Anda di halaman 1dari 14

NAMA : RIFKA MAHDALENA SIMANUNGKALIT

NIM : 048905167

UPBJJ : SAMARINDA

MK : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Indonesia merupakan negara yang besar baik dari segi wilayahnya maupun dari segi
penduduknya. Indonesia merupakan negara kepualaian dengan jumlah lebih dari 17.000
yang sudah cukup dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai gagasan tentang otonomi
daerah. Bersamaan dengan bergulirnya era reformasi di Tahun 1998 yang memunculkan
tuntutan dari masyarakat tentang perlunya managemen pemerintahan yang baru. Hal
tersebut disebabkan bahwa pemerintahan yang sentralistik pada kenyataannya masih
banyak kekurangan. Tuntutan tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan disahkannya UU
No. 22 tahun 1999 Tentang Pemerintah daerah.

Soal 1 (skor 25)

Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor-faktor yang dapat memperngaruhi


keberhasilan otonomi daerah di Indonesia!

Jawaban Soal 1 :

Negara yang besar dari segi wilayah dan jumlah penduduk jelas merupakan satu
keuntungan yang besar karena hal ini sama artinya dengan memiliki sumber daya, baik
alam maupun manusia yang melimpah. Sekali pun wilayah masing-masing pulau di
indonesia terpisahkan oleh wilayah perairan, kondisi tersebut tetap merupakan kondisi
yang harus disyukuri karena dengan memilikiwilayah perairan, indonesia memiliki
kekayaan laut yang luar biasa besar dan tidak semua negara memiliki hal yang sama.
Otonomi daerah adalah penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya sendiri. Penerapan
otonomi daerah menjadi salah satu wujud demokratisasi yang memberikan ruang
terhadap partisipasi masyarakat sipil dalam merespon permasalahan daerah. Capaian
utama otonomi daerah adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan
merata. Dalam upaya mencapainya, otonomi daerah memiliki sejumlah faktor
keberhasilan dan faktor prnghambat. Faktor yang mempengaruhi otonomi daerah sangat
beragam. Otonomi daerah merupakan sebuah sistem atau kewenangan yang dimiliki oleh
daerah. Berdasarkan etimologi otonomi memiliki arti pengaturan sendiri, memerintah
sendiri atau mengatur. Otonomi daerah dan daerah otonom adalah dua hal yang berbeda.

Dalam makna sempit, otonomi memiliki arti mandiri, sedangkan dalam makna luas
memiliki arti berdaya. Rondineli mendedfinisikan desentralisasi sebagai transfer
tanggung jawwab dalam perencanaan, manajemen, dan alokasi sumber-sumber dari
pemerintah pusat dan agen-agennya kepada unit kementrian pemerintah pusat, atau unit
yang ada dibawah pemerintah. M. Tuner dan d. Hulme berpandangan bahwa yan
dimaksud dengan desentralisasi adalah transfer kewenagan untuk menyelenggarakan
beberapa pelayanan public dari pemerintah pusat kepada agen yang lebih dekat kepada
publik yang dilayani. Dalam hal ini pemerintah pusat menempatkan kerenangan kepada
level pemerintah yang lebih rendahdalam wilayah hirarkis yang secara geogradfis lebih
dekat dengan yang dilayani. Sedangkan yang dimaksud dengan daerah otonom adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Tujuan yang hendak dicapai
dengan diterapkannya otonomi daerah yaitu untuk memperlancar pembangunan diseluruh
pelosok tanah air secara merata tanpa ada pertentangan, sehingga pembangunan daerah
merupakan pembangunan nasional secara menyeluruh. Melalui otonomi diharapkan
daerah akan lebih mandiri dalam menentukan setiap kegiatannya tanpa ada intervensi dari
pemerintah pusat. Pemerintah daerah diharapkan mampu membuka peluang memajukan
daerahnya dengan melakukan identifikasi sumber-sumber pendspatan dan mampu
menetapkan belanja daerah secara efisien, efektif, dan wajar. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka konsep otonomi yang diterapkan adalah :

1. Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan pemerintah pusat dalam hubungan


domestik kepada pemerintan daerah. Kecuali untuk bidang politik luar negeri,
pertahanan, keagamaan, serta bidang keuangan dan moneter. Dalam konteks ini,
pemerintah daerah terbagi atas dua ruang lingkup, yaitu daerah kabupaten dan kota, dan
propinsi.

