PENDAHULUAN
Di dalam agama Hindu dikenal adanya berbagai jalan untuk menghubungkan diri dengan
Tuhan Yang Maha Esa. Jalan atau cara itu bebas dipilih oleh umat-Nya sesuai dengan sifat
Sloka:
ye yatha mam prapadyante
tams tathai ‘va bhajamy aham
mama vartma ‘nuvartante
manushyah partha sarvasah
(Bhagavadgita IV.11)
Artinya:
Jalan manapun ditempuh manusia kearah-Ku, semuanya Ku-terima, dari mana-mana
semua mereka menuju jalan-Ku, oh Parta.
Di dalam agama Hindu tidak ada suatu keharusan untuk menempuh satu-satu jalan,
karena semua jalan untuk menuju Tuhan Yang Maha Esa diturunkan oleh-Nya
yang dimaksud adalah menghubungkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa. Usaha untuk
menghubungkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa akan berhasil bila didukung dengan metode,
media maupun lokasi spiritual yang kondusif. Untuk itu, di samping personalitas pribadi orang
yang menghubungkan diri kepada-Nya. Di zaman kaliyuga ini, masalah personalitas pribadi
masih menjadi masalah dalam hal mendekatkan diri kehadapan-Nya. Seperti yang kita ketahui
bahwa moralitas manusia cenderung menurun karena kemajuan zaman dan factor penyebab
lainnya. Hal tersebut, sebenarnya bisa diatasi jika ada kesadaran dari manusia untuk selalu
1
berbuat dengan memperhatikan ajaran agama. Salah satunya adalah dengan melaksanakan ajaran
catur marga untuk menghubungkan diri kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, ada beberapa permasalahan yang penulis
4. Bagaimanakah cara yang dapat ditempuh untuk mencapai Moksa melalui Raja Marga
Yoga?
5. Bagaimana pengimplementasian Jnana & Raja Marga Yoga dalam kehidupan masyarakat
Hindu?
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
4. Untuk mengetahui cara – cara yang dapat ditempuh untuk mencapai Moksa melalui raja
Marga Yoga.
5. Untuk mengetahui bagaimana pengimplementasian Jnana & Raja Marga Yoga dalam
2
1.4. Manfaat Pembahasan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penulisan makalah ini adalah ;
2. Memberikan informasi mengenai pengertian, serta implementasi Jnana & Raja Marga
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Moksa
Moksa merupakan salah satu sradha (keyakinan) dalam Agama Hindu yang merupakan
tujuan hidup tertinggi Agama Hindu. Dalam kitab Sarasmuscaya 35, disebutkan sebagai berikut :
“Sesungguhnya hanya satu saja tujuannya agama, mestinya tidak sangsi lagi orang tentang
yang disebut kebenaran yang dapat membawa ke surga maupun moksa, semua menuju kepada-
Nya akan tetapi masing – masing berbeda – beda caranya, disebabkan oleh kebingungan
sehingga yang tidak benar dibenarkan, ada yang mengatakan bahwa di dalam gua yang
Kata moksa sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata Muc yang berarti
membebaskan atau melepaskan. Dengan demikian kata Moksa berarti kelepasan atau kebebasan.
Dari segi istilah, Moksa disamakan dengan nirwana dan nisreyasa atau keparamarthan.
Kebebasan dalam pengertian Moksa adalah suatu keadaan terlepasnya Atman dari ikatan maya
3
sehingga dapat menyatu dengan Brahman. Bagi orang yang telah mencapai Moksa, mereka
berarti telah mencapai alam Sat Cit Ananda, yaitu kebahagiaan yang tertinggi.
