Anda di halaman 1dari 5

TRISNI DWI ARIYATI

018583966
UPBJJ SAMARINDA

MAKALAH OTONOMI DAERAH


KABUPATEN KUTAI TIMUR

1. Latar Belakang
Letak geografis Indonesia yang berupa kepulauan sangat berpengaruh terhadap
penyelenggaraan pemerintahan Indonesia. Dengan keadaan geografis Indonesia yang
berupa kepulauan ini, menyebabkan pemerintah sulit mengatur pemerintahan yang ada di
daerah. Untuk memudahkan pengaturan pemerintahan di daerahmaka diperlukan adanya
berbagai suatu sistem pemerintahan yang dapat berjalan secara efisien dan mandiri tetapi
tetap dalam pengawasan dari pemerintah pusat.
Hal tersebut sangat diperlukan karena mulai muncul berbagai ancaman terhadap keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu ditandai dengan banyaknya daerah yang
ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sumber daya
alam daerah di Indonesia yang tidak merata juga merupakan salah satu penyebab
diperlukannya suatu sistem pemerintahan untuk mempermudah pengelolaan sumber daya
alam yang merupakan sumber pendapatan daerah sekaligus menjadi pendapatan nasional
NKRI.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa terdapat beberapa daerah yang pembangunannya
seharusnya lebih cepat dari pada daerah lain. Karena itulah pemerintah pusat membuat
suatu sistem pengelolaan pemerintahan di tingkat daerah yang disebut otonomi daerah
untuk mengelola potensi daerah sekaligus mengembangkannya dengan baik.
Oleh karena itu, kami berusaha untuk mengkaji lebih dalam tentang Otonomi Daerah dan
pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kutai Timur.

2. PERUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian Otonomi Daerah?
B. Apa tujuan dari Otonomi Daerah tersebut?
C. Bagaimana Pembagian Kekuasaan dalam Kerangka Otonomi Daerah?
D. Bagaimana pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kutai Timur?
E. Apa permasalahan atau kendala dalam penerapan Otonomi Daerah di Kabupaten
Kutai Timur?

3. TUJUAN
A. Untuk mengetahui pengertian Otonomi Daerah?
B. Mengetahui pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kutai Timur?
C. Mengetahui permasalahan atau kendala dalam penerapan Otonomi Daerah di
Kabupaten Kutai Timur?

4. KAJIAN PUSTAKA
Beberapa pendapat ahli yang mengemukakan bahwa :
1. F. Sugeng Istianto, mengartikan otonomi daerah sebagai hak dan wewenang untuk
mengatur dan mengurus rumah tangga daerah.
2. Ateng Syarifuddin, mengemukakan bahwa otonomi mempunyai makna kebebasan
atau kemandirian tetapi bukan kemerdekaan (tidak terikat atau tidak bergantung kepada
orang lain atau pihak tertentu). Kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu terwujud
pemberian kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan.
3. Syarif Saleh, berpendapat bahwa otonomi daerah adalah hak mengatur dan
memerintah daerah sendiri. Hak mana diperoleh dari pemerintah pusat.

5. PEMBAHASAN
A. Pengertian Otonomi Daerah

Otonomi Daerah berasal dari bahasa yunani yaitu authos yang berarti sendiri dan
namos yang berarti undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan
sebagai kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri.

Otonomi dalam makna sempit dapat diartikan sebagai “mandiri”. Sedangkan makna yang
lebih luas diartikan sebagai “berdaya”. Otonomi daerah dengan demikian berarti
kemandirian suatu daerah dalam kaitan pembuatan dan pengambilan keputusan mengenai
kepentingan daerahnya sendiri. Jika daerah sudah mampu mencapai kondisi sesuai yang
dibutuhkan daerah maka dapat dikatakan bahwa daerah sudah berdaya (mampu) untuk
melakukan apa saja secara mandiri tanpa tekanan dan paksaan dari pihak luar dan tentunya
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah.

Beberapa pendapat ahli yang mengemukakan bahwa :


1. F. Sugeng Istianto, mengartikan otonomi daerah sebagai hak dan wewenang untuk
mengatur dan mengurus rumah tangga daerah.
2. Ateng Syarifuddin, mengemukakan bahwa otonomi mempunyai makna kebebasan atau
kemandirian tetapi bukan kemerdekaan (tidak terikat atau tidak bergantung kepada orang
lain atau pihak tertentu). Kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu terwujud
pemberian kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan.
3. Syarif Saleh, berpendapat bahwa otonomi daerah adalah hak mengatur dan
memerintah daerah sendiri. Hak mana diperoleh dari pemerintah pusat.

