Kutipan Ceramah
Master Chin Kung
16-
16-31 Mei 2011
Disadur dari :
淨土大經解演義
Dipersembahkan Dengan Setulusnya Oleh :
Hal
16 Mei 2011.............................................................................................04
17 Mei 2011.............................................................................................20
18 Mei 2011.............................................................................................47
19 Mei 2011.............................................................................................54
25 Mei 2011.............................................................................................79
26 Mei 2011............................................................................................94
27 Mei 2011.............................................................................................98
28 Mei 2011...........................................................................................105
29 Mei 2011...........................................................................................109
31 Mei 2011............................................................................................114
Daftar Pustaka.......................................................................................................134
4
Master Vinaya Daoxuan yang hidup pada era Dinasti Tang,
memfokuskan diri mendalami Vinaya, merupakan Guru Sesepuh
Pertama Aliran Vinaya di Tiongkok.
6
Lain halnya dengan orang zaman sekarang begitu tidak sabaran,
melakukan kekeliruan besar, ini akibat dari suasana hati yang labil
dan mudah tersinggung, baru dengar satu atau dua kali masih
lumayan, tetapi ketika disuruh mengulang mendengar ketiga kalinya,
dia sudah merasa bosan, “Saya sudah mendengarnya sebanyak tiga
kali lho!”
7
Sakyamuni membabarkan Dharma 49 tahun lamanya, tiap hari
mendengarkan Ajaran Buddha, Mara pun berubah jadi Buddha.
Maka itu tidak boleh sehari pun tidak berceramah, tidak boleh
sehari pun tidak membaca sutra.
8
K etika saya masih berusia muda, tiap hari berceramah di luar,
para praktisi senior era terdahulu, berkomentar, Master Chin Kung
hobi berceramah. Sesungguhnya saya bukanlah suka berceramah,
saya menggunakan cara ini untuk mengatasi kekotoran batin dan
tabiatku, jadi bukanlah karena hobi.
9
Oleh karena cara ini ini efektif, makanya saya menggunakannya
terus, bagus! Takkan ada efek samping yang tidak diinginkan. Kalau
mengubah cara yang sudah efektif, kadang kala malah menimbulkan
masalah. Cara ini diwariskan oleh guruku.
10
Benarkah itu adalah keluarga dan kerabatnya? Bukan, melainkan
musuh kerabat penagih utangnya yang datang memikatnya supaya
mengikuti mereka. Musuh kerabat penagih utang berupaya
membawanya pergi guna membuat perhitungan dengannya, utang
nyawa dibayar nyawa, utang uang dibayar uang.
11
Jadi praktisi pelafal Amituofo saat menjelang ajal pasti
memperoleh penjemputan dari Buddha Amitabha.
12
Ada pula raja mara yang mampu menyamar jadi Buddha dan
Bodhisattva datang menjemputmu, ada yang melihat Buddha
Sakyamuni, Buddha Bhaisajyaguru, apakah boleh mengikuti mereka?
Tidak boleh, karena itu adalah samaran mara.
13
“S urangama Sutra” menyebutkan “Mengingat dan melafal
Amituofo, baik pada saat sekarang maupun mendatang pasti bersua
dengan Buddha Amitabha”.
14
Kali kedua adalah saat menjelang ajal, Buddha Amitabha datang
menjemputnya, bukan hanya bersua dengan Buddha saja, namun
juga melihat rombongan para Suciwan yang ikut hadir bersama
Buddha; menyambut kedatanganmu ke Alam Sukhavati.
15
Ajaran Buddha mesti berdiri di atas landasan ajaran bakti, di
wilayah yang tidak mengajarkan ajaran bakti, maka Buddha Dharma
tidak dapat bertahan, Ajaran Buddha mesti berdiri di atas landasan
ajaran bakti, barulah dia dapat berkembang luas.
Hari ini Klasik yang diwariskan insan suci dan bijak, masih beredar
di dunia ini, teknologi percetakan yang kian maju sehingga buku-
buku Klasik bisa disebarluaskan dengan gampang, tetapi
kesulitannya adalah harus ke mana mencari seorang anak berbakti
guna mempelajari ajaran insan suci dan bijak?
17
Oleh karena adalah semu, buat apa memaksakan diri untuk
mengendalikannya, menguasainya, ini adalah menciptakan karma
buruk. Apakah anda mampu mengendalikannya? Mustahil. Apakah
anda dapat menguasainya? Juga mustahil.
18
Yang dapat dibawa pergi adalah karma, karma baik
membuahkan kelahiran di tiga alam bajik, karma buruk berakibat
jatuh ke tiga alam rendah.
Hari ini kita telah memahami, mesti menggunakan tubuh fisik ini
guna melafal Amituofo, kelak terlahir ke Alam Sukhavati mencapai
KeBuddhaan, barulah anda tahu cara memanfaatkan raga semu ini.
Dengan raga semu ini melatih yang sejati, Alam Sukhavati adalah
yang sejati, Buddha Amitabha adalah yang sejati. Terlahir ke Alam
Sukhavati, lihatlah, saat berangkat, Buddha datang menjemputmu,
sebelum berangkat, Buddha datang memberitahumu terlebih dulu,
inilah yang paling umum dikatakan sebagai dua kali bersua dengan
Buddha, praktisi yang terlahir ke Alam Sukhavati memiliki kondisi
batin sedemikian rupa.
19
T iga jenis kekotoran batin adalah yang pertama disebut
kegelapan batin atau ketidaktahuan (Avidya), ini adalah lapisan
terdalam, yang paling sulit dilenyapkan.
