Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

OTONOMI DAERAH

DOSEN PENGAMPU : Andrean Susilo, Sos. M.Si

DI SUSUN OLEH :

1. INTAN PUSPITA SARI 10121008


2. WULAN NURPRIANTI 10121018
3. MUTAKIM 10121018

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAR-KAUSYAR
2021
KATA ENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT.


Yang dengan rahmat, taufik, hidayah, serta inayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Otonomi Daerah” dengan lancar.
Sholawat dan salam tetap terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah
menuntun kita dari jaman jahiliyah menuju jaman islamiyah yang penuh berkah
ini.

Dengan selesainya makalah ini saya mengucapkan terim kasih kepada


bapak Andrean Susilo, Sos. M.Si selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan dan rekan-rekan yang telah berpartisipasi dan dukungannya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Dengan membaca makalah ini semoga kita dapat lebih paham tentang
sistem pemerintahan di Indonesia khususnya otonomi daerah. Kepada para
pembaca penulis sangat mengharap teguran maupun tambahan untuk perbaikan
makalah ini di kemudian hari.

Wassalamu’alaikum wr. Wb.

Renga Barat, Oktober 2021

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… 1
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………… 3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Otonomi Daerah………………………………………... 4
B. Pembangunan Daerah berdasarkan Pemasukan Daerah Otonomi…... 4
C. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Otonomi Daerah………………………... 5
D. Tujuan Otonomi Daerah……………………………………………… 7
E. Dasar Hukum Otonomi Daerah………………………………………. 8
F. Kekurangan Dan Kelebihan Otonomi Daerah………………………... 9
G. Kesalahpahaman Terhadap Otonomi Daerah………………………… 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 13
B. Saran………………………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah Indonesia
membuat suatu kebijakan untuk daerah. Yaitu daerah tingkat I dan daerah tingkat
II diberi wewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangganya
sendiri, dengan tujuan mensejahterakan masyarakat. Kebijakan ini dikenal dengan
Otonomi Daerah. Terbentuknya Otonomi Daerah memiliki sejarah yang sangat
panjang mulai dari jaman kolonial sampai dengan sekarang. Dimulai dari jaman
kolonial yang memberi peluang untuk daerah dibentuknya satuan pemerintahan
yang mempunyai keuangan sendiri. Pada jaman penjajahan Jepang semua daerah
otonom disebukan memiliki sifat bersifat misleading. Kemudian pada saat
kemerdekaan dan pasca kemerdekaan banyak sekali dikeluarkan undang-undang
untuk mengatur Otonomi Daerah.

Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan


mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan akan
diperjelas lagi tentang otonomi daerah ini di bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Otonomi Daerah?
2. Bagaiamana Pembangunan Daerah Berdasarkan Pemasukan Daerah
Otonomi?
3. Bagaiaman Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Otonomi Daerah?
4. Apa Tujuan Otonomi Daerah?
5. Sebutkan Dasar Hukum Otonomi Daerah?
6. Sebutkan Kekurangan Dan Kelebihan Otonomi Daerah?
7. Sebutkan Kesalahpahaman Terhadap Otonomi Daerah?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Otonomi Daerah

Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan


mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan
daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah
tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintah daerah dengan otonomi adalah proses peralihan dari sistem


dekonsentrasi ke sistem desentralisasi. Otonomi adalah penyerahan urusan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang bersifat operasional dalam
rangka sistem birokrasi pemerintahan. Tujuan otonomi adalah mencapai efisiensi
dan efektivitas dalam pelayanan kepada masyarakat.

