ISBN 978-623-94994-0-2
Diterbitkan oleh:
Penerbit Saraswati
Email: penerbitsaraswati@gmail.com
Distributor Lamrimnesia
Care: +6285 2112 2014 1 | Info: +6285 2112 2014 2
Fb: Lamrimnesia & LamrimnesiaStore
Ig: @Lamrimnesia & @Lamrimnesiastore
Tiktok: @Lamrimnesia_
E-mail: info@lamrimnesia.org
Website: www.lamrimnesia.org; www.store.lamrimnesia.com
Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta
Ketentuan Pidana Pasal 113 ayat (3) dan (4):
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan
dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/
atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Pasal 114:
Setiap Orang yang mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang dengan sengaja
dan mengetahui membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak
Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
Daftar Isi
Kata Pengantar v
1. Apa Sebenarnya Pesan yang Disampaikan
Oleh Sang Buddha? 1
2. Richard Gere: Perjalananku Sebagai Seorang Buddhis 7
3. Tujuan dan Pencarian Kebahagiaan 29
4. Ingin Merasa Lebih BAHAGIA? Mulai Berpikirlah Lebih
Tentang KEMATIAN 35
5. Kamu Telah Cukup Siap 41
6. Kebahagiaan Tertinggi: Sebuah Wawancara Eksklusif
Dengan Dalai Lama 53
7. Penyempurnaan Kemurahan Hati 67
8. Mengubah Amarah Dalam 4 Langkah 83
9. Cobalah Memiliki Emosi Permanen 93
10. Hidup Itu Susah–6 Cara untuk Menghadapinya 99
11. Cara Menyuapi Iblis Anda Lama Tsultrim Allione 117
12. Cara Menghadapi Penyakit 123
13. Kebaikan untuk Diri Sendiri dan Orang Lain 131
14. Sila Itu Tak Berat 145
15. Bagaimana Cara Membungkuk Hormat 151
16. Apakah Anda Sudah Mengetahui Wajah ASLI Anda? 157
17. Jalan Baru ke Masa Lalu 171
iii
19. Padmasambhava Memberikan Nasihat Kepada
Raja Trisong Detsen I 205
20. Studi Menemukan Bahwa Terpapar Konsep Buddhisme
Mengurangi Prasangka dan Meningkatkan Tindakan
Pro-sosial 213
Daftar Pustaka 219
Menghormati Buku Dharma 223
Dedikasi 225
iv
Kata Pengantar
Dunia terus berubah namun masalah yang dialami oleh kita
sebagai manusia, tampaknya tidak pernah terlalu jauh berubah.
Biarpun beberapa puluh tahun yang lalu manusia masih asing
dengan teknologi, namun tema besar dari hidup manusia dari era
itu hingga era kini masih sama—mencari makna kebahagiaan da-
lam hidup. Untuk memperolehnya, kita membaca. Mencari tahu
apa kata orang lain soal penyelesaian masalah dalam hidup, lalu
apa kata ahli soal A, B, dan C. Lagi-lagi, biarpun berubah banyak,
dunia masih membutuhkan buku, yang bisa dijangkau oleh siapa
pun dan bisa dilihat kapan pun.
v
dari banyak sekali pihak. Oleh karena itu, terima kasih kami
ucapkan kepada para Dharma Patriot yang telah berkontribusi
dalam penerjemahan dan penyuntingan isi buku sekaligus
ilustrasi dan desain apik yang menambah nilai buku ini. Kami
juga menyampaikan terima kasih kepada Stanley Khu dan
Sramaneri Tenzin Tshojung selaku pembimbing para relawan
peserta Dharmacamp yang memberikan banyak arahan selama
proses pembelajaran. Kami juga sangat berterima kasih kepada
para Dharma Patron, yang memberikan sumbangsihnya dalam
pendanaan sehingga buku ini bisa tersebar ke berbagai wilayah
di Indonesia. Terakhir, tentunya rasa syukur dan terima kasih ini
kami dedikasikan kepada para pembaca, yang telah membantu
melestarikan Dharma dengan membaca buku ini. Akhir kata,
semoga buku ini dapat menjadi sumber kebajikan untuk kita
semua dan membuat kita semakin memaknai keindahan Dharma
sejak awal, pertengahan, hingga akhirnya.
Mettacitena,
Shierlen Octavia
Perwakilan Dharma Patriot Lamrimnesia
vi
1
3
Nutrisi Hati 4
4
Apa Sebenarnya Pesan yang Disampaikan Oleh Sang Buddha?
Dan inilah cara pikir banyak orang pada awal abad ke-21.
