Anda di halaman 1dari 135

1

Kutipan Ceramah
Master Chin Kung
16-
16-31 Mei 2011

Disadur dari :

淨土大經解演義
Dipersembahkan Dengan Setulusnya Oleh :

Sukacita Melafal Amituofo


http://smamituofo.blogspot.com

Disebarluaskan secara gratis, dilarang memperjualbelikan


2
Daftar isi

Hal

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16-31 Mei 2011

16 Mei 2011.............................................................................................04

17 Mei 2011.............................................................................................20

18 Mei 2011.............................................................................................47

19 Mei 2011.............................................................................................54

25 Mei 2011.............................................................................................79

26 Mei 2011............................................................................................94

27 Mei 2011.............................................................................................98

28 Mei 2011...........................................................................................105

29 Mei 2011...........................................................................................109

31 Mei 2011............................................................................................114

Daftar Pustaka.......................................................................................................134

Gatha Pelimpahan Jasa.......................................................................................135


3
“M endengar ceramah dengan penuh sukacita, seketika itu
juga membangkitkan Bodhicitta”. Apabila kita tidak membangkitkan
Bodhicitta, mendengar ceramah tidak bisa memahaminya,
alasannya terletak di sini.

Bagaimana kalau tidak memahaminya? Perbanyak mendengar,


perbanyak membaca. Orang zaman dulu berkata “Membaca buku
ribuan kali, maknanya dipahami dengan sendirinya”. Hal ini
membuktikan kita masih belum cukup mengulang membacanya,
hendaknya rajin mengulang mempelajari kebenaran, sama halnya
pula dengan mendengar ceramah.

4
Master Vinaya Daoxuan yang hidup pada era Dinasti Tang,
memfokuskan diri mendalami Vinaya, merupakan Guru Sesepuh
Pertama Aliran Vinaya di Tiongkok.

Beliau mendengar ceramah tentang “Dharmagupta-


vinaya/Vinaya Mahayana” sebanyak 20 kali pengulangan, isi dari
“Dharmagupta-vinaya” sangatlah tebal.

Kami juga ada mencetaknya, isinya sangat tebal, sebanyak 4 jilid.


Untuk menceramahkannya sebanyak satu kali saja sudah tidak
gampang, dapat kita bayangkan Master Daoxuan sanggup
mendengarnya hingga 20 kali pengulangan, bukan hanya di satu
tempat saja beliau mendengar ceramah ini, asalkan di tempat mana
ada diselenggarakan ceramah topik “Dharmagupta-vinaya”, Master
Daoxuan segera menuju ke sana, maka itu sepanjang hayatnya,
beliau telah pernah mendengar topik yang sama sebanyak 20 kali
pengulangan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Mei 2011

S aya juga pernah menyampaikan kepada praktisi sekalian,


ketika Guru Li (Upasaka Li Bing-nan) menyelenggarakan Kelas
Dharma di Taichung, beliau menyusun sebuah kurikulum yang
5
berjudul “14 mata pelajaran Buddha Dharma”, itu merupakan
pengantar Agama Buddha.

Saya sudah pernah mendengar topik ceramah beliau ini


sebanyak 11 kali pengulangan, setiap periode pengulangan ceramah
topik ini, saya mendengarnya sejak hari pertama sampai hari
terakhir. Ini menunjukkan topik ceramah berjudul “14 mata
pelajaran Buddha Dharma” sudah pernah saya dengar sebanyak 11
kali pengulangan, kali ke-12 saya sudah berangkat ke luar negeri,
meninggalkan Taiwan.

Setelah mendengarnya berulang kali, barulah kita jadi


memahaminya, walaupun belum bisa dikatakan mencapai samadhi,
belum mencapai pencerahan, tetapi orang Tiongkok mengatakan
“Kalau sudah terbiasa maka jadi terampil” (ala bisa karena biasa).

Saya mengulang ceramah Guru Li yang berjudul “14 mata


pelajaran Buddha Dharma”, walaupun tidak bisa persis 100 persen
sama dengan penjelasan Guru Li, tetapi saya mampu
menyampaikannya 95 persen seperti yang dijelaskan oleh Guru Li.
Para hadirin pendengar juga mengakuinya.

Makanya kalau tidak mendengar berulang kali sampai mahir,


bagaimana mungkin bisa menyampaikannya secara persis?

6
Lain halnya dengan orang zaman sekarang begitu tidak sabaran,
melakukan kekeliruan besar, ini akibat dari suasana hati yang labil
dan mudah tersinggung, baru dengar satu atau dua kali masih
lumayan, tetapi ketika disuruh mengulang mendengar ketiga kalinya,
dia sudah merasa bosan, “Saya sudah mendengarnya sebanyak tiga
kali lho!”

Padahal bila dibandingkan dengan insan zaman dulu, dia masih


jauh ketinggalan. Insan zaman dulu bisa mendengar hingga tiga ribu
kali pengulangan, sedangkan anda cuma tiga kali saja sudah
mengeluh, bagaimana bisa dibandingkan dengan orang lain?

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Mei 2011

D i dalam Ajaran Mahayana disebutkan bahwa sebersit niat


pikiran tercerahkan adalah Buddha, sebaliknya sebersit niat pikiran
sesat adalah Mara.

Mempertahankan jiwa pencerahan adalah Jiwa KeBuddhaan,


cara terbaik adalah mendengar ceramah, membaca Sutra. Buddha

7
Sakyamuni membabarkan Dharma 49 tahun lamanya, tiap hari
mendengarkan Ajaran Buddha, Mara pun berubah jadi Buddha.

Andaikata sehari saja kita tidak mendengar ceramah, maka


dalam sehari itu tidak ada jaminan, bagi yang memiliki dasar
keterampilan yang mendalam dan tebal, masih dapat bertahan 1-2
hari lamanya, namun bila waktunya berkepanjangan, maka tidak
sanggup mempertahankannya lagi, tabiat dan kegelapan batin
(Avidya) segera jadi efektif.

Menurut pengalamanku sepanjang hayat, seorang praktisi tidak


boleh terpisah dari belajar ajaran sutra. Waktu untuk membaca
sutra semakin panjang, maka waktu berada bersama Buddha juga
semakin panjang. Oleh karena berada bersama Buddha maka
terpisah jauh dari Mara.

Jika tidak membaca Sutra, masalah pasti timbul, terutama dalam


masyarakat seperti hari ini, lingkungan yang mengacaukan diri kita,
seluruhnya adalah pengetahuan sesat dan pandangan sesat,
semuanya adalah bertentangan dengan hati nurani manusia.

Maka itu tidak boleh sehari pun tidak berceramah, tidak boleh
sehari pun tidak membaca sutra.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Mei 2011

8
K etika saya masih berusia muda, tiap hari berceramah di luar,
para praktisi senior era terdahulu, berkomentar, Master Chin Kung
hobi berceramah. Sesungguhnya saya bukanlah suka berceramah,
saya menggunakan cara ini untuk mengatasi kekotoran batin dan
tabiatku, jadi bukanlah karena hobi.

Oleh karena saya merasa cara ini dapat mengatasi kekotoran


batin dan tabiatku, bagiku cara ini sungguh efektif. Ketika saya
melafal Amituofo, timbul bentuk-bentuk pikiran, demikian pula
ketika bermeditasi juga timbul bentuk-bentuk pikiran, hanya ketika
membaca buku dan mempersiapkan materi ceramah, yang dapat
menyita perhatianku, harus konsentrasi.

Apalagi ketika bertemu dengan istilah, harus memeriksa-nya di


kamus dan mempelajarinya. Dengan demikian takkan timbul
bentuk-bentuk pikiran, saya menggunakan cara ini guna
memusatkan perhatian.

Setiap orang memiliki akar kebijaksanaan yang tidak serupa,


cara ini sangat efektif bagi diriku. Maka itu saya menggunakan cara
ini sepanjang waktu enam dekade, hingga hari ini masih efektif bagi
diriku.

9
Oleh karena cara ini ini efektif, makanya saya menggunakannya
terus, bagus! Takkan ada efek samping yang tidak diinginkan. Kalau
mengubah cara yang sudah efektif, kadang kala malah menimbulkan
masalah. Cara ini diwariskan oleh guruku.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Mei 2011

K ita tahu bahwa manusia saat menjelang ajal, musuh kerabat


penagih utang akan datang menagih utang. Anda pernah
membunuhnya, sekarang dia datang minta pelunasan nyawa, anda
pernah menipu uangnya, sekarang dia datang minta pelunasan uang,
di sinilah celah bagi mara untuk cari kesempatan, si mara pun
datang ikut meramaikan suasana.

Di dalam “Ksitigarbha Sutra” tercantum bahwa pasien di saat


menjelang ajal, akan memberitahu orang-orang yang berada di
sampingnya : Saya melihat si A datang, dia berdiri di depan pintu. Si
A maupun nama-nama yang disebutkan pasien merupakan keluarga
dan kerabatnya yang telah meninggal dunia, si pasien melihat
kehadiran mereka.

10
Benarkah itu adalah keluarga dan kerabatnya? Bukan, melainkan
musuh kerabat penagih utangnya yang datang memikatnya supaya
mengikuti mereka. Musuh kerabat penagih utang berupaya
membawanya pergi guna membuat perhitungan dengannya, utang
nyawa dibayar nyawa, utang uang dibayar uang.

Kalau bukan Buddha Sakyamuni menyampaikannya di dalam


Sutra, mana mungkin kita bisa mengetahuinya? Namun
kenyataannya, kita juga pernah melihat kasus sedemikian rupa,
betapa banyaknya, hal ini nyata adanya.

Sekitar 2-3 hari menjelang ajalnya, si pasien akan melihat


penampakan ini. “Ksitigarbha Sutra” menyebutkan dengan jelas, itu
adalah ulah mara, dia sedang menanti kesempatan.

Lain halnya dengan praktisi pelafal Amituofo, saat menjelang ajal


akan melihat cahaya Buddha menyinari, mara segera menjauh dan
mengambil langkah seribu.

Melihat cahaya Buddha, musuh kerabat pun jadi segan cari


masalah, sebaliknya mereka ikut bersukacita dan memuji. Mereka
berharap setelah anda terlahir ke Alam Sukhavati dan mencapai
KeBuddhaan, datang kembali menyelamatkan diri mereka.

11
Jadi praktisi pelafal Amituofo saat menjelang ajal pasti
memperoleh penjemputan dari Buddha Amitabha.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Mei 2011

D i dalam sutra “Gu Yin Wang Jing” tercantum : “Apabila ada


empat jenis siswa Buddha, dapat menerima, meyakini dan melafal
nama Buddha Amitabha, saat menjelang ajal, Buddha Amitabha dan
para Suciwan hadir di hadapan sang praktisi, si praktisi dapat
bersua dengan Buddha Amitabha”.

Yang dimaksud dengan empat jenis siswa Buddha adalah Bhiksu,


Bhiksuni, Upasaka dan Upasika. Praktisi pelafal Amituofo saat
menjelang ajalnya pasti dijemput Buddha Amitabha. Kita harus
meyakini hal ini, jangan ada keraguan sama sekali, barulah disebut
sebagai pikiran benar. Pikiran benar ini pasti direspon Buddha
Amitabha, saling terjalin, takkan meleset sama sekali.

Manusia saat menjelang ajalnya akan melihat kehadiran arwah


sanak keluarga dan sanak saudaranya yang datang memikatnya
supaya ikut bersama mereka, sesungguhnya ini adalah jelmaan
musuh kerabat penagih utangnya.

12
Ada pula raja mara yang mampu menyamar jadi Buddha dan
Bodhisattva datang menjemputmu, ada yang melihat Buddha
Sakyamuni, Buddha Bhaisajyaguru, apakah boleh mengikuti mereka?
Tidak boleh, karena itu adalah samaran mara.

Dalam keseharian anda melafal Amituofo, tetapi saat menjelang


ajal malah Buddha Sakyamuni atau Buddha Bhaisajyaguru yang
datang menjemput, maka ketahuilah ini pasti adalah samaran mara.
Oleh karena dalam keseharian anda tidak melafal nama Buddha
Sakyamuni atau nama Buddha Bhaisajyaguru, bagaimana mungkin
saat menjelang ajal Mereka yang datang menjemput?

Maka itu peserta Zhunian (kegiatan membantu pasien melafal


Amituofo) ketika melihat pasien bilang melihat Buddha lainnya
datang menjemput, maka segera nasehati si pasien jangan ikut
dengannya, itu adalah samaran mara, harus menanti hingga Buddha
Amitabha yang muncul barulah boleh mengikutiNya, poin ini
amatlah penting.

Kalau tidak mengingatkan si pasien, maka dia akan sembarangan


mengikuti Buddha samaran, sehingga masuk ke dalam perangkap
mara.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Mei 2011

13
“S urangama Sutra” menyebutkan “Mengingat dan melafal
Amituofo, baik pada saat sekarang maupun mendatang pasti bersua
dengan Buddha Amitabha”.

Benarkah dapat bersua dengan Buddha Amitabha? Mengapa


dapat bersua dengan Buddha Amitabha? Banyak sutra dan sastra
yang membahas persoalan ini.

Banyak pendapat yang menyimpulkan bahwa, seorang praktisi


pelafal Amituofo kemungkinan besar dalam satu masa kehidupan
bersua dengan Buddha Amitabha sebanyak dua kali, yakni satu kali
pada masa kehidupan sekarang bersua dengan Buddha Amitabha
dan satu kali lagi setelah terlahir ke Alam Sukhavati, inilah yang
dikatakan saat mendatang bersua dengan Buddha Amitabha.

Pada masa kehidupan sekarang bersua dengan Buddha


Amitabha, umumnya adalah beberapa hari sebelum si praktisi
terlahir ke Alam Sukhavati. Ada yang seminggu sebelumnya bersua
dengan Buddha, Buddha Amitabha datang memberitahukan
padanya kapan akan menjemputnya, inilah yang disebut mengetahui
terlebih dulu waktunya terlahir ke Alam Sukhavati.

14
Kali kedua adalah saat menjelang ajal, Buddha Amitabha datang
menjemputnya, bukan hanya bersua dengan Buddha saja, namun
juga melihat rombongan para Suciwan yang ikut hadir bersama
Buddha; menyambut kedatanganmu ke Alam Sukhavati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Mei 2011

A gama Buddha adalah pendidikan, bukanlah kepercayaan. Maka

itu setelah Buddha Sakyamuni memasuki Parinirvana, siswa-


siswaNya berkelana ke empat penjuru guna menyebarluaskan
Buddha Dharma, ada wilayah yang bertahan hingga 2-3 abad
lamanya, ada pula wilayah yang mampu bertahan hingga 6-7 abad
lamanya, hanya satu-satunya di Negeri Tirai Bambu, Ajaran Buddha
mampu lestari hingga dua ribu tahun tidak memudar. Apa sebabnya?

Ajaran Buddha merupakan ajaran yang disampaikan dari guru


kepada murid, ajaran ini berdiri di atas landasan ajaran bakti, orang
Tiongkok memiliki dasar ajaran bakti yang sangat tebal, melampaui
orang India. Maka itu Ajaran Buddha memudar di India, sementara
itu di Tiongkok tumbuh subur, bermekaran, berbuah dan berjaya.

15
Ajaran Buddha mesti berdiri di atas landasan ajaran bakti, di
wilayah yang tidak mengajarkan ajaran bakti, maka Buddha Dharma
tidak dapat bertahan, Ajaran Buddha mesti berdiri di atas landasan
ajaran bakti, barulah dia dapat berkembang luas.

Alasannya sangat sederhana, seseorang itu kalau berbakti pada


Ayahbunda, maka dia tahu menghormati guru, dengan demikian dia
akan belajar dengan tulus, dia memiliki hati yang tulus, hati yang
menghormati, barulah dengan mudah dia dapat menguasai ajaran.

Sebaliknya jika suasana hatinya labil dan mudah tersinggung,


terhadap Ayahbunda bersikap durhaka, tidak hormat pada guru,
meskipun Buddha dan Bodhisattva, atau Dewa yang langsung
datang mengajarinya, juga tidak ada gunanya, dia cuma bisa
mempelajari secuil pengetahuan saja, tidak bisa memperoleh
kebijaksanaan sejati.

Hari ini Klasik yang diwariskan insan suci dan bijak, masih beredar
di dunia ini, teknologi percetakan yang kian maju sehingga buku-
buku Klasik bisa disebarluaskan dengan gampang, tetapi
kesulitannya adalah harus ke mana mencari seorang anak berbakti
guna mempelajari ajaran insan suci dan bijak?

Insan yang tidak berbakti pada Ayahbunda, yang tidak tahu


menghormati guru, meskipun Konfusius yang datang langsung
mengajarinya, juga tidak ada gunanya, atau Buddha Sakyamuni yang
datang langsung membabarkan Dharma kepada dirinya, juga tidak
16
ada gunanya, dia takkan memperoleh manfaat, disinilah letak
kesulitannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Mei 2011

Y ang dapat berubah-ubah adalah semu, yang tidak berubah


selamanya adalah sejati, maka itu seorang praktisi harus tahu
membedakan mana yang semu dan mana yang sejati.

Yang semu haruslah dilepaskan, janganlah melekat padanya,


sebaliknya yang sejati itulah yang harus kita capai, barulah anda
bisa memperoleh pembebasan, bebas dari segala kerisauan,
kecemasan, melepaskan segala simpul kekhawatiran.

Mengapa demikian? Karena di dunia ini segalanya adalah


khayalan semu, sebanyak apapun kerisauan-mu hanyalah sia-sia
belaka, karena adalah semu. Maka itu segala sesuatu yang berwujud
adalah khayalan semu.

17
Oleh karena adalah semu, buat apa memaksakan diri untuk
mengendalikannya, menguasainya, ini adalah menciptakan karma
buruk. Apakah anda mampu mengendalikannya? Mustahil. Apakah
anda dapat menguasainya? Juga mustahil.

Lihatlah tubuh jasmani ini, apakah kita mampu


mengendalikannya? Mempertahankan supaya tiap tahun tetap
berpenampilan kayak usia 18 tahun? Apakah kita dapat
menguasainya? Selamanya takkan berubah dan musnah? Mustahil,
buktinya tiap tahun dia terus menua, anda tak berdaya
menghentikannya sama sekali.

Setelah memahami kebenaran, terhadap tubuh jasmani ini, kita


hanya memiliki hak guna sementara saja, itu pun sangat singkat
waktunya, cuma beberapa dekade saja.

Setelah memahaminya, hendaknya menggunakan tubuh fisik ini


untuk menimbun jasa kebajikan, perbanyak melakukan kebajikan,
apa yang bisa dibawa pergi itulah yang saya lakukan, yang tidak
dapat dibawa pergi takkan saya lakukan.

Ketenaran dan keuntungan tidak bisa dibawa pergi, kedudukan


dan jabatan juga tidak bisa dibawa pergi, kekayaan juga tidak bisa
dibawa pergi, semua ini adalah palsu.

18
Yang dapat dibawa pergi adalah karma, karma baik
membuahkan kelahiran di tiga alam bajik, karma buruk berakibat
jatuh ke tiga alam rendah.