B. Pembangunan Daerah berdasarkan Pemasukan Daerah Otonomi


Secara umum memang tidaklah mudah menjalankan sistem otonomi
daerah tertentu. Hal ini karena berkaitan dengan penganggaran APBD atau
SKPD tertentu. Apalagi tentunya perbedaan APBD harus dapat disertai dengan
alasan yang berbeda dan alasan yang tepat. Selain itu sistem otonomi daerah juga
akan menunjukkan adanya daerah yang unggul dan daerah yang tertinggal.
Fenomena ini pasti akan terlihat karena potensi tiap daerah itu berbeda. Begitu
juga dengan kebutuhan anggaran belanja nya juga berbeda.
Pembangunan daerah otonom tertentunya tidaklah mudah karena berkaitan
dengan sistem politik di Indonesia yang masih menganut sistem desentralisasi.
Namun tetap ada peraturan yang membolehkan adanya otonomi daerah. Adapun
landasan hukum yang mengatur sistem otonomi daerah adalah sebagai berikut:

4
Undang undang dasar Negara RI tahun 1945 terdapat pada pasal 18 A dan 18 B,
kemudian ketetapan MPR RI, UU tentang Pemerintah daerah no 32 tahun 2004
dan tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.
Sebagaimana yang diketahui tentang desentralisasi adalah sebuah
kebijakan dan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah oleh
pemerintah pusat untuk mengurus urusan dan pemerintahnya sendiri. Sedangkan
untuk dekonstrasi adalah sebuah pelimpahan wewenang pusat kepada pemerintah
daerah atau divisi-divisi tertentu untuk mengurusi urusan tertentu.
Oleh sebab itu ditegaskan dalam makalah ini bahwa otonomi daerah harus
dapat disikapi dan dilaksanakan sebaik mungkin agar pembangunan ekonomi di
suatu daerah dapat berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan kita sebagai
masyarakat harus dapat menjadi bagian yang turut mensukseskan program dan
kebijakan ini salah satunya menjaga aset daerah, membayar pajak dan retribusi
yang telah ditentukan.

C. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Otonomi Daerah


Prinsip-prinsip pemberian otonomi daerah yang dijadikan pedoman dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah adalah sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memerhatikan


aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, serta potensi dan keanekaragaman
daerah.
2. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata, dan
bertanggung jawab.
3. Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah
kabuaten dan kota, sedangkan pada daerah provinsi merupakan otonomi
yang terbatas.
4. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi Negara
sehingga tetap terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta
antar daerah.

5
5. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian
daerah tonom, dan karenanya dalam daerah kabupaten dan kota tidak ada
lagi wilayah adminstrasi. Demikian pula di kawasan-kawasan khusus yang
dibina oleh pemerintah atau pihak lain, seperti badan otorita, kawasan
pelebuhan, kawasan perumahan, kawasan industri, kawasan perkebunan,
kawasan pertambangan, kawasan kehuutanan, kawasan perkotaan baru,
kawasan pariwisata, dan semacamnya berlaku ketentuan peraturan daerah
otonom.
6. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih menigkatkan peranan dan fungsi
badan legislative daerah, baik fungsi legislasi, fungsi pengawasan maupun
funggsi anggaran atas penyelenggaraan pemerintah daerah.
7. Pelaksanaan asas dekonsentralisasi diletakkan pada daerah provinsi dalam
kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan
kewenangan pemerintah tertentu yang dilimpahkan kepada gbernur
sebagai wakil pemerintah.
8. Pelaksanaan asas tugas pembantuan dimungkinkan, tidak hanya dari
pemerintah kepada daerah, tetapi juga dari pemerintah dan daerah kepada
desa yang disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber
daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan dan
mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan.

Adapun prinsip-prinsip yang dijadikan pedoman dalam pemberian


Otonomi Daerah adalah sebagai berikut (Penjelasan UU No. 32 Tahun 2004) :

1. Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya


dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua
urusan pemerintah diluar yang menjadi urusan Pemerintah yang ditetapkan
dalam Undang-undang ini. Daerah memliki kewenangan membuat
kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta,
prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan
kesejahteraan rakyat.

6
2. Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang
nyata dan bertanggungjawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip
bahwa untuk menangani urusan pemerintah daerah dilaksanakan
berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada
dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan
potensi dan kekhasan daerah. Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi
setiap daerah tidak selalu sama dengan daerah lainnya, adapun yang
dimaksud dengan otonomi yang bertanggungjawab adalah otonomi yang
dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan
maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan
daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan
bagian utama dari tujuan nasional.