Sloka:
Artinya :
Pada akhir dari banyak kematian orang yang bijaksana menuju kepada Aku, karena mengetahui
Setiap orang pada dasarnya dapat mencapai Moksa, asal mereka mengikuti jalan yang
ditunjuk agama yang disebut dengan Catur Marga Yoga. Catur marga berasal dari dua kata
yaitu catur dan marga. Catur berarti empat dan marga berarti jalan atau cara ataupun usaha. Catur
Marga adalah empat jalan atau cara umat Hindu untuk menghormati dan menuju ke jalan Tuhan
Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Adapun bagian – bagian dari catur marga
yoga itu adalah Bhakti marga Yoga, Karma Marga Yoga, Jnana Marga Yoga dan Raja Marga
Jnana artinya kebijaksanaan filsafat atau ilmu pengetahuan. Jadi Jnana Marga Yoga
adalah jalan untuk mencapai persatuan Atman dan Brahman berdasarkan atas ilmu pengetahuan
(Jnanin) dapat dibagi atas dua bagian yaitu Apara Widya dan Pari Widya. Apara Widya adalah
pengetahuan dalam tingkat kemewahan suci (ajaran-ajaran suci Weda) sedangkan Pari Widya
4
adalah pengetahuan tingkat tinggi tentang hakikat kebenaran Atman dan Brahman. Jadi Apara
Widya adalah dasar untuk mencapai Pari Widya. Seorang Jnanin memiliki pengetahuan untuk
mencapai kebenaran yang sempurna, dengan Wiweka (logika) yang dalam mereka benar-benar
bisa membedakan yang kekal dan tidak kekal, sehingga bisa melepaskan yang tidak kekal dan
mencapai kekekalan yang sempurna.“Alangkah cepat dan pendeknya kehidupan sebagai manusia
ini, tak bedanya dengan sinarnya kilat dan sangat susah pula untuk didapat.
Oleh karena itu berusaha benar-benarlah untuk berbuat (sadhana) berdasarkan kebenaran
“Ia yang pikirannya tidak digoyahkan dalam keadaan duka cita dan bebas dari keinginan-
Seperti yang disebutkan dalam Bhagavad Gita yang membahas tentang Jnana Yoga:
Sloka:
srayan dravyamayad yajnaj
jnanayajnah paramtapa
sarvam karma ‘khilam partha
jnane perisamapyate
(Bhagavadgita IV.33)
Artinya:
Persembahan berupa ilmu pengetahuan, Parantapa, lebih bermutu daripada persembahan
materi; dalam keseluruhannya semua kerja ini berpusat pada ilmu pengetahuan, oh Parta.
Selanjutnya dalam bab yang sama sloka (34), (36), (37), (38), (39) dan (40) dikatakan :
Sloka:
tad viddhi pranipatena
pariprasnena sevaya
upadekshyanti te jnanam
jnaninas tattvadarsinah
(Bhagavadgita IV.34)
5
Artinya:
Belajarlah dengan sujud disiplin, dengan bertanya dan dengan kerja berbakti; guru budiman
yang melihat kebenaran akan mengajarkan padamu ilmu budi pekerti.
Sloka:
api ched asi papebhyah
sarvebhyah papakrittamah
sarvam jnanaplavenai ‘va
vrijinam samtarishyasi
(Bhagavadgita IV.36)
Artinya:
walau seandainya engkau paling berdosa diantara manusia yang memikul dosa; dengan perahu
ilmu pengetahuan ini lautan dosa engkau akan sebrangi.
Sloka :
yathai ‘dhamsi samiddho ‘gnir
bhasmasat kurute ‘rjuna
jnanagnih sarvakarmani
bhasmasat kurute tatha
(Bhagavadgita IV.37)
Artinya:
bagaikan api menyala, membakar kayuapi menjadi abu, oh Arjuna, api ilmu pengetahuan
demikian pula membakar segala karma jadi abu
Sloka:
na hi jnanena sadrisam
pavitram aha vidyate
tat svayam yogasamsiddhah
kalena ‘tmani vindati
(Bhagavadgita IV.38)
Artinya:
Tidak ada sesuatu dalam dunia ini dapat menyamai kesucian ilmu pengetahuan; mereka yang
disempurnakan dalam yogi menemuinya sendiri dalam jiwanya pada waktunya
6
Sloka:
sraddhavaml labhate jnanam
tatparah samyatendriyah
jnanam labdhva param santim
achirena dhigachchhati
(Bhagavadgita IV.39)
Artinya:
Ia yang memiliki kepercayaan dan menguasai pancaindrianya akan mencapai ilmu
pengetahuan; setelah memiliki ilmu pengetahuan dengan segera ia menemui kedamaian abadi.
