Otonomi yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah ini bersifatmandiri
dan bebas. Pemerintah daerah bebas dan mandiri untuk membuat peraturan bagi
wilayahnya. Namun, harus tetap mempertanggung jawabkannya dihadapan Negara
dan pemerintahan pusat.
Selain tujuan diatas, masih terdapat beberapa point sebagai tujuan dari otonomi
daerah. Dibawah ini adalah beberapa tujuan dari otonomi daerah dilihat dari segi
politik, ekonomi, pemerintahan dan sosial budaya, yaitu sebagai berikut. :
c) Dilihat dari segi sosial budaya, penyelenggaran otonomi daerah diperlukan agar
perhatian lebih fokus kepada daerah.
d) Dilihar dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar masyarakat dapat turut
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di daerah masing-masing.
Untuk mencapai tujuan otonomi daerah tersebut, sebaiknya dimulai dari diri
sendiri. Para pejabat harus memiliki kesadaran penuh bahwa tugas yang
diembannya merupakan sebuah amanah yang harus dijalankan dan
dipertanggungjawabkan. Selain itu, kita semua juga memiliki kewajiban untuk
berpartisipasi dalam rangka tercapainya tujuan otonomi daerah. Untuk mewujudkan
hal tersebut tentunya bukan hal yang mudah karena tidak mungkin dilakukan secara
instan. Butuh proses dan berbagai upaya serta partisipasi dari banyak pihak. Oleh
karena itu, diperlukan kesungguhan serta kerjasama dari berbagai pihak untuk
mencapai tujuan ini.
Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama
dengan daerah lainnya, adapun yang dimaksud dengan otonomi yang
bertanggunjawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-
benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi.
A. Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia Dengan demikian isi dan jenis
otonomi bagi setiap daerah tidak selalusama dengan daerah lainnya, adapun yang
dimaksud dengan otonomi yang bertanggunjawab adalah otonomi yang dalam
penyelenggaraannya harus benar- benar sejalan dengan tujuan dan maksud
pemberian otonomi.
Pada masa lalu, pengerukan potensi daerah ke pusat terus dilakukan dengan
dalih pemerataan pembangunan. Alih-alih mendapatkan manfaat dari
pembangunan, daerah justru mengalami proses pemiskinan yang luar biasa.
Dengan kewenangan yang didapat daerah dari pelaksanaan Otonomi Daerah,
banyak daerah yang optimis bakal bisa mengubah keadaan yang tidak
menguntungkan tersebut.
Pada tahap awal pelaksanaan Otonomi Daerah, telah banyak mengundang
suara pro dan kontra. Suara pro umumnya datang dari daerah yang kaya akan
sumber daya, daerah-daerah tersebut tidak sabar ingin agar Otonomi Daerah
tersebut segera diberlakukan. Sebaliknya, untuk suara kontra bagi daerah-daerah
yang tidak kaya akan sumber daya, mereka pesimis menghadapi era otonomi
daerah tersebut. Masalahnya, otonomi daerah menuntut kesiapan daerah di segala
bidang termasuk peraturan perundang-undangan dan sumber keuangan
daerah.Oleh karena itu, bagi daerah-daerah yang tidak kaya akan sumber daya
pada umumnya belum siap ketika Otonomi Daerah pertama kali diberlakukan.Selain
karena kurangnya kesiapan daerah-daerah yang tidak kaya akan sumber daya
dengan berlakunya otonomi daerah, dampak negatif dari otonomi daerah juga dapat
timbul karena adanya berbagai penyelewengan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah
tersebut.
