Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK

TULIP
TUGAS PKN
A. Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks
Negara Republik Indonesia
Latar Belakang Pelaksanaan Otonomi Daerah
Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, negara Indonesia memiliki konstitusi atau undang- undang
dasar, yaitu UUD NRI Tahun 1945. UUD NRI Tahun 1945 mencantumkan tujuan berdirinya negara republic
Indonesia.
Dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 terdapat tujuab sekaligus tugas dan kewajiban utama pemerintah,
di antaranya sebagai berikut:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
b. Memajukan kesejahraan umum,
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemrdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
. Kententuan yang terdapat dalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945 tersebut menjelaskan bahwa negara
Indonesia harus berupaya untuk menjunjung tinggi hak-hak rakyat dan mewujudkan aspirasi rakyat karena
kedaulatan negara berada di tangan rakyat.
Otonomi yang diselenggarakan dalam negara Republik
Indonesia
• Keragaman bangsa Indonesia dengan karakteristik masing-masing masyarakat membutuhkan penanganan yang
berbeda.

• Wilayah Indonesia yang berupa kepulauan luas dengan segala kondisi yang berbeda memerlukan cara penyelenggarakan
yang sesuai dengan keadaan dan sifat dari berbagai wilayah.

• Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 menghendaki suatu susunan pemerintahan yang demokratis.

• Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan. Indonesia adalah negara yang luas dengan pendudukan yang
banyak serta beragam. Kondisi ini menyebabkan diperlukannya suatu cara penyelenggaran pemerintahan negara yang
menjamin efisiensi dan efektivitas. Dengan membagi penyelenggaran pemerintahan dalam satuan-satuan lebih kecil,
efisiensi, dan efektivitas tersebut dapat tercapai.
Desentralisasi
Pengertian desentralisasi

Desentralisasi bersal dari Bahasa latin de yang berarti ‘lepas’ dan ‘terlepas dari pusat’. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan daerah mendefinisikan desentralisasi sebagai penyerahan urusan pemerintah oleh pemerintah
pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi .
Pengertian otonomi daerah
• Kata otonomi berasa dari kata Bahasa Yunani autonomia atau autonomos yang berarti sendiri dan nomos yang berarti
aturan atauundang undang.Jadi,autonomia berarti hak untuk mengatur dan memerintah sendiri atas inisiatif sendiri dan
kemampuan sendiri.

• Dalam hubungannya dengan pemerintahan,otonomi daerab diartikan sebagai pelimpahan Sebagian tugas,kewajiban,dan
tanggung jawab dalam penyelenggaraan negara dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
Definisi para ahli tentang otonomi daerah
• Menurut F. Sugeng Istianto: Otonomi Daerah adalah sebuah hak dan wewenang untuk mengatur serta mengurus rumah
tangga daerah.

• Menurut Syarif Saleh: Otonomi Daerah merupakan hak yang mengatur serta memerintah daerahnya sendiri dimana hak
tersebut merupakan hak yang diperoleh dari pemerintah pusat.

• Menurut Kansil: Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, serta kewajiban daerah untuk mengatur serta mengurus
daerahnya sendiri sesuai perundang-undangan yang masih berlaku.

