Zona laut teritorial adalah zona yang dibatasi oleh garis khayal yang berjarak 12 mil dari
garis dasar ke arah laut lepas. Jika lebar lautan yang membatasi dua negara kurang dari 24 mil, maka
garis teritorial ditarik sama jauh dari masing-masing negara. Pada zona ini negara mempunyai hak
kedaulatan sepenuhnya, tetapi menyediakan alur pelayaran lintas damai baik di atas maupun di bawah
laut. Wilayah laut teritorial Indonesia diumumkan pemerintah pada tanggal 13 Desember 1957 yang
dikenal dengan Deklarasi Djuanda dan diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1960.
Zona landas kontinen merupakan dasar laut yang secara geologis maupun morfologi
merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua) dengan kedalaman laut kurang dari 150 m.
Indonesia terletak di antara landas kontinen Asia dan Australia. Pada zona ini, pemerintah memiliki
kewenangan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan berkewajiban menyediakan alur
pelayaran lintas damai. Batas landas kontinen diumumkan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 17
Februari 1969.
Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dihitung dari garis dasar laut lurus ke arah laut bebas
sejauh 200 mil laut. Dalam zona ini, negara dapat memanfaatkan sumber daya laut untuk
kesejahteraan bangsa. Negara lain memiliki kebebasan untuk pelayaran, dan pemasangan kabel serta
c. Udara yakni meliputi wilayah di atas daratan dan lautan Negara ynag bersangkutan.
2. Rakyat,
Menurut Ensiklopedia Rakyat (Inggris:Peoples) adalah bagian dari suatu negara atau elemen
penting dari suatu pemerintahan.Rakyat terdiri dari beberapa orang yang mempunyai ideologi sama
dan tinggal di daerah/pemerintahan yang sama dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama yaitu
untuk membela negaranya bila diperlukan.Elemen rakyat terdiri dari wanita , pria , anak-anak , kakek
dan nenek.Rakyat akan dikatakan rakyat jika telah disahkan oleh negara yang ditempatinya dan telah
memenuhi syarat-syarat sebagai rakyat/warga negara Rakyat diambil dari kata Rahayat..artinya yang
mengabdi,pengikut,pendukung.Konotasinya sangat merendahkan karena dianggap sebagai
"hamba,budak dan sejenisnya" Sehingga agak berbeda dengan maksud dari kata people
( Inggris )..apalagi kalau dengan konotasi rakyat sebagai sebuah kekuatan atau pemilik sebuah
Negara
rakyat atau sering disebut masyarakat merupakan syarat pokok terjadinya sebuah Negara, dapat
dibayangkan jika terdapat sebuah wilayah namun tidak dihuni oleh manusia satupun tentu wilayah
tersebut tidak dapat dikatan sebagai sebuah Negara karena tidak adanya aktivitas kehidupan.rakyat
dapat di bedakan menjadi 2 yaitu :
a. Penduduk : orang-orang yang didomisili secara tetap dalam wilayah suatu Negara. Penduduk di
bedakan menjadi dua yaitu :
- Warga Negara : orang-orang yang secara sah menurut hukum menjadi anggota suatu Negara.
- Bukan warga Negara : mereka yang secara hukum tidak di akui
b. Bukan Penduduk : mereka berada dalam suatu Negara tidak sescara menetap di suatu wilayah
Negara.
3. Pemerintah Yang Berdaulat,
Pemerintah yang berdaulat adalah pemerintahan yang punya kekuasaan tertinggi yang
dihormati dan ditaati, baik oleh seluruh rakyat negara itu maupun oleh negara lain. Pemerintah Yang
Berdaulat, kedaulatan pemerintah sangat diperlukan bagi sebuah Negara karena kedaulatan itu lah
yang nantinya dapat menjamin sebuah Negara dapat mensejahterakan rakyatnya atau tidak,
kedaulatan pemerintah itu sendiri terbagi menjadi beberapa sistem yakni sistem parlementer,
presidensiil, campuran, dan proletar.