Hari ini kita telah memahami, mesti menggunakan tubuh fisik ini
guna melafal Amituofo, kelak terlahir ke Alam Sukhavati mencapai
KeBuddhaan, barulah anda tahu cara memanfaatkan raga semu ini.

Dengan raga semu ini melatih yang sejati, Alam Sukhavati adalah
yang sejati, Buddha Amitabha adalah yang sejati. Terlahir ke Alam
Sukhavati, lihatlah, saat berangkat, Buddha datang menjemputmu,
sebelum berangkat, Buddha datang memberitahumu terlebih dulu,
inilah yang paling umum dikatakan sebagai dua kali bersua dengan
Buddha, praktisi yang terlahir ke Alam Sukhavati memiliki kondisi
batin sedemikian rupa.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Mei 2011

19
T iga jenis kekotoran batin adalah yang pertama disebut
kegelapan batin atau ketidaktahuan (Avidya), ini adalah lapisan
terdalam, yang paling sulit dilenyapkan.

Secara sederhana kegelapan batin dapat dijelaskan sebagai


kebingungan, tidak punya kebijaksanaan, dungu. Para makhluk yang
berada di alam semesta berada dalam kebingungan, tidak memiliki
kebijaksanaan, sehingga diselimuti oleh kegelapan batin.

20
Yang kedua adalah kekotoran batin bagaikan debu dan pasir,
debu dan pasir adalah perumpamaan, mengumpamakan kekotoran
batin ini sangat banyak sekali, apa ini? Bentuk-bentuk pikiran
terlampau banyak.

Yang ketiga adalah yang paling kasar yaitu kekotoran batin


pandangan dan pemikiran, tidak memahami kebenaran alam
semesta dan kehidupan manusia, pemikiran anda keliru, pandangan
anda juga keliru, tidak ada satu pun yang benar, semuanya adalah
salah.

Tiga jenis kekotoran batin ini dimiliki para makhluk di enam


alam tumimbal lahir, andaikata “Kekotoran batin pandangan dan
pemikiran” berhasil dilenyapkan, maka enam alam tumimbal lahir
takkan ada lagi.

Maka itu enam alam tumimbal lahir bukan nyata adanya, tetapi
muncul dari hati dan pikiran, muncul dari pikiran yang bagaimana?
Khayalan yang muncul dari pikiran yang keliru.

Khayalan ini adalah buah akibatnya, pemikiran yang keliru


adalah benih sebabnya.

“Avatamsaka Sutra” menyebutkan “Kekotoran batin pandangan


dan pemikiran” sebagai kemelekatan. Orang awam suka melekat,

21
terhadap apa saja juga melekat, melekat itu sudah jadi sebuah
kebiasaan.

Mendengar ceramah sudah bertahun-tahun lamanya, sudah


paham tidak boleh melekat, tetapi niat pikiran yang timbul tetap
saja melekat, inilah yang disebut tabiat.

Tabiat ini lalu diwujudkan melalui tindakan, sehingga para


makhluk terpuruk kembali ke dalam lingkaran tumimbal lahir,
inilah alasan mengapa para makhluk tidak mampu keluar dari
lingkaran tumimbal lahir.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Mei 2011

Artikel terkait :

Tiga Kelompok Kekotoran Batin :

http://smamituofo.blogspot.com/2013/07/noda-pikiran.html

22
M aster Zhangjia berulang kali menyampaikan padaku,
sehingga membawa kesan yang mendalam bagi diriku, yakni
“Buddha Dharma itu sulit dipelajari mudah diamalkan”.

Jika anda bermaksud memahami teori hingga sejelas-jelasnya,


maka hal ini sulit diwujudkan; sebaliknya jika anda ingin mencapai
pencerahan, justru sangat gampang, kuncinya cuma satu yakni
melepaskan kemelekatan.

Untuk poin ini mesti serius mengamalkannya, diamalkan di


mana? Dalam kehidupan keseharian, terutama dalam berinteraksi
dengan orang lain.

Orang yang tahu cara melatih diri, akan menempatkan segala


ruang dan waktu sebagai objek pelatihan diri guna mengembangkan
kualitas batinnya. Tanpa godaan dan cobaan, apa yang mesti anda
latih?

Dalam waktu keseharian apa yang mesti kita latih? Takkan


membeda-bedakan, takkan memilih-milih, inilah yang dilatih,
menyingkirkan hati yang membeda-bedakan dan melekat, apa saja
juga bagus, tidak ada satupun yang tidak bagus.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Mei 2011


23
A pa yang mesti kita latih? Menyingkirkan tabiat buruk diri
sendiri. Penyakit batin manusia adalah membeda-bedakan dan
melekat. Apa yang sesuai dengan keinginannya adalah sangat bagus,
apa yang tidak sesuai dengan keinginannya adalah tidak bagus.

Selera diri sendiri dijadikan patokan, tahun ini suka sama yang
ini, tahun depan seleranya sudah berubah, suka sama yang lain,
tidak bisa bertahan selamanya.

Lihatlah hubungan antara pria dan wanita sekarang lagi akur-


akurnya, makanya memutuskan menikah, dua tahun kemudian
bercerai, bisa berubah, jadi bukan nyata adanya, tapi palsu dan
semu.

Zaman dulu oleh karena masih ada pendidikan kesusilaan dan


pendidikan etika moral, masih ada standar, bagaimana pun dia
berubah juga tidak berani bertindak sembarangan.

Sekarang standar ini sudah tidak ada lagi, ajaran insan suci dan
bijak telah diabaikan orang. Oleh karena standar sudah tidak ada
lagi, tata susila pun jadi kacau, akibatnya cuma satu yakni jatuh ke
Neraka.
24
Manusia sekarang sudah tidak tahu menyayangi dirinya sendiri,
mana mungkin bisa mengasihi orang lain? Oleh karena tidak tahu
menyayangi diri sendiri, makanya tidak tahu menyayangi
Ayahbundanya, tidak tahu menyayangi saudara-saudarinya, niat
pikiran yang timbul tidak ada yang tidak merupakan karma buruk
yang mengantarnya jatuh ke Neraka.

Orang yang tidak belajar Ajaran Buddha maka apa boleh buat,
tetapi bagi insan yang telah belajar Ajaran Buddha, tidak boleh tidak
tahu, anda harus mengamalkannya dengan serius.

Praktisi Buddhis itu jumlahnya banyak, tapi yang gadungan lebih


banyak, yang serius itu jumlahnya sedikit. Ketika ketenaran dan
keuntungan sudah terpampang di depan mata, Buddha Dharma pun
ditaruh ke belakang! Beginilah praktisi gadungan.

Padahal sesungguhnya hal apa yang paling penting? Buddha


Dharma-lah yang paling penting.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Mei 2011

25
A pa yang paling berharga bagi para makhluk di enam alam
tumimbal lahir? Dharma yang disampaikan Buddha Sakyamuni,
inilah yang paling berharga. Praktisi yang menyadari hal ini
jumlahnya terlampau sedikit, ketika cobaan dan godaan muncul, dia
tidak berhasil melewatinya, orang begini jumlahnya sangat banyak,
termasuk saya sendiri.

Lantas bagaimana cara saya bertahan dari cobaan dan godaan?


Setiap saat bermawas diri, kekuataan godaan di luar terlampau
dahsyat. Harus dapat mengamalkan sila, harus dapat bersabar pada
hidup susah, lebih baik hidup susah seumur hidup, usai itu
menikmati kebahagiaan di Alam Sukhavati.

Andaikata pada satu masa kehidupan ini saya tidak sanggup


bersabar menjalani hidup susah, masih mendambakan kesenangan
duniawi, maka siksaan di enam alam tumimbal lahir, masih harus
dijalani.

Kenyataan ini terpampang di hadapan kita, anda harus


mengenalinya dengan jelas, kalau tidak melihatnya dengan seksama,
maka yang rugi itu adalah dirimu sendiri, bukan orang lain, yang
menjalani siksaan di alam rendah itu adalah diri sendiri lho,
siapapun tidak dapat mewakili-mu.
26
Satu-satunya cara adalah tiap hari tak terpisahkan dari lafalan
Amituofo, tiap hari tak terpisahkan dari belajar ajaran sutra. Di
dunia ini, melepaskan segala kemelekatan, terkecuali kemelekatan
pada melafal Amituofo dan belajar ajaran sutra, untuk dua hal ini
mesti melekat, harus dipertahankan, barulah pada satu masa
kehidupan ini kita memperoleh penyelamatan.

Menjalani kehidupan dengan menuruti jodoh apa adanya, takkan


membeda-bedakan, takkan timbul niat pikiran, hati terfokus pada
pelafalan Amituofo.

Ajaran Mahayana mengatakan “Buddha menyelamatkan insan


berjodoh”, apa maksudnya insan berjodoh? Dia dapat meyakini,
dapat bertekad, mau mengamalkan, inilah insan berjodoh, dengan
perkataan umum adalah orang jujur dan tulus, patuh, serius
mengamalkan.

Bagaimana dengan orang yang tidak jujur dan tidak tulus?


Biarkan saja apa adanya, dapat belajar berapa yah berapa saja, tidak
usah taruh di hati, barulah anda merasa bebas dan bahagia.

Setiap makhluk memiliki jalinan jodoh masing-masing, pada satu


masa kehidupan ini dia tidak dapat berhasil, pada masa kehidupan
yang akan datang, barulah dia dapat berhasil. Buddha dan

27
Bodhisattva saja tidak tergesa-gesa, buat apa kita mencemaskan
dirinya?

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Mei 2011

D alam kehidupan ini yang paling penting adalah


menyelamatkan diri sendiri, mewujudkan keberhasilan bagi diri
sendiri mesti ditaruh di urutan pertama, sedangkan upaya
membantu orang lain ditaruh di urutan kedua.

Kalau urusan membantu orang lain ditempatkan di urutan


pertama, pada satu masa kehidupan ini diri sendiri tidak dapat
terselamatkan, masih harus bertumimbal lahir, maka anda sudah
melakukan kekeliruan besar.

Berapa banyak praktisi handal yang sepanjang hidupnya telah


bersusah payah melatih diri, namun karena memiliki jalinan jodoh
dengan banyak orang sehingga harus menyelamatkan mereka,
sementara diri sendiri tidak berhasil terlahir ke Alam Sukhavati,
oleh karena melakukan banyak perbuatan baik akhirnya
bertumimbal lahir ke Alam Surga atau Alam Dewa.
28
Di Alam Dewa memang ada Buddha yang membabarkan Dharma
di sana, baik Surga di Kamaloka maupun Rupaloka juga ada Buddha
dan Bodhisattva yang mengajar di sana, terkecuali di Arupaloka
tidak ada.

Kehidupan di Alam Dewa adalah menikmati sandang, pangan


dan papan yang serba berkecukupan, kehidupan yang indah,
menikmati kesenangan, beda jauh dengan kondisi kita di dunia fana
ini, para Dewa menikmati berkah sementara manusia kenyang akan
sengsara.

Lantas Dewa yang menikmati kehidupan penuh kesenangan,


masihkah akan tertarik dengan Buddha Dharma? Apakah dia
bersedia melatih diri dengan serius, melepaskan kenikmatan dan
kesenangan surgawi? Memfokuskan pikiran melafal Amituofo,
membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati? Bagi para Dewa, hal
ini justru lebih sulit daripada kita di sini.

Pepatah mengatakan “Hartawan sulit melatih diri”, dia takkan


sudi meninggalkan kehidupan mewahnya, makanya para Dewa juga
sama, lebih sulit daripada diri kita.

Setelah memahami kenyataan ini, kita bersyukur pada kondisi


kehidupan kita sekarang ini, berada pada golongan menengah, tidak
susah juga tidak senang, tidak kurang sandang, pangan dan papan,
29
namun juga tidak berlebihan sehingga tidak punya kesempatan
menikmati kesenangan, namun juga tidak merana, inilah kehidupan
pas-pasan. Kondisi begini sangat ideal buat melatih diri.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Mei 2011

Artikel terkait :

Triloka dan 31 Alam Kehidupan :

http://daunbodhi.blogspot.com/2015/10/31-alam-kehidupan.html

“J ika tidak dapat menimbun jasa kebajikan, maka


membangkitkan Bodhicitta yang tertinggi tiada taranya”, poin ini
sangat penting, memfokuskan diri melafal Amituofo
berkesinambungan!

Orang lain tidak dapat menghalangimu, apa alasannya? Oleh


karena melafal Amituofo mengandalkan faktor diri sendiri, tidak
perlu mengandalkan faktor dari luar, jika harus mengandalkan
30
jodoh dari luar adalah begitu susah, sedangkan melafal Amituofo
cukup mengandalkan diri sendiri, daripada memohon pada orang
lain lebih baik memohon pada diri sendiri.

Makna dari Bodhicitta tertinggi tiada taranya, kita tidak perlu


mengingat terlampau banyak, kita ambil definisi yang ditulis oleh
Master Ouyi. Terhadap Alam Sukhavati, kita membangkitkan
keyakinan benar, tanpa keraguan sama sekali, membulatkan tekad
terlahir ke Alam Sukhavati, inilah yang disebut sebagai Bodhicitta
tertinggi tiada taranya.

Apa saja manfaat yang diperoleh dari terlahir ke Alam Sukhavati?


Manfaat pertama adalah memiliki usia tanpa batas, tubuh yang sehat
dan panjang umur, tidak perlu merisaukan urusan jasmani lagi.

Manfaat kedua adalah tiap hari mendengar pembabaran Dharma


dari Buddha Amitabha. Lihatlah manfaat pertama tadi anda
memiliki pahala tak terhingga, panjang umur merupakan pahala
terunggul. Yang kedua tiap hari mendengar pembabaran Dharma,
merupakan kebijaksanaan tak terhingga.

Sesampainya di Alam Sukhavati yang kita lakukan adalah


menyempurnakan pahala dan kebijaksanaan. Sedangkan kita berada
di dunia fana ini tak berdaya melakukannya.

31
Umpamanya diriku ini, setiap hari memberi ceramah selama 4
jam, ini sudah sangat lumayan. Dari 24 jam hanya dapat memiliki 4
jam buat belajar Dharma, beda jauh dengan penduduk Alam
Sukhavati yang tiap menit dan tiap detiknya dapat digunakan untuk
belajar Dharma.

Sedangkan diri kita dari 24 jam hanya bisa memiliki waktu


senggang 4 jam buat belajar Dharma, sisanya 20 jam digunakan
berpikir sembarangan, manalah bisa dibandingkan dengan
penduduk Alam Sukhavati?

Di Alam Sukhavati, Buddha Amitabha membabarkan Dharma


tanpa terputus, penduduk di sana juga mendengar ceramah tanpa
henti, tidak ada perbedaan siang dan malam, Alam Sukhavati adalah
dunia yang bercahaya, setiap penduduk di sana memancarkan
cahaya, Buddha juga memancarkan cahaya, Bodhisattva juga
memancarkan cahaya, demikian pula dengan diri kita kelak terlahir
ke Alam Sukhavati nanti, tubuh kita juga memancarkan cahaya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Mei 2011

32
A lam Sukhavati kaya akan cahaya dan warna, membantumu
menghapus kekotoran batin, membantumu mengeliminasi tabiatmu,
membantumu mencapai pencerahan.

Cahaya sedang menyampaikan Dharma kepada dirimu,


pepohonan mustika dan burung-burung jelmaan juga sedang
menyampaikan Dharma, di Alam Sukhavati tidak ada satupun yang
bukan sedang menyampaikan Dharma, semuanya juga sedang
menyampaikan Dharma.

Ini adalah hasil kreasi Buddha Amitabha, adalah jasa kebajikan


dari tekad Buddha Amitabha yang telah mewujudkannya, secara
alami, tidak ada proses pembuatan, juga tidak butuh orang yang
mengurus dan merawatnya.

Sutra apa yang ingin anda dengarkan, maka dia akan


memperdengarkan-nya padamu, menakjubkan tak terungkapkan
dengan kata-kata. Bodhisattva menyampaikan Dharma padamu,
pepohonan juga menyampaikan Dharma padamu, segala sesuatu di
Alam Sukhavati juga menyampaikan Dharma kepadamu, apakah
dengan demikian anda tidak mencapai pencerahan? Apakah anda
takkan mencapai KeBuddhaan?

33
Menurutmu apakah Alam Sukhavati harus dituju atau tidak?
Sutra menyebutkan seluruh alam para Buddha di sepuluh penjuru
tidak ada yang dapat sebanding dengan Negeri Buddha Amitabha.

Alam Sukhavati memiliki dua kelebihan yakni yang pertama


adalah usia tanpa batas, tidak butuh makan dan minum, bayangkan
saja kita di dunia ini, untuk urusan memasak saja harus
menghabiskan berapa banyak waktu. Penduduk Alam Sukhavati
tidak butuh tidur, selamanya tetap penuh semangat.

Yang kedua adalah adanya Buddha Amitabha yang


membabarkan Dharma secara langsung dan tanpa terputus, setiap
menit dan detiknya kita mendengar Dharma dan belajar tanpa henti,
sampai anda berhasil mencapai KeBuddhaan.

Setelah mencapai KeBuddhaan, anda akan mulai membabarkan


Dharma, akan ada sekelompok Bodhisattva yang mengelilingi-mu,
belajar padamu, Anda telah berubah menjadi Buddha Amitabha.

Buddha Amitabha mewariskan ajaran padamu, setelah anda


memperolehnya, maka anda akan serupa dengan Buddha Amitabha,
mewariskan ajaran kepada orang lain, generasi demi generasi, tak
terhingga dan tanpa batas.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Mei 2011

34
S elama 8 tahun periode melawan invasi Jepang, sungguh
merupakan kesengsaraan yang tak terungkapkan dengan kata-kata,
tiap hari yang dipikirkan hanyalah mengungsi, kami berlari di depan,
sementara tentara Jepang mengejar dari belakang.

Saat berada dalam jarak yang dekat, suara tembakan pun dapat
terdengar dengan jelas. Maka itu orang tua dalam mendidik anak-
anaknya adalah menekankan pada keterampilan hidup sehari-hari,
bagaimana cara untuk hidup mandiri.

Setiap saat harus siap mental menghadapi perpisahan dengan


keluarga, pada waktu begini anak-anak mesti sanggup hidup
mandiri. Maka itu sejak usia 10 tahun kami telah belajar menanak
nasi, mencuci pakaian, belajar menjaga diri sendiri.

Meskipun tidak punya keluarga lagi, namun anak-anak masih


dapat bertahan hidup, inilah yang diajari orang tua kepada anak-
anaknya. Maka itu orang yang sebaya dengan kami, kerjaan apapun
bisa dilakukan, oleh karena sejak kecil sudah diajari.

35
Terhadap ajaran insan suci dan bijak malah terabaikan, pada
generasi kami, yang pernah belajar Klasik jumlahnya sangat sedikit,
di kemudian hari di sela-sela pekerjaan ada waktu senggang, kami
akan membacanya sedikit demi sedikit.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Mei 2011

T erhadap ajaran insan suci dan bijak malah terabaikan, pada


generasi kami, yang pernah belajar Klasik jumlahnya sangat sedikit,
di kemudian hari di sela-sela pekerjaan ada waktu senggang, kami
akan membacanya sedikit demi sedikit.

