Disusun
Oleh
AUDA R. JANNAH
20211039
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan Pembahasan
PEMBAHASAN
Otonomi yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah ini bersifatmandiri dan
bebas. Pemerintah daerah bebas dan mandiri untuk membuat peraturan bagi
wilayahnya. Namun, harus tetap mempertanggung jawabkannya dihadapan Negara
dan pemerintahan pusat.
Selain tujuan diatas, masih terdapat beberapa point sebagai tujuan dari otonomi
daerah. Dibawah ini adalah beberapa tujuan dari otonomi daerah dilihat dari segi
politik, ekonomi, pemerintahan dan sosial budaya, yaitu sebagai berikut. :
c) Dilihat dari segi sosial budaya, penyelenggaran otonomi daerah diperlukan agar
perhatian lebih fokus kepada daerah.
d) Dilihar dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar masyarakat dapat turut
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di daerah masing-masing.
Untuk mencapai tujuan otonomi daerah tersebut, sebaiknya dimulai dari diri
sendiri. Para pejabat harus memiliki kesadaran penuh bahwa tugas yang diembannya
merupakan sebuah amanah yang harus dijalankan dan dipertanggungjawabkan.
Selain itu, kita semua juga memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam rangka
tercapainya tujuan otonomi daerah. Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya bukan
hal yang mudah karena tidak mungkin dilakukan secara instan. Butuh proses dan
berbagai upaya serta partisipasi dari banyak pihak. Oleh karena itu, diperlukan
kesungguhan serta kerjasama dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan ini.
Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama
dengan daerah lainnya, adapun yang dimaksud dengan otonomi yang
bertanggunjawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-
benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi.
A. Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia Dengan demikian isi dan jenis otonomi
bagi setiap daerah tidak selalusama dengan daerah lainnya, adapun yang dimaksud
dengan otonomi yang bertanggunjawab adalah otonomi yang dalam
penyelenggaraannya harus benar- benar sejalan dengan tujuan dan maksud
pemberian otonomi.
Kewenangan ini menjadi sebuah impian karena sistem pemerintahan yang sentralistik
cenderung menempatkan daerah sebagai pelaku pembangunan yang tidak begitu
penting atau sebagai pelaku pinggiran. Tujuan pemberian otonomi kepada daerah
sangat baik,yaitu untuk memberdayakan daerah, termasuk masyarakatnya,
mendorong prakarsa dan peran serta masyarakat dalam proses pemerintahan dan
pembangunan.
Pada masa lalu, pengerukan potensi daerah ke pusat terus dilakukan dengan
dalih pemerataan pembangunan. Alih-alih mendapatkan manfaat dari pembangunan,
daerah justru mengalami proses pemiskinan yang luar biasa. Dengan kewenangan
yang didapat daerah dari pelaksanaan Otonomi Daerah, banyak daerah yang optimis
bakal bisa mengubah keadaan yang tidak menguntungkan tersebut.
Pada tahap awal pelaksanaan Otonomi Daerah, telah banyak mengundang
suara pro dan kontra. Suara pro umumnya datang dari daerah yang kaya akan sumber
daya, daerah-daerah tersebut tidak sabar ingin agar Otonomi Daerah tersebut segera
diberlakukan. Sebaliknya, untuk suara kontra bagi daerah-daerah yang tidak kaya
akan sumber daya, mereka pesimis menghadapi era otonomi daerah tersebut.
Masalahnya, otonomi daerah menuntut kesiapan daerah di segala bidang termasuk
peraturan perundang-undangan dan sumber keuangan daerah.Oleh karena itu, bagi
daerah-daerah yang tidak kaya akan sumber daya pada umumnya belum siap ketika
Otonomi Daerah pertama kali diberlakukan.Selain karena kurangnya kesiapan
daerah-daerah yang tidak kaya akan sumber daya dengan berlakunya otonomi
daerah, dampak negatif dari otonomi daerah juga dapat timbul karena adanya
berbagai penyelewengan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah tersebut.