Kesemua syarat konstitutif tersebut merupakan syarat mutlak atau primer yang harus ada
sebagai syarat terbentuknya sebuah Negara, ketiganya saling terkait dan tidak dapat dipisahkan,
jika salah satu syarat tiak terpenuhi maka belum dapat dikatakan sebagai sebuah Negara. Kata
daulat berasal dari kata daulah (Arab), sovereignity (Inggris), souvereinteit (Perancis), supremus
(Latin), dan sovranita (Italia), yang artinya kekuasaan tertinggi. Kekuasaan yang dimiliki pemerintah
mempunyai kekuatan yang berlaku ke dalam(interne-souvereinteit) dan ke luar (externe-
souvereinteit).
Beberapa teori kedaulatan yang dikemukakan oleh ahli kenegaraan antara lain:
1. Teori kedaulatan Tuhan, bahwa kedaulatan atau kekuasaan atas suatu negara berada di
tangan Tuhan. Raja atau penguasa memperoleh kekuasaan tertinggi dari Tuhan. Tokohnya
adalah Thomas Aquinas, Marsilius ,F.J. Stahl, dan Agustinus.
2. Teori kedaulatan raja, bahwa kedaulatan berada ditangan raja dan keturunannya. Kekuasaan
raja dimaknai sebagai perintah dari Tuhan. Raja dianggap sebagai keturunan atau wakil
Tuhan. Tokohnya adalah Hegel, Jean Bodin, dan N. Machiavelli.
3. Teori kedaulatan hukum, kekuasaan negara bersumber pada hukum, sedangkan hukum
bersumber dari rasa keadilan dan kesadaran hukum. Tokohnya adalah Immanuel Kant,
Krabbe, dan Kranenburg.
4. Teori kedaulatan negara, kekuasaan pemerintah bersumber dari kedaulatan negara karena
negara dianggap sebagai sumber kedaulatan yang memiliki kekuasaan tidak terbatas.
Kekuasaan dimiliki negara bersamaan dengan berdirinya negara tersebut. Tokohnya adalah
Paul Laband dan George Jelineck.
5. Teori kedaulatan rakyat, negara sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memberi sebagian
haknya kepada penguasa untuk kepentingan negara. Penguasa dipilih atas dasar kehendak
rakyat melalui perwakilan yang duduk di dalam pemerintahan. Tokohnya adalah Solon, John
Locke, Montesquieu, dan J.J. Rousseau.
1. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan lembaga negara untuk membuat dan menetapkan
perundang - undangan.
2. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang - undang.
3. Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan untuk menetapkan perang dan damai, mengadakan
perjanjian dengan negara lain, dan mengambil kebijakan dengan semua pihak dari luar negeri.
1. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan lembaga negara untuk membuat dan menetapkan
perundang - undangan.
2. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang - undang.
3. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan undang - undang oleh
badan peradilan.
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena
melawan bangsamu sendiri~IR.Soekarno~”
“ Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri
sebagai suatu bangsa yang merdeka. (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno).”
………………………………..Pesan aku^^
“banggalah dan cintailah Negara kita tercinta,dan jangan memaksa kehendak kita sendiri. Bahwa
kita punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Begitu juga Negara kita puna perbedaan
tersendiri dengan Negara lain, sehingga jangan pernah kiita merasa lebih rendah dari pada
mereka . “ Mari berjuang bersana mewujudkan Negara kita yang adil dan makmur”
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demokratia yang terbentuk dari kata demos
yang artinya rakyat dan kratein yang artinya pemerintahan/kekuasaan, sehingga arti dari
demokratia adalah kekuasaan atau pemerintahan rakyat. Secara umum, Pengertian Demokrasi
merupakan suatu sistem pemerintahan yang melibatkan rakyat dalam sistem pemerintahan
negara.