2. Penguatan peran DPRD sebagai representasi rakyat.

3. Peningkatan efektifitas fungsi pelayanan melalui pembenahan organisasi dan institusi


yang dimiliki, serta lebih responsif terrhadap kebutuhan daerah.

4. Peningkatan efisiensi administrasi keuangan daerah serta pengatuan yang lebih jelas
atas sumber-sumber pendapatan daerah. Pembagian pendapatan dari sumber penerimaan
yang berkaitan dengan kekayaan alam, pajak dan retribusi.

5. Pengaturan pembagian sumber-sumber pendapatan daerah serta pemberian keleluasaan


kepada pemerintah daerah untuk menetapkan prioritas pembangunan serta optimalisasi
upaya pemberdayaan masyarakat.

6. Perimbangan keuangan antara pusat dengan daerah yang merupakan suatu system
pembiayayaan penyelenggaraan pemerintah yang mencakup pembagian keuangan antara
pemerintah pusat dengan daerah serta pemerataan antar daerah secara proposional. Dalam
pelaksanaannya, otonomi daerah merupakan desentralisasi sebagian kewenangan dari
pemeruntah pusat kepada pemerintah daerah untuk dilaksanakan menjadi urusan rumah
tangganya sendiri. Pemberian otonomi kepada daerah haruslah didasarkan kepada faktor-
faktor yang dapat menjamin daerah yang bersangkutan mampu mengurus rumah
tangganya.

Diantara faktor-faktor tersebut yang mendukung terselenggaranya otonomi daerah


diantaranya adalah kemampuan sumberdaya manusia yang ada, serta kerersediaan sumber
daya alam dan peluang ekonomi daerah tersebut.

1. Kemampuan Sumber Daya Manusia Salah satu kunci kesuksesan penyelenggaraan


otonomi daerah sangatlah bergantung pada sumber daya manusianya. Disamping
perlunya aparatur yang kompeten, pembangunan daerak juga tidak mungkin dapat
berjalan lancar tanpa adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk itu
tidak hanya kualitas aparatur yang harus ditingkatkan tetapi juga kualitas partisipasi
masyarakat.

2. Kemampuan Keuangan/Ekonomi Tanpa pertumbuhan ekonomiyang tinggi, pendapatan


daerah jelas tidak mungkin dapat ditingkatkan.sementara itu dengan pendapatan yang
memedahi, kemampuan daerah untuk menyelenggarakan otonomi akan menungkat.
Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, daerah akan mampu untuk membuka
peluang-peluang potensi ekonomi yang terdapat pada daerah tersebut. Faktor
Keberhasilan Otonomi Daerah:

a. Kemampuan struktural organisasi

b. Kemampuan aparatur pemerintah daerah

c. Kemampuan mendorong partisipasi masyarakat d. Kemampuan keuangan daerah

Refrensi

 BMP MKDU4111 Konsep Otonomi Daerah

https://edukasi.okezone.com/read/2022/03/23/624/2566410/faktor-faktor-
yangmempengaruhi-otonomi-daerah-apa-saja

http://xpresipena.blogspot.com/2011/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
otonomi.html

(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang otonomi daerah yang ada
dalam BMP MKDU4111)

1. Soal 2 (skor 25)

Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor apa saja hambatan dalam melaksanakan
otonomi daerah di Indonesia!
(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang pelaksanaan otonomi yang
ada di BMP MKDU4111)

Jawaban Soal 2 :