Entah apakah mereka mengikuti sebuah bendera atau ideologi
ataupun agama, yang menuntut semua orang dengan latar
belakang yang berbeda untuk menghormati simbol mereka (sering
kali dengan ganjaran derita atau kematian), mereka tak memikirkan
sedikit pun kepercayaan dari pihak yang ingin mereka paksa, dan
akhirnya simbol pun mulai dilihat sebagai realitas, selagi realitas
yang sebenarnya diabaikan begitu saja. Mereka sangat melekat
terhadap simbol ini, sehingga mereka percaya bahwa mereka tidak
akan dapat hidup tanpa simbol tersebut dan kerugian yang terjadi
hanya dapat terbalas dengan menghukum ataupun membunuh
siapa pun yang telah menghinanya. Namun, kemelekatan inilah
yang diperingatkan Buddha; jika Anda melekat terhadap sesuatu,
Anda terikat dengan kondisi buta yang mengarah ke kematian
dan menjauhkan diri dari pencerahan.
5
Nutrisi Hati 4
akan hal itu berhubungan dengan hidup dan mati seseorang. Jika
itu yang terjadi, maka untuk bernafas, melihat, dan berpikir akan
menjadi permulaan dari pelanggaran manusiawi dan kehidupan
kita akan menjadi neraka yang tak terbayangkan.
6
2
9
Nutrisi Hati 4
10
Richard Gere: Perjalananku Sebagai Seorang Buddhis
Saya ingat pergi ke L.A.1 untuk tiga hari sesshin [program meditasi
Zen]. Saya mempersiapkan diri saya dengan meregangkan kaki
saya selama berbulan-bulan agar saya bisa melaluinya.
11
Nutrisi Hati 4
Saya pikir saya selalu merasa bahwa praktik dan ajaran Buddha
adalah kehidupan saya yang sesungguhnya. Saya ingat saat saya
baru saja mencoba mempraktikkan meditasi di usia 24 tahun,
sekadar mencoba untuk mengatasi masalah hidup saya. Saya
mengurung diri di dalam apartemen kecil saya selama berbulan-
bulan saat itu, hanya melakukan tai chi dan melakukan yang
terbaik untuk berlatih duduk. Saya memiliki perasaan yang sangat
jelas bahwa saya selalu bermeditasi, bahwa saya tidak pernah
meninggalkan meditasi, bahwa itu adalah realitas yang jauh lebih
besar dari apa yang biasanya kita anggap sebagai kenyataan.
Hal tersebut terlihat sangat jelas bagi saya saat itu, namun butuh
waktu yang sangat lama untuk lebih mewujudkannya ke dunia ini,
melalui lebih banyak waktu untuk berlatih, memperhatikan batin
saya, mencoba untuk menghasilkan bodhicita (aspirasi untuk
meraih pencerahan demi semua makhluk).
12
Richard Gere: Perjalananku Sebagai Seorang Buddhis
berkata, “Jadi saat kita melakukan peran dan kita marah, apakah
kita benar-benar marah? Saat kita berperan sedih, apakah kita
benar-benar sedih? Saat kita menangis, apakah kita benar-benar
menangis?” Saya memberikannya jawaban layaknya jawaban
seorang aktor, bahwa hal tersebut lebih efektif jika kita betul-betul
percaya pada emosi yang sedang kita perankan. Beliau menatap
mata saya dalam-dalam dan mulai tertawa. Dengan histeris.
Beliau menertawakan gagasan bahwa saya memercayai emosi itu
nyata, bahwa saya bekerja dengan sangat keras untuk percaya
pada kemarahan, kebencian, kesedihan, sakit dan penderitaan.
13
Nutrisi Hati 4
Richard Gere: Ya, itu lucu. Saya rasa mungkin yang menarik
saya secara alamiah adalah Dzogchen [ajaran Kesempurnaan
Agung dari aliran Nyingma]. Saya rasa naluri yang menarik saya
ke Zen sama dengan yang menarik saya ke Dzogchen.
14
Richard Gere: Perjalananku Sebagai Seorang Buddhis
Tapi secara keseluruhan, saya rasa pilihan yang lebih bijak bagi
saya adalah bekerja dengan Gelug, walaupun ruang adalah
ruang di mana pun itu. Saya pikir pendekatan analitis—semacam
menemukan ruang tanpa batas—sangatlah penting. Di satu sisi,
seseorang mendapatkan stabilitas dari kemampuan mengatur
pikiran rasional. Saat ruang tidak berada di sana untukmu,
pekerjaan intelektual akan tetap menopangmu. Saya masih
menemukan diri saya dalam situasi di mana emosi saya berada
di luar kendali dan kemarahan muncul, dan di titik itu sangat sulit
untuk memasuki ruangan putih suci. Jadi, pendekatan analitis
untuk bekerja dengan pikiran sangatlah membantu. Itu adalah titik
mundur yang sangat jelas untuk kembali dan ia sangatlah stabil.
