Anda di halaman 1dari 6

Om Awignam Astu Namo Sidham

Om Sidhirastu tat Astu Swaha

Om Swastiastu

Yang terhormat bapak ibu dewan juri

Hadirin sekalian yang saya hormati.

Angayubagia, puji syukur kita haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas

Asung Kerta wara Nugraha-Nyalah Kita bisa berkumpul di tempat ini dalam rangka Utsawa

Dharma Gita dengan keadaan sehat dan penuh suka cita.

Umat sedharma yang berbahagia,

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, ijinkan saya membawakan sebuah dharma

wacana yang berjudul “Menumbuhkan Cinta Kasih untuk Damai Dunia”.

Umat sedharma yang berbahagia saya yakin, Cinta kasih merupakan istilah yang sangat

dekat dengan kita semua dalam kehidupan sehari-hari. Kata cinta kasih ini sendiri berasal dari

dua kata “cinta” dan “kasih”. Hal ini merupakan dua pasang kata, dimana satu kata dengan kata

yang lainnya saling berhubungan. Bagaimana Hindu memandang tentang konsep Cinta kasih ?

Dalam bahasa Sanskerta Cinta adalah berasal dari urat akar kata Snih, dalam konteks ini cinta

bukan harus dimiliki melainkan apa yang sudah ada patut dipelihara. Sedangkan menurut

cendikiawan Hindu abad ke 19 Yaitu Swami Vivekanandha menyampaikan dalam sidang

parlemen Agama-agama se-Dunia pada tanggal 11 September 1893 menyebutkan bahwa Cinta

kasih adalah daya penggerak, karena cinta kasih selalu menempatkan dirinya sebagai pemberi

bukan penerima. Jika kita dengan penuh kesadaran cinta dan kasih kepada Tuhan maka

kebenaran (sathya) yaitu kemahakuasaan Tuhan akan datang karena daya penggerak atau cinta

kasihNya.
Seperti dalam Bhagavad Gita XII. 13:

Advesta sarva-bhutanam, Maitrah karuna eva ca

Nirmamo niraham karah, Sama dukha-sukhah ksami

Artinya

Dia yang tidak membenci segala makhluk, Bersahabat dan cinta kasih

Bebas dari keakuan dan keangkuhan,Sama dalam duka dan suka,pemberi maaf.

Umat sedharma yang berbahagia

Saya sebagai generasi muda mengajak kita semua untuk menciptakan lingkungan yang

dihujani cinta kasih. Seperti dalam sebuah lagu yang diciptakan oleh anak muda Hindu yang

membuat saya terinspirasi terkait dengan apa yang saya sampaikan saat ini, dimana dalam

kutipan lagu tersebut disebutkan:

Pemuda kini adalah pemimpin esok, layanilah semua dengan rendah hati

Kendalikan indramu, tebarkan kebajikan

Untuk menjadi manusia teladan

Reff

Kau pelita, penerang jalan

Dengarkan hati nuranimu

Cinta kasih tanpa kekerasan

Kedamaian, kebenaran dan kebajikan.

Dalam lagu tadi menceritakan bahwa cinta kasih akan membawa kita pada kedamaian,

hidup dalam kebajikan dan kebenaran. Sebagai individu, Cinta kasih harus diberikan dengan

penuh kesadaran tanpa keterikatan.


Kapan Semua itu akan lahir ?

Ada lima aspek kepribadian manusia, yaitu: Intelek atau kecerdasan, fisik, emosi, psikis

atau kejiwaan, dan spiritual. Jika kelima aspek ini terbangun dengan baik maka akan tercipta

cinta kasih dan kasih sayang dalam diri umat sedharma.

Bagaimana Cinta kasih dikorelasikan dengan fenomena saat ini ?

Semua agama yang ada mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berpikir, berucap dan

berbuat yang baik dan benar, tidak ada satu agama apapun yang mengajarkan kekerasan,

kebencian dan kemunafikan. Pada dasarnya umat Hindu diajarkan prinsip-prinsip kebenaran

(Sathya), kebajikan (Dharma), kedamaian (Santih), kasih sayang (Prema) dan tanpa kekerasan

(Ahimsa). Prinsip-prinsip inilah yang memiliki tujuan agar umatnya mendapatkan kebahagiaan

baik sebagai mahluk individu maupun sosial, jasmani dan rohani.

Melihat kondisi kehidupan berbangsa – bernegara sekarang ini, sungguh kita semua

merasa prihatin. Banyak diantara kita, saudara-saudari kita yang menjalani hidup dalam

keresahan, kegelisahan dan dihantui kecemasan serta suasana yang tidak menentu. Apakah

penyebab semua ini ? Penyebabnya adalah kekuasaan, nafsu – keinginan yang tiada batasnya,

sifat mementingkan diri sendiri, kemarahan dan kebencian, dan keserakahan.

Dalam Kitab suci agama Hindu yaitu kitab suci Veda dikatakan bahwa, “Nafsu-

keinginan, kebencian-kemarahan, ketamakan-keserakahan, kebingungan, kemabukan- narkoba,

dan irihati, “ adalah musuh utama setiap manusia yang harus dilenyapkan, karena dapat

membawa dan menjerumuskan kita ke neraka. Tidakkah keenam sifat itu yang telah

menyebabkan hancur dan terpuruknya keadaan bangsa dan Negara kita ?.


