Anda di halaman 1dari 6

NAMA : KADEK ANDRE ROY NATA

PRODI : TEOLOGI HINDU

NIM : 18.1.3.9.1.01

MATA KULIAH : TEKNIK DHARMA WACANA

 BUATLAH SALAH SATU CONTOH DHARMA WACANA ( ASLI BUATAN


SENDIRI) DAN PRESENTASIKAN MINGGU DEPAN

NB : TERKADANG DALAM DHARMA WACANA PENGGUNAAN BAHASA RESMI


DICAMPUR DENGAN BAHASA DAERAH ( BAHASA BALI) SERING DIJUMPAI
KARENA INI BERFUNGSI SEBAGAI WUJUD HORMAT KITA KEPADA PARA
HADIRIN TER-KHUSUSNYA MASYARAKAT LOKAL

MEMANTAPKAN AJARAN PANCA SRADHA DALAM DIRI

“Om Swastyastu “

“Om Awignam Astu namo siddham”

“Om Ano Badrah Kratawo Wyantu Wiswatah”

Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru.

Sebelum saya bercakap-cakap mari kita panjatkan puja dan puji syukur kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa berserta berbagai manifestasi-nya, kepada Ida Bhatara / Bhatari
sungsungan Kabeh, kepada Ida Bhatara Kawitan, Kepada Ida Bhatara Hyang Lelangit utawi
Hyang Leluhur , karena tanpa Asung Kertha Wara Nugraha Ida ,kita tidak akan bisa berkumpul
di tempat ini dalam keadaan sehat, Rahajeng, lan Rahayu.
Baiklah Sebelumnya , pertama-tama sane suciang titiang Dane para Pandita utawi dane
Ida Sulinggih sane sampun Meraga Dwijati, begitu pula Dane para Pinanditha utawi Pemangku
sareng sami sane sampun ledang ngerauhin Acara Upacara Pujawali utawi Piodalan ring
Rahinane mangkin. Kedua yang saya Hormati para Undangan utawi uleman sareng sami dari
pihak Desa Pakraman sane sampun ledang nyaksinin upacara puniki. Ketiga yang saya cintai
kepada semua masyarakat yang tergabung dalam Desa pakraman serta semua Umat Hindu
Sedharma dimana-pun berada. Tiang berdiri di sini selaku Penyuluh Agama Hindu Kabupaten
Buleleng.yang dimana ini merupakan tugas utawi Swadharma titiang . pada hari yang
berbahagia ini bertepatan dengan Rahina Pujawali atau Piodalan di Pura Sekar Kencana
bertempat di wilayah Desa Penarukan, ijinkan saya memberikan beberapa penyuluhan Agama
Hindu kepada masyarakat semua dalam bentuk Dharma Wacana. Driki tiang boye je sekadi
Nasikin Segara ( membuang Garam ke laut ) napi malih sekadi ngajahin Bebek ngelangi
( mengajari bebek berenang ) , tiang driki hanya ingin mesadu ajeng ( berkumpul berdiskusi
bersama-sama ) sareng Ida Dane masyarakat samian. Disini tidak ada yang pintar ataupun tidak
ada yang bodoh . kita disini saling belajar bersama-sama.baiklah tanpa mengurangi rasa hormat
dan karena terbatas-nya waktu untuk kesempatan kita bertemu kita langsung saja, dimana pada
hari ini saya akan memberikan Dharma Wacana dengan judul “ MEMANTAPKAN AJARAN
PANCA SRADHA DALAM DIRI “

Umat Hindu Desa Pakraman serta Umat Hindu Sedharma dimana-pun berada, seperti
yang kita tahu bahwa sesungguhnya kita adalah masyarakat yang menganut ajaran Agama
Hindu,ini merupakan Agama yang sudah kita pilih dan kita ikuti sejak lahir di dunia ini. Seperti
kata filsuf-dan agamawan di berbagai belahan dunia bahwa apapun agama-nya kita tetaplah sama
yang membedakan Agama kita dengan agama lainnya hanya-lah terletak pada perbedaan tata
cara Ritual atau cara mengungkapkan wujud syukur kepada Tuhan . di dalam beragama apapun
yang menjadi dasar atau pondasi dalam menganut suatu agama ilalah rasa keyakinan / keimanan
terhadap agama yang dianut. Seorang yang memang ber-agama pasti akan sangat mempercayai
dan menaruh keyakinan yang tinggi terhadap agama yang dianutnya, tidak hanya sebatas
mengikuti kegiatan keagamaanya tanpa mengetahui Esensi ataupun makna di dalamnya.

