Diketahui bahwa kerukunan dan interaksi sering mendapatkan suatu tantangan yang
dipengaruhi perbedaan agama, politik serta kehidupan sosial ekonomi bahkan menjurus
pada tindak kekerasan yang mengakibatkan ketidak harmonisan (Disharmoni).
Jawaban :
Kehidupan sosial di lingkungan masyarakat akan terus terjadi demi keberlangsungan
hidup manusia itu sendiri. Akan ada banyak keuntungan yang akan diraih dalam
berinteraksi atau komunikasi terhadap sesama makhluk sosial. Kerjasama yang saling
menguntungkan adalah tujuan dari setiap orang dalam membangun relasi. Tetapi dalam
lika liku kehidupan pasti akan timbul yang namanya sebuah masalah. Tergantung
bagaimana kita bersikap dan bagaimana cara kita menyelesaikan masalh itu sendiri.
Konflik biasanya terjadi karena individu atau kelompok memiliki tujuan berbeda
dengan pihak lain. Inilah sisi negatif atau rsiko yang dapat ditimbulkan dari
sebuah interaksi sosial masyarakat. Konflik merupakan masalah yang cukup kmpleks
saat ini, terutama di Indonesia. Dikarenakan keberagaman suku , ras, dan agama yang
ada. Perbedaan karakter dan kepentingan setiap kelompok yang tidak dapat berjalan
beriringan satu sama lain menjadi salah satu faktor munculnya konflik. Walaupun
konflik sering muncul di Indonesia, akan tetapi di mata dunia bangsa Indonesai
tetap berjalan beriringan atau damai dan demokratis. Sikap toleransi dan norma-
norma yang berlaku di masyarakat sejak zaman nenek moyang bahkan Isu SARA merupakan
hal yang biasa terjadi di Indonesia. Agama sendiri juga sebagai salah satu norma
yang berjalan di masyarakat. Di Indonesia setidaknya ada 5 agama yang dianut
masyarakat, yaitu islam, keristen, katolik, budha, hindu, danh kong hu chu.
Tri Hita Karana berasal dari bahaa Sansekerta, kata "Tri" artinya tiga, kata "Hita"
artinya sejahtera atau bahagia, dan kata "Karana" artinya sebab atau penyebab. Jadi
Tri Hita Karana merupakan tiga hubungan yang harmonis yang menyebabkan kebahagiaan
bagi umat manusia. Konsep yang digunakan oleh Tri Hita Karana adalah :
1. Hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Hubungan manusia dengan sesama manusia.
3. Hubungan manusia dengan alam semesta.
Konsep ini di Bali tercemin tata kehidupan masyarakat Hindu yang meliputi tiga
unit, yaitu :
1. Parahyangan : berupa unit tempat suci (Pura) tertentu yang mencerminkan tentang
ketuhanan.
2. Pawongan : berupa unit dalam organisasi masyarakat adat sebagai perwujudan unsur
antar sesama manusia.
3. Palmehana : berupa unit atau wilayah tertentu sebagai perwujudan unsur alam
semesta atau lingkungan.
3. Konsep Vasudaiva Kutumbhakam jika mengacu pada Atharwa Veda III.30.1 yaitu
konsep Vasudaiva Kutumbhakam sangat perlu diterapkan karena konsepnya bermakna
kebahagiaa dan keharmonisan akan tercapai bila kita mengetahui bahwa sesungguhnya
diri kita, orang lain dan makhluk hidup lainnya. Hal ini juga dijelaskan dalm
Arthawa Veda III. 30. 1 sebagai berikut:
artinya:
wahai, umat manusia, aku memberi mu sifat ketulusiklasan, mentalitas, yang sama,
persahabatan tanpa kebencian, seperti halnya induk sapi mencintain anaknya yang
baru lahir, begitu seharusnya kamu mencintai sesamamu.
Sumber :
BMP PENDIDIKAN AGAMA HINDU MKDU4224/MODUL 8
http://puslitbangdiklat.rri.co.id/artikel/29
https://www.mutiarahindu.com/2018/11/pengertian-tri-hita-karana-dan-bagian.html