1. Bidang Politik
2. Bidang Ekonomi
Ciri utama suatu daerah yang mampu menjalankan otonomi daerah dapat
dilihat dari kemampuan daerah untuk membiayai pembangunan di daerahnya
dengan tingkat ketergantungan kepada Pemerintah pusat dengan proporsi yang
sangat kecil. Artinya kemandirian keuangan adalah hal yang paling diutamakan
dalam terwujudnya otonomi daerah. Dengan adanya kemandirian tersebut, suatu
daerah diharapkan mampu dalam pengumpulan PAD (Pendapatan Asli Daerah)
yang menjadi bagian terbesar dalam mobilisasi dana penyelenggaraan
Pemerintahan daerah dan sudah sewajarnya PAD dijadikan tolak ukur dalam
pelaksanaan otonomi daerah. Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang
diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik
daerah,hasil pengeloalaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain
pendapatanasli daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah
satu komponen sumber pendapatan daerah sebagaimana yang telah diatur dalam
pasal 79 undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan daerah,
berdasarkan pasal 79 UU 22/1999 disimpulkan bahwa sesuatu yang diperoleh
Pemerintah daerah yang dapat diukur dengan uang karena kewenangan (otoritas)
yang diberikan masyarakat dapat berupa hasil pajak daerah dan retribusi
daerah.Sumber pendapatan daerah terdiri Pendapatan asli daerah, yaitu :
1. Hasil Pajak Daerah. Menurut Davey ( 1988:118) Pemerintah daerah memiliki
wewenang untuk menjangkau sumber pajak di daerah yakni melalui
pemungutan langsung serta menetapkan tarif di daerah. Pajak- pajak tersebut
antara lain pajak atas jasa, pajak atas produksi, pajak atas kendaraan, dan
lain-lain.
2. Hasil Retribusi Daerah. Pemerintah Daerah juga memiliki wewenang dalam
menetapkan retribusi daerah serta menarik retribusi dalam rangka
pemasukan daerah.
3. Bidang Pendidikan
Upaya Mengatasi Masalah Yang Terjadi Dalam Otonomi Daerah Pada Masa
Reformasi
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
dalam otonomi daerah adalah sebagai berikut :
Pemerintah pusat harus melaksanakan otonomi daerah dengan
penuhke ikhlasan agar daerah dapat memperoleh hak untuk mengolah
sumber dayadi daerah secara optimal.
Bahwa tujuan dan semangat yang melandasi otonomi daerah adalah
hasrat untuk menggali sendiri pendapatan daerahnya serta
kewenangan untukmeningkatkan PAD masing-masing daerah menuju
peningkatan kesejahteraan masing-masing daerah menuju
peningkatan masyarakat daerah, oleh karena itu untuk mencegah
kondisi disintesif, pemda dalam rangka otonomi daerah perlu
mengembangkan strategi efesiensi dalamsegala bidang.
Untuk menopang pelaksanaan otonomi daerah perlu dikembangkan
ekonomi kerakyatan secara sistematis, mensinergikan kegiatan
lembaga/institusiriset pada PTN/PTS di daerah dengan industri kecil
menengah dan tradisional.
Merekomendasikan kepada pemerintah untuk memperbaiki dasar-
dasar ekonomi yang sudah rapuh, dengan mengembangkan usaha
kecil/menengah dan koperasi menjadi lebih produktif serta berupaya
terus untukmemberantas kemiskinan structural.
Memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam dengan baik agar
supaya sumber kekayaan yang tersebut dapat dimanfaatkan secara
optimal dansecara lestari.
Mendorong desentralisasi pembangunan daerah, mendayagunakan
lembagadi daerah khususnya DPRD untuk memiliki wewenang dan
kemandirian dalam membuat produk hukum pembangunan di daerah.
Ketentuan-ketentuan yang menyangkut perizinan, pengelolaan,
pendayagunaan danlain sebagainya yang berkaitan dengan masalah
pembangunan yang dirumuskan oleh DPRD dan pemerintah daerah.
A. Kesimpulan
Marbun, B. 2005 . Otonomi Daerah 1945‐ 2005 Proses dan Realita Perkembangan
Otda Sejak Zaman Kolonial sampai Saat Ini . Jakarta: Pustaka Sinar
harapan.
Salam, D. 2004. Otonomi Daerah, Dalam Perspektif Lingkungan, Nilai dan Sumber
Daya. Bandung: Djambatan.