Kita sebagai umat Hindu Sedharma yang dikatakan Hindu di Nusantara sudah
berkembang sangat lama ,bahkan sebelum Indonesia merdeka. Ajaran Hindu terkenal akan
kefleksibelan-nya ataupun rasa toleransinya yang sangat tinggi serta ajaran Hindu sangat
dianggap ajaran yang Luhur. Karena hal itulah sudah menjadi hal wajib sebagai seseorang yang
menganut agama Hindu kita mempercayainya bahkan tidak hanya sekedar percaya akan tetapi
kita juga wajib mengaplikasikan ajaran-nya. Salah satu hal yang paling mendasar ataupun yang
merupakan akar wujud keyakinan masyarakat Hindu terhadap agama yang dianutnya ialah ajaran
tentang Panca Sradha. Secara sederhana atau Etimologi ( makna per-kata) Panca Sradha berasal
dari bahasa Sansekertha yang terdiri dari kata “panca” yang berarti Lima , dan Sradha “
keyakinan/ hal yang diyakini “jadi dapat disimpulkan bahwa Panca Sradha artinya Lima
kepercayaan agama Hindu yang menjadi dasar umat menganut Agama Hindu. Seperti yang saya
jelaskan sebelumnya. Panca Sradha ini dapat kita sederhanakan artinya yaitu Panca Sradha ini
merupakan dasar atau pondasi seseorang didalam ber-agama. Jikalau seseorang memiliki dasar
agama ataupun rasa yakin yang kuat terhadap agama yang dianutnya itu akan menimbulkan
suatu efek terhadap diri sendiri ataupun terhadap orang lain. Efek tersebut antara lain seperti
meningkatnya rasa keyakinan ( Sradha ), tidak mudahnya terkena pengaruh ataupun Konversi ke
agama lain, dan sebagainya. Hal ini dapat kita umpamakan seperti halnya sebuah bangunan
dimana jika bangunan tersebut memiliki pondasi atau dasar yang kuat maka rumah itu akan tetap
kokoh meskipun diterjang hujan,panas,atau-pun badai sekali pun, sebaliknya apabila pondasi
dari rumah tersebut kurang bagus maka terkena goncangan sedikit saja rumah tersebut akan
roboh. Demikianlah salah satu perumpamaan betapa pentingnya menanamkan keyakinan atau
rasa Sradha dalam diri.

Nah kita beranjut dimana setelah saudara umat Hindu sedharma mengetahui tentang
betapa pentingnya sebuah keyakinan, secara sederhana ajaran Panca Sradha seperti namanya
konsep ini terbagi atas lima bagian yaitu :

1. Brahman Tattwa ( percaya akan adanya Brahman )


2. Atman Tattwa ( percaya akan adanya Atman )
3. Karma Phala Tattwa ( percaya akan adanya karma phala )
4. Punarbhawa Tattwa ( percaya akan adanya punarbawa )
5. Moksa Tattwa ( percaya adanya moksa )

Kelima bagian tersebut merupakan hal yang paling mendasar di dalam menganut ajaran
Agama Hindu , mari kita kupas satu-persatu hal tersebut . yang Pertama ialah tentang
percaya akan adanya Brahman ( Tuhan) seperti yang kita ketahui bahwa kata brahman
berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari urat kata “ brh “ yang artinya sumber
atau yang menghidupi,jadi secara sederhana bahwa brahman adalah sebutan Tuhan pada
agama Hindu .dalam ajaran Teologi Hindu ajaran tentang ketuhanan disebut Brahma
Vidya / Brahma Tattwa. Konsep Ketuhanan Hindu sangatlah beragam akan tetapi secara
sederhana terdiri dari dua yaitu Nirguna Brahman dan Saguna Brahman. Nirguna
Brahman adalah suatu keadaan di mana Tuhan tidak bisa digambarkan ataupun
diilustrasikan dengan akal dan pikiran manusia, karena pada keadaan ini Tuhan itu
bersifat acintya artinya beliau tidak bisa dipikirkan dengan apapun. Kata Nir disini
mengandung arti diluar pikiran. kemudian ada saguna Brahman yang di mana secara
sederhana ini adalah suatu keadaan dimana tuhan bisa digambarkan ataupun
diilustrasikan dengan akal dan pikiran manusia. beliau atau Tuhan pada keadaan ini
sudah diliputi oleh Maya. salah satu contohnya ialah ilustrasi para dewa-dewi ataupun
Betara Betari dalam ajaran teologi Hindu.