Tentu saja ada berbagai macam kendala yang harus di hadapi di dalam mengelolah
negara yang besar seperti indonesia. Salah satu kendala nyata adalah dari sisi
pemerintahan, khususnya dalam hal pemerataan perhatian. Secara geografis, Indonesia
memiliki lebih dari 17.000 ribu pulau. Namun demikian, secara politik, indonesia harus
menentukan satu pulau yang akan menjadi ibukota negara yang besar ini yang akan
menjadi pusat pemerintahaan negara Indonesia. Disini lah masalah tersebut bermula.
Mengingat kondisi Indonesia yang terdiri dari atas belasan ribu pulau tersebut maka
pemerintah dituntut untuk memberikan perhatian yang merata kepada setiap wilayah
indonesia atau negeri ini. Perhatian tersebut juga sebisa mungkin mencangkup semua
bidan kehidupan, baik politik, ekonomi, pendidikan, dll. Otonomi daerah merupakan
sebuah kewenangan yang dimiliki oleh sebuah daerah dalam melakukan pengaturan
terhadap kepentingan masyarakat maupun berbagai macam kepentingan lainnya dalam
melakukan pembuatan aturan dalam menangani wilayahnya sendiri. Otonomi daerah akan
terbentuk dari kata autos dan namos. Autos yang berarti sendiri dan namos yang memiliki
artian undangundang.

Faktor-faktor yang dapat menghambat jalannya otonomi daerah di Indonesia adalah:

 Komitmen Politik: Penyelenggaraan otonomi daerah yang dilakukan oleh pemerintah


pusat selama ini cenderung tidak dianggap sebagai amanat konstitusi.

 Masih Terpaku pada Sentralisai: Daerah masih memiliki ketergantungan tinggi terhadap
pusat, sehingga mematikan kreativitas masyarakat dan perangkat pemerintahan di daerah.

 Kesenjangan Antardaerah: Kesenjangan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia,


serta intra struktur ekonomi.
 Ketimpangan Sumber Daya Alam: Daerah yang tidak memiliki kekayaan sumber daya
alam tetapi populasi penduduknya tinggi akan terengah-engah dalam melaksanakan
otonomi.

 Benturan Kepentingan: Adanya perbedaan kepentingan yang sangat melekat pada


berbagai pihak yang menghambat proses otonomi daerah, seperti benturan keinginan
pimpinan daerah dengan kepentingan partai politik.

 Keinginan Politik atau Political Will: Keinginan politik yang tidak seragam dari
pemerintah daerah untuk menata kembali hubungan kekuasaan pusat dan daerah.

 Perubahan perilaku elit lokal: elit lokal mengalami perubahan perilaku dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah karena pengaruh kekuasaan yang dimilikinya.

 Keahlian sumber daya aparatur yang masih rendah.

 Rendahnya mentalitas yang dimiliki oleh sumber daya aparatur.

 Terjadinya berbagai macam perubahan pada pelaksanaan aturan kepegawaian serta


pelaksanaan organisasi pemerintahan daerah.

 Pelaksanaan birokrasi maupun pemerintahan yang tergolong kaya akan struktur serta
miskin fungsinya. Penyelenggaraan otonomi daerah yang sehat dapat di wujudkan
pertama-tama dan terutama di tentukan oleh kapasitas yang di miliki manusia sebagai
pelaksananya. Penyeenggaraan otonomi daerah hanya dapat berjalan dengan sebaik-
baiknya apabil manusia pelaksananya baik,dalam arti mentalitas maupun kapasitasnya.
Pentingnya posisi manusia pelakana ini karena manusia merupakan unsur dinamis dalam
organisasi yang bertindak/berfungsi sebagai subjek penggerak roda organisasi
pemerintahan.

