Anda di halaman 1dari 10

NAMA : ELISABETH LAVEDA MARUT

NM :201111013

PRODI/SEM : KEPERAWATAN/3

TUGAS 3

 SOAL 1

Indonesia merupakan negara yang besar baik dari segi wilayahnya maupun dari segi
penduduknya. Indonesia merupakan negara kepualaian dengan jumlah lebih dari 17.000
yang sudah cukup dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai gagasan tentang otonomi
daerah. Bersamaan dengan bergulirnya era reformasi di Tahun 1998 yang memunculkan
tuntutan dari masyarakat tentang perlunya managemen pemerintahan yang baru. Hal
tersebut disebabkan bahwa pemerintahan yang sentralistik pada kenyataannya masih
banyak kekurangan. Tuntutan tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan disahkannya UU
No. 22 tahun 1999 Tentang Pemerintah daerah.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor-faktor yang dapat memperngaruhi keberhasilan
otonomi daerah di Indonesia!

JAWAB

Indonesia merupakan negara kesatuan yang menyatukan berbagai daerah yang terpisah oleh
bentangan geografis. Dahulu, Indonesia diatur oleh sistem pemerintah sentralistik dengan sistem
pengelolaan negara yang terpusat.

Namun sayangnya, sistem pemerintah sentralistik tidak mampu melayani seluruh bangsa
Indonesia secara adil sehingga muncullah sebuah gagasan baru tentang pemberlakuan  otonomi
daerah. 

Otonomi daerah merupakan wewenang yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah
otonom untuk dapat mengelola daerahnya sendiri secara mandiri. 
Sistem otonomi daerah ini telah dianggap mampu menjawab masalah-masalah di Indonesia
seperti masalah pemerataan sosial, pemerataan ekonomi, pembangunan politik, penyelenggaran
tatanan pemerintahan, dan lain – lain.

Dalam pelaksanaannya, otonomi daerah perlu didukung oleh faktor atau kemampuan suatu
daerah dalam menjalankan wewenang dari pemerintah pusat. 

1. Faktor Sumber Daya Manusia

Aspek sumber daya manusia suatu daerah merupakan subjek penggerak yang bertugas dalam
proses pelaksanaan otonomi daerah. Sumber daya manusia juga ditetapkan sebagai faktor
dinamis dalam menentukan keberhasilan dari pelaksanaan otonomi daerah.

Demi terciptanya kesejahteraan suatu daerah, daerah otonom memerlukan aparatur yang
kompeten dan mampu melaksanakan seluruh tugas dan tanggung jawabnya secara profesional. 

Selain ditinjau dari faktor aparatur daerah setempat, proses pelaksanaan otonomi daerah juga
tidak dapat berjalan dengan mulus tanpa adanya hubungan kerja sama yang baik antara
masyarakat dan pemerintahan daerah.

Sejatinya, masyarakat adalah salah satu aset berharga yang dimiliki oleh setiap daerah. Demi
mensukseskan proses pembangunan daerah, dibutuhkan masyarakat berkompeten dan mampu
bertindak sebagai tenaga kerja berkualitas sekaligus sebagai inovator yang ulung. 

2. Faktor Keuangan

Faktor keuangan akan bertindak sebagai tulang punggung suatu daerah demi terselenggaranya
upaya pengembangan dan tatanan pemerintahan daerah. 

Demi kelancaran proses pembangunan daerah, setiap daerah otonom perlu memiliki kemampuan
self-suppoting dalam bidang keuangan untuk membiayai keperluan daerah mereka sendiri. 

Dengan kata lain, daerah tersebut perlu memiliki ‘sumber penghasilan’ aktif untuk memenuhi
kebutuhan pembangunan daerah. 
Pelaku - pelaku daerah otonom setempat dapat mencari dan menggali sumber – sumber
keuangan secara bijak dan tidak bersifat destruktif. 

Selanjutnya, pemerintah daerah dapat memanfaatkan aspek keuangan tersebut secara tepat
sasaran untuk membiayai proses penyelenggaraan otonomi daerah.

3. Faktor Peralatan

Faktor peralatan merupakan sarana atau tool pendukung dalam proses pelaksanaan otonomi
daerah. Kelengkapan dan kemampuan suatu alat juga turut memberikan andil besar dalam
kelancaran pembangunan daerah.

Daerah dengan kualitas sarana pembangunan yang baik juga akan memiliki hasil pembangunan
yang baik pula. Dengan kata lain, semakin mutakhir alat pembangunan yang digunakan, semakin
efektif pula hasil kerjanya.

