
dimaksud dengan keterampilan melatih diri. Tanpa keterampilan
melatih diri, maka tidak bisa diandalkan.

18
Di dalam “Biografi Master Tanxu”, tercantum kisah perjalanan hidup
Master Tanxu, murid-muridnya mencatatnya, lalu menghimpunnya
menjadi sebuah buku.

Saya sendiri tidak pernah bertatap muka dengan Master Tanxu,


tetapi saya akrab dengan penulis buku “Biografi Master Tanxu”,
yakni Master Da-guang, yang juga telah wafat.

Tempo dulu setiap kali saya berkunjung ke Hong Kong, kami pasti
bertatap muka, Master Da-guang merupakan penulis buku “Biografi
Master Tanxu”, di dalam buku ini terdapat banyak kisah
perumpamaan, salah satunya berjudul “Delapan Tahun Membaca
Surangama Sutra”.

Dikisahkan ada seorang yang bernama Upasaka Liu, di kemudian hari


dia menjadi Bhiksu. Master Tanxu adalah murid dari Master Dixian.
Master Tanxu sebelum meninggalkan keduniawian, bersahabat
dengan Upasaka Liu, bersama dengan seorang teman lainnya,
mereka bertiga membuka sebuah toko obat tradisional.

Waktu itu Upasaka Liu telah belajar Ajaran Buddha, setiap hari
membaca “Surangama Sutra”. Isi Surangama Sutra lumayan panjang,
butuh waktu 5-6 jam untuk membacanya dari awal sampai akhir.
Upasaka Liu membaca Surangama Sutra sudah delapan tahun
19
lamanya, menfokuskan diri pada satu sutra dan mendalaminya,
melatihnya berkesinambungan selama jangka panjang.

Suatu siang toko mereka lagi sepi pengunjung, Upasaka Liu


mengantuk dan tertidur di atas meja kasir, dia bermimpi ada dua
orang yang datang menghampirinya. Begitu melihat sosok mereka,
Upasaka Liu segera tahu bahwa kedua orang ini adalah musuh
kerabat penagih utangnya.

Ketika mereka masih hidup, demi berebutan sejumlah kekayaan,


mereka membawa kasus ini ke pengadilan. Upasaka Liu berhasil
memenangkan kasus ini dan dua orang yang kalah tersebut akhirnya
bunuh diri, Upasaka Liu sangat menyesali dan dihantui perasaan
bersalah. Bayangkan cuma demi memperebutkan sedikit uang,
akhirnya dua nyawa manusia melayang.

Sekarang kedua arwah gentayangan ini datang menghampirinya,


Upasaka Liu begitu ketakutan, apakah mereka datang balas dendam?
Sampai di hadapan Upasaka Liu, kedua arwah itu berlutut,
tampaknya tidak punya niat buruk, Upasaka Liu menanyakan tujuan
kedatangan mereka.

Mereka memohon pelimpahan jasa. Upasaka Liu bertanya lagi,


bagaimana caranya? Arwah itu menjawab : Asalkan anda setuju maka
sudah boleh. Upasaka Liu langsung menyetujuinya. Lalu kedua arwah
itu menginjak lulut dan pundak Upasaka Liu kemudian sirna.
20
Tidak lama kemudian datang lagi dua arwah, yakni mendiang istri dan
anaknya. Sampai di hadapan Upasaka Liu, kedua arwah itu juga
memohon pelimpahan jasa, Upasaka Liu bertanya, bagaimana
caranya.

Arwah itu menjawab : Asalkan anda setuju maka sudah boleh.


Upasaka Liu langsung menyetujuinya. Lalu kedua arwah itu
menginjak lulut dan pundak Upasaka Liu kemudian sirna.

Lihatlah, cara pelimpahan jasa ini tidaklah semu, tanpa perlu segala
tata upacara, cuma memberikan persetujuan saja. Jasa kebajikan apa
yang diandalkan Upasaka Liu untuk melakukan pelimpahan jasa?
Yakni delapan tahun membaca Surangama Sutra.

Jadi anda harus memiliki timbunan jasa yang nyata barulah dapat
melimpahkan jasa kepada orang lain, kalau tidak punya jasa kebajikan
apa-apa, mana bisa?

Maka itu orang Tiongkok zaman dulu selalu berkata “Ketulusan


mendatangkan mukjizat”, ketika membaca sutra untuk melimpahkan
jasa kepada orang lain, apakah anda membacanya dengan hati yang
tulus?

21
Apa yang dimaksud dengan ketulusan hati? Yakni dari awal sampai
akhir tidak timbul sebutir bentuk pikiran apapun. Kalau sempat
berkhayal, maka ini merusak keterampilan melatih dirimu. Terkecuali
sebutir bentuk pikiran pun tidak ada, barulah efektif!

Kalian menyelenggarakan “Upacara Kebaktian pembacaan Amitabha


Sutra berkesinambungan selama tiga sesi”, diantara para hadirin,
kalau memang ternyata ada satu atau dua orang yang tidak timbul
sebutir bentuk pikiran apa pun, maka kebaktian ini dinilai berhasil.

Andaikata pimpinan upacara sempat timbul bentuk-bentuk pikiran,


tetapi dari pihak peserta ada satu orang yang pikirannya terfokus
sehingga tidak timbul bentuk pikiran apapun, barulah kebaktian ini
dinilai berhasil dengan mengandalkan jasa kebajikan si peserta itu.

Apabila peserta kebaktian berjubel-jubel, tapi di dalamnya tidak ada


seorang pun yang benar-benar menfokuskan pikiran, maka jasa
kebajikan ini tidak sempurna, kebenaran ini tidak boleh tidak
dipahami.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 2 September 2010

22
D i dalam “Empat Ajaran Liao-fan” terdapat sebuah
perumpamaan, pendeta Tao yang melukis jimat. Apakah jimat ini
sakti atau tidak, adalah tergantung pada penulisnya, begitu dia mulai
menorehkan pena kuasnya sampai selesai, tidak boleh timbul sebutir
bentuk pikiran apapun, barulah jimat ini bisa sakti. Sebaliknya bila
sempat timbul sebersit bentuk pikiran, maka jimat tersebut tidak
sakti.

Maka itu orang yang melukis jimat itu juga harus melatih
keterampilan sampai mahir, gerakan tangan harus begitu cepat
sehingga dalam waktu yang singkat tersebut tidak sempat timbul
bentuk pikiran apapun. Kalau waktunya kelamaan, pasti muncul
bentuk pikiran, sehingga jimat pun jadi tidak sakti lagi.

Sama halnya pula dengan orang yang melafal mantra. Mengapa


Surangama Dharani memiliki jasa kebajikan yang besar? Oleh karena
isinya panjang, mungkin butuh waktu 20 menit untuk
menyelesaikannya, selama kurun waktu ini jika tidak timbul sebutir
bentuk pikiran apapun, maka jasa kebajikannya besar! Kalau
membaca “Sukhavati Vyuha Dharani”, maka lebih gampang, karena
isinya lebih pendek. Makanya mengapa jasa kebajikan dari membaca
sutra lebih unggul, oleh karena isi sutra lebih panjang dari mantra.

Yang paling praktis adalah melafal sepatah Amituofo, saat melafal


sepatah Amituofo, bentuk-bentuk pikiran tidak keburu muncul.
Tetapi kalau disuruh melafal Amituofo dengan seuntai tasbih yang
23
berjumlah 108 butir tanpa muncul sebutir bentuk pikiran, maka ini
membutuhkan keterampilan!

Apabila anda dapat mengulang 10 kali untaian tasbih, berarti


melafal 1080 kali nama Buddha tanpa timbul sebutir bentuk pikiran,
ini merupakan keterampilan. Dengan melimpahkan jasa kebajikan ini,
mendiang pasti dapat memperoleh manfaatnya.

Jadi bukanlah mengharuskan membaca sutra atau mantra


barulah dapat melimpahkan jasa, anda sudah salah tafsir. Asalkan
anda melafal Amituofo dengan ketulusan hati, ketulusan hati adalah
tidak ragu, tidak terpencar, tidak terputus, maka jasa kebajikan ini
juga dapat dilimpahkan.

Setelah kita memahami kebenaran ini, takkan lagi dikelabui orang


lain. Kalau anda mengundang orang lain datang melakukan
pelimpahan jasa, anda berdiri di satu sisi mengamatinya, maka anda
bisa mengetahui sampai sejauh mana ketulusannya.

Maka itu, tanpa memiliki keterampilan melatih diri yang nyata,


bagaimana bisa melakukan pelimpahan jasa?

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 2 September 2010

24
S etelah memahami fakta bahwa kejayaan dan kekayaan satu
masa kehidupan sekarang hanyalah khayalan semu, janganlah
melekat padanya. Hendaknya melatih diri dengan bersungguh-
sungguh, semoga kelahiran mendatang akan lebih baik daripada
sekarang. Ini sangat penting.

Yang paling unggul tiada bandingnya adalah terlahir ke Alam


Sukhavati mencapai KeBuddhaan. Di dunia ini segalanya adalah palsu,
tumimbal lahir adalah sungguh menyengsarakan, selama berputar di
lingkaran enam alam tumimbal lahir, pastinya waktu berada di tiga
alam rendah lebih panjang dan waktu berada di tiga alam bajik lebih
singkat. Apa alasannya?

25
Tidak perlu bertanya pada orang lain, tepuk dada tanya hati
sendiri. Lihatlah dari pagi hingga malam, niat pikiran yang
bermunculan, lebih banyak niat baiknya atau niat buruknya?

Apabila niat pikiran buruk lebih banyak maka tempat yang dituju
pasti adalah tiga alam rendah, sebaliknya bila niat pikiran baik lebih
banyak, maka tempat yang dituju pasti adalah tiga alam bajik. Hal ini
tidak perlu ditanyakan pada orang lain, diri sendiri yang paling
memahaminya.

Niat pikiran yang mementingkan diri sendiri adalah kesalahan, hal


ini dikarenakan adanya keakuan, menganggap tubuh kasar ini
sebagai diri sendiri, sibuk merawat dan memanjakannya,
menciptakan karma buruk.

Tubuh fisik ini bukanlah diri sendiri, tetapi merupakan sebuah alat
untuk melatih diri. Dengan menggunakan tubuh yang semu ini untuk
melatih diri menuju ke Alam Sukhavati.

Maka itu mesti mengenali fakta dengan jelas, memanfaatkan


waktu dengan sebaik-baiknya, apa yang paling berharga di dunia ini?
Waktu adalah yang paling berharga.

Kita memanfaatkan waktu untuk melafal Amituofo, belajar “Sutra


Usia Tanpa Batas”, ini merupakan hal yang paling penting sepanjang
26
hayat kita. Setelah memahami ajaran sutra dengan jelas dan
dimengerti, maka menumpukan perhatian melafal Amituofo, dengan
demikian tiada seorang pun yang tidak berhasil.

Bukan saja selamanya terbebas dari enam alam tumimbal lahir,


bahkan juga terbebas dari Sepuluh Alam Dharma (Dasa
Dharmadhatu), benar-benar membangkitkan niat untuk menjadi
siswa Buddha Amitabha.

Setiap niat pikiran yang timbul tak terpisahkan dari ajaran sutra,
tak terpisahkan dari lafalan Amituofo, segala sesuatu di dunia ini
merupakan khayalan semu, buat apa memikirkannya? Hendaknya
melepaskannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 3 September 2010

Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas :

http://sutrausiatanpabatas.blogspot.com/

Dasa Dharmadhatu baca di :

http://smamituofo.blogspot.co.id/2013/07/poster-dasa-
dharmadhatu.html

27
B hiksu Kantong Kain saat menjelang ajal mengungkapkan

kepada khalayak ramai bahwa dirinya adalah jelmaan dari


Bodhisattva Maitreya. Setelah jati dirinya terungkap, beliau segera
memasuki ketidakkekalan. Ini adalah jelmaan asli.

Kalau jati dirinya sudah terungkap keluar, tapi masih tidak pergi-pergi,
maka ini pasti adalah tiruan, menipu umat Buddha, ini adalah yang
palsu. Maka itu di dalam masyarakat masa kini, banyak orang yang
bilang si A atau si B adalah jelmaan Buddha atau Bodhisattva yang
turun ke dunia ini, setelah jati dirinya terungkap, masih tidak pergi-
pergi juga, ini adalah rumor untuk membohongi publik.

28
Sedangkan Bhiksu Kantong Kain mengatakannya sendiri, ada juga
yang jati dirinya dibocorkan orang lain, di dalam buku berjudul “Tian
Tai Shan Zhi” tercantum Han-shan, Shi-de dan Bhiksu Feng-gan,
ketiga sosok ini adalah jelmaan dari Bodhisattva Manjusri,
Bodhisattva Samantabhadra dan Buddha Amitabha. Ketika jati diri
mereka terbongkar, mereka segera memasuki ketidakkekalan.

Dalam perjalanan sejarah Negeri Tirai Bambu, kasus begini ada begitu
banyak! Makanya apabila kita bersua dengan kasus begini, tetapi
setelah jati dirinya terbongkar, yang bersangkutan masih tidak pergi-
pergi juga, maka kita boleh memastikan itu adalah barang tiruan!

Kalau berjodoh, kita boleh menasehatinya : “Anda ini produk tiruan,


jangan lagi mengaku-ngaku jelmaan Buddha atau Bodhisattva, ini
namanya pembohongan besar. Anda belum mencapai kesucian, tapi
ngaku-ngaku telah mencapai kesucian. Apa maksudmu mengatakan
demikian? Tak lain adalah demi mengejar ketenaran dan keuntungan,
anda telah mengelabui para makhluk!”

Di dalam sila Buddha, ini namanya pembohongan besar, akibatnya


adalah jatuh ke Neraka Avici. Saat sekarang anda bisa meraup
sejumlah keuntungan dengan cara mengelabui orang banyak, tetapi
setelah mati, anda akan jatuh ke Neraka Avici.

29
Usai menjalani siksaan di Neraka, lalu keluar dan dialihkan ke Alam
Binatang untuk melunasi utang-utangmu, orang-orang yang berhasil
anda tipu itu, satu persatu mesti anda lunasi.

Maka itu insan yang memahami Hukum Sebab Akibat, tidak berani
melakukan hal yang melanggar hukum, bukan saja tidak berani
melakukannya, bahkan memikirkannya saja, juga takkan berani.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 4 September 2010

Kisah Bhiksu Kantong Kain :

http://tekadagung.blogspot.com/2018/08/kutipan-ceramah-master-
chin-kung-19.html

30
D alam masyarakat sekarang ini, apabila setiap orang dapat
meyakini Hukum Sebab Akibat, maka dunia ini dapat terselamatkan.
Hukum Sebab Akibat nyata adanya, kita dapat menyaksikannya di
sekeliling kita, cobalah amati dengan seksama, pelaku kejahatan
dengan cepat menerima balasannya.

Di Taiwan, para polisi kriminal, dokter dan suster yang bertugas di


rumah sakit percaya pada Hukum Sebab Akibat. Mengapa demikian?
Oleh karena mereka telah menyaksikan langsung penampakan
makhluk halus.

31
Tempo dulu saya memiliki seorang sahabat yang menjabat sebagai
kepala divisi rawat inap di “Taipei Veterans General Hospital”, dia
bilang padaku, mereka sangat percaya pada keberadaan makhluk
halus, oleh karena mereka telah melihat dengan mata dan kepala
sendiri.

Ajaran Buddha meyakini adanya sepasang petugas neraka Hitam


Putih, dimana yang satunya berjubah dan bertopi hitam dan satunya
lagi berjubah dan bertopi putih. Apabila di depan pintu kamar pasien
tampak kehadiran mereka, maka pasien itu hanya bisa bertahan
hidup tiga hari saja sudah meninggal dunia. Maka itu mengapa para
dokter dan suster di rumah sakit tersebut percaya pada hal ini.

Selain itu, polisi kriminal juga memercayainya, beberapa polisi


kriminal yang berpangkat tinggi, ikut belajar Ajaran Buddha, bahkan
sangat tulus, mereka bilang padaku, banyak kasus kriminal di Taiwan,
yakni kasus pembunuhan, lebih dari 85 persen, dipecahkan oleh
arwah korban yang tewas dibunuh, arwah korban membantu pihak
kepolisian menemukan si pelaku.

Tanpa bantuan arwah korban, banyak kasus yang tak berdaya


dipecahkan. Kadang kala arwah korban memberi mimpi pada polisi,
kadang kala merasuki tubuh manusia, menuntun pihak kepolisian
untuk menemukan si pelaku.

32
Maka itu ketika polisi di Taiwan menemukan jalan buntu sebuah
kasus, mereka akan membakar dupa, memohon pada arwah korban
supaya membantu menemukan si pelaku.

Maka itu apabila anda bertanya pada mereka, tidak ada satupun yang
tidak percaya. Sungguh merupakan penuntasan kasus harus cari
penanggung jawabnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 5 September 2010

33
V asubandhu merupakan putra bungsu, dia mempunyai dua

orang abang yakni abang sulung bernama Asanga, abang kedua


bernama Shi Zi-jue, tiga saudara ini melatih diri bertekad lahir ke
Tanah Suci Bodhisattva Maitreya (Surga Tusita).

Shi Zi-jue meninggal dunia terlebih dulu, sebelumnya tiga bersaudara


telah sepakat, siapa yang duluan lahir di Surga Tusita dan bersua
dengan Bodhisattva Maitreya, harus segera kembali ke dunia untuk
memberitahu yang lainnya.

Tetapi Shi Zi-jue setelah meninggal dunia, tidak ada kabarnya lagi,
kedua saudaranya telah menanti hingga bertahun-tahun juga tidak
mendapat kabar apapun darinya.
34
Akhirnya Asanga juga menyusul kepergiannya, tiga tahun setelah
meninggal dunia, Asanga barulah kembali ke dunia untuk
menyampaikan kabar kepada Vasubandhu.

Vasubandhu berkata : “Kamu perginya sudah tiga tahun lamanya,


sekarang baru pulang kasih kabar, bukankah tempo hari kita janjinya
segera kembali?”

Asanga menjawab : “Betul, begitu bersua dengan Bodhisattva


Maitreya, saya langsung kembali ke dunia untuk mengabarimu”.

Ternyata sehari di Surga Tusita adalah 400 tahun waktu di Bumi.


Makanya Asanga bilang begitu bersua dengan Bodhisattva Maitreya,
dia langsung kembali ke dunia, ternyata di dunia sudah tiga tahun
lamanya.

Vasubandhu bertanya lagi, bagaimana kabar Shi Zi-jue? Asanga


menjawab, Shi Zi-jue juga terlahir di Surga Tusita, namun naasnya
ketika melewati wilayah bagian luar Surga Tusita, dia terjebak di sana,
oleh karena banyak kesenangan surgawi yang bisa dinikmati di sana,
dia begitu mendambakannya, sehingga membatalkan niat menuju ke
wilayah bagian dalam Surga Tusita, tempat Bodhisattva Maitreya
membabarkan Dharma.

35
Kisah ini membuat orang jadi bermawas diri, makanya mengapa
Ajaran Buddha menasehati kita supaya “Dengan derita sebagai guru”,
kita jadi menyadarinya. Hidup di dunia ini, susah sedikit ada baiknya,
takkan melekat dan mendambakan dunia ini.

Kalau hidup di dunia ini terlampau nyaman, akhirnya saat menjelang


ajal, tidak sanggup mengikhlaskannya. Ketika anda melihat Alam
Surga (Alam Dewa), lalu tergoda dengan segala kesenangan yang
ada di sana, begitu sebersit niat pikiran timbul, dirimu segera
terperangkap di sana, Alam Sukhavati pun gagal dituju. Bayangkan,
betapa mengerikannya!

Makanya berkah janganlah dinikmati, orang Tiongkok zaman dulu


selalu berkata, dibalik berkah terkandung musibah, aksara “福 = fu =
berkah” dan aksara “禍 = huo = petaka atau musibah”, bentuknya
hampir mirip, ini menunjukkan bahwa berkah dan petaka sulit
dibedakan, sebetulnya berkah atau petaka, siapa yang dapat
mengetahuinya!

Berkah mudah berubah jadi petaka, tetapi petaka tidak gampang


berubah jadi berkah, ini menunjukkan bahwa kekuatan petaka lebih
besar.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 September 2010

36
S etelah mendengar nama Buddha Amitabha, kita telah
memperoleh benih terlahir ke Alam Sukhavati. Sebaliknya kalau
sudah mendengar namaNya, malah timbul keraguan, tidak berminat
terlahir ke Alam Sukhavati, maka ibarat benih yang layu, meskipun
memiliki benih namun dia tidak dapat berhasil.

Andaikata anda berjodoh bertemu dengan Pintu Dharma


Pelafalan Amituofo, mendengar nama Buddha Amitabha, atau bersua
dengan Kalyanamitra yang memperkenalkan serta menjelaskan
Ajaran Sukhavati kepada dirimu, membantu dirimu menghapus
keraguan menumbuhkan keyakinan.