Sloka:
ajnas cha ‘sraddadhanas cha
samsayatma vinasyati
na ‘yam loko ‘sti na paro
na sukham samsayatmanah
(Bhagavadgita IV.40)
Artinya:
tetapi mereka yang dungu dan tidak percaya serta bersifat ragu, akan hancur sirna; bagi yang
ragu diri, baginya tiada bahagia, tidak di dunia ini, pun tidak di dunia sana.
Dari beberapa sloka di atas jelaslah, bahwa betapa sangat pentingnya ilmu pengetahuan
bagi manusia untuk dijadikan landasan dan kompas yang dapat menopang dan mengarahkan
langkahnya didalam melaksanakan Karma, Bhakti dan Raja Marga sehingga sesuai dengan
hakekat ajaran weda yang merupakan kitab suci bagi umat hindu. Namun demikian, haruslah kita
pertegas ilmu pengetahuan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh sloka-sloka di atas, karena
ada dua katagori ilmu pengetahuan yaitu : pengetahuan tentang duniawi (alam nyata) dan
pengetahuan tentang alam gaib (alam yang tidak nyata). Pengetahuan duniawi seperti imu
ekonomi, kedokteran, tehknik dan sebagainya, hanyalah berguna bagi kita sebatas untuk
7
Sedangkan ilmu pengetahuan yang dimaksudkan oleh sloka-sloka di atas adalah sesuai dengan
……adhyatmavidya vidyanam ….
diantara segala ilmu pengetahuan Aku falsafah Atman
Jadi jelaslah yang dimaksud ilmu pengetahuan oleh sloka dalam Bab IV adalah ilmu
pengetahuan tentang falsafah Atman. Yang dimaksudkan dengan falsafah Atman adalah hakekat
dari pada Tuhan dan bagian-bagian kecil (percikan roh) dari pada Tuhan itu sendiri yang
disembunyikan didalam badan manusia yang merupakan mahkluk ciptaan-Nya. Bagi mereka
yang mendalami ajaran tentang falsafah Atman, ketika mereka sampai pada tingkatan mengenal
Atman, maka mereka dapat dikatakan yang sudah mengenal dirinya sendiri. Bagi mereka yang
sudah mengenal diri sendirilah yang dapat mengenal Tuhan-nya. Manusia yang sudah sampai
pada tingkatan ini, karma yoga, bhakti yoga, dan raja yoga yang dia lakukan semuanya
berdasarkan atas perintah Gusti, bukan karena nafsu atau ego, sebab sang Kawula sudah menyatu
dan tunduk kepada Gustinya. Inilah kelebihan Jnana Marga (jalan ilmu pengetahuan)
dapat bekerja lebih efektip dan efisien, dibandingkan dengan mereka yang dungu dan sedikit
pengetahuannya, baik itu masalah pengetahuan duniawi ataupun pengetahuan tentang agama,
karena ilmu pengetahuan itulah yang akan menuntun manusia menuju ke jalan yang benar untuk
mencapai tujuan akhir. Maka dari itu, kejarlah ilmu pengetahuan terlebih dahulu sebanyak dan
seluas mungkin.