Contoh peralatan yang sering digunakan untuk kepentingan otonomi daerah yakni peralatan
kantor, alat komunikasi, alat transportasi, dan masih banyak lagi.

4. Faktor Organisasi dan Manajemen

Faktor organisasi dan manajemen ini merupakan sebuah sistem atau tatanan yang akan
menggerakkan  pemerintahan daerah dengan baik dan optimal. 

Keberhasilan dalam pelaksanaan otonomi daerah memerlukan koordinasi yang baik antar
anggota organisasi sesuai dengan tingkatannya dalam pemerintah. 

Semakin baik kualitas manajemen dalam suatu organisasi daerah, maka semakin efektif hasil
kerja mereka dalam melaksanakan otonomi daerah.

SOAL 2
Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor apa saja hambatan dalam melaksanakan otonomi
daerah di Indonesia!

JAWAB

Indonesia merupakan sebuah negara kesatuan yang memberlakukan kebijakan otonomi daerah.
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, otonomi daerah membawa nilai desentralisasi atau
pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada daerah otonom yang bersangkutan.

Pada kenyataannya, sistem otonomi daerah ini dapat ‘mengganggu’ identitas asli negara
Indonesia yang sudah terlanjur dikenal sebagai negara kesatuan. David After (1977) pernah
menyatakan bahwa negara kesatuan merupakan didirikan dengan kekuasaan otoritas yang
terpusat atau tersentralisasi. 

Dan pada akhirnya, negara kesatuan yang seharusnya menganut sistem pemerintahan sentralisasi
malah berujung pada mendesentralisasikan otoritas maupun kekuasaannya ke daerah-daerah
otonom. Hal ini sebagaimana tertuang dalam UU No.22 Tahun 1999.

Meski dianggap bertentangan, sistem desentralisasi nyatanya tetap dianggap sah-sah saja bagi
negara kesatuan Indonesia. Namun, pelaksanaan otonomi daerah ini akan menemukan berbagai
macam risiko yang dapat menghambat proses pembangunan suatu daerah.

Padahal penyelenggaraan otonomi daerah juga belum tentu berhasil dengan baik lantaran adanya
beberapa faktor tertentu yang menghambat kelancaran pelaksanaannya. Adapun, beberapa faktor
penting yang dinilai dapat menghambat pelaksanaan otonomi daerah antara lain :

1. Adanya Ketimpangan Sumber Daya Alam

Salah satu faktor keberhasilan dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah kemampuan daerah
dalam memenuhi kebutuhan keuangan secara mandiri. 

Adapun, salah satu contoh ‘penghasilan’ yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber keuangan
utama suatu daerah adalah hasil pemanfaatan dari sumber daya alam. 
Sebagaimana telah masyarakat ketahui bersama bahwa setiap daerah memiliki kekayaan alam
yang berbeda sehingga jumlah pendapatan tiap-tiap daerah pun juga ikut berbeda-beda.  

Bahkan beberapa daerah otonom juga masih mengandalkan bantuan keuangan dari pemerintah
pusat untuk memenuhi hajat hidup masyarakat setempat.

Dari aspek ini, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan otonomi daerah belum tentu bisa
mengatasi masalah ketimpangan ekonomi yang diderita oleh penduduk Indonesia. 

2. Adanya Ketimpangan Kualitas Sumber Daya Manusia

Tidak semua daerah di Indonesia memiliki kualitas SDM yang sama. Di satu sisi, ada daerah
yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang berkualitas, sedangkan di sisi lain, ada pula
daerah di Indonesia yang mengalami keterbelakangan pola pikir dan memiliki kualitas SDM
yang terbilang minim.

Selama persebaran kualitas SDM nya belum merata, maka kualitas pembangunan daerah juga
akan tetap mengalami ketimpangan dan dapat menghambat kelancaran penyelenggaraan otonomi
daerah.

Tak jarang, beberapa daerah otonom juga kerap membutuhkan kontribusi SDM dari pemerintah
pusat maupun dari daerah otonom tetangga yang lebih maju dari daerah otonom mereka sendiri.

3. Masih Adanya Kebiasaan Sentralisasi 

Semenjak adanya sistem otonomi daerah, Indonesia telah menjadi sebuah negara kesatuan yang
menganut nilai desentralisasi. Oleh karena itu, kelancaran penyelenggaraan otonomi daerah akan
menjadi urusan mutlak daerah otonom tanpa perlu campur tangan dari pemerintah pusat.