Masyarakat sekarang tidak sudi mempelajarinya lagi, yang lebih


mengerikan sekarang tidak diajarkan lagi, Ayahbunda tidak
mendidik anak-anak lagi.

Lantas siapa yang mengajari anak-anak zaman now? Televisi dan


internet. Lihatlah berapa banyak anak-anak menjadikan warnet
sebagai rumah keduanya, orang dewasa menjadikan televisi sebagai
sahabatnya!

36
Setiap orang minimal juga akan menghabiskan 4 jam di depan
pesawat televisi, dia sedang menerima didikan dari televisi. Apa
yang diajarkan televisi dan internet? Kekerasan dan asusila.
Membunuh, mencuri, berzina, berbohong, bagaimana masyarakat
tidak jadi kacau?

Orang-orang melakukan karma buruk begini merasa ini adalah


normal, oleh karena tayangan film yang ditontonnya memang
sedemikian rupa. Di internet juga diajari hal yang serupa, jadi
dikiranya ini sudah lumrah.

Nilai sosial (nilai-nilai yang ada dalam masyarakat tentang baik


dan buruknya suatu perilaku) itu telah berubah. Meskipun tiap hari
mendengar ceramah tetapi masih juga tidak tercerahkan, alasannya
adalah orang sekarang tidak berbakti pada Ayahbunda, tidak dapat
dibandingkan dengan praktisi zaman dulu.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Mei 2011

A yahbunda dan guru harus bekerjasama mendidik anak-anak,

barulah dapat menghasilkan manusia berguna yang seutuhnya.


Sekarang Ayahbunda tidak mendidik lagi, guru juga tidak mendidik
37
lagi, bagaimana anak-anak bisa mengetahuinya? Kalau tanpa diajari
otomatis dia sudah bisa, itu bukan manusia biasa lagi, tetapi adalah
jelmaan Suciwan.

Makanya kesulitan yang kita hadapi hari ini, tidak gampang


diselesaikan. Dalam kondisi yang menyulitkan ini, kami sangat jelas
dan mengerti, menyelamatkan diri sendiri adalah lebih penting dari
hal apapun.

Kalau tidak bisa menyelamatkan orang lain, maka selamatkan


diri sendiri dulu, diri sendiri terlebih dulu terlahir ke Alam
Sukhavati menjadi Buddha. Menanti kapan jodoh dengan para
makhluk di planet ini masak, maka kembali lagi guna
menyelamatkan mereka, tidak ada istilah terlambat.

Buddha dan Bodhisattva menyelamatkan para makhluk adalah


setiap masa kelahiran demi kelahiran, setiap masa kehidupan demi
kehidupan, takkan bersikap terburu-buru, seperti kata pepatah
“Ingin cepat-cepat berhasil malah tidak dapat mencapainya”.

Sekarang yang penting adalah memberi teladan dengan


pengamalan nyata, jika ada satu orang yang setelah melihatnya jadi
tercerahkan, maka satu orang ini telah terselamatkan. Jika ada dua
orang yang setelah melihatnya jadi tercerahkan, maka dua orang ini
telah terselamatkan.

38
Kalau cuma mengumbar teori dan berharap banyak orang yang
bisa terselamatkan, ini cuma angan-angan belaka. Maka itu harus
tahu caranya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Mei 2011

S epanjang hidup kita, kalau berhasil memengaruhi 3-5 orang,


maka sudah sangat lumayan sekali. Anda harus tahu, Bodhidharma
(Guru Sesepuh Pertama Aliran Dhyana) sesampainya di Tiongkok,
hanya mewariskan ajaran hingga lima generasi, beliau hanya
meneruskannya pada seorang murid saja (yakni Master Huike, Guru
Sesepuh Kedua Aliran Zen), sampai pada generasi ke-6 yakni Master
Huineng, berhasil mengajarkan 43 orang murid. Baik generasi
sebelum maupun sesudah era Master Huineng, tidak ada yang dapat
menyamai prestasinya ini.

Generasi sebelum era Master Huineng, tidak ada orang yang dapat
menyamai prestasinya, generasi sesudah era Master Huineng juga
tidak ada yang dapat menyamai prestasinya.

39
Maka itu kita melihat praktisi senior zaman dulu, kebanyakan tidak
ada penerusnya, hal ini berkaitan dengan jodoh. Bagaimana kalau
tidak ada penerus?

Dengan menggunakan cara berikut ini, menuangkan apa yang telah


dipelajari diri sendiri menjadi tulisan, mewariskannya kepada
generasi selanjutnya. Mungkin kelak di kemudian hari ada orang
yang menemukan karya tulis tersebut, mempelajarinya dengan
serius, dengan demikian telah menjadi muridnya.

Perumpamaan ini dimulai dari Mensius. Mensius tidak berhasil


menemukan guru yang cocok, dia sangat mengagumi Konfusius,
tetapi Konfusius telah meninggal dunia, karya tulisnya masih ada.

Mensius kemudian menuruti apa yang tercantum di dalam karya


tulis peninggalan Konfusius, memfokuskan diri pada satu Pintu
Dharma dan mendalaminya, melatihnya berkesinambungan untuk
jangka panjang, akhirnya dia meraih keberhasilan, prestasinya
melampaui murid-murid yang berada dibawah bimbingan langsung
Konfusius.

Maka itu di kemudian hari orang Tiongkok memberi gelar pada


Konfusius sebagai Suciwan Utama dan Mensius sebagai Suciwan
Kedua. Murid-murid yang berada dibawah bimbingan langsung
Konfusius, tidak ada seorang pun yang berhasil menjadi Suciwan
Kedua.

40
Ini menjelaskan bahwa jika tidak berhasil menemukan guru yang
baik, maka boleh belajar pada insan zaman dulu, memfokuskan diri
pada satu Pintu Dharma dan mendalaminya, melatihnya
berkesinambungan untuk jangka panjang, sehingga menjadi murid
insan zaman dulu, menjadi pewarisnya secara langsung, hal ini bisa
diwujudkan!

Umpamanya lagi, bagi praktisi yang belajar “Avatamsaka Sutra”, jika


dapat memfokuskan diri mempelajari “Penjelasan Sutra” yang
ditulis Master Qingliang, sepanjang hayat memfokuskan diri, maka
praktisi ini adalah penerus Master Qingliang, merupakan murid dari
Master Qingliang.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Mei 2011

K ita belajar “Sutra Usia Tanpa Batas”, melatih diri menuruti

isi yang tercantum di dalam “Sutra Usia Tanpa Batas”, memfokuskan


diri pada satu Pintu Dharma dan mendalaminya, melatihnya
berkesinambungan selama jangka panjang, maka kita adalah murid
siapa? Murid Buddha Amitabha, ini nyata adanya.

41
Apabila anda berhasil menguasai kebenaran yang tercantum di
dalam Sutra ini, anda akan memahaminya, setelah memahaminya
anda akan mengamalkannya dengan kesungguhan hati, setelah
mengamalkannya dengan serius maka akan mencapai pencerahan.

Dengan bersungguh-sungguh mengamalkannya pasti


memperoleh pahala besar dan kebijaksanaan besar, barulah dia
dapat berjuang dengan gigih dan mewujudkannya, sebaliknya jika
tidak sanggup mengikhlaskan, maka tidak dapat melepaskan
kemelekatan.

Di benaknya masih mendambakan ketenaran dan keuntungan,


hal ini sungguh berbahaya. Hati yang mendambakan ketenaran dan
keuntungan akan terus menggembung tanpa henti, sampai akhirnya
anda tidak mampu mengendalikannya lagi, maka dirimu yang akan
dikendalikannya, melihat ketenaran tinggi dan keuntungan tebal
yang menggiurkan, hatimu pun goyah.

Hari ini keuntungan receh anda takkan sudi meliriknya, hatimu


teguh tak tergoyahkan, tetapi bagaimana kalau ada orang yang
memberimu persembahan seratus miliar, satu triliun, apa tidak
ngiler, apakah hatimu takkan goyah?

Begitu hatimu goyah maka celakalah, menghancurkan diri


sendiri; hari ini tidak usah banyak, uang puluhan juta saja sudah
bisa membuat hatimu goyah!

42
Lantas bagaimana caranya mencabut ketenaran dan
keuntungan dari dalam hati, orang begini dinamakan Kesatria, apa
makna dari Kesatria? Dia mampu melakukan apa yang tidak
sanggup dilakukan orang lain.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Mei 2011

K ami pernah bertemu dengan orang-orang begini, kami

dapat memahami, mengapa mereka tidak sanggup menahan godaan


ketenaran dan keuntungan? Pelatihan dirinya cukup lumayan, tetapi
akar kesusilaannya tidak tertanam secara mendalam.

Mengapa akar kesusilaan-nya tidak mendalam? Oleh karena


bukan dibimbing sejak usia kecil, ketika dewasa barulah dibimbing,
bukanlah sejak usia janin sudah dididik Ayahbunda-nya.

Setelah dewasa barulah dia membaca buku ajaran insan suci


dan bijak, mengetahui tentang budaya warisan leluhur, kemudian
mampu menceramahkannya dengan lumayan, kemampuan
mengajarnya juga bagus, sayangnya dia tidak punya akar, makanya
saat godaan ketenaran dan keuntungan terpampang di hadapannya,
dia tidak sanggup menahan diri, kami bisa memakluminya.
43
Hari ini kalau kita mau mencari seorang sosok yang sejak kecil
telah menerima pendidikan kesusilaan, satu pun tidak ada, cobalah
pergi melanglang buana, juga takkan menemukannya.

Dari sini dapat diketahui, kita dapat membayangkannya,


perubahan yang terjadi pada diri seseorang, bahkan dia sendiri pun
tidak menyadarinya. Sebelum ketenaran dan keuntungan
terpampang di hadapannya, dia sendiri juga tidak memahami
dirinya sendiri.

Secara individu dikatakan akar kebajikan dan berkah kebajikan


tidak mencukupi, secara umum dikatakan masyarakat tidak punya
pahala. Dapat menghasilkan seorang insan suci dan bijak, maka
merupakan pahala bagi masyarakat dan negara.

Sebaliknya bila masyarakat tidak punya pahala, maka takkan


ada insan suci dan bijak yang muncul, juga takkan ada Buddha dan
Bodhisattva yang muncul.

Maka itu, kami sangat ingin membantu generasi selanjutnya,


membangkitkan kembali budaya warisan leluhur, melestarikan
Dharma Sejati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Mei 2011


44
K ami sangat ingin membantu generasi selanjutnya,
membangkitkan kembali budaya warisan leluhur, melestarikan
Dharma Sejati, minimal hasilnya baru tampak setelah tiga generasi
berikutnya, kami dua generasi ini harus bersusah payah,
membangun sarana pendidikan.

Ini juga ada pahalanya, seperti yang kita sebutkan sebelumnya,


Jodoh. Kami melakukannya dengan serius, inilah jodoh pertama;
jodoh kedua adalah apakah lingkungan tersebut mendukung
upayamu atau tidak; jodoh ketiga adalah apakah kemampuan
keuangan mendukungmu atau tidak, adakah pelajar serius yang
datang belajar atau tidak.

Apabila si pelajar itu tujuannya untuk mengejar ketenaran dan


keuntungan, maka takkan berhasil. Kalau dia datang untuk menjadi
anggota Sangha, tetapi tujuannya demi mengejar ketenaran dan
keuntungan, contoh begini sangatlah banyak.

Setelah tamat kuliah, dia datang menjadi anggota Sangha, ketika


ditanya alasannya meninggalkan keduniawian, jawabannya cukup
cerdas, ini merupakan profesi yang menjanjikan, ketenaran dan
keuntungan dalam waktu sekejab saja sudah bisa direalisasikan.

Begitu ditahbiskan, begitu menerima sila jadi Bhiksu resmi,


langsung jadi ketua vihara, apalagi kalau pintar berceramah, maka
45
persembahan pun mengalir tanpa henti, vihara pun selesai dibangun,
desain bak istana kaisar, megah dan agung.

Banyak orang yang berlomba-lomba datang meladeni, bak


seorang kaisar, mantan teman-teman kuliahnya yang melihat
kesuksesan-nya cuma bisa gigit jari.

Saya pernah melihat sosok begini. Dia melirik dengan jitu pada
profesi ini, sekarang dia tinggal menikmati berkah, tetapi dia takkan
lolos dari Hukum Karma.

Dia tidak menyadarinya, dia hanya melihat apa yang ada di


depan matanya sekarang, tidak memikirkan akibat belakangan,
bahkan terhadap Hukum Karma, dia tidak memercayainya. Benar-
benar ada orang seperti ini, saya pernah melihatnya.

Andaikata bukan karena ajaran sutra, jalan yang ditunjukkan


oleh guruku, tak pernah terpisahkan dari belajar ajaran sutra, ketika
ketenaran dan keuntungan datang menggoda, barulah takkan
tergoyahkan.

Sangat sulit, sungguh tidak mudah!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 17 Mei 2011


46
U mumnya setiap praktisi menyadari rintangan karma dan
tabiat diri sendiri sangat berat, juga berharap dapat mengeliminasi
rintangan karma, tetapi mengapa tak terwujud, dimana letak
alasannya?

Oleh karena tiap butir niat pikirannya yang timbul adalah


memikirkan rintangan karma diri sendiri, memikirkan tabiat diri
sendiri, makanya rintangan karma dan tabiatnya cuma bisa makin
bertambah tiap hari, tidak bisa lenyap.

Kapan baru bisa terhapus? Ketika dia tidak memikirkannya lagi,


dia telah melupakan hal ini, tiap butir niat pikiran yang timbul
47
adalah melafal Amituofo, sepatah Amituofo dapat mengeliminasi 8
miliar kalpa dosa berat samsara.

Dia tidak memikirkan rintangan karmanya lagi, barulah dapat


terhapus. Dalam keadaan darurat, saat dilanda bencana, wabah
penyakit merajalela, panik dan pikiran pun melayang-layang,
melupakan lafalan Amituofo, akibatnya tiap butir niat pikiran yang
timbul adalah menambah karma buruknya, dengan perkataan lain,
tiap butir niat pikirannya adalah mendekati balasan buruk. Mengapa
demikian?

Di dalam “Risalah Balasan dan Ganjaran Setimpal” disebutkan,


“Berkah dan petaka sesungguhnya tidak ada yang menentukannya,
semuanya merupakan hasil perbuatan sendiri”, saat berada dalam
kepanikan, seluruh ajaran yang disampaikan Buddha dilupakan
hingga bersih, sepanjang hayat belajar Ajaran Buddha sekarang jadi
tidak efektif, kerisauan dan kecemasan-lah yang efektif.

Bahkan saat begini malah menyalahkan Langit dan Bumi,


menuduh orang lain, bahkan juga menyalahkan Buddha dan
Bodhisattva, dosanya lebih berat lagi, dosa ini mengantarnya jatuh
ke Neraka Avici.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 18 Mei 2011

48
P raktisi Buddhis terhadap ajaran sutra masih kurang
pemahamannya, menjadi pendukung Dharma dan mengira diri
sendiri sudah sukses menjadi pendukung, tetapi kenapa masih
ditimpa musibah? Kalau sudah begini, dia akan mengira Buddha dan
Bodhisattva tidak sakti, Buddha dan Bodhisattva pilih kasih,
bukannya melindunginya.

Beginilah jika terhadap ajaran sutra masih kurang


pemahamannya. Kasih Buddha adalah setara, melindungi semua
makhluk supaya menjauhi penderitaan memperoleh kebahagiaan,
tetapi si praktisi sendiri-lah yang salah menafsirkan ajaran sutra,
setelah ditimpa petaka malah menyalahkan orang lain, bukankah ini
celaka!

Buddha mengajarkan kita mengeliminasi rintangan karma,


mengurai bencana, mengajarkan kita supaya melepaskan
kemelekatan, berdana, berdana adalah melepaskan kemelekatan,
berdana adalah mengikhlaskan. Apa yang diikhlaskan?
Mengikhlaskan bencana, mengikhlaskan hidup dan mati,
mengikhlaskan penyakit, mengikhlaskan enam alam tumimbal lahir,
mengikhlaskan Dasa Dharmadhatu, barulah anda dapat mencapai
KeBuddhaan; sebaliknya apabila anda tidak mampu
mengikhlaskannya, maka masalah pun jadi besar.

49
Tumimbal lahir adalah sungguh mengerikan, jika anda telah
melihat dengan jelas, barulah anda tahu bahwa tumimbal lahir
merupakan sebuah kekacauan. Dalam satu masa kehidupan ini tak
peduli jalinan hubungan apapun, begitu bertumimbal lahir langsung
lupa, bahkan sangat kacau sekali, Opa dan Buyut kembali lagi
bertumimbal lahir, mungkin saja sekarang jadi cucumu, kasus begini
kerap terjadi. Bahkan ada juga yang karena melakukan karma buruk
jatuh ke alam binatang, menjadi hewan peliharaan di rumahmu. Kita
tidak mengenalinya.

Maka itu berputar di dalam enam alam tumimbal lahir, saling


balas membalas tiada habis-habisnya, tiap kelahiran demi kelahiran
harus menjalaninya. Bagaimana cara melampauinya? Bagaimana
cara terbebas darinya?

Dari sekian banyaknya pintu Dharma, hanya Ajaran Sukhavati


yang paling unggul, yang paling menakjubkan hanyalah sepatah
Amituofo, dengan begini sudah dapat menuntaskan segala
permasalahan, mengapa tidak melafalnya? Mengapa malah hobi
berputar di enam alam tumimbal lahir?

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 18 Mei 2011

Dasa Dharmadhatu baca di :

http://smamituofo.blogspot.co.id/2013/07/poster-dasa-
dharmadhatu.html
50
D ari sekian banyaknya pintu Dharma, hanya Ajaran Sukhavati
yang paling unggul, yang paling menakjubkan hanyalah sepatah
Amituofo, dengan begini sudah dapat menuntaskan segala
permasalahan, mengapa tidak melafalnya? Mengapa malah hobi
berputar di enam alam tumimbal lahir?

Saya beri tahu pada praktisi sekalian, segala bentuk pikiran


semuanya merupakan benih enam alam tumimbal lahir, pikiran
benar, boleh dikatakan di seantero dunia sudah tidak dapat
ditemukan lagi, pikiran benar telah menjadi sebuah istilah tanpa
realitas.

Maka itu sekarang di dunia ini melafal Amituofo disebut sebagai


pikiran benar, selain sebutir pikiran benar ini, tidak ada lagi yang
bisa disebut sebagai pikiran benar kedua. Zaman dulu masih ada,
zaman now sudah tidak ada lagi.

Cobalah amati dengan seksama, ketika sedang tidak melafal


Amituofo, apa yang timbul di benakmu? Cobalah renungkan dengan
seksama, niat pikiran apa yang timbul, pemikiranmu terjalin dengan
apa? Bukankah sudah cukup jelas?