Dalam pustaka suci Sarasamuccaya sloka 128 menjelaskan bahwa “Tak berjauhan

bisa(racun) itu dengan amerta; disinilah, di badan sendirilah tempatnya.” Hal ini menjelaskan

bahwa musuh yang paling berbahaya sangatlah dekat dengan kita, yakni dalam diri sendiri.

Dalam diri kita, terdapat sifat baik juga terdapat sifat buruk, diibaratkan racun dan amerta. Inilah

yang harus umat sedharma renungkan secara mendalam untuk meraih kedamaian.

Atas dasar suatu kedamaian pula lahir sebuah organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa

yang juga membawa misi kedamaian untuk dunia. Munkinkah misi itu akan tercapai ? Tidak !…

salah satu contoh adalah perang antar israel dan palestina yang pecah kembali pada tahun 2023

lalu sampai saat ini umat sedharma. berdasarkan kutipan berita per 4 maret 2024 dari koran

tempo jumlah korban tewas akibat peristiwa tersebut sudah mencapai 39.000 jiwa. kecaman

datang dari berbagai negara dan meminta agar perang dihentikan demi kemanusian. Namun

perhari ini pun perang masih berlanjut. ini adalah salah satu contoh apabila cinta kasih sudah

hilang dan tidak menjadi pedoman hidup kita umat sedharma.

Kembali lagi mungkinkah misi PBB untuk kedamaian dunia tercapai? tidak sekali lagi

saya mengatakan tidak apabila,;1)Dalam satu negera saja belum mampu menciptakan

kedamaian. selanjutnya mengapa dalam suatu negara belum mampu menciptakan kedamaian?

karena didalam masyarakatnya masih belum ada kedamaian, mengapa dalam masyarakat belum

ada kedamaian , karena didalam rumah tangganya atau keluarganya belum ada kedamaian.

kenapa dalam keluarga tidak ada kedamaian, karena individu-individunya yang belum bebas

dari belenggu 6 sifat yang saya sebutkan sebelumnya. sehingga belum tercipta kedamaian

dalam dirinya.

Jadi untuk mencapai misi tersebut yaitu kedamaian dimulai dari individu-individu yang

dilandasi cinta kasih dan kasih sayang yang menjadi nafas dalam kehidupan ini agar kita mampu

untuk melaksanakan Dharma Agama dan Dharma Negara.


Umat Sedharma yang saya kasihi.

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, saya menarik kesimpulan bahwa makna cinta kasih

dan kasih sayang itu ternyata amat luas bukan hanya perasaan suka antara sepasang kekasih

tetapi juga perasaan welas asih, antara saudara, teman, dan antar sesama makhluk ciptaan

Tuhan. Saya yakin dunia ini akan terasa indah dan damai jika seluruh umat manusia mempunyai

perasaan cinta kasih, kasih sayang dan menyadari bahwa sesungguhnya kita semua adalah

bersaudara, seperti apa yang diisyaratkan oleh Veda, yaitu: “Vasudaiva kutumbhakam” artinya:

sesungguhnya semua manusia adalah bersaudara, dan “Vishva virat svaruupa”, artinya:

sesungguhnya seluruh ciptaan ini adalah perwujudan Hyang Widhi. Dari kutipan sloka tersebut

tidak ada alasan lagi bagi manusia untuk saling membenci dan tidak menghargai makhluk

ciptaan Tuhan. Bayangkan umat sedharma, bagaimana kita bisa membenci orang lain jika dalam

diri kita tertanam bahwa ada Tuhan dalam setiap makhlup Hidup ciptaanNya. Mikchael Jackson

dalam lagunya

Heal the world (sembuhkan dunia),Make it a better place (buatlah menjadi tempat yang

lebih baik), For you and for me (untukmu dan untukku)And the entire human race (dan semua

umat manusia), There are people dying (ada orang yang sekarat ), If you care enough for the

living (jika kamu cukup peduli terhadap kehidupan), Make a better place for you and for me

(buat tempat yang lebih baik untuk kamu dan aku). tempat yang lebih baik inilah yang saya

tekankan di awal tadi umat sedharma, tempat dimana kedamaian tercipta, yang dibentuk oleh

individu yang penuh cinta kasih tentunya. maukah kita menjadi salah satunya??? (astungkare)

setelah ini saya harapkan kita semua umat sedharma saling berpegangtangan, berikan

senyuman terbaik, hati lapang dan penuh cinta kasih untuk menjalani hari- hari kedepan.
Sebelum saya tutup izikan saya menyampaikan sebuah kutipan dari Mahatma Gandhi

yang berkata “ Cinta Kasih merupakan bentuk tertinggi dari sikap tanpa kekerasan”. Semoga

semua makhluk berbahagia. Demikianlah Dharma Wacana yang dapat saya sampaikan, kurang

dan lebihnya mohon dimaafkan, saya akhiri dengan mengucapkan Parama Shanti.

“Om Santih, Santih, Santih Om”.

Anda mungkin juga menyukai