Namun sayangnya, pemerintah pusat masih usil mencampuri urusan rumah tangga suatu daerah
sehingga penduduk di daerah tersebut akan cenderung kurang mandiri, kreatif, dan inovatif. 

Adapun contoh kebiasaan sentralisasi yang lain adalah, adanya sebuah ‘konflik’ antara
pemerintah pusat dan daerah dalam menghadapi suatu masalah atau kewenangan tertentu.
Selama pemerintah pusat masih mencampuri urusan pribadi pemerintah daerah, maka standar
keberhasilan otonomi daerah juga akan bermasalah. 

Selain itu, kebiasaan sentralisasi ini juga bertentangan dengan makna dari otonomi daerah itu
sendiri yakni, wewenang suatu daerah otonom untuk mengelola, mengatur, dan mengurus urusan
rumah tangganya sendiri (pemerintah maupun kepentingan masyarakat) sesuai dengan peraturan
maupun undang-undang yang berlaku.

Otonomi daerah akan bisa dikatakan berhasil jika daerah otonom yang bersangkutan memiliki
kemampuan diri untuk berkembang secara mandiri.

SOAL 3

Pada kurun waktu lebih dari satu dasawarsa berjalannya otonomi daerah sejak disahkan UU No.
22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah sudah banyak yang dicapai, namun amsih banyak hal
yang belum bisa ditangani terkait dengan upaya dalam mengatasi implementasi kebijakan
otonomi daerah. Contoh keberhasilan dari otonomi daerah dalah semakin luasnya kewenangan
dari DPRD selaku Lembaga legeslatif serta kewenangan kepala daerah selaku eksekutif dan
semakin terbukanya informasi serta partisipasi dari masyarakan dalam hal pengambilan
keputusan dan penagwasan terhadap jalannya pemerintahan di tingkat daerah. Namun,
keberhasilan tersebut juga diiringi dengan hambatan seperti munculnya istilah raja-raja kecil di
daerah dan banyak kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah sehingga menyebabkan
anggaran yang seharusnya untuk membangun daerahnya dikorupsi dan pembangunan menjadi
terhambat.

Dari uraian di atas lakukanlah telaah terkait dengan solusi nyata kita sebagai masyarakat untuk
menanggulangi hambatan pelaksanaan otonomi daerah!

(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang hambatan otonomi daerah yang
ada di dalam BMP MKDU4111)

JAWAB
Adanya sosialiasai bagi masyarakat daerah mengenai pelaksanaan otonomi daerah yang
dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah  

• Peningkatakan kualitas SDM daerah  

• Mengurangi sistem desentaralisasi pemerintah pusat  

• Pemerataan kebijakan dan pengelolan potensi SDA maupunSDM keseluruh dasrah di Indonesia

• Mengulangi pemfokusan ekonomi pada pusat pemerintahan  

• Meningkatkan pelayanan masyarakat baik dilakukan oleh pemerintah daerah maupun


pemerintah pusat  

• Pemerataan ekonomi dan pelayanan bagi seluruh daerah di Indonesia

• Memberikan kebijakan sebebasnya oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam
mengelola dan melaksanakan otonomi daerah.  

• Mengurangi ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat  

Penjelasan:

Otonomi daerah merupakan pemberikan wewenang yang dilakukan oleh pemerintah pusat


kepada pemerintah daerah dalam mengelola dan melaksanankan pemerintahanya guna
memaksimalkan setiap potensi baik SDM dan SDA yang dimiliki oleh suatu daerah agar
memingkatkan daya guna dan hasil guna pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.  

Tujuan otonomi daerah  

- Mendistribusikan pemerataan palaksanan pemerintahan yang merata dan adil  

- Meningkatkan pelayanan masyarakat  

- Memberikan keadilan yang kepada seluruh masyarakat di seluruh daerah  

- Mengembangkan dan memeratakan demokrasi bagi seluruh rakyat Indonesia  

- Menjalin hubungan yang rukun dan harmonis bagi pemerintahan daerah dan pusat  

- Meningkatkan setiap potensi SDA, SDM maupun ekonomi setiap daerah  

- Mendorong pemberdayaan masyarakat keseluruh daerah di Indonesia  


- Meningkatkan partisipasi masyakat dalam pelaksanan demokrasi  

- Menumbuhkan dan menyalurkan setiap potensi, inovasi dan kreativitas mayarakat dalam
meningkatkan prekonomian daerah maupun pusat  