Anda dapat menerimanya lalu membangkitkan keyakinan,


membulatkan tekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, sejak hari itu,
anda menfokuskan diri melafal Amituofo, melepaskan segala
kemelekatan.

Kami selalu menasehati para praktisi supaya menfokuskan diri


pada satu sutra yakni “Sutra Usia Tanpa Batas”, satu nama Buddha
yakni Amituofo, maka dalam satu masa kehidupan ini, anda pasti
berhasil. Sepanjang hayat jangan pernah mengubah haluan lagi.

37
Tak peduli bagaimanapun sibuknya aktivitas keseharian,
janganlah lupa melafal Amituofo, jangan biarkan lafalan Amituofo
terputus. Terkecuali apabila pekerjaan yang membutuhkan daya pikir,
maka selesaikan dulu pekerjaan tersebut barulah melanjutkan
melafal Amituofo, demikianlah pikiran suci berkesinambungan tak
terputus.

Maka itu Pintu Dharma ini sangat unggul, tak peduli anda
bergerak di bidang pekerjaan manapun, juga bukan merupakan
halangan untuk melafal Amituofo, membantumu meraih
keberhasilan.

Pintu Dharma Pelafalan Amituofo merupakan metode yang paling


praktis, maka itu setelah mendengar nama Buddha Amitabha, maka
benih yang ditanam ini harus rajin dikembangkan, ibarat benih yang
ditanam di lahan yang subur, tiap hari harus diberi pupuk, air, dan
mendapatkan sinar mentari yang cukup, serta memperoleh
perawatan yang baik, maka benih ini pasti akan membuahkan hasil.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 September 2010

38
P rinsip pokok pelatihan diri adalah mesti membangkitkan
Bodhicitta. Ditinjau dari Sutra Usia Tanpa Batas, Bodhicitta dapat
diartikan sebagai hati yang tulus, hati yang suci, hati yang setara, hati
yang tercerahkan, hati Maitri Karuna.

Ketulusan merupakan unsur utamanya, dalam memperlakukan


setiap orang hendaknya menggunakan hati yang tulus, dia hobinya
mengelabui diriku, itu adalah urusannya, namun saya akan tetap tulus
padanya.

Apabila ketulusanku dapat mempengaruhi dirinya, maka ini


merupakan hal yang bagus. Perlu diketahui bahwa meskipun pada
satu masa kehidupan ini, dia tidak dapat diselamatkan, maka pada
masa kehidupan mendatang, dia juga dapat terselamatkan. Jadi saya
takkan karena sikap munafiknya, sehingga juga harus membalasnya
dengan sikap munafik.

Hendaknya menggunakan hati yang tulus terhadap orang lain,


lantas bagaimana terhadap diri sendiri? Terhadap diri sendiri harus
suci, takkan ada pencemaran batin. Apa itu pencemaran batin?

39
Mengutamakan kepentingan dan keuntungan sendiri adalah
pencemaran batin, mengejar ketenaran dan keuntungan adalah
pencemaran batin, lima nafsu keinginan (harta, rupa, popularitas,
makanan dan tidur) dan enam objek (rupa, suara, bau-bauan, rasa,
sentuhan dan bentuk-bentuk pikiran) adalah pencemaran batin,
ketamakan, kebencian dan kebodohan adalah pencemaran batin.

Minimal juga harus menjauhi segala kekotoran batin ini, barulah


hati dapat tersucikan.

Dengan hati yang setara tidak memandang tinggi maupun rendah,


memperlakukan semua orang dengan adil dan merata, bagaimana
saya menghormati dan menghargai Buddha dan Bodhisattva, maka
bagaimana pula saya menghormati dan menghargai semua makhluk.
Satu hati dan takkan berbeda, hati yang setara.

Kalau terhadap Buddha dan Bodhisattva, saya bersikap hormat


tetapi terhadap orang lain malah meremehkannya, maka sikap
hormat kita pada Buddha hanyalah semu belaka, bukan nyata adanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 September 2010

40
L ahir, tua, sakit dan mati adalah penderitaan, hanya Buddha dan
Bodhisattva yang mampu menyelamatkan diri kita. Penderitaan
karena keinginan tidak tercapai, penderitaan karena berpisah dengan
yang dicintai, penderitaan karena berkumpul dengan yang dibenci,
ajaran sutra mengajarkan pada kita cara untuk menjauhi penderitaan
memperoleh kebahagiaan, semua ini ada di dalam pintu Buddha.

Di dalam aliran luar, kita selalu melihat fenomena orang kesurupan,


arwah yang merasuki si pelaku merupakan makhluk yang berjodoh
dengannya. Apa yang dimaksud berjodoh dengannya? Yakni yang
datang menagih pelunasan utang nyawa. Fenomena ini dapat
dijumpai di mana-mana. Persoalan ini dapat diurai dengan Buddha
Dharma, hasilnya sungguh efektif.

41
Banyak penyakit yang bersumber dari ulah musuh kerabat penagih
utang, dia datang balas dendam, pada masa kehidupan lampau anda
berutang nyawa padanya, sekarang dia datang menagihnya, bila
anda berutang uang padanya maka juga harus melunasinya.

Asalkan kita dapat menenangkan pikiran, beban pikiran sedikit,


bentuk-bentuk pikiran sedikit, maka anda dapat mengamatinya
dengan jelas. Ada orang yang bertanya padaku, mengapa fenomena
begini sekarang bisa begitu banyak?

Masyarakat zaman dulu masih menekankan pada pendidikan


kesusilaan, pendidikan Hukum Karma, makanya hawa kebenaran
(energi positif) manusia itu sangat kuat, musuh kerabat penagih
utang tidak berani mendekati dirimu.

Tetapi ketika karma buruk yang anda lakukan sudah terlampau


banyak, hawa kebenaranmu kian meredup, maka pikiran sesat pun
bermunculan, ini merupakan energi negatif, sehingga musuh kerabat
penagih utang jadi mudah mendekatimu.

Insan yang belajar Ajaran Buddha menaati sila, melafal Amituofo,


melatih samadhi (konsentrasi), ada Dewa Pelindung Dharma yang
melindunginya, sehingga musuh kerabat penagih utang tidak berani
mendekat.

42
Lihatlah kisah yang tercantum di dalam “Maitri Karuna Pertobatan Air
Samadhi”, bukankah sudah cukup jelas? Guru Negara Wuda selama
sepuluh masa kehidupan menjadi Bhiksu senior, lihatlah musuh
kerabat penagih utangnya, betapa besar dendamnya, setiap
kelahiran demi kelahiran setia menanti kesempatan untuk balas
dendam, sampai pada masa kelahiran yang ke-10, ketika Bhiksu senior
ini diangkat oleh Kaisar menjadi Guru Negara.

Kaisar menganugerahkan sebuah kursi pusaka, yang diukir dari kayu


gaharu, kayu jenis ini harganya mahal sekali. Dia langsung
menerimanya, kaisar saja sekarang sudah jadi muridnya, sampai-
sampai mempersembahkan kursi pusaka padanya, hati pongahnya
mulai muncul, merasa begitu bangga, di dunia ini banyak anggota
Sangha, tetapi tidak ada yang sebanding dengannya.

Begitu niat pikiran ini muncul, Dewa Pelindung Dharma segera


beranjak pergi, musuh kerabat penagih utangnya jadi punya
kesempatan balas dendam, sehingga menciptakan bisul berwajah
manusia di lutut Guru Negara Wuda. Bisul ini hampir merenggut
nyawa Guru Negara Wuda, akhirnya Yang Ariya Kanaka muncul
menjadi penengah, barulah ikatan permusuhan dapat terurai.

Ini merupakan contoh nyata, kita harus mengingatnya, apabila di hati


kita masih ada niat pikiran sesat, maka musuh kerabat penagih utang
mudah mencari kesempatan menyerang kita, anda harus menjalani
siksaan akibat penyakit.

43
Bagaimana cara berdamai dengan musuh kerabat penagih utang?
Sesungguhnya setiap orang di dunia ini memiliki setumpuk musuh
kerabat penagih utang, baik yang dijalin dari masa kehidupan lampau
maupun masa kehidupan sekarang, yang sengaja atau tanpa sengaja
anda bunuh, dia takkan mengampunimu.

Masih banyak orang yang tidak memahami Hukum Karma, memiliki


kebiasaan makan daging hewani, tiap hari anda makan tanpa merasa
ada apa-apa. Namun siapa yang ikhlas dagingnya dimakan?

Setelah belajar Ajaran Buddha, kita takkan berani mengonsumsi


daging hewani, tetapi ikatan permusuhan yang telah dijalin
sebelumnya, mesti diurai, jasa kebajikan dari melafal Amituofo, setiap
hari mesti dilimpahkan kepada mereka, memberi manfaat bagi diri
sendiri dan makhluk lainnya, semoga mereka jangan mengganggu
pelatihan diri kita, setelah kita berhasil nanti, pasti akan
menyelamatkan mereka terlebih dulu.

Tekad hati begini mesti diwujudkan, maka musuh kerabat penagih


utang pun akan menerimanya; tetapi bila anda cuma berpura-pura
saja, mengelabuinya, maka dia pasti datang cari gara-gara denganmu.
Hal ini bukanlah kepercayaan takhayul, keberadaan makhluk halus
nyata adanya!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 September 2010

44
Kisah Guru Negara Wuda Bgn 1 :

https://avaivartika48.blogspot.com/2019/02/32akibat-karma-
bagaikan-bayangan.html

Kisah Guru Negara Wuda Bgn 2 :

https://avaivartika48.blogspot.com/2019/02/33akibat-karma-
bagaikan-bayangan.html

B uku yang berjudul “Misteri Ekspedisi Legiun Romawi ke


Tiongkok” merupakan kisah nyata, peristiwa ini terjadi lebih dari 2100
tahun yang silam, Kaisar Romawi mengirim Legiun (bala tentara)
yang berjumlah lebih dari 10 ribu personil, komando pasukan adalah
putra ketiganya, untuk menginvasi Negeri Tirai Bambu.

Oleh karena menempuh perjalanan yang jauh, jarak dari Roma ke


Xinjiang menghabiskan waktu 14 bulan, dengan menunggang kuda,
jalan kaki, sepanjang perjalanan, mereka tidak sanggup beradaptasi

45
dengan perubahan lingkungan, sehingga banyak tentara yang jatuh
sakit dan meninggal dunia.

Sesampainya di wilayah Tiongkok, dari Xinjiang menempuh


perjalanan sampai di Koridor Hexi. Ketika mereka berada di Xinjiang,
sempat terlibat pertempuran dengan pasukan prajurit Tiongkok. Bala
tentara Romawi menderita kekalahan dan kehilangan 9 ribu orang
tentaranya yang tewas di medan perang. Saat itu Legiun Romawi
mulai kehilangan percaya diri.

Ketika Legiun Romawi sampai di Koridor Hexi, pasukan mereka


cuma tersisa beberapa ribu orang saja, dari 10 ribu orang sekarang
cuma tersisa beberapa ribu orang saja, akhirnya seluruh bala tentara
gugur di Tiongkok.

Lihatlah sudah melewati kurun waktu 2100 tahun lamanya, tetapi


arwah mereka masih gentayangan di Tiongkok. Ada dua arwah yang
merasuki tubuh ibunda dan putrinya di daerah setempat, putra ketiga
Kaisar Romawi yang menjadi komando pasukan, merasuki fisik si ibu,
arwah penasehat militernya merasuki fisik si putri.

Mereka sudah merasuki tubuh manusia untuk jangka waktu yang


panjang, 27 tahun lamanya. Makanya ibu dan anak tampaknya seperti
orang gila, bicaranya ngawur, menuturkan kisah nyata ini.

46
Orang yang menulis buku ini adalah kepala divisi “United Front
Work Department” pemerintah daerah setempat. Setelah
mendengar kisah ini, dia merasa sangat penasaran, tidak percaya,
setelah berulang kali melakukan penelitian, barulah dia
memercayainya.

Ini membuktikan bahwa manusia walaupun tubuh fisiknya sudah


mati tetapi arwahnya masih ada, menjalani siksaan akibat karma
buruk yang diperbuatnya. Arwah-arwah bala tentara Romawi ini tidak
menganut keyakinan, 2100 tahun silam masih belum ada Agama
Nasrani.

Ketika berada di Tiongkok, mereka bersua dengan seorang


Bodhisattva, yakni Bodhisattva Libin, melihat kondisi arwah
gentayangan tersebut, timbul rasa iba, sehingga selalu berdana
makanan dan minuman kepada mereka, memberitahukan pada
mereka, “Tiongkok bukanlah tempat kalian, buat apa kalian datang
kemari?”

Ucapan ini sangat penting, bagi yang memahaminya pasti


langsung tercerahkan, hal ini menjelaskan bahwa wilayah yang
berhasil direbut melalui peperangan, itu dikarenakan memang sudah
ada di dalam garis hidupmu, kalau tidak ada di dalam garis hidupmu,
bagaimanapun berdaya upaya, juga takkan jadi milikmu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 September 2010


47
P endidikan Hukum Karma dan kebenaran tidak boleh tidak
dipahami, apa yang ada di dalam garis hidup, pasti bisa didapatkan.
Sebaliknya kalau tidak ada di dalam garis hidup, janganlah dipaksakan,
dengan demikian hati manusia barulah tenteram, takkan
menciptakan karma buruk.

Apa yang ada di dalam garis hidup, tidak perlu menggunakan cara
yang tidak halal, juga bisa diperoleh. Orang Tiongkok memahami
kebenaran ini, zaman dulu Pendidikan Hukum Sebab Akibat dan
Pendidikan Kesusilaan merupakan fenomena yang umum dalam
masyarakat. Boleh dikatakan dari yang paling tinggi yakni kaisar dan
para bangsawan, sampai yang paling rendah yakni rakyat jelata, tidak
ada yang tidak memahaminya.

Di sekeliling perbatasan Tiongkok terdapat negara-negara kecil,


selama beribu-ribu tahun, Tiongkok tidak pernah berperang dengan
mereka. Tetapi negara-negara kecil ini bersedia bergabung dan
menyatu dengan Negeri Tirai Bambu.

48
Hal ini menunjukkan bahwa apa yang ada di dalam garis hidupmu,
tetap akan jadi milikmu, tidak perlu menginvasi wilayah orang lain.
Lihat saja Jepang yang berupaya menginvasi Tiongkok, bersusah
payah selama bertahun-tahun hasilnya nihil, seperti perkataan yang
diucapkan Bodhisattva Libin, Tiongkok bukanlah milikmu.

Setelah bertempur selama 8 tahun, akhirnya Jepang menyerah tanpa


syarat, mengembalikan seluruh wilayah yang sempat dikuasainya, ini
memang bukan milikmu!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 September 2010

O rang masa kini sulit diselamatkan, apabila anda


menggunakan hati yang baik padanya, hati yang tulus padanya, dia
langsung mencurigai ada niat apa yang terselubung dibaliknya?
Makanya dia langsung mewaspadai dirimu. Apakah anda boleh
menyalahkannya? Manalah boleh.

Mengapa demikian? Oleh karena di dalam masyarakat sekarang


ini, semua orang telah kehilangan keyakinan hati, bukan saja
terhadap orang lain tidak percaya, curiga berlebihan, bahkan
49
terhadap diri sendiri juga tidak percaya. Makanya para makhluk sulit
diselamatkan!

Bodhisattva dalam membangkitkan niat mulia, terlebih dulu


menyelamatkan diri sendiri, setelah berhasil menyelamatkan diri
sendiri barulah dapat mengamati kemampuan masing-masing
individu, sehingga memiliki upaya kausalya, terhadap semua makhluk
takkan ada niat terselubung.

Jadi ketika dia bertanya padamu kenapa begitu baik padanya?


Anda juga tidak perlu menjelaskan padanya, dia juga tidak mungkin
memahaminya. Kalau anda bilang padanya bahwa semua makhluk
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, dia pasti takkan
percaya dan menuduhmu bicara sembarangan, memangnya siapa
yang satu kesatuan denganmu? Mustahil dia bisa menerimanya,
bayangkan sekarang kamu jadi serba salah.

Lantas satu kesatuan itu hanya bisa disampaikan kepada siapa?


Praktisi yang tercerahkan, dia baru bisa mengerti. Kalau anda
membahas tentang satu kesatuan dengan para makhluk di enam
alam samsara, bagaimana dia bisa menerimanya? Bukan saja manusia
tidak dapat menerimanya, bahkan para makhluk surgawi juga sulit
menerimanya.

Maka itu Bodhisattva menjelma di enam alam tumimbal lahir,


menyesuaikan dengan keadaan yang ada, takkan memiliki metode
50
pengajaran yang tetap dan kaku, sangat fleksibel, poin ini mesti kita
teladani.

Kita harus membangkitkan Bodhicitta, di dalam Bodhicitta


terdapat hati Maitri Karuna, yang merupakan motivasi untuk
menyelamatkan para makhluk; tanpa adanya hati Maha Karuna, maka
motivasi ini takkan ada, tidak ingin melakukannya lagi.

Oleh karena adanya hati Maha Karuna, walaupun para makhluk


mencurigai niat baikmu, sering-sering membuatmu frustasi, tetapi
janganlah putus asa, hendaknya makin serius dan tekun
melakukannya. Inilah motivasi dari hati Maha Maitri Maha Karuna.

Kemuliaan ini takkan bisa dirasakan orang yang tidak mendalami


Buddha Dharma, dia hanya tahu orang yang ber-Maitri Karuna begitu
bodohnya, tidak tahu mementingkan diri sendiri, cuma tahu berbuat
demi kepentingan orang banyak, orang begini terlampau bodoh.

Untunglah Leluhur Tiongkok mengucapkan sebuah kalimat


“Orang bodoh kaya berkah”, memang benar, dia telah menimbun
pahala.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 September 2010

51
A jaran Buddha menyebut Maitri Karuna, orang awam
menyebutnya sebagai cinta kasih, cinta kasih itu satu makna dengan
Maitri Karuna, tetapi di dalamnya ada sedikit perbedaan.

Cinta kasih individu, mengutamakan perasaan emosional tanpa


menggunakan kebijaksanaan, sedangkan Maitri Karuna
mengutamakan kebijaksanaan tanpa menggunakan perasaan
emosional. Inilah letak perbedaannya.

Di dalam Maitri Karuna terdapat cinta kasih sejati atau cinta kasih
universal, sedangkan orang duniawi membahas cinta kasih adalah
cinta munafik, bukan nyata adanya, penuh kepura-puraan.

Lihatlah di dalam masyarakat sekarang ini, pria dan wanita


menjalin hubungan, melanjutkan ke jenjang pernikahan sebagai bukti
cintanya, katanya kalau tidak cinta bagaimana bisa menikah? Tapi
kenyataannya pagi menikah malamnya minta cerai, bagaimana bisa
dibilang cinta?

52
Makanya orang duniawi bilang I love U, jangan sampai dikelabui,
itu cuma khayalan semu, bukan nyata adanya, usai itu muka berpaling
tidak kenal lagi.

Hanya cinta kasih universal yang dimiliki oleh Buddha dan


Bodhisattva merupakan yang sejati, yang selamanya takkan berubah,
inilah yang disebut Maitri Karuna.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 September 2010

L ihatlah ketika Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma di


dunia ini, menampilkan peragaan selama 80 tahun, sejak lahir ke
dunia hingga memasuki Parinirvana, guna diperlihatkan kepada kita
semuanya.

Apa yang Beliau peragakan sepanjang hayatNya? Yakni Maha


Maitri Maha Karuna, demi mengasihi semua makhluk. Setelah kita
memahaminya, barulah bersedia meneladaniNya, belajar padaNya.

53
Insan yang bersedia meneladaniNya, memiliki akar kebajikan yang
mendalam dan tebal, umumnya kita bilang orangnya jujur, patuh dan
tekun. Orang begini setelah menerima dan meyakini Buddha Dharma,
dia langsung mengamalkannya, makanya pencapaiannya lebih cepat
dibandingkan dengan yang lainnya.

Sebagian besar praktisi tidak mampu menerima dan meyakini


Ajaran Buddha secara menyeluruh, suka menambah-nambah
pengertian sendiri ke dalamnya, terhadap ajaran yang dibabarkan
Buddha Sakyamuni, masih ada keraguan.

Terutama saat sekarang ini, dimana Buddha Sakyamuni telah


memasuki Parinirvana tiga ribu tahun lamanya, kita selalu berpikir,
Sang Buddha membabarkan Dharma pada tiga ribu tahun yang silam,
apa masih cocok diterapkan pada zaman modern ini?

Kita selalu berpikir, kita hidup pada era tehnologi ini, harusnya
kita lebih cerdas dibandingkan orang zaman dulu, makanya walaupun
telah menerima Ajaran Buddha sebagai keyakinan diri, namun nilai
rapor kita merah semuanya.

