Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 3 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Nama : Ani Safitri

Nim : 857607988

1. Pendidikan KewarganegaraanIndonesia merupakan negara yang besar baik dari segi


wilayahnya maupun dari segi penduduknya. Indonesia merupakan negara kepualaian
dengan jumlah lebih dari 17.000 yang sudah cukup dapat dikatakan bahwa Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai
gagasan tentang otonomi daerah. Bersamaan dengan bergulirnya era reformasi di Tahun
1998 yang memunculkan tuntutan dari masyarakat tentang perlunya managemen
pemerintahan yang baru. Hal tersebut disebabkan bahwa pemerintahan yang sentralistik
pada kenyataannya masih banyak kekurangan. Tuntutan tersebut kemudian ditindak
lanjuti dengan disahkannya UU No. 22 tahun 1999 Tentang Pemerintah daerah.
Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor-faktor yang dapat memperngaruhi
keberhasilan otonomi daerah di Indonesia?
Jawab :

Negara yang besar dari segi wilayah dan jumlah penduduk jelas merupakan satu
keuntungan yang besar karena hal ini sama artinya dengan memiliki sumber daya, baik
alam maupun manusia yang melimpah. Sekali pun wilayah masing-masing pulau di
indonesia terpisahkan oleh wilayah perairan, kondisi tersebut tetap merupakan kondisi
yang harus disyukuri karena dengan memiliki wilayah perairan, indonesia memiliki
kekayaan laut yang luar biasa besar dan tidak semua negara memiliki hal yang sama.
Otonomi daerah adalah penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya sendiri. Penerapan
otonomi daerah menjadi salah satu wujud demokratisasi yang memberikan ruang
terhadap partisipasi masyarakat sipil dalam merespon permasalahan daerah. Capaian
utama otonomi daerah adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan
merata. Dalam upaya mencapainya, otonomi daerah memiliki sejumlah faktor
keberhasilan dan faktor prnghambat. Faktor yang mempengaruhi otonomi daerah sangat
beragam. Otonomi daerah merupakan sebuah sistem atau kewenangan yang dimiliki oleh
daerah. Berdasarkan etimologi otonomi memiliki arti pengaturan sendiri, memerintah
sendiri atau mengatur. Otonomi daerah dan daerah otonom adalah dua hal yang berbeda.
Dalam makna sempit, otonomi memiliki arti mandiri, sedangkan dalam makna luas
memiliki arti berdaya.

Rondineli mendefinisikan desentralisasi sebagai transfer tanggung jawab dalam


perencanaan, manajemen, dan alokasi sumber-sumber dari pemerintah pusat dan agen-
agennya kepada unit kementrian pemerintah pusat, atau unit yang ada dibawah
pemerintah. M. Tuner dan d. Hulme berpandangan bahwa yang dimaksud dengan
desentralisasi adalah transfer kewenagan untuk menyelenggarakan beberapa pelayanan
public dari pemerintah pusat kepada agen yang lebih dekat kepada publik yang dilayani.
Dalam hal ini pemerintah pusat menempatkan kerenangan kepada level pemerintah yang
lebih rendah dalam wilayah hirarkis yang secara geogradfis lebih dekat dengan yang
dilayani. Sedangkan yang dimaksud dengan daerah otonom adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat.

Tujuan yang hendak dicapai dengan diterapkannya otonomi daerah yaitu untuk
memperlancar pembangunan diseluruh pelosok tanah air secara merata tanpa ada
pertentangan, sehingga pembangunan daerah merupakan pembangunan nasional secara
menyeluruh. Melalui otonomi diharapkan daerah akan lebih mandiri dalam menentukan
setiap kegiatannya tanpa ada intervensi dari pemerintah pusat. Pemerintah daerah
diharapkan mampu membuka peluang memajukan daerahnya dengan melakukan
identifikasi sumber-sumber pendapatan dan mampu menetapkan belanja daerah secara
efisien, efektif, dan wajar. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka konsep otonomi yang
diterapkan adalah :

1. Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan pemerintah pusat dalam hubungan


domestik kepada pemerintan daerah. Kecuali untuk bidang politik luar negeri,
pertahanan, keagamaan, serta bidang keuangan dan moneter. Dalam konteks ini,
pemerintah daerah terbagi atas dua ruang lingkup, yaitu daerah kabupaten dan kota, dan
propinsi.