Nilai dasar pelaksanaan otonomi daerah  

- Kebebasan  

Memberikan kebebasan bagi pemerintah pusat maupun mayarakat dalam mengambil dan
melaksanankan setiap kebijakan dalam rangka memecahakan masalah yang sedang dihadapi
bersama  

- Partisipasi  

- Meningkatkan partisipasi dan keaktifan masyarakat dalam pelaksanaan demokrasi yang


dilakukan oleh Indonesia  

- - efektivitas dan efesiensi  

- Memalui perpanjagan wewenang kekuasan, pemerintah daerah dapat mengefektifkan dan


mengefesiensi setiap kebijakan dan peraturan agar tepat sasaran dan merata bagi selurih
masyarakat.  

SOAL 4

Pada praktek good governance menyaratkan harus terdapat transparasi dalam proses
penyelenggaraan pemerintah secara keseluruhan. Transparasi merupakan konsep yang penting
yang mengringi kuatnyakeinginan untuk praktek good governance. Masyarakat diberikan
kesempatan yang luas untuk mengetahui informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan,
sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian keberpihakan pemerintah terhadap
kepentingan public. Oleh karena itu, masyarakat dapat dengan mudah menetukan apakah akan
memerikan dukungan kepada pemerintah atau malah sebaliknya.

Pada praktek good governance menyaratkan harus terdapat transparasi dalam proses
penyelenggaraan pemerintah secara keseluruhan. Transparasi merupakan konsep yang penting
yang mengringi kuatnyakeinginan untuk praktek good governance. Masyarakat diberikan
kesempatan yang luas untuk mengetahui informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan,
sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian keberpihakan pemerintah terhadap
kepentingan public. Oleh karena itu, masyarakat dapat dengan mudah menetukan apakah akan
memerikan dukungan kepada pemerintah atau malah sebaliknya.

Dari uaraian di atas lakukanlah telaah terkait peran mahasiswa dalam upaya mewujudkan
praktek good governance!!

JAWAB

Sebelumnya kita perlu tau dulu ap aitu good governance Good governance pada dasarnya
adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya
yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh
pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu
negara. Nah dalam peranannya bagi mahasiswa mahasiswa harus mampu membuat keputusan
yang mampu di pertangguungjawabkan secara Bersama ,contohnya saja dalam sebuah wadah
organisasi yang kita ikuti , contohnya saya dalam organisasi yang saya tekuni di stu sya bisa
belajar mengambil keputusan dan bertaggung jawab untuk keputusan yang sya lakukan , kita
memulai dari wadah yang kecil dulu sampai pada suatu saat nanti kita di percaya pada keputusan
dalam skala dan wadah yang besar kita sebagai mahasiswa mampu melakukan pekerjaan
tersebut.

Gerakan mahasiswa harus berkomunikasi dengan cita-cita besar dan melakukan negoisasi
terhadap semua lini, baik kalangan atas, maupun bawah. Strategi gerakan tersebut selaras dengan
kacamata idealis gerakan mahasiswa, yakni gerakan mahasiswa mempunyai dua peran besar.
Pertama, sebagai the agent of social control. Kedua, sebagai the agent of social change. Gerakan
mahasiswa menjadi progresif, dinamis, refolusioner dan inklusif, jika, Pertama, proaktif
merespons keadaan dan teguh pendirian. Kedua, melakukan dialog transformatif untuk
menciptakan masyarakat komunikatif yang demokratis. Ketiga, mendorong pada aktivisnya
untuk membentuk kapasitas intelektual yang memadai dan berjiwa intelektual organik. Gerakan
perubahan besar-besaran dalam upaya membangun ketatapemerintahan yang baik merupakan
salah satu kajian demokratisasi dalam segala bidang pemerintahan, oleh karena itu perwujudan
good governance semestinya dimulai dari pemerintah yang memiliki komitmen dalam upaya
perubahan dan demokratisasi.

REFERENSI : Hardian, Yudi. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Derajat


Otonomi Fiskal Daerah  Sumatera Barat Periode 1993-2008. Fakultas Ekonomi, Universitas
Andalas.

Hambatan-Hambatan dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah dalam http://bahanajar.ut.ac.id

Gunawan, Rudi dkk (2009), Menyulut Lahan Kering Perlawanan Gerakan Mahasiswa 1990
an, Jakarta, Jagakarsa

Anda mungkin juga menyukai