20
Yang kedua adalah kekotoran batin bagaikan debu dan pasir,
debu dan pasir adalah perumpamaan, mengumpamakan kekotoran
batin ini sangat banyak sekali, apa ini? Bentuk-bentuk pikiran
terlampau banyak.
Maka itu enam alam tumimbal lahir bukan nyata adanya, tetapi
muncul dari hati dan pikiran, muncul dari pikiran yang bagaimana?
Khayalan yang muncul dari pikiran yang keliru.
21
terhadap apa saja juga melekat, melekat itu sudah jadi sebuah
kebiasaan.
Artikel terkait :
http://smamituofo.blogspot.com/2013/07/noda-pikiran.html
22
M aster Zhangjia berulang kali menyampaikan padaku,
sehingga membawa kesan yang mendalam bagi diriku, yakni
“Buddha Dharma itu sulit dipelajari mudah diamalkan”.
Selera diri sendiri dijadikan patokan, tahun ini suka sama yang
ini, tahun depan seleranya sudah berubah, suka sama yang lain,
tidak bisa bertahan selamanya.
Sekarang standar ini sudah tidak ada lagi, ajaran insan suci dan
bijak telah diabaikan orang. Oleh karena standar sudah tidak ada
lagi, tata susila pun jadi kacau, akibatnya cuma satu yakni jatuh ke
Neraka.
24
Manusia sekarang sudah tidak tahu menyayangi dirinya sendiri,
mana mungkin bisa mengasihi orang lain? Oleh karena tidak tahu
menyayangi diri sendiri, makanya tidak tahu menyayangi
Ayahbundanya, tidak tahu menyayangi saudara-saudarinya, niat
pikiran yang timbul tidak ada yang tidak merupakan karma buruk
yang mengantarnya jatuh ke Neraka.
Orang yang tidak belajar Ajaran Buddha maka apa boleh buat,
tetapi bagi insan yang telah belajar Ajaran Buddha, tidak boleh tidak
tahu, anda harus mengamalkannya dengan serius.
25
A pa yang paling berharga bagi para makhluk di enam alam
tumimbal lahir? Dharma yang disampaikan Buddha Sakyamuni,
inilah yang paling berharga. Praktisi yang menyadari hal ini
jumlahnya terlampau sedikit, ketika cobaan dan godaan muncul, dia
tidak berhasil melewatinya, orang begini jumlahnya sangat banyak,
termasuk saya sendiri.
27
Bodhisattva saja tidak tergesa-gesa, buat apa kita mencemaskan
dirinya?
Artikel terkait :
http://daunbodhi.blogspot.com/2015/10/31-alam-kehidupan.html
31
Umpamanya diriku ini, setiap hari memberi ceramah selama 4
jam, ini sudah sangat lumayan. Dari 24 jam hanya dapat memiliki 4
jam buat belajar Dharma, beda jauh dengan penduduk Alam
Sukhavati yang tiap menit dan tiap detiknya dapat digunakan untuk
belajar Dharma.
32
A lam Sukhavati kaya akan cahaya dan warna, membantumu
menghapus kekotoran batin, membantumu mengeliminasi tabiatmu,
membantumu mencapai pencerahan.
33
Menurutmu apakah Alam Sukhavati harus dituju atau tidak?
Sutra menyebutkan seluruh alam para Buddha di sepuluh penjuru
tidak ada yang dapat sebanding dengan Negeri Buddha Amitabha.
34
S elama 8 tahun periode melawan invasi Jepang, sungguh
merupakan kesengsaraan yang tak terungkapkan dengan kata-kata,
tiap hari yang dipikirkan hanyalah mengungsi, kami berlari di depan,
sementara tentara Jepang mengejar dari belakang.
Saat berada dalam jarak yang dekat, suara tembakan pun dapat
terdengar dengan jelas. Maka itu orang tua dalam mendidik anak-
anaknya adalah menekankan pada keterampilan hidup sehari-hari,
bagaimana cara untuk hidup mandiri.
35
Terhadap ajaran insan suci dan bijak malah terabaikan, pada
generasi kami, yang pernah belajar Klasik jumlahnya sangat sedikit,
di kemudian hari di sela-sela pekerjaan ada waktu senggang, kami
akan membacanya sedikit demi sedikit.
36
Setiap orang minimal juga akan menghabiskan 4 jam di depan
pesawat televisi, dia sedang menerima didikan dari televisi. Apa
yang diajarkan televisi dan internet? Kekerasan dan asusila.
Membunuh, mencuri, berzina, berbohong, bagaimana masyarakat
tidak jadi kacau?
38
Kalau cuma mengumbar teori dan berharap banyak orang yang
bisa terselamatkan, ini cuma angan-angan belaka. Maka itu harus
tahu caranya.
Generasi sebelum era Master Huineng, tidak ada orang yang dapat
menyamai prestasinya, generasi sesudah era Master Huineng juga
tidak ada yang dapat menyamai prestasinya.
39
Maka itu kita melihat praktisi senior zaman dulu, kebanyakan tidak
ada penerusnya, hal ini berkaitan dengan jodoh. Bagaimana kalau
tidak ada penerus?
40
Ini menjelaskan bahwa jika tidak berhasil menemukan guru yang
baik, maka boleh belajar pada insan zaman dulu, memfokuskan diri
pada satu Pintu Dharma dan mendalaminya, melatihnya
berkesinambungan untuk jangka panjang, sehingga menjadi murid
insan zaman dulu, menjadi pewarisnya secara langsung, hal ini bisa
diwujudkan!
41
Apabila anda berhasil menguasai kebenaran yang tercantum di
dalam Sutra ini, anda akan memahaminya, setelah memahaminya
anda akan mengamalkannya dengan kesungguhan hati, setelah
mengamalkannya dengan serius maka akan mencapai pencerahan.