15
Nutrisi Hati 4
lebih normal. Saya tidak berkata itu normal dalam artian umum
atau sehari-hari, tapi saya bisa merasakan itu menjadi normal
sebagai sebuah kenyataan. Saya bisa meyakininya.
16
Richard Gere: Perjalananku Sebagai Seorang Buddhis
17
Nutrisi Hati 4
18
Richard Gere: Perjalananku Sebagai Seorang Buddhis
hal itu. Kita dilihat, kita betul-betul dilihat, dan tidak ada tempat
untuk bersembunyi.
19
Nutrisi Hati 4
20
Richard Gere: Perjalananku Sebagai Seorang Buddhis
tahukah Anda, semua ini tidak betul-betul ada dalam artian yang
sesungguhnya.”
21
Nutrisi Hati 4
22
Richard Gere: Perjalananku Sebagai Seorang Buddhis
Richard Gere: Saya harap itu benar. Sangat baik bagi Anda untuk
mengatakannya. Ini merupakan situasi yang aneh. Sebelumnya,
saya telah bekerja terkait isu Amerika Tengah dan beberapa
masalah politik dan hak asasi manusia lainnya, serta mendapat
kesempatan mengetahui sedikit bagaimana bekerja dengan
Kongres dan Departemen Luar Negeri. Namun, hal tersebut tidak
berlaku untuk situasi ini. Tibet terlalu jauh, dan keterlibatan orang
Amerika sangat terbatas di sana.
23
Nutrisi Hati 4
24
Richard Gere: Perjalananku Sebagai Seorang Buddhis
Richard Gere: Ya, saya rasa itu benar. Yang Maha Suci
berkata bahwa kesamaan yang kita semua miliki adalah sebuah
penghargaan atas kebaikan dan cinta kasih; semua agama
memiliki ini. Cinta. Kita semua bersandar pada cinta.
25
Nutrisi Hati 4
26
Richard Gere: Perjalananku Sebagai Seorang Buddhis
27
3
31
Nutrisi Hati 4
dari semua hal tak berguna yang kita kumpulkan dalam hidup
kita, dan mencoba untuk mengamankannya dari segala badai
yang menyerangnya, secara emosional ataupun fisik.
32
Tujuan dan Pencarian Kebahagiaan
33
Nutrisi Hati 4
34
4
37
Nutrisi Hati 4
38
Ingin Merasa Lebih BAHAGIA? Mulai Berpikirlah Lebih Tentang KEMATIAN
39
Nutrisi Hati 4
40
5
43
Nutrisi Hati 4
Pola pikir samsara adalah kita hanya bisa bahagia jika kita
menjadi seseorang yang lain dari diri kita saat ini. Suatu hari, di
suatu tempat, entah bagaimana—menjadi seorang yang berbeda.
Kita akan mampu melakukan lebih bila kita menjadi lebih pintar,
lebih kaya, lebih kurus, memiliki lebih banyak pengetahuan dan
kesempatan. Ini adalah kemelekatan terhadap konsep keakuan
yang akan melahirkan penderitaan (duka). Duka biasanya muncul
dalam bentuk ketidakpuasan terhadap diri sendiri dan angan-angan
atas diri kita yang lebih baik dari saat ini. Karenanya Buddhisme
menawarkan jalan tengah yang dapat mengubah tujuan kita dari
keinginan sia-sia tentang diri yang ideal. Alih-alih kita berusaha untuk
menjadi sempurna, Buddhisme mengajarkan untuk memurnikan
tekad dan motivasi dari perbuatan kita, sehingga kita dapat
terbangun, datang, dan bertindak dengan cita-cita penerangan
sempurna—saat ini, di sini, sebagai diri kita apa adanya.
44
Kamu Telah Cukup Siap
Dari hal ini kita dapat melihat suatu ciri yang baik dari para
praktisi Buddhis, yaitu meskipun menyadari keterbatasan diri kita,
kita tidak putus asa dan menyerah. Dengan semangat tinggi yang
tidak perlu dibatasi oleh berbagai konsep “diri (aku)”, kita akan
45
Nutrisi Hati 4
46
Kamu Telah Cukup Siap
47
Nutrisi Hati 4
48
Kamu Telah Cukup Siap
49
Nutrisi Hati 4
saat ini juga sebab kita telah terlahir di dunia yang membutuhkan
pertolongan kita segera mungkin.
50
Kamu Telah Cukup Siap
Hal yang tidak boleh lepas atau goyah dari pelatihan kita
adalah keinginan kita untuk mencapai penerangan sempurna.