Sampai pada suatu hari ketika diri kita tercerahkan, barulah sadar
bahwa kita telah menempuh banyak jalan berliku-liku, melangkah di
jalan yang sesat, ini namanya “Tidak mendengar nasehat orang tua,
makanya menderita kerugian besar”, masih lumayan, anda masih
cepat sadar dan sempat kembali ke jalan yang benar.
54
Banyak orang yang tersesat di jalan yang salah dan tidak berhasil
menemukan jalan keluar. Hanya sedikit orang yang lumayan
beruntung, sempat menemukan jalan keluar dari kesesatan, terhadap
Ajaran Buddha Sakyamuni, membangkitkan keyakinan sepenuhnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 September 2010

Dasar perhitungan tiga ribu tahun :

http://tujuhmustika.blogspot.co.id/2017/05/kaisar-zhou-zhao-
wang.html

S utra menyebutkan, “Ajaran semua Buddha adalah serupa”, jadi


bukanlah Buddha Sakyamuni sendirian saja yang mengajarkan
Dharma pada kita, namun semua Buddha di sepuluh penjuru dari tiga
masa, juga menyampaikan ajaran yang sama, yakni sila, samadhi
(konsentrasi) dan prajna (kebijaksanaan).

55
Melatih sila adalah menaati peraturan, jadi bagaimana Buddha
mengajari kita maka bagaimana pula kita mengamalkannya, jangan
mengubahnya sesuka hati. Sang Buddha merupakan sosok yang telah
berpengalaman, dari status orang awam melatih diri hingga berhasil
mencapai KeBuddhaan, Beliau sangat memahaminya dengan jelas;
sedangkan kita, apapun tidak tahu, belum pernah menempuh jalan ini,
cuma bisa menduga-duga dan coba-coba saja.

Jadi kalau anda tidak sudi menuruti bimbingan Sang Buddha, anda
masih suka mengandalkan peruntungan dan faktor kebetulan, siapa
tahu masih ada metode instan, mari kita coba-coba mencarinya,
mungkin Buddha Sakyamuni masih belum menemukan metode baru
tersebut, beginilah pemikiran calon ilmuwan zaman muktahir.

Tidak tahu bahwa ajaran yang telah disampaikan oleh Buddha


Sakyamuni sudah sedemikian sempurnanya, lihatlah Sang Buddha
tidak perlu memakai mikroskop, teropong bintang dan segala macam
peralatan tehnologi lainnya, juga tidak perlu ilmu kalkulasi muktahir,
cuma dengan melatih samadhi saja, sudah dapat menembus dimensi
ruang dan waktu, mengetahui asal usul alam semesta dan sebagainya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 7 September 2010

56
K ita tahu bahwa Buddha Sakyamuni menyampaikan ajaran sesuai
dengan kemampuan pencerapan masing-masing individu. Dengan
perkataan lain, setiap orang tidak mungkin belajar sekaligus beragam
judul sutra dan pintu Dharma.

Ketika anda memiliki keraguan dan memohon bimbingan pada


Buddha Sakyamuni, Sang Buddha hanya mengajarimu satu pintu
Dharma saja, asalkan anda dapat menguasai satu metode ini, maka
semua pintu Dharma lainnya dapat dipahami dengan sendirinya,
inilah yang disebut dengan menyelami Tripitaka.

Seluruh pintu Dharma adalah setara, tidak ada yang lebih tinggi
maupun lebih rendah, asalkan berhasil menguasai satu judul sutra
maka seluruh sutra lainnya bisa dipahami dengan sendirinya.
57
Tetapi apabila anda mengatakan masih ada satu atau dua judul sutra
yang belum bisa dipahami, maka pencapaianmu adalah palsu.

Di dalam buku berjudul “Wen Chao” atau catatan Master Yin Guang,
terdapat banyak perumpamaan sedemikian rupa. Salah satunya
mengisahkan tentang pengalaman seorang praktisi Zen yang telah
melatih diri selama bertahun-tahun.

Dia mempelajari buku aliran Zen yang berjudul “Wu Deng Hui Yuan”
yang berisi kisah perumpamaan lebih dari 1700 orang praktisi yang
berhasil mencapai pencerahan, metode yang digunakan masing-
masing praktisi tidaklah sama.

Praktisi ini begitu berminat pada metode Zen, mempergunakan


waktu beberapa dekade lamanya untuk mempelajarinya. Dia menulis
sepucuk surat kepada Master Yin Guang. Dia bilang 1700
perumpamaan tersebut sudah hampir berhasil dikuasainya, telah
memahaminya, masih tersisa beberapa topik yang jadi persoalan.

Master Yin Guang membalas suratnya dengan mengatakan, terutama


untuk materi aliran Zen, satu tercerahkan maka segalanya
tercerahkan, apabila dari 1700 perumpamaan tersebut, ada satu
perumpamaan saja yang berhasil dikuasai dan dipahami, maka
seluruh perumpamaan lainnya pasti bisa dipahami dengan sendirinya.
58
Anda bilang sudah hampir memahami semuanya, tetapi masih tersisa
satu atau dua topik yang belum dipahami, ini menunjukkan bahwa
anda tidak mengerti keseluruhannya.

Praktisi ini akhirnya tidak belajar ajaran Zen lagi, melepaskan metode
Zen, lalu mengikuti Master Yin Guang melafal Amituofo.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 9 September 2010

K etika kita menemukan kembali jiwa sejati, maka tidak ada lagi
yang tidak dapat dipahami. Oleh karena segala Dharma (kebenaran)
mengalir dari dalam jiwa sejati (Jiwa KeBuddhaan).

Asalkan menemukan kembali jiwa sejati, tak peduli anda pernah


belajar atau tidak, tak peduli itu adalah Buddha Dharma maupun
Dharma duniawi, segala ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak ada
satupun yang tidak anda pahami, andaikata masih ada satu hal saja
yang tidak bisa dipahami, ini berarti anda belum menemukan kembali
jiwa sejati. Jadi menemukan kembali jiwa sejati, tidak bisa dijadikan
penampilan luar semata.

59
Selama ini jiwa sejati kita telah tersesat sehingga kita tidak dapat
menemukannya kembali. Banyak orang yang tidak memahami hal ini
sehingga melakukan tindakan berdusta, walaupun bukan sengaja,
tetapi demi gengsi atau keangkuhannya, jadi bukan sengaja
mengelabui orang lain. Dia belum mencapai kesucian tetapi mengaku
diri sendiri telah mencapainya, belum menguasai ajaran sutra tetapi
menganggap diri sendiri telah berhasil menguasainya.

Tempo dulu saya pernah bertemu dengan seorang praktisi wanita


yang merupakan istri sahabat baikku. Ketika mendengar saya mulai
belajar Ajaran Buddha, dia begitu gembira dan mengundangku
berdiskusi ke rumahnya.

Dia mengaku bahwa dirinya telah mencapai tingkatan kesucian


tertinggi Arahat. Saya mencoba menjelaskan kebenaran padanya,
tetapi dia tetap bersikukuh pada pendiriannya.

Akhirnya saya jadi tak berdaya, lalu bilang padanya, ada empat
tingkatan kesucian yang dicapai oleh praktisi Aliran Theravada, yakni
Sotapanna, Sakadagami, Anagami dan Arahat.

Seorang praktisi yang berhasil mencapai Sotapanna, dari enam


jenis kemampuan gaib, dia telah berhasil memulihkan dua jenis

60
kemampuan gaib tersebut. Sedangkan Arahat telah berhasil
memulihkan enam jenis kemampuan gaib.

Sotapanna memiliki dua jenis kemampuan gaib yakni Mata Dewa


dan Telinga Dewa. Mata Dewa mampu melihat keadaan di luar
walaupun dibatasi oleh tembok.

Di samping rumahnya mengalir sebuah sungai kecil, di kedua sisi


sungai terdapat jalan setapak yang bisa dilewati. Saya bertanya
padanya, apakah anda dapat melihat keadaan di luar rumah anda? Dia
bilang tidak bisa.

Saya bilang, kalau begitu pencapaianmu adalah palsu, cuma


dibatasi selapis dinding saja, anda sudah tidak mampu melihat kondisi
di luar sana, bahkan Mata Dewa pun belum dimiliki! Dengan demikian
barulah dia menyadari kesilapannya. Dia tidak bermaksud
membohongi orang lain, hanya saja salah penafsiran.

Sejak dulu hingga sekarang, kasus begini ada banyak sekali, tak
peduli yang dialami oleh praktisi awam maupun praktisi non awam.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 9 September 2010

61
Penjelasan Enam jenis kemampuan gaib :

http://daunbodhi.blogspot.com/2016/10/abhinna.html

A da sebuah perumpamaan di dalam aliran Zen, yakni kisah


Dhyana Master Baizhang dan rubah liar, rubah ini dulunya adalah
seorang Bhiksu yang setelah meninggal dunia jatuh ke Alam Binatang.

Bhiksu ini semasa hidupnya, suatu kali ketika sedang memberi


ceramah, ada yang bertanya padanya, dia memberi jawaban secara
sembarangan.

Orang itu bertanya padanya, apakah praktisi agung masih


mengalami Hukum Sebab Akibat? Dia menjawab tidak mengalami
Hukum Karma lagi. Oleh karena memberi jawaban yang salah, setelah
meninggal dunia, Bhiksu ini jatuh ke Alam Binatang menjadi rubah liar,
sebanyak 500 masa kehidupan. Mengapa demikian?

62
Oleh karena memberi jawaban yang menyesatkan orang lain,
persoalan ini sangat berat! Rubah ini pada masa kelahiran lampaunya
masih ada melatih diri, juga merupakan seorang Bhiksu, selama 500
kali kelahiran, akhirnya berhasil menjelma jadi manusia, tidak
gampang.

Wujudnya adalah seorang lansia dengan rambut dan janggut yang


telah memutih. Ketika Master Baizhang memberi ceramah, setiap
hari lansia ini datang mendengarnya. Semua hadirin tidak tahu jati diri
lansia ini, hanya Master Baizhang yang mengetahui bahwa lansia ini
bukanlah manusia, tetapi adalah siluman rubah, tetapi siluman ini
tidak punya niat jahat, takkan mencelakai manusia.

Suatu hari dia menceritakan masalahnya pada Master Baizhang,


bagaimana caranya supaya dia bisa terbebas dari Alam Binatang?
Master Baizhang berkata, baiklah, besok anda datanglah kemari,
pada masa kehidupan lampau, bagaimana orang itu bertanya
padamu, sekarang anda bertanya padaku.

Esok harinya lansia ini datang dan Master Baizhang duduk di atas
tempat ceramahnya, lansia itu berlutut memohon bimbingan, lalu
bertanya, apakah praktisi agung masih mengalami Hukum Sebab
Akibat? Master Baizhang menjawab, masih mengalami Hukum Karma,
hanya saja terhadap Hukum Karma, mereka memahaminya dengan
jelas dan dimengerti.

63
Seketika itu juga lansia ini segera tercerahkan, hari berikutnya dia
meninggal dunia dan telah bebas dari bertumimbal lahir jadi rubah.

Master Baizhang mengetahuinya, mengajak beberapa orang ke


bukit belakang, sambil membawa sekop dan cangkul untuk
mengubur bangkai rubah tersebut. Sesampainya di bukit belakang,
ternyata benar ada bangkai rubah, kemudian mereka menguburnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 9 September 2010

M elontarkan ucapan itu harus bertanggung jawab, apalagi

kalau ditulis menjadi sebuah buku, kapankah kamu baru bisa


terbebas dari hukuman? Ketika buku karyamu telah lenyap dari
peredaran, satu jilid pun tidak tersisa lagi, barulah anda bisa terbebas.
Apabila di dunia ini masih tersisa satu jilid saja, maka anda takkan
berdaya terbebas dari hukuman, betapa mengerikannya!

64
Zaman dulu para praktisi senior yang memberi ceramah sangat
bertanggung jawab, apalagi menulis dan menerbitkannya jadi buku,
lebih harus dipertanggungjawabkan lagi. Mereka masih memiliki rasa
takut pada Hukum Sebab Akibat.

Orang masa kini sudah tidak percaya lagi pada Hukum Karma.
Hukum Karma tetap berlaku meskipun anda tidak percaya. Kita masih
belum mencapai pencerahan, apakah boleh memberi ceramah?
Upasaka Huang Nian-zu masih belum mencapai pencerahan, apakah
boleh menulis penjelasan sutra?

Kita membaca penjelasan sutra hasil karyanya, tidak ada definisi


ataupun teori yang diciptakannya sendiri, semuanya merupakan
petikan, beliau membaca 193 judul sutra dan sastra, materi rujukan,
lalu mengutip kalimat atau alinea untuk menjelaskan isi sutra, jadi
setiap bagian tulisannya itu memiliki sumber yang jelas.

Jadi kalau ada yang salah, maka itu bukanlah kesalahanku, saya
cuma memetik saja, kesalahan ada pada sumbernya. Beliau telah
memperagakan teladan yang baik untuk diperlihatkan kepada orang
masa kini.

Saat permulaan kami belajar berceramah, oleh karena memahami


kebenaran ini, makanya tidak berani naik ke podium. Guru Li
mengetahui hal ini, sehingga menasehati kami, kalau harus menanti
hingga mencapai pencerahan, barulah keluar berceramah, entah
65
kapan hari tersebut tiba, andaikata sepanjang hidupmu belum
mencapai pencerahan, maka seumur hidup tidak boleh keluar
berceramah, sehingga tidak ada orang yang memberi ceramah,
Buddha Dharma bisa lenyap dari dunia ini, lantas bagaimana cara
mengatasi masalah ini?

Makanya Guru Li mengajari kami untuk menceramahkan


penjelasan sutra karya para praktisi zaman dulu, tugas kita hanyalah
menerjemahkan dan menjelaskan dengan bahasa modern yang bisa
dimengerti orang masa kini, tetapi maknanya tidak boleh lari, tidak
boleh salah menyampaikan, tidak boleh ada penafsiran sendiri dan
tidak boleh memasukkan pengertian sendiri ke dalamnya.

Jadi kita cuma menuruti sesuai dengan apa yang dia tulis, kalau
ternyata ada kesalahan, maka dialah yang harus bertanggungjawab.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 9 September 2010

66
A salkan berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, maka anda pasti
berhasil menyempurnakan KeBuddhaan. Pintu Dharma ini cocok buat
semua kalangan, tak peduli akar kebijaksanaan bagaimana yang
dimiliki, asalkan bersedia melatihnya, bersedia meyakini dan
mengamalkan, maka praktisi ini bukanlah orang awam.

Janganlah melihat keadaannya sekarang seperti orang yang tidak


terpelajar, buta aksara, tua renta, sesungguhnya pada masa
kehidupan lampau, dia telah menanam akar kebajikan yang
mendalam dan tebal.

Makanya pada masa kehidupan sekarang, begitu mendengar Ajaran


Sukhavati, dia langsung dapat meyakininya, sementara itu banyak

67
orang yang meskipun sudah membaca “Sutra Usia Tanpa Batas” tapi
masih setengah percaya setengah tidak.

Sedangkan lansia yang buta aksara, tidak pernah baca sutra, anda
cuma mengajarinya melafal Amituofo, dia langsung percaya, sungguh
mengherankan! Apabila anda menyelami Sutra Pitaka, maka anda
takkan merasa heran lagi, ini dikarenakan pada masa kelahiran
lampau, akar ini telah tertanam di Alayavijnana (gudang kesadaran)-
nya, memiliki benih Buddha Dharma yang mendalam dan tebal,
terjalin dengan Aliran Sukhavati, barulah ada fenomena sedemikian
rupa, dalam satu kelahiran pasti mencapai kesempurnaan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 10 September 2010

Akar kebajikan = dapat meyakini dan dapat memahami

Berkah kebajikan = dapat bertekad dan dapat mengamalkan

Jalinan jodoh = dapat bersua dengan Ajaran Sukhavati

68
A pa yang merupakan hal yang paling memprihatinkan?
Yakni setiap kelahiran demi kelahiran tidak dapat bersua dengan
Buddha Dharma, tidak berkesempatan mendengar Buddha Dharma,
di dalam Alaya-vijnana (gudang kesadaran) tidak terdapat benih
Buddha Dharma, inilah kondisi yang paling memprihatinkan, dia tidak
memiliki akar kebajikan.

Andaikata dalam satu masa kehidupan ini, dapat mendengar


sepatah Amituofo meskipun cuma se-kali saja, namun di dalam Alaya-
vijnana telah tertanam akar kebajikan.

Maka itu, kita harus memahami kebenaran dan fakta ini, setiap
saat jangan lupa untuk membantu semua makhluk yang menderita,
dengan cara apa kita membantunya? Melafal Amituofo.

Terhadap serangga kecil, ketika melihat mereka, kita beranjali dan


melafal Amituofo, supaya mereka juga ikut menanam akar kebajikan.
Setelah melewati kelahiran demi kelahiran, kalpa demi kalpa, kelak
dengan mengandalkan sepatah Amituofo ini, dia akan memperoleh
penyelamatan, siapa yang telah membantunya menanam akar
kebajikan? Dirimulah yang telah membantunya menanam akar
kebajikan.

69
Praktisi Buddhis takkan melewati hari demi hari dengan sia-sia,
inilah yang disebut sebagai bertekad menyelamatkan para makhluk
yang tak terhingga. Terhadap para makhluk yang tidak kasat mata,
yang berada di sekeliling kita, kita melafal Amituofo dan
melimpahkan jasa kebajikan kepada mereka, mereka akan sangat
berterima kasih.

Kita membaca sutra dan mendengar ceramah, jasa kebajikan ini


juga boleh disalurkan kepada para makhluk, dalam istilah Ajaran
Buddha disebut sebagai melimpahkan jasa, orang zaman now
menyebutnya dengan istilah “sharing”, dengan demikian tidak ada
satupun yang tidak memperoleh manfaat.

Senantiasa membangkitkan niat hati begini, setiap niat pikiran


yang timbul takkan mengabaikan para makhluk, ini merupakan jasa
kebajikan yang tak terhingga.

Menimbun jasa kebajikan tidak harus mengeluarkan sejumlah


uang, banyak orang kaya yang malah tidak tahu cara menimbun jasa
kebajikan, yang mereka akumulasi justru merupakan berkah
kebajikan.

Jasa kebajikan adalah Bodhicitta-mu, jodoh baikmu, welas asihmu


pada semua makhluk, takkan mengabaikan tekad hati para makhluk,
ini mewujudkan jasa kebajikan-mu.

70
Bodhicitta kita adalah dipupuk dengan cara sedemikian rupa
dalam kehidupan keseharian.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 10 September 2010

B aik bertindak sebagai penceramah maupun pendukung


Dharma, sama-sama tidaklah gampang, jika anda tidak memahami
Buddha Dharma, bagaimana anda dapat menjadi penceramah,
bagaimana pula anda dapat menjadi pendukung Dharma?

Buddha Dharma tidak dapat dijelaskan dengan penafsiran diri


sendiri. Sejak zaman dulu hingga sekarang, ketika Buddha Sakyamuni
membabarkan Dharma di dunia, telah muncul fenomena sedemikian
rupa, fenomena ini disebut sebagai abhimana (keangkuhan karena
mengira diri sendiri telah mencapai tingkatan kesucian).

71
Kekotoran batin ini menghalangi dirimu mencapai pencerahan,
mencapai tingkatan kesucian, bukan hanya ini, bahkan juga
menghalangi Kusala Dharma-mu, ini merupakan masalah besar.

(Kusala Dharma = cara untuk menimbun kebajikan)

Oleh karena anda merasa diri sendiri sudah hebat, belum


mencapai kesucian, tetapi merasa diri sendiri sudah mencapai
kesucian, tidak paham tapi mengira diri sendiri sudah paham, anda
mengajari orang lain dengan cara begini, anda telah menyesatkan
para makhluk, menyesatkan orang lain harus menanggung beban
karma.

Lihatlah kisah perumpamaan Master Baizhang yang hidup pada


masa Dinasti Tang dimana ada seorang Bhiksu yang salah
menyampaikan jawaban, akibatnya jatuh ke Alam Binatang menjadi
rubah sebanyak 500 masa kehidupan. Mengapa bisa ada fenomena
sedemikian rupa? Abhimana.

Poin penting ini juga mengingatkan diri kita sebagai praktisi


janganlah ada hati pongah, keangkuhan ini bahkan dirimu sendiri juga
tidak menyadarinya.

72
Andaikata ada orang yang bertanya padamu, anda pasti
menjawab, “Saya tidak memiliki keangkuhan, saya ini sangat rendah
hati”. Anda sendiri memang tidak dapat menyadarinya.

Bagaimana caranya mengatasi keangkuhan? Dengan kerendahan


hati. Bagaimana cara mengatasi iri hati? Dengan bersukacita pada
kebajikan yang dilakukan orang lain.

Penyakit batin ini sangat berat, jika anda tidak berdaya


mengatasinya, maka dia akan terus berkembang, menghambat
kemajuan batinmu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 10 September 2010

Kisah Master Baizhang dan rubah :

https://tekadagung2.blogspot.com/2019/06/kutipan-ceramah-master-
chin-kung-8.html

73
P ara makhluk di enam alam tumimbal lahir menderita
beragam penyakit, dari mana asal usul penyakit? Ketamakan,
kebencian, kedunguan, kesombongan dan kecurigaan merupakan
akar (benih) penyakit.