42
Lantas bagaimana caranya mencabut ketenaran dan
keuntungan dari dalam hati, orang begini dinamakan Kesatria, apa
makna dari Kesatria? Dia mampu melakukan apa yang tidak
sanggup dilakukan orang lain.
Saya pernah melihat sosok begini. Dia melirik dengan jitu pada
profesi ini, sekarang dia tinggal menikmati berkah, tetapi dia takkan
lolos dari Hukum Karma.
48
P raktisi Buddhis terhadap ajaran sutra masih kurang
pemahamannya, menjadi pendukung Dharma dan mengira diri
sendiri sudah sukses menjadi pendukung, tetapi kenapa masih
ditimpa musibah? Kalau sudah begini, dia akan mengira Buddha dan
Bodhisattva tidak sakti, Buddha dan Bodhisattva pilih kasih,
bukannya melindunginya.
49
Tumimbal lahir adalah sungguh mengerikan, jika anda telah
melihat dengan jelas, barulah anda tahu bahwa tumimbal lahir
merupakan sebuah kekacauan. Dalam satu masa kehidupan ini tak
peduli jalinan hubungan apapun, begitu bertumimbal lahir langsung
lupa, bahkan sangat kacau sekali, Opa dan Buyut kembali lagi
bertumimbal lahir, mungkin saja sekarang jadi cucumu, kasus begini
kerap terjadi. Bahkan ada juga yang karena melakukan karma buruk
jatuh ke alam binatang, menjadi hewan peliharaan di rumahmu. Kita
tidak mengenalinya.
http://smamituofo.blogspot.co.id/2013/07/poster-dasa-
dharmadhatu.html
50
D ari sekian banyaknya pintu Dharma, hanya Ajaran Sukhavati
yang paling unggul, yang paling menakjubkan hanyalah sepatah
Amituofo, dengan begini sudah dapat menuntaskan segala
permasalahan, mengapa tidak melafalnya? Mengapa malah hobi
berputar di enam alam tumimbal lahir?
51
Tiap butir niat yang timbul adalah hati tumimbal lahir, tiap butir
niat yang timbul adalah memikirkan budi dan dendam di enam alam
tumimbal lahir, ganjaran dan balasan, inilah yang anda pikirkan,
kekuatan ini sangat dahsyat, oleh karena kurun waktu anda
memikirkan hal begini lebih banyak dan lebih panjang, sementara
itu waktu untuk melafal Amituofo malah terlampau sedikit, lafalan
Amituofo tidak dapat melampaui kekuatan karma, inilah alasan
mengapa keterampilan melatih diri kita tidak efektif.
52
Kenapa dia bisa jadi begini? Tidak ada yang mendidiknya, kalau
ada yang mendidiknya, dia akan serupa dengan diriku, bersikap
toleransi. Dari mana kami mempelajarinya? Dari Sudhana-kumara
mengunjungi 53 orang Kalyanamitra, mengetahui bahwa pintu
Dharma yang tak terhingga adalah disampaikan oleh Buddha
Sakyamuni, tiap metode tersebut merupakan cara untuk
menemukan kembali jiwa sejati.
53
A lam Sukhavati merupakan sebuah sekolah, di sana hanya
ada dua jenis peranan, yakni Guru dan murid. Guru adalah Buddha
Amitabha, murid adalah Bodhisattva. Setiap praktisi yang terlahir ke
Alam Sukhavati adalah Bodhisattva.
54
“Amitabha Sutra” menyebutkan “Tempat berkumpulnya para
insan berkebajikan tertinggi”, menurut penjelasan Guru Sesepuh,
yang dimaksud insan berkebajikan tertinggi adalah para
Bodhisattva Calon Buddha, Mereka menjadi asisten Dosen,
membantu para penduduk Alam Sukhavati untuk belajar.
Sementara itu kita di dunia fana ini, gara-gara makan dan tidur
telah menghabiskan berapa banyak waktu.
55
K ita harus mengenali dengan jelas bahwa Ajaran Tanah Suci
merupakan pendidikan yang paling agung dan paling sempurna.
Menjamin dirimu mencapai KeBuddhaan, bahkan sangat cepat,
bayangkan, belajar tanpa terputus!
Lain halnya dengan kita di dunia fana ini, selain waktu belajar
yang singkat, waktu terputus-nya begitu panjang, sehari 24 jam,
meskipun anda mampu mempergunakan 8 jam buat belajar, namun
sisanya masih ada 16 jam terputus.
56
Ingin makan hidangan apa saja juga tersedia, ingin mengenakan
pakaian apa saja juga langsung melekat di tubuh jasmani. Istana
hunian penduduk Alam Sukhavati, di dalamnya tidak ada perabot
dan perlengkapan lainnya, kalau ada bukankah sangat merepotkan
(harus bersih-bersih).
57
Alhasil ketika hasil ujian diumumkan, dia tidak lulus, dalam
hatinya tidak bisa menerima kenyataan ini, lalu memaki-maki
pejabat penguji tidak punya mata, artikelnya yang begitu bagus
kenapa tidak terpilih?
58
Pendeta Tao mengajarinya untuk memperbaiki diri, tiga tahun
mendatang kembali lagi mengikuti ujian, akhirnya dia lulus.
http://ebooksukhavati.blogspot.com/2014/06/empat-ajaran-liao-
fan.html
59
Hari ini kondisi masyarakat sangat kacau, bencana terjadi di
mana-mana, apa sebabnya? Oleh karena semua orang menggunakan
hati palsu, tidak ada yang menggunakan hati tulus. Bahkan saat
melafal Amituofo pun masih menggunakan hati palsu, bagaimana
dia bisa berhasil?