Bertindak dengan keinginan untuk mencapai penerangan
sempurna adalah praktik yang mulia karena hal tersebut sesuai
dengan diri kita sesungguhnya yang memiliki bibit Kebuddhaan.
Untuk bisa menerima realita, maka kita harus menerima bahwa kita
sesungguhnya adalah kekosongan sekaligus keberadaan yang utuh,
dan kita adalah welas asih yang agung. Diri kita yang sejati adalah
seorang Buddha yang tidak berbeda dari Yeshe Tsogyal. Kita adalah
keberadaan, kekosongan, dan welas asih.
Pada saat dan kondisi seperti ini, pilihan apa yang akan
memperkuat bodhicita kita? Pilihan mana yang akan menunjukkan
51
Nutrisi Hati 4
Jika kita menyadari sifat Buddha dalam diri kita walau hanya
sebagian, dan percaya bahwa batin Buddha telah meresap penuh
dalam diri kita, maka kita tidak lagi akan merasa bahwa untuk
membantu yang lain kita harus menjadi individu yang sempurna.
Kita seharusnya melakukan yang terbaik sebagai diri kita apa
adanya saat ini, dan menemukan jalan menuju penerangan
sempurna di mana pun kita berada. Dunia ini membutuhkan kita
sekarang juga. Makhluk lain membutuhkan pertolongan terbaik
kita. Tujuan hidup kita adalah untuk terbangun, datang, dan
penuhi panggilan tersebut.
52
6
Kebahagiaan Tertinggi:
Sebuah Wawancara Eksklusif Dengan
Dalai Lama
Oleh Melvin McLeod
Penerjemah: Arkan Tanriwa
Dalam wawancara eksklusif ini, Dalai Lama
membahas kebaikan manusia, mengapa diri ini
sebenarnya tidak ada (dan juga ada pada waktu
yang bersamaan), serta bagaimana kita dapat meraih
kebahagiaan dengan mengasihi orang lain.
M
enurut saya, setiap orang yang telah bertemu dengan
Dalai Lama akan merasa hidupnya berubah secara
positif. Yang pasti, saya merasa demikian. Menghabiskan
waktu dengannya selama satu jam untuk berbicara mengenai
kehidupan, sifat manusia, dan Buddhisme adalah pengalaman
yang mengubah hidup saya. Saat saya membuat tulisan ini
beberapa minggu kemudian, antusiasme saya masih belum hilang.
-- Melvin McLeod
Ketua Editor Lion’s Roar
55
Nutrisi Hati 4
Melvin McLeod: Yang Maha Suci, atas nama saya pribadi dan
pembaca kami, terima kasih untuk kebijaksanaan yang akan Anda
bagikan.
Sumber dari jiwa yang bahagia dan tubuh yang sehat adalah sikap
mental kita sendiri. Jika kita hanya memikirkan diri sendiri atau
bersikap sangat egois, kita akan merasa amat gelisah, kesepian,
ketakutan, dan marah. Ini semua sangat buruk untuk kesehatan
jiwa dan tubuh kita. Para ilmuwan mengatakan bahwa rasa takut
dan marah yang berkepanjangan dapat merusak sistem kekebalan
tubuh.
56
Kebahagiaan Tertinggi
Anak-anak yang mendapat banyak welas asih dari orang tua dan
teman-teman mereka biasanya amat bahagia, tetapi kalau orang
tua mereka bersikap negatif atau menghukum, mereka akan
merasa tidak bahagia. Hal ini adalah sifat manusia. Kita tidak
perlu filsafat, tidak perlu riset; semua orang merasakan hal ini
sejak mereka dilahirkan.
57
Nutrisi Hati 4
58
Kebahagiaan Tertinggi
Anak-anak itu baru berumur dua atau tiga tahun. Ada ilmuwan
yang mengatakan bahwa penelitian ini menunjukkan bahwa sifat
dasar manusia pada dasarnya adalah penuh welas asih dan baik.
Jadi, saya rasa, secara mendasar, semua tujuh miliar manusia itu
sama. Kita semua adalah saudara.
59
Nutrisi Hati 4
60
Kebahagiaan Tertinggi
Namun, hal ini bukan berarti menafikan eksistensi diri. Diri itu ada.
Tak ada yang dapat menampik hal itu. [Tertawa] Sebagaimana
yang saya katakan sebelumnya, ketika kita mencoba untuk
memperbaiki diri sendiri, ketika kita mencoba mengurangi
perasaan-perasaan yang destruktif, kita perlu kesadaran diri
yang tinggi. Kita perlu merasa: “Saya bisa melakukan ini. Saya
bisa mengubah batin saya. Saya bisa mengurangi rasa marah,
kebencian, dan jarak saya dengan orang lain.” Untuk itu, Kita
perlu kesadaran diri yang kuat.