2. Penguatan peran DPRD sebagai representasi rakyat.

3. Peningkatan efektifitas fungsi pelayanan melalui pembenahan organisasi dan institusi


yang dimiliki, serta lebih responsif terrhadap kebutuhan daerah.

4. Peningkatan efisiensi administrasi keuangan daerah serta pengatuan yang lebih jelas
atas sumber-sumber pendapatan daerah. Pembagian pendapatan dari sumber penerimaan
yangberkaitan dengan kekayaan alam, pajak dan retribusi.

5. Pengaturan pembagian sumber-sumber pendapatan daerah serta pemberian keleluasaan


kepada pemerintah daerah untuk menetapkan prioritas pembangunan serta optimalisasi
upaya pemberdayaan masyarakat.

6. Perimbangan keuangan antara pusat dengan daerah yang merupakan suatu system
pembiayayaan penyelenggaraan pemerintah yang mencakup pembagian keuangan antara
pemerintah pusat dengan daerah serta pemerataan antar daerah secara proposional.Dalam
pelaksanaannya, otonomi daerah merupakan desentralisasi sebagian kewenangan dari
pemeruntah pusat kepada pemerintah daerah untuk dilaksanakan menjadi urusan rumah
tangganya sendiri. Pemberian otonomi kepada daerah haruslah didasarkan kepada faktor-
faktor yang dapat menjamin daerah yang bersangkutan mampu mengurus rumah
tangganya. Diantara factor-faktor tersebut yang mendukung terselenggaranya otonomi
daerah diantaranya adalah kemampuan sumberdaya manusia yang ada, serta kerersediaan
sumber daya alam dan peluang ekonomi daerah tersebut.

1. Kemampuan Sumber Daya Manusia Salah satu kunci kesuksesan penyelenggaraan


otonomi daerah sangatlah bergantung pada sumber daya manusianya. Disamping
perlunya aparatur yang kompeten, pembangunan daerak juga tidak mungkin dapat
berjalan lancar tanpa adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk itu
tidak hanya kualitas aparatur yang harus ditingkatkan tetapi juga kualitas partisipasi
masyarakat.

2. Kemampuan Keuangan/EkonomiTanpa pertumbuhan ekonomiyang tinggi, pendapatan


daerah jelas tidak mungkin dapat ditingkatkan.sementara itu dengan pendapatan yang
memedahi, kemampuan daerah untuk menyelenggarakan otonomi akan menungkat.
Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, daerah akan mampu untuk membuka
peluang-peluang potensi ekonomi yang terdapat pada daerah tersebut.Faktor
Keberhasilan Otonomi Daerah

