BAB I PENDAHULAUN……………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………2
A. Otonomi Daerah…………………………………………………………………………...3
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..9
B. Saran……………………………………………………………………………………….9
C. Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….9
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
terpeliharanya nilai-nilai keanekaragaman daerah. Hal tersebut muncul oleh karena
kebijakan ini dipandang sebagai jalan baru untuk menciptakan tatanan yang lebih baik
dalam sebuah skema good governancedengan segala prinsip dasarnya.
Sistem otonomi daerah merupakan buah demokrasi yang tumbuh berkembang di
Indonesia sejak era reformasi 1998. Dalam pelaksanaannya, otonomi daerah bertujuan
untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan daerah sesuai dengan potensi lokal
wilayahnya. Kedudukan pemerintah daerah terutama tingkat II (Kabupaten/Kota) dalam
sistem otonomi daerah menjadi sangat penting karena akan berperan sebagai motor dalam
pelaksanaan otonomi. Pemerintah daerah yang menguasai daerah yang lebih sempit
daripada pemerintah pusat diharapkan sangat memahami kondisi dan permasalahan
wilayahnya secara lebih detail. Dengan demikian, pembangunan daerah diharapkan akan
berjalan secara pasif dan merata sampai pada wilayah-wilayah daerah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Otonomi Daerah ?
2. Apa dampak positif dari implementasi Otonomi Daerah di Provinsi Papua ?
3. Apa dampak negatif dari implementasi Otonomi Daerah di Provinsi Papua ?
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Otonomi Daerah
Otonomi daerah berasal dari bahasa Yunani yaitu auto dan nomous yang berarti
sendiri dan peraturan atau hukum. Sedangkan menurut UU Nomor 32 tahun 2004 tentang
pemerintah daerah adalah hak wewenang dan kewajiban daerah otonomi untuk mengatur
dan mengatur sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa otonomi daerah
adalah hak kewenangan dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Otonomi daerah dapat diartikan sebagai kewajiban yang diberikan kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan
hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat
dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban adalah kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat.
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan
daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam
mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya
masing-masing.
Tujuan utama otonomi daerah dalah membebaskan pemerintah pusat dari beban-
beban yang tidak perlu dalam menangani urusan daerah. Adapun tujuan otonomi daerah
yaitu:
1. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik.
2. Pengembangan kehidupan demokrasi
3. Keadilan
3
4. Pemerataan
5. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar daerah dalam
rangka keutuhan NKRI
6. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat.
7. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembangkan peran dan fungsi DPRD.
Otonomi Daerah sangat diperlukan untuk mencapai tujuan otonomi daerah secara
efisien dan juga efektif, agar dapat mewujudkan pemerintahan daerah yang good
governance, dan juga untuk mempercepatkan tercapainya tujuan Negara, yaitu
masyarakan adil dan makmur dalam tatanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Intinya, tujuan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyrakat
secara keseluruhan melalui pemberdayaan masyarakat lokal dan pelayanan masyarakat.
4
2. Dampak Negatif :
a. Daerah yang miskin akan sedikit lambat berkembang.
b. Tidak adanya koordinasi dengan daerah tingkat satu karena merasa yang punya
otonomi adalah daerah Kabupaten/Kota.
c. Kadang-kadang terjadi kesenjangan sosial karena kewenangan yang di berikan
pemerintah pusat kadang-kadang bukan pada tempatnya.
d. Karena merasa melaksanakan kegiatannya sendiri sehingga para pimpinan sering
lupa tanggung jawabnya.
BAB III
PEMBAHASAN
5
A. Otonomi Daerah Khusus (Otsus) Papua dan Papua Barat
Di Indonesia otonomi daerah diterapkan diseluruh daerah yang ada di
Indonesia. Jika di daerah lainnya disebut sebagai Otonomi Daerah maka lain halnya
dengan papua yaitu Otonomi Daerah Khusus atau biasa disingkat dengan Otsus (Otonomi
Khusus). Mengapa provinsi papua dan papua barat disebut sebagai daerah otonomi
khusus ? Karena agar dapat mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya sendiri
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi dan hak-hak dasar masyarakat Papua.