Kata Raja berarti yang memimpin, yang tertinggi atau yang terkemuka. Raja Marga
artinya jalan yang tertinggi sedang Raja Marga Yoga berarti jalan atau usaha tertinggi untuk
8
menghubungkan diri dengan Tuhan yang Maha Esa melalui jalan yoga yang tertinggi. Kalau dua
jalan yang sebelumnya, yakni Bhakti Marga Yoga dan Karma Marga yoga disebut “Pravrtti
marga”, yakni jalan yang umum dan mudah dilaksanakan oleh umat awam pada umumnya, maka
dua jalan yang lain yaitu Jnana Marga Yoga dan Raja Marga Yoga disebut “Nivrtti Marga” ,yang
artinya jalan yang tidak umum atau bertentangan dengan dua yang sebelumnya. Raja marga
Yoga memerlukan pengendalian diri, disiplin diri, pengekangan dan penyangkalan terhadap hal –
hal yang bersifat keduniawian. Seseorang yang mempunyai bakat untuk itu dan mendapatkan
seorang guru yang tepat untuk menuntunnya, maka yang bersangkutan akan berhasil mengikuti
Raja Marga Yoga ini. Sebenarnya bila kita kaji lebih jauh, Yoga teristimewanya Yoga Marga
adalah jalan yang segera nampak hasilnya bila dilakukan dengan ketekunan di bawah bimbingan
Adapun jalan pelaksanaan yang ditempuh oleh para Raja Yogin (orang yang
melaksanakan Raja Marga Yoga), yaitu dengan melakukan Tapa, Brata, Yoga dan Samadhi.
Tapa dan brata merupakan suatu latihan untuk mengendalikan emosi atau nafsu yang ada dalam
diri kita ke arah yang positif sesuai dengan petunjuk ajaran kitab suci. Yoga dan samadhi adalah
latihan untuk dapat menyatukan Atman dengan Brahman dengan melakukan meditasi atau
pemusatan pikiran.
Yoga berasal dari akar kata Sanskerta “Yuj” yang artinya to join (ikut serta, bersatu,
mengikat). Secara spiritual Yoga merupakan suatu proses di mana identitas jiwa individual dan
jiwa Ida Sang Hyang Widhi disadari oleh seorang yogi, Yogi adalah orang yang menjalani yoga,
orang yang telah mencapai persatuan dengan Ida Sang Hyang Widhi. Jiwa manusia dibawa
9
kepada kesadaran akan hubungan yang dekat dengan sumber realitas (Ida Sang Hyang Widhi).
sesuatu yang terbaik dan tertinggi yang dapat dicapai dalam hidup ini adalah Yoga juga, Yoga
mencakup seluruh aplikasi yang inclusive dan universal yang mengantar kepada
Yoga pada dasarnya adalah sebuah cara atau jalan hidup. Bukan sesuatu yang keluar dari
kehidupan, bukan pula menjauhkan diri dari aktifitas, melainkan merupakan performa yang
efisien dengan semangat hidup yang benar. Yoga bukan pula melarikan diri dari rumah dan
kebiasaan hidup manusia, melainkan merupakan suatu proses pembentukan sikap untuk hidup di
rumah (keluarga) maupun hidup bermasyarakat dengan suatu pengertian baru, Yoga bukan
memalingkan dari kehidupan, Dia merupakan spiritual dari hidup (; it is spiritualization of life).
Seorang Raja Yogin dengan samadhi yang sempurna dapat menghubungkan Atma
dengan Parama Atma sehingga mengalami Jiwan Mukti, kebahagiaan rohaniah, dan setelah
meninggal bebas dari ikatan maya, mengalami kebebasan Atman yang mutlak (moksa).
Sloka:
Artinya :
Dengarkanlah, o Partha (Arjuna), dengan melakukan yoga dengan pikiran yang melekat pada –
Ku, dan Aku sebagai tempatmu berlindung, bagaimana tanpa ragu – ragu, engkau akan
10
Sloka:
“Abhyasa yoga yuktema cetasa mam yagamina paramam purusham divyam yati partha
muchimtayam.”
Artinya :
Dan dengan bermeditasi pada saat ajal tiba, pikiran tenang, tetap berbhakti dengan kekuatan
yoga dan napas hidup tepat ada di antara kedua kening, ia mencapai Dia yang Maha Suci.
Yoga sebenarnya dibedakan atas Hatha Yoga dan raja Yoga. Hatha yoga adalah pembinaan
pemeliharaan kesehatan dan kesegaran jasmani. Sedangkan Raja Yoga adalah pembinaan yang
2.5. Implementasi dari ajaran Jnana Marga Yoga dan Raja Marga Yoga
Brahmacari adalah mengenai masa menuntut ilmu dengan tulus ikhlas. Tugas pokok kita
pada massa ini adalah belajar dan belajar. Belajar dalam arti luas, yakni belajar dalam pengertian
bukan hanya membaca buku. Tetapi lebih mengacu pada ketulus iklasan dalam segala hal.