61
Nutrisi Hati 4
Melvin McLeod: Tetapi tidak dalam artian diri atau roh yang
permanen.
Yang Maha Suci: Diri yang terlepas dari hal-hal lain dan
permanen itu tidak ada. Kalau kita tak menerima hal ini, kita tak
mungkin mengubah dan memperbaiki diri sendiri.
62
Kebahagiaan Tertinggi
63
Nutrisi Hati 4
Kini, terdapat setidaknya tujuh miliar orang di planet ini, dan kita
terkait dengan mereka semua, baik secara langsung maupun tidak.
Masa depan kita tergantung pada kebahagiaan seluruh tujuh miliar
manusia ini, dan kalau kita punya cara untuk berkontribusi terhadap
kebahagiaan umat manusia, tentu cara tersebut harus kita lakukan.
64
Kebahagiaan Tertinggi
Yang Maha Suci: Ketika saya bertemu dengan orang lain atau
memberi ajaran, saya selalu menekankan bahwa kita semua sama
sebagai manusia. Mungkin saya juga pernah mengalami kesulitan
dalam hidup saya, jadi saya pun memiliki beberapa pengalaman
yang dapat saya bagikan pada orang lain. Selain itu, kita semua
sama. Ketika memberi ajaran, saya selalu menekankan bahwa
saya bukanlah siapa-siapa. Ketika saya berbicara di depan umum,
saya tidak pernah mempertimbangkan bahwa saya adalah seorang
Buddhis. Tidak. Sama. Kita adalah manusia yang sama.
65
Nutrisi Hati 4
66
7
70
Penyempurnaan Kemurahan Hati
71
Nutrisi Hati 4
72
Penyempurnaan Kemurahan Hati
aku mau itu, aku harus memiliki itu.” Ia akan terus mengatakan
hal itu pada orang tuanya yang malang. Mungkin ini adalah
sebuah gambaran sempurna tentang siapa kita sebenarnya. Kita
terus merasakan ketergesaan untuk menggenggam, melekat, dan
mempertahankan setiap kondisi sesuai tuntutan kita. Ini adalah
kondisi kita yang normal. Ketika kita telah mengetahui bagaimana
cara memberi pada tingkatan yang paling jelas–memberi barang
atau materi–kita mengembangkan kemampuan untuk melepas,
untuk menerima kondisi apa adanya. Kita mulai memahami
bahwa kemelekatan sesungguhnya tidak membawa kebahagiaan,
sedangkan manfaat dari latihan merelakan, melepas, dan
mengikhlaskan tidak terhitung banyaknya.
73
Nutrisi Hati 4
kita latih, dan orang lain pun akan tertarik pada kita. Kepercayaan
diri berkembang dari kedermawanan.
74
Penyempurnaan Kemurahan Hati
75
Nutrisi Hati 4
76
Penyempurnaan Kemurahan Hati
77
Nutrisi Hati 4
miliki saat ini. Kepuasan kita tidak terbatas karena dalam dunia
yang mengalami perubahan ini, kita selalu membandingkan dan
mencari kepuasan tanpa kenal lelah.
78
Penyempurnaan Kemurahan Hati
79
Nutrisi Hati 4
80
Penyempurnaan Kemurahan Hati
81
Nutrisi Hati 4
sulit dan asing bagi kita. Ketika kita bersukacita dalam kemurahan
hati, kita akan terus menjernihkan diri kita.
82
8
86
Mengubah A marah Dalam 4 Langkah
87
Nutrisi Hati 4
88
Mengubah A marah Dalam 4 Langkah
89
Nutrisi Hati 4
90
Mengubah A marah Dalam 4 Langkah
91
9
95
Nutrisi Hati 4
96
Cobalah Memiliki Emosi Permanen
97
10
101
Nutrisi Hati 4
102
Hidup Itu Susah - 6 Cara untuk Menghadapinya
103
Nutrisi Hati 4
Kita mengejar diri kita dan justru kita berbalik arah, berbalik
ke arah penderitaan; pahamilah kealamian dari keadaan ini,
karena menghindari mereka akan sia-sia belaka. Kita mencegah
hantaman dari sekitar dengan menggunakan emosi kita alih-alih
membiarkan mereka hadir bersamaan dengan rasa gengsi. Kita
memaafkan diri kita sendiri, kita mengampuni (setidaknya untuk
sementara) siapa pun yang mungkin kita salahkan atas kesulitan-
kesulitan kita, dan dengan pengampunan spontan kemudian
timbul sebuah perasaan lega dan bahkan rasa terima kasih.