51
Tiap butir niat yang timbul adalah hati tumimbal lahir, tiap butir
niat yang timbul adalah memikirkan budi dan dendam di enam alam
tumimbal lahir, ganjaran dan balasan, inilah yang anda pikirkan,
kekuatan ini sangat dahsyat, oleh karena kurun waktu anda
memikirkan hal begini lebih banyak dan lebih panjang, sementara
itu waktu untuk melafal Amituofo malah terlampau sedikit, lafalan
Amituofo tidak dapat melampaui kekuatan karma, inilah alasan
mengapa keterampilan melatih diri kita tidak efektif.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 18 Mei 2011

J ika sudah jelas dan dimengerti, maka anda akan bersikap

hormat pada semua aliran dan sekte lainnya, takkan membeda-


bedakan, takkan menfitnah. Sebaliknya dalam menanggapi kritikan
dan fitnahan dari aliran dan sekte lainnya, janganlah taruh di hati,
mengapa demikian?

Dia tidak punya pengetahuan, baik terhadap dirinya sendiri


maupun terhadap orang lain, dia tidak punya pengenalan sama
sekali, hendaknya memaafkan dirinya.

52
Kenapa dia bisa jadi begini? Tidak ada yang mendidiknya, kalau
ada yang mendidiknya, dia akan serupa dengan diriku, bersikap
toleransi. Dari mana kami mempelajarinya? Dari Sudhana-kumara
mengunjungi 53 orang Kalyanamitra, mengetahui bahwa pintu
Dharma yang tak terhingga adalah disampaikan oleh Buddha
Sakyamuni, tiap metode tersebut merupakan cara untuk
menemukan kembali jiwa sejati.

Maka itu di dalam “Sutra Intan”, Buddha Sakyamuni


menyampaikan, “Pintu Dharma adalah setara, tidak ada yang lebih
tinggi maupun lebih rendah”, di dalam “Avatamsaka Sutra”, kita
telah melihat Sudhana-kumara mengunjungi 53 orang Kalyanamitra.

Terhadap seluruh pintu Dharma, hendaknya bersikap hormat,


bersukacita memuji, sedangkan diri sendiri bagaimana? Diri sendiri
tetap memfokuskan diri melafal Amituofo berkesinambungan,
kenapa kita tidak ikut-ikutan belajar ajaran mereka?

Kita tidak memiliki akar kebijaksanaan superior seperti mereka,


jika memaksakan diri mempelajarinya tentunya sulit dan ada
rintangannya, sedangkan melafal Amituofo cocok dengan akar
kebijaksanaan-ku, saya melatih metode ini dan tidak ada
rintangannya, tidak ada kesulitannya dan mudah untuk meraih
keberhasilan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 18 Mei 2011

53
A lam Sukhavati merupakan sebuah sekolah, di sana hanya
ada dua jenis peranan, yakni Guru dan murid. Guru adalah Buddha
Amitabha, murid adalah Bodhisattva. Setiap praktisi yang terlahir ke
Alam Sukhavati adalah Bodhisattva.

Maka itu Alam Sukhavati boleh dikatakan sebagai sebuah


Kampus Buddhis yang dibangun bersama oleh seluruh Buddha
Tathagata, Buddha Amitabha adalah Rektor-nya, para Buddha
Tathagata adalah Dosen-nya. Mereka selalu berkunjung ke Alam
Sukhavati untuk memberi kuliah, para Bodhisattva Calon Buddha
menjadi asisten Dosen.

54
“Amitabha Sutra” menyebutkan “Tempat berkumpulnya para
insan berkebajikan tertinggi”, menurut penjelasan Guru Sesepuh,
yang dimaksud insan berkebajikan tertinggi adalah para
Bodhisattva Calon Buddha, Mereka menjadi asisten Dosen,
membantu para penduduk Alam Sukhavati untuk belajar.

Buddha Amitabha membabarkan Dharma tanpa henti di Aula


Tujuh Mustika, oleh karena penduduk Alam Sukhavati tidak butuh
makan, juga tidak butuh tidur.

Sementara itu kita di dunia fana ini, gara-gara makan dan tidur
telah menghabiskan berapa banyak waktu.

Lain halnya di Alam Sukhavati, siang malam kita dapat


mendengar pembabaran Dharma tanpa terputus hingga kita
berhasil mencapai KeBuddhaan.

Setelah mencapai KeBuddhaan, kita menuju ke penjuru alam


lainnya, tempat yang berjodoh dengan dirimu, anda menjadi Buddha
dan membabarkan Dharma di sana.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Mei 2011

55
K ita harus mengenali dengan jelas bahwa Ajaran Tanah Suci
merupakan pendidikan yang paling agung dan paling sempurna.
Menjamin dirimu mencapai KeBuddhaan, bahkan sangat cepat,
bayangkan, belajar tanpa terputus!

Lain halnya dengan kita di dunia fana ini, selain waktu belajar
yang singkat, waktu terputus-nya begitu panjang, sehari 24 jam,
meskipun anda mampu mempergunakan 8 jam buat belajar, namun
sisanya masih ada 16 jam terputus.

Ada orang yang bertanya untuk apa kita ke Alam Sukhavati?


Untuk menuntut ilmu, di sana kita menikmati keberhasilan yang
diwujudkan kekuatan tekad agung Buddha Amitabha.

Di sana segalanya muncul sesuai dengan apa yang kita pikirkan,


tidak ada istilah persediaan terbatas maupun out of stock,
umpamanya sekarang saya menginginkan satu set buku “Tripitaka”,
maka permintaanmu segera muncul di hadapanmu, ketika saya
tidak ingin membaca lagi, maka dia akan segera lenyap. Anda tidak
perlu cari lemari buat menyimpannya.

56
Ingin makan hidangan apa saja juga tersedia, ingin mengenakan
pakaian apa saja juga langsung melekat di tubuh jasmani. Istana
hunian penduduk Alam Sukhavati, di dalamnya tidak ada perabot
dan perlengkapan lainnya, kalau ada bukankah sangat merepotkan
(harus bersih-bersih).

Ketika ada orang yang datang bertamu, tinggal pikirkan sofa


model bagaimana yang diinginkan, langsung muncul, ketika tamu
pulang, perabot segera lenyap, tidak perlu berberes-beres lagi.

Alam yang sedemikian indah sempurna-nya, mengapa tidak


berminat ke sana?

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Mei 2011

D i dalam “Empat Ajaran Liao-fan” diuraikan dengan jelas, dia


menasehati putranya belajar rendah hati, insan yang rendah hati
pasti memiliki hati tulus dan rasa hormat. Jika masih ada sedikit saja
keangkuhan maka takkan bisa lulus ujian, umpamanya ada orang
yang pergi mengikuti ujian negara, dia begitu percaya diri karena
artikel yang ditulisnya begitu bagus, sehingga meremehkan peserta
ujian lainnya.

57
Alhasil ketika hasil ujian diumumkan, dia tidak lulus, dalam
hatinya tidak bisa menerima kenyataan ini, lalu memaki-maki
pejabat penguji tidak punya mata, artikelnya yang begitu bagus
kenapa tidak terpilih?

Ketika dia mengamuk dan memaki-maki, ada seorang Pendeta


Tao yang tersenyum melihat tingkahnya. Dia jadi semakin murka
dan bertanya pada Pendeta Tao, “Kenapa anda menertawai diriku?”

Pendeta Tao menjawab : “Saya tertawa karena artikelmu pasti


hasilnya jelek.”

“Anda tidak pernah baca artikel-ku, bagaimana tahu hasilnya


jelek?”

“Gampang saja, dari temperamen burukmu sudah bisa menilai


anda takkan bisa menghasilkan artikel yang bagus.”

Begitu mendengarnya, pelajar ini langsung tercerahkan, ucapan


Pendeta Tao sungguh beralasan, sikapnya langsung berubah jadi
rendah hati dan hormat, menyesali kesalahan diri sendiri.

58
Pendeta Tao mengajarinya untuk memperbaiki diri, tiga tahun
mendatang kembali lagi mengikuti ujian, akhirnya dia lulus.

Tuan Liao-fan tidak punya kemampuan khusus untuk menilai


orang lain, dia bukan peramal, dia hanya menilai seseorang dari
ketulusan dan rasa hormatnya, tutur kata dan perilaku-nya, apakah
punya ketulusan dan rasa hormat? Inilah yang dinilainya, berhasil
atau gagalnya Dharma duniawi (ajaran insan suci dan bijak),
kuncinya terletak di sini, apalagi Dharma non duniawi (Buddha
Dharma)? Hal ini penting adanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Mei 2011

Komik Empat Ajaran Liao-fan :

http://ebooksukhavati.blogspot.com/2014/06/empat-ajaran-liao-
fan.html

H al ini berkenaan dengan hati, tidak boleh menggunakan hati


semu (munafik penuh kepura-puraan), hendaknya menggunakan
hati yang tulus, barulah dapat meraih keberhasilan, baik dalam
Dharma duniawi maupun Dharma non duniawi juga tak terkecuali.

59
Hari ini kondisi masyarakat sangat kacau, bencana terjadi di
mana-mana, apa sebabnya? Oleh karena semua orang menggunakan
hati palsu, tidak ada yang menggunakan hati tulus. Bahkan saat
melafal Amituofo pun masih menggunakan hati palsu, bagaimana
dia bisa berhasil?

Apabila insan yang menggunakan hati tulus itu jumlahnya


semakin banyak, maka permasalahan sosial pun jadi teratasi.
Mengapa kondisi masyarakat zaman dulu masih begitu aman
sentosa?

Oleh karena masyarakat zaman dulu masih ada yang mendidik,


orang Tiongkok menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan keluarga.
Pendidikan keluarga merupakan fondasi stabilitas masyarakat
Tiongkok sepanjang lima ribu tahun, hal ini dilakukan dengan baik,
baik oleh Kaisar maupun rakyat sehingga menciptakan dunia yang
damai dan sejahtera.

Dinasti yang paling dekat dengan era kita adalah Dinasti Qing,
lihatlah Kaisar Kangxi bertahta 61 tahun, Kaisar Yongzheng bertahta
13 tahun, Kaisar Qianlong bertahta 60 tahun, dilanjutkan dengan
Kaisar Jiaqing, hampir dua abad lamanya, masyarakat menikmati
kesejahteraan, bagaimana asalnya? Yakni pendidikan keluarga.

Kaisar menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan keluarga,


menganugerahkan penghargaan kepada keluarga yang menerapkan
pendidikan keluarga.
60
Setiap keluarga mendidik keturunannya dengan begitu bagusnya,
sehingga di dalam masyarakat tidak ada orang jahat, setiap orang
adalah orang baik, setiap kejadian merupakan kejadian yang baik,
dunia damai dan sejahtera.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Mei 2011

M anusia masa kini, niat jahatnya lebih banyak, niat baiknya sedikit,
ucapan buruk lebih banyak, tutur kata baik lebih sedikit. Vaci-kamma atau
karma yang dilakukan melalui ucapan, ini sungguh mengerikan, mengapa jasa
kebajikan dari pelatihan diri kita bisa raib begitu saja? Dari Vaci-kamma
mengalir keluar, hilang begitu saja.

Maka itu di dalam “Sutra Usia Tanpa Batas”, Buddha Sakyamuni


membabarkan pada kita, “Menjaga Vaci-kamma, tidak membicarakan
kesalahan insan lain”, mengajarkan kita jangan mengkritik orang lain.

Ketika kita mengkritik orang lain, siapa yang paling dirugikan? Diri sendiri
yang paling dirugikan. Saya telah berulang kali menyampaikan bahwa ketika
kita melontarkan kritikan kepada orang lain, orang lain hanya terluka
perasaan-nya sebanyak 3 bagian, sementara diri sendiri mengalami luka batin
sebanyak 7 bagian, sungguh tidak pantas.
61
Buddha dan Bodhisattva mengajarkan kita supaya “Memuji Tathagata”,
orang lain memiliki kelebihan, kita memujinya, sebaliknya orang lain memiliki
kekurangan, jangan taruh di hati, juga jangan taruh di mulut.

Maka itu, jika kita ingin meraih keberhasilan pada satu masa kehidupan
ini, hendaknya senantiasa berada dalam pelatihan diri. Satu langkah silap saja
bisa mengakibatkan penyesalan seumur hidup.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Mei 2011

P enderitaan kematian, orang hidup takkan bisa memahaminya, karena


belum merasakannya, Buddha Sakyamuni melukiskannya di dalam sutra
sebagai, “Angin yang tajamnya serupa pisau menyayat tubuh”.

Masih ada satu perumpamaan lagi, “Kura-kura hidup yang dilepaskan dari
cangkangnya”, bayangkan bagaimana rasanya siksaan tersebut!

Buddha Sakyamuni menyampaikan pada kita, ketika kesadaran (vijnana)


meninggalkan tubuh kasar, penderitaan ini ibarat “Angin yang tajamnya
serupa pisau menyayat tubuh”, “Kura-kura hidup yang dilepaskan dari
cangkangnya”, memang benar dalam kondisi ini dia sangat ketakutan.
62
Ini merupakan momen yang sangat menentukan, berada di gerbang
antara kehidupan dan kematian, andaikata dia dapat bersua dengan
Kalyanamitra, maka Kalyanamitra akan mengingatkan dirinya supaya melafal
Amituofo, kata-kata lainnya tidak perlu diucapkan lagi, sudah tidak sempat
lagi.

Pada momen begini, setiap menit dan detiknya harus dimanfaatkan


dengan baik, hanya satu kalimat yang perlu disampaikan, yakni lekaslah
melafal Amituofo.

Pasien yang menerima nasehat Kalyanamitra akan segera melafal


Amituofo, apapun tidak dipikirkan lagi, niat pikiran apapun takkan ada lagi,
penderitaannya segera lenyap.

Mulanya sangatlah tersiksa, begitu melafal Amituofo, penderitaannya


segera berakhir, ketika dia meneruskan melafal Amituofo berkesinambungan,
Buddha Amitabha muncul di hadapannya, menjemputnya terlahir ke Alam
Sukhavati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Mei 2011

63
S aat menjelang ajal, melafal satu kali atau sepuluh kali Amituofo juga
dapat terlahir ke Alam Sukhavati, kalau memang begitu, buat apa sekarang
bersusah payah melafalnya, nanti saja waktu menjelang ajal baru melafal.

Pemikiran ini kayaknya tidak salah, saat menjelang ajal baru melafal,
masih sempat. Menurut “An-Le-Ji” pemikiran begini merupakan pemikiran
yang sangat beresiko.

Catatan :

“An-Le-Ji” atau “Kumpulan Syair Kedamaian karya Master Daochuo”,


Master Daochuo mengutip kalimat-kalimat dari Sutra untuk menasehati
praktisi Buddhis supaya melafal Amituofo bertekad terlahir ke Alam
Sukhavati.

Tempo dulu Guru Li (Upasaka Li Bing-nan) pernah memberitahukan pada


kami, saat menjelang ajal seseorang mesti memenuhi tiga persyaratan agar
bisa terlahir ke Alam Sukhavati.

Syarat pertama, pikiran masih jernih, tidak pikun. Lihatlah manusia saat
menjelang ajal, kebanyakan menderita kepikunan, tidak mengenali sanak
keluarga dan sanak saudaranya.

Cobalah jalan-jalan ke Rumah Sakit, lihatlah pasien yang saat menjelang


ajal, ada berapa saja yang pikirannya masih jernih? Seseorang yang saat
64
menjelang ajalnya, pikirannya masih jernih, minimal dia juga takkan jatuh ke
alam penderitaan.

Orang yang jatuh ke alam rendah dikarenakan pikirannya tidak jernih,


orang yang pikirannya jernih mana mungkin mau menuju ke alam binatang,
atau menjadi setan kelaparan? Mana ada aturan begini!

Begitu seseorang itu terserang Penyakit Pikun, maka sudah sulit


berkesempatan terlahir ke Alam Sukhavati, meskipun ada sahabat Dharma
yang datang membantunya melafal Amituofo, peluangnya juga hampir nihil.

Meskipun anda berteriak di telinga-nya, lafallah Amituofo, dia juga


sepertinya tidak mengerti, dia juga tidak mengerti apa itu Amituofo. Maka itu
apa yang paling ditakuti praktisi pelafal Amituofo? Yakni saat lanjut usia
terserang Penyakit Pikun, bersusah payah melatih diri seumur hidup, jadi sia-
sia.

Kita amati dengan seksama, ada pula praktisi non awam yang saat berusia
lanjut menderita kepikunan, ketika sahabatnya datang membesuk, dia cuma
menatapnya dengan bengong, tidak dapat mengenalinya, daya ingatnya sudah
pudar. Lafalan Amituofo juga tidak diresponnya. Jika terpikir sampai di sini,
alangkah menakutkan.

Syarat kedua adalah bersua dengan Kalyanamitra, dapat bertemu dengan


orang yang benar-benar paham Ajaran Tanah Suci, saat genting dapat
mengarahkan pasien secara benar.

65
Syarat ketiga, setelah mendengar nasehat Kalyanamitra, pasien dapat
menerima, meyakini dan mengamalkannya.

Ketiga persyaratan ini, saat menjelang ajal, ada berapakah orang yang
dapat memenuhinya? Terpikir sampai di sini, tidak bisa tidak merasa takut.
Lantas bagaimana?

Dalam waktu keseharian harus belajar dan melatih diri dengan


bersungguh-sungguh. Dengan pikiran baik dan tindakan baik maka akan
terhindar dari Penyakit Pikun. Jangan sampai ada niat menyakiti hati orang
lain, tak peduli sengaja atau tidak disengaja, juga tak boleh. Apa yang ditabur,
itulah yang dituai, Hukum Sebab Akibat tidak pernah meleset.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Mei 2011

Komik Riwayat Master Daochuo :

https://negeriteratai.blogspot.com/2020/06/54a-kisah-master-daochuo-bgn-1.html

https://negeriteratai.blogspot.com/2020/06/54b-kisah-master-daochuo-bgn-2.html

66
M anusia hendaknya hidup layaknya seorang manusia yang seutuhnya,
orang Tiongkok menetapkan standarnya adalah “Lima jenis kebajikan ajaran
Konfusius”, “Lima jenis hubungan manusia yang beradab”, “Empat Ikatan
Sosial” dan “Delapan Moralitas”, inilah standar orang Tionghoa.

“Lima jenis hubungan manusia yang beradab” adalah hubungan antar


manusia, antara lain :

1. Hubungan antar ayah dan anak

Ayahbunda harus mendidik dan menjadi teladan yang baik bagi anaknya
dan anak harus berbakti pada ayahbunda.

2. Hubungan antar suami istri

Suami dan istri menunaikan tanggung jawab berdasarkan peranan


masing-masing.

3. Hubungan antar saudara

Antara abang, kakak dan adik harus saling hormat menghormati dan
saling sayang menyayangi.

4. Hubungan antar pimpinan dan bawahan

Harus ada makna kesetiaan.

5. Hubungan antar sahabat

Harus dapat dipercaya

“Lima jenis kebajikan ajaran Konfusius” adalah :

67
仁 : rén : kemuliaan (welas asih)

義 : yì : kebenaran

禮 : lǐ : kesusilaan

智 : zhì : kebijaksanaan

信 : xìn : dapat dipercaya

Ini merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi manusia


seutuhnya. Seseorang yang mengabaikan Lima jenis kebajikan ini, maka tidak
dapat disebut sebagai manusia lagi.