1. Bidang Politik
2. Bidang Ekonomi
Ciri utama suatu daerah yang mampu menjalankan otonomi daerah dapat
dilihat dari kemampuan daerah untuk membiayai pembangunan di daerahnya dengan
tingkat ketergantungan kepada Pemerintah pusat dengan proporsi yang sangat kecil.
Artinya kemandirian keuangan adalah hal yang paling diutamakan dalam terwujudnya
otonomi daerah. Dengan adanya kemandirian tersebut, suatu daerah diharapkan
mampu dalam pengumpulan PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang menjadi bagian
terbesar dalam mobilisasi dana penyelenggaraan Pemerintahan daerah dan sudah
sewajarnya PAD dijadikan tolak ukur dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah,
retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah,hasil pengeloalaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatanasli daerah yang sah. Pendapatan Asli
Daerah (PAD) merupakan salah satu komponen sumber pendapatan daerah
sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 79 undang-undang nomor 22 tahun 1999
tentang Pemerintahan daerah, berdasarkan pasal 79 UU 22/1999 disimpulkan bahwa
sesuatu yang diperoleh Pemerintah daerah yang dapat diukur dengan uang karena
kewenangan (otoritas) yang diberikan masyarakat dapat berupa hasil pajak daerah
dan retribusi daerah.Sumber pendapatan daerah terdiri Pendapatan asli daerah, yaitu
3. Bidang Pendidikan
Upaya Mengatasi Masalah Yang Terjadi Dalam Otonomi Daerah Pada Masa
Reformasi
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
dalam otonomi daerah adalah sebagai berikut :
• Pemerintah pusat harus melaksanakan otonomi daerah dengan
penuhke ikhlasan agar daerah dapat memperoleh hak untuk mengolah
sumber dayadi daerah secara optimal.
• Bahwa tujuan dan semangat yang melandasi otonomi daerah adalah
hasrat untuk menggali sendiri pendapatan daerahnya serta kewenangan
untukmeningkatkan PAD masing-masing daerah menuju peningkatan
kesejahteraan masing-masing daerah menuju peningkatan masyarakat
daerah, oleh karena itu untuk mencegah kondisi disintesif, pemda dalam
rangka otonomi daerah perlu mengembangkan strategi efesiensi
dalamsegala bidang.
• Untuk menopang pelaksanaan otonomi daerah perlu dikembangkan
ekonomi kerakyatan secara sistematis, mensinergikan kegiatan
lembaga/institusiriset pada PTN/PTS di daerah dengan industri kecil
menengah dan tradisional.
• Merekomendasikan kepada pemerintah untuk memperbaiki dasar-dasar
ekonomi yang sudah rapuh, dengan mengembangkan usaha
kecil/menengah dan koperasi menjadi lebih produktif serta berupaya
terus untukmemberantas kemiskinan structural.
• Memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam dengan baik agar
supaya sumber kekayaan yang tersebut dapat dimanfaatkan secara
optimal dansecara lestari.
• Mendorong desentralisasi pembangunan daerah, mendayagunakan
lembagadi daerah khususnya DPRD untuk memiliki wewenang dan
kemandirian dalam membuat produk hukum pembangunan di daerah.
Ketentuan-ketentuan yang menyangkut perizinan, pengelolaan,
pendayagunaan danlain sebagainya yang berkaitan dengan masalah
• pembangunan yang dirumuskan oleh DPRD dan pemerintah daerah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Marbun, B. 2005 . Otonomi Daerah 1945‐ 2005 Proses dan Realita Perkembangan
Otda Sejak Zaman Kolonial sampai Saat Ini . Jakarta: Pustaka Sinar
harapan.
Salam, D. 2004. Otonomi Daerah, Dalam Perspektif Lingkungan, Nilai dan Sumber
Daya. Bandung: Djambatan.