Harta, rupa, ketenaran, makanan dan tidur adalah jodoh (faktor


pendukung) dari luar yang menyebabkan dirimu jatuh sakit. Perasaan
suka, marah, sedih, senang, adalah jodoh dari dalam yang
menyebabkan dirimu jatuh sakit.

Setelah benih dan faktor pendukung sudah lengkap, maka


akibatnya anda menderita sakit, beginilah prosesnya.

Benih atau akar penyakit itu sulit dicabut, ini merupakan


kekotoran batin dan tabiat, tidak mudah dilenyapkan, kalau sudah
berhasil dihapus, maka anda telah mencapai kesucian.

74
Terkecuali kalau dapat menghapus faktor pendukung (jodoh dari
luar dan dalam), bagaimana caranya? Buddha Sakyamuni
mengajarkan pada kita supaya menjadikan sila sebagai guru,
menjadikan derita sebagai guru, tabah menjalani hidup susah,
meskipun hidup susah namun juga takkan mengabaikan sila, menjaga
kesucian jiwa dan raga, anda memperoleh pembebasan.

Orang awam bilang, dengan menyingkirkan lima nafsu keinginan


(harta, rupa, ketenaran, makanan, tidur) dan enam objek (rupa, suara,
bau-bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran), mengenyahkan
tujuh perasaan emosional (suka, marah, sedih, senang, sayang, benci,
nafsu keinginan), maka hidup jadi tidak bahagia lagi, kalau memang
demikian rupanya, buat apa lagi kita belajar Buddha Dharma?

Tujuan belajar Ajaran Buddha adalah menjauhi penderitaan


memperoleh kebahagiaan. Apa itu penderitaan? Tujuh perasaan
emosional dan lima nafsu keinginan, membuat fisik dan mentalmu
jadi tidak sehat, jiwa ragamu jadi tercemar.

Apa yang disampaikan oleh Sang Buddha kepada kita merupakan


kebenaran yang sejati, kita harus memahaminya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 10 September 2010

75
T ak peduli berada dalam kondisi yang bagaimanapun juga, kita
takkan menyalahkan orang lain, oleh karena apa yang ditabur itulah
yang dituai, diperbuat sendiri akibatnya diterima sendiri, tidak ada
kaitannya dengan orang lain, maka itu setiap orang mesti memikul
beban karma masing-masing.

Apabila anda masih saja menyalahkan orang lain, maka dosamu


bertambah lagi, masalahmu jadi besar, sehingga hukuman yang
dijalani takkan habis-habisnya, hal ini mesti dipahami.

Bagaimana caranya supaya dapat terbebas dari lautan penderitaan?


Buddha Dharma mengajarkan kita untuk menjauhi penderitaan
memperoleh kebahagiaan, yakni dengan melenyapkan kejahatan
menimbun kebajikan.

76
Dengan menghapus Sepuluh Kejahatan, giat melatih Sepuluh
Kebajikan, maka nasib pun berubah, balasan karma pun berubah.

Buddha Dharma menyebutkan bahwa nasib bukanlah sesuatu yang


bersifat tetap, namun berubah-ubah menuruti perubahan niat pikiran.
Sebersit niat pikiran baik, buah akibat tiga alam bajik muncul ke
permukaan; sebersit niat pikiran jahat, buah akibat tiga alam rendah
muncul ke permukaan, senantiasa berubah-ubah, tidak tetap.

Hari ini seluruh dunia diliputi kekacauan, bencana terjadi di mana-


mana, apa sebabnya? Ini dikarenakan pikiran dan perbuatan manusia
yang tidak baik.

Bila kita bertanya, kapankah masyarakat dunia dapat hidup


berdampingan secara harmonis, perdamaian dunia dapat terwujud?
Kapankah lingkungan alam dapat pulih kembali seperti sedia kala?

Ilmuwan memberitahukan pada kita, tahun ini banyak bencana,


bahkan di berbagai belahan dunia, terjadi musim dingin yang ekstrim,
gelombang panas, musim semi dan musim gugur yang berlangsung
sangat singkat.

77
Harusnya musim semi dan musim gugur masing-masing berlangsung
tiga bulan lamanya, tetapi sekarang musim semi mungkin cuma
berlangsung 1,5 bulan saja, demikian juga musim gugur cuma
berlangsung 1,5 bulan saja.

Musim dingin dan musim panas malahan lebih panjang waktunya,


harusnya cuma tiga bulan, tetapi sekarang mungkin berlangsung 4-5
bulan, ini sudah tidak normal.

Mengapa bisa muncul fenomena begini? Yakni niat pikiran kita yang
tidak baik, makanya kenyang menikmati kesengsaraan. Jadi gejala
alam yang tidak normal ini, tak lain adalah akibat ulah manusia.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 September 2010

Sepuluh Kejahatan :

http://daunbodhi.blogspot.com/2017/09/pancanantariya-karma-dan-
sepuluh.html

Sepuluh Kebajikan :

http://daunbodhi.blogspot.com/2015/11/sepuluh-kebajikan_20.html

78
A da delapan tahapan kehidupan yang dilalui oleh seorang
Buddha, yang terakhir adalah memasuki Parinirvana. Mengapa
Buddha Sakyamuni memperagakan tahapan ini kepada kita?

Andaikata Buddha Sakyamuni tidak memasuki Parinirvana,


berdiam selamanya di dunia, maka sebagian orang akan salah paham,
mereka akan berpendapat bahwa Sang Buddha adalah manusia
super makanya bisa hidup abadi, sedangkan kita ini cuma manusia
biasa, mustahil kita sanggup meneladaniNya, tidak berani lagi belajar
padaNya.

Makanya Sang Buddha memperagakan penampilan serupa


dengan manusia biasa, yang juga mengalami penderitaan lahir, tua,
sakit dan mati. Dengan demikian mereka baru percaya bahwa
Buddha juga manusia biasa, Beliau sanggup mengamalkannya, berarti
kita juga dapat mewujudkannya, keyakinan hati pun jadi sepenuhnya.

Bersamaan itu pula memberikan pada kita peringatan keras


supaya meningkatkan mawas diri. Lihatlah, selagi Buddha masih
berada di dunia, kalau kita tidak mau serius belajarnya, setelah
kepergian Buddha, maka tidak punya andalan lagi, kalau sekarang

79
tidak giat belajarnya, bagaimana nantinya? Memotivasi semangat
belajar diri sendiri.

Jadi peragaan ini memiliki dua makna, tujuannya agar kita


mengetahui bahwa Sang Buddha tidak berdiam selamanya di dunia
ini, makanya mesti menggenggam erat kesempatan belajar padaNya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 September 2010

Delapan Tahapan Kehidupan Buddha :

http://daunbodhi.blogspot.com/2017/11/delapan-tahapan-kehidupan-
buddha.html

H ari ini meskipun Ajaran Buddha mengalami kemunduran,


masa keberlangsungan Dharma Buddha Sakyamuni masih tersisa 8
ribu tahun lagi (sumber lainnya mengatakan 9 ribu tahun lagi),
selama kurun waktu ini, Ajaran Buddha akan silih berganti mengalami
periode kejayaan dan periode kemunduran.

80
Saat sekarang ini Ajaran Buddha sedang mengalami periode
kemunduran, lantas apakah di kemudian hari akan menikmati periode
kejayaan? Pasti ada. Tetapi kita harus mengetahui bahwa Ajaran
Buddha adalah pendidikan.

Ajaran Buddha mengakui adanya Buddha, Bodhisattva dan


makhluk suci lainnya. Juga mengakui adanya Dewa, malaikat, setan
dan makhluk halus lainnya.

Tetapi Ajaran Buddha tidak memuja Dewa, malaikat, setan dan


makhluk halus lainnya, hal ini harus diketahui. Jadi hubungan kita
dengan mereka adalah serupa dengan hubungan antar manusia,
hanya saja berada pada dimensi yang berbeda.

Kamaloka, Rupaloka beda dimensi dengan kita, demikian pula


malaikat dan setan juga beda dimensi dengan kita, apabila kita dapat
memecahkan dan menembus dimensi tersebut, maka dapat melihat
keberadaan mereka.

Apakah kita memiliki kemampuan untuk menembusnya? Ada,


yakni ketika kesucian hati muncul ke permukaan, maka konsep ruang
dan waktu tidak ada lagi.

Buddha Dharma menyebutkan bahwa apabila anda dapat


mencapai tingkatan kesucian tertinggi, Arahat, maka dapat
81
menembus dimensi waktu dan ruang, kemampuan Bodhisattva lebih
besar, sedangkan kemampuan Buddha dapat menjelajahi seluruh
Dharmadhatu, segala rintangan sudah tidak ada lagi.

Makanya Dewa, malaikat, setan dan makhluk halus lainnya, juga


merupakan siswa Tri Ratna (Buddha, Dharma, Sangha), mereka juga
mengambil Visudhi Trisarana dan mendengar ceramah Dharma, giat
melatih diri, tekun melafal Amituofo, membulatkan tekad terlahir ke
Alam Sukhavati.

Malaikat dan setan saja tahu membangkitkan keyakinan dan


tekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, jadi apabila kita masih
bermalas-malasan, maka tak sebanding dengan malaikat dan setan,
kebenaran ini mesti dipahami.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 September 2010

Dasa Dharmadhatu baca di :

http://smamituofo.blogspot.co.id/2013/07/poster-dasa-
dharmadhatu.html

82
K ita memilih metode melafal Amituofo, metode ini
merupakan salah satu dari 16 perenungan yang tercantum di dalam
“Amitayurdhyana Sutra”. Metode melafal Amituofo berada pada
urutan terakhir dari 16 perenungan.

Ditempatkan pada urutan terakhir menunjukkan bahwa metode


ini sungguh istimewa, dalam hal ini Bangsa India dan Tiongkok kuno
memiliki banyak kesamaan, ketika menyelenggarakan sebuah
pertunjukan kesenian, babak yang paling menarik akan ditempatkan
pada urutan terakhir.

Maka itu dari 16 perenungan, urutan yang terakhir merupakan


metode yang paling penting, yang paling terunggul, yakni melafal
Amituofo.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 September 2010

83
I nsan yang yakin pada Hukum Karma, hatinya akan seimbang
dan suci, dia sangat jelas bahwa manusia hidup di dunia ini, adakah
yang dirugikan? Tidak ada. Adakah yang berhasil mengambil
keuntungan dari orang lain? Juga tidak ada.

Orang zaman dulu mengatakan “Menderita kerugian adalah


berkah”, sedangkan mengambil keuntungan dari orang lain ataupun
memperalat orang lain, kelak harus melunasi utang ini, jadi adakah
keuntungan yang bisa anda peroleh? Lagi pula pada masa kehidupan
mendatang, anda harus melunasi utang ini sekaligus dengan
bunganya. Maka itu insan yang memahami Hukum Sebab Akibat tidak
berani melakukannya.

Hari ini anda memiliki kedudukan yang tinggi dan harta berlimpah,
semua ini telah ada di dalam garis hidupmu. Cobalah pikirkan,
84
mengapa yang kaya itu bukan orang lain tetapi dirimu? Oleh karena
pada masa kelahiran lampau, anda menanam benih sebab ini,
sehingga masa kehidupan sekarang menikmati buah akibatnya, jadi
bukan karena faktor lainnya.

Hal ini tercantum dengan jelas di dalam buku berjudul “Empat


Ajaran Liao-fan”, maka itu Master Yin Guang mencetak buku ini
hingga beberapa ratus ribu eksemplar.

Menunaikan kewajiban diri sendiri dengan jujur, saat jodohnya


masak, harta kekayaan akan muncul dan jadi milikmu, oleh karena
pahalamu telah berbuah. Sebaliknya kalau suka main akal-akalan,
menghalalkan segala cara untuk memiliki harta kekayaan tersebut,
walaupun anda berhasil memilikinya, itupun memang sejak semula
sudah ada di dalam garis hidupmu.

Umpamanya pahalamu bisa menikmati hidup sampai usia seratus


tahun, tetapi oleh karena anda hobi main akal-akalan, berambisi mati-
matian untuk mengejar harta kekayaan yang semula dapat dinikmati
hingga waktu seabad, tetapi karena ambisi dan kerakusan-mu
sehingga harta seabad ditekan keluar semuanya, akibatnya cuma
satu atau dua dekade sudah ludes dihamburkan. Kini harta kekayaan
di dalam garis hidupmu sudah kosong melompong.

Kalau pahala sudah tak bersisa lagi, apa yang terjadi selanjutnya?
Ajal pun menjelang. Bayangkan, mulanya usiamu bisa mencapai
85
seabad, tetapi gara-gara kerakusanmu, alhasil 30-40 tahun sudah
tamat riwayatmu.

Kenapa berkahnya tidak disisakan buat dinikmati pelan-pelan saja?


Kenapa harus cepat-cepat dihabiskan sekaligus? Apakah anda ini
orang yang pintar? Orang yang bijak?

Orang Tiongkok zaman dulu bilang “Berkah kandas ajal pun tiba”,
padahal masa hidupmu belum habis lho, tapi berkahmu keburu
kandas oleh karena harta kekayaan yang ada di dalam garis hidupmu
sudah keburu kamu hambur-hamburkan, beginilah aturannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 12 September 2010

Video kartun Empat Ajaran Liao-fan :

https://www.youtube.com/tinyleesong2

86
O leh karena telah mengetahui bahwa segala sesuatu di dunia
ini hanyalah khayalan semu, bukan nyata adanya, lantas masih
adakah yang tidak sanggup anda ikhlaskan?

Melepaskan kemelekatan pada raga ini, takkan lagi melekat


padanya, maka segala macam penyakit takkan hinggap di tubuhmu.
Apa alasannya? Dari mana penyakit berasal? Dari ketamakan,
kebencian, kedunguan, kesombongan dan kecurigaan, bila anda
dapat menghapus semua ini, maka anda telah berhasil mencabut
akar penyakit.

Ditinjau dari suasana hati, maka harus menghapus dendam, benci,


risau, amarah, beban pikiran. Bagaimanapun orang lain menindasmu,
menghinamu, mencelakaimu, janganlah taruh di hati, anggap saja
tidak ada masalah apapun, takkan menyimpan dendam, juga takkan
punya niat balas dendam, suasana hati jadi stabil, penyakit pun ogah
mendekatimu!

Godaan dari luar berupa harta, rupa, ketenaran, makanan dan


tidur, takkan mampu menggoyahkan hatimu, oleh karena sudah tahu
itu cumalah khayalan semu, bukan nyata adanya, barang-barang ini
tidak bisa dibawa pergi.

87
Maka itu apabila anda mengamalkan Buddha Dharma dengan
bersungguh-sungguh, anda pasti memperoleh pembebasan agung!
Serupa dengan yang dikatakan Profesor Fang Dong-mei sebagai
“Belajar Ajaran Buddha merupakan kenikmatan hidup tertinggi”.

Kenikmatan hidup tertinggi adalah sanggup melepaskan segala


kemelekatan, memperoleh pembebasan agung.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 12 September 2010

D ua hari yang lalu ada praktisi dari Yunnan, Upasaka Zhu,


datang kemari mendengar ceramah selama tiga hari. Dia bilang
padaku, lahan pertanian mereka di Yunnan, luasnya seribu Mu (Mu =
satuan untuk ukuran lahan pertanian), ditanami banyak sayur dan
buah.

Mereka juga menyediakan sepetak lahan kecil yang dibuat garis


pembatasnya, mungkin luasnya juga ada sekitar belasan Mu. Sayuran
yang ditanam di lahan kecil ini diperuntukkan bagi makanan serangga,
sedangkan pohon buah diperuntukkan bagi makanan burung.

88
Upasaka Zhu mengatakan hewan-hewan kecil itu sangat bekerja
sama, jatah yang tidak diperuntukkan bagi mereka, mereka takkan
memakannya. Mereka hanya memakan jatah yang tersedia di lahan
kecil tersebut.

Sayuran yang ditanam di lahan lainnya, dapat dilihat lembaran


daunnya, satu bekas gigitan serangga pun tidak ada; mereka benar-
benar patuh dan mau bekerja sama!

Tidak perlu memakai pupuk dan pestisida. Buah-buah yang


tergantung di pohon juga tidak perlu dibungkus plastik, burung-
burung juga tahu bekerja sama, mereka sangat patuh. Banyak orang
yang berkunjung ke lahan pertaniannya dan merasa kagum pada hal
yang langka ini.

Maka itu burung dan serangga saja bisa patuh dan mau bekerja
sama dengan manusia, sebaliknya manusia malah rakusnya bukan
main, melihat ada buah-buahan pasti langsung dipetiknya, karena
gratis maka ambil sebanyak-banyaknya untuk dibawa pulang, ini
adalah hati loba.

Kenapa manusia bahkan dengan binatang pun tak sebanding?


Tidak sebanding dengan burung dan serangga yang cuma mengambil

89
sebatas jatahnya saja, boleh dikatakan manusia itu sungguh
memprihatinkan!

Hal ini patut kita renungkan secara mendalam. Mungkin ketika


bencana melanda, manusia jadi korbannya sedangkan serangga
masih aman-aman saja, oleh karena mereka tahu diri dan berwelas
asih.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 12 September 2010

90
K ita sekarang jadi mengerti bahwa berhasil atau tidaknya
seseorang terlahir ke Alam Sukhavati adalah tergantung pada sebutir
niat pikiran terakhirnya. Buat apa tiap hari kita melafal Amituofo?
Ibarat melatih prajurit, sebutir niat pikiran terakhir menjelang ajal
merupakan pertempuran yang paling menentukan, maka itu kita
berharap melafal Amituofo sampai mahir, takkan melupakan lafalan
Amituofo lagi, sampai saat menjelang ajal, yang ada di pikiran kita
cuma lafalan Amituofo, dengan demikian barulah berhasil.

Mengapa harus melafalnya setiap saat? Supaya jangan ada niat


pikiran lainnya berbaur di dalamnya, kalau saat menjelang ajal yang
muncul adalah niat pikiran lainnya, maka inilah yang jadi masalah
besar, hanya bisa pasrah mengikuti kekuatan karma pergi
bertumimbal lahir di dalam enam alam tumimbal lahir (Alam Dewa,
Alam Manusia, Alam Asura, Alam Binatang, Alam Setan Kelaparan,
Alam Neraka).

91
Melafal Amituofo juga adalah karma (karma suci), jadi praktisi pelafal
Amituofo mengikuti kekuatan karma sucinya terlahir di Tanah Suci
Sukhavati. Saat menjelang ajal, sebutir niat pikiran terakhir adalah
Amituofo, maka anda berhasil terlahir ke Negeri Buddha Amitabha.

Apabila sebutir niat pikiran terakhir adalah loba, tak peduli anda
serakah akan ketenaran, keuntungan, atau apa saja, begitu niat loba
muncul, maka jatuh ke Alam Setan Kelaparan; jika sebutir niat pikiran
terakhir adalah kebencian, maka jatuh ke Neraka; sebutir niat pikiran
terakhir adalah kedunguan, kebingungan, maka jatuh ke Alam
Binatang.

Bila sebutir niat pikiran terakhir adalah kebajikan, maka kembali ke


Alam Manusia, jika dapat mengamalkan Sepuluh Kebajikan secara
sempurna, maka terlahir ke Alam Dewa (Surga) di Kamaloka.

Lihatlah semua ini mengandalkan sebutir niat pikiran terakhir, hal ini
mengharuskan kita melatih niat pikiran dalam waktu keseharian.
Dalam kehidupan keseharian, tak peduli berada dalam kondisi yang
bagaimana pun juga, baik suka maupun duka, tak peduli bersua
dengan jodoh yang bagaimana pun juga, orang baik atau orang jahat,
kita juga mampu mempertahankan sebutir pikiran benar, takkan
terpengaruh oleh gangguan dari lingkungan luar. Dengan demikian
anda pasti terlahir ke Negeri Buddha Amitabha.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 September 2010


92
T ak peduli berada dalam lingkungan yang bagaimana pun juga,
tetaplah melafal Amituofo, selain Amituofo takkan ada niat pikiran
lainnya. Juga tidak perlu melekat bahwa ini orang baik, itu orang
jahat, tidak perlu memikirkan hal begini.

Bertemu orang baik, kita melafal Amituofo, bertemu orang jahat, kita
juga melafal Amituofo, saat suka kita melafal Amituofo, saat duka
kita juga melafal Amituofo, anda akan menikmati kebahagiaan yang
tiada bandingnya. Inilah yang disebut sebagai ketrampilan melafal
Amituofo.