D. Tujuan Otonomi Daerah


Menurut pengalaman dalam pelaksanaan bidang-bidang tugas tertentu
sistem Sentralistik tidak dapat menjamin kesesuaian tindakan-tindakan
Pemerintah Pusat dengan keadaan di daerah-daerah. Maka untuk mengatasi hal
ini, pemerintah kita menganut sistem Desentralisasi atau Otonomi Daerah. Hal ini
disebabkan wilayah kita terdiri dari berbagai daerah yang masing-masing
memiliki sifat-sifat khusus tersendiri yang dipengaruhi oleh faktor geografis
(keadaan alam, iklim, flora-fauna, adat-istiadat, kehidupan ekonomi dan bahasa),
tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Dengan sistem Desentralisasi diberikan
kekuasaan kepada daerah untuk melaksanakan kebijakan pemerintah sesuai
dengan keadaan khusus di daerah kekuasaannya masing-masing, dengan catatan
tetap tidak boleh menyimpang dari garis-garis aturan yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat. Jadi pada dasarnya, maksud dan tujuan diadakannya
pemerintahan di daerah adalah untuk mencapai efektivitas pemerintahan.
Otonomi yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah ini bersifat
mandiri dan bebas. Pemerintah daerah bebas dan mandiri untuk membuat
peraturan bagi wilayahnya. Namun, harus tetap mempertanggungjawabkannya
dihadapan Negara dan pemerintahan pusat. Selain tujuan diatas, masih terdapat

7
beberapa point sebagai tujuan dari otonomi daerah. Dibawah ini adalah beberapa
tujuan dari otonomi daerah dilihat dari segi politik, ekonomi, pemerintahan dan
sosial budaya, yaitu sebagai berikut.

1. Dilihat dari segi politik, penyelenggaraan otonomi dimaksudkan untuk


mencegah penumpukan kekuasaan dipusat dan membangun masyarakat
yang demokratis, untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan
melatih diri dalam menggunakan hak-hak demokrasi.
2. Dilihat dari segi pemerintahan, penyelenggaraan otonomi daerah untuk
mencapai pemerintahan yang efisien.
3. Dilihat dari segi sosial budaya, penyelenggaraan otonomi daerah
diperlukan agar perhatian lebih fokus kepada daerah.
4. Dilihat dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar masyarakat dapat
turut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di daerah masing-
masing.

Untuk mencapai tujuan otonomi daerah tersebut, sebaiknya dimulai dari


diri sendiri. Para pejabat harus memiliki kesadaran penuh bahwa tugas yang
diembannya merupakan sebuah amanah yang harus dijalankan dan
dipertanggungjawabkan. Selain itu, kita semua juga memiliki kewajiban untuk
berpartisipasi dalam rangka tercapainya tujuan otonomi daerah. Untuk
mewujudkan hal tersebut tentunya bukan hal yang mudah karena tidak mungkin
dilakukan secara instan. Butuh proses dan berbagai upaya serta partisipasi dari
banyak pihak. Oleh karena itu, diperlukan kesungguhan serta kerjasama dari
berbagai pihak untuk mencapai tujuan ini.

E. Dasar Hukum Otonomi Daerah


Tidak hanya pengertian tentang otonomi daerah saja yang perlu kita bahas.
Namun ada dasar-dasar yang bisa menjadi landasan. Ada beberapa peraturan dasar
tentang pelaksanaan otonomi daerah, yaitu sebagai berikut:

8
1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18 ayat 1 hingga ayat 7.
2. Undang-Undang No.32 Tahun 2004 yang mengatur tentang pemerintahan
daerah.
3. Undang-Undang No.33 Tahun 2004 yang mengatur tentang sumber
keuangan negara.

Selain berbagai dasar hukum yang mengatur tentang otonomi daerah, saya
juga menulis apa saja yang menjadi tujuan pelaksana otonomi daerah,yaitu
otonomi daerah harus bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakat yang berada di wilayah otonomi tersebut serta meningkatkan pula
sumber daya yang di miliki oleh daerah agar dapat bersain dengan daerah otonom
lainnya.