Dinasti yang paling dekat dengan era kita adalah Dinasti Qing,
lihatlah Kaisar Kangxi bertahta 61 tahun, Kaisar Yongzheng bertahta
13 tahun, Kaisar Qianlong bertahta 60 tahun, dilanjutkan dengan
Kaisar Jiaqing, hampir dua abad lamanya, masyarakat menikmati
kesejahteraan, bagaimana asalnya? Yakni pendidikan keluarga.
M anusia masa kini, niat jahatnya lebih banyak, niat baiknya sedikit,
ucapan buruk lebih banyak, tutur kata baik lebih sedikit. Vaci-kamma atau
karma yang dilakukan melalui ucapan, ini sungguh mengerikan, mengapa jasa
kebajikan dari pelatihan diri kita bisa raib begitu saja? Dari Vaci-kamma
mengalir keluar, hilang begitu saja.
Ketika kita mengkritik orang lain, siapa yang paling dirugikan? Diri sendiri
yang paling dirugikan. Saya telah berulang kali menyampaikan bahwa ketika
kita melontarkan kritikan kepada orang lain, orang lain hanya terluka
perasaan-nya sebanyak 3 bagian, sementara diri sendiri mengalami luka batin
sebanyak 7 bagian, sungguh tidak pantas.
61
Buddha dan Bodhisattva mengajarkan kita supaya “Memuji Tathagata”,
orang lain memiliki kelebihan, kita memujinya, sebaliknya orang lain memiliki
kekurangan, jangan taruh di hati, juga jangan taruh di mulut.
Maka itu, jika kita ingin meraih keberhasilan pada satu masa kehidupan
ini, hendaknya senantiasa berada dalam pelatihan diri. Satu langkah silap saja
bisa mengakibatkan penyesalan seumur hidup.
Masih ada satu perumpamaan lagi, “Kura-kura hidup yang dilepaskan dari
cangkangnya”, bayangkan bagaimana rasanya siksaan tersebut!
63
S aat menjelang ajal, melafal satu kali atau sepuluh kali Amituofo juga
dapat terlahir ke Alam Sukhavati, kalau memang begitu, buat apa sekarang
bersusah payah melafalnya, nanti saja waktu menjelang ajal baru melafal.
Pemikiran ini kayaknya tidak salah, saat menjelang ajal baru melafal,
masih sempat. Menurut “An-Le-Ji” pemikiran begini merupakan pemikiran
yang sangat beresiko.
Catatan :
Syarat pertama, pikiran masih jernih, tidak pikun. Lihatlah manusia saat
menjelang ajal, kebanyakan menderita kepikunan, tidak mengenali sanak
keluarga dan sanak saudaranya.
Kita amati dengan seksama, ada pula praktisi non awam yang saat berusia
lanjut menderita kepikunan, ketika sahabatnya datang membesuk, dia cuma
menatapnya dengan bengong, tidak dapat mengenalinya, daya ingatnya sudah
pudar. Lafalan Amituofo juga tidak diresponnya. Jika terpikir sampai di sini,
alangkah menakutkan.
65
Syarat ketiga, setelah mendengar nasehat Kalyanamitra, pasien dapat
menerima, meyakini dan mengamalkannya.
Ketiga persyaratan ini, saat menjelang ajal, ada berapakah orang yang
dapat memenuhinya? Terpikir sampai di sini, tidak bisa tidak merasa takut.
Lantas bagaimana?
https://negeriteratai.blogspot.com/2020/06/54a-kisah-master-daochuo-bgn-1.html
https://negeriteratai.blogspot.com/2020/06/54b-kisah-master-daochuo-bgn-2.html
66
M anusia hendaknya hidup layaknya seorang manusia yang seutuhnya,
orang Tiongkok menetapkan standarnya adalah “Lima jenis kebajikan ajaran
Konfusius”, “Lima jenis hubungan manusia yang beradab”, “Empat Ikatan
Sosial” dan “Delapan Moralitas”, inilah standar orang Tionghoa.
Ayahbunda harus mendidik dan menjadi teladan yang baik bagi anaknya
dan anak harus berbakti pada ayahbunda.
Antara abang, kakak dan adik harus saling hormat menghormati dan
saling sayang menyayangi.
67
仁 : rén : kemuliaan (welas asih)
義 : yì : kebenaran
禮 : lǐ : kesusilaan
智 : zhì : kebijaksanaan
Apabila 12 kata ini telah diamalkan, maka anda adalah manusia yang telah
memenuhi standar, anda takkan kehilangan wujud manusia, kelahiran
berikutnya anda pasti akan lebih baik dari masa kehidupan sekarang.
http://komcit.blogspot.com/2014/10/mengenal-istilah-dalam-ajaran-konfusius.html
Jangankan bilang sepuluh lafalan, satu lafalan saja dia juga tidak sanggup
melafalnya keluar. Inilah yang kita sebut sebagai tidak punya akar kebajikan,
berkah kebajikan.
69
Tidak punya akar kebajikan lantas bagaimana? Dia tidak percaya, anda
jelaskan padanya dia juga tidak paham, ini dikarenakan tidak punya akar
kebajikan.
Tidak punya berkah kebajikan, makanya dia tidak bersedia melafal, dia
masih mendambakan dunia ini, tidak ikhlas meninggalkannya, kemelekatan
pada perasaan (suka dan benci) begitu mendalamnya. Atau tidak sanggup
mengikhlaskan harta bendanya, kedudukannya, dia hanyut dan terlena di
dalamnya.
Hal begini sudah lumrah pada masa kini, zaman dulu masih lumayan
sedikit, mengapa demikian? Orang zaman dulu memandang berat pada
Pendidikan Hukum Karma.