Contohnya: rela dan iklas jika dimarahi guru atau orang tua. Guru dan orang tua, jika
memarahi pasti demi kebaikan anak. Maha Rsi Wararuci dalam Kitab Sarassamuccaya,
sloka 27 mengajari kita memanfaatkan masa muda ini dengan sebaik- baiknya, yang beliau
umpamakan seperti rumput ilalang yang masih muda. Bahwa masa muda itu pikiran masih
sangat tajam, hendaknya digunakan untuk menuntut dharma, dan ilmu pengetahuan. Dengan
tajamnya pikiran seorang anak juga bisa meyadnyakan tenaga dan pikirannya itu.
Ajaran aguron-guron
11
Ajaran aguron-guron merupakan suatu ajaran mengenai proses hubungan guru dan
murid . Namun istilah dan proses ini telah lama dilupakan karena sangat susah mendapatkan
guru yang mempunyai kualifikasi tertentu dan juga sangat sedikit orang menaruh
perhatian dan minat terhadap hal ini. Maka untuk memenuhi kualifikasi tertentu,
membawa kesadaran kita melambung tinggi melampaui batas-batas senang dan sedih,
bahagia dan derita, lahir danmati. Maka guru seperti itu pasti akan datang kepada kita.
Menuntun kita, menentukan arah tujuan kita, menunjukkan cara dan metodenya,
menghibur dan menyemangatinya. Jangan ragu, pasti akan ada guru yang datang kepada
kita.
berkualitas) tidak akan mungkin bila kita tidak memiliki rasa bhakti kepada
mereka pada umumnya memiliki disiplin diri dan percaya diri yang mantap pula. Dengan
disiplin diri dan percaya diri yang mantap, tidak saja akan sukses dalam bidang akademik,
tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan. Di sinilah kita melihat ajaran Catur Guru Bhakti
senantiasa relevan sepanjang masa, sesuai dengan sifat agama Hindu yang Sanatana Dharma.
Aktualisasi ajaran Guru Bhakti atau rasa bhakti kepada Catur Guru dapat dikembangkan dalam
situasi apapun, sebab hakekat dari ajaran ini adalah untuk pendidikan diri, utamanya adalah
pendidikan disiplin, patuh dan taat kepada sang Catur Guru dalam arti yang seluas-luasnya.
12
Beberapa model atau bentuk nyata dan penerapan jnana marga berikut ini :
11. Menerapkan ajaran dalam wrati sasana, slokantara, sila krama, dan ajaran agama Hindu
Implementasi raja marga oleh umat Hindu sesungguhnya telah diterapkan secara rutin
dalam kehidupannya sehari-hari, termasuk juga oleh umat Hindu yang tinggal di Bali maupun
oleh umat Hindu yang tinggal di luar Bali. Banyak cara dan banyak pula jalan yang bisa
ditempuh untuk dapat menerapkannya. Salah satu pengimplementasian raja marga yoga adalah
dengan melaksanakan Astangga Yoga. Astangga Yoga, merupakan delapan tahapan yoga untuk
mencapai moksa. Astangga yoga diajarkan oleh Maharsi Patanjali dalam bukunya yang disebut
13
1. Yama
Yaitu suatu bentuk larangan yang harus dilakukan oleh seseorang dari segi jasmani. “Menutup
semua objek – objek di luar dan menetapkan pandangan di antara kening, meratakan jalan napas
ke dalam dan ke luar melalui lubang hidung, orang bijaksana yang menguasai indria, pikiran dan
pengertiannya yang sungguh – sungguh menunggu kelepasan, telah melemparkan jauh – jauh
keinginan, ketakutan dan kemarahan, ia adalah selalu dalam keadaan bebas (lepas)”
(Bhagawadgita V.27.28) Dalam agama Hindu dikenal 10 larangan yang dikenal sebagai dasa