a. Kemampuan struktural organisasi

b. Kemampuan aparatur pemerintah daerah

c. Kemampuan mendorong partisipasi masyarakat

d. Kemampuan keuangan daerah

Soal 2 (skor 25)Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor apa saja hambatan dalam
melaksanakan otonomi daerah di Indonesia?Tentu saja ada berbagai macam kendala yang
harus di hadapi di dalam mengelolah negara yang besar seperti indonesia. Salah satu
kendala nyata adalah dari sisi pemerintahan, khususnya dalamhal pemerataan perhatian.
Secara geografis, Indonesia memiliki lebih dari 17.000 ribu pulau. Namun demikian,
secara politik, indonesia harus menentukan satu pulau yang akan menjadi ibukota negara
yang besar ini yang akan menjadi pusat pemerintahaan negara Indonesia. Disini lah
masalah tersebut bermula. Mengingat kondisi Indonesia yang terdiri dari atas belasan ribu
pulau tersebut maka pemerintah dituntut untuk memberikan perhatian yang merata kepada
setiap wilayah indonesia atau negeri ini. Perhatian tersebut juga sebisa mungkin
mencangkup semua bidan kehidupan, baik politik, ekonomi, pendidikan, dll. Otonomi
daerah merupakan sebuah kewenangan yang dimiliki oleh sebuah daerah dalam melakukan
pengaturan terhadap kepentingan masyarakat maupun berbagai macam kepentingan
lainnya dalam melakukan pembuatan aturan dalam menangani wilayahnya sendiri.
Otonomi daerah akan terbentuk dari kata autos dan namos. Autos yang berarti sendiri dan
namos yang memiliki artian undang-undang.
Faktor-faktor yang dapat menghambat jalannya otonomi daerah di Indonesia adalah:Komitmen
Politik: Penyelenggaraan otonomi daerah yang dilakukan oleh pemerintah pusat selama ini
cenderung tidak dianggap sebagai amanat konstitusi. Masih Terpaku pada Sentralisai: Daerah
masih memiliki ketergantungan tinggi terhadap pusat, sehingga mematikan kreativitas
masyarakat dan perangkat pemerintahan di daerah.Kesenjangan Antardaerah: Kesenjangan
kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, serta intra struktur ekonomi. Ketimpangan
Sumber Daya Alam: Daerah yang tidak memiliki kekayaan sumber daya alam tetapi populasi
penduduknya tinggi akan terengah-engah dalam melaksanakan otonomi. Benturan
Kepentingan: Adanya perbedaan kepentingan yang sangat melekat pada berbagai pihak yang
menghambat proses otonomi daerah, seperti benturan keinginan pimpinan daerah dengan
kepentingan partai politik. Keinginan Politik atau Political Will: Keinginan politik yang tidak
seragam dari pemerintah daerah untuk menata kembali hubungan kekuasaan pusat dan
daerah.Perubahan perilaku elit lokal: elit lokal mengalami perubahan perilaku dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah karena pengaruh kekuasaan yang dimilikinya.Keahlian
sumber daya aparatur yang masih rendah.Rendahnya mentalitas yang dimiliki oleh sumber
daya aparatur.Terjadinya berbagai macam perubahan pada pelaksanaan aturan kepegawaian
serta pelaksanaan organisasi pemerintahan daerah.Pelaksanaan birokrasi maupun pemerintahan
yang tergolong kaya akan struktur serta miskin fungsinya.Penyelenggaraan otonomi daerah yang
sehat dapat di wujudkan pertama-tama dan terutama di tentukan oleh kapasitas yang di miliki
manusia sebagai pelaksananya. Penyeenggaraan otonomi daerah hanya dapat berjalan dengan
sebaik-baiknya apabil manusia pelaksananya baik,dalam artimentalitas maupun
kapasitasnya.Pentingnya posisi manusia pelakana ini karena manusia merupakan unsur dinamis
dalam organisasi yang bertindak/berfungsi sebagai subjek penggerak roda organisasi
pemerintahan.

Oleh sebap itu kualitas mentalitas dan kapasitas manusia yang kurang memadai dengan
sendirinya melahirkan impikasi yang kurang menguntungkan bagi penyelenggaraan otonomi
daerah. Keberhasilan otonomi daerah tidak terlepas dari cukup tidaknya kemampuan daerah
dalam bidang keuangan, karena kemampuan keuangan ini merupakan salah satu indikator
penting guna mengukur tingkat ekonomi suatu daerah. Hal ini muda di pahami karena adalah
mustahil bagi daerah-daerah utnuk dapat menjalankan berbagai tugas ddan pekerjaannya dengan
efisien dan efektif dan dapat melaksanakan pelayanan dan pembangunan masyarakat tanpa tanpa
ketersediaan dana. Peralatan merupakan perantara dan pembantu bagi aparatur pemerintah
daerah ddalm melaksanakan berbagai tugas pekerjaannya. Karena itulah peralatan menduduki
peranan penting pula. Untuk memperlancar jalannya tugas penyelenggaraan pemerintahan
daerahmaka di perlukan sejumlah alat yang cukup memadai baik dalam kuantitas maupun
kualitasnya.alat-alat tersebut harus cukup dari jumlahnya dan efisien, efektif serta praktis dari
segi penggunaannya. Guna memenuhi tuntutan syarat tersebut diatas maka di perlukan suatu
manajemen peralatan daerah yang menjamin dapat segera tersedianya peralatan yang tepat pada
waktu yang tepat pula. Agar penyelenggaraan otonomi daerah dapat berjalan dengan lancar, baik
dan efektif haruslah senantiasa memperhatikkan dan menerapkan berbagai asas tanpa ada
kemauan dan kemampuan akan itu, sulit di harapkan penyeenggaraan otonomi daerah yang
benar-benar, baik dan sehat. Realitas penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia
membuktikan bahwa masalah atau faktor organisasi dan manajemen masih merupakan titik
rawan yang perlu di benahi. Struktur organisasi yang ruwet dan sebagainya merupakan kendala
kenala organisatoris dan manajerial yang di hadapinya. Karena itu pemerintah daerah perlu
memberikan perhatian pada masaah organisasi dan manajemen. Agar tercapainya tujuan dari
penyelenggaraan otonomi daerah tersebut demi terwujunya good governance and clean
government sehingga tercapainya masyarakat yang adil dalam kemakmuran, dan makmur dalam
keadilanRefrensiBMP MKDU4111 Konsep Otonomi Daerah
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/16/01450011/faktor-keberhasilan-dan-
penghambat-otonomi-daerah