Budaya warisan Leluhur Tiongkok bila diambil esensi-nya tidak


melampaui 12 kata yakni “bakti, persaudaraan, setia, dapat dipercaya,
kesusilaan, kebenaran, kejujuran, tahu malu, kemuliaan, mengasihi, harmonis,
perdamaian”.

Apabila 12 kata ini telah diamalkan, maka anda adalah manusia yang telah
memenuhi standar, anda takkan kehilangan wujud manusia, kelahiran
berikutnya anda pasti akan lebih baik dari masa kehidupan sekarang.

Andaikata 12 kata ini dapat diamalkan secara menyeluruh, pahala-mu


bukan lagi di Alam Manusia, tetapi di Alam Dewa atau Surga, kelahiran
berikutnya anda naik ke Surga, menikmati berkah Surgawi.

Sedangkan bagi praktisi pelafal Amituofo, bila mengamalkan tata susila


dan melafal Amituofo, pasti terlahir ke Alam Sukhavati.
68
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Mei 2011

Mengenal Istilah Dalam Ajaran Konfusius :

http://komcit.blogspot.com/2014/10/mengenal-istilah-dalam-ajaran-konfusius.html

D i dalam “An-Le-Ji” tercantum bahwa “Sepuluh lafalan tampaknya


tidak sulit, tetapi orang awam, hatinya serupa kuda liar, ....................”

Perkataan ini adalah sejujurnya. Sepuluh lafalan tampaknya sangat


gampang, namun bagi orang awam justru sangat sulit, di mana letak
kesulitannya? Suasana hati yang labil dan mudah tersinggung, bentuk-bentuk
pikiran bermunculan tanpa henti, cuma sepuluh lafalan dia juga sulit terfokus,
ini nyata adanya.

Jangankan bilang sepuluh lafalan, satu lafalan saja dia juga tidak sanggup
melafalnya keluar. Inilah yang kita sebut sebagai tidak punya akar kebajikan,
berkah kebajikan.

69
Tidak punya akar kebajikan lantas bagaimana? Dia tidak percaya, anda
jelaskan padanya dia juga tidak paham, ini dikarenakan tidak punya akar
kebajikan.

Tidak punya berkah kebajikan, makanya dia tidak bersedia melafal, dia
masih mendambakan dunia ini, tidak ikhlas meninggalkannya, kemelekatan
pada perasaan (suka dan benci) begitu mendalamnya. Atau tidak sanggup
mengikhlaskan harta bendanya, kedudukannya, dia hanyut dan terlena di
dalamnya.

Hal begini sudah lumrah pada masa kini, zaman dulu masih lumayan
sedikit, mengapa demikian? Orang zaman dulu memandang berat pada
Pendidikan Hukum Karma.

Pada zaman dahulu di setiap wilayah, kota kecil, terdapat Kelenteng


Cheng-huang. Di dalam Kelenteng Cheng-huang pasti ada “Lukisan Sepuluh
Pengadilan Neraka”.

“Lukisan Sepuluh Pengadilan Neraka” mengungkapkan balasan yang


diterima di Neraka, yang diukir pada kayu maupun tanah liat. Semasa kecil di
dusun kami, lukisan tersebut merupakan lukisan ukiran tanah liat.

Ketika anda berjalan-jalan di dalamnya, sudah serupa dengan berkeliling


ke Neraka sejenak, melihat dosa apa yang dilakukan, apa akibatnya, berjelajah
sejenak, meninggalkan kesan yang sangat mendalam.

70
Terutama bagi anak kecil, di dusun kami setahun ada beberapa kali, ibu-
ibu akan bersembahyang ke Kelenteng Chenghuang, sambil membawa anak-
anaknya.

Ketika saya berusia 5-7 tahun, tiap tahunnya saya selalu mengikuti
Bunda-ku sembahyang ke Kelenteng Chenghuang, saya selalu menyimak
“Lukisan Sepuluh Pengadilan Neraka”, setahun kami berkunjung beberapa
kali, setiap kali berkunjung saya pasti pergi melihatnya, sehingga kesan ini
sangat mendalam terukir di benakku.

Saat timbul niat pikiran buruk, langsung teringat pada balasan di “Lukisan
Sepuluh Pengadilan Neraka”, hati pun sejuk kembali, tidak berani
melakukannya.

Hidup susah sedikit tidak apa-apa, asalkan bisa dilalui sudah boleh,
takkan sudi menerima balasan buruk kelak. Zaman dulu bangunan Kuil
Leluhur, Kelenteng Chenghuang tersebar merata di seluruh Daratan Tiongkok.

Dengan memahami Sebab Akibat, makanya tidak berani ada niat buruk,
niat jahat tidak ada, mana ada tindakan jahat? Inilah pembatas bagi hati
manusia, menimbulkan kegunaan yang besar.

Zaman sekarang manusia menganggapnya sebagai kepercayaan takhayul,


makanya merusaknya, menghancurkan kepercayaan takhayul. Karena sudah
non takhayul makanya masyarakat pun bergolak, tidak ada cara untuk
menstabilkannya.

71
Zaman dulu para kaisar menggunakan cara ini guna mendidik dan
menstabilkan masyarakat, dunia damai sejahtera, rakyat aman sentosa.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Mei 2011

A pakah setan dan malaikat itu nyata adanya? Kita hendaknya


meneliti, memahami dan mengenalinya, jangan cuma mendengar omongan
orang lain. Ketika masih duduk di bangku sekolah, kami dididik supaya
menghancurkan pandangan takhayul, maka itu kami memandang hal ini
sebagai kepercayaan takhayul.

Konfusius berkata “Menghormati setan dan malaikat, tetapi harus


menjauhinya”, makna perkataan ini sungguh mendalam, “Tetapi harus
menjauhinya” artinya anda jangan mendekati dan belajar darinya, cuma harus
dihormati. Konfusius bilang menghormati setan dan malaikat, berarti setan
dan malaikat itu benar-benar ada, tetapi janganlah belajar padanya.

Sementara itu orang zaman sekarang adalah menghancurkan kelenteng,


jadi jauh berbeda dengan sikap insan zaman dulu. Zaman dulu, banyak
legenda tentang setan dan malaikat, contohnya Ji Xiao-lan, penulis dengan
segudang ilmu, dia menulis sebuah buku berjudul “Yue wei caotang biji” atau
“Catatan Mengamati Pondok Jerami”, yang khusus mencatat kisah tentang
setan dan malaikat.

72
Buku ini sangat tebal, dia bukan asal mengarang saja, tetapi memang ada
tercantum di dalam naskah-naskah kuno, dia hanya mengumpulkan dan
menjadikannya satu buku saja.

Ditambah pengalamannya secara langsung, apa yang pernah dilihatnya,


didengarnya, yang pasti bukanlah rumor, dia mencatatnya, jadi bukan palsu.

Sayangnya kita menganggap buku ini adalah buku novel, cuma buat
sekedar hiburan saja. “Kisah Aneh Liaozhai” karya Pu Songling, juga bukan
asal karang saja, saya percaya itu adalah kisah nyata.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Mei 2011

Y ang harus kita lakukan sekarang adalah meredakan bentuk-bentuk


pikiran kita, bagaimana caranya? Melafal Amituofo. Tiap hari melafal
Amituofo, melafal Amituofo adalah meredakan bentuk-bentuk pikiran,
bentuk-bentuk pikiran adalah karma buruk, meredakan bentuk-bentuk
pikiran adalah mengeliminasi karma buruk.

Setelah memahami kebenaran ini, barulah anda akan melakukannya


dengan serius. Kita mengetahui niat pikiran kita tidaklah baik, terhadap orang
lain, terhadap segala urusan, atau terhadap makhluk hidup dan benda mati,
kita hanya mengutamakan kepentingan sendiri dan keuntungan pribadi,
73
segalanya ditujukan untuk merugikan orang lain demi menguntungkan diri
sendiri.

Semua niat pikiran dan tindakan begini akibatnya adalah jatuh ke tiga
alam rendah, balasan yang akan diterimanya adalah siksaan di tiga alam
penderitaan, sungguh menyengsarakan, jangan lagi melakukannya.

Maka itu harus menjadikan lafalan Amituofo sebagai “Memelihara


kebiasaan menjadi sifat”, menggantikan bentuk-bentuk pikiran menjadi
lafalan Amituofo, sehingga melafal Amituofo menjadi sebuah tabiat, setiap
saat niat pikiran yang timbul adalah melafal Amituofo, memeliharanya jadi
sebuah kebiasaan. Selain lafalan Amituofo, tidak ada bentuk pikiran lainnya,
anda pasti berhasil terlahir ke Alam Sukhavati.

Patut diketahui, bentuk pikiran apapun adalah karma tumimbal lahir,


apalah artinya! Hendaknya mengganti bentuk-bentuk pikiran menjadi lafalan
Amituofo, dengan demikian saat menjelang ajal, baik satu lafalan hingga
sepuluh lafalan, juga dapat terlahir ke Alam Sukhavati.

Giat melafal Amituofo, mengeliminasi rintangan karma diri sendiri.


Melafal Amituofo adalah mengeliminasi rintangan karma, tidak melafal
Amituofo adalah menambah rintangan karma, kebenaran ini, fakta ini, tidak
boleh tidak dipahami.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Mei 2011

74
D alam waktu keseharian, kita harus memelihara kebiasaan melafal
Amituofo sehingga menjadi tabiat, saat menjelang ajal dengan mudah dapat
teringat melafal Amituofo.

Sebaliknya jika dalam waktu keseharian tidak membiasakan diri melafal


Amituofo, saat menjelang ajal takutnya kelupaan melafal Amituofo, bersusah
payah melafal Amituofo seumur hidup, namun akhirnya malah tidak tahu
melafalnya, sungguh patut disayangkan!

Saat permulaan saya menjadi Bhiksu, bertemu dengan seorang Upasaka, saya
lupa namanya. Lebih dari 50 tahun yang silam, saya ditahbiskan di Vihara
Linji.

Di Vihara Linji terdapat perkumpulan pelafal Amituofo, Upasaka ini bertindak


sebagai wakil ketua. Seminggu se-kali mereka berkumpul di Vihara Linji
melafal Amituofo bersama, dia menjadi ketua kebaktian, memimpin umat
dengan baik, sangat tulus.

Saat menjelang ajal, penampilannya sungguh buruk, dia takut mati. Dia
menyuruh para sahabat Dharma jangan melafal Amituofo untuknya, tapi ganti
dengan melafal nama Bodhisattva Avalokitesvara atau Guan Shi Yin Pu Sa, dia
masih ingin hidup, namun apa daya ajal telah tiba, makanya dia tidak terlahir
ke Alam Sukhavati, sungguh patut disayangkan.

75
Lihatlah, jabatannya wakil ketua perkumpulan pelafal Amituofo, saat ajal
menjelang malah takut mati. Setiap minggu memimpin umat melafal Amituofo,
dia sendiri juga ikut melafal Amituofo, tetapi dia tidak memeliharanya jadi
kebiasaan, makanya saat menjelang ajal tidak mampu bertindak sebagai
pengendali, banyak orang yang merasa prihatin dan turut menyesalinya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Mei 2011

B etapa pentingnya peranan Zhunian atau kegiatan membantu pasien


melafal Amituofo. Hendaknya kita membantu mengantar orang lain ke Alam
Sukhavati.

Pada momen begini, jangan lagi membicarakan hal lainnya dengan si


pasien, tetapi nasehatilah dia supaya melafal Amituofo dan membulatkan
tekad terlahir ke Alam Sukhavati.

Nasehatilah dia supaya mengikuti hadirin melafal Amituofo, sampai


bersua dengan Buddha Amitabha barulah boleh mengikutiNya, jika belum
melihat kehadiran Buddha Amitabha, maka tidak boleh pergi dulu.

Melihat sosok siapapun, juga tidak boleh mengikutinya, melihat


kemunculan Buddha atau Bodhisattva selain Buddha Amitabha, juga tidak
boleh mengikutinya. Perkataan ini sangat penting adanya, saat menjelang ajal
harus menekankan pada poin ini.

76
Saat menjelang ajal para sahabat Dharma membantumu melafal Amituofo,
supaya dirimu tidak dilanda kepanikan dan ketakutan, dalam iringan suara
lafalan Amituofo, kesadaran (vijnana)-mu akan meninggalkan tubuh kasar.

Andaikata vijnana-mu mengikuti hadirin melafal Amituofo, saat itu


Buddha Amitabha pasti datang menjemputmu. Sebelum napasmu terputus,
terlebih dulu anda akan melihat kehadiran Buddha Amitabha, anda akan
memberitahu para hadirin, Buddha Amitabha telah datang menjemputku,
maka ini merupakan bukti bahwa anda telah terlahir ke Alam Sukhavati.

Namun kadang kala ada pasien yang menderita penyakit berat, kondisi
tubuhnya sangat lemah, napasnya juga sangat lemah, ketika melihat Buddha
Amitabha datang menjemput, dia mengatakannya keluar, tetapi tidak
kedengaran, kita hanya melihat bibirnya bergerak seolah-olah sedang
mengatakan sesuatu. Entah apa yang ingin disampaikannya, apakah dia ingin
mengatakan Buddha Amitabha telah datang menjemputnya?

Tetapi dia meninggal dengan damai, juga muncul fenomena istimewa,


sebagian ada yang memberi mimpi kepada sanak keluarganya. Setelah
meninggal dunia beberapa hari kemudian, dia memberi mimpi kepada sanak
keluarga atau sanak saudara atau teman-temannya, memberitahu
bahwasannya dia telah terlahir ke Alam Sukhavati, ini nyata adanya.

Jika tidak terlahir ke Alam Sukhavati, dia takkan berdaya memberi mimpi,
setelah berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, dia memiliki kemampuan
menggunakan cara ini guna menyampaikan pesan.

77
Ini juga merupakan sebuah jasa kebajikan, apa alasannya? Sebagai bukti
pada keluarga, kerabat dan sahabatnya, bahwasannya dia telah berhasil
terlahir ke Alam Sukhavati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Mei 2011

78
M etode pelatihan diri yang diajarkan “Sutra Usia Tanpa
Batas” adalah memfokuskan diri melafal Amituofo
berkesinambungan. Apabila kita telah memahaminya, telah
tercerahkan, maka terhadap segala sesuatu di dunia ini, semakin
tawar semakin bagus.

Jika membangkitkan hati Maitri Karuna, ingin menyelamatkan


para makhluk, kalau memang ada jodoh maka lakukanlah, bukan
menyuruhmu tidak boleh melakukannya; sebaliknya kalau tidak
punya jodoh, janganlah memaksakan kehendak, urusan
menyelamatkan para makhluk, setibanya di Alam Sukhavati nanti,
setelah mencapai kesempurnaan barulah melakukannya, pemikiran
begini barulah betul.
79
Dalam satu kelahiran mencapai kesempurnaan, ini adalah
urusan besar, tidak ada lagi urusan lain yang lebih besar daripada
hal ini; dengan perkataan lain, urusan mencapai KeBuddhaan adalah
hal yang paling penting, sedangkan urusan menyelamatkan orang
lain bukanlah yang terpenting. Apa alasannya?

Sebelum mencapai KeBuddhaan, terus terang saja, anda takkan


mampu menyelamatkan para makhluk, hanya setelah anda berhasil
mencapai KeBuddhaan, barulah anda mampu menyelamatkan para
makhluk, pemikiran ini sangatlah penting.

Apa yang disampaikan oleh Buddha dan Bodhisattva, Guru


Sesepuh dan praktisi senior, setiap kalimatnya adalah perkataan
sejujurnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 25 Mei 2011

M aster Ouyi mengatakan, ”Membangkitkan keyakinan, melafal


berkesinambungan”, tanpa keraguan sama sekali, benar-benar
dapat mewujudkan pikiran tidak terpencar, tidak ragu dan tidak
terputus. “Siang malam melafal 100 ribu kali, atau 50 ribu kali, atau

80
30 ribu kali, yang penting jangan kian melafal kian berkurang
jumlahnya”.

Bagaimana cara melafalnya, terpulang kembali pada kondisi diri


sendiri, kalau dalam sehari dapat melafal 100 ribu kali, kondisi
kehidupannya pasti sangat lumayan. Mengapa demikian?

Dia tidak perlu bekerja cari nafkah, sandang, pangan dan papan
terpenuhi, bahkan ada pelayan yang meladeni segala keperluan
hidupnya, alangkah besarnya pahala begini.

Dia dapat melafal 100 ribu kali, atau 50 ribu kali, atau 30 ribu kali,
merupakan insan yang berpahala besar, 30 ribu lebih mudah
diwujudkan.

Saya pernah melihat ada praktisi yang sepanjang hidupnya belajar


ajaran Zen, ajaran Tantra, ajaran Tiantai sekaligus juga melafal
Amituofo, sampai ketika dia berusia 80 tahun barulah menyadari,
ternyata Zen, Tantra, Tiantai tidak terpakai, akhirnya dia
melepaskan semua metode, beralih memfokuskan diri pada
pelafalan Amituofo.

Dia bilang padaku tiap hari dia melafal 30 ribu kali. Tepat! Dia telah
lanjut usia, lantas bagaimana cara dia melafal sehari 30 ribu kali?
Dia menghitung sampai 30 ribu kali, tiap hari takkan kurang.

81
Dia tinggal di dusun, usai sarapan jalan santai di luar rumah, satu
kali berkeliling butuh waktu 2-3 jam, 30 ribu lafalan pun selesai
dilafal. Satu langkah melafal satu kali, yang juga berarti dia telah
berjalan 30 ribu langkah, sambil olahraga sambil melafal Amituofo,
cara ini bagus!

Jika mengandalkan tasbih malah sulit terfokus, jadi menggunakan


cara Master Yin Guang, yakni menghitung dari angka 1-10, lalu
diulangi lagi dari angka 1-10, cara ini dapat memfokuskan pikiran.

Melafal Amituofo adalah belajar memfokuskan pikiran, bukan pada


berapa banyak jumlah lafalan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 25 Mei 2011

M elafal Amituofo adalah belajar memfokuskan pikiran, bukan


pada berapa banyak lafalan. Memfokuskan pikiran adalah tidak ragu,
tidak terpencar. Meskipun bukan merupakan hati sejati (ketulusan
hati), namun tidak ragu dan tidak terpencar adalah terjalin dengan
hati sejati, kekuatan ini sangatlah besar, terjalin dengan Buddha
82
Amitabha; sebaliknya jika masih ada keraguan, pikiran masih
bercabang-cabang, maka takkan bisa terjalin.

Buddha Sakyamuni menyampaikan pada kita, “Setiap lafalan


Amituofo terjalin dengan Buddha Amitabha, lafalan demi lafalan
terjalin dengan Buddha Amitabha”, kalimat ini sangat penting sekali.

Masih ada kalimat lainnya yakni “Hati suci maka Tanah Buddha pun
suci”, walaupun sehari mampu melafal hingga 100 ribu kali, tetapi
hati tidak suci, kekotoran batin dan tabiat masih begitu berat, maka
tidak dapat terlahir ke Alam Sukhavati, cuma bisa sekadar menanam
akar kebajikan.