Selain itu, Pengertian Demokrasi adalah bentuk sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
dalam mewujudkan kedaulatan rakyat atas kekuasaan negara untuk dijalankan oleh pemerintah
negara tersebut. Pilar demokrasi yang biasa kita kenal adalah prinsip trias politica, dimana
membagi ketiga kekuasaan politik negara yaitu eksekutif, yudikatif dan legislatif. Dalam
mewujudkan ketiga jenis lembaga negara yang bersifat independen dan berada dalam kesejajaran
satu sama lain, diharapkan agar ketiga lembaga negara ini dapat saling mengontrol dan
mengawasi.
Sistem demokrasi yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah demokrasi pancasila, dimana sistem
demokrasi ini mementingkan keinginan, aspirasi dan suara hati nurani rakyat. Pengambilan
keputusan pada sistem demokrasi ini dilakukan oleh wakil-wakil di Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) dengan cara voting atau musyawarah mufakat. Selain itu, Demokrasi Pancasila
merupakan perwujudan kerakyatan yang yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan yang memiliki semangat ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan keadilan sosial bagi bagi seluruh rakyat
Indonesia. Terdapat dua prinsip mengenai sistem pemerintahan negara, yaitu yang pertama
adalah Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum dan tidak berdasarkan
kekuasaan belaka. Dan yang kedua adalah pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusional
(hukum dasar) dan tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
Dalam Pengertian Demokrasi, ada beberapa macam demokrasi yaitu sebagai berikut :
1. Demokrasi pancasila merupakan demokrasi yang berfokus pada aspirasi, kepentingan dan
suara rakyat serta memiliki jiwa dan dasar paham pancasila/nilai luhur pancasila yang
bersumber pada tata nilai sosial budaya.
2. Demokrasi liberal merupakan demokrasi yang menekankan pada kebebasan manusia
untuk kepentingan manusia dan kekuasaan pemerintah dibatasi oleh undang-undang.
3. Demokrasi terpimpin merupakan demokrasi yang mengarah pada otoriter dan pimpinan
tunggal.
4. Demokrasi totaliter merupakan demokrasi yang memiliki tujuan utama dengan
menghalalkan segala cara.
5. Demokrasi proletar merupakan demokrasi yang mensejahterakan rakyat, segala
sesuatunya ditentukan dan dikuasai oleh negara serta tidak mengenal kelas sosial.
6. Demokrasi titular merupakan demokrasi yang berupa campuran modern dan lama (gaya
fragmentaris).
7. Demokrasi formal merupakan demokrasi yang menempatkan persamaan kedudukan
setiap orang dalam politik tanpa disertai upaya dalam menghilangkan kesenjangan dalam
ekonomi.
8. Demokrasi material merupakan demokrasi yang menciptakan persamaan sosial ekonomi,
dimana berada di negara sosial komunis.
9. Demokrasi campuran merupakan demokrasi yang menciptakan kesejahteraan rakyat
dengan menempatkan semua orang dengan hak yang sama.
Rumusan perubahan:
Pasal 27
(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
Rumusan itu berasal dari Pasal 30 ayat (1) naskah asli berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”. Perubahannya setelah menjadi Pasal 27 ayat (3)
terletak pada kata tiap-tiap yang diganti dengan kata setiap untuk menyesuaikan dengan perkembangan
bahasa Indonesia. Adanya ketentuan Pasal 27 ayat (3) ini menambah dua ayat dalam Pasal 27 yang telah
ada yakni ayat (1) dan ayat (2) yang tetap.
Pasal 27 ayat (3) ini dimaksudkan untuk mem-perteguh konsep yang dianut bangsa dan negara
Indonesia di bidang pembelaan negara, yakni upaya pembelaan negara bukan monopoli TNI, tetapi
meru-pakan hak sekaligus kewajiban setiap warga negara.
Pasal 27 ayat (1) dan (2) tetap, dengan rumusan sebagai bacccccerikut.