F. Kekurangan Dan Kelebihan Otonomi Daerah

Otonomi daerah ini memiliki kekurangan dan kelebihan, berikut uraiannya di


bawah ini.

Kelebihan Otonomi Daerah

1. Pemerintah daerah dapat melihat kebutuhan yang mendasar di daerahnya


untuk menjadi prioritas pembangunan
2. Otonomi daerah membuat pembangunan di daerah tersebut lebih maju,
berkembang, dan adanya peningkatan pelayanan dan kesejahteraan rakyat
3. Daerah dapat mengatur sendiri tata Kelola pemerintahannya dengan
membentuk Peraturan Daerah selama tidak bertentangan dengan peraturan
pemerintah pusat
4. Pemerintah daerah bersama rakyat di daerah setempat dapat bersama-sama
membangun wilayahnya untuk kemajuan dan kepentingan bersama

9
Kekurangan Otonomi Daerah

1. Peluang untuk terjadi disintegrasi bangsa dapat muncul jika control dari
pemerintah pusat lemah
2. Rentan terjadinya KKN dan permasalahan lainnya yang bisa berdampak
pada pemerintah pusat karena kurangnya pengawasan
3. Peraturan yang ditetapkan pemerintah pusat terkadang menjadi multi tafsir
di daerah tertentu, sehingga dapat merugikan pemerintah daerah dan
rakyat di daerah tersebut

G. Kesalahpahaman Terhadap Otonomi Daerah


Beberapa salah paham yang muncul dari berbagai kelompok masyarakat
terkait dengan kebijakan dan implementasi otonomi daerah sebagai berikut :
1. Otonomi dikaitkan semata-mata dengan uang. Sudah sangat lama
berkembang dalam masyarakat suatu pemahaman yang keliru tentang
otonomi Daerah, yaitu berotonomi Daerah harus mencukupi sendiri segala
kebutuhannya, terutama dalam bidang keuangan. Hal itu muncul karena
ada ungkapan yang dimunculkan oleh J. Wayong, pada tahun 1950-an,
bahwa “otonomi identik dengan otomoney.” Ungkapan seperti ini sama
sekali tidak dapat dipertanggung jawabkan secara empiris. Tidak ada yang
menafikan bahwa uang satu-satunya alat dalam menggerakkan roda
pemerintahan. Kata kunci otonomi adalah “kewenangan”. Dengan
kewenangan uang akan dapat dicari, dan dengan itu pula pemerintah,
termasuk pemerintah daerah, harus mampu menggunakan uang dengan
bijaksana, tepat guna dan berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
2. Daerah belum siap dan belum mampu. Munculnya pandangan merupakan
cara berpikir yang salah karena sebelum otonomi daerah berdasarkan
Undang-undang No. 22 tahun 1999 jo, Undang-undang No. 32 tahun 2004
diterapkan, pemberian tugas kepada pemerintah Daerah belum diikuti
dengan pelimpahan kewenangan dalam mencari uang dan subsidi dari
Pemerintah Pusat. Begitu juga tidak ada alasan untuk tidak siap dan tidak