yang kedua ada percaya akan adanya Atman ataupun percikkan kecil dari Ida Sang
Hyang Widhi wase ataupun Tuhan yang maha kuasa. dimana seperti yang kita tahu
segala makhluk hidup ataupun segala hal yang hidup didunia ini semuanya memiliki
Atma di dalam tubuhnya ataupun di dalam dirinya. tanpa adanya Atman ataupun jiwa,
tubuh ini tidak akan bisa hidup bahkan tidak bisa bergerak sekalipun. mengenai sifat-sifat
Atman sangat banyak dijelaskan dalam kitab suci Hindu khususnya di regweda susastra
Hindu di nusantara seperti lontar-lontar. Atman itu jika diandaikan ataupun
diumpamakan seperti halnya sumber air air kecil yang ada di daratan, sedangkan Tuhan
itu seperti sebuah samudra luas ataupun sebuah perairan yang tidak terbatas,
sesungguhnya keduanya memiliki esensi yang sama Akan tetapi karena sebuah pengaruh
keduniawian ataupun pengaruh Maya membuat Atman terbelenggu dan tidak bisa bersatu
dengan sumbernya yaitu Parama Atman. nah guna mencapai tujuan tersebut yakni
bersatunya Atman dengan sumbernya maka berkarma lah yang baik di dunia ini. Nah
selanjutnya yang ketiga ada Karma phala tattwa atau percaya akan adanya hukum karma.
sesungguhnya ajaran karmaphala ini dapat kita ilmiahkan dibuktikan dengan ilmu
pengetahuan yaitu adanya hukum aksi dan reaksi. apabila di sebuah kegiatan ada aksi
maka akan ada reaksi yang Mengikuti hal tersebut. misalnya jika seseorang menanam
pohon pisang maka kelak buah yang akan dipanen ataupun yang didapatkan oleh orang
tersebut ialah buah pisang. tidak buah mangga ataupun buah yang lainnya. begitu pula di
dalam berbuat, jikalau seseorang melakukan hal buruk dalam hidupnya maka suatu saat
kelak dia akan mendapatkan hasil yang buruk pula. jadi sangat penting sekali umat Hindu
sedharma di manapun berada mengetahui akan pentingnya mempercayai hukum karma
pala ini. yang keempat ada punarbhawa atau percaya akan adanya kelahiran kembali
ataupun reinkarnasi. ini merupakan kepercayaan pokok dari agama Hindu dimana agama
Hindu percaya bahwa sesungguhnya saat makhluk hidup mengalami kematian maka
kehidupan tidak akan berakhir begitu saja, mana ataupun jiwa yang terdapat dalam
makhluk hidup tersebut akan kembali terlahir di dunia apabila masih memiliki Karma
ataupun hutang yang harus dibayarkan di dunia ini. menurut susastra Hindu Apabila
seseorang memiliki perbuatan yang baik maka kelak dia akan terlahir menjadi seseorang
yang terhormat, rupawan, dan lain-lain. Sebaliknya apabila seseorang selama hidupnya
selalu berbuat buruk atau pun berkarma yang tidak baik maka di kehidupan yang akan
datang dirinya akan menjadi seseorang yang hina,tercela,dan dibenci oleh banyak orang.
nah yang terakhir ada moksa tattwa ataupun percaya akan adanya moksa. seperti yang
kita tahu bahwa sesungguhnya tujuan agama Hindu yang tertuang dalam Kitab Suci
berbunyi moksartham jagadhita ya Ca Iti Dharma. kalimat ini sudah sanggar jelas
menggambarkan bagaimana sesungguhnya pentingnya tercapainya tujuan Mengapa kita
hidup di dunia ini. kata moksa berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari urat kata
"muc" yang artinya membebaskan ataupun bebas, bebas disini bukan dalam artian dapat
berkeliaran kemanapun, tetapi yang dimaksudkan bebas disini ialah tercapainya
keinginan bersatunya Atman dengan sumbernya yaitu Parama Atman. mengenai tingkat-
tingkat dalam moksa di dalam susastra susastra Hindu ataupun dalam kitab suci Weda
akan tetapi disini Saya tidak akan menjelaskannya secara mendalam agar materi Dharma
Wacana ini Tidaklah terlalu meluas.

Baiklah semua umat Hindu Sedharma demikianlah beberapa hal yang bisa tiang jelaskan
mengenai pentingnya memantapkan ajaran Panca Sradha dalam diri,tiang selaku
perwakilan dari Tim Penyuluh Agama Hindu kabupaten Buleleng sangat berterimakasih,
Ngaturang suksma ping banget antuk uratian atau perhatian ida dane maka sami, seperti
kata pepatah tiada gading yang tak retak, tiada karya apapun yang sempurna . lan tiang
nunas geng rena sinampura majeng ida dane para Krama utawi umat Hindu sedharma
apabila didalam penyampaian Dharma Wacana ini terdapat kata-kata ataupun kalimat
yang kurang berkenan . akhir kata Tan Hana Wong Swasti Anulus , Tiada Manusia Yang
Sempurna. Ke Besakih Naik Vespa, Terimakasih Sampai jumpa. Tiang sineb antuk
Parama Shanti.

OM SHANTIH,SHANTIH,SHANTIH,OM

Anda mungkin juga menyukai