PENDAHULUAN
Pasal 22
Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai kewajiban:
a. melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional,
serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat;
c. mengembangkan kehidupan demokrasi;
d. mewujudkan keadilan dan pemerataan;
e. meningkatkan pelayanan dasar pendidikan;
f. menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan;
g. menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak;
h. mengembangkan sistem jaminan sosial;
i. menyusun perencanaan dan tata ruang daerah;
j. mengembangkan sumber daya produktif di daerah;
k. melestarikan lingkungan hidup;
l. mengelola administrasi kependudukan;
m. melestarikan nilai sosial budaya;
n. membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan
kewenangannya; dan
o. kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
2.4. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF OTONOMI DAERAH
2.4.1 Dampak Positif
Dampak positif otonomi daerah adalah bahwa dengan otonomi daerah maka
pemerintah daerah akan mendapatkan kesempatan untuk menampilkan identitas lokal
yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah pusat
mendapatkan respon tinggi dari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yang
berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada ya
ng
didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat. Dana tersebut memungki
nkan
pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta membangun program promosi
kebudayaan dan juga pariwisata
Dengan melakukan otonomi daerah maka kebijakan-kebijakan pemerintah akan
lebih tepat sasaran, hal tersebut dikarenakan pemerintah daerah cinderung lebih
menegeti
keadaan dan situasi daerahnya, serta potensi-potensi yang ada di daerahnya darip
ada
pemerintah pusat. Contoh di Maluku dan Papua program beras miskin yang dicanangk
an
pemerintah pusat tidak begitu efektif, hal tersebut karena sebagian penduduk dis
ana tidak
bisa menkonsumsi beras, mereka biasa menkonsumsi sagu, maka pemeritah disana han
ya
mempergunakan dana beras meskin tersebut untuk membagikan sayur, umbi, dan
makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat. Selain itu, denga system otonomi daera
h
pemerintah akan lebih cepat mengambil kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu sa
at
itu, yanpa harus melewati prosedur di tingkat pusat.
2.4.2 Dampak Negatif
Dampak negatif dari otonomi daerah adalah adanya kesempatan bagi
oknum-oknum di pemerintah daerah untuk melakukan tindakan yang dapat merugika
Negara dan rakyat seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu terkadang ad
a
kebijakan-kebijakan daerah yang tidak sesuai dengan konstitusi Negara yang dapat
menimbulkan pertentangan antar daerah satu dengan daerah tetangganya, atau bahka
n
daerah dengan Negara, seperti contoh pelaksanaan Undang-undang Anti Pornografi d
i
tingkat daerah. Hal tersebut dikarenakan dengan system otonomi daerah maka pemer
intah
pusat akan lebih susah mengawasi jalannya pemerintahan di daerah, selain itu kar
ena
memang dengan sistem.otonomi daerah membuat peranan pemeritah pusat tidak begitu
berarti.
Otonomi daerah juga menimbulkan persaingan antar daerah yang terkadang dapat
memicu perpecahan. Contohnya jika suatu daerah sedang mengadakan promosi
pariwtsata, maka daerah lain akan ikut melakukan hal yang sama seakan timbul
persaingan bisnis antar daerah. Selain itu otonomi daerah membuat kesenjangan ek
onomi
yang terlampau jauh antar daerah. Daerah yang kaya akan semakin gencar melakukan
pembangunan sedangkan daerah pendapatannya kurang akan tetap begitu-begitu saja
tanpa ada pembangunan. Hal ini sudah sangat mengkhawatirkan karena ini sudah
melanggar pancasila sila ke-lima, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indon
esia.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
3.1.1 Otonomi daerah adalah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
3.1.2. Wewenang pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah
pemerintah daerah melaksanakan sistem pemerintahanya sesuai dengan
undang-undang pemerintah pusat.
3.1.3. Dampak positif otonomi daerah adalah memunculkan kesempatan identitas
lokal yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali
pemerintah pusat mendapatkan respon tinggidari pemerintah daerah dalam
menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang
diperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan melalui jalur birokrasi dari
pemerintah pusat. Dana tersebut memungkinkan pemerintah lokal mendorong
pembangunan daerah serta membangun program promosi kebudayaan dan
juga pariwisata. Kebijakan-kebijakan pemerintah daerah juga akan lebih tepat
sasaran dan tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga akan lebih
efisien.
3.1.4 Dampak negative dari otonomi daerah adalah munculnya kesempatan bagi
oknum-oknum di tingkat daerah untuk melakukan berbagai pelanggaran,
munculnya pertentangan antara pemerintah daerah dengan pusat, serta
timbulnya kesenjangan antara daerah yang pendapatannya tinggi dangan
daerah yang masih berkembang.
3.2 Saran
Pemerintah pusat tetap harus mengatur dan menjalankan urusan di beberapa
sektor di tingkat kabupaten dan menjamin bahwa pemerintah lokal punya kapasitas
dan mekanisme bagi pengaturan hukum tambahan atas bidang-bidang tertentu dan
penyelesaian perselisihan. Selain itu, pemerintah pusat juga harus menguji kemba
li
dan memperketat kriteria pemekaran wilayah dengan lebih mengutamakan
kelangsungan hidup ekonomi kedua kawasan yang bertikai, demikian pula tentang
pertimbangan keamanan.
Kalau perlu, sebaiknya pemerintah pusat membuat suatu lembaga independen di
tingkat daerah untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Tidak hanya mengawasi dan
menindak pelanggaran korupsi seperti yang tengah gencar dilakukan KPK, tetapi ju
ga
mengawasi setiap kebijakan dan jalannya pemerintahan dimana lembaga ini dapat
melaporkan segala tidakan-tindakan pemeritah daerah yang dianggap merugikan raky
at di
daerah itu sendiri.