Sebagai seorang praktisi, kalau masih saja diputar oleh kondisi, maka
ini merupakan masalah besar, saat berada dalam kondisi yang lancar
dan menyenangkan, hatimu begitu bersukacita, sebaliknya saat
berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan, anda jadi murka dan
marah, kalau melafal Amituofo dengan cara begini, mustahil bisa
sampai ke Alam Sukhavati, walaupun bersusah payah melafal
Amituofo seumur hidup, kelak masih saja berputar di dalam lingkaran
enam alam tumimbal lahir, hal ini tidak boleh tidak dipahami.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 September 2010

93
A mitayurdhyana Sutra menyebutkan, “Hati adalah Buddha, hati
pula yang menjadi Buddha”, melafal nama Buddha menjadi Buddha,
melafal nama Bodhisattva menjadi Bodhisattva.

Kini kita jadi mengerti bahwa diantara semua Buddha, Buddha


Amitabha memiliki keunggulan dan kewibawaan yang tiada taranya.
Hal ini tercantum di dalam sutra dimana merupakan pujian dari
Buddha Sakyamuni kepada Buddha Amitabha, yang juga mewakili
pujian dari semua Buddha di sepuluh penjuru kepada Buddha
Amitabha, memberiNya gelar sebagai “CahayaNya yang paling
unggul, Rajanya para Buddha”.

Pujian ini sudah sedemikian maksimalnya, tiada lagi yang lebih


sempurna, juga tiada lagi yang lebih tinggi. Maka itu lebih baik
melafal Amituofo, daripada membaca sutra lainnya, lebih baik
membaca “Sutra Usia Tanpa Batas”, sungguh merupakan yang
terunggul tiada bandingnya lagi.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 September 2010

94
M aster Tanxu menetap di Hong Kong, beliau selalu
mengisahkan tentang sebuah peristiwa nyata yang disaksikannya
secara langsung, yakni Venerable Xiuwu dari Vihara Jile yang berada
di Kota Harbin, terlahir ke Alam Sukhavati.

Kisah perumpamaan begini banyak tercantum di dalam Biografi


Master Tanxu, apa yang dialami dan disaksikannya secara langsung.
Waktu itu Master Tanxu merupakan ketua Vihara Jile, vihara ini
dibangunnya sendiri.

Setelah selesai dibangun, beliau mengundang gurunya yakni


Master Dixian menyelenggarakan sebuah upacara pengambilan sila di

95
vihara tersebut. Upacara ini berlangsung selama sebulan lebih.
Master Dixian memimpin langsung upacara tersebut.

Dalam kegiatan tersebut, Venerable Xiuwu memilih peranan


sebagai relawan yang merawat para peserta yang jatuh sakit. Oleh
karena periode kegiatan yang berlangsung selama sebulan lebih,
ditambah dengan peserta yang jumlahnya banyak, maka mereka
yang mendadak jatuh sakit perlu ada relawan yang merawat.

Venerable Xiuwu tidak mengenal aksara, juga tidak pernah


bersekolah, sebelum menjadi Bhiksu, dia adalah tukang batu, setelah
meninggalkan keduniawian, dia melakukan pekerjaan kasar dan berat
di vihara, tugas-tugas yang tidak sudi dikerjakan orang lain, dia akan
menyelesaikannya tanpa keluhan sama sekali.

Tetapi dia memiliki sebuah keunggulan yakni menfokuskan pikiran


melafal Amituofo dan ringan tangan. Baru belasan hari Venerable
Xiuwu berada di Vihara Jile, dia mendatangi ketua vihara yakni
Master Tanxu untuk berpamitan.

Master Tanxu keheranan, acara masih belum usai, anda


membangkitkan niat mulia datang jadi relawan, kenapa sekarang
malah mundur hatinya, adakah hal yang lebih penting lagi?

96
Venerable Xiuwu menjawab, saya bukan demi urusan lain, tetapi
saya mohon pamit karena hendak berpulang ke Alam Sukhavati.
Master Tanxu jadi tercengang, memangnya anda bisa terlebih dulu
mengetahui waktu terlahir ke Alam Sukhavati? Venerable Xiuwu
menganggukkan kepala. Kapan? Tidak melewati 10 hari.

Master Tanxu menanggapinya dengan serius. Venerable Xiuwu


memohon disediakan satu kuti (tempat tinggal anggota Sangha),
kayu untuk memperabukan jenazahnya, mengumpulkan beberapa
orang sahabat Dharma untuk melafal Amituofo mengantar
kepergiannya. Master Tanxu mengabulkan semua permintaan
Venerable Xiuwu.

Keesokan harinya, Venerable Xiuwu kembali menemui Master


Tanxu, katanya, Master, besok saya sudah harus pergi. Ternyata
benar, Venerable Xiuwu meninggal dunia dalam posisi duduk bersila.

Master Dixian tiba di lokasi, melihat peristiwa ini sangat


bersukacita dan memberikan pujian, para Bhiksu senior yang
tersohor juga tak sebanding dengan pencapaianmu.

Semasa hidupnya, Venerable Xiuwu selalu dipandang sebelah


mata, padahal sesungguhnya beliau adalah praktisi yang melatih diri
dengan keras, sanggup menahan hidup susah, bersabar terhadap
segala derita.

97
Tugas-tugas yang tidak sudi dikerjakan penghuni vihara lainnya,
Venerable Xiuwu akan menyelesaikannya tanpa keluhan. Siang
malam bekerja sambil melafal Amituofo, tiga tahun kemudian terlahir
ke Alam Sukhavati. Perumpamaan serupa ini ada banyak sekali.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 September 2010

K ebanyakan praktisi awam, terutama Opa Oma yang buta

aksara, mereka justru memiliki pencapaian yang tinggi. Makanya kita


tidak boleh meremehkan mereka, mereka melatih diri secara diam-
diam, tidak ada orang yang tahu dan mengenali mereka.

Mereka mampu mewujudkan ajaran Bodhisattva


Mahasthamaprapta yakni “Mengendalikan enam landasan indria,
dengan pikiran suci melafal Amituofo berkesinambungan”. Enam
indra-nya (mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran) takkan
berkeliaran di luar, dia takkan mengutamakan kepentingannya
sendiri, takkan mengejar ketenaran dan keuntungan, takkan
98
mendambakan kenikmatan lima nafsu keinginan (harta, rupa,
ketenaran, makanan dan tidur) dan enam objek (rupa, suara, bau-
bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran), hanya tahu meladeni
kepentingan umat di vihara, agar setiap orang dapat ikut bersukacita.

Beginilah cara mereka memberi persembahan kepada orang


banyak, memupuk berkah; sepatah Amituofo dilafal
berkesinambungan tak terputus, mengembangkan kebijaksanaan.
Berkah dan kebijaksanaan ditimbun secara bersamaan.

Apa yang dikerjakannya setiap hari? Berkah dan kebijaksanaan


ditimbun secara bersamaan. Dua atau tiga tahun kemudian
ketrampilannya sudah berhasil, dia pergi dengan begitu elegannya,
bebas tanpa rintangan, memperagakan buat diperlihatkan kepada
kita semuanya.

Para lansia ini tidak tahu berceramah, juga tidak tahu apa yang
dimaksud dengan misi menyelamatkan para makhluk, tetapi dia
memberi bukti nyata kepada kita semuanya.

Venerable Xiuwu saat menjelang ajalnya, di sekitarnya ada


belasan sahabat Dharma yang membantunya melafal Amituofo,
menyaksikan secara langsung kepergian beliau. Mereka sempat
berkata pada Venerable Xiuwu, sejak zaman dulu hingga sekarang,
praktisi senior yang hendak terlahir ke Alam Sukhavati dengan bebas

99
tanpa rintangan, akan meninggalkan puisi atau gatha untuk dijadikan
kenangan, semoga anda juga dapat berlaku sedemikian rupa.

Venerable Xiuwu menjawab, saya tidak mengenal aksara, juga


tidak pernah bersekolah, saya juga tidak tahu menciptakan puisi
maupun gatha, tetapi saya memiliki sebuah perkataan yang hendak
saya sampaikan pada kalian, “Dapat berteori tapi tidak sanggup
mengamalkan, bukanlah kebijaksanaan sejati”, usai itu beliau
menghembuskan napas terakhir.

Master Dixian mendengar penuturan dari para saksi, merasa


begitu salut! Maka itu Pintu Dharma Pelafalan Amituofo disebut
sebagai Jalan Terunggul, dalam satu kelahiran mencapai KeBodhian
tertinggi tiada taranya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 September 2010

Kisah Venerable Xiuwu dapat dibaca di :

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 September 2010 (artikel


pertama)

100
D ari seluruh pintu Dharma, metode melafal Amituofo
merupakan yang terunggul. Tidak butuh banyak syarat, mudah dan
praktis, asalkan anda mampu membangkitkan keyakinan tanpa
keraguan sama sekali.

Anda membangkitkan tekad agung, dalam satu masa kehidupan


ini tidak memiliki keinginan lainnya, satu-satunya hanya berniat
terlahir ke Alam Sukhavati, satu arah yakni penjuru barat, satu tujuan
yakni Tanah Suci Sukhavati, satu harapan yakni mendekati dan belajar
pada Buddha Amitabha.

Bagaimana cara mengamalkannya? Yakni dengan pikiran suci


melafal Amituofo berkesinambungan. Apa yang dimaksud dengan
pikiran suci? Yakni tiada keraguan, tidak bercabang-cabang.

Mengapa melafal Amituofo banyak bermunculan bentuk-bentuk


pikiran? Ini dikarenakan anda masih memiliki keraguan, belum
sanggup melepaskan kemelekatan, akibatnya pikiranmu tidak dapat
terfokus.

Apabila tekadmu sudah bulat, satu arah, yang lainnya sudah


dilepaskan, maka pikiranmu takkan bercabang-cabang lagi.
101
Menfokuskan pikiran, inilah yang dimaksud dengan pikiran suci, saat
melafal Amituofo tidak memikirkan hal lainnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 September 2010

M aster Shandao memberitahukan pada kita, dengan melatih


Pintu Dharma Tanah Suci maka “Sepuluh ribu orang yang melatihnya
sepuluh ribu pula yang berhasil”, satupun takkan ketinggalan.

Master Shandao amat tersohor di Jepang, banyak orang yang


percaya bahwa beliau adalah jelmaan Buddha Amitabha. Ketika saya
berkunjung ke Jepang, bersua dengan praktisi Aliran Sukhavati di
sana, saya menanyakan hal ini kepada mereka, mereka sangat
memercayainya. Orang Jepang sangat menjunjung dan memuja
Master Shandao, banyak vihara Aliran Sukhavati di Jepang diberi
nama Vihara Master Shandao.

Jadi perkataan “Sepuluh ribu orang yang melatihnya sepuluh ribu


pula yang berhasil” adalah langsung diucapkan oleh Buddha
Amitabha sendiri, Master Shandao adalah jelmaan Buddha Amitabha.

102
Apakah kita boleh tidak percaya? Kalau percaya maka harus serius
mengamalkannya.

Anda bilang anda percaya tetapi tidak serius mengamalkannya, ini


berarti keyakinan dan tekad anda bermasalah. Apabila keyakinan hati
kita tidak teguh, tekad kita tidak bulat, apa yang harus dilakukan?
Perbanyak belajar ajaran sutra, barulah keyakinan kita dapat benar
dan tekad kita dapat menyeluruh.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 September 2010

103
S ikap mental dalam melafal Amituofo sangatlah penting, hari ini
praktisi yang memahami cara melafal Amituofo, jumlahnya terlampau
sedikit, sedangkan praktisi yang tidak memahami cara melafal
Amituofo, jumlahnya justru terlampau banyak.

Setiap praktisi yang memahami cara melafal Amituofo, tiada satupun


yang takkan terlahir ke Alam Sukhavati, sedangkan praktisi yang tidak
memahami cara melafal Amituofo, akan kembali berputar di dalam
lingkaran enam alam tumimbal lahir, bahkan ada yang jatuh ke tiga
alam rendah.

104
Dengan hati kebencian melafal Amituofo, melafal Amituofo masih
suka mengumbar amarah, masih mudah tersinggung, akibatnya
adalah jatuh ke Neraka.

Dengan hati loba melafal Amituofo, akibatnya adalah jatuh ke Alam


Setan Kelaparan. Dengan hati dungu melafal Amituofo, tidak tahu
membedakan benar dan sesat, tidak tahu membedakan betul dan
salah, akibatnya adalah jatuh ke Alam Binatang.

Sanggup mengamalkan Lima Sila dan Sepuluh Kebajikan, melafal


Amituofo dengan cara begini barulah dapat bertumimbal lahir ke
Alam Manusia.

“Sutra Usia Tanpa Batas” menyebutkan, apa persyaratan terlahir ke


Alam Sukhavati? “Membangkitkan Bodhicitta, menfokuskan diri
melafal Amituofo berkesinambungan”.

Apa yang dimaksud dengan Bodhicitta? Hal ini banyak dijelaskan di


dalam sutra dan sastra, namun intinya adalah hati yang tulus. Apakah
kita memiliki ketulusan?

Saat melafal Amituofo, kita menggunakan hati yang tulus, saat


berinteraksi dengan orang lain juga harus menggunakan hati yang
tulus. Kalau sebaliknya, saat melafal Amituofo, saya memakai hati

105
yang tulus, tetapi saat berinteraksi dengan orang lain, saya memakai
hati yang munafik, mana boleh?

Anda tidak memahami kebenaran makanya ketulusan hatimu tidak


dapat muncul ke permukaan, anda menggunakan hati khayal yang
mengutamakan kepentingan dan keuntungan pribadi, mustahil dapat
terjalin dengan Buddha Amitabha.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 September 2010

Lima Sila dan Sepuluh Kebajikan :

http://daunbodhi.blogspot.com/2015/11/sepuluh-kebajikan_20.html

A liran Sukhavati disebut sebagai Jalan yang Terunggul, yang


menunjukkan pada 48 tekad agung Buddha Amitabha. Cobalah kita
renungkan, apakah niat pikiran kita yang timbul terjalin dengan tekad
Buddha Amitabha? Kalau sebutir pun tidak ada yang terjalin,
bagaimana mungkin anda bisa terlahir ke Alam Sukhavati?
106
Setiap niat pikiran yang timbul tidak dapat melupakan “Aku”, selama
masih ada keakuan, maka akan ikut menyeret sikap mengutamakan
kepentingan diri sendiri, mengejar ketenaran dan keuntungan, lima
nafsu keinginan (harta, rupa, popularitas, makanan, tidur) dan enam
objek (rupa, suara, bau-bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk
pikiran), ketamakan, kebencian, kedunguan, keangkuhan, semua hal
ini merupakan benih sebab dan faktor pendukung yang menghambat
kemajuan batin.

Bukanlah Buddha Amitabha yang tidak ber-Maitri Karuna tidak


datang menjemputmu, hal tersebut tidak menjadi faktor penghalang
bagi penjemputan Buddha, tetapi merupakan faktor penghalang
pada dirimu sendiri.

Walaupun diri sendiri sudah punya niat dan Buddha Amitabha juga
sudah meresponnya, datang menjemput, tetapi respon dari Sang
Buddha, anda tidak dapat menerimanya karena telah dirintangi oleh
berbagai hambatan tadi.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 September 2010

107
B uddha Sakyamuni mencapai penerangan sempurna pada

usia 30 tahun, sejak itu mulai membabarkan Dharma hingga usia 79


tahun memasuki Parinirvana. Sutra menyebutkan, “Menyampaikan
ajaran sutra sebanyak lebih dari 300 persamuan, membabarkan
Dharma selama 49 tahun”.

Selama kurun waktu yang begitu panjang, Sang Buddha tidak


mendirikan vihara, melewati kehidupan berkelana, tidak memiliki
tempat tinggal yang tetap, hidupNya sangat bersahaja, sehari cuma
makan se-kali saja yakni sebelum melewati tengah hari, malam hari
istirahat di bawah sebatang pohon, esoknya pindah lagi.

Sang Buddha menyampaikannya di dalam sutra bahwa istirahat di


bawah sebatang pohon hanya boleh untuk satu malam saja, esoknya
sudah harus pindah. Mengapa demikian? Takutnya dibenakmu
muncul hati loba, pohon ini sangat rimbun dan teduh, sejuk sekali, di
sini terasa begitu nyaman, besok saya menetap di sini lagi, bukankah
anda jadi melekat?

Maka itu Sang Buddha menetapkan bahwa menginap di sebatang


pohon hanya boleh untuk satu malam saja, esoknya harus pindah dan
beristirahat di pohon lainnya, tidak boleh tinggal di sebatang pohon
yang sama.
108
Ini merupakan maitri karuna Buddha terhadap siswa-siswaNya,
khawatir mereka timbul kekotoran batin ketamakan, kebencian dan
kedunguan. Sementara itu Beliau sendiri jelas telah mengamalkannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 September 2010

K ini sila sudah diabaikan, oleh karena sila sudah diabaikan


maka Ajaran Buddha pun telah berubah kadar keasliannya. Ada yang
berubah jadi kepercayaan, ada pula yang berubah jadi ilmu
pengetahuan, contohnya mata kuliah di perguruan tinggi, saya
sendiri juga pernah jadi dosennya, pernah mengajarkan mata kuliah
ini, menjadikan Ajaran Buddha sebagai ilmu pengetahuan, umumnya
disatukan dengan ilmu filsafat, yang dinamakan Filosofi Ajaran
Buddha.

Kita juga melihat vihara-vihara telah berubah jadi objek wisata,


ada pula yang telah berubah jadi Ajaran Buddha beraroma bisnis.
Tetapi yang paling parahnya adalah Ajaran Buddha yang telah
menjurus pada sekte sesat.
109
Dengan memakai Ajaran Buddha sebagai topeng, mendadani
sekte sesatnya, seolah-olah adalah Ajaran Buddha yang murni,
padahal yang diajarkan di dalamnya adalah sesat. Inilah fenomena
umum yang kita lihat pada masyarakat era kini.

Di luar Negeri Tirai Bambu, oleh karena kebebasan masyarakat


dijunjung tinggi, makanya muncul banyak sekte sesat, tidak serupa
dengan zaman dulu dimana peraturan masih ketat, yang merupakan
bentuk perlindungan yang diberikan oleh negara terhadap kehidupan
rohani para penduduknya.

Ajaran Buddha yang murni adalah ajaran yang dibabarkan oleh


Buddha Sakyamuni, kini semakin langka terlihat. Jalinan jodoh kami
dalam belajar Ajaran Buddha boleh dikatakan sangat unggul,
bersyukur dapat bersua dengan kalyanamitra sejati, yang
membimbing kami mengenal ajaran Buddha Sakyamuni, menasehati
kami supaya meneladani Buddha Sakyamuni, bimbingan ini sungguh
tepat adanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 September 2010

110
A pa status Buddha Sakyamuni? Beliau adalah seorang Guru
Pembimbing yang bergerak di bidang pendidikan, sepanjang
hayatNya menekuni karir ini.

Ajaran Buddha berkembang hingga masa kini, di dalamnya telah


mengandung banyak tata cara upacara, ritual-ritual, semua ini tidak
ada pada era Buddha Sakyamuni.

Bahkan dalam hal melatih diri, sekarang kita melihat ada kegiatan
Retret Zen, Fo-Qi (kegiatan pelafalan Amituofo selama tujuh hari
berturut-turut), ketika Sang Buddha membabarkan Dharma di dunia
ini, adakah diselenggarakan kegiatan semacam ini? Mana ada.

Semasa hidupNya, Buddha Sakyamuni tidak pernah


menyelenggarakan kebaktian umum melafal Amituofo meskipun
cuma sehari saja, tidak ada, juga tidak ada kegiatan Retret Zen, tidak
ada.

Hal ini serupa dengan ucapan insan zaman dulu sebagai “Guru
membimbing memasuki pintu ajaran, melatih diri adalah urusan
masing-masing individu”.

111
Jadi seorang guru hanya menyampaikan teori padamu,
menjelaskannya padamu, setelah memahaminya, maka melatih diri
dan mencapai pencerahan adalah urusan masing-masing individu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 September 2010

S utra dan sastra Aliran Tanah Suci tidaklah banyak, yang paling
pokok adalah lima sutra dan satu sastra, isi dari lima sutra tidaklah
banyak, bila digabungkan juga tak lebih dari satu buku, sangat cocok
buat orang masa kini.

Masa kini telah memasuki masyarakat industri, setiap orang sibuk


dengan pekerjaan masing-masing, waktu luang menjadi sangat
sedikit, untuk mempelajari sutra atau sastra lainnya, butuh waktu
yang panjang, tentunya bukanlah hal yang gampang.

Bagaimana caranya memanfaatkan waktu yang sangat sedikit untuk


belajar, tetapi dapat memperoleh hasil yang efektif, Pintu Dharma ini
merupakan harapan bagi setiap insan. Maka itu Sang Buddha

112
merupakan sosok yang menakjubkan, dapat menuruti kehendak para
makhluk, membabarkan Pintu Dharma Pelafalan Amituofo.

Tiga persyaratan penting yang harus dipenuhi adalah berdiam dalam


kediaman Buddha Amitabha, mengamalkan apa yang diamalkan
Buddha Amitabha, merenungkan apa yang direnungkan Buddha
Amitabha.

