Anda di halaman 1dari 6

OTONOMI DAERAH

Di Susun Oleh :

HOTMIDA NIM 202113015


RAHMA YANI NIM 202113020
SETIYANI NIM 202113024

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JAYAKARTA


PKP DKI JAKARTA
2021
OTONOMI DAERAH

A.PENGERTIAN
1.Menurut C.J Franseen, otonomi daerah adalah hak untuk mengatur urusan daerah dan
menyesuaikan peraturan yang sudah dibuat.

2. Otonomi daerah menurut J Wajong Otonomi daerah merupakan kebebasan untuk


memelihara dan memajukan kepentingan khusus daerah dengan keuangan sendiri,
menentukan hukum sendiri, serta pemerintahan sendiri.
3. Ateng Syarifuddin Menurut Ateng Syarifuddin, otonomi daerah adalah kebebasan atau
kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Kebebasan tersebut merupakan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dapat disimpulkan
otonomi daerah adalah keleluasaan hak dan wewenang serta kewajiban dan tanggung jawab
pemerintah daerah (Pemda) untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sesuai kemampuan
daerah masing-masing.
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), otonomi daerah adalah hak, wewenang,
dan kewajiban daerah untuk mengatur serta mengurus rumah tangga sendiri sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Sedangkan menurut seorang ahli bernama Kansil, otonomi daerah adalah suatu bentuk
hak dan wewenang berikut kewajiban dari sebuah daerah untuk dapat mengatur serta
mengurus urusan daerah sendiri berdasaran peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Dalam artian sempit, otonomi diartikan mandiri, dan dalam arti luas diartikan berdaya.
Maka, otonomi daerah bisa diartikan sebagai suatu kemandirian daerah untuk
mengurus, berbuat, dan memberikan putusan untuk kepentingan daerahnya sendiri.
4. Namun, dalam melaksanakan otonomi, tiap daerah tetap dikontrol oleh pemerintah
pusat sesuai undang-undang.

B.Tujuan dan Prinsip Otonomi Daerah


1. Tujuan otonomi daerah

Tujuan pelaksanaan kebijakan otonomi daerah adalah sebagai berikut:

 Dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.


 Dapat mengembangkan kehidupan yang berasaskan demokrasi.
 Dapat mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh masyarakat.
 Dapat mewujudkan pemerataan daerah.
 Dapat memelihara hubungan yang serasi dan baik antara pusat dan daerah serta
antardaerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
 Dapat mendorong upaya pemberdayaan masyarakat.
 Dapat menumbuhkan prakarsa sekaligus kreativitas, meningkatkan peran masyarakat,
serta mengembangkan peran dan fungsi dari pihak DPRD.

2. Prinsip otonomi daerah

Selanjutnya, terdapat tiga prinsip dalam penyelenggaraan otonomi daerah, yakni:

 Prinsip otonomi seluas-luasnya. Berdasarkan prinsip ini, suatu daerah akan diberikan
kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangga sendiri berikut
pemerintahannya, kecuali jika terdapat wewenang yang menurut peraturan perundang-
undangan memang menjadi kewenangan dari pemerintah pusat.
 Prinsip otonomi nyata. Berdasarkan prinsip ini, suatu daerah diberi kewenangan untuk
menangani urusan pemerintahan yang didasarkan atas tugas, wewenang, dan kewajiban
yang secara nyata sudah ada serta mempunyai potensi untuk dapat terus tumbuh,
berkembang, sekaligus hidup sesuai potensi suatu daerah tertentu.
 Prinsip otonomi yang bertanggung jawab. Prinsip ini bermakna dalam suatu sistem
penyelenggaraan pemerintahan, harus pula disesuaikan dan diperhatikan tentang
adanya tujuan dan maksud dari pemberian otonomi. Tujuan yang ingin dicapai menurut
prinsip ini adalah mampu memberdayakan masing-masing daerahnya dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan di masyarakat luas.

C.Penyelenggaraan otonomi daerah memiliki tiga makna dalam


pelaksanaannya.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mengenai Pemerintah Daerah, terdapat 3


jenis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam
pelaksanaan otonomi daerah. Asas-asas tersebut antara lain adalah asas desentralisasi, asas
dekonsentrasi dan tugas pembantuan

1. Asas desentralisasi: makna dari asas ini adalah penyerahan kewenangan dari


pemerintah pusat kepada daerah-daerah otonomi, yang diatur dalam aturan perundang-
undangan yang berlaku, serta berdasarkan struktur Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
2. Asas dekonsentrasi: asas dekonsentrasi menitikberatkan pada makna pelimpahan
kewenangan dalam memerintah suatu daerah, dari pemerintah pusat kepada gubernur
sebagai kepala daerah tingkat I atau propinsi yang merepresentasikan kewenangan di
tingkat daerah.
3. Asas tugas pembantuan: makna dari asas ini adalah terdapatnya suatu penugasan yang
diberikan oleh pemerintah pusat terhadap suatu daerah otonomi, dalam hal ini
pemerintah propinsi yang kemudian turun kepada kepala daerah daerah kabupaten kota,
hingga ke pemerintahan kecamatan yang memberikan tugas kepada kepala desa, dalam
rangka melaksanakan tugas tertentu dengan disertai adanya ketentuan tentang
pembiayaan, sara, dan prasarana, juga sumber daya manusia.