Oleh sebab itu kualitas mentalitas dan kapasitas manusia yang kurang memadai dengan
sendirinya melahirkan impikasi yang kurang menguntungkan bagi penyelenggaraan
otonomi daerah. Keberhasilan otonomi daerah tidak terlepas dari cukup tidaknya
kemampuan daerah dalam bidang keuangan, karena kemampuan keuangan ini merupakan
salah satu indikator penting guna mengukur tingkat ekonomi suatu daerah. Hal ini muda
di pahami karena adalah mustahil bagi daerah-daerah utnuk dapat menjalankan berbagai
tugas ddan pekerjaannya dengan efisien dan efektif dan dapat melaksanakan pelayanan
dan pembangunan masyarakat tanpa tanpa ketersediaan dana. Peralatan merupakan
perantara dan pembantu bagi aparatur pemerintah daerah ddalm melaksanakan berbagai
tugas pekerjaannya. Karena itulah peralatan menduduki peranan penting pula. Untuk
memperlancar jalannya tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah maka di perlukan
sejumlah alat yang cukup memadai baik dalam kuantitas maupun kualitasnya.alat-alat
tersebut harus cukup dari jumlahnya dan efisien, efektif serta praktis dari segi
penggunaannya. Guna memenuhi tuntutan syarat tersebut diatas maka di perlukan suatu
manajemen peralatan daerah yang menjamin dapat segera tersedianya peralatan yang
tepat pada waktu yang tepat pula. Agar penyelenggaraan otonomi daerah dapat berjalan
dengan lancar, baik dan efektif haruslah senantiasa memperhatikkan dan menerapkan
berbagai asas tanpa ada kemauan dan kemampuan akan itu, sulit di harapkan
penyeenggaraan otonomi daerah yang benar-benar, baik dan sehat. Realitas
penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia membuktikan bahwa masalah atau faktor
organisasi dan manajemen masih merupakan titik rawan yang perlu di benahi. Struktur
organisasi yang ruwet dan sebagainya merupakan kendala kenala organisatoris dan
manajerial yang di hadapinya. Karena itu pemerintah daerah perlu memberikan perhatian
pada masaah organisasi dan manajemen. Agar tercapainya tujuan dari penyelenggaraan
otonomi daerah tersebut demi terwujunya good governance and clean government
sehingga tercapainya masyarakat yang adil dalam kemakmuran, dan makmur dalam
keadilan

Referensi

 BMP MKDU4111 Konsep Otonomi Daerah

 https://nasional.kompas.com/read/2022/02/16/01450011/faktor-keberhasilan-
danpenghambat-otonomi-daerah
2. Soal 3 (skor 25)

Pada kurun waktu lebih dari satu dasawarsa berjalannya otonomi daerah sejak
disahkan UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah sudah banyak yang
dicapai, namun amsih banyak hal yang belum bisa ditangani terkait dengan
upaya dalam mengatasi implementasi kebijakan otonomi daerah. Contoh
keberhasilan dari otonomi daerah dalah semakin luasnya kewenangan dari
DPRD selaku Lembaga legeslatif serta kewenangan kepala daerah selaku
eksekutif dan semakin terbukanya informasi serta partisipasi dari masyarakan
dalam hal pengambilan keputusan dan penagwasan terhadap jalannya
pemerintahan di tingkat daerah. Namun, keberhasilan tersebut juga diiringi
dengan hambatan seperti munculnya istilah raja-raja kecil di daerah dan banyak
kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah sehingga menyebabkan anggaran
yang seharusnya untuk membangun daerahnya dikorupsi dan pembangunan
menjadi terhambat.

Dari uraian di atas lakukanlah telaah terkait dengan solusi nyata kita sebagai
masyarakat untuk menanggulangi hambatan pelaksanaan otonomi daerah!

(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang hambatan


otonomi daerah yang ada di dalam BMP MKDU4111)

Jawaban Soal 3 :