Pasal 27
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28 tetap, dengan rumusan sebagai berikut.
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menge-luarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 27 ayat 2, menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak. Pasal ini memancarkan azas keadilan sosial dan kerakyatan, yang
merupakan jelmaan dari gabungan antara pokok pikiran kedua dan ketiga, yaitu keadilan sosial
dan kedaulatan rakyat.
Dalam Bidang politik setiap warga negara juga mempunyai hak yang sama dalam mendukung
pemerintahan.
Menurut pasal 27 UUD 1945, wanita mempunyai kedudukan yang sama dalam bidang hukum
dan pemerintahan dengan pria. Undang-Undang Dasar 1945 dalam perundang-undangan politik
telah mencerminkan bahwa wanita dan pria sama-sama punya hak untuk di pilih dan memilih
namun, kenyataannya memperlihatkan bahwa jumlah wanita yang menjadi anggota Legislatif
selama tujuh kali Pemilu prosentasenya masih kecil, walaupun jumlah wanita lebih banyak dari
pria.
Demikian pula halnya dengan wanita yang memegang posisi pada jabatan pengambil keputusan
juga masih kecil.
Mengapa hal ini terjadi ?
Adapun faktor-faktor penyebabnya adalah :
2. Faktor internal, yaitu faktor dari dalam diri wanita itu sendiri:
(a) sumber Daya Wanita;
(b) adanya pandangan bahwa politik itu keras; dan
(c) adanya stereotype yang dilabelkan pada wanita
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara indonesia
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.
Setiap tahun UUD 1945 selalu mengalami perubahan, dan pada pasal 30 UUD 1945 ini terdapat
perubahan mengenai ketentuan mengenai hak dan kewajiban bela negara diatur dalam Pasal 30
dengan dua ayat, yaitu ayat (1) dan ayat (2). Setelah perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi Pasal 30 dengan lima ayat, yaitu ayat (1), ayat (2), ayat
(3), ayat (4), dan ayat (5). Adapun Pasal 30 ayat (1) menjadi Pasal 27 ayat (3) dengan perubahan
redaksional. Dan rumusan perubahannya sebagai berikut.
BAB XII
PERTAHANAN NEGARA
Pasal 30
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
Pasal 30
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilak-sanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
Ketentuan ini dilatarbelakangi oleh pengalaman sejarah bangsa Indonesia dalam merebut dan
mem-pertahankan kemerdekaan. Salah satu faktor penting suksesnya revolusi kemerdekaan
tahun 1945 dan per-juangan mempertahankan kemerdekaan terletak pada bersatu padunya
kekuatan rakyat dan kekuatan militer dan polisi Indonesia. Dalam perkembangannya,
bersatupadunya kekuatan itu dirumuskan dalam sebuah sistem yang dikenal dengan nama sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta yang berlaku hingga saat ini.
Atas dasar pengalaman sejarah tersebut, sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
tersebut dimasukkan ke dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dengan maksud untuk lebih mengukuhkan keberadaan sistem tersebut. Kedudukan rakyat dan
TNI serta Kepolisian Republik Indonesia dalam usaha pertahanan dan keamanan negara makin
dikukuhkan, yakni rakyat sebagai kekuatan pendukung dan TNI serta Kepolisian Republik
Indonesia sebagai kekuatan utama. Rumusan itu menjadi salah satu ciri khas sistem pertahanan
dan keamanan Indonesia yang bersifat semesta, yang melibatkan seluruh rakyat warga negara,
wilayah dan sumber daya nasional secara aktif, terpadu, terarah, dan berkelanjutan.
c. Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengenai Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pasal 30
ayat (3) dan ayat (4) dengan rumusan sebagai berikut:
Pasal 30
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.