Asas umum penyelenggaraan negara


asas umum penyelenggaraan negara, meliputi?

1. Asas kepastian hukum, merupakan asas yang berkonsentrasi pada peraturan


perundang-undangan yang berlaku, serta keadilan dalam penyelenggaraan kegiatan
negara.
2. Asas tertib penyelenggara, merupakan asas yang dijadikan pedoman untuk menuju
pada keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan
negara.
3. Asas kepentingan umum, merupakan asas yang memusatkan perhatian pada
kesejahteraan umum, melalui cara yang aspiratif, akomodatif, namun tetap selektif.
4. Asas keterbukaan, merupakan asas yang mengedepankan keterbukaan terhadap hak
masyarakat agar dapat memperoleh informasi yang bersifat benar, jujur serta tidak
diskriminatif terkait dengan penyelenggaraan negara dengan mengedepankan
perlindungan terhadap hak asasi pribadi, golongan, maupun terhadap rahasia negara.
5. Asas proporsionalias, merupakan asas yang menjunjung tinggi keseimbangan anyara
hak dan kewajiban masyarakat.
6. Asas profesionalitas, merupakan asas yang mengedepankan rasa keadilan yang
dilandasi oleh kode etik, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Asas akuntabilitas, merupakan asas yang memastikan, bahwa setiap penyelenggaraan
kegiatan negara, serta hasil akhir kegiatan penyelenggaraan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
8. Asas efisiensi dan efektifitas, merupakan asas yang memberikan jaminan terhadap
penggunaan sumber daya yang ada, secara optimal dan bertanggungjawab untuk
kesejahteraan seluruh masyarakat.

D.Hak otonomi daerah

Pelaksanaan otonomi suatu daerah, tentunya memiliki hak, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 2001 menyebutkan bahwa,
dalam menyelenggarakan otonomi, suatu daerah memiliki beberapa hak, sebagai berikut.
1. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya
2. Memilih pemimpin daerah
3. Mengelola aparatur daerah
4. Mengelola kekayaan daerah
5. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah
6. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya
yang berada di daerah
7. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah
8. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
 Kewajiban otonomi daerah
Jika kita berbicara mengenai hak, pasti akan ada kewajiban yang mengikuti hak, dalam
melaksanakan kewajiban, otonomi tidak dapat berjalan begitu saja, namun ada aturan
perundang-undangan yang mengatur. Disebutkan dalam UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 22,
terdapat beberapa kewajiban yang dimiliki oleh suatu daerah, antara lain sebagai berikut:

E.Kewajinan otonomi daerah

1. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan, dan kerukunan nasional, serta


keutuhan NKRI.
2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
3. Mengembangkan kehidupan demokrasi
4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan
5. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan
6. Menyediakan fasilitas kesehatan
7. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak
8. Mengembangkan sistem jaminan sosial
9. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah
10. Melestarikan lingkungan hidup
11. Mengolah administrasi kependudukan
12. Melestarikan nilai sosial budaya.
13. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

F.Manfaat otonomi daerah


1. Mempermudah pengaturan administrasi pemerintahan
2. Tidak terjadi sentralisasi kekuasaan di pusat
3. Kebijakan yang dibuat, dapat disesuaikan dengan kepentingan masyarakat di suatu
daerah
4. Pemerintah pusat lebih efisien dalam menjalankan tugasnya
5. Produk daerah lokal seperti barang dan jasa meningkat, baik kualitas maupun
kuantitasnya dengan harga terbaik serta biaya produksi yang terjangkau.
6. Meningkatkan pengawasan terhadap penduduk lokal yang melakukan aktivitas atau
kegiatan.
G. landasan atau dasar hukum dari penerapan otonomi daerah adalah sebagai
berikut
 Undang Undang Dasar Tahun 1945 Amandemen ke-2, terdiri dari: Pasal 18 Ayat 1
sampai 7, Pasal 18 A ayat 1 dan 2 dan Pasal 18 B ayat 1 dan 2.
 Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 mengenai Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
 Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam
Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
 Undang Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
 Undang Undang No. 33 Tahun 2004 mengenai Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Daerah dan Pusat

DAFTAR PUSTAKA

Dewirahmadanirwati, (2018). Jurnal JIPS Implementasi Otonomi Daerah Dalam Mewujudkan Good
Governance Di Daerah Sumatera Barat , Vol.2 No.3 Hal 44-46

Ki Supriyoko, (2005). Pendidikan Multikultural dan Revitalisasi Hukum Adat dalam Persfektif Sejarah,
(Arancana Pratama) h. 144.

Fajri,Muhammad,dkk. 2012. Otonomi Daerah. Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Politik Universitas Islam Riau Muazzin. 2016. Makalah Kewarganegaraan tentang Otonomi Daerah. Al-
Hilal Sigli

Anda mungkin juga menyukai