Walaupun akar kebajikan dan berkah kebajikan sangat tebal, namun


jodoh untuk terlahir ke Alam Sukhavati belum masak, dalam satu
masa kehidupan sekarang tidak dapat terlahir ke Negeri Buddha
Amitabha.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 25 Mei 2011

83
M enurut Master Ouyi, apabila anda berharap melafal Amituofo

hingga mencapai “Pikiran Terfokus Tak Tergoyahkan”, cara yang


harus digunakan saat permulaan adalah melafal Amituofo sambil
menghitung tasbih, apa alasannya? Tiap hari anda akan melafal
dalam jumlah yang telah ditetapkan.

Orang masa kini jika menyuruhnya sehari melafal 10 ribu kali, dia
takkan sanggup melakukannya, terkecuali sehari menyuruhnya
melafal seribu kali, masih sanggup diwujudkannya.

Satu untaian tasbih adalah 108 butir, jadi menyuruhnya mengulang


untaian sebanyak 10 kali, kalau begini dia sanggup melakukannya.
Pelan-pelan saja, setelah melafal 3-5 tahun kemudian, nasehati dia
supaya menambah jumlah lafalan.

Kalau saat permulaan sudah menetapkan jumlah lafalan yang


banyak, maka sulit untuk mempertahankannya, kasus begini sejak
zaman dulu hingga sekarang ada begitu banyak, bahkan diri kami
sendiri juga tak terkecuali.

Maka itu saat permulaan jangan menetapkan target dalam jumlah


besar, setelah mantap barulah perlahan-lahan ditingkatkan
jumlahnya, begini barulah bagus, merupakan fenomena adanya
kemajuan.
84
Sebaliknya jika makin melafal makin berkurang jumlahnya, ini
adalah kemunduran, merupakan fenomena kemerosotan, ini
tentunya tidak bagus. Maka itu penetapan jumlah lafalan bagi
praktisi pemula hendaknya sedikit, jangan kebanyakan. (Niat itu
mudah dibangkitkan namun sulit dipertahankan).

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 25 Mei 2011

C ara melatih diri yang terbaik bagi praktisi pemula adalah


menyuruhnya mendengar ceramah, mendengar ceramah akan
membawa manfaat bagi dirinya, yakni membantu membangkitkan
keyakinan hati. Setelah mendengar ceramah dan memahaminya, dia
akan memutuskan keraguan dan menumbuhkan keyakinan.

Mengapa ada orang yang tidak sanggup menerima Pintu


Dharma Tanah Suci? Ketika saya masih menjadi praktisi pemula,
Guru Li (Upasaka Li Bing-nan) bersusah payah menasehatiku. Saya
bilang saya tidak menolak Pintu Dharma ini, namun saya juga tidak
sanggup menerimanya; tidak mengerti dengan jelas, tidak tahu apa
manfaatnya.

85
Kala itu saya sedang mempelajari “Surangama Sutra”, pernah
menceramahkan “Sutra Lotus” sebanyak satu kali, kemudian ketika
menceramahkan “Avatamsaka Sutra” sampai separuh bagian, saya
menyadari ternyata Bodhisattva Manjusri, Bodhisattva
Samantabhadra, Sudhana-kumara juga melafal Amituofo bertekad
terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, barulah saya merenungkan hal ini
secara mendalam, barulah dapat menerimanya.

Maka itu tanpa memahaminya secara benar, mudah mengalami


kemunduran hati. Kami melihat banyak praktisi pelafal Amituofo
yang mundur hatinya, beralih belajar pintu Dharma lainnya, hal
begini sudah lumrah adanya, tidak mengherankan, mengapa
demikian? Dia tidak memahami Pintu Dharma Tanah Suci.
Andaikata anda telah memahaminya secara jelas, pasti takkan
berubah lagi, pasti takkan mengalami kemerosotan.

Maka itu Buddha Sakyamuni ketika membabarkan Dharma di


dunia ini selama 49 tahun, tujuannya adalah membantu kita
memutuskan keraguan menumbuhkan keyakinan, membantu kita
membangun keyakinan hati yang kokoh, keyakinan hati yang kokoh
ini adalah hati pecerahan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 25 Mei 2011

86
B uddha Sakyamuni ketika membabarkan Dharma di dunia ini
selama 49 tahun, tujuannya adalah membantu kita memutuskan
keraguan menumbuhkan keyakinan, membantu kita membangun
keyakinan hati yang kokoh, keyakinan hati yang kokoh ini adalah
hati pecerahan.

Hal ini tidak dapat diwujudkan jika tidak mendengar ceramah,


jika mengandalkan diri sendiri membaca juga tidak memahaminya.

Terutama zaman sekarang ini, terhadap ajaran insan suci dan


bijak, orang yang benar-benar memahaminya makin lama makin
berkurang jumlahnya. Mengapa demikian? Makin jarang orang yang
mempelajarinya. Jadi bukanlah berarti ajaran itu sulit dipahami,
tetapi tidak ada yang mau mempelajarinya.

Guru Cai (Cai Li-xu) dengan rendah hati menyampaikan padaku,


dia sangat menyadari pencapaian pendidikannya masih belum
mencukupi, terhadap budaya warisan leluhur, yakni ajaran insan
suci dan bijak, tidak memiliki dasar.

Sekarang dia masih ingin belajar, membawa sejumlah rekan-


rekannya, mereka masih kurang percaya diri, meskipun tiap hari
mereka sedang memberikan pendidikan moralitas.

87
Saya beri tahu padanya, keberhasilan seorang insan suci
bukanlah karena pencapaian pendidikannya, juga bukan karena
berapa banyak ilmu yang telah anda pelajari, namun terpulang pada
sebutir ketulusan hatimu.

Asalkan hatimu tulus, tiada niat terselubung sama sekali, tiada


keinginan mengejar ketenaran dan keuntungan, tidak
mendambakan lima nafsu keinginan (harta, rupa, popularitas,
makanan, tidur) dan enam objek (rupa, suara, bau-bauan, rasa,
sentuhan, bentuk-bentuk pikiran), alangkah berharganya sebutir
ketulusan hati ini, yang terjalin dengan ajaran Suciwan dan hati
sejati, inilah yang harus diandalkan.

Saya bilang anda pasti bisa memperoleh perlindungan dari


Leluhur, pemberkatan dari Tri Ratna, anda harus giat melakukannya.
Bagaimana cara mempelajarinya?

Pelajari dulu apa yang dapat anda pahami, yang tidak dipahami
taruh dulu di satu sisi, jangan merisaukannya, setelah 3-5 tahun
kemudian, anda melihatnya kembali, sekarang sudah jadi paham
semuanya. Setelah 8-10 tahun kemudian, bukan saja memahami
keseluruhannya, namun sekarang anda telah menyelaminya,
memasuki kondisi batin.

Sistem pendidikan Bangsa India kuno dan Tiongkok kuno bukan


terletak pada kaya ilmu, tetapi “Memfokuskan diri pada satu Pintu

88
Dharma dan mendalaminya, melatihnya berkesinambungan selama
jangka panjang”, kebenarannya ada di sini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 25 Mei 2011

M emfokuskan diri melafal Amituofo berkesinambungan,


membulatkan tekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati merupakan
Bodhicitta tertinggi tiada taranya, perkataan Master Ouyi ini sangat
bagus! Master Yin Guang memberikan pujian hingga sedemikian
rupanya, Master Ouyi mengutarakannya dengan sangat bagus.

Untuk apa anda membulatkan tekad terlahir ke Tanah Suci


Sukhavati? Tentu saja demi mendekatkan diri dan berguru pada
Buddha Amitabha! Untuk apa berguru pada Buddha Amitabha?
Tentu saja untuk mencapai KeBuddhaan! Maka itu sebutir hati
begini merupakan Bodhicitta tertinggi tiada taranya.

Terhadap segala sesuatu di dunia ini, ada juga bagus, tidak ada juga
bagus, yang pastinya takkan menaruhnya di hati, inilah yang disebut
dengan membangkitkan Bodhicitta tertinggi tiada taranya.
89
Bertemu dengan insan yang berjodoh, yang bisa dinasehati, cukup
sampaikan dua kalimat saja, yakni “Membangkitkan Bodhicitta,
memfokuskan diri melafal Amituofo berkesinambungan”, begini
sudah boleh.

Dia dapat menerimanya baguslah, dalam satu masa kehidupan ini


dia akan serupa denganku meraih keberhasilan; kalau dia tidak
dapat menerimanya, maka “Begitu melintasi indra pendengaran,
selamanya tertanam menjadi benih di gudang kesadaran”, benih
vajra ini akan tertanam di Alayavijnana-nya, dalam satu masa
kehidupan ini tidak dapat berhasil, namun pada masa kehidupan
mendatang dia pasti memperoleh penyelamatan.

Dapat menyampaikan Ajaran Sukhavati kepada orang lain,


menasehati dan menuntun-nya, barulah disebut sebagai mengasihi
dan melindungi para makhluk, memberikan kepedulian dan bantuan
yang sesungguhnya kepada seluruh insani.

“Maka itu ‘Sutra Usia Tanpa Batas’ menempatkan ‘Membangkitkan


Bodhicitta, memfokuskan diri melafal Amituofo berkesinambungan’
sebagai metode pelatihan diri yang terpenting.”

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 25 Mei 2011

90
P enderitaan terbesar manusia adalah enam alam tumimbal
lahir, terutama tiga alam rendah, Alam Neraka merupakan yang
paling sengsara. Benarkah Neraka itu nyata adanya? Benar-benar
ada, sama sekali tidak semu.

Menurut Ajaran Mahayana, Neraka itu ada beragam jenis,


benarkah? Benar-benar ada. Apa alasannya? Setiap butir niat buruk
akan memunculkan satu jenis Neraka.

Maka itu enam alam tumimbal lahir, Alam Surga dan Alam
Neraka adalah muncul dari hati dan pikiran manusia. Jika anda tidak
menciptakan karma buruk, walaupun Neraka berada di hadapanmu,
anda juga tidak dapat melihatnya.

Jadi Neraka itu bukan diciptakan oleh Raja Yama, juga tidak ada
kaitannya dengan orang lain, tetapi dikarenakan anda melakukan
karma buruk yang berat sehingga memunculkan Alam Neraka.

Serupa dengan malam hari kita bermimpi, tidak ada yang


menciptakan mimpi tersebut, orang zaman sekarang mengatakan
91
bahwa mimpi itu muncul dari alam bawah sadar manusia. Sama
halnya pula dengan enam alam tumimbal lahir, tiga alam
penderitaan, muncul dari pikiran dan perbuatan jahat kita.

Dari sini dapat diketahui bahwa kebajikan terbesar


membuahkan terlahir ke Alam Sukhavati, kejahatan terberat
berakibat jatuh ke Alam Neraka. Neraka yang paling parah adalah
Neraka Avici, ini merupakan Neraka yang paling berat siksaannya.
Semuanya adalah hasil perbuatan sendiri, tidak ada kaitannya
dengan orang lain.

Apabila kita masih menuduh dan menyalahkan orang lain, maka


ini adalah dosa ditambah dosa, siksaan ditambah siksaan.
Kebenaran ini mesti dipahami, Buddha Sakyamuni
menyampaikannya di dalam Sutra bahwa segala sesuatu muncul
dari hati dan pikiran.

Kebenaran ini telah diungkapkan oleh para ilmuwan modern,


mereka telah membuktikan kebenaran ucapan Buddha Sakyamuni
di dalam Sutra. Maka itu penderitaan terbesar para makhluk adalah
tumimbal lahir. Bagaimana terjadinya tumimbal lahir? Sesat,
melakukan karma buruk.

Buddha Sakyamuni mengamati para makhluk menjalani siksaan


yang sedemikian beratnya, maka itu membabarkan Dharma di dunia
ini, membantu para makhluk agar terbebas dari enam alam

92
tumimbal lahir, inilah yang disebut sebagai mengasihi semua
makhluk, membantu mereka mencabut akar penderitaan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 25 Mei 2011

Artikel terkait :

Teori Mekanika Kuantum

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 April 2011 (Bgn 1 dan


Bgn 2)

93
“G uan Jing Si Tie Shu” atau “Penjelasan Amitayurdhyana Sutra

Dalam 4 Bagian” karya Master Shandao. Master Shandao adalah


jelmaan Buddha Amitabha, ucapan berikut ini adalah disampaikan
langsung oleh Buddha Amitabha kepada kita semuanya, butir tekad
agung ke-18 yakni Sepuluh Lafalan Pasti Terlahir ke Alam Sukhavati,
hal ini “Tak Terkecuali” bagi pelaku Pancanantariya Karma dan
menfitnah Dharma Sejati. (Hal ini tercantum di dalam
Amitayurdhyana Sutra).

(Namun di dalam “Sutra Usia Tanpa Batas” malah disebutkan bahwa


Sepuluh Lafalan Pasti Terlahir ke Alam Sukhavati, hal ini “Terkecuali”
bagi pelaku Pancanantariya Karma dan menfitnah Dharma Sejati.
Mengapa isinya bisa berbeda?)

94
Oleh karena Buddha Sakyamuni takut kita menciptakan dua jenis
karma buruk tersebut, melakukan Pancanantariya Karma dan
menfitnah Buddha Dharma, makanya dikatakan tidak dapat terlahir
ke Tanah Suci Sukhavati.

“Andaikata pernah melakukannya”, maka harus bertobat. Menfitnah


Dharma Sejati, adakah perumpamaan begini? Ada. Vasubandhu
(Bhiksu India penulis Sukhavati-vyuhopadesa, sastra Aliran
Sukhavati) ketika masih berusia muda belajar ajaran Theravada,
menfitnah Ajaran Mahayana, kemudian melalui bimbingan dari
abangnya (Asanga), akhirnya dia tercerahkan dan telah mengerti.

Sebelumnya dia pernah menulis 500 butir teori guna menfitnah


Ajaran Mahayana, setelah bertobat, dia ingin menebus dosanya
dengan cara memotong lidahnya. Abangnya menanyakan alasannya,
dia berkata “Tempo dulu saya melontarkan ucapan menciptakan
karma buruk, sekarang saya harus bertobat.”

Abangnya berkata : “Daripada dipotong, bukankah lebih baik kamu


gunakan lidahmu untuk memuji Mahayana?” Vasubandhu
menyetujuinya, kemudian dia menulis 500 teori lagi guna memuji
Ajaran Mahayana, akhirnya dia terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.

95
Maka itu melalui pertobatan, membulatkan tekad, melafal Amituofo,
akhirnya Buddha Amitabha datang menjemput si praktisi terlahir ke
Alam Sukhavati,.

Catatan :

Ini adalah tekad ke-18 yakni “sepuluh pelafalan pasti terlahir ke


Alam Sukhavati”. Ketika Saya mencapai KeBuddhaan, semua makhluk
di sepuluh penjuru alam, setelah mendengar namaKu “Amituofo” ,
asalkan dengan hati yang setulusnya membangkitkan keyakinan yang
sepenuhnya, suka mempelajari ajaran Sukhavati, juga melimpahkan jasa
kebajikan yang diperbuat dengan bertekad lahir ke Alam Sukhavati. Tak
peduli berapa kali nama Buddha yang dilafalnya, bahkan saat menjelang
ajalnya walau hanya melafal sepuluh kali saja juga dapat terlahir ke
Alam Sukhavati. Jika tidak dapat terlahir ke Alam Sukhavati, maka Saya
tidak akan mencapai KeBuddhaan. Terkecuali yang melakukan
Pancanantariya Karma, ditambah dengan “menfitnah Dharma sejati”,
maka tidak dapat terlahir ke Alam Sukhavati. (Petikan Penjelasan Sutra
Usia Tanpa Batas Bab 6)

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 26 Mei 2011

Cergam Riwayat Master Shandao :

https://negeriteratai.blogspot.com/2020/07/55a-kisah-master-
shandao-bgn-1.html

https://negeriteratai.blogspot.com/2020/07/55b-kisah-master-
shandao-bgn-2.html

96
Pancanantariya Karma dan Sepuluh Kejahatan :

http://daunbodhi.blogspot.com/2017/09/pancanantariya-
karma-dan-sepuluh.html

97
D i dalam “Fa Gu Jing” atau Sutra Tambur Dharma, Buddha
Sakyamuni menyampaikan pada kita, apabila praktisi pelafal
Amituofo saat menjelang ajal, tubuhnya lemah, tidak sanggup
bersuara, yang berarti sepatah Amituofo pun tidak sanggup
dilafalkannya keluar, hal ini bukanlah masalah, asalkan di dalam
hatinya sangat jelas, sangat mengerti, benar-benar ada Alam
Sukhavati, ada Buddha Amitabha, benar-benar ingin terlahir ke
Alam Sukhavati, mendekatkan diri dan berguru pada Buddha
Amitabha, asalkan ada niat pikiran begini, juga dapat terlahir ke
Alam Sukhavati.

98
“Kebajikan Maitri Tathagata, menakjubkan tak terbayangkan.”
Ini merupakan pujian, Tathagata adalah Buddha Amitabha, budi
kebajikan Maha Maitri Maha Karuna Buddha Amitabha, sungguh tak
terbayangkan, asalkan memiliki pikiran sedemikian rupa, tidak
perlu melafal keluar suara, juga dapat terlahir ke Alam Sukhavati.

Maka itu An-Le-Ji menyebutkan : “Ketahuilah bahwa Tathagata


memiliki upaya kausalya terunggul”. Dengan perkataan lain, Buddha
Amitabha memiliki Pintu Dharma Upaya Kausalya yang terunggul
tiada bandingnya, membimbing dan melindungi orang yang
memiliki keyakinan hati.

Syarat keyakinan hati adalah memfokuskan pikiran pada


pelafalan Amituofo, di dalam hatimu cuma ada Buddha Amitabha,
dalam kehidupan keseharian berupaya mengurangi aktivitas yang
tidak perlu, interaksi sosial juga usahakan dikurangi, hendaknya
tahu untuk melepaskan kemelekatan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Mei 2011

Catatan :

An-Le-Ji atau Kumpulan Syair Kedamaian karya Master Daochuo


yang mengutip kalimat-kalimat dari Sutra untuk menasehati
praktisi Buddhis supaya melafal Amituofo bertekad terlahir ke Alam
Sukhavati.
99
K ita menggunakan hati yang suci, bukan saja saat melafal
Amituofo, namun dalam menjalani kehidupan keseharian,
berinteraksi dengan orang lain, kita juga harus menjaga sebutir hati
yang suci.

Jadi bukan berarti saat melafal Amituofo, kita menggunakan hati


yang suci, tetapi dalam melakukan aktivitas keseharian kita boleh
menggunakan hati yang semu (munafik penuh kepura-puraan).

Begitu usai melafal Amituofo, kita kembali pada tabiat lama kita,
mengutamakan kepentingan dan keuntungan pribadi, mengejar
popularitas dan laba, lima nafsu keinginan (harta, rupa, ketenaran,
makanan, tidur) dan enam objek (rupa, suara, bau-bauan, rasa,
sentuhan, bentuk-bentuk pikiran), ketamakan, kebencian,
kedunguan, keangkuhan, anda telah keliru.