Pada kurun waktu lebih dari satu dasawarsa berjalannya otonomi daerah sejak disahkan
UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah sudah banyak yang dicapai, namun
amsih banyak hal yang belum bisa ditangani terkait dengan upaya dalam mengatasi
implementasi kebijakan otonomi daerah. Contoh keberhasilan dari otonomi daerah dalah
semakin luasnya kewenangan dari DPRD selaku Lembaga legeslatif serta kewenangan
kepala daerah selaku eksekutif dan semakin terbukanya informasi serta partisipasi dari
masyarakan dalam hal pengambilan keputusan dan penagwasan terhadap jalannya
pemerintahan di tingkat daerah. Namun, keberhasilan tersebut juga diiringi dengan
hambatan seperti munculnya istilah raja-raja kecil di daerah dan banyak kasus korupsi
yang melibatkan kepala daerah sehingga menyebabkan anggaran yang seharusnya untuk
membangun daerahnya dikorupsi dan pembangunan menjadi terhambat. Dari uraian di
atas lakukanlah telaah terkait dengan solusi nyata kita sebagai masyarakat untuk
menanggulangi hambatan pelaksanaan otonomi daerah? Otonomi daerah tidak saja berarti
melaksanakan demokrasi, tetapi mendorong berkembangnya prakarsa sendiri untuk
mengambil keputusan mengenai kepentingan masyarakat setempat. Dengan
berkembangnya prakarsa sendiri maka tercapailah apa yang di maksud demokrasi, yaitu
pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Rakyat tidak saja dapat
menentukan nasibnya sendiri melainkan juga memperbaiki nasibnya sendiri. Di mana
undang-undang ini mengantikan UU No. 5 Tahun 1974 yang bernuasa kekuasaan yang
sentralistik dan mengabaikam kearifan dan aspirasi masyarkat lokal. Sebagai prinsip
manajemen pemerintahan yang baru, tentunya otonomi daerah menjadi harapan baru
seluruh rakyat yang diharapkan mampu menghantarkan masyarakat kepada kondisi yang
adil, makmur, dan sejahterah. Adapun prinsip otonomi daerah secara garis besar dapat
ditelaah dari beberapa pernyataan berikut ini;

 Pelaksanaan otonomi daerah harus memperhatikan aspek demokrasi, keadilan,


pemerataan, potensi, dan keanekaragaman daerah

 Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas nyata dan bertanggung
jawab

 Pelaksanaan otonomi luat di tingkatan kabupaten dan kota, sedangkan di tingkat


provinsi otonomi terbatas

 Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi

 Pelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan fungsi legislatif dan fungsi anggaran

 Pelaksanaan otonomi daerah harus didasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan


efisensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar sususnan pemerintah.
Pada intinya, masalah-masalah tersebut seterusnya akan menjadi persoalan tersendiri,
terlepas dari keberhasilan implementasi otonomi daerah. Pilihan kebijakan yang tidak
populer melalui intensifikasi pajak dan perilaku koruptif pejabat daerah sebenarnya sudah
ada sejak lama dan akan terus berlangsung. Pemeritah juga seharusnya merevisi UU yang
dipandang dapat menimbulkan masalah baru. Di bawah ini penulis merangkum solusi
untuk keluar dari masalah Otonomi Daerah tanpa harus mengembalikan kepada
Sentralisasi. Jika pemerintah dan masyarakat bersinergi mengatasi masalah tersebut. Pasti
kesejahteraan masyarakat segera terwujud.

 Membuat masterplan pembangunan nasional untuk membuat sinergi Pembangunan di


daerah. Agar menjadi landasan pembangunan di daerah dan membuat pemerataan
pembangunan antar daerah.

 Memperkuat peranan daerah untuk meningkatkan rasa nasionalisme dengan


mengadakan kegiatan menanaman nasionalisme seperti kewajiban mengibarkan bendera
merah putih.

 Melakukan pembatasan anggaran kampanye karena menurut penelitian korupsi yang


dilakukan kepala daerah akibat pemilihan umum berbiaya tinggi membuat kepala daerah
melakukan korupsi.

 Melakukan pengawasan Perda agar sinergi dan tidak menyimpang dengan peraturan
diatasnya yang lebih tinggi.

 Melarang anggota keluarga kepala daerah untuk maju dalam pemilihan daerah untuk
mencegah pembentukan dinasti politik.

 Meningkatkan kontrol terhadap pembangunan di daerah dengan memilih mendagri


yang berkapabilitas untuk mengawasi pembangunan di daerah.