Pendapat lain dikemukakan oleh Benyamin Hoesein bahwa otonomi daerah adalah
pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional suatu Negara secara
informal berada di luar pemerintah pusat. Sedangkan Philip Mahwood mengemukakan
bahwa otonomi daerah adalah suatu pemerintah daerah yang mempunyai kewenangan
sendiri yang keberadaannya terpisah dengan otoritas (kekuasaan atau wewenang) yang
diserahkan oleh pemerintah guna mengalokasikan sumber sumber material yang
substansial tentang fungsi-fungsi yang berbeda.

Berbagai definisi tentang Otonomi Daerah telah banyak dikemukakan oleh para pakar.
Dan dapat disimpulkan bahwa Otonomi Daerah yaitu kewenangan daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa (inisiatif)
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan daerah otonom itu sendiri adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam
Ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kutai Timur

Sejak diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, banyak


aspek positif yang diharapkan dalam pemberlakuan Undang-Undang tersebut. Termasuk
diharapkannya penerapan otonomi daerah karena kehidupan berbangsa dan bernegara
selama ini sangat terpusat di Jakarta, sementara itu pembangunan di beberapa wilayah
lain dilalaikan. Disamping itu pembagian kekayaan secara tidak adil dan merata di setiap
daerahnya. Daerah-daerah yang memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah,
seperti:Aceh, Riau, Irian Jaya (Papua), Kalimantan dan Sulawesi ternyata tidak
menerima perolehan dana yang patut dari pemerintah pusat serta kesenjangan sosial
antara satu daerah dengan daerah lain sangat mencolok.

Otonomi Daerah memang dapat membawa perubahan positif di daerah dalam hal
kewenangan daerah untuk mengatur diri sendiri. Kewenangan ini menjadi sebuah impian
karena sistem pemerintahan yang sentralistik cenderung menempatkan daerah sebagai
pelaku pembangunan yang tidak begitu penting atau sebagai pelaku pinggiran. Tujuan
pemberian otonomi kepada daerah sangat baik, yaitu untuk memberdayakan daerah,
termasuk masyarakatnya, mendorong prakarsa dan peran serta masyarakat dalam proses
pemerintahan dan pembangunan.

Pada masa lalu, pengerukan potensi daerah ke pusat terus dilakukan dengan dalih
pemerataan pembangunan. Alih-alih mendapatkan manfaat dari pembangunan, daerah
justru mengalami proses pemiskinan yang luar biasa. Dengan kewenangan yang didapat
daerah dari pelaksanaan Otonomi Daerah, banyak daerah yang optimis bakal bisa
mengubah keadaan yang tidak menguntungkan tersebut.

Pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Kutai Timur telah membuat Kabupaten ini
berkembang dengan pesat. Pembangunan jalan Trans Kalimantan, pembukaan
perusahaan tambang besar dan geliat perusahaan saawit ikut serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Tingkat kemiskinan beranjak turun, pengangguran mulai
teratasi dan masyarakat mulai tersentuh modernisasi.