104
Hidup Itu Susah - 6 Cara untuk Menghadapinya
Pikiran dan hati kita bisa dilatih. Ketika kita memiliki suatu
pengalaman bereaksi dengan cara yang berbeda, kita akan
terdorong untuk melanjutkannya, dan selanjutnya pengendalian
diri ada di tangan kita. Ketika suatu kesulitan terjadi, kita akan
melatih diri sendiri untuk berhenti berkata, “Sialan! Mengapa hal
ini harus terjadi?” dan mulai berkata, “Ya, tentu saja, demikianlah
seharusnya. Biarkan saya melalui itu, biarkan saya berpraktik
dengan itu, biarkan saya bersyukur.”
105
Nutrisi Hati 4
106
Hidup Itu Susah - 6 Cara untuk Menghadapinya
“Takkan ada yang kita sebut orang tanpa adanya orang lain.”
107
Nutrisi Hati 4
108
Hidup Itu Susah - 6 Cara untuk Menghadapinya
mereka adalah kita. Ini bukan teori, bukan puisi religi; inilah fakta
yang sebenarnya.
109
Nutrisi Hati 4
110
Hidup Itu Susah - 6 Cara untuk Menghadapinya
111
Nutrisi Hati 4
hari. Saat itulah Guru berkata, “Jika Anda memiliki tongkat, saya
akan memberikan tongkat; jika Anda memerlukan tongkat, saya
akan mengambilnya.” Kita memerlukan kedua tingkatan filosofis
ini dan “alat-alat” untuk menghadapi kehidupan sehari-hari. Ini
adalah kebutuhan ganda yang diperlukan di wilayah manusia.
Kita hanya perlu merenungkan kenyataan selayaknya Buddha
dan mempraktikkan kesunyataan. Ini penting. Sekarang saatnya
untuk kembali membumi.
112
Hidup Itu Susah - 6 Cara untuk Menghadapinya
113
Nutrisi Hati 4
Istadewata atau dewa atau bukan, kita dapat meraih apa pun
melebihi apa yang dapat kita bayangkan, serta meminta bantuan
dan kekuatan untuk perkembangan spiritual kita. Kita dapat
melakukan ini dalam meditasi, bicara dalam hati, atau dengan
suara keras yang menyuarakan harapan dan keinginan kita.
Adalah hal yang wajar jika kita melupakan poin ini dan
kembali ke kebiasaan kita yang berpikir bahwa kita mandiri.
Orang-orang sering mengatakan seorang pengikut Buddhis
tidak berdoa karena Buddhisme merupakan tradisi atheis yang
tidak mengakui Tuhan. Secara teknis mungkin ini benar, namun
kenyataannya adalah: seorang pengikut Buddhis berdoa dan terus
berdoa. Mereka berdoa kepada semua Buddha dan Bodhisatwa.
Bahkan pengikut Zen pun berdoa. Berdoa tidak melulu terkait
dengan Tuhan.
114
Hidup Itu Susah - 6 Cara untuk Menghadapinya
Dalam hidup kita, tidak ada kata jeda dan kesalahan dalam
praktik spiritual. Sebagai manusia, kita selalu melakukan praktik
spiritual, terlepas dari apakah kita menyadarinya atau tidak.
Kita mungkin mengira bahwa kita telah kehilangan praktik kita
karena kita menjalani hidup yang sibuk dan pelik sehingga tidak
lagi berada pada jalur yang tepat. Mungkin kita merasa buruk
terkait ini, dan perasaan ini semakin lama semakin sulit untuk
mengembalikan kita pada jalur yang tepat.
115
11
119
Nutrisi Hati 4
120
Cara Menyuapi Iblis Anda
121
Nutrisi Hati 4
122
12
125
Nutrisi Hati 4
126
Cara Menghadapi Penyakit
127
Nutrisi Hati 4
128
Cara Menghadapi Penyakit
129
Nutrisi Hati 4
130
13
133
Nutrisi Hati 4
Ketika kita membuka diri pada orang lain, kita juga membuka
diri kita terhadap penderitaan. Seperti dalam cerita Buddha,
ketika kita menyadari penderitaan makhluk lain serta penderitaan
kita sendiri, kebaikan muncul sebagai respons alami. Tetapi, kita
memiliki kecenderungan untuk melindungi diri dari rasa sakit dan
menutupi kesadaran itu. Kita menolak bagian dari pengalaman
kita sendiri yang menyakitkan dan kita juga menghindar dari
menghadapi rasa sakit yang kita lihat di sekitar kita. Dengan
menjauhkan diri dari rasa sakit, kita membuat diri kita berjarak
dengan orang lain. Kita kehilangan dasar koneksi yang membuat
kebaikan itu terjadi.