70
Terutama bagi anak kecil, di dusun kami setahun ada beberapa kali, ibu-
ibu akan bersembahyang ke Kelenteng Chenghuang, sambil membawa anak-
anaknya.
Ketika saya berusia 5-7 tahun, tiap tahunnya saya selalu mengikuti
Bunda-ku sembahyang ke Kelenteng Chenghuang, saya selalu menyimak
“Lukisan Sepuluh Pengadilan Neraka”, setahun kami berkunjung beberapa
kali, setiap kali berkunjung saya pasti pergi melihatnya, sehingga kesan ini
sangat mendalam terukir di benakku.
Saat timbul niat pikiran buruk, langsung teringat pada balasan di “Lukisan
Sepuluh Pengadilan Neraka”, hati pun sejuk kembali, tidak berani
melakukannya.
Hidup susah sedikit tidak apa-apa, asalkan bisa dilalui sudah boleh,
takkan sudi menerima balasan buruk kelak. Zaman dulu bangunan Kuil
Leluhur, Kelenteng Chenghuang tersebar merata di seluruh Daratan Tiongkok.
Dengan memahami Sebab Akibat, makanya tidak berani ada niat buruk,
niat jahat tidak ada, mana ada tindakan jahat? Inilah pembatas bagi hati
manusia, menimbulkan kegunaan yang besar.
71
Zaman dulu para kaisar menggunakan cara ini guna mendidik dan
menstabilkan masyarakat, dunia damai sejahtera, rakyat aman sentosa.
72
Buku ini sangat tebal, dia bukan asal mengarang saja, tetapi memang ada
tercantum di dalam naskah-naskah kuno, dia hanya mengumpulkan dan
menjadikannya satu buku saja.
Sayangnya kita menganggap buku ini adalah buku novel, cuma buat
sekedar hiburan saja. “Kisah Aneh Liaozhai” karya Pu Songling, juga bukan
asal karang saja, saya percaya itu adalah kisah nyata.
Semua niat pikiran dan tindakan begini akibatnya adalah jatuh ke tiga
alam rendah, balasan yang akan diterimanya adalah siksaan di tiga alam
penderitaan, sungguh menyengsarakan, jangan lagi melakukannya.
74
D alam waktu keseharian, kita harus memelihara kebiasaan melafal
Amituofo sehingga menjadi tabiat, saat menjelang ajal dengan mudah dapat
teringat melafal Amituofo.
Saat permulaan saya menjadi Bhiksu, bertemu dengan seorang Upasaka, saya
lupa namanya. Lebih dari 50 tahun yang silam, saya ditahbiskan di Vihara
Linji.
Saat menjelang ajal, penampilannya sungguh buruk, dia takut mati. Dia
menyuruh para sahabat Dharma jangan melafal Amituofo untuknya, tapi ganti
dengan melafal nama Bodhisattva Avalokitesvara atau Guan Shi Yin Pu Sa, dia
masih ingin hidup, namun apa daya ajal telah tiba, makanya dia tidak terlahir
ke Alam Sukhavati, sungguh patut disayangkan.
75
Lihatlah, jabatannya wakil ketua perkumpulan pelafal Amituofo, saat ajal
menjelang malah takut mati. Setiap minggu memimpin umat melafal Amituofo,
dia sendiri juga ikut melafal Amituofo, tetapi dia tidak memeliharanya jadi
kebiasaan, makanya saat menjelang ajal tidak mampu bertindak sebagai
pengendali, banyak orang yang merasa prihatin dan turut menyesalinya.
76
Saat menjelang ajal para sahabat Dharma membantumu melafal Amituofo,
supaya dirimu tidak dilanda kepanikan dan ketakutan, dalam iringan suara
lafalan Amituofo, kesadaran (vijnana)-mu akan meninggalkan tubuh kasar.
Namun kadang kala ada pasien yang menderita penyakit berat, kondisi
tubuhnya sangat lemah, napasnya juga sangat lemah, ketika melihat Buddha
Amitabha datang menjemput, dia mengatakannya keluar, tetapi tidak
kedengaran, kita hanya melihat bibirnya bergerak seolah-olah sedang
mengatakan sesuatu. Entah apa yang ingin disampaikannya, apakah dia ingin
mengatakan Buddha Amitabha telah datang menjemputnya?
Jika tidak terlahir ke Alam Sukhavati, dia takkan berdaya memberi mimpi,
setelah berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, dia memiliki kemampuan
menggunakan cara ini guna menyampaikan pesan.
77
Ini juga merupakan sebuah jasa kebajikan, apa alasannya? Sebagai bukti
pada keluarga, kerabat dan sahabatnya, bahwasannya dia telah berhasil
terlahir ke Alam Sukhavati.
78
M etode pelatihan diri yang diajarkan “Sutra Usia Tanpa
Batas” adalah memfokuskan diri melafal Amituofo
berkesinambungan. Apabila kita telah memahaminya, telah
tercerahkan, maka terhadap segala sesuatu di dunia ini, semakin
tawar semakin bagus.
80
30 ribu kali, yang penting jangan kian melafal kian berkurang
jumlahnya”.
Dia tidak perlu bekerja cari nafkah, sandang, pangan dan papan
terpenuhi, bahkan ada pelayan yang meladeni segala keperluan
hidupnya, alangkah besarnya pahala begini.
Dia dapat melafal 100 ribu kali, atau 50 ribu kali, atau 30 ribu kali,
merupakan insan yang berpahala besar, 30 ribu lebih mudah
diwujudkan.
Dia bilang padaku tiap hari dia melafal 30 ribu kali. Tepat! Dia telah
lanjut usia, lantas bagaimana cara dia melafal sehari 30 ribu kali?