2. Ksama artinya suka mengampuni dan tahan uji dalam kehidupan.
3. Satya artinya setia kepada ucapan sehingga menyenangkan setiap orang.
8. Prasada artinya berpikir dan berhati suci dan tanpa pamrih.
9. Madurya artinya ramah tamah, lemah lembut dan sopan santun.
2. Nyama
Yaitu pengendalian diri yang lebih bersifat rohani. Dalam Hindu dikenal 10 macam suruhan
untuk mengendalikan diri, yang disebut Dasa Nyama Brata, yang terdiri dari :
14
3. Tapa artinya melatih diri untuk daya tahan dari emosi agar dapat mencapai ketenangan
bathin.
6. Swadhyaya artinya tekun mempelajrai ajaran-ajaran suci dan pengetahuan umum.
8. Upawasa artinya berpuasa atau pantang terhadap suatu makanan dan minuman yang
10.Snana artinya tekun melakukan penyucian diri tiap hari dengan jalan mandi dan
sembahyang.
3.Asana
Yaitu sikap duduk yang baik, menyenangkan, teratur, disiplin serta sempurna.
4.Pranayama
Yaitu sikap pengaturan keluar masuknya napas sehingga mencapai ketenangan yang ditempuh
dengan tiga jalan, yaitu Puraka (menarik napas), Kumbhaka (menahan napas) dan Recaka
(mengeluarkan napas).
5.Pratyahara
Yaitu mengontrol atau mengendalikan indria dari ikatan objeknya sehingga orang dapat melihat
6.Dharana
Yaitu usaha – usaha untuk menyatukan pikiran dengan sasaran yang diinginkan.
15
7.Dhyana
Yaitu pemusatan pikiran yang tenang, tidak tergoyahkan kepada suatu objek. “Seorang yogi yang
menguasai pikirannya yang selalu dalam keadaan harmonis, mencapai ketenangan, nirwana
8.Samadhi
Apabila seseorang melakukan latihan yoga dengan teratur dan sungguh – sungguh, ia akan dapat
menerima getaran – getaran suci dan wahyu Tuhan. Dalam Bhagawadgita dinyatakan dalam
Sloka :
Artinya :
Seorang yogi harus tetap memusatkan pikirannya (kepada Atman yang maha besar), tinggal
dalam kesunyian dan tersendiri, menguasai dirinya sendiri, bebas dari angan – angan dan
Lebih lanjut dalam Bhagawadgita bahwa ketenangan hanya ada pada mereka yang
melakukan yoga.
Sloka:
(Bhagawadgita VI.27)
16
Artinya :
Karena kebahagiaan tertinggi datang pada yogin yang pikirannya tenang, yang nafsunya tidak
Keempat jalan pencapaian Moksa itu sesungguhnya memiliki kekuatan yang sama
apabila dilakukan dengan sungguh – sungguh. Setiap orang akan memilki kecendrungan memilih
jalan – jalan tersebut. Oleh karena itu, setiap orang memiliki jalan masing – masing untuk
mencapai moksa. Moksa sebagai tujuan hidup spiritual bukanlah merupakan suatu janji yang
hampa, meliankan merupakan suatu keyakinan yang berakhir dengan kenyataan. Kenyataan
dalam dunia bathin merupakan alam super transendental yang hanya dapat dibuktikan
berdasarkan intuisi yang dalam. Moksa merupakan suatu yang tidak dapat dibantah
Oleh sebab itu, marilah kita melatih diri untuk melaksanakan ajaran Astangga Yoga
dengan tuntunan seorang guru yang telah memiliki kemampuan dalam hal yoga. Moksa adalah
terlepasnya Atman dari belenggu Maya (bebas dari pengaruh Karma dan Punarbhawa dan
Sloka:
“Bhaktya tvananyanya sakya, aham ovamvidho : arjuna, jnatum drastum cha tatvena cha
paramtapa”.
(Bhagawadgita XI.54)
17
Artinya :
Akan tetapi dengan berbakti tunggal pada-Ku, O Arjuna, Aku dapat dikenal, sungguh dapat
Sloka
pandava.”