C. Permasalahan atau Kendala dalam Penerapan Otonomi Daerah di Kabupaten


Kutai Timur
Dalam era transisi kebijakan sentralistik ke desentralistik demokratis yang dituju dalam
pemerintahan nasional sebagaimana ditandai dengan diberlakukannya Otonomi daerah
sesuai dengan Undang-undang No. 22 tahun 1999 sejak tanggal 1 Januari 2010,
memang masih ditemui kendala-kendala yang perlu diatasi. Dari sekian kendala terdapat
permasalahan yang mengandung potensi instabilitas yang dapat mengarah kepada
melemahnya ketahanan nasional di daerah bahkan dapat memicu terjadinya disintegrasi
bangsa bila tidak segera diatasi. Hal itu antara lain :
1. Pembagian Urusan
Contoh permasalahan yaitu dalam pembuatan kebijakan pusat untuk daerah.
Permasalahan yang paling sering dialami oleh daerah adalah banyaknya aturan yang
saling tumpang tindih antara pusat dan daerah. Akibatnya banyak aturan pusat yang
akhirnya tidak bisa diterapkan di daerah. Salah satu sebab itu karena pusat tidak
memahami keadaan yang sedang dialami daerah tersebut. Kondisi inilah yang diduga
menjadi kendala utama belum maksimalnya pelaksanaan penerimaan CPNS Daerah.
Daerah selalu menunggu aturan dari pusat atau kebijakan dari pusat sehingga setelah
ditunggu ternyata hasilnya selalu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Seharusnya
hal tersebut dapat diatasi apabila pembagian urusan antara daerah dan pusat tidak
tumpang tindih. Artinya, dalam pengusulan suatu konsep aturan daerah harus terlibat
langsung. Atau dengan kata lain sebelum pemerintah pusat membuat aturan, daerah
memiliki tugas seperti mengajukan konsep awal yang tidak bertentangan dengan aturan
yang ada di daerah. Sehingga pemerintah pusat dalam menyusun aturan, memiliki
landasan yang kuat mengacu pada konsep daerah.
2. Pelayanan Masyarakat
Pada umumnya, Sumber Daya Manusia pada pemerintah daerah Kabupaten Kutai
Timur memiliki sumber informasi dan pengetahuan yang lebih terbatas dibandingkan
dengan sumber daya pada Pemerintah Pusat. Hal ini mungkin diakibatkan oleh sistem
kepegawaian yang masih tersentralisasi sehingga Pemerintah Daerah memiliki
keterbatasan wewenang dalam mengelola Sumber Daya Manusianya sesuai dengan
kriteria dan karakteristik yang dibutuhkan oleh suatu daerah. Sehingga pelayanan yang
diberikan hanya standar minimum.
3. Lemahnya Koordinasi Antar Sektor dan Daerah
Koordinasi antarsektor tidak hanya menyangkut kesepakatan dalam suatu kerjasama
yang bersifat operasional tetapi juga koordinasi dalam pembuatan aturan. Dua hal ini
memang tidak serta merta menjamin terjadinya sinkronisasi antar berbagai lembaga
yang memproduksi peraturan dan kebijakan tetapi secara normatif koordinasi dalam
penyusunan peraturan perundangan akan menghasilkan peraturan perundang-undangan
yang sistematis dan tidak bertubrukan satu sama lain. Walaupun Kepala Daerah
Kabupaten Kutai Timur dalam kedudukan sebagai Badan Eksekutif
Daerah bertanggung jawab kepada DPRD, namun DPRD sebagai Badan Legislatif
Daerah tetap merupakan partner (mitra) dari dan berkedudukan sejajar dengan
Pemerintah Daerah atau Kepala Daerah. Masalah seperti ini pun sangat terasa di Pusat.
Kesan memposisikan diri yang lebih kuat, lebih tinggi dari yang lainnya yang kadang-
kadang disaksikan oleh masyarakat luas. Ada tiga hal yang perlu disadari dan
disamakan oleh legislatif dan eksekutif dalam menyikapi berbagai perbedaan yaitu pola
pikir, pola sikap dan pola tindak. Pola pikir yang harus sama adalah kita sadar terhadap
apa yang harus kita pertahankan dan kita upayakan, yaitu integritas dan identitas bangsa
serta berbagai upaya untuk memajukan dan mencapai tujuan bangsa. Pola sikap yaitu,
bahwa setiap elemen bangsa mempunyai kemampuan dan kontribusi seberapapun
kecilnya. Dan pola tindak yang komprehensif, terkoordinasi dan terkomunikasikan.
4. Pembagian Pendapatan
UU 25/1999 pada dasarnya menganut paradigma baru, yaitu berbeda dengan paradigma
lama, maka seharusnya setiap kewenangan diikuti dengan pembiayaannya, sesuai
dengan bunyi pasal 8 UU 22/1999. Pada saat sekarang ini, banyak daerah yang mengeluh
tentang tidak proporsionalnya jumlah Dana Alokasi Umum (DAU) yang diterima, baik
oleh Daerah Propinsi maupun Daerah Kabupaten/Kota Khususnya Kabupaten Kutai
Timur yang menyumbang banyak bagi pendapatan Nasional dari sekotor
pertambangan.

6. KESIMPULAN
Otonomi daerah dapat diartikan pelimpahan kewenangan dan tanggungjawab dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Hal itu bertujuan untuk mencegah pemusatan
kekuasaan, terciptanya pemerintahan yang efisien, dan partisipasi masyarakat. Sehingga di
Indonesia sudah mulai diterapkan Otonomi Daerah

7. PENUTUP
Demikian makalah ini kami susun. Semoga apa yang telah kami uraikan diatas
mengenai Otonomi Daerah sedikit banyaknya memberi manfaat kepada kita semua. Dan kami
menyadari sebagai manusia biasa memang tidak bisa luput dari kesalahan tidak terkecuali
dengan makalah yang kami buat. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk kita semua. Amin.

Anda mungkin juga menyukai