Dia menghitung sampai 30 ribu kali, tiap hari takkan kurang.
81
Dia tinggal di dusun, usai sarapan jalan santai di luar rumah, satu
kali berkeliling butuh waktu 2-3 jam, 30 ribu lafalan pun selesai
dilafal. Satu langkah melafal satu kali, yang juga berarti dia telah
berjalan 30 ribu langkah, sambil olahraga sambil melafal Amituofo,
cara ini bagus!
Masih ada kalimat lainnya yakni “Hati suci maka Tanah Buddha pun
suci”, walaupun sehari mampu melafal hingga 100 ribu kali, tetapi
hati tidak suci, kekotoran batin dan tabiat masih begitu berat, maka
tidak dapat terlahir ke Alam Sukhavati, cuma bisa sekadar menanam
akar kebajikan.
83
M enurut Master Ouyi, apabila anda berharap melafal Amituofo
Orang masa kini jika menyuruhnya sehari melafal 10 ribu kali, dia
takkan sanggup melakukannya, terkecuali sehari menyuruhnya
melafal seribu kali, masih sanggup diwujudkannya.
85
Kala itu saya sedang mempelajari “Surangama Sutra”, pernah
menceramahkan “Sutra Lotus” sebanyak satu kali, kemudian ketika
menceramahkan “Avatamsaka Sutra” sampai separuh bagian, saya
menyadari ternyata Bodhisattva Manjusri, Bodhisattva
Samantabhadra, Sudhana-kumara juga melafal Amituofo bertekad
terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, barulah saya merenungkan hal ini
secara mendalam, barulah dapat menerimanya.
86
B uddha Sakyamuni ketika membabarkan Dharma di dunia ini
selama 49 tahun, tujuannya adalah membantu kita memutuskan
keraguan menumbuhkan keyakinan, membantu kita membangun
keyakinan hati yang kokoh, keyakinan hati yang kokoh ini adalah
hati pecerahan.
87
Saya beri tahu padanya, keberhasilan seorang insan suci
bukanlah karena pencapaian pendidikannya, juga bukan karena
berapa banyak ilmu yang telah anda pelajari, namun terpulang pada
sebutir ketulusan hatimu.
Pelajari dulu apa yang dapat anda pahami, yang tidak dipahami
taruh dulu di satu sisi, jangan merisaukannya, setelah 3-5 tahun
kemudian, anda melihatnya kembali, sekarang sudah jadi paham
semuanya. Setelah 8-10 tahun kemudian, bukan saja memahami
keseluruhannya, namun sekarang anda telah menyelaminya,
memasuki kondisi batin.
88
Dharma dan mendalaminya, melatihnya berkesinambungan selama
jangka panjang”, kebenarannya ada di sini.
Terhadap segala sesuatu di dunia ini, ada juga bagus, tidak ada juga
bagus, yang pastinya takkan menaruhnya di hati, inilah yang disebut
dengan membangkitkan Bodhicitta tertinggi tiada taranya.
89
Bertemu dengan insan yang berjodoh, yang bisa dinasehati, cukup
sampaikan dua kalimat saja, yakni “Membangkitkan Bodhicitta,
memfokuskan diri melafal Amituofo berkesinambungan”, begini
sudah boleh.
90
P enderitaan terbesar manusia adalah enam alam tumimbal
lahir, terutama tiga alam rendah, Alam Neraka merupakan yang
paling sengsara. Benarkah Neraka itu nyata adanya? Benar-benar
ada, sama sekali tidak semu.
Maka itu enam alam tumimbal lahir, Alam Surga dan Alam
Neraka adalah muncul dari hati dan pikiran manusia. Jika anda tidak
menciptakan karma buruk, walaupun Neraka berada di hadapanmu,
anda juga tidak dapat melihatnya.
Jadi Neraka itu bukan diciptakan oleh Raja Yama, juga tidak ada
kaitannya dengan orang lain, tetapi dikarenakan anda melakukan
karma buruk yang berat sehingga memunculkan Alam Neraka.
92
tumimbal lahir, inilah yang disebut sebagai mengasihi semua
makhluk, membantu mereka mencabut akar penderitaan.
Artikel terkait :
93
“G uan Jing Si Tie Shu” atau “Penjelasan Amitayurdhyana Sutra
94
Oleh karena Buddha Sakyamuni takut kita menciptakan dua jenis
karma buruk tersebut, melakukan Pancanantariya Karma dan
menfitnah Buddha Dharma, makanya dikatakan tidak dapat terlahir
ke Tanah Suci Sukhavati.
95
Maka itu melalui pertobatan, membulatkan tekad, melafal Amituofo,
akhirnya Buddha Amitabha datang menjemput si praktisi terlahir ke
Alam Sukhavati,.
Catatan :
https://negeriteratai.blogspot.com/2020/07/55a-kisah-master-
shandao-bgn-1.html
https://negeriteratai.blogspot.com/2020/07/55b-kisah-master-
shandao-bgn-2.html
96
Pancanantariya Karma dan Sepuluh Kejahatan :
http://daunbodhi.blogspot.com/2017/09/pancanantariya-
karma-dan-sepuluh.html
97
D i dalam “Fa Gu Jing” atau Sutra Tambur Dharma, Buddha
Sakyamuni menyampaikan pada kita, apabila praktisi pelafal
Amituofo saat menjelang ajal, tubuhnya lemah, tidak sanggup
bersuara, yang berarti sepatah Amituofo pun tidak sanggup
dilafalkannya keluar, hal ini bukanlah masalah, asalkan di dalam
hatinya sangat jelas, sangat mengerti, benar-benar ada Alam
Sukhavati, ada Buddha Amitabha, benar-benar ingin terlahir ke
Alam Sukhavati, mendekatkan diri dan berguru pada Buddha
Amitabha, asalkan ada niat pikiran begini, juga dapat terlahir ke
Alam Sukhavati.