Artinya :
Ia yang melakukan pekerjaan – Ku, ia yang memutuskan Aku sebagai tujuannya, ia yang
menyembah Aku bebas dari ikatan, ia yang bebas dari permusuhan pada semua makhluk, ia
Contoh nyata implementasi ajaran raja marga yoga dapat dilihat pada perayaan hari suci Nyepi
dimana umat Hindu dianjurkan melakukan tapa, yoga, dan semadi. Brata tersebut didukung
1. Amati Agni, tidak menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu,
Brata ini mulai dilakukan pada saat matahari “Prabata” yaitu fajar menyingsing sampai fajar
menyingsing kembali keesokan harinya (24) jam. Selain pada perayaan hari suci Nyepi,
18
implementasi ajaran Raja Marga Yoga sesungguhnya dapat pula dilihat pada perayaan hari suci
Siwalatri, yang diperingati setiap purwaning Tilem sasih Kepitu dimana pada hari itu umat
Hindu dianjurkan untuk melaksanakan Brata Siwalatri yaitu Mona (membatasi perkataan),
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas adapun yang penulis dapat simpulkan adalah sebagai
berikut :
1. Jnana artinya kebijaksanaan filsafat atau ilmu pengetahuan. Jadi Jnana Marga Yoga
adalah jalan untuk mencapai persatuan Atman dan Brahman berdasarkan atas ilmu
2. Implementasi Jnana Marga Yoga dalam kehidupan dimulai dari ajaran Brahmacari adalah
mengenai masa menuntut ilmu dengan tulus ikhlas. Tugas pokok kita pada massa ini
adalah belajar dan belajar, kemudian adanya interaksi yaitu Ajaran aguron-guron
tidak akan mungkin bila kita tidak memiliki rasa bhakti kepada Catur Guru.
3. Bahwa yang dimaksud dengan Raja Marga Yoga adalah jalan atau usaha tertinggi untuk
menghubungkan diri dengan Tuhan yang Maha Esa melalui jalan yoga yang tertinggi.
19
4. Bahwa jalan yang dapat di tempuh untuk mencapai moksa melalui Raja Marga Yoga
adalah dengan melaksanakan Tapa, Brata, Yoga dan Samadhi. Tapa dan brata merupakan
suatu latihan untuk mengendalikan emosi atau nafsu yang ada dalam diri kita ke arah
yang positif sesuai dengan petunjuk ajaran kitab suci. Yoga dan samadhi adalah latihan
untuk dapat menyatukan Atman dengan Brahman dengan melakukan meditasi atau
pemusatan pikiran.
5. Bahwa Implementasi Raja Marga Yoga dalam kehidupan masyarakat Hindu terlihat dari
pelaksanaan Astangga Yoga yaitu delapan tahapan yoga untuk mencapai moksa yang
diajarkan oleh Maharsi Patanjali yang terdiri dari Yama, Nyama, Asana, Pranayama,
Pratyahara, Dharana, Dhyana, Samadhi. Selain itu implementasi Raja Marga Yoga
nampak pula pada pelaksanaan Catur Brata Nyepi, dan Brata Siwalatri.
3.2. Saran
1. Jnana Marga Yoga adalah masa menuntut ilmu pengetahuan guna mendekatkan diri
kepada Tuhan yang Maha Esa yang sebaiknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
2. Bahwa Raja Marga Yoga harus dilakukan dengan penuh pengendalian diri, disiplin diri
3. Bahwa apapun jalan yang ditempuh untuk mencapai moksa tidak ada yang salah, karena
semua jalan yang dilakukan dengan dharma dan niat yang tulus semuanya itu akan
diterima, dan melaksanakan catur marga yoga ini harus disesuaikan dengan kemampuan
20
DAFTAR PUSTAKA
Ngurah,Drs I Gusti Made. 2006. Buku Pendidikan Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi.
Surabaya; Paramita
http://bigsmiled.blogspot.com/2012/06/4-jalan-mencari-tuhan-agama-berasal.html.
21