Mengapa ada orang yang melafal Amituofo “Setiap lafalan Amituofo


terjalin dengan Buddha Amitabha”, sedangkan kita melafal 10 ribu
lafalan, tetapi ada berapa lafalan yang bisa terjalin dengan Buddha
Amitabha?

100
Hal ini mesti kita renungkan dengan seksama, setelah
memahaminya, hendaknya bertobat. Bertobat adalah memperbaiki
diri, takkan mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya, meneladani
Buddha dan Bodhisattva. Mengapa demikian?

Buddha dan Bodhisattva telah menemukan kembali jiwa sejati,


dalam berinteraksi dengan orang lain hendaknya menggunakan
ketulusan hati secara keseluruhan. Maka itu memfokuskan diri
melafal Amituofo lebih penting dari segala-galanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Mei 2011

S elama kalpa yang tak terhingga menciptakan karma buruk


yang berat, hendaknya membangkitkan niat untuk bertobat. Cara
apa yang digunakan untuk bertobat? Dengan menggunakan sepatah
Amituofo, inilah pertobatan sesungguhnya.

Di dalam hati cuma ada lafalan Amituofo, selain lafalan Amituofo


takkan ada hal lainnya lagi, dosa-dosamu telah terkikis bersih.

101
Ketika kami masih menjadi praktisi pemula, Guru Li (Upasaka Li
Bing-nan) mengajarkan kami untuk mengganti hati, bagaimana
caranya? Yakni hati kita yang sejak kalpa tanpa awal menciptakan
banyak karma buruk, hati yang mengutamakan kepentingan dan
keuntungan pribadi, diganti menjadi lafalan Amituofo.

Di dalam hati kita cuma ada lafalan Amituofo saja, selain lafalan
Amituofo takkan ada hal lainnya lagi, rintangan karma pun
tereliminasi. Mengapa dirimu ada rintangan karma?

Saya sering melihat fenomena praktisi yang kerasukan musuh


kerabat penagih utangnya, mengapa dia bisa kerasukan? Oleh
karena menciptakan karma buruk. Andaikata dia bersedia
mengganti hatinya menjadi lafalan Amituofo, maka musuh kerabat
penagih utang jadi segan dan tidak berani merasukinya.

Andaikata anda cuma melafal Amituofo di mulut saja, namun di


hati tidak ada Buddha, maka musuh kerabat penagih utang pun tak
segan-segan lagi cara masalah denganmu, terkecuali di hatimu
benar-benar ada Buddha Amitabha, barulah dia takkan berani.

Dia datang untuk memohon pelimpahan jasa padamu, memohon


anda supaya bersedia membantunya, yang pastinya takkan cari
masalah denganmu. Kalau dia datang untuk memohon pelimpahan
jasa padamu, dia harus memiliki pahala besar, jika dia tidak
memiliki pahala, sedangkan anda memiliki Dewa Pelindung Dharma,
dia tidak bisa mendekatimu; sebaliknya jika dia memiliki pahala
102
besar, dia datang mencari dirimu, anda membantunya terlahir ke
Alam Sukhavati.

Inilah makna dari pertobatan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Mei 2011

B ertobat itu menekankan pada “Tidak mengulangi melakukan


kesalahan lagi”, inilah pertobatan yang sesungguhnya! Jadi bukan
tiap hari bertobat, tiap hari pula menciptakan karma buruk, apalah
gunanya? Hanya dapat dikatakan sebagai lebih baik daripada tidak
bertobat sama sekali.

Saat melakukan pertobatan, di dalam hati masih ada seberkas


kedipan cahaya, hanya berkedip sebentar sudah lenyap, lebih baik
daripada tidak bertobat sama sekali. Kapankah saat cahaya berkedip
tersebut benar-benar dapat menerangi hatimu, barulah dosamu
dapat lenyap.

103
Maka itu saat saya masih berusia muda, Master Zhangjia
mengajariku, apa yang dimaksud dengan bertobat? Yakni tidak
mengulangi melakukan kesalahan lagi, inilah pertobatan yang
sesungguhnya!

Usai bertobat, esoknya mengulanginya lagi, ini bukanlah pertobatan


yang sesungguhnya. Namun lumayan juga, minimal dia masih punya
hati bertobat, mempunyai niat pikiran begini.

Diri sendiri tidak sanggup melampaui kekuatan karma, kekuatan


karma terlampau kuat, anda tidak sanggup melampauinya, makanya
saat godaan muncul, masih saja mengulangi melakukan kesalahan
yang sama. Sudah tahu tidak boleh masih juga dilanggar, lihatlah
kekuatan karma, tabiat itu betapa mengerikannya!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Mei 2011

104
Master Yin Guang semasa hidupnya di dunia, saat berusia lanjut
barulah terkenal, usia 70 tahun barulah ditemukan orang sebagai
praktisi yang tinggi etika moralnya, sehingga dihormati khalayak
ramai.

Master Yin Guang wafat pada usia 80 tahun, berceramah hanya


satu dekade saja, tetapi pengaruh yang ditimbulkannya selama satu
dekade tersebut, selama kurun waktu seabad, baik anggota Sangha
maupun praktisi awam, tidak ada seorang pun yang dapat
menyamainya.

Hal ini mesti kita renungkan secara seksama, orang Tiongkok


zaman dulu berkata “Mempersiapkan diri secara matang barulah
membimbing orang lain”. Lihatlah beliau melatih diri selama
105
berpuluh-puluh tahun, tidak ada orang yang mengetahuinya, ketika
menginjak usia 70 tahun secara tak terduga bertemu dengan sebuah
jalinan jodoh.

Ada beberapa penulis yang sedang berkunjung ke Gunung Putuo,


tiba-tiba bersua dengan Master Yin Guang, lalu mereka pun
mengajukan beberapa pertanyaan kepada Master Yin Guang,
karenanya mereka jadi mengagumi Master Yin Guang.

Pulangnya, mereka menulis artikel yang berisi percakapan


mereka dengan Master Yin Guang dan dimuat di surat kabar dan
majalah, kesan dan pujian mereka terhadap Master Yin Guang,
dalam waktu singkat Master Yin Guang jadi dikenal masyarakat,
beliau mulai menyebarluaskan Buddha Dharma memberi manfaat
bagi para makhluk, bagaimana caranya?

Master Yin Guang menggunakan cara surat menyurat, semua


materi ini kemudian dikumpulkan jadi satu buku yakni “Wen Chao”
atau Catatan Master Yin Guang, oleh karena waktu berbicara, logat
daerahnya sangat kental, banyak orang yang tidak paham, makanya
beliau menggunakan tulisan untuk menyebarluaskan Buddha
Dharma, inilah yang tertuang ke dalam “Wen Chao” yang merupakan
warisan beliau.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Mei 2011

106
“T idak mencuri”, yakni tidak mengambil barang milik

orang lain. Setiap benda itu ada pemiliknya, sebelum pemiliknya


setuju, tak peduli kamu sedang butuh atau tidak, meskipun anda
cuma menggesernya dari tempat semula saja sudah tak boleh,
mengapa demikian?

Pemiliknya tidak berhasil ditemukan, makanya tindakan-mu


termasuk mencuri, bahkan menyentuh barang tersebut saja juga tak
boleh; harus mendapat persetujuan dari pemiliknya terlebih dulu,
barulah anda tidak melanggar sila mencuri.

Pokoknya ada sedikit saja niat untuk mengambil keuntungan


dari orang lain dengan cara mengakalinya, inilah niat mencuri,
meskipun anda tidak melakukannya, cuma pernah berpikir saja,
tetapi anda telah memiliki pikiran mencuri.

Oleh karena niat itu sudah ada, begitu ada kesempatan, anda
pasti bertindak, maka itu harus mematahkannya dari pikiran, jangan
ada sedikitpun niat untuk mengakali orang lain.

107
Mesti mengamalkan sila ini dengan disiplin, pertama-tama harus
tahu berhemat, jangan mubazir, hidup bersahaja, maka niat pikiran
mencuri takkan timbul lagi.

Yang dibutuhkan itu sesungguhnya hanya sedikit, makanan


asalkan dapat mengganjal perut, pakaian asalkan dapat
menghangatkan tubuh, rumah mungil dapat berteduh dari angin
dan hujan, sudah cukup.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Mei 2011

108
“T idak merayu”. Mengeluarkan kata-kata yang sedap

didengar telinga, padahal sesungguhnya sedang menipu orang.


Cakupan ini sangat luas sekali. Menurutku sekarang yang paling
umum adalah acara hiburan di televisi, coba dengar lirik lagu yang
dilantunkan para penyanyi, tarian yang diperagakannya, memancing
anda pergi melakukan pembunuhan, pencurian, asusila dan
berbohong.

Hal ini juga mencakup menggombal, melontarkan kata-kata yang


sedap didengar telinga, membuat si pendengar hatinya berbunga-
bunga, padahal kenyataannya malah terbalik.

109
Bukan hanya zaman now ada hal-hal beginian, bahkan setengah
abad yang silam, lagu pop yang kami dengar di dalamnya sudah
mengandung unsur rayuan.

Anak muda masa kini sangat menyukai lagu-lagu gombalan,


menjadikan aktris sebagai idola mereka, mengapa hal ini bisa terjadi?
Oleh karena tiap hari mereka bersahabat dengan si televisi, tak
pernah terpisah dengan nyanyian dan tarian, semua ini termasuk
dalam cakupan merayu.

Maka itu anda harus mengenalinya, apa yang dia peragakan,


setelah anda melihat dan mendengarnya, lalu anda dibawa terbang
melayang-layang, apakah anda dapat menyadarinya?

Semua ini bertentangan dengan ajaran insan suci dan bijak, di


dalam “Zuo Zhuan” atau buku sejarah yang ditulis oleh sejarawan
tuna netra tersohor yang bernama Zuo Qiu-ming, disebutkan
“Manusia yang mengabaikan lima kebajikan adalah siluman”. Lima
kebajikan yang dimaksud adalah kemuliaan (welas asih), kebenaran,
kesusilaan, kebijaksanaan dan dapat dipercaya.

Apabila ucapan dan tindakannya tidak welas asih, tidak benar,


asusila, tidak bijaksana dan tidak dapat dipercaya, maka dia tidak
dapat disebut sebagai manusia lagi, melainkan adalah mara, siluman
dan setan jahat lainnya.

110
Yang dimaksud dengan siluman dan setan jahat lainnya,
bukanlah makhluk yang berwajah hijau menyeramkan dengan gigi
bertaring, kalau yang ginian sih, anda pasti segera menghindar dan
mengambil langkah seribu.

Namun kenyataannya makhluk jahat itu penampilannya selalu


membuat anda senang dan suka padanya, dia sedang memikat-mu.
Anda sudah dirugikan dan masuk perangkapnya masih juga tidak
menyadarinya, ketika anda telah siuman, menyesal pun sudah
terlambat.

Sedangkan sisi yang positif adalah merupakan kebalikannya,


pertunjukan kesenian yang menyampaikan ajaran kemuliaan (welas
asih), kebenaran, kesusilaan, kebijaksanaan dan dapat dipercaya.

Pertunjukan seni dan budaya Tiongkok zaman dulu, mereka


memiliki satu standar yang sama yakni seperti yang dikatakan
Konfusius sebagai “Pikiran tidak mengandung niat sesat“. Acara
yang diperagakan, yang anda lihat dan anda dengar, takkan
membangkitkan pemikiran sesat.

Standar ini telah digunakan di Negeri Tirai Bambu beribu-ribu


tahun lamanya, setiap Dinasti yang berjaya pasti menerapkan
standar ini, terkecuali bagi Dinasti yang hampir runtuh barulah
mengabaikan standar ini.

111
Selama di dalam pertunjukan seni tersebut mengandung
pemikiran sesat, akan membawa petaka di dalam masyarakat. Hari
ini pertunjukan seni di seluruh dunia bertentangan dengan standar
seni Tiongkok zaman dulu.

Perkataan yang diucapkan insan zaman dulu benar adanya,


masyarakat dunia bergolak, bencana yang semakin kerap terjadi di
dunia, berkaitan erat dengan niat pikiran dan tindakan manusia, kini
kita telah mengerti.

Kutipan Ceramah Master Yin Guang 29 Mei 2011

T empo dulu berinteraksi dengan orang lain mengeluarkan


kata-kata kasar, sehingga menyinggung perasaan orang lain, sudah
menyakiti hati orang lain masih juga tidak menyadarinya.

Insan zaman dulu sangat memandang berat pada tutur bahasa,


Konfusius membagi materi pengajarannya ke dalam empat
kelompok antara lain yang pertama adalah etika moral, yang kedua
adalah ucapan.

112
Mulutmu adalah harimau-mu, si pembicara tidak sengaja, tetapi
si pendengar menanggapi dengan serius. Kata-kata yang menyakiti
hati orang lain, dia akan menyimpan dendam ini di dalam hatinya,
kelak ada kesempatan dia pasti membalasmu, anda masih belum
sadar darimana musibahmu ini berasal, maka itu tutur kata paling
mudah membuat orang lain tersinggung.

Menasehati orang lain juga harus dengan tutur bahasa yang


lembut dan harmonis, kalau bukan demikian, sahabat anda pun akan
menjauhimu. Walaupun dia bersalah, niat anda menasehatinya
memang baik, tetapi tutur kata dan sikap anda sangat jelek,
mungkinkah dia mau menerimanya?

Saya mengikuti Guru Li selama 10 tahun, ketika ada murid yang


melakukan kesalahan, Guru Li takkan langsung menegurnya di
depan umum, tetapi menyuruhnya ke ruangan kantornya, barulah
kemudian menasehatinya, si murid tercerahkan dan berterima kasih
pada guru.

Andaikata Guru Li langsung menegurnya di depan umum, belum


tentu si murid mau berterima kasih padamu, meskipun dia tahu
dirinya bersalah, tetapi anda telah membuatnya kehilangan harga
diri, dia malah akan berbalik mendendam padamu.

Kutipan Ceramah Master Yin Guang 29 Mei 2011

113
P ikiran mesti benar, pikiran yang bagaimana barulah disebut
sebagai benar? Pikiran yang melafal Amituofo adalah benar. Apabila
kita melupakan Amituofo, maka pikiran kita mengarah pada
kesesatan, tidak benar lagi.

Bagaimana pula kalau kita melafal nama Buddha lainnya?


Arahnya sudah menyimpang, tujuan kita adalah Alam Sukhavati,
jalur inilah yang mesti ditempuh, kalau anda menempuh jalur
lainnya, berarti anda akan menuju ke tujuan lainnya.

114
Maka itu hanya dengan melafal Amituofo, di dalam hati hanya
ada Buddha Amitabha, inilah yang disebut sebagai pikiran benar,
poin ini sangat penting sekali.

Memfokuskan diri melafal Amituofo berkesinambungan, hanya


ada satu arah, tidak boleh bercabang, tidak boleh ada dua arah.
Umpamanya arah yang ingin ku-tuju adalah Alam Sukhavati, tetapi
di satu sisi saya juga ingin ke Negeri Buddha Bhaisajyaguru, kalau
begini anda telah keliru.

Mungkin kondisi tubuhmu tidak sehat, ingin diberkati Buddha


Bhaisajyaguru. Lantas apakah Buddha Amitabha tidak mampu
memberkati-mu?

Terkecuali kalau tujuanmu bukan Alam Sukhavati, maka


bolehlah melafal nama Buddha Bhaisajyaguru; tetapi kalau
tujuanmu adalah Alam Sukhavati, janganlah melafal nama Buddha
Bhaisajyaguru, tapi fokuskan diri melafal Amituofo.

Buddha Bhaisajyaguru melihat dirimu juga ikut bersukacita dan


memuji dirimu, jika anda sakit-sakitan, tidak perlu memohon
perlindungan padaNya, namun dengan sendirinya Buddha
Bhaisajyaguru akan menyembuhkan-mu. Apa alasannya?

115
Anda adalah siswa Buddha Amitabha, betapa agungnya siswa
Buddha Amitabha, semua Buddha juga bersukacita dan memuji,
siswa Buddha Amitabha! Hal ini mesti dipahami.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 31 Mei 2011

“M enyingkirkan kerisauan, melepaskan kecemasan


duniawi”. Makanya ketua kebaktian pelafalan Amituofo selalu
mengingatkan peserta kebaktian supaya “Melepaskan kemelekatan
pada diri sendiri dan lingkungan di luar diri sendiri”, jangan lagi
memikirkannya, dalam hati hanya ada lafalan Amituofo, selain
lafalan Amituofo, tidak ada lagi niat pikiran lainnya, begini barulah
bisa berhasil.

Menyingkirkan kerisauan, di dunia ini adakah hal yang patut kita


risaukan? Tidak ada. Meskipun ada, anda risaukan juga tidak bisa
menyelesaikan masalah.

Kalau ternyata sudah anda risaukan, lalu masalah itu bisa selesai
dengan sendirinya, barulah boleh anda risaukan, kenyataannya
kerisauan malah membuat masalah jadi makin ruwet, anda tidak
dapat menyelesaikan masalah, jadi buat apa anda mencemaskannya?

116
Hanya dengan menenangkan diri, hanya dengan melafal
Amituofo, barulah dapat menyelesaikan masalah. Mengapa melafal
Amituofo dapat menyelesaikan masalah? Melafal Amituofo
memperoleh pemberkatan kekuatan Buddha, hati yang suci
menumbuhkan kebijaksanaan; diri sendiri memiliki kebijaksanaan,
ditambah dengan pemberkatan dari kekuatan Buddha, barulah anda
mampu menyelesaikan masalah.

Begitu anda panik, kalut dan sibuk, masalah pun jadi kacau.
Menenangkan diri lebih penting dari segalanya!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 31 Mei 2011

B odhisattva melatih diri bukan demi diri sendiri, namun demi


semua makhluk. Jika kita ingin membantu para makhluk menjauhi
penderitaan memperoleh kebahagiaan, terlebih dulu diri sendiri
harus berhasil.

Maka itu dalam menjalani tahapan belajar dan melatih diri,


senantiasa membangkitkan perasaan sukacita, takkan ada kerisauan
sama sekali. Ketika uangnya ditipu, orang awam akan merasa
merana sekali, lantas bagaimana dengan Bodhisattva?

117
Bodhisattva tidak merasa ada peristiwa apapun yang telah
terjadi, mengapa demikian? Oleh karena Bodhisattva tahu bahwa
segala sesuatu adalah semu dan tidak bisa diperoleh, apa yang harus
dirisaukannya?

Di dunia ini tidak ada yang kehilangan juga tidak ada yang bisa
diperoleh. Apa alasannya? Buddha Sakyamuni membabarkan
kepada kita di dalam “Sutra Intan” sebagai “Segala sesuatu yang
mengalami proses muncul, berlangsung dan lenyap, adalah bagaikan
mimpi, khayalan, gelembung air dan bayangan”.

Anda dapat memandang kehidupan ini seperti mimpi, adakah


yang bisa anda peroleh di dalam mimpi? Tidak ada, setelah bangun,
apapun tidak ada; demikian pula di dalam mimpi, anda kehilangan,
setelah bangun ternyata masih ada.