Landasan hukum otonomi daerah

Berdasarkan Pasal 1 Ayat (6) Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Otonomi Daerah adalah
hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan
Penjelasan UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang pemerintahan Daerah mendefinisikan daerah sebagai suatu kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai otonomi berwenang mengatur dan mengurus daerahnya sesuai aspirasi dan
kepentingan masyarakat nya sepanjang tidak bertentangan dengan tatanan hukum nasional dan kepentingan
umum.selaanjutnya, Pasal 3 UU No 23 Tahun 2014 menegaskan bahwa daerah Provinsi dan kabupaten/kota merupakan
Daerah dan masing-masing mempunyai pemerintahan daerah.
Pasal 18 Ayat (2) dan Ayat (5) UUD NRI tahun 1945 menyatakan pemerintahan daerah berwenang untuk mengatur dan
mengurus sendir urusan pemerintahan daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurus asas otonomi dan tugas pembantuan dan diberikan oronomi yang seluas-luas nya.
Mengenai Otonomu luas,Penjelasan UU no 23 tahun 2014 menyatakan pemberian otonomi yang seluas-luas nya kepada
daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat.selain itu,otonomi luas,dalam lingkungan strategis globalisasi,daerah
diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip
demokrasi,pemerataan,keadukan,keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem
NKRI.
penjelasan UU No 23 Tahun 2014 mengenai Otonomi
Daerah
Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip negara kesatuan.Dalam negara
Kesatuan,kedaulatan hanya ada pada pemerintahan negara atau pemerintah nasional dan tidak ada kedaulatan daerah.
Oleh karena itu,seluas apapun otonomi yang diberikan kepada daerah,tanggung jawab akhir penyelenggaraan
pemerintahan daerah tetap ada di tangan pemerintahan pusat.untuk itu,pemerintahan daerah pada negara kesatuan
merupakan satu kesatuan dengan pemerintah nasional.sejalan dengan itu, kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh
daerah merupakan bagian integral dari kebijakan nasional.pembedanya terletak pada Bagaimana memanfaatkan
kearrifan,potensi,inovasi,daya saing dan kreativitas daereah untuk mencapai tujuan nasional tersebut di tingkat lokal pada
gilirannya mendukung pencapaian tujuan nasional.
B. Nilai, Dimensi, dan Prinsip otonomi daerah
Di Indonesia
Nilai otonomi daerah
Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD NRI tahun 1945 yang berkaitan dengan pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi daerah . Nilai tersebut adalah sebagai berikut.

1. Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak memiliki kesatuan pemerintahan lain
didalamnya yang bersifat Negara.

2. Nilai Desentralisasi territorial, yang bersumber dari isi dan jiwa pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945. Berdasarkan nilai ini, pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi
dekosentrasi di bidang ke tatanegaraan.
Dimensi otonomi daerah
Terdapat beberapa dimensi yang mendasari kebijakan otonomi daerah di daerah kabupaten, yaitu sebagai berikut.

1. Dari dimensi politik, daerah kabupaten/kota dipandang kurang memiliki fanatisme kedaerahan, yang berarti risikonya
muncul gerakan separatism dan peluang berkembangnya aspirasi federalis relative minim.

2. Dari dimensi administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan pada masyarakat relative dapat lebih efektif.

3. Daerah kabupaten/kota adalah “ ujung tombak “. Pelaksanaan pembangunan daerah karena daerah kabupaten/kota
yang lebih tahu potensi dan kebutuhan masyarakat daerahnya.
Prinsip otonomi daerah
Otonomi daerah dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.

1. Seluas-luasnya, artinya daerah diberi kewenangan mengurus atau mengatur mengatur semua urusan pemerintahan
diluar yang menjadi wewenang pemerintah pusat.

2. Nyata, artinya untuk menangani urusan pemerintahan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya
telah ada serta telah berpotensi untuk hidup dan berkembang sesuai potensi serta kekhasan daerah.

3. Bertanggung jawab, artinya penyelenggaraan otonomi benar benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian
otonomi,yaitu adalah memperce[at pembangunan dengan mempedayakanb potensi-potensi daerah semaksimal
mungkin demi menigkatkan kesejahteraan rakyat.
Kedudukan Dan Peran Pemerintahan Pusat

1. Asas Penyelangaraan Pemerintahan

Presiden yang dibantu oleh wakil presiden dan jajaran para Menteri adalah penyelenggara pemerintahan pusat.
Berdasarkan UU No 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, penyelengaraan urusan pemerintahan yang
dilaksanakan berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan asas tugas pembantuan.
UU No 23 Tahun 2014 mejelaskan tentang pemerintahan berdasarkan asas antara lain sebagai berikut.
a) Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom berdasarkan
asas otonomi yang mengacu pada prinsip dasar penyelengaraan pemerintahan daerah berdasarkan otonomi daerah
b) Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagai urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan pusat
kepada gubernur sebagai wakil pemerintahan pusat sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum
2. Fungsi Pemerintahan

Secara teritoris pemerintahan memiliki tiga fungsi utama, yaitu fungsi pelayanan, fungsi pembanggunan,
dan fungsi pemerintahan umum.