134
Kebaikan untuk Diri Sendiri dan Orang Lain
135
Nutrisi Hati 4
136
Kebaikan untuk Diri Sendiri dan Orang Lain
Fokus pada diri kita sendiri mungkin tidak begitu kasar; bisa
saja ia sehalus asumsi bahwa kita adalah pusat dan semua yang
lain adalah sampingan. Pendekatan kita adalah bahwa meskipun
orang lain juga kita pedulikan, rasa peduli itu hanya sedikit
kadarnya. Jika Anda melihat sebuah ruangan yang penuh dengan
orang, ada kemungkinan bahwa masing-masing orang memiliki
137
Nutrisi Hati 4
138
Kebaikan untuk Diri Sendiri dan Orang Lain
139
Nutrisi Hati 4
apa yang kita inginkan dan menolak apa yang tidak kita inginkan,
kita mengambil apa yang telah kita tolak dan mengirimkan apa
yang kita inginkan–dasarnya adalah kebalikan dari “yang normal.”
Praktik tonglen benar-benar membalikkan kebiasaan kita tentang
segala sesuatu.
140
Kebaikan untuk Diri Sendiri dan Orang Lain
Berlatih Tonglen
141
Nutrisi Hati 4
142
Kebaikan untuk Diri Sendiri dan Orang Lain
143
14
147
Nutrisi Hati 4
148
Sila Itu Tak Berat
149
15
153
Nutrisi Hati 4
154
Cara Membungkuk Hormat
155
16
11
Queer adalah identitas gender yang berada di luar konsep hetero- dan homo-
seksual.
159
Nutrisi Hati 4
Apa yang paling ditakutkan oleh kami para guru adalah jika
orang lain melihat bahwa kepercayaan diri kami tidak sebanding
dengan praktik Dharma kami yang sudah dilakukan bertahun-
tahun. Mengajar dengan sikap yang mengenali interseksionalitas
membantu kami melatih kekurangan sebagai ekspresi Dharma.
Hal tersebut membuat orang lain melihat kami dengan cara yang
dapat menyembuhkan, dan membolehkan kami melepas topeng
kami.
160
Apakah Anda Sudah Mengetahui Wajah ASLI Anda?
161
Nutrisi Hati 4
Pria tulen berarti bahwa jenis kelamin saya sejak lahir adalah
laki-laki, dan saya merasakan bahwa inilah yang memang paling
otentik.
162
Apakah Anda Sudah Mengetahui Wajah ASLI Anda?
163
Nutrisi Hati 4
164
Apakah Anda Sudah Mengetahui Wajah ASLI Anda?
165
Nutrisi Hati 4
166
Apakah Anda Sudah Mengetahui Wajah ASLI Anda?
167
Nutrisi Hati 4
168
Apakah Anda Sudah Mengetahui Wajah ASLI Anda?
169
17
173
Nutrisi Hati 4
174
Jalan Baru ke Masa Lalu
175
Nutrisi Hati 4
176
Jalan Baru ke Masa Lalu
177
18
181
Nutrisi Hati 4
182
Lama untuk Semua Musim
183
Nutrisi Hati 4
184
Lama untuk Semua Musim
185
Nutrisi Hati 4
186
Lama untuk Semua Musim
beberapa lagi anti-Cina. Pada awal Maret 1959, ada kabar bahwa
Dalai Lama akan diundang oleh Cina ke markas militer mereka,
dan bahwa mereka mengatakan kepadanya: “Jangan membawa
pengawal atau senjata.” Di tengah malam, orang-orang pergi di
sekitar Lhasa, mengetuk pintu, mengatakan bahwa Dalai Lama
akan diambil oleh tentara Cina. Akibatnya, pagi harinya, semua
orang bergegas ke istana musim panas untuk memohon agar
Dalai Lama tidak menanggapi undangan Cina. Selama periode
itu, ada satu menteri kabinet yang juga kepala komandan dari
tentara pembebasan. Dia datang dengan mobil jeep ke istana. Dia
dilempari batu oleh orang-orang di sana.
Tricycle: Kenapa?
187
Nutrisi Hati 4
188
Lama untuk Semua Musim
189
Nutrisi Hati 4
190
Lama untuk Semua Musim
Gelek Rinpoche: Pada tahun 1980, dua teman dari Ann Arbor
datang ke India dan belajar dengan saya, dan mengundang saya
untuk berkunjung ke sana. Saya menyukai tempat ini. Anda tahu
salah satu alasan saya menyukai tempat ini? Empat musimnya.
Di Tibet, terdapat empat musim, tetapi di India tidak ada empat
musim.