Adanya ketentuan ini untuk lebih menegaskan pembagian tugas dua alat negara yang bergerak di
bidang pertahanan dan keamanan negara, yakni TNI sebagai alat negara di bidang pertahanan
dan Kepo-lisian sebagai alat negara di bidang keamanan. Dalam hal pertahanan terdapat tiga
aspek di dalamnya, yakni masalah keutuhan negara, kedaulatan negara, dan keselamatan negara.
Di luar ketiga aspek tersebut masuk ke dalam kategori keamanan yang menjadi tugas Kepolisian
Republik Indonesia sebagai lembaga penegak hukum.
Seiring dengan itu diharapkan pembagian tugas tersebut mampu meningkatkan profesionalisme
TNI dan Kepolisian Republik Indonesia seiring perkem-bangan tuntutan rakyat dan kebutuhan
zaman.
d. Pengaturan hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan dengan undang-
undang
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan dengan undang-undang sebagaimana tercantum
dalam Pasal 30 ayat (5) dengan rumusan sebagai berikut.
Pasal 30
(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indo-nesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan
diatur dengan undang-undang.
Ketentuan itu dimaksudkan untuk memberikan dasar hukum bagi DPR dan Presiden untuk
membentuk undang-undang yang berisi pengaturan lebih lanjut mengenai berbagai hal yang
berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas. Pengaturan dengan undang-undang mengenai
pertahanan dan keamanan merupakan konsekuensi logis dari prinsip yang menempatkan urusan
pertahanan dan keamanan sebagai kepentingan rakyat
a. Hak dan kewajiban warga negara dan pemerintah di bidang pendidikan
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengenai hak dan kewajiban
warga negara dan pemerintah di bidang pendidikan tercantum dalam Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2)
dengan rumusan sebagai berikut.
Rumusan perubahan:
BAB XIII
Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Perubahan ketentuan Pasal 31 ayat (1) terletak pada penggantian kata tiap-tiap menjadi setiap dan
kata pengajaran menjadi kata pendidikan. Perubahan kata dari tiap-tiap menjadi setiap merupakan
penyesuaian terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Adapun perubahan kata pengajaran menjadi
pendidikan dimaksudkan untuk memperluas hak warga negara karena pengertian pengajaran lebih
sempit dibandingkan dengan pengertian pendidikan.
Pasal 31
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
BAB XIII
PENDIDIKAN
Pasal 31
(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur
dengan undang-undang.
Pendidikan dasar menjadi wajib dan akan ada sanksi bagi siapa pun yang tidak melaksanakan ke-
wajiban itu. Dengan demikian setiap warga negara mempunyai pendidikan minimum yang memung-
kinkannya untuk dapat berpartisipasi dalam proses pencerdasan kehidupan bangsa. Di pihak lain, Un-
dang-Undang Dasar mewajibkan pemerintah untuk membiayai pelaksanaan ketentuan ini.
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
Ketentuan ini mengakomodasi nilai-nilai dan pan-dangan hidup bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
religius dengan memasukkan rumusan kata meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
sementara tujuan sistem pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Prioritas anggaran pendidikan dalam APBN dan APBD
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengenai Prioritas
anggaran pendidikan dalam APBN dan APBD tercantum dalam Pasal 31 ayat (4) dengan rumusan
sebagai berikut.
Rumusan perubahan:
Pasal 31
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Perubahan ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa dalam praktik penyelenggaraan negara menun-
jukkan kurang dipahaminya Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2) yang pada hakikatnya mengandung prinsip
demokrasi pendidikan. Rumusan itu merupakan sikap bangsa dan negara untuk memprioritaskan pe-
nyelenggaraan pendidikan sebagai upaya mencerdas-kan kehidupan bangsa dan memajukan
kebudayaan nasional. Untuk itu, dirumuskan ketentuan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang mewajibkan pemerintah untuk membiayai pendidikan dasar dan kewajiban
warga negara mengikuti pendidikan dasar tersebut; serta negara memprioritaskan anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari APBN dan APBD.