Anda di halaman 1dari 2

1.

Diketahui bahwa kerukunan dan interaksi sering mendapatkan suatu tantangan yang
dipengaruhi perbedaan agama, politik serta kehidupan sosial ekonomi bahkan menjurus
pada tindak kekerasan yang mengakibatkan ketidak harmonisan (Disharmoni).
Jawaban :
Kehidupan sosial di lingkungan masyarakat akan terus terjadi demi keberlangsungan
hidup manusia itu sendiri. Akan ada banyak keuntungan yang akan diraih dalam
berinteraksi atau komunikasi terhadap sesama makhluk sosial. Kerjasama yang saling
menguntungkan adalah tujuan dari setiap orang dalam membangun relasi. Tetapi dalam
lika liku kehidupan pasti akan timbul yang namanya sebuah masalah. Tergantung
bagaimana kita bersikap dan bagaimana cara kita menyelesaikan masalh itu sendiri.
Konflik biasanya terjadi karena individu atau kelompok memiliki tujuan berbeda
dengan pihak lain. Inilah sisi negatif atau rsiko yang dapat ditimbulkan dari
sebuah interaksi sosial masyarakat. Konflik merupakan masalah yang cukup kmpleks
saat ini, terutama di Indonesia. Dikarenakan keberagaman suku , ras, dan agama yang
ada. Perbedaan karakter dan kepentingan setiap kelompok yang tidak dapat berjalan
beriringan satu sama lain menjadi salah satu faktor munculnya konflik. Walaupun
konflik sering muncul di Indonesia, akan tetapi di mata dunia bangsa Indonesai
tetap berjalan beriringan atau damai dan demokratis. Sikap toleransi dan norma-
norma yang berlaku di masyarakat sejak zaman nenek moyang bahkan Isu SARA merupakan
hal yang biasa terjadi di Indonesia. Agama sendiri juga sebagai salah satu norma
yang berjalan di masyarakat. Di Indonesia setidaknya ada 5 agama yang dianut
masyarakat, yaitu islam, keristen, katolik, budha, hindu, danh kong hu chu.

2. Agar tidak terjadi benturan (disharmoni) di dalam pelaksanaanya, baik dalam


kehidupan pribadi maupun di tengah kehidupan masyarakat yang hiterogen (bhineka)
ini hendaknya berpedoman pada ajaran Tri Hita Karana sebagai landasan dalam
meluangkan gagasan. bagaimana isi gagasan jika mengacu pada Atharvaveda VII.I.52
dan Atharvaveda XII.I.45? uraikan dan berikan kutipan sloka!
Jawab :
- Keharmonisan untuk peningkatan masyarakat.
“Samjnanam nah svebhih, Samjnanam aranebhih. Samjnanam asvina yunam, Ihasmasu ni
acchatam”. (Atharvaveda : VII. 52.1 )
Artinya :
Semoga kami memiliki kerukunan yang sama dengan orang – orang yang sudah dikenal
dengan akrab dan dengan orang-orang yang asing. Ya, para dewa Asvi, semoga Engkau
kedua-duanya memberikan kami dengan keharmonisan. Setiap umat Hindu merasa
terpanggil jiwanya untuk mengimani nilai-nilai religious keharmonisan dan
diaktualisasikan secara utuh dan terpadu
harmonis dengan pengamalan falsafah Tri Hita Karana ( tiga penyebab kebahagiaan )
pada setiap kehidupannya sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa.

- Dalam penggunaan saput poleng Atharvaveda, XII.1. 45 dinyatakan :


"Janam bibhrati bahudha vivacasam, nanadharmanam prthivi yathaukasam, sahasram
dhara dravinasya me duham, dhruveva dhenur anapasphuranti"
(Atharvaveda XII.I.45)
Artinya
Semua orang berbicara dengan bahasa yang berbeda-beda dan memeluk agama
(kepercayaan) yang berbeda-beda sehingga bumi pertiwi bagaikan sebuah keluarga yang
memikut beban. Semoga la melimpahkan kemakmuran kepada kita dan menumbuhkan
penghormatan di antara kita, seperti seekor sapi betina kepada anakanaknya.

Tri Hita Karana berasal dari bahaa Sansekerta, kata "Tri" artinya tiga, kata "Hita"
artinya sejahtera atau bahagia, dan kata "Karana" artinya sebab atau penyebab. Jadi
Tri Hita Karana merupakan tiga hubungan yang harmonis yang menyebabkan kebahagiaan
bagi umat manusia. Konsep yang digunakan oleh Tri Hita Karana adalah :
1. Hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Hubungan manusia dengan sesama manusia.
3. Hubungan manusia dengan alam semesta.
Konsep ini di Bali tercemin tata kehidupan masyarakat Hindu yang meliputi tiga
unit, yaitu :
1. Parahyangan : berupa unit tempat suci (Pura) tertentu yang mencerminkan tentang
ketuhanan.
2. Pawongan : berupa unit dalam organisasi masyarakat adat sebagai perwujudan unsur
antar sesama manusia.
3. Palmehana : berupa unit atau wilayah tertentu sebagai perwujudan unsur alam
semesta atau lingkungan.

3. Konsep Vasudaiva Kutumbhakam jika mengacu pada Atharwa Veda III.30.1 yaitu
konsep Vasudaiva Kutumbhakam sangat perlu diterapkan karena konsepnya bermakna
kebahagiaa dan keharmonisan akan tercapai bila kita mengetahui bahwa sesungguhnya
diri kita, orang lain dan makhluk hidup lainnya. Hal ini juga dijelaskan dalm
Arthawa Veda III. 30. 1 sebagai berikut:

"Sahrdayam sam manasyam avidvesam kromi vah,


anyo anyam abhi haryata vatsam jatam ivagh-nya"

artinya:
wahai, umat manusia, aku memberi mu sifat ketulusiklasan, mentalitas, yang sama,
persahabatan tanpa kebencian, seperti halnya induk sapi mencintain anaknya yang
baru lahir, begitu seharusnya kamu mencintai sesamamu.

Sumber :
BMP PENDIDIKAN AGAMA HINDU MKDU4224/MODUL 8
http://puslitbangdiklat.rri.co.id/artikel/29
https://www.mutiarahindu.com/2018/11/pengertian-tri-hita-karana-dan-bagian.html

Anda mungkin juga menyukai