10
mampu kerena Pmerintah Daerah sudah terlibat dalam penyelenggaraan
pemerintahan dalam waktu yang sudah sangat lama dan berpengalaman
dalam administrasi pemerintahan.\
3. Dengan otonomi daerah maka pusat akan melepaskan tanggung jawabnya
untuk membantu dan membina daerah. Pendapat ini sama sekali tidak
benar. Teptap menjadi tugas dan tanggung jawab Peerintah Pusat untuk
memberi dukungan dan bantuan kepada daerah, baik berupa bimbingan
teknis penyelenggaraan pemerintahan kepada personil yang ada di daerah,
ataupun dukungan keuangan. Hal itu sama sekali tidak mengurangi makna
otonomi daerah dalam kerangka Negara Kesatuan. Otonom daerah dalam
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 jo. Undang-undang No. 32 tahun
2004 menganut falsafah yang sudah sangat umum dikenal di berbagai
negara, yaitu “No mandate without funding.” Artinya, setiap pemberian
kewenangan dari pemerintah pusat kepada daerah harus disertai dengan
dana yang jelas dan cukup apakh berbantuk Dana Alokasi Umum, ataupun
Dana alokasi Khusus, serta bantuan keuangan yang lainya, misalnya kalau
terjadi bencana alam yang sangat mengganggu roda perekonomian daerah.
4. Dengan otonomi maka daerah dapat melakukan apa saja. Hakikat otonomi
pemberian kewenangan keadaan pemerintah daerah untuk kreatif dan
inovatif dalam rangka memperkuat negara Kesatuan RI dengan
berlandaskan norma kepatutan dan kewajaran dalam sebuah tata
kehidupan bernegara. Daerah dapat menempuh segala bentuk apa saja
sepanjang kebijakan tidak bertentangan dengan ketentuan hukum dan
undang-yndang yang berlaku secara nasional. Di samping itu, kepentingan
masyarakat merupakan patokan yang utama dala mengambil kebijakan.
Bukan sebaliknya pemerintah daerah mengambil langkah kebijakan
dengan mengabaikan berbagai aturan dan norma yang barlaku.
5. Otonomi daerah akan mencipatakan raja-raja kecil di daerah dan
memindahkan korupsi ke daerah. Pendapat seperti ini dapat dibenarkan
kalau para penyelenggara pemerintahan daerah, masyrakat dan dunia
usaha di daerah menempatkan diri dalam kerangka sistem politik lama

11
yaitu korupsi, kolusi, nepotisme, dan segala bentuk penyalah-guanaan
kekuasaan yang lainya. Karenanya untuk menghindari pandangan tersebut,
pilar-pilar penergak demokrasi dan masyarakat madani (civil soceity)
seperti Partai Politik, Media Massa, Komosi Pemberantasan Korupsi
(KPK), Komisi Ombusman, Komisi Kepolisian, Komisi Kejaksaan,
termasuk LSM/NGO (Corruption Watch, Parliament Watch, Court Watch,
dan lain-lainnya) pada tingkat lokal dapat memainkan perannya secara
optimal

12
BAB III
PENUUTP

A. Kesimpulan

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam undang-undang diatas dapat


disimpulkan bahwa otonomi daerah itu adalah kewenangan dan kewajiban otonom
untuk membuat sistem pengaturan dan harus dapat mengurus pemerintahan dan
permasalahan kepentingan masyarakatnya sendiri sesuai dengan peraturan yang
telah ditetapkan dalam undang-undang. Untuk dapat membangun dan mengurus
daerah otonom maka APBD akan disesuaikan dengan pendapatan pemerintah
setempat. Pembangunan daerah otonom akan lebih cepat perkembangannya. Hal
ini karena dalam setiap kebijakan tertentu dapat mengunakan kebijakan
pemerintah daerah otonom setempat tanpa menunggu kebijakan pusat yang sangat
membutuhkan waktu yang lama.
Pembangunan regional juga dipastikan akan berjalan seiring dengan
pelaksanaan otonomi daerah. Hal ini juga karena disebabkan adanya kebutuhan
akan campur tangan pemerintah dalam menentukan arah pembangunan dalam
suatu daerah tertentu. Jadi otonomi daerah saat ini belum sampai kepada target
maksimal hal ini karena sistem politik di Indonesia memang belum mengatur
dengan baik tentang ketentuan-ketentuan yang sifatnya permanen. Terkadang
hukum disesuaikan degan kontekstual yang terjadi dalam waktu tertentu.

B. Saran-saran

Diharapkan pemerintah daerah dapat menjalankan sistem otonomi daerah


dengan jujur dan merata serta transparan tentunya. Hal ini dalam rangka
mencegah adanya penyelewengan yang kerap dilakukan pejabat pemerintah.
Kekayaan daerah tertentu akan lebih baik jika digunakan kembali untuk
pengembangan daerah tertentu. Namun sayangnya minimnya SDM di daerah
membuat pembangunan terasa masih berjalan ditempat.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://lezgetrea https://kumparan.com/berita-update/otonomi-daerah-