a. Fungsi pelayanan, fungsi utamanya yakni memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
b. Fungsi pembangunan, fungsi utamanya yakni menjalankan salah satu bidang tugas tertentu di sektor
pembangunan
c. Fungsi pemerintahan umum yakni berhubungan dengan rangkaian kegiatan organisasi yang menjalankan
tugas pemerintahan umum (Regulasi) serta mencipatakan dan memelihara ketentraman dan ketertiban.
3. Urusan Pemerintah

UU NO. 23 tahun 2014 mengatur tentang urusan pemerintahan, dan terdiri atas urusan pemerintahan
absolut, pemerintahan konkuren, dan pemerintahan umum.
a. Urusan pemerintahan absolut adalah urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan
pemerintah pusat.

b. Urusan pemerintahan konkuren adalah urusan pemerintahan yang dibagi antara pemerintah pusat
dan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota.
c. urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke daerah dan menjadi otonomi daerah.
Dalam menyelengarakan urusan pemerintah absolut, pemerintah pusat dapat melaksanakan sendiri
atau melimpahkan wewenang kepada instasi vertikal berdasarkan asas dekonsentrasi. Adapun urusan
pemerintahan absolut yang meliputi urusan berikut.

a. politik luar negeri, misalnya mengankat pejabat diplomatic dan menunjuk warga negara untuk
duduk dalam jabatan Lembaga internasional dan menetapkan perjanjian serta kebijakan dengan negara
lain.
b. Pertahanan, misalnya mendirikan dan membentuk Angkatan bersenjata, menyatakan damai dan
perang, membangun dan mengembangkan system pertahanan serta menetapkan kebijakan untuk wajib
militer, dan bela negara bagi setiap warga negara.
c. Keamanan, misalnya mendirikan dan membentuk kepolisian negara dan menetapkan kebijakan
kemanan serta mengamankan organisasi/kelompok yang mengganggu keamanan negara.
d. Yustis, misalnya mendirikan Lembaga peradilan, mengangkat hakim dan jaksa, serta membentuk
undang-undang peraturan pemerintahan dan peraturan pemerintahan lain yang berskala nasional.
e. moneter dan fiscal nasional adalah kebijakan makroekonomi yang mencetak uang dan menentukan
nilai mata uang serta menetapkan kebijakan moneter dan mengendalikan peredaran uang.
f. Agama, misalnya menetapkan hari libur keagamaan yang berlaku secara nasional, memberikan
pengakuan terhadap keberadaan suatu agama, dan menetapkan kebijakan salam penyelengaraan
kehidupan keagamaan.
4. Prinsip Pembagian Urusan Pemerintahan
pembagian urusan pemerintahan didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas,
serta kepentingan strategis nasional.
a. Prinsip akuntabilitas berarti penanggung jawab suatu urusan pemerintahan ditentukan berdasarkan
kedekatan dengan luas, besaran, dan jangkauan pada dampak yang ditimbulkan oleh penyelenggaraan.
b. Prinsip efisiensi berarti penyelengaraan suatu urusan yang ditentukan berdasarkan perbandingan
tingkat daya guna paling tinggi yang dapat diperoleh.
c. Prinsip eksternalitas dalah penyelenggaraan yang ditentukan berdasarkan luas, besaran, dan
jangkauan dampak yang timbul akibat penyelengaraan suatu urusan pemerintahan
d. Prinsip kepentingan strategis nasional berarti penyelenggaraan yang ditentukan berdasarkan
pertimbangan dalam rangka menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa.
Berdasarkan prinsip-prinsip di atas, kriteria urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan menurut
UU no. 23 tahun 2014 adalah:
a. Urusan pemerintahan yang lokasinya lintas daerah provinsi atau lintas negara;

b. Urusan pemerintahan yang pengguna lintas daerah provinsi atau lintas negara;
c. Urusan pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas daerah provinsi atau lintas
negara;
d. Urusan pemerintahan yang pengguna sumber dayanya lebih efisien jika dilakukan oleh pemerintah
pusat; dan
e. Urusan pemerintahan yang perannya strategis bagi kepentingan nasional.

Anda mungkin juga menyukai