https://brainly.co.id/tugas/4646444
http://catatankuliahpraja.blogspot.com/2011/09/hambatan-pelaksanaan-otonomi-
daerah.html(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang pelaksanaan otonomi
yang ada di BMP MKDU4111)Soal 3 (skor 25)Pada kurun waktu lebih dari satu dasawarsa
berjalannya otonomi daerah sejak disahkan UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah
sudah banyak yang dicapai, namun amsih banyak hal yang belum bisa ditangani terkait dengan
upaya dalam mengatasi implementasi kebijakan otonomi daerah. Contoh keberhasilan dari
otonomi daerah dalah semakin luasnya kewenangan dari DPRD selaku Lembaga legeslatif serta
kewenangan kepala daerah selaku eksekutif dan semakin terbukanya informasi serta partisipasi
dari masyarakan dalam hal pengambilan keputusan dan penagwasan terhadap jalannya
pemerintahan di tingkat daerah. Namun, keberhasilan tersebut juga diiringi dengan hambatan
seperti munculnya istilah raja-raja kecil di daerah dan banyak kasus korupsi yang melibatkan
kepala daerah sehingga menyebabkan anggaran yang seharusnya untuk membangun daerahnya
dikorupsi dan pembangunan menjadi terhambat.Dari uraian di atas lakukanlah telaah terkait
dengan solusi nyata kita sebagai masyarakat untuk menanggulangi hambatan pelaksanaan
otonomi daerah?Otonomi daerah tidak saja berarti melaksanakan demokrasi, tetapi mendorong
berkembangnya prakarsa sendiri untuk mengambil keputusan mengenai kepentingan masyarakat
setempat. Dengan berkembangnya prakarsa sendiri maka tercapailah apa yang di maksud
demokrasi, yaitu pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Rakyat tidak saja dapat
menentukan nasibnya sendiri melainkan juga memperbaiki nasibnya sendiri. Di mana undang-
undang ini mengantikan UU No. 5 Tahun 1974 yang bernuasa kekuasaan yang sentralistik dan
mengabaikam kearifan dan aspirasi masyarkat lokal. Sebagai prinsip manajemen pemerintahan
yang baru, tentunya otonomi daerah menjadi harapan baru seluruh rakyat yang diharapkan