98
“Kebajikan Maitri Tathagata, menakjubkan tak terbayangkan.”
Ini merupakan pujian, Tathagata adalah Buddha Amitabha, budi
kebajikan Maha Maitri Maha Karuna Buddha Amitabha, sungguh tak
terbayangkan, asalkan memiliki pikiran sedemikian rupa, tidak
perlu melafal keluar suara, juga dapat terlahir ke Alam Sukhavati.
Catatan :
Begitu usai melafal Amituofo, kita kembali pada tabiat lama kita,
mengutamakan kepentingan dan keuntungan pribadi, mengejar
popularitas dan laba, lima nafsu keinginan (harta, rupa, ketenaran,
makanan, tidur) dan enam objek (rupa, suara, bau-bauan, rasa,
sentuhan, bentuk-bentuk pikiran), ketamakan, kebencian,
kedunguan, keangkuhan, anda telah keliru.
100
Hal ini mesti kita renungkan dengan seksama, setelah
memahaminya, hendaknya bertobat. Bertobat adalah memperbaiki
diri, takkan mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya, meneladani
Buddha dan Bodhisattva. Mengapa demikian?
101
Ketika kami masih menjadi praktisi pemula, Guru Li (Upasaka Li
Bing-nan) mengajarkan kami untuk mengganti hati, bagaimana
caranya? Yakni hati kita yang sejak kalpa tanpa awal menciptakan
banyak karma buruk, hati yang mengutamakan kepentingan dan
keuntungan pribadi, diganti menjadi lafalan Amituofo.
Di dalam hati kita cuma ada lafalan Amituofo saja, selain lafalan
Amituofo takkan ada hal lainnya lagi, rintangan karma pun
tereliminasi. Mengapa dirimu ada rintangan karma?
103
Maka itu saat saya masih berusia muda, Master Zhangjia
mengajariku, apa yang dimaksud dengan bertobat? Yakni tidak
mengulangi melakukan kesalahan lagi, inilah pertobatan yang
sesungguhnya!
104
Master Yin Guang semasa hidupnya di dunia, saat berusia lanjut
barulah terkenal, usia 70 tahun barulah ditemukan orang sebagai
praktisi yang tinggi etika moralnya, sehingga dihormati khalayak
ramai.
106
“T idak mencuri”, yakni tidak mengambil barang milik
Oleh karena niat itu sudah ada, begitu ada kesempatan, anda
pasti bertindak, maka itu harus mematahkannya dari pikiran, jangan
ada sedikitpun niat untuk mengakali orang lain.
107
Mesti mengamalkan sila ini dengan disiplin, pertama-tama harus
tahu berhemat, jangan mubazir, hidup bersahaja, maka niat pikiran
mencuri takkan timbul lagi.
108
“T idak merayu”. Mengeluarkan kata-kata yang sedap
109
Bukan hanya zaman now ada hal-hal beginian, bahkan setengah
abad yang silam, lagu pop yang kami dengar di dalamnya sudah
mengandung unsur rayuan.
110
Yang dimaksud dengan siluman dan setan jahat lainnya,
bukanlah makhluk yang berwajah hijau menyeramkan dengan gigi
bertaring, kalau yang ginian sih, anda pasti segera menghindar dan
mengambil langkah seribu.
111
Selama di dalam pertunjukan seni tersebut mengandung
pemikiran sesat, akan membawa petaka di dalam masyarakat. Hari
ini pertunjukan seni di seluruh dunia bertentangan dengan standar
seni Tiongkok zaman dulu.
112
Mulutmu adalah harimau-mu, si pembicara tidak sengaja, tetapi
si pendengar menanggapi dengan serius. Kata-kata yang menyakiti
hati orang lain, dia akan menyimpan dendam ini di dalam hatinya,
kelak ada kesempatan dia pasti membalasmu, anda masih belum
sadar darimana musibahmu ini berasal, maka itu tutur kata paling
mudah membuat orang lain tersinggung.
113
P ikiran mesti benar, pikiran yang bagaimana barulah disebut
sebagai benar? Pikiran yang melafal Amituofo adalah benar. Apabila
kita melupakan Amituofo, maka pikiran kita mengarah pada
kesesatan, tidak benar lagi.
114
Maka itu hanya dengan melafal Amituofo, di dalam hati hanya
ada Buddha Amitabha, inilah yang disebut sebagai pikiran benar,
poin ini sangat penting sekali.
115
Anda adalah siswa Buddha Amitabha, betapa agungnya siswa
Buddha Amitabha, semua Buddha juga bersukacita dan memuji,
siswa Buddha Amitabha! Hal ini mesti dipahami.
Kalau ternyata sudah anda risaukan, lalu masalah itu bisa selesai
dengan sendirinya, barulah boleh anda risaukan, kenyataannya
kerisauan malah membuat masalah jadi makin ruwet, anda tidak
dapat menyelesaikan masalah, jadi buat apa anda mencemaskannya?
116
Hanya dengan menenangkan diri, hanya dengan melafal
Amituofo, barulah dapat menyelesaikan masalah. Mengapa melafal
Amituofo dapat menyelesaikan masalah? Melafal Amituofo
memperoleh pemberkatan kekuatan Buddha, hati yang suci
menumbuhkan kebijaksanaan; diri sendiri memiliki kebijaksanaan,
ditambah dengan pemberkatan dari kekuatan Buddha, barulah anda
mampu menyelesaikan masalah.