Apa yang direnungkan oleh Buddha Amitabha? Buddha Amitabha


merenungkan para Buddha, bagaimana cara Beliau merenungkan
para Buddha? Yakni merenungkan semua makhluk di seluruh semesta
alam sesungguhnya adalah Buddha! Inilah yang direnungkan oleh
Buddha Amitabha.

Apa yang diamalkan oleh Buddha Amitabha? Yakni mengerahkan


segenap tenaga dan pikiran demi berdedikasi kepada semua makhluk,
dengan perkataan hari ini adalah menyelamatkan para makhluk,
membantu semua makhluk untuk menghancurkan kesesatan
mengembangkan pencerahan, menjauhi penderitaan memperoleh
kebahagiaan.

Menjauhi penderitaan maksudnya adalah selamanya terbebas dari


enam alam tumimbal lahir, selamanya terbebas dari Dasa
Dharmadhatu. Memperoleh kebahagiaan maksudnya adalah
mencapai KeBodhian tertinggi tiada taranya. Inilah pengamalan yang
diamalkan oleh Buddha Amitabha.
113
Berdiam dalam kediaman Buddha Amitabha maksudnya adalah
berdiam dalam Nitya-sthita (tanah suci tingkatan tertinggi di Alam
Sukhavati). Sutra Intan menyebutkan, “Dalam menyelamatkan para
makhluk takkan melekat pada niat pikiran apapun”, tidak melekat
pada niat pikiran apapun adalah Nitya-sthita.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 September 2010

Lima Sutra dan satu sastra Aliran Sukhavati :

http://cahayatanpabatas.blogspot.com/2014/02/lima-sutra-dan-satu-
sastra-dalam-aliran.html

Dasa Dharmadhatu :

http://smamituofo.blogspot.co.id/2013/07/poster-dasa-
dharmadhatu.html

Empat tingkatan Tanah Suci di Alam Sukhavati :

http://smamituofo.blogspot.com/2013/07/empat-tingkatan-tanah-
suci-di-alam.html

114
S epanjang sejarah Tiongkok, para Kaisar begitu naik tahta,
segera menganugerahkan gelar anumerta kepada Ayahbunda dan
Leluhurnya, mengapa demikian? Sebagai bentuk penghormatan
kepada Leluhur dan gurunya, ini merupakan dua hal yang sangat
penting dalam budaya tradisional Tiongkok.

Sama halnya pula dalam Ajaran Buddha, berbakti pada


Ayahbunda, menghormati guru, terhadap keberhasilan seseorang,
budi kebajikan dua sosok ini merupakan yang paling besar.

Walaupun prestasi anda melampaui Ayahbunda, melampaui guru,


tetapi juga tidak boleh meremehkan Ayahbunda dan guru, dengan
demikian ketika anda mendidik orang lain, barulah mereka mau
mendengarkanmu, salut padamu.

Sebaliknya bila pencapaianmu melampaui Ayahbunda, lantas jadi


meremehkan Ayahbunda, oleh karena Ayahbunda sudah tak
sebanding denganmu, sekarang anda sudah lebih hebat, orang begini
banyak sekali, akibatnya masyarakat juga akan meremehkan dirimu,
oleh karena anda durhaka pada Ayahbunda dan kurang ajar pada
guru.

Kedudukan atau popularitas anda di dalam masyarakat


melampaui guru, lalu tidak mau menanyakan pendapat guru lagi,
115
inilah yang disebut sebagai mengkhianati guru, merupakan durhaka
besar.

Sebesar apapun kesuksesan anda, orang lain menghormatimu


juga cuma untuk sesaat saja, namun sepanjang perjalanan sejarah,
takkan ada orang yang menghormatimu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 September 2010

116
B uddha Sakyamuni membabarkan bahwa “Semua makhluk
sesungguhnya adalah Buddha”, tetapi sekarang anda masih tersesat,
walaupun tersesat namun benih KeBuddhaan tersebut tidak
mengalami perubahan sama sekali, hanya tersesat buat waktu
sementara saja.

Walaupun anda melakukan kejahatan sampai jatuh ke Neraka,


Alam Setan Kelaparan, Alam Binatang, namun Buddha takkan
menaruhnya di dalam hati, mengapa demikian?

Oleh karena mengetahui bahwa dirimu pasti akan kembali ke jalan


yang benar, anda sesungguhnya adalah Buddha, maka itu cepat atau
lambat pasti kembali ke jalan yang benar, makanya takkan menaruh
hal tersebut di dalam hati, juga tidak punya niat pikiran untuk
menyalahkan dirimu.
117
Anda menjalani siksaan di tiga alam sengsara, ini adalah hasil
perbuatanmu sendiri, anda melakukan kejahatan makanya harus
menerima balasannya. Apabila Buddha masih memiliki secuil niat
yang menyalahkan dirimu, maka Buddha tidak memiliki hati Maitri
Karuna lagi, jadi mana bisa disebut sebagai Maha Maitri Maha Karuna?

Buddha akan setia menanti hingga anda bersedia kembali ke jalan


yang benar, saat itulah Beliau akan mengulurkan tanganNya
membantu dirimu. Apa yang dimaksud dengan kembali ke jalan yang
benar? Yakni setelah anda membangkitkan keyakinan benar, memiliki
pemahaman yang benar, mengamalkan dengan serius, saat inilah
Buddha akan datang membantumu.

Sebaliknya bila anda masih memiliki secuil keraguan, tidak sudi


belajar Buddha Dharma, maka Sang Buddha takkan datang! Beliau
hanya dapat menunggu di satu sisi sampai jodohmu masak, suatu hari
nanti anda pasti akan sadar dan kembali ke jalan yang benar, suatu
hari nanti pasti akan bersua, dengan demikian takkan ada beban dan
ganjalan di hati, alangkah bebasnya!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 September 2010

118
B uddha memiliki sebutir hati yang membantu orang lain
mewujudkan keberhasilan, selamanya takkan punya niat untuk
menyalahkan orang lain, hal ini mesti kita teladani. Bila dapat
diteladani maka sepanjang hidup ini betapa bahagia terasa.

Bila anda merendahkan seseorang, menfitnah dirinya, tentunya dia


akan tersinggung! Apalagi kalau sampai menyakiti dan melukainya,
dia pasti akan balas dendam! Kelahiran demi kelahiran saling balas
membalas, tiada usainya, betapa menyengsarakan!

Setelah anda memahami kebenaran, ketika dia menfitnah diriku,


menghina diriku, mencelakai diriku, saya malah harus berterima kasih
padanya, mengapa demikian?

Dari sini kita dapat mengetahui sampai di mana pembinaan


kesusilaan diri sendiri, tidak menaruhnya di hati, suasana hati stabil,
tidak jadi beban pikiran, menumbuhkan kebijaksanaan. Kenikmatan
hidup tertinggi adalah berasal dari sini.

Tidak berperhitungan dengan orang lain, oleh karena “Setetes air


yang diteguk dan sepotong makanan yang dikunyah, semua ini telah
ditetapkan sebelumnya”, jelas dan dimengerti, tidak perlu
memperebutkannya.
119
Pendidikan masa kini mengajarkan persaingan, hal ini telah merusak
mentalitas manusia. Sebaliknya insan suci dan bijak mengajarkan kita
untuk mengalah, dari mengalah maju selangkah menjadi “mengalah
dengan rendah hati”, maju selangkah lagi menjadi “mengalah
dengan hormat”.

Apakah dengan mengalah berarti kita sudah dirugikan? Tidak


dirugikan sama sekali, justru makin mengalah pahalanya makin besar,
makin berebut pahalanya makin nihil, sibuk memperebutkan sampai
pada akhirnya juga dengan sepasang tangan kosong meninggalkan
dunia fana ini, menuju ke tiga alam penderitaan menjalani siksaan.
Jadi buat apa cari susah sendiri?

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 September 2010

120
B uddha Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia ini, namun

ajaranNya dapat menjangkau hingga tiga ribu maha ribu dunia.

Ibaratnya zaman sekarang ini, kami menggunakan kemajuan


teknologi untuk menyiarkan ceramah Dharma, jadi di studio ini kami
berceramah, namun seluruh dunia dapat menyaksikannya, banyak
praktisi yang dapat menerima siaran Dharma ini melalui jaringan
internet dan menikmati gambar yang jernih. Selain disiarkan melalui
jaringan internet, kami juga menyiarkannya melalui satelit.

Tetapi Buddha Sakyamuni tidak membutuhkan peralatan yang


merepotkan ini, tak peduli Sang Buddha membabarkan Dharma di
mana saja, namun suaraNya, rupaNya langsung tersiar keluar,
menjangkau seluruh Dharmadhatu (alam semesta)!

Gelombang elektromagnetik kita tidak memiliki kemampuan


serupa ini, jaringan komunikasi juga tidak dapat menjangkau wilayah
di luar Planet Bumi.

Buddha Sakyamuni tidak membutuhkan semua peralatan begini,


lantas apa yang Beliau andalkan? Yakni menggunakan kemampuan
yang ada di dalam jiwa sejati (Jiwa KeBuddhaan), kemampuan ini
sungguh terlampau besar adanya, langsung menjangkau seluruh
Dharmadhatu.
121
Bukan saja menjangkau tiga ribu maha ribu dunia, bahkan juga
menjangkau satu miliar galaksi. Satu miliar galaksi ini merupakan
wilayah pengajaran Buddha Sakyamuni. Para makhluk yang berada di
dalam kisaran ini, seluruhnya dapat menerima ajaran Buddha
Sakyamuni.

Cakupan ini tergolong sebagai sebuah titik yang sangat kecil,


merupakan wilayah pengajaran seorang Buddha. Wilayah pengajaran
sedemikian rupa, di dalam jagat raya entah ada berapa banyak titik-
titik serupa ini!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 September 2010

Dharmadhatu :

http://smamituofo.blogspot.co.id/2013/07/poster-dasa-
dharmadhatu.html

Empat Dvipa :

https://daunbodhi.blogspot.com/2019/02/empat-dvipa.html

122
M emohon pemutaran roda Dharma, jasa kebajikan ini

sangat besar sekali, apalagi berkah kebajikannya, tak perlu dikatakan


lagi, insan zaman dulu memahami hal ini, namun sayangnya orang
zaman sekarang tidak memahaminya.

Insan zaman dulu ketika merayakan ulang tahun, di dalam


keluarga ada lansia yang berulang tahun, dengan cara apa untuk
membantu orang tua menimbun pahala? Yakni dengan mengundang
anggota Sangha menceramahkan “Sutra Usia Tanpa Batas”,
alangkah besarnya pahala ini!

Durasi ceramah tidak perlu terlalu panjang, mungkin lamanya


sehari, atau tiga hari, atau tujuh hari, tujuh hari telah sempurna.
Seluruh sanak keluarga, kerabat, sahabat, warga sekitar juga boleh
diajak untuk menghadiri dan ikut mendengar ceramah ini, kegiatan ini
membawa berkah kebajikan yang terunggul.

Lain halnya dengan era sekarang ini, Ajaran Buddha telah berubah
jadi kepercayaan takhayul, bagaimana cara lansia merayakan hari
ulang tahunnya? Mengundang anggota Sangha datang ke rumah
untuk menyelenggarakan upacara kebaktian.

123
Hal ini hanya dapat menambah berkah, tetapi tidak
mengembangkan kebijaksanaan. Sedangkan mengundang anggota
Sangha untuk memberi ceramah Dharma adalah menimbun berkah
dan mengembangkan kebijaksanaan secara bersamaan, walaupun
hanya menceramahkan secara garis besar atau pokok-pokok penting
dari satu judul sutra, juga sangat bagus.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 September 2010

Perbedaan jasa kebajikan dan berkah kebajikan :

http://semerbaksukhavati.blogspot.com/2014/02/apa-beda-jasa-
kebajikan-berkah.html

P ara Buddha dan Bodhisattva sangat mengasihi para makhluk di

enam alam tumimbal lahir, satu tujuan, semoga mereka dapat


kembali ke jalan yang benar, dapat tercerahkan, segera terbebas dari
samsara. Di dalam enam alam tumimbal lahir, masalah yang paling
mengerikan adalah kelahiran demi kelahiran saling balas membalas,
tiada usainya.

124
Manusia hidup di dunia ini begitu singkat, sambil menikmati berkah
sambil menciptakan karma buruk, masalah ini sungguh parah. Saat
menikmati berkah takkan menciptakan karma buruk, hanya dapat
dilakukan oleh Buddha dan Bodhisattva, Mereka memiliki
kebijaksanaan.

Selama kalpa yang tak terhingga, kita berputar di dalam lingkaran


enam alam tumimbal lahir, akhirnya pada satu masa kelahiran ini
bersua dengan Buddha Dharma, kita jadi memahami kebenaran,
setelah memahaminya, dalam hubungan antar manusia, hendaknya
mengurai ikatan permusuhan.

Dari mana kita mengurainya? Dari diri kita sendiri, jangan menuntut
orang lain, bila menuntut orang lain yang memulainya duluan, maka
ini sudah keliru, yang penting diri sendiri sudah bertindak sesuai
dengan kebenaran.

Sesepuh ke-6 aliran Dhyana, Master Huineng berkata, “Seorang


praktisi sejati takkan menemukan kekurangan atau kelemahan orang
lain”, dengan demikian barulah hatimu suci, meskipun orang lain
melakukan kesalahan sebesar apapun, juga takkan menaruhnya di
hati. Mengapa demikian?

Jangan biarkan hal ini mencemari kesucian hati, merusak perasaan


hormat. Kita tetap menghormatinya, terhadap Buddha dan

125
Bodhisattva juga sama, terhadap Ayahbunda juga sama, tidak
bersikap munafik, hendaknya menghormati dirinya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 September 2010

J anganlah bersedih karena dirugikan, insan zaman dulu berkata


“Menerima kerugian adalah berkah”. Mengapa ada kejadian begini?
Tentu saja ada sebab akibatnya, mungkin pada masa kehidupan
lampau, kita mengambil keuntungan dari dirinya, atau kita
memperalat dirinya, sekarang dia mengambil keuntungan dari diriku,
sehingga saya dirugikan, melunasi utang padanya dengan penuh
sukacita.

Umpamanya orang lain meminjam uang padaku, setelah uang


tersebut dipinjamkan keluar adalah sama dengan menyerahkan
padanya, jangan pernah berpikir dia akan melunasinya lagi.

Andaikata dia mau mengembalikannya, yah baguslah, sebaliknya


kalau dia tidak mau melunasinya lagi, juga tidak masalah, beginilah
memelihara hubungan relasi antar manusia.

126
Hanya tahu mendanakan budi kebajikan, takkan menjalin
permusuhan, dengan demikian barulah masyarakat ini dapat
harmonis, kondisi negara stabil, dunia diliputi perdamaian.

Jika sebaliknya, secuil kerugian pun tidak sanggup diterima, tidak


mau mengalah sama sekali, maka ini akan menciptakan masalah
besar! Keluargamu takkan harmonis, masyarakat bergolak, dunia
berada dalam ancaman konflik yang tak berkesudahan.

Ajaran Buddha mengajarkan pada kita supaya bertindak sedemikian


rupa, pasti ada kebenaran agung dibaliknya, untuk memahaminya
dibutuhkan waktu minimal 20-30 tahun, ini merupakan pembelajaran
agung!

Setelah anda memahaminya dengan jelas, anda pasti akan


menerapkan dan mewujudkannya, dengan demikian kehidupanmu
akan bahagia tiada taranya.

Setelah berhasil melakukannya, barulah anda dapat membantu orang


lain, barulah anda dapat mendidik orang lain, barulah orang lain
dapat memercayai ucapanmu. Jiwa raga senantiasa sehat, takkan
menderita penyakit.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 September 2010

127
B uddha Sakyamuni menyampaikan pada kita, dari mana asal

sumber penyakit? Dari tiga racun yakni ketamakan, kebencian dan


kedunguan. Menurutku masa kini sudah berkembang menjadi lima
racun yakni ketamakan, kebencian, kedunguan, kesombongan dan
kecurigaan.

Di dalam diri kita ada lima racun, lima racun ini adalah benih sebabnya,
ketika benih sebab ini bertemu dengan faktor pendukung, muncullah
buah akibatnya, yakni jatuh sakit.

Faktor pendukung atau jodoh itu terbagi atas jodoh internal dan
jodoh eksternal. Jodoh internal mencakup suasana hati atau
perasaan emosional, yakni dendam, benci, gelisah, marah, jengkel;
jodoh eksternal adalah harta, rupa, popularitas, makanan, tidur,
bagaimana anda tidak jatuh sakit?

Jadi dari ketiga komponen di atas (lima racun, jodoh internal, jodoh
eksternal), asalkan bisa menghancurkan salah satunya saja, maka
anda takkan jatuh sakit. Tentu saja yang paling efektif adalah
melenyapkan jodoh internal, dengan begini anda selamanya takkan
menderita sakit.
128
Jadi walaupun anda memiliki lima racun (keserakahan, kebencian,
kebodohan, keangkuhan dan kecurigaan), tetapi tanpa faktor
pendukung internal (dendam, benci, gelisah, marah, jengkel), anda
juga takkan jatuh sakit.

Jika anda memiliki faktor pendukung internal (dendam, benci, gelisah,


marah, jengkel), tetapi menjauhi kegemaran akan harta, rupa,
popularitas, makanan, tidur, dengan begini anda juga takkan jatuh
sakit.

Selama tiga komponen tersebut berpadu, masalah pun timbul,


seseorang dapat menderita sakit, beginilah aturannya. Sang Buddha
mengajarkan kita supaya mencabut benih sebabnya, yakni lima racun,
tamak, benci, dungu, angkuh dan curiga, takkan mencurigai atau
meragukan ajaran insan suci dan bijak, hal ini sangat penting, apa
alasannya?

Oleh karena kebijaksanaan kita dapat terbuka atau tidak, tergantung


pada hal ini. Tanpa adanya ajaran insan suci dan bijak, dari mana
kebijaksanaan kita dapat berkembang? Tanpa adanya kebijaksanaan,
persoalan takkan berdaya diatasi.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 September 2010

129
S ekarang di dunia ini orang yang memiliki berkah itu jumlahnya
sangat banyak, orang yang menikmati berkah, dari mana berkah itu
berasal? Pada masa kelahiran lampau memberi persembahan kepada
Tri Ratna, berdana kepada para Dewa dan Manusia serta satwa,
beginilah berkah tersebut ditimbun.

Pada masa kehidupan sekarang menikmati berkah, apabila tidak


meneruskan memupuk berkah, maka cepat lambat timbunan berkah
ini akan kandas.

Lain halnya dengan insan zaman dulu, saat menikmati berkah


takkan lupa menanamnya kembali, sehingga pahalanya takkan habis
dinikmati, diwariskan kepada generasi demi generasi turun temurun.

Orang sekarang sungguh memprihatinkan, setelah pahala habis


dinikmati, cobalah amati dengan seksama orang-orang berkecukupan
di sekitar kita, kekayaannya tidak dapat diwariskan pada generasi
kedua, cuma satu generasi saja sudah ludes.

130
Bahkan ada pula yang satu generasi saja tidak sanggup bertahan,
saat muda hidup bergelimangan harta, menjelang usia tua jatuh
bangkrut dan hidup melarat, apa sebabnya? Berkahnya sudah habis
dinikmati, saat menikmati berkah tidak menimbunnya kembali.

Jadi saat menikmati berkah jangan lupa menanamnya kembali,


terutama bagi yang tidak punya pahala maka harus lebih giat
menimbun berkah.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 September 2010

M engundang anggota Sangha memberi ceramah Dharma,

jasa kebajikannya sungguh besar, apa alasannya? Oleh karena setelah


mendengar ceramah Dharma, banyak orang yang memperoleh
manfaat, bagi yang memiliki akar kebijaksanaan yang tajam, begitu
mendengar ceramah langsung tercerahkan. Bagi yang memiliki akar
kebijaksanaan yang menengah dan rendah, setelah mendengar
ceramah Dharma, jadi memahami kebenaran.

131
Setelah tercerahkan dan memahami kebenaran, dia pasti akan
menerapkannya ke dalam kehidupan keseharian, yakni memperbaiki
diri dan kembali ke jalan yang benar.

Membantu satu orang menghancurkan kesesatan


mengembangkan pencerahan, menjauhi penderitaan dan
memperoleh kebahagiaan, jasa kebajikan ini sungguh tak
terbayangkan!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 September 2010

132
“S utra Usia Tanpa Batas” menyebutkan “Kelak semua

makhluk berhasil memperoleh penyelamatan dengan mengandalkan


metode ini”, maka itu Ananda memohon pada Buddha Sakyamuni
untuk membabarkan sutra ini, Sang Buddha memberi pujian padanya,
jasa kebajikan dari pertanyaanmu ini sungguh terlampau besar.