mampu menghantarkan masyarakat kepada kondisi yang adil, makmur, dan sejahterah. Adapun
prinsip otonomi daerah secara garis besar dapat ditelaah dari beberapa pernyataan berikut
ini;Pelaksanaan otonomi daerah harus memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan,
potensi, dan keanekaragaman daerahPelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi
luas nyata dan bertanggung jawabPelaksanaan otonomi luat di tingkatan kabupaten dan kota,
sedangkan di tingkat provinsi otonomi terbatasPelaksanaan otonomi daerah harus sesuai
dengan konstitusiPelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan fungsi legislatif dan fungsi
anggaranPelaksanaan otonomi daerah harus didasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan
efisensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar sususnan pemerintah.Pada intinya,
masalah-masalah tersebut seterusnya akan menjadi persoalan tersendiri, terlepas dari
keberhasilan implementasi otonomi daerah. Pilihan kebijakan yang tidak populer melalui
intensifikasi pajak dan perilaku koruptif pejabat daerah sebenarnya sudah ada sejak lama dan
akan terus berlangsung. Pemeritah juga seharusnya merevisi UU yang dipandang dapat
menimbulkan masalah baru. Di bawah ini penulis merangkum solusi untuk keluar dari masalah
Otonomi Daerah tanpa harus mengembalikan kepada Sentralisasi. Jika pemerintah dan
masyarakat bersinergi mengatasi masalah tersebut. Pasti kesejahteraan masyarakat segera
terwujud.Membuat masterplan pembangunan nasional untuk membuat sinergi Pembangunan di
daerah. Agar menjadi landasan pembangunan di daerah dan membuat pemerataan pembangunan
antar daerah. Memperkuat peranan daerah untuk meningkatkan rasa nasionalisme dengan
mengadakan kegiatan menanaman nasionalisme seperti kewajiban mengibarkan bendera merah
putih.Melakukan pembatasan anggaran kampanye karena menurut penelitian korupsi yang
dilakukan kepala daerah akibat pemilihan umum berbiaya tinggi membuat kepala daerah
melakukan korupsi.Melakukan pengawasan Perda agar sinergi dan tidak menyimpang dengan
peraturan diatasnya yang lebih tinggi. Melarang anggota keluarga kepala daerah untuk maju
dalam pemilihan daerah untuk mencegah pembentukan dinasti politik. Meningkatkan kontrol
terhadap pembangunan di daerah dengan memilih mendagri yang berkapabilitas untuk
mengawasi pembangunan di daerah.Melaksanakan Good Governence dengan memangkas
birokrasi (reformasi birokrasi), mengadakan pelayanan satu pintu untuk masyarakat. Melakukan
efisiensi anggaran. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor SDA dan Pajak serta
mencari dari sektor lain seperti jasa dan pariwisata digunakan untuk kesejahteraan
masyarakat.Sejak diberlakukannya paket UU mengenai Otonomi Daerah, banyak orang sering
membicarakan aspek positifnya. Memang tidak disangkal lagi, bahwa otonomi daerah
membawaperubahan positif di daerah dalam hal kewenangan daerah untuk mengatur diri sendiri.
Kewenangan ini menjadi sebuah impian karena sistem pemerintahan yang sentralistik cenderung
menempatkan daerah sebagai pelaku pembangunan yang tidak begitu penting atau pinggiran.
Pada masa lalu, pengerukan potensi daerah ke pusat terus dilakukan dengan dalih pemerataan
pembangunan. Alih-alih mendapatkan manfaat dari pembangunan, daerah justru mengalami
proses pemiskinan yang luar biasa. Dengan kewenangan tersebut tampaknya banyak daerah
yangoptimis bakal bisa mengubah keadaan yang tidak menguntungkan tersebut.RefrensiBMP
MKDU4111 Konsep Otonomi Daerah 27194-ID-faktor-faktor-penghambat-pengembangan-
sumberdaya-aparatur-pemerintah- daerah.pdf3370-6679-1-SM.pdf (Petunjuk: silahkan baca
dan pahami terlebih dahulu tentang hambatan otonomi daerah yang ada di dalam BMP
MKDU4111)Soal 4 (skor 25) Pada praktek good governance menyaratkan harus terdapat
transparasi dalam proses penyelenggaraan pemerintah secara keseluruhan. Transparasi
merupakan konsep yang penting yang mengringi kuatnyakeinginan untuk praktek good
governance. Masyarakat diberikan kesempatan yang luas untuk mengetahui informasi mengenai
penyelenggaraan pemerintahan, sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian keberpihakan
pemerintah terhadap kepentingan public. Oleh karena itu, masyarakat dapat dengan mudah
menetukan apakah akan memerikan dukungan kepada pemerintah atau malah sebaliknya.Dari
uaraian di atas lakukanlah telaah terkait peran mahasiswa dalam upaya mewujudkan praktek
good governance?Secara harfiah, good governance dimaknai sebagai tata kelolah pemerintah
‘yang baik’. Ada beberapa definisi good governance yang bisa diuraikan. Pertama, good
governance dapat di artikan sebagai act or prosess of governing so as to achieve whatever is
good for the society. Definisi ini sangat singkat, namun sebenarnya tidak menjelaskan inti dari