Begitu anda panik, kalut dan sibuk, masalah pun jadi kacau.
Menenangkan diri lebih penting dari segalanya!
117
Bodhisattva tidak merasa ada peristiwa apapun yang telah
terjadi, mengapa demikian? Oleh karena Bodhisattva tahu bahwa
segala sesuatu adalah semu dan tidak bisa diperoleh, apa yang harus
dirisaukannya?
Di dunia ini tidak ada yang kehilangan juga tidak ada yang bisa
diperoleh. Apa alasannya? Buddha Sakyamuni membabarkan
kepada kita di dalam “Sutra Intan” sebagai “Segala sesuatu yang
mengalami proses muncul, berlangsung dan lenyap, adalah bagaikan
mimpi, khayalan, gelembung air dan bayangan”.
119
K eterampilan melafal Amituofo terletak pada kesucian hati,
hati semakin suci, tahun ini sudah lebih suci dibandingkan tahun
lalu, demikian pula tahun lalu sudah lebih suci dibanding tahun
sebelumnya, tahun demi tahun hati kian suci, ini merupakan kondisi
batin yang bagus.
120
diri sendiri yang dapat memastikannya, jangan tanyakan pada orang
lain, tetapi tepuk dada tanyakan pada hati sendiri.
keadaan orang lain lebih baik daripada diri sendiri, dalam hati
merasa tidak nyaman, memikirkan segala cara untuk merusak
reputasi-nya.
Karena iri hati lalu anda merintangi orang lain, harus tahu seberapa
besar dampak atau pengaruh dari kebajikan yang dilakukan orang
121
itu, cakupannya berapa luas, berapa lama pengaruh kebajikannya
akan berlangsung, dari sinilah bobot dosa anda terbentuk.
Lain halnya kalau kebajikan itu cuma buat dirinya sendiri, takkan
membawa manfaat bagi orang lain, anda merintanginya, berarti
cuma menjalin jodoh buruk dengan dia seorang saja, musuh anda
cuma seorang saja, namun perlu diketahui bahwa setiap kelahiran
demi kelahiran saling balas membalas, takkan ada usainya.
122
P erbuatan baik dan perbuatan buruk tidak ada sistem impas,
karma baik tidak bisa mengimbangi atau menutupi karma buruk
yang pernah dilakukan, jadi bukan berarti setelah melakukan karma
buruk, sekarang saya beramal sedikit guna menutupi karma
burukku, tidak ada aturan begini.
Karma baik ada balasan baiknya, karma buruk pasti ada akibat
buruknya, menanam buah dapat buah, menanam kacang dapat
kacang. Tidak bisa dikatakan saya menanam buah tetapi saya
berharap bisa menghasilkan kacang, hal ini mustahil.
123
Yang mana duluan yang berbuah, karma baik atau karma buruk,
tergantung pada faktor pendukung atau jalinan jodoh. Jadi faktor
pendukung menentukan karma mana yang masak duluan,
sedangkan benih karma menentukan balasan yang akan diterima.
125
M elihat orang lain berbuat kebajikan, hendaknya ikut
bersukacita dan memuji, jika punya kemampuan lebih, maka
kerahkan segenap tenaga dan pikiran guna membantunya
mewujudkan kebajikannya.
126
siang hari, beristirahat di bawah sebatang pohon dan esoknya
pindah lagi, padahal Beliau adalah Buddha.
127
O rang masa kini tidak percaya pada keberadaan tiga alam
Maka itu Vihara zaman dulu, hidangan yang disajikan cuma satu
macam sayuran saja, dimasak satu kuali, efisien! Vihara memiliki
ketentuan saat penyajian hidangan adalah satu macam sayur dan
satu macam sup.
128
Orang masa kini buru-buru menikmati berkah, takut berkahnya
tidak cepat kandas, sehingga berhasil atau tidak terlahir ke Alam
Sukhavati menjadi sebuah tanda tanya.
http://cahayatanpabatas.blogspot.com/2013/09/lima-jenis-
sayuran-yang-berbau-tajam.html
https://sekuntumlotus.blogspot.com/2019/01/kutipan-
ceramah-master-chin-kung.html
129
Takut orang lain melampaui diri sendiri, kalau muridnya lebih
pintar dari dirinya, dia akan merasa iri hati, makanya dia
menyimpan satu jurus. Hati begini tidaklah baik, hati begini adalah
hati tumimbal lahir, karma yang dia ciptakan adalah karma
tumimbal lahir.
130
S etelah melakukan kebajikan timbul penyesalan, mengapa
bisa menyesal? Kikir, hati loba dan iri hati masih belum dienyahkan,
maka itu begitu mendengar ceramah, karena dorongan emosional,
dia segera beramal, usai itu dia merasa menyesal, “Hari ini saya
sudah dijebak, tanpa sadar sudah kehilangan banyak uang,
untunglah katanya ada balasannya, kekayaanku masih bisa
bertambah.”
131
gadungan, terhadap Ajaran Buddha dia tidak tahu sama sekali, dia
percaya takhayul, bukan keyakinan benar.
132
Saya percaya bukan hanya seratus jenis saja, bahkan terlampau
banyak. Dari seratus jenis akibat tersebut, yang pertama adalah
jatuh ke Neraka Avici. Waktu itu saya masih berusia muda, melihat
tulisan ini, saya jadi kaget, melafal Amituofo adalah hal yang baik,
kenapa bisa berakibat jatuh ke Neraka Avici?
133
Daftar Pustaka
淨土大經解演義
http://www.amtb.tw/baen/jiangtang.asp?web_choice
=2&web_rel_index=2241
Arsip :
http://keseimbanganbatin2.blogspot.com/
134
135