 Melaksanakan Good Governence dengan memangkas birokrasi (reformasi birokrasi),


mengadakan pelayanan satu pintu untuk masyarakat. Melakukan efisiensi anggaran.
 Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor SDA dan Pajak serta mencari dari
sektor lain seperti jasa dan pariwisata digunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Sejak
diberlakukannya paket UU mengenai Otonomi Daerah, banyak orang sering
membicarakan aspek positifnya. Memang tidak disangkal lagi, bahwa otonomi daerah
membawa perubahan positif di daerah dalam hal kewenangan daerah untuk mengatur diri
sendiri. Kewenangan ini menjadi sebuah impian karena sistem pemerintahan yang
sentralistik cenderung menempatkan daerah sebagai pelaku pembangunan yang tidak
begitu penting atau pinggiran. Pada masa lalu, pengerukan potensi daerah ke pusat terus
dilakukan dengan dalih pemerataan pembangunan. Alih-alih mendapatkan manfaat dari
pembangunan, daerah justru mengalami proses pemiskinan yang luar biasa. Dengan
kewenangan tersebut tampaknya banyak daerah yang optimis bakal bisa mengubah
keadaan yang tidak menguntungkan tersebut.

Referensi

 BMP MKDU4111 Konsep Otonomi Daerah

27194-ID-faktor-faktor-penghambat-pengembangan-sumberdaya-aparatur-
pemerintahdaerah.pdf

 3370-6679-1-SM.pdf

3. Soal 4 (skor 25)

Pada praktek good governance menyaratkan harus terdapat transparasi dalam


proses penyelenggaraan pemerintah secara keseluruhan. Transparasi merupakan
konsep yang penting yang mengringi kuatnyakeinginan untuk praktek good
governance. Masyarakat diberikan kesempatan yang luas untuk mengetahui
informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan, sehingga masyarakat dapat
memberikan penilaian keberpihakan pemerintah terhadap kepentingan public.
Oleh karena itu, masyarakat dapat dengan mudah menetukan apakah akan
memerikan dukungan kepada pemerintah atau malah sebaliknya.
Dari uaraian di atas lakukanlah telaah terkait peran mahasiswa dalam upaya
mewujudkan praktek good governance!

(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlbih dahulu tentang good


governance yang ada di dalam BMP MKDU4111!)

Jawaban Soal 4

Pada praktek good governance menyaratkan harus terdapat transparasi dalam proses
penyelenggaraan pemerintah secara keseluruhan. Transparasi merupakan konsep yang
penting yang mengringi kuatnyakeinginan untuk praktek good governance. Masyarakat
diberikan kesempatan yang luas untuk mengetahui informasi mengenai penyelenggaraan
pemerintahan, sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian keberpihakan
pemerintah terhadap kepentingan public. Oleh karena itu, masyarakat dapat dengan
mudah menetukan apakah akan memerikan dukungan kepada pemerintah atau malah
sebaliknya. Dari uaraian di atas lakukanlah telaah terkait peran mahasiswa dalam upaya
mewujudkan praktek good governance? Secara harfiah, good governance dimaknai
sebagai tata kelolah pemerintah ‘yang baik’. Ada beberapa definisi good governance yang
bisa diuraikan. Pertama, good governance dapat di artikan sebagai act or prosess of
governing so as to achieve whatever is good for the society. Definisi ini sangat singkat,
namun sebenarnya tidak menjelaskan inti dari persoalan yang menjadi pokok bahasan.
Yang baik mengacu pada nila-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam
pencapaian tujuan nasional, kemandirian, pembangunan berkelanjutan, dan keadilan
sosial. Kedua, yang baik juga mengacu kepada aspek-aspek fungsional daro pemerintah
yang efektif dan efisien dalam melaksanakan tugasnya untuk mecapai tujuan-tujuan
tersebut. Hal ini menunjukan bahwa semangat untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik, tidak lain sejalan dengan semangat demokrasi. Indonesia
sebagai salah saru negara yang menganut prinsip demokrasi juga memiliki ‘keharusan’
untuk ikut mewujudkan berbagai prinsip di dalam tata kelola pemerintahan yang baik
tersebut. Keberadaan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih adalha harapan dari
semua warga negara di negara mana pun. Demokrasi dan good governance sama-sama
ingin mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bisa menghatarkan negara pada cita-
citanya, dengan cara yang sesuai dengan prinsip demokrasi. Good governance ini menjadi
salah satu persoalan utama yang menjadi agenda reformasi di indonesia. Adapun
penjelasan masing-masing kriteria tersebut adalah sebagai berikuit;