persoalan yang menjadi pokok bahasan. Yang baik mengacu pada nila-nilai yang dapat
meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan nasional, kemandirian, pembangunan
berkelanjutan,dan keadilan sosial. Kedua, yang baik juga mengacu kepada aspek-aspek
fungsional daro pemerintah yang efektif dan efisien dalam melaksanakan tugasnya untuk
mecapai tujuan-tujuan tersebut. Hal ini menunjukan bahwa semangat untuk mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik, tidak lain sejalan dengan semangat demokrasi. Indonesia sebagai
salah saru negara yang menganut prinsip demokrasi juga memiliki ‘keharusan’ untuk ikut
mewujudkan berbagai prinsip di dalam tata kelola pemerintahan yang baik tersebut. Keberadaan
tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih adalha harapan dari semua warga negara di negara
mana pun. Demokrasi dan good governance sama-sama ingin mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang bisa menghatarkan negara pada cita-citanya, dengan cara yang sesuai dengan
prinsip demokrasi. Good governance ini menjadi salah satu persoalan utama yang menjadi
agenda reformasi di indonesia. Adapun penjelasan masing-masing kriteria tersebut adalah
sebagai berikuit;PartisipasiDi dalam negara demokrasi seperti indonesia, konsep partisipasi
adalah salah satu konsepyang penting karena konsep ini berhubungan langsung dengan
kedudukan rakyat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi negara. Oleh karena institusi negara
dipahami sebagai instutisi yang dimiliki oleh semua warga negara, warga negara memiliki hak
untuk ikut berpatisipasi di dalam pemerintahanTaat hukumHukum menepati kedudukan yang
penting di dalam negara demokrasi karena hukum merupakan manifestasi dari konsensu atau
kontrak sosial dari warga negara. Hukum yangadil dan di laksanakan tan diskriminasi menjadi
kebutuhan mutlak bagi setiap negara untuk mewujudkan harkat dan martabat negara itu sendiri.
Dalam konteks good governance semakin sesuatu negara mengormati supremasi hukum dan
menjalankan hukum dengan adil serta tanpa diskriminasi maka semakin baik pula tata kelolah
pemerintahan yang di jalankan.TransparansiTata kelolah pemerintahan yang baik harus mampu
menjamin transparasi di hamoir semua bidang yang terkait dengan pengelolaan informasi.
Pemyusun rencana anggaran, penggunaan anggaraan, pemilihan pejabat, proses pemilihan
umum, dan lain sebagainya adalah contoh dari beberapa hal yang mutlak memerlukan
transparansi di dalam pelaksanaannyaResponsifTata kelolah pemerintahan yang baik juga
ditentukan oleh seberapa cepat pemerintahan tersebut merespon berbagai macam persoalan yang
muncul di masyarakat. Kehidupan sebuah negara tentu saja tidak akan dapat dilepaskan dari
berbagai macam persoalan atau permasalahan.Berorientasi kesepakatanNegara adalah entitas
koletif yang terdiri atas berbagai macam golongan dan kepentingan. Tidak jarang, pemerintah
sebagai pihak yang menjalankan roda pemerintahan sehari-hari harus mejambatani berbagai
macam kepentingan yang berbeda, termasuk didalam menjalankan kebijakan pemerintah itu
sendiri.KesetaraanSatu konsep yang penting di dalam implementasi sistem politik demokrasi.
Di dalam sistem politik demokrasi ini. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di
dalam hukum dan pemerintahan sehingga pada praktiknya, setiap warga negara harus
diperlakukan secara sama Efektif dan efisienTata kelolah pemerintahan yang baik juga dapat
dinilai dari sejauh mana pemerintah menggunakan sumber daya yang ada untuk menyelesaikan
berbagai macam persoalan yang di hadapi. Dalam kehidupan sebuah negara, sumber daya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya alamAkuntabilitasSalah
satu prinsip yang penting di dalam kajian tentang manajemen pemerintahan. Akuntabilitas adalah
bentuk pertanggung jawaban pemerintah kepada warga negara di dalam menjalankan tugasnya.
Prinsip ini dapat di katakan merupakan salah satu prinsip yang paling penting di dalam
pelaksanaan good governanve karena akuntabilitas mencakup banyak kriteria yang ada di dalam
prinsip-prinsip good governance, misalnya konsep transparasiVisi strategisPrinsip tak kalah
penting untuk mewujudkan tata kelolah pemerintahan yang baik adalah visi strategis. Pemerintah
atau pemimpin harus memiliki pandangan jauh kedepan tentangstrategis apa yang akan
dilakukan untuk mengatasi berbagai macam persoalan yang mungkin terjadi.Prinsip-prinsip ini
memang tidak mudah dilakukan. Tentu ada dari beberapa prinsip tersebut yang tidak dapat
dipenuhi oleh pemerintah. Seiring dengan perjalanan waktu, perlaksanaan dari prinsip-prinsip
tersebut terus-menerus disempurnakan demi kewujudkan tujuan nasional serta untuk mengatasi
berbagai macam persoalan yang sehingga kini masi di hadapi

Anda mungkin juga menyukai