Andaikata orang masa kini dapat memahami makna ini, maka


anda dapat mengetahui cara menanam berkah, bagaimana cara
untuk menanam pahala terbesar?

“Memohon pemutaran roda Dharma, mengundang Buddha


berdiam di dunia”, dua butir dari Sepuluh Tekad Bodhisattva
Samantabhadra merupakan jasa kebajikan terbesar.

133
Sekarang Sang Buddha telah tiada, tetapi kita dapat mengundang
anggota Sangha atau praktisi senior, termasuk Upasaka-Upasika,
untuk memberi ceramah Dharma, jasa kebajikan ini sungguh besar!

Jasa kebajikan dari menceramahkan satu judul sutra adalah


melampaui jasa kebajikan dari menimbun tiga ribu maha ribu dunia
dengan tujuh mustika untuk dijadikan persembahan dana, tidak
dapat dibandingkan!

Jangankan bilang seluruh tujuh mustika dari Planet Bumi saja,


namun yang dikatakan Sang Buddha adalah mendanakan tujuh
mustika yang memenuhi tiga ribu maha ribu dunia, juga tak
sebanding dengan jasa kebajikan mengundang anggota Sangha
untuk menceramahkan satu judul sutra. Mengapa demikian?

Setelah mendengar satu judul sutra ini, mungkin saja ada hadirin
yang tercerahkan lalu menuruti ajaran sutra melatih diri mencapai
KeBuddhaan. Mendanakan tujuh mustika sebanyak tiga ribu maha
ribu dunia, juga tak berdaya membantu seseorang mencapai
KeBuddhaan, juga tak berdaya membantu seseorang untuk
tercerahkan, inilah alasannya.

Jika tidak ada tenaga penceramah, maka boleh mencetak buku


sutra, jasa kebajikan ini ada di urutan kedua, agar Buddha Dharma
dapat tersebar luas dan berlangsung dari generasi ke generasi.

134
Harus melihat jodoh, apakah ada orang yang bakal tercerahkan
dari ajaran sutra, jika ada, maka pahala ini sungguh tak terbayangkan;
walaupun tidak ada, namun sebutir hati bajikmu patut memperoleh
pujian, hal ini mesti dipahami.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 23 September 2010

M embangun vihara, vihara ini haruslah didayagunakan,

mendirikan vihara adalah sama dengan mendirikan sekolah, di


dalamnya harus ada kegiatan belajar mengajar, ada murid yang
datang kemari menuntut ilmu, jasa kebajikan vihara ini akan sangat
besar.

Andaikata vihara ini sudah selesai dibangun, tetapi di dalamnya tidak


ada kegiatan belajar mengajar, hanya dapat membantu para makhluk
menanam benih KeBuddhaan di Alaya-vijnana (gudang kesadaran)
mereka. Selain ini, tidak ada kegunaannya lagi. Kesimpulannya lebih
baik ada daripada tidak ada sama sekali.

135
Semasa hidupnya, Upasaka Li Bing-nan pernah mengatakan
“Membangun vihara tanpa disertai kegiatan ceramah dan melatih diri,
tidak dapat menjayakan Buddha Dharma”.

Dengan menyebarluaskan Ajaran Buddha, jasa kebajikan dan manfaat


ini sangat unggul tiada bandingnya, hendaknya membangkitkan niat
mulia guna melestarikannya, meneruskan karir Buddha
menyebarluaskan Buddha Dharma dan menyelamatkan para makhluk,
jasa kebajikan ini tiada bandingnya!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 23 September 2010

136
D i dalam enam alam tumimbal lahir pasti takkan ada rasa

aman, baik jiwa maupun raga juga tidak memperoleh perasaan


tenteram, ini merupakan hal yang sangat menyengsarakan.

Kita hidup di dunia ini, cobalah amati dengan seksama, baik kaya
maupun miskin juga tidak memperoleh ketenangan. Apakah orang
kaya memiliki rasa aman? Dia tidak dapat hidup tenang, usahanya
begitu banyak, tiap hari harus terbang ke sana kemari, bergelut
dengan kesibukan, sibuk sampai tua, sakit dan mati, tidak
mengetahui insan zaman dulu mengucapkan sebuah kalimat “Untuk
siapa bersusah payah, untuk siapa pula sibuk tak menentu”, memang
demikian rupanya.

137
Saya pernah bersua dengan seorang hartawan, yang hidup
bergelimangan harta, dia memberitahukan padaku, setiap malam
harus menelan obat tidur barulah bisa lelap. Tanpa obat tidur, dia
tidak berdaya tenang dan tertidur, bayangkan kondisinya alangkah
memprihatinkan, betapa tersiksanya!

Apa gunanya memiliki harta kekayaan berlimpah? Hanya


memperoleh sebuah popularitas semu di dunia ini, mendapat gelar
orang terkaya di sebuah wilayah, cuma begini saja.

Kenyataannya apa yang bisa dia peroleh? Apapun tidak


didapatkan, fisik sakit-sakitan, mental penuh dengan tekanan. Jiwa
raga yang bebas dan tanpa beban, tidaklah gampang diperoleh,
hanya dengan melepaskan segala kemelekatan barulah bisa
didapatkan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 24 September 2010

138
P ada periode Dinasti Sui (581-617) dan Tang (618-907), Ajaran

Buddha di Tiongkok berkembang menjadi sepuluh aliran, 8 aliran


Mazhab Mahayana dan 2 aliran Mazhab Theravada. Pada
pertengahan periode Dinasti Tang, perkembangan Mazhab
Theravada di Tiongkok mulai meredup, sampai pada akhir periode
Dinasti Tang, kedua aliran Mazhab Theravada tidak eksis lagi.

Selanjutnya hanya 8 aliran Mazhab Mahayana yang bertahan hingga


sekarang. Dari 8 aliran ini, satu-satunya aliran Zen disebut sebagai “宗
門(Zong-meng)”, sedangkan 7 aliran lainnya disebut sebagai “教下
(Jiao-xia)”. Mengapa ada pembagian begini? Oleh karena metode
pengajarannya tidak sama.

139
Untuk memasuki aliran Dhyana atau Zen, tidak membutuhkan segala
bentuk tulisan. Dengan perkataan lain, aliran ini adalah kelas khusus
insan berbakat tinggi, jadi bukan kelas umum. Jadi mereka tidak
butuh baca sutra, tidak butuh segala penjelasan maupun tulisan,
tetapi langsung menunjuk pada hati manusia, menemukan kembali
jiwa sejati mencapai KeBuddhaan, inilah cara yang mereka gunakan.

Metode ini sangat tinggi, waktu yang dibutuhkan juga singkat,


pencapaiannya juga cepat, tetapi cuma cocok buat praktisi yang
memiliki akar kebijaksanaan tertinggi. Sementara itu bagi praktisi
yang memiliki akar kebijaksanaan menengah ke bawah tidak punya
bagian, meskipun memaksakan diri untuk melatihnya, juga tidak
berdaya memperoleh manfaat.

Tujuh aliran lainnya disebut sebagai “教下(Jiao-xia)”, yang dapat


merangkul insan yang memiliki akar kebijaksanaan rendah,
menengah dan tinggi. Ibarat jenjang pendidikan itu terdiri dari
sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi. Jadi
menuruti jenjang pendidikan tersebut, setahap demi setahap
meningkatkan kualitas batin. Demikianlah tujuh aliran ini memakai
metode sedemikian rupa, makanya disebut sebagai Jiao-xia.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 25 September 2010

140
Delapan Aliran Mahayana Yang Berkembang di Tiongkok
Sepanjang Sejarah :

http://daunbodhi.blogspot.com/2015/11/delapan-aliran-mahayana-
yang-berkembang.html

P ada zaman berakhirnya Dharma, satu persatu judul sutra akan


lenyap dari peredaran, satu-satunya sutra yang masih bertahan dan
yang paling terakhir lenyap dari peredaran adalah “Sutra Usia Tanpa
Batas”.

Maka itu jika membicarakan tentang manfaat yang sesungguhnya,


tiada yang dapat melampaui sutra ini, tiada yang dapat melampaui
tekad ke-18 dari 48 tekad agung Buddha Amitabha, atau boleh
dikatakan dari 48 tekad agung Buddha Amitabha, butir ke-18, 19 dan
20, ketiga butir tekad ini adalah sama pentingnya.

Oleh karena ada sebagian orang yang salah tafsir, mengira bahwa
tekad ke-18 adalah yang terpenting sehingga mengabaikan
keseluruhan 48 butir tekad. Mereka cuma menghendaki tekad ke-18

141
saja, di Jepang, sekte ini dinamakan sebagai Sekte Tekad ke-18.
Apakah boleh begini?

Sesungguhnya mereka sudah salah tafsir, apakah anda telah


berhasil mengamalkan sebutir tekad ke-18? Apakah anda telah
sanggup membangkitkan keyakinan secara menyeluruh? Apakah
anda telah melimpahkan jasa dengan bertekad terlahir ke Alam
Sukhavati?

Anda belum sanggup melakukannya, pikiran masih dipenuhi


banyak khayalan (bentuk-bentuk pikiran), bagaimana bisa mencapai
KeBuddhaan? Semua ini dikarenakan salah penafsiran terhadap
ajaran sutra, kita tidak boleh tidak memahaminya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 25 September 2010

142
H ati yang setara dan tercerahkan tidak gampang terwujud, tetapi
hati yang suci tidak sulit diwujudkan, asalkan anda bersedia
melepaskan, maka kesucian hati akan muncul ke permukaan.

Hal yang semrawut jangan dilakukan lagi, di dalam Buddha Dharma


ada 84 ribu pintu Dharma, namun kita hendaknya meneladani Master
Lian-chi, yaitu isi Tripitaka biarlah orang lain yang mempelajarinya,
sementara diri sendiri cuma menfokuskan diri melafal Amituofo.

Isi Tripitaka biarlah orang lain yang mempelajarinya, 84 ribu metode


biarlah orang lain yang mempraktekkannya, siapa yang berminat
belajar silahkan saja, sedangkan saya sendiri takkan ingin cari
keruwetan lagi, akar kebijaksanaan kami sangat tumpul, tak
sebanding dengan kalian, jadi saya sudah memantapkan diri di dalam
143
Pintu Dharma Pelafalan Amituofo, sepanjang hayat pasti takkan
berubah lagi.

Faktanya, kesulitan terbesar terletak pada tidak sanggup melepaskan


kemelekatan! Di dalam sutra ini (Sutra Usia Tanpa Batas) dibahas
dengan terperinci, apa manfaatnya yang terbesar?

Setelah anda benar-benar telah memahaminya dengan jelas, barulah


anda bersedia melepaskannya, membantu kita mengikhlaskannya,
setelah belajar mengikhlaskannya barulah dapat melepaskannya,
takkan melakukannya lagi, pasti berhasil terlahir ke Tanah Suci
Sukhavati.

Maka itu dari segi manfaat yang sesungguhnya, “Sutra Usia Tanpa
Batas” mengungguli segala sutra lainnya. Dari semua judul sutra yang
dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni selama 49 tahun, “Sutra Usia
Tanpa Batas” merupakan sutra terunggul, tidak ada yang dapat
melampaui sutra yang satu ini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 26 September 2010

Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas :

http://sutrausiatanpabatas.blogspot.com/

144
K ami percaya bahwa kehidupan semakin sengsara, Buddha pasti
datang ke dunia. Sang Buddha Maha Maitri Maha Karuna tidak
mungkin tidak datang ke dunia ini. Tetapi kita tidak tahu dengan jati
diri yang bagaimana, Sang Buddha akan hadir di tengah-tengah diri
kita. Beliau juga mustahil membocorkan identitas diriNya.

Mengapa Buddha dan Bodhisattva takkan membocorkan identitas


diriNya? Oleh karena apabila jati diriNya terungkap, misiNya datang
guna menyelamatkan para makhluk jadi gagal, juga akan
mengacaukan kesucian hati para makhluk yang belajar Buddha
Dharma.

Begitu mendengar Buddha dan Bodhisattva datang menjelma ke


dunia, bukankah ini sungguh menghebohkan? Semua orang akan
berbondong-bondong pergi menemui Buddha jelmaan, sehingga
Buddha jelmaan jadi begitu sibuk meladeni umat yang datang
berkunjung, apapun tidak bisa dikerjakan lagi, capeknya bukan main.

Jadi Buddha tulen takkan membocorkan jati diriNya, takkan ada yang
mengetahui dan mengenaliNya. Sebaliknya kalau yang mengaku
dirinya adalah jelmaan Buddha dan Bodhisattva, ini pasti adalah yang
gadungan alias tukang tipu. Jika anda mendengar rumor begini,
janganlah ikut-ikutan pergi menemui si penipu, kalau anda ikut-ikutan
ke sana maka sudah masuk perangkapnya.
145
Jelmaan tulen, begitu jati diriNya terbongkar, Dia segera memasuki
ketidakkekalan. Di dalam sejarah perkembangan Ajaran Buddha
tercatat memang ada kasus sedemikian rupa, dimana jelmaan tulen
yang terbongkar jati diriNya segera memasuki ketidakkekalan, anda
tidak mungkin bisa bersua denganNya lagi.

Sedangkan yang gadungan malah sibuk menggembor-gemborkan


kalau dirinya sendiri adalah jelmaan Buddha dan Bodhisattva, ini
namanya pembohongan besar, akibatnya jatuh ke Neraka Avici.

Menyamar jadi Buddha dan Bodhisattva, menipu umat Buddha, dosa


ini adalah sedemikian beratnya. Walaupun dosanya berat, apakah
masih ada yang berani melakukannya?

Ada, memang ada orang yang berani melakukan kejahatan apa saja,
orang-orang semacam ini mungkin tidak takut pada Hukum Karma,
mereka datang menipu umat Buddha.

Bagi mereka yang memahami ajaran sutra, pasti takkan mudah


terjebak, takkan gampang ditipu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 26 September 2010

146
P eserta Zhunian yang membantu melafal Amituofo dan
mengantar kepergian pasien yang baru meninggal dunia, harus
mempunyai pengetahuan yang cukup.

Master Yin Guang mengatakan bahwa orang yang baru


meninggal dunia, meskipun napasnya telah berhenti, tetapi janganlah
disentuh, mengapa demikian?

Secara umum, manusia setelah menghembuskan napas terakhir,


dokter memastikan orang ini sudah meninggal dunia, tetapi
alayavijnana (kesadaran atau roh)-nya masih belum meninggalkan
tubuh kasarnya, kalau anda menyentuhnya, dia masih dapat
merasakan, dia akan merasa kesakitan dan sangat tersiksa.
147
Oleh karena merasa tersiksa, hatinya jadi marah dan timbul
kebencian, masalah pun jadi besar, begitu kebencian muncul
akibatnya jatuh ke tiga alam rendah.

Jadi janganlah menyentuhnya, diamkan selama 8 jam, setelah 8


jam kemudian barulah boleh menggerakkannya. Selama kurun waktu
8 jam, bukan saja tidak boleh menyentuhnya, bahkan kasurnya juga
tidak boleh digerakkan, ini merupakan pengetahuan yang sangat
penting.

Lebih amannya jika dapat dipertahankan hingga 12-14 jam, setelah


alayavijnana-nya meninggalkan tubuh kasarnya, barulah jasadnya
dimandikan (dilap dengan handuk hangat) dan digantikan pakaian.

Almarhum meninggal dengan damai, sekujur tubuhnya lentur,


tetapi hal ini bukanlah petanda dia telah terlahir ke Alam Sukhavati,
hanya saja dapat memastikan bahwa dia takkan jatuh ke tiga alam
rendah.

Sekujur tubuhnya lentur, bila dia bertumimbal lahir di Alam


Manusia, maka dapat dipastikan kehidupannya akan lebih baik
daripada sebelumnya, pada masa kehidupan sebelumnya, dia telah
melakukan banyak kebajikan, melatih diri, sehingga pada masa
kelahiran berikutnya menikmati kehidupan serba berkecukupan.
148
Andaikata berkah yang ditimbunnya lebih besar lagi, sehingga di
Alam Manusia tidak ada pahala yang begitu besar buat dirinya, maka
dia akan naik ke Surga atau Alam Dewa untuk menikmati pahalanya.

Alam Dewa atau Surga di Kamaloka terdiri dari 6 tingkatan,


tergantung seberapa besar pahalanya, maka dia akan lahir di surga
tingkatan yang sesuai dengan besaran pahalanya, umumnya mereka
akan lahir di Surga Caturmaharajika dan Trayastrimsa.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 September 2010

Ebook tentang Zhunian :

http://ebooksukhavati.blogspot.com/search/label/Ebook%20Zhunian

31 Alam Kehidupan :

http://daunbodhi.blogspot.com/2015/10/31-alam-kehidupan.html

149
F aktor terpenting dari melatih diri adalah wajib mengamalkan

sila. Tanpa mengamalkan sila, melafal Amituofo takkan efektif. Tanpa


mengamalkan sila, belajar Ajaran Buddha hanya akan menjadi
pengetahuan semata, takkan membuahkan kebijaksanaan.

Praktisi yang mengamalkan sila, samadhi (konsentrasi) dan prajna


(kebijaksanaan), lalu melafal Amituofo atau membaca sutra, maka
hasilnya akan efektif, oleh karena anda telah benar-benar
mempelajari Buddha Dharma.

Bagaimana cara melatih sila? Hari ini kita harus menjadi praktisi
tulen dan jangan menjadi praktisi gadungan, praktisi ecek-ecek saat
ajalnya tiba, hanya bisa pasrah kembali berputar di dalam lingkaran
enam alam tumimbal lahir.

Mungkin anda bertanya, saya sudah lama belajar Ajaran Buddha,


tetapi kenapa masih belum juga tampak hasilnya? Akhirnya malah
menyalahkan Buddha dan Bodhisattva, akibatnya jatuh ke Neraka.
Padahal Buddha dan Bodhisattva telah menyampaikannya dengan
jelas, anda sendiri sudah melakukan kesalahan, masih juga tidak mau
mengaku.

Lihatlah apa landasan dari sila? Prinsip penuntun tertinggi adalah


“Tiga Berkah Karma Suci”. Di dalam sutra disebutkan dengan jelas
150
bahwa Tiga Berkah Karma Suci merupakan “Landasan yang
digunakan para Buddha dari tiga masa sehingga berhasil mencapai
KeBuddhaan”.

Tiga masa mencakup masa lampau, masa sekarang dan masa


yang akan datang, seluruh praktisi yang melatih Jalan Bodhisattva
menuju pencapaian KeBuddhaan, juga mesti mengandalkan Tiga
Berkah Karma Suci.

Berkah pertama adalah “Berbakti pada Ayahbunda, menghormati


guru, berwelas asih tidak membunuh, melatih Sepuluh Kebajikan”.
Bagaimana caranya berbakti pada Ayahbunda dan menghormati guru?

Siswa Buddha ingin menjadi Bodhisattva, Bodhisattva adalah


sosok yang ingat budi dan tahu balas budi, budi siapakah yang paling
besar? Ayahbunda dan guru. Ayahbunda memberi kita jiwa raga, guru
mengembangkan jiwa kebijaksanaan kita.

Tidak berbakti pada Ayahbunda merupakan dosa yang paling


berat, mengkhianati guru dan ajaran, dosa ini adalah sama beratnya
dengan durhaka pada Ayahbunda.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 September 2010

151
Sepuluh Kebajikan :

http://daunbodhi.blogspot.com/2015/11/sepuluh-kebajikan_20.html

U sia panjang memiliki kaitan erat dengan kesehatan,

andaikata usia sangat panjang, tetapi tubuh tidak sehat, bukankah ini
namanya siksaan? Ini bukan lagi disebut menikmati berkah tapi
menjalani siksaan.

Lain halnya kalau usia panjang tapi bertubuh sehat, ini baru
namanya menikmati kebebasan. Apakah mungkin diwujudkan? Tentu
saja dapat, di dalam Buddha Dharma dapat terwujud dengan bebas
tanpa rintangan. Apa alasannya? Sang Buddha menyampaikannya di
dalam sutra bahwa “Segala sesuatu muncul dari hati dan pikiran”.

Ketika saya masih menjadi praktisi pemula, guruku


memberitahukan padaku, di dalam pintu Buddha, segala
permohonan pasti dikabulkan, jadi apakah benar, bila kita memohon
panjang umur maka pasti bisa terkabul? Bisa.

152
Memohon kekayaan memperoleh kekayaan, memohon usia
panjang juga memperoleh usia panjang. Tetapi ada aturan mainnya,
yakni harus memohon dengan cara yang benar, yang sesuai dengan
Dharma, barulah dapat terkabul.

Selama ini anda memohon, tetapi kenapa tidak terkabul, apa


sebabnya? Kalau bukan karena isi permohonannya bermasalah, maka
berarti caranya sudah salah.

Isi permohonan hendaknya dapat memberi manfaat bagi orang


banyak dan bukan demi kepentingan pribadi. Saya berharap dapat
hidup lebih lama lagi di dunia ini, memiliki tubuh yang sehat, demi
berkontribusi bagi semua makhluk, demi melestarikan Buddha
Dharma, kalau doa-nya begini yah pasti dikabulkan.