Jika anda dapat memandang kehidupan ini sebagai mimpi, anda


takkan lagi merisaukan memperoleh dan kehilangan, hati pun jadi
seimbang dan bahagia.

Saat memperoleh takkan kegirangan, saat kehilangan takkan


bersedih. Ketika keterampilan melatih diri mengalami sedikit
kemajuan, saat memperoleh bersukacita, saat kehilangan pun tetap
bersukacita, tidak ada satupun hal yang tidak bersukacita, hal ini
melihat sejauh mana keterampilan melatih diri yang dimiliki.
118
Orang yang tidak memiliki keterampilan melatih diri, tiap hari
memperhitungkan perolehan dan kehilangan. Lihatlah hari ini saya
cuan berapa, atau lihatlah hari ini saya sudah rugi berapa. Ini
namanya tidak punya keterampilan sama sekali.

Orang yang memiliki keterampilan takkan begini, saat


memperoleh maupun kehilangan tetap sama, bersukacita. Apa yang
membuatnya bersukacita? Bersukacita karena mencapai kemajuan
batin, tak tergoyahkan lagi, di dalam hati cuma ada lafalan Amituofo,
takkan ada hal lainnya lagi, hatinya jadi suci, pikirannya telah benar,
pikiran benar adalah pikiran yang melafal Amituofo, di hatinya cuma
ada Buddha.

Mengapa orang awam memiliki kerisauan? Oleh karena di


hatinya tidak ada Buddha, begitu harta bendanya berkurang, dia
risau karena di hatinya cuma ada harta kekayaan. Ketika kehilangan
sanak keluarga, dia risau karena di hatinya cuma ada keluarganya,
maka itu mengapa di hatinya ada memperoleh dan kehilangan.

Apabila di hatinya cuma ada Buddha Amitabha, mana mungkin


merasa ada yang diperoleh dan kehilangan lagi, maka itu dia
senantiasa berbahagia dan bebas!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 31 Mei 2011

119
K eterampilan melafal Amituofo terletak pada kesucian hati,
hati semakin suci, tahun ini sudah lebih suci dibandingkan tahun
lalu, demikian pula tahun lalu sudah lebih suci dibanding tahun
sebelumnya, tahun demi tahun hati kian suci, ini merupakan kondisi
batin yang bagus.

Dari mana kita bisa melihatnya? Tahun demi tahun kerisauan


kian berkurang, beban pikiran kian berkurang. Benar-benar dapat
meningkatkan kualitan batin hingga bulan demi bulan beban batin
kian berkurang, anda pasti berhasil terlahir ke Alam Sukhavati.

Jika sebaliknya ketika cobaan dan godaan muncul, tabiat jelek


langsung kambuh, dalam kondisi yang menyenangkan timbul hati
loba, dalam kondisi yang tidak sesuai keinginan hati, timbul
kebencian, kalau masih tetap saja lagu lama maka keterampilan
melafal Amituofo tidak efektif.

Dalam menjalani aktivitas keseharian, berinteraksi dengan orang


lain, setiap saat merupakan ujian bagi keterampilan kita. Maka itu
apakah kita berhasil atau tidak terlahir ke Alam Sukhavati, hanya

120
diri sendiri yang dapat memastikannya, jangan tanyakan pada orang
lain, tetapi tepuk dada tanyakan pada hati sendiri.

Apakah saya dapat terlahir ke Alam Sukhavati? Haruskah saya


terlahir ke Tanah Suci Sukhavati? Hanya diri sendiri yang paling
jelas dan mengerti.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 31 Mei 2011

“I ri hati pada kebajikan yang dilakukan orang lain”, melihat

keadaan orang lain lebih baik daripada diri sendiri, dalam hati
merasa tidak nyaman, memikirkan segala cara untuk merusak
reputasi-nya.

Ketika melihat orang lain melakukan kebajikan, dia selalu ingin


merintanginya, supaya kebajikan itu tidak dapat terwujud, kasus
begini sejak zaman dulu hingga sekarang kerap terjadi, dari sekian
banyak bentuk karma buruk yang terberat, ini berada di urutan
pertama.

Karena iri hati lalu anda merintangi orang lain, harus tahu seberapa
besar dampak atau pengaruh dari kebajikan yang dilakukan orang
121
itu, cakupannya berapa luas, berapa lama pengaruh kebajikannya
akan berlangsung, dari sinilah bobot dosa anda terbentuk.

Lain halnya kalau kebajikan itu cuma buat dirinya sendiri, takkan
membawa manfaat bagi orang lain, anda merintanginya, berarti
cuma menjalin jodoh buruk dengan dia seorang saja, musuh anda
cuma seorang saja, namun perlu diketahui bahwa setiap kelahiran
demi kelahiran saling balas membalas, takkan ada usainya.

Apabila kebajikannya itu berdampak positif atau membawa manfaat


bagi orang banyak, anda merintanginya, maka dosa ini akan sangat
berat sekali. Anda mengikat permusuhan bukan dengan dia seorang
saja, tetapi dengan khalayak ramai yang akan menerima manfaat
tersebut, cakupan ini sangat luas sekali.

Apalagi kalau pengaruh kebajikannya itu akan berlangsung hingga


jangka panjang, bukan saja orang zaman sekarang tidak bisa
memperoleh manfaat, bahkan orang di masa depan juga tidak bisa
memperoleh manfaat gara-gara ulahmu. Ini dikarenakan
kebajikannya dapat membawa manfaat bagi para makhluk di era
sekarang dan era yang akan datang, maka bisa dibayangkan
seberapa luasnya ikatan permusuhan yang anda jalin, seberapa
berat bobot dosa anda. Tiada tempat lain lagi selain jatuh ke Neraka
Avici.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 31 Mei 2011

122
P erbuatan baik dan perbuatan buruk tidak ada sistem impas,
karma baik tidak bisa mengimbangi atau menutupi karma buruk
yang pernah dilakukan, jadi bukan berarti setelah melakukan karma
buruk, sekarang saya beramal sedikit guna menutupi karma
burukku, tidak ada aturan begini.

Karma baik ada balasan baiknya, karma buruk pasti ada akibat
buruknya, menanam buah dapat buah, menanam kacang dapat
kacang. Tidak bisa dikatakan saya menanam buah tetapi saya
berharap bisa menghasilkan kacang, hal ini mustahil.

Hukum Sebab Akibat memang sedemikian rupanya, apa yang


ditabur itulah yang dituai, jadi tidak ada sistem saling mengimbangi,
karma baik menutupi karma buruk, mustahil, hal ini mesti dipahami.

Setelah anda memahaminya, manusia tidak boleh membangkitkan


niat buruk, ucapan buruk dan tindakan buruk, karma buruk pasti
ada balasan buruknya. Sedangkan karma baik yang dilakukan akan
memiliki balasan yang baik, masing-masing karma ada buah
akibatnya, tidak bisa dicampurbaurkan.

123
Yang mana duluan yang berbuah, karma baik atau karma buruk,
tergantung pada faktor pendukung atau jalinan jodoh. Jadi faktor
pendukung menentukan karma mana yang masak duluan,
sedangkan benih karma menentukan balasan yang akan diterima.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 31 Mei 2011

I ri hati pada insan bijak, dosa ini sangat berat. Mengapa


demikian? Insan bijak melakukan kebajikan demi orang banyak,
andaikata anda sirik padanya, lalu merintanginya, bagi dirinya
bukanlah masalah, bahkan dia justru merasa sangat gembira.
Mengapa demikian? Saya tidak perlu capek-capek melanjutkan-nya
lagi.

Jika anda tidak merintanginya, dia masih harus sibuk setiap


harinya, sekarang anda merintanginya, dia terpaksa berhenti
bekerja, dia malah senang karena punya banyak waktu senggang
guna terfokus melafal Amituofo, dia senang anda sengsara, karena
dosamu beratnya bukan main.

Andaikata insan bijak ini, anda tidak merintanginya, dia dapat


memberi manfaat bagi ribuan bahkan puluhan ribu orang, cakupan
124
kebajikannya bisa begitu luas, sedangkan waktu berlangsungnya
manfaat tersebut bisa bertahan hingga ratusan bahkan ribuan tahun
lamanya, betapa besarnya jasa kebajikan ini, lantas karena iri hati
maka anda merintanginya, akibatnya upaya-nya jadi gagal, dosa ini
alangkah beratnya, alangkah mendalamnya, anda sendiri tidak
dapat membayangkannya.

Maka itu salah satu butir dari “Sepuluh Tekad Bodhisattva


Samantabhadra” adalah “Bersukacita atas jasa kebajikan yang
dilakukan orang lain”. Melihat orang lain melakukan kebajikan,
takkan timbul iri hati, namun ikut bersukacita, memberi pujian,
berupaya mendukung dan membantunya, maka seberapa besar jasa
kebajikan yang diperolehnya, kita yang membantunya juga ikut
menikmati jasa kebajikan yang sama dengan dirinya.

Hal ini butuh kebijaksanaan, barulah dia akan ikhlas memberi


dukungan dan bantuan, sebaliknya orang yang tidak punya
kebijaksanaan pasti akan sirik dan berupaya menghalangi, orang
yang memiliki kebijaksanaan akan bersukacita pada jasa kebajikan
yang dilakukan orang lain.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 31 Mei 2011

125
M elihat orang lain berbuat kebajikan, hendaknya ikut
bersukacita dan memuji, jika punya kemampuan lebih, maka
kerahkan segenap tenaga dan pikiran guna membantunya
mewujudkan kebajikannya.

Hal ini bukanlah berarti membantu keberhasilannya seorang


saja, namun telah mewujudkan manfaat bagi orang banyak. Jadi iri
hati merupakan kesalahan yang paling kerap dilanggar, dari sekian
banyak bentuk karma buruk yang berat, iri hati menempati urutan
pertama.

Yang kedua adalah “rakus makan”. Ini juga merupakan karma


buruk yang berat, dalam masyarakat sekarang ini kita dapat melihat
dalam sebuah jamuan, hidangan satu meja saja bisa mencapai
ratusan ribu dolar, saya tercengang mendengarnya.

Lihatlah di berbagai pelosok dunia ini, masih banyak orang yang


menderita kelaparan, bagaimana bisa tega hidup boros seperti ini!
Hidangan satu meja jamuan mencapai ratusan ribu dolar, ini dapat
membiayai kehidupan satu keluarga empat orang setahun lamanya,
sementara anda cuma makan satu kali saja sudah menghabiskannya.
Tahukah anda berapa besar dosa ini!

Buddha Sakyamuni sepanjang hayatNya cuma memiliki tiga


helai jubah dan satu patra, makan sehari satu kali saja yakni pada

126
siang hari, beristirahat di bawah sebatang pohon dan esoknya
pindah lagi, padahal Beliau adalah Buddha.

Buddha merupakan sosok yang memiliki kebijaksanaan dan


pahala sempurna, lantas mengapa Beliau berlaku sedemikian rupa?
Sang Buddha memperagakan teladan buat diperlihatkan kepada kita
semuanya. Buddha takkan hidup boros sama sekali, tahu
menghargai berkah.

Hari ini di dalam masyarakat, orang yang memiliki pahala besar


itu sangat banyak, kalau hidup boros begini, berapa tahun dia dapat
menikmati pahalanya?

Andaikata dia memiliki pahala satu abad, mungkin satu dekade


sudah habis dinikmatinya, berkah kandas ajal pun menjelang,
meskipun masa hidup masih ada, tetapi pahala sudah kandas, anda
tidak dapat hidup lagi, setelah mati jatuh ke tiga alam rendah.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 31 Mei 2011

127
O rang masa kini tidak percaya pada keberadaan tiga alam

rendah (alam binatang, alam setan kelaparan dan alam neraka),


mereka juga tidak percaya pada enam alam tumimbal lahir, mereka
bilang ini adalah kepercayaan takhayul. Sampai nanti ketika dia
berhasil melihatnya, menyesal pun sudah terlambat. Mana boleh
tidak percaya!

Maka itu seorang praktisi mana boleh menjadi Meat Lovers,


hendaknya menjauhi makanan non Veggie, termasuk lima jenis
sayuran berbau tajam. Tetapi kalau sebagai Veggie masih juga
memilih-milih sayuran mana yang suka dan tidak suka dimakan, ini
termasuk menikmati berkah.

Maka itu Vihara zaman dulu, hidangan yang disajikan cuma satu
macam sayuran saja, dimasak satu kuali, efisien! Vihara memiliki
ketentuan saat penyajian hidangan adalah satu macam sayur dan
satu macam sup.

Orang zaman dulu tidak sudi menikmati berkah, seluruh


berkahnya dilimpahkan ke Alam Sukhavati, setelah terlahir ke Alam
Sukhavati barulah menikmati berkah yang sesungguhnya, sebelum
tiba di Alam Sukhavati, pasti takkan menikmati berkah.

128
Orang masa kini buru-buru menikmati berkah, takut berkahnya
tidak cepat kandas, sehingga berhasil atau tidak terlahir ke Alam
Sukhavati menjadi sebuah tanda tanya.

Maka itu hal ini mesti dipahami, menyingkirkan segala nafsu


keinginan, menyingkirkan kebiasaan rakus makan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 31 Mei 2011

Lima jenis sayuran berbau tajam :

http://cahayatanpabatas.blogspot.com/2013/09/lima-jenis-
sayuran-yang-berbau-tajam.html

https://sekuntumlotus.blogspot.com/2019/01/kutipan-
ceramah-master-chin-kung.html

B erikutnya adalah “kikir”. Kikir itu adalah tidak ikhlas,


mempunyai harta berlimpah tetapi tidak mau membantu orang lain;
diri sendiri menguasai sebuah keahlian, tetapi tidak mau
mewariskannya kepada orang lain, saat mengajari orang tetap saja
menyimpan satu jurus, mengapa demikian?

129
Takut orang lain melampaui diri sendiri, kalau muridnya lebih
pintar dari dirinya, dia akan merasa iri hati, makanya dia
menyimpan satu jurus. Hati begini tidaklah baik, hati begini adalah
hati tumimbal lahir, karma yang dia ciptakan adalah karma
tumimbal lahir.

Baik harta maupun keahliannya, tidak sudi digunakan buat


membantu orang lain. Ini bukanlah hati Buddha juga bukan hati
Bodhisattva, para Buddha dan Bodhisattva Maha Maitri Maha
Karuna.

Lihatlah “Empat Tekad Agung Bodhisattva”, salah satu butirnya


berbunyi “Bertekad menyelamatkan para makhluk yang tanpa
batas”. Dengan apa menyelamatkannya? Yakni dengan harta
kekayaan dan Dharma, jika hanya menggunakan kekayaan tanpa
disertai Dharma, maka tidak dapat menyelamatkan para makhluk,
jika hanya menggunakan Dharma tanpa kekayaan, maka tidak dapat
menyelamatkan makhluk secara luas.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 31 Mei 2011

130
S etelah melakukan kebajikan timbul penyesalan, mengapa
bisa menyesal? Kikir, hati loba dan iri hati masih belum dienyahkan,
maka itu begitu mendengar ceramah, karena dorongan emosional,
dia segera beramal, usai itu dia merasa menyesal, “Hari ini saya
sudah dijebak, tanpa sadar sudah kehilangan banyak uang,
untunglah katanya ada balasannya, kekayaanku masih bisa
bertambah.”

Tanpa sadar anda mendonasikan sejumlah uang, apa


keuntungannya? Anda akan memiliki kehormatan, memberimu
selembar kertas piagam, sementara diri sendiri entah sudah
mengeluarkan berapa banyak uang.

Semua ini adalah dengan hati tumimbal lahir menciptakan


karma tumimbal lahir. Terhadap kebenaran alam semesta dan
kehidupan manusia, tentu saja tidak memahaminya, bukan saja
tidak memahaminya, bahkan terhadap para Buddha dan
Bodhisattva tidak mengenal dengan jelas, menganggap para Buddha
dan Bodhisattva sebagai malaikat, orang semacam ini terlampau
banyak sekali, orang-orang ini telah menjadikan Agama Buddha
sebagai kepercayaan takhayul.

Maka itu dorongan emosional selalu ada, kecurigaan juga selalu


ada, penyesalan juga selalu ada, apakah benar dia menyakini
Buddha? Bukan. Apakah dia merupakan siswa Buddha? Bukan, tapi

131
gadungan, terhadap Ajaran Buddha dia tidak tahu sama sekali, dia
percaya takhayul, bukan keyakinan benar.

Dia menganggap Buddha adalah malaikat, yang bisa


membantunya naik pangkat dan kaya raya, setelah sukses baru
bayar kaul, kayak menyogok saja, pakai tawar menawar pula,
mohon lindungi saya bisa meraup keuntungan satu juta dolar, nanti
saya donasi sepuluh ribu buat Anda.

Dia mengira Buddha dan Bodhisattva juga rakus kayak dirinya,


yang bisa disogok, orang begini sungguh berat dosanya! Tak
terkecuali juga bagi praktisi pelafal Amituofo, jika tidak memahami
kebenaran ini, akibatnya juga jatuh ke Neraka.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 31 Mei 2011

M aster Ciyun Guanding yang hidup pada masa Dinasti Qing


era pemerintahan Kaisar Qianlong, pernah menulis sebuah buku
berjudul “Penjelasan Surangama Sutra Bab Bodhisattva
Mahasthamaprapta Melafal Amituofo Dengan Sempurna Tanpa
Rintangan”, pada bagian akhir, kesimpulan, terlampir “Seratus jenis
akibat yang akan diterima praktisi pelafal Amituofo”.

132
Saya percaya bukan hanya seratus jenis saja, bahkan terlampau
banyak. Dari seratus jenis akibat tersebut, yang pertama adalah
jatuh ke Neraka Avici. Waktu itu saya masih berusia muda, melihat
tulisan ini, saya jadi kaget, melafal Amituofo adalah hal yang baik,
kenapa bisa berakibat jatuh ke Neraka Avici?

Sambil membawa buku ini, saya menghadap guruku, Upasaka Li


Bing-nan, beliau berkata ini merupakan persoalan serius, saya
takkan memberi jawabannya kepada kamu seorang saja, saya harus
menyampaikannya kepada khalayak ramai saat ceramah nanti.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, mereka yang


menjadikan Ajaran Buddha sebagai kepercayaan takhayul,
akibatnya juga akan jatuh ke Neraka Avici. Mengapa demikian?

Anda telah memberikan citra buruk kepada masyarakat luas,


mereka jadi salah paham terhadap Ajaran Buddha, mengira kalau
Ajaran Buddha memang sedemikian rupanya, sehingga orang lain
jadi menfitnah Buddha Dharma, mencurigai Buddha Dharma, takkan
berminat lagi belajar Buddha Dharma, sehingga memutuskan jiwa
kebijaksanaan Dharmakaya insan lain, apakah dosa ini tidak
berakibat jatuh ke Neraka Avici?

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 31 Mei 2011

133
Daftar Pustaka

淨土大經解演義
http://www.amtb.tw/baen/jiangtang.asp?web_choice
=2&web_rel_index=2241

Arsip :
http://keseimbanganbatin2.blogspot.com/

134
135

Anda mungkin juga menyukai