 Partisipasi Di dalam negara demokrasi seperti indonesia, konsep partisipasi adalah salah
satu konsep yang penting karena konsep ini berhubungan langsung dengan kedudukan
rakyat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi negara. Oleh karena institusi negara dipahami
sebagai instutisi yang dimiliki oleh semua warga negara, warga negara memiliki hak
untuk ikut berpatisipasi di dalam pemerintahan

 Taat hukum Hukum menepati kedudukan yang penting di dalam negara demokrasi
karena hukum merupakan manifestasi dari konsensu atau kontrak sosial dari warga
negara. Hukum yang adil dan di laksanakan tan diskriminasi menjadi kebutuhan mutlak
bagi setiap negara untuk mewujudkan harkat dan martabat negara itu sendiri. Dalam
konteks good governance semakin sesuatu negara mengormati supremasi hukum dan
menjalankan hukum dengan adil serta tanpa diskriminasi maka semakin baik pula tata
kelolah pemerintahan yang di jalankan.

 Transparansi Tata kelolah pemerintahan yang baik harus mampu menjamin transparasi
di hamoir semua bidang yang terkait dengan pengelolaan informasi. Pemyusun rencana
anggaran, penggunaan anggaraan, pemilihan pejabat, proses pemilihan umum, dan lain
sebagainya adalah contoh dari beberapa hal yang mutlak memerlukan transparansi di
dalam pelaksanaannya

 Responsif Tata kelolah pemerintahan yang baik juga ditentukan oleh seberapa cepat
pemerintahan tersebut merespon berbagai macam persoalan yang muncul di masyarakat.
Kehidupan sebuah negara tentu saja tidak akan dapat dilepaskan dari berbagai macam
persoalan atau permasalahan.

 Berorientasi kesepakatan Negara adalah entitas koletif yang terdiri atas berbagai macam
golongan dan kepentingan. Tidak jarang, pemerintah sebagai pihak yang menjalankan
roda pemerintahan sehari-hari harus mejambatani berbagai macam kepentingan yang
berbeda, termasuk didalam menjalankan kebijakan pemerintah itu sendiri.
 Kesetaraan Satu konsep yang penting di dalam implementasi sistem politik demokrasi.
Di dalam sistem politik demokrasi ini. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang
sama di dalam hukum dan pemerintahan sehingga pada praktiknya, setiap warga negara
harus diperlakukan secara sama.

 Efektif dan efisien Tata kelolah pemerintahan yang baik juga dapat dinilai dari sejauh
mana pemerintah menggunakan sumber daya yang ada untuk menyelesaikan berbagai
macam persoalan yang di hadapi. Dalam kehidupan sebuah negara, sumber daya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya alam

 Akuntabilitas Salah satu prinsip yang penting di dalam kajian tentang manajemen
pemerintahan. Akuntabilitas adalah bentuk pertanggung jawaban pemerintah kepada
warga negara di dalam menjalankan tugasnya. Prinsip ini dapat di katakan merupakan
salah satu prinsip yang paling penting di dalam pelaksanaan good governanve karena
akuntabilitas mencakup banyak kriteria yang ada di dalam prinsip-prinsip good
governance, misalnya konsep transparasi

 Visi strategis Prinsip tak kalah penting untuk mewujudkan tata kelolah pemerintahan
yang baik adalah visi strategis. Pemerintah atau pemimpin harus memiliki pandangan
jauh kedepan tentang strategis apa yang akan dilakukan untuk mengatasi berbagai macam
persoalan yang mungkin terjadi. Prinsip-prinsip ini memang tidak mudah dilakukan.
Tentu ada dari beberapa prinsip tersebut yang tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah.
Seiring dengan perjalanan waktu, perlaksanaan dari prinsip-prinsip tersebut terus-
menerus disempurnakan demi kewujudkan tujuan nasional serta untuk mengatasi
berbagai macam persoalan yang sehingga kini masi di hadapi

Referensi

 BMP MKDU4111 Prinsip-Prinsip Good and Clear Government

Anda mungkin juga menyukai