Perjalanan implementasi Otsus Papua selama 8 tahun lebih ternyata belum
menunjukkan capaian hasil yang maksimal sebagaimana diharapkan semua pihak
sehingga menimbulkan kesan seakan-akan pemerintah pusat maupun provinsi dan
kabupaten/kota beserta seluruh jajarannya termasuk aparat TNI dan Polri belum
menunjukkan komitmen yang kuat untuk secara konsisten melaksanakan amanat undang-
undang Otsus secara efektif, jujur, dan komprehensif. Beberapa kebijakan pemerintah
pusat justru dianggap mengingkari hasil kompromi tersebut. Bilamana pemerintah dan
para pihak penyelenggara negara termasuk provinsi dan kabupaten/kota benar-benar
menunjukkan kesungguhan dalam melaksanakan amanat undang-undang Otsus, maka
akan terjadi perubahan yang signifikan kearah kemajuan dan perbaikan kualitas
kehidupan rakyat Papua dalam berbagai aspek kehidupan menuju kearah tercapainya
suasana kehidupan bersama yang aman, damai, sejahtera dan berkeadilan.seperti yang
diamanatkan UUD Negara.RI dan akan memberi sumbangan yang signifikan pula bagi
integrasi bangsa dan negara yang semakin kokoh. Dari hasil implementasi otonomi
daerah di provinsi papua terdapat berbaigai dampak, yaitu dampak positif dan negative.
6
3. Kondisi perekonomian rakyat pun dianggap sudah mengalami peningkatan.
Itulah bebrerapa dampak postif dari implementasi Otsus di Provinsi Papua,
namun untuk infrastruktur belum terlaksana secara maksimal.
7
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulannya adalah implementasi Otonomi Daerah Khusus di Provinsi Papua
yang sudah berjalan dan memberikan hasil atau dampak yang positif dan juga walaupun
8
ada dampak negativnya, tetapi setidaknya telah memperbaiki dan menyelesaikan
beberapa masalah dan kendala yang di hadapi oleh masyaraka di Provinsi Papua. Maka
dari itu sebagai masyarakat kita harus ikut turut serta dalam mensukseskan Otonomi
Daerah Khusus Papua (Otsus) agar lebih banyak lagi dampak positif dan mengurangi
dampak negative yang terjadi.
B. Saran
Saran saya Otonomi daerah sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat di daerah melalui optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
manusia bisa terwujud dengan baik, maka perlu selalu dalam pengawasan, baik secara
internal dari pemerintah melalui Kementrian Dalam Negeri juga partisipasi masyarakat di
daerah. Dengan demikian sangat diharapkan peran masyarakat sipil di daerah seperti
lembaga swadaya masyarakat, organisasi sosial keagamaan di daerah.
C. Daftar Pustaka
Modul Manajemen Otonomi Daerah by Dr. Drs. Fachruddin Pasolo, M.Si
https://www.scribd.com/doc/314369939/Makalah-Dampak-Otonomi-Daerah-Terhadap-
p#download
http://merinaastuti.blogspot.com/2013/09/mengetahui-dampak-positif-dan-negatif.html
http://indahcintaaa.blogspot.com/2012/12/dampak-positif-dan-negatif-dari-otonomi.html
https://polkam.go.id/otonomi-khusus-provinsi-papua-dan-provinsi-papua-barat-peluang-
tantangan-dan-harapan/
https://kumparan.com/rohman1526019730708/otonomi-daerah-yang-tidak-sesuai-
harapan-masyarakat-papua
https://republika.co.id/berita/koran/kesra/16/06/22/o95vg51-tim-pemantau-otsus-papua-
berdampak-positif