191
Nutrisi Hati 4
192
Lama untuk Semua Musim
193
Nutrisi Hati 4
Tidak ada orang Tibet yang tidak mau merdeka di Tibet. Tapi
di saat yang bersamaan, terdapat pekerjaan Cina yang sudah
berlangsung selama tiga puluh tahun, dan jika ini terus berlangsung
orang-orang Tibet tak akan bisa mendapatkan kesempatan hidup
di Tibet–bahkan di bawah sistem mereka. Setidaknya sebanyak
itulah kita bisa mengubahnya. Kita juga dapat menghidupkan
bahasa dan budayanya. Jika mereka dapat mempelajari sistem
elektrikal dan pemipaan sebaik mereka mempelajari bahasa dan
194
Lama untuk Semua Musim
195
Nutrisi Hati 4
memakan ratusan tahun. Anda tak dapat menerka. Itu akan terjadi
secara bertahap dalam pribadi, perkembangan pesat dalam diri
pribadi. Intrik politik akan berlanjut, perang akan berlanjut, dan
pembunuhan akan berlanjut.
196
Lama untuk Semua Musim
197
Nutrisi Hati 4
198
Lama untuk Semua Musim
199
Nutrisi Hati 4
200
Lama untuk Semua Musim
201
Nutrisi Hati 4
satu pun makhluk hidup yang tak mempunyai kualitas baik dalam
diri mereka, tapi tidak semua dari kita mengembangkan kualitas
ini. Kita tidak menghadapi sesama dengan kualitas baik; alih-alih,
kita bersikap dingin dengan sesama karena klesha kita.
202
Lama untuk Semua Musim
203
Nutrisi Hati 4
204
19
207
Nutrisi Hati 4
208
Padmasambhava Memberikan Nasihat Kepada Raja Trisong Detsen I
209
Nutrisi Hati 4
210
Padmasambhava Memberikan Nasihat Kepada Raja Trisong Detsen I
211
20
215
Nutrisi Hati 4
216
Studi Menemukan Bahwa Terpapar Konsep Buddhisme
Mengurangi Prasangka dan Meningkatkan Tindakan Pro-sosial
217
Daftar Pustaka
Allione, Lama Tsultrim. (2017). How to Feed Your Demons. Lion’s
Roar. https://www.lionsroar.com/how-to-practice-feeding-
your-demons/
Fischer, Norman. (2016). Life is Tough. Here Are Six Ways to Deal
219
With It. Lion’s Roar. http://www.lionsroar.com/life-is-tough-
six-ways-to-deal-with-it-march-2013/
Krauze, Lauren. (2016). A New Path Into the Past. Tricycle. http://
tricycle.org/trikedaily/a-new-path-into-the-past/
Owens, Lama Rod. (2018). Do You Know Your True Face? Lion’s
Roar. http://www.lionsroar.com/do-you-know-your-true-
face/
220
Salzberg, Sharon. (2016). Generosity’s Perfection. Lion’s Roar.
http://www.lionsroar.com/generositys-perfection/
221
Menghormati Buku Dharma
Buddhadharma adalah sumber sejati bagi kebahagiaan
semua makhluk. Buku ini menunjukkan kepada kita bagaimana
mempraktikkan ajaran dan memadukan mereka ke dalam hidup
kita, sehingga kita menemukan kebahagiaan yang kita idamkan.
Oleh karena itu, apa pun benda yang berisi ajaran Dharma, nama
dari guru kita atau wujud–wujud suci adalah jauh lebih berharga
daripada benda materi apa pun dan harus diperlakukan dengan
hormat. Agar terhindar dari karma tak bertemu dengan Dharma lagi
di kehidupan yang akan datang, mohon jangan letakkan buku–buku
(atau benda–benda suci lainnya) di atas lantai atau di bawah benda
lain, melangkahi atau duduk di atasnya, atau menggunakannya
untuk tujuan duniawi seperti untuk menopang meja yang goyah.
Mereka seharusnya disimpan di tempat yang bersih, tinggi dan
terhindar dari tulisan–tulisan duniawi, serta dibungkus dengan kain
ketika sedang dibawa keluar. Ini hanyalah beberapa pertimbangan.
223
Dedikasi
Semoga kebajikan terhimpun dengan mempersiapkan,
membaca, merenungkan dan membagikan buku ini kepada pihak
lain, semoga semua Guru Dharma berumur panjang dan sehat
selalu, semoga Dharma menyebar ke seluruh cakupan angkasa
yang tak terbatas, dan semoga semua makhluk segera mencapai
Kebuddhaan.
225
Tentang Penerbit
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA BUKU TERBITAN
PENERBIT SARASWATI. APAKAH KAMI BOLEH
MEMINTA BANTUAN ANDA?
227
Lamrim Nusantara
Tiktok: @Lamrimnesia_
E-mail: info@lamrimnesia.org
228