Anda di halaman 1dari 2

Menumbuhkan Cinta kasih dan Kasih Sayang Sebagai Nafas Kehidupan Untuk Mencapai

Kedamaian

Om Swastyastu

Om Anobhadrah krtavoyanthu visvataha ;

semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru

Yang saya hormati bapak ketua pasraman satya prasada,

serta Umat sedharma yang berbahagia,

Puji syukur patut kita panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wase, atas asung kertha ware
nugraha-Nyalah kita pada kesempatan ini dapat berkumpul ditempat ini. Tema yang akan saya bawakan
kali ini mengenai Cinta Kasih.

Umat sedharma yang berbahagia.

Pada kurun waktu belakangan ini hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mampu
mendorong manusia untuk berfikir secara praktis, efesien dan menyenangkan serta mencari wawasan
yang seluas-luasnya, terkadang manusia juga melupakan etika dan kebersamaan misalnya adanya
tawuran di kalangan remaja dan Organisasi masyarakat yang dapat menimbulkan dampak tidak adanya
rasa cinta kasih dan kasih sayang sehingga menyebabkan tawuran dan saling menyakiti satu sama
lainnya,sehingga yang nampak adalah kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual semakin menipis,
maka daripada itu saya mengambil judul Menumbuhkan Cinta kasih dan Kasih Sayang Sebagai Nafas
Kehidupan Untuk Mencapai Kedamaian.

Bhagawad gita XII.13 disebutkan tentang orang telah memahami cintakasih.

Advesta sarva-bhutanam

Maitrah karuna eva ca

Nirmamo niraham karah

Sama dukha-sukhah ksami

Artinya :

Dia yang tidak membenci segala makhluk


Bersahabat dengan cinta dan kasih

Bebas dari keakuan dan keangkuhan

Sama dalam suka dan duka, serta memberi maaf.

Makna dari sloka tersebut adalah marilah kita menyayangi semua makhluk ciptaanNya dan tidak
menyakitinya, menyayangi sesama dengan penuh cintakasih terbebas dari keangkuhan dan
kesombongan.

Nah, teman-teman seperti yang kita ketahui bersama bahwa semua agama yang ada didunia ini
mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berfikir, berucap dan berbuat yang baik dan benar. Tidak ada
satu agama apapun yang mengajarkan kekerasan, kebencian dan kemunafikan. Setiap agama pada
dasarnya mengajarkan prinsip-prinsip kebenaran. Melihat kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara
sekarang ini sungguh kita semua merasa prihatin. Banyak diantara kita, saudara-saudari kita yang
menjalani hidup dalam kegelisahan dan dihantui kecemasan. Apakah penyebab semua ini? Penyebabnya
adalah keinginan yang tiada batasanya, sifat mementingkan diri sendiri, kemarahan dan kebencian dan
keserakahan.

Kitab suci agama menyatakan bahwa nafsu keinginan, kemarahan, ketamakan, keserakahan,
kebingungan, kemabukan dan iri hati adalah musuh utama setiap manusia yang harus dilenyapkan
karena dapat membawa dan menjerumuskan kita ke neraka.

Umat Sedharma yang berbahagia,

Dapat saya simpulkan bahwa makna cintakasih dan kasih sayang itu ternyata amat luas bukan saja
perasaan suka antara sepasang kekasih tetapi juga perasaan welas asih antara saudara, teman dan antar
sesama makhluk ciptaan Tuhan. Saya yakin dunia ini akan terasa indah dan damai jika seluruh umat
manusia mempunyai perasaan cinta kasih dan kasih sayang dengan menyadari bahwa sesungguhnya kita
semua adalah bersaudara. Seperti apa yang diisyaratkan oleh Weda , yaitu “Vasudaiva kutumbhakam”
artinya sesunggunya semua manusia adalah bersaudara. Dari sloka diatas tidak ada alasan lagi bagi
manusia untuk saling membenci dan tidak menghargai makhluk ciptaan Tuhan. Untuk itu marilah kita
bersama-sama menumbuhkan cinta kasih dan kasih sayang pada diri kita masing-masing dalam rangka
meraih kedamaian.

Umat Sedharma, sekianlah pesan dharma yang dapat tiang bawakan pada kesempatan kali ini, semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua dan sekaligus kita dapat mengamalkan makna cintakasih dan kasih
sayang. Akhir kata tiang tutup dengan peramasanti.

“Om Santih, Santih, Santih Om”

Anda mungkin juga menyukai