Kalau permintaannya adalah demi mengejar kenikmatan lima


nafsu keinginan (harta, rupa, popularitas, makanan dan tidur) dan
enam objek (rupa, suara, bau-bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk
pikiran), mustahil dapat terkabul, oleh karena di dalam pintu Buddha
takkan ada hal begini.

Oleh karena Buddha dan Bodhisattva tidak pernah


mengutamakan kepentingan dan keuntungan pribadi, selama di
dalam hati sendiri masih terdapat secuil niat yang mengutamakan
kepentingan dan keuntungan pribadi, mengejar ketenaran dan
keuntungan, maka segala permohonanmu pasti takkan direspon.
153
Jadi bukanlah Buddha dan Bodhisattva yang tidak merespon doa-
mu, tetapi oleh karena caramu yang tidak benar.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 September 2010

S elama ini kita giat melatih diri, bagaimana kita bisa

mengetahui sejauh mana ketrampilan melatih diri sendiri? Yakni dari


tahun ke tahun hati kita kian suci, bulan demi bulan pikiran kita kian
jernih dan tenang, dengan demikian pelatihan diri kita telah efektif.

Melepaskan segala kemelekatan, dalam hati takkan


mendambakan apapun, benar-benar sanggup mewujudkan “Tidak
bersaing dengan orang lain, takkan mendambakan dunia ini”.

Ketika Buddha dan Bodhisattva menghendaki kami


menyelenggarakan sebuah kegiatan, namun kami tidak mempunyai
uang. Meskipun tidak punya uang, namun kami juga takkan sudi

154
menggalang dana. Alhasil tidak lama kemudian pasti ada orang yang
datang mengantar uang kemari.

Ini menunjukkan bahwa kegiatan tersebut memang dihendaki


oleh Buddha dan Bodhisattva, sehingga menyuruh kami untuk
mewujudkannya, makanya ada orang yang datang mengantar uang
kepada kami; sebaliknya kalau tidak ada orang yang mengantar uang
kemari, maka kegiatan ini boleh dibatalkan dan tidak perlu
diwujudkan, kami juga tidak perlu merisaukannya.

Maka itu selamanya hanya menuruti jodoh apa adanya dan takkan
memaksakan kehendak, begini barulah betul.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 September 2010

155
N iat pikiran memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia, kita dapat menyadarinya, ketika seseorang berada dalam
suasana hati yang bebas (tanpa beban) dan gembira, takkan ada
perasaan menua, anda tidak memikirkan usia tua, makanya tahun
demi tahun penampilanmu tetap saja awet muda.

Sebelum menginjak usia 30 tahun, masih belum memikirkan hari tua,


sehingga perubahanmu tidaklah seberapa. Setelah memasuki usia
paruh baya, mulai terpikir akan hari tua, oleh karena sering

156
memikirkan usia tua, maka tahun demi tahun kondisi tubuh mulai
mengalami penuaan.

Terutama bila ditinjau dari segi pekerjaan, ketika anda masih berkarir
atau aktif bekerja. Saya mempunyai banyak sahabat yang menjadi
pegawai negeri, tiap hari menyibukkan diri dengan pekerjaannya,
sehingga tidak punya waktu untuk memikirkan usia tua.

Tetapi ketika memasuki usia pensiun, waktu luangnya jadi banyak,


mulailah berpikir sembarangan, merisaukan hari tua-nya, baru saja
menjalani masa pensiun 2 tahun, ketika kami bertatap muka, saya jadi
tercengang, sepertinya dia telah bertambah tua 10 tahun, mengapa
baru 2 tahun tidak bersua, dia sudah begitu tua tampaknya?

Mengapa demikian? Oleh karena tiap hari dia memikirkan hari tua,
setelah jadi tua, dia mulai memikirkan penyakit, makanya jadi sakit-
sakitan, tiap hari mengunjungi dokter, setia keluar masuk rumah sakit.
Segala sesuatu tercipta dari hati dan pikiran.

Sahabat-sahabat lamaku ketika berjumpa denganku bertanya,


kenapa anda tampaknya lambat menua? Saya bilang, saya tidak
pernah memikirkan hari tua, saya masih aktif bekerja, tiap hari
membaca sutra, tiap hari memberi ceramah, saya masih belum
pensiun; andaikata saya sudah pensiun, takutnya juga akan serupa
dengan kalian.

157
Beginilah faktanya, segala sesuatu muncul dari hati dan pikiran, anda
memikirkan hal yang baik, maka segalanya jadi baik; anda memikirkan
hal yang buruk, maka segalanya jadi buruk.

Demikian pula dengan tubuh fisik kita, keluarga kita, pekerjaan kita,
negara dan dunia, tak terpisahkan dari prinsip ini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 September 2010

H ari ini seluruh dunia diliputi kekacauan dan ketidakstabilan, suhu

permukaan Bumi terus mengalami peningkatan, bencana kian meluas,


apa penyebabnya? Niat pikiran kita tidak baik, setiap niat pikiran yang
timbul adalah mengutamakan kepentingan dan keuntungan pribadi,
mengejar ketenaran dan keuntungan, tidak tahu membedakan baik
dan buruk, benar dan salah, membangun hubungan manusia dengan
pertimbangan untung dan rugi.

158
Niat pikiran yang paling buruk adalah merugikan orang lain demi
menguntungkan diri sendiri, ini merupakan niat pikiran yang paling
buruk. Hal ini berbeda dengan pendidikan Tiongkok zaman dulu,
dimana tujuannya bukanlah mengajarkan dirimu meraup keuntungan,
juga bukan mengajarimu menjadi naik pangkat dan kaya raya, tetapi
mendidikmu supaya menjadi insan suci dan bijak.

Lihatlah zaman dulu anak-anak sejak usia dini telah diarahkan supaya
bercita-cita menjadi insan suci dan bijak. Mengapa harus menuntut
ilmu di sekolah? Supaya dapat menjadi insan suci, menjadi insan bijak.

Perjalanan sejarah Tiongkok telah berlangsung lima ribu tahun


lamanya. Aksara mandarin ditemukan pada era Huangdi (Kaisar
Kuning, bertahta pada tahun 2697-2597 SM).

Catatan perjalanan sejarah dalam bentuk tulisan adalah dimulai sejak


4500 tahun yang lampau. Sedangkan 500 tahun sebelumnya disebut
sebagai zaman prasejarah.

Sebelum ditemukannya aksara, apakah Tiongkok telah memiliki


peradaban? Tentu saja ada, makanya budaya warisan leluhur memiliki
perjalanan sejarah yang sangat panjang, yang dilestarikan dari satu
generasi ke generasi selanjutnya, turun temurun.

159
Saya percaya peradaban kita tidak kalah dengan peradaban Bangsa
India, ajaran Brahmana di India mengatakan bahwa mereka memiliki
sejarah peradaban yang berusia lebih dari 13 ribu tahun lamanya.

Namun sayangnya orang India tidak serius dalam merekam dan


menuangkan setiap peristiwa bersejarah ke dalam bentuk tulisan,
supaya dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 September 2010

D i dunia ini kita mengejar ketenaran dan keuntungan dengan

begitu bersusah payah, sementara yang kita peroleh sejak semula


sudah ada di dalam garis hidup kita, andaikata tidak ada di dalam
garis hidup, meskipun kita mengejarnya dengan bersusah payah juga
takkan ada hasilnya.

Maka itu orang zaman dulu berkata “Insan mulia berbahagia


menjadi insan mulia, orang licik menderita menjadi orang licik”.

160
Keuntungan dan ketenaran yang berhasil anda peroleh, semuanya
telah ada di dalam garis hidup, buat apa berambisi mengejarnya?
Meskipun anda tidak berambisi mengejarnya, namun cepat lambat
pasti jadi milikmu.

Insan suci dan bijak Tiongkok zaman dulu mengajarkan pada kita
supaya mau mengalah, tidak mengajari kita supaya berambisi
mengejarnya. Apa yang berhasil anda peroleh, suatu hari nanti juga
akan habis dipakai, oleh karena tabungan pahalamu sudah kempes.

Hari ini anda masih memiliki secuil pahala, dari mana asalnya?
Pada masa kelahiran lampau anda melakukan kebajikan, menimbun
berkah selama kelahiran demi kelahiran, namun sayangnya tiba pada
satu masa kehidupan sekarang malah berhenti menimbunnya, jadi
pahala yang anda nikmati sekarang adalah berasal dari karma baikmu
pada masa kelahiran lampau.

Kalau tidak punya pahala, walaupun anda menghalalkan segala


cara, juga takkan berhasil mendapatkannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 September 2010

161
M elatih diri adalah memperbaiki tindakan kita yang salah,

meluruskan kembali tindakan kita yang keliru, inilah yang disebut


sebagai melatih diri, makna ini harus dipahami.

Orang masa kini kalau membahas melatih diri, tahunya cuma


bernamaskara pada Buddha, bakar dupa, bersujud, apakah ini yang
dinamakan melatih diri? Bukan, semua bentuk penampilan ini tidak
ada kaitannya dengan melatih diri.

Lihatlah Buddha Dharma yang merupakan Ajaran Suciwan malah


berkembang menjadi kepercayaan takhayul. Untuk apa menyalakan
dupa? Untuk apa bersujud? Dia tidak tahu sama sekali, cuma ikut-
ikutan karena melihat orang lain melakukannya, makanya saya
menirunya. Kalau begini sudah keliru.

Harus memahaminya dengan jelas, barulah kehidupan kita dapat


berjalan dengan normal, seperti apa yang disebut dengan sesuai
dengan Dharma, inilah yang disebut dengan normal, yakni yang
dapat diterima oleh akal sehat.

Insan yang belajar Ajaran Buddha, ketika melihat rupang Buddha


hars bernamaskara, apa maknanya? Bukan minta supaya dilindungi,
162
rupang ukiran dari tanah liat atau kayu, bagaimana dapat
melindungimu? Melakukan namaskara adalah menunjukkan sikap
hormat kita pada Guru dan menjunjung ajaran.

Buddha dan Bodhisattva adalah Guru kita, kita melihat ukiran


rupang Guru, sehingga menunjukkan sikap hormat kita, demikian
pula sikap hormat ini hendaknya juga ditujukan kepada Ayahbunda
dan guru kita di dunia ini.

Lantas apakah kita perlu menunjukkan sikap hormat kepada


Ayahbunda dan guru kita yang masih merupakan manusia awam?
Tentu saja harus. Agar masyarakat dapat melihat sikap hormat kita
dan meneladaninya.

Masyarakat sekarang sudah tidak tahu berbakti pada Ayahbunda,


tidak tahu menghormati guru dan menjunjung ajaran, makanya kita
menunjukkan teladan untuk diperlihatkan kepada mereka, inilah
maknanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 September 2010

Perumpamaan sekte sesat :

https://kejernihanpikiran.blogspot.com/

163
A jaran Buddha Sakyamuni tercantum di dalam sutra. Tempo

dulu, sekitar 60 tahun silam, vihara-vihara masih menyelenggarakan


kegiatan ceramah, sekarang jumlahnya kian berkurang. Seabad yang
silam, vihara masih merupakan sarana pendidikan, menekuni karir
memberi ceramah dan belajar mengajar.

Sejak kapan Ajaran Buddha di Tiongkok berubah jadi kepercayaan?


Sekitar 300 tahun yang silam. Lantas bagaimana kondisi sebelumnya?
Zaman dulu Ajaran Buddha masih merupakan pendidikan yang
diawasi langsung oleh Kaisar. Kaisar juga merupakan siswa Buddha,
menggalakkan pendidikan Ajaran Buddha.

Apabila praktisi awam dan praktisi non awam tidak berminat lagi
mempelajari ajaran sutra, maka Ajaran Buddha akan berubah menjadi
kepercayaan takhayul.

Ada orang yang bertanya : Apa sumbangsih Ajaran Buddha


kepada masyarakat? Apabila tidak memberikan kontribusi apapun
terhadap masyarakat, mustahil Ajaran Buddha dapat bertahan
selama tiga ribu tahun lamanya. Pasti ada dedikasi yang telah
diberikan oleh Ajaran Buddha kepada kehidupan bermasyarakat.

164
Pasti ada pengabdian yang telah diberikan, pasti ada manfaatnya.
Bila kita menelusuri sejarah perkembangan Ajaran Buddha ke
belakang, maka kita dapat melihat bagaimana manfaat yang telah
diberikan oleh Ajaran Buddha kepada dunia ini.

Namun sayangnya pada generasi sekarang ini, para praktisi sudah


makin enggan belajar! Memperalat Ajaran Buddha untuk cari duit,
menipu putra-putri berbudi, di mana hati nurani-nya? Mana boleh
melakukan perbuatan rendah begini?

Saat berusia muda, kami tidak pernah melihat di dalam vihara ada
kegiatan ceramah, tahunya cuma ada kegiatan ritual, tidak ada
ceramah, makanya saat itu kami tidak punya kesan yang baik
terhadap Ajaran Buddha.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 September 2010

165
O rang baik belum tentu punya banyak uang, juga belum

tentu memiliki kedudukan yang tinggi. Murid Konfusius yang


bernama Yan Hui, Konfusius sering memujinya, kondisi Yan Hui
sangat miskin, ditinjau dari segi kelayakan hidup, dia merupakan
murid yang paling miskin dari semua murid Konfusius, tetapi dia
merupakan murid yang paling bahagia.

Dari mana kebahagiaannya berasal? Yakni kalimat pertama yang


tercantum di dalam Lun Yu (Analek Konfusius), kebahagiaannya
adalah “Ketika teori yang dipelajari dapat diterapkan ke dalam
kehidupan keseharian, betapa bahagianya". Dari sinilah
kebahagiaannya berasal.

Yan Hui tidak pernah merasa dirinya tidak punya kedudukan, tidak
punya kekayaan, tidak pernah merisaukan kehidupannya sama sekali,
tidak pernah menaruh hal ini di dalam hati; di hatinya cuma ada ajaran
insan suci dan bijak, hal ini mesti kita pahami.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 September 2010

166
A pakah punya kedudukan atau tidak, apakah punya kekayaan

atau tidak, itu adalah pahala. Apabila mempunyai pahala ditambah


lagi belajar ajaran insan suci dan bijak, maka satu masa kehidupan ini
pasti takkan terlewatkan sia-sia, anda akan menimbun pahala yang
tak terhingga dan tanpa batas, menjadi pejabat menggunakan
kekuasaanmu untuk membantu semua makhluk yang kesusahan.

Lihatlah di dalam buku berjudul “Empat Ajaran Liao-Fan”, Tuan Liao-


fan setelah menerima Ajaran Buddha, jadi memahami cara memupuk
berkah, memahami cara mengubah nasib.

Dia berikrar melakukan kebajikan, saat permulaan, dia berikrar


mewujudkan tiga ribu butir kebajikan, kebajikan yang membawa
manfaat bagi orang lain, dalam kurun waktu 10 tahun, dia berhasil
menyelesaikannya. Saat itu dia berhasil lulus ujian tingkat kabupaten
dan bergelar Xiu Cai.

Untuk kedua kalinya dia berikrar mewujudkan tiga ribu butir


kebajikan lagi, dalam kurun waktu 4 tahun, dia berhasil
menyelesaikannya, istrinya ikut membantu mewujudkannya.

167
Kemudian dia menjadi Bupati di Kabupaten Baodi, kedudukan ini
lumayan tinggi, oleh karena berada di bawah pengawasan langsung
Kaisar. Makanya untuk ketiga kalinya dia berikrar mewujudkan 10 ribu
butir kebajikan. Istrinya mengeluh, untuk menyempurnakan 10 ribu
butir kebajikan, entah sampai kapan selesainya?

Sebagai Bupati di Kota Baodi, Tuan Liao-fan merasa pajak ladang


terlampau tinggi, sehingga petani jadi berat bebannya, makanya dia
meringankan pemungutan pajak ladang bagi seluruh petani setempat,
dengan sejenis kebajikan dapat mewujudkan 10 ribu butir kebajikan,
ini dikarenakan dia memiliki kekuasaan. Maka itu menjadi pejabat
mudah menimbun kebajikan.

Liao-fan memupuk kebajikan, hal ini diajarkan oleh Dhyana Master


Yun Gu kepadanya, nasib seseorang diciptakan oleh dirinya sendiri.
Asalkan memahami cara memperbaiki nasib, maka tidak ada seorang
pun yang tidak berhasil.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 September 2010

Komik “Empat Ajaran Liao-Fan” :

http://ebooksukhavati.blogspot.com/2014/06/empat-ajaran-liao-
fan.html

168
J anganlah memiliki niat loba, orang masa kini selalu berpikiran
serakah, jika setiap hari memikirkan ketamakan, tak peduli rakus akan
harta, rakus akan rupa, berambisi mengejar popularitas, selama ada
hati loba maka terjalin dengan Alam Setan Kelaparan.

Hati kebencian terjalin dengan Neraka. Kedunguan adalah tidak


tahu membedakan betul dan salah, hitam putih diputarbalikkan, tidak
jelas akan benar dan sesat, terjalin dengan Alam Binatang.

Jika ingin kembali lagi ke Alam Manusia, maka harus


mengamalkan Lima Sila (tidak membunuh, tidak mencuri, tidak
berzina, tidak berdusta, tidak minum arak).

Ajaran Konfusius menyebutnya sebagai Lima Jenis Kebajikan


yakni kemuliaan (welas asih), kebenaran, kesusilaan, kebijaksanaan
dan dapat dipercaya.

Dengan hati yang tulus menangani urusan dan dalam


memperlakukan manusia, makhluk hidup dan benda mati, anda
takkan kehilangan wujud manusia, setelah meninggal dunia, lahir
kembali ke Alam Manusia.

169
Apabila anda dapat mengamalkan kemuliaan (welas asih),
kebenaran, kesusilaan, kebijaksanaan dan dapat dipercaya, maka
kehidupan yang akan datang pasti akan lebih baik daripada masa
sekarang ini, pahalamu akan lebih besar.

Apabila dapat mengamalkan Sepuluh Kebajikan dengan


sempurna, kelak lahir ke Alam Dewa (Surga).

Demikianlah hal ini disampaikan oleh Buddha Sakyamuni kepada


kita semuanya, karma apa yang anda ciptakan, balasan apa yang akan
diperoleh. Jadi apa yang kita terima sepanjang hidup adalah akibat
perbuatan sendiri, janganlah menyalahkan orang lain.

Kalau bernasib baik maka perbanyaklah membantu orang lain,


sebaliknya kalau peruntungan kurang bagus, janganlah menyalahkan
orang lain, nasib dapat diperbaiki yakni dengan cara menghapus
kejahatan memupuk kebajikan, dalam kurun waktu 3 tahun kemudian
dapat terlihat hasilnya, dalam kurun waktu 10 tahun kemudian pasti
membuahkan hasil yang sempurna.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 September 2010

Lima Sila dan Sepuluh Kebajikan :

http://daunbodhi.blogspot.com/2015/11/sepuluh-kebajikan_20.html
170
A pakah kita di sini dapat melihat Alam Sukhavati? Tentu saja

dapat! Lantas kenapa sekarang kita tidak dapat melihatnya? Oleh


karena terhalang oleh khayalan, perbedaan, kemelekatan dan
beragam kekotoran batin.

Apabila kita dapat melepaskan sebanyak satu bagian, maka


kemampuan alami kita juga akan pulih sebesar satu bagian; dengan
melepaskan sebanyak dua bagian, maka kemampuan alami kita juga
akan pulih sebesar dua bagian. Asalkan bersedia melepaskan
kemelekatan, maka kemampuan alami kita dapat pulih kembali.

Jadi kemampuan gaib itu tidaklah mengherankan, setiap orang


memilikinya. Tempo dulu ketika berada di Los Angeles, Amerika, saya
pernah bertemu dengan tiga orang paranormal, yang masih berusia
muda.

Saya bertanya pada mereka, dari mana kemampuan supernatural-nya


berasal? Mereka menjawab sejak lahir sudah ada. Saya bertanya lagi,
apakah kekuatan ini bisa lenyap? Mereka menjawab bisa.

171
Bagaimana bisa lenyap? Seiring bertambahnya usia, kemampuan ini
akan kian pudar. Kenapa bisa memudar? Bentuk-bentuk pikiran
semakin banyak. Ucapan mereka sungguh beralasan, serupa dengan
yang disebutkan di dalam sutra Buddha, khayalan sedikit, hatipun
suci, kemampuan alami jadi pulih kembali.

Bentuk-bentuk pikiran terlampau banyak, kemampuan alami tidak


dapat berfungsi, beginilah alasannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 29 September 2010

172
Daftar Pustaka

淨土大經解演義:
淨土大經解演義:
http://www.amtb.tw/baen/jiangtang.asp?web_choice=2&web_rel_in
dex=2241

Arsip :
http://tekadagung2.blogspot.com/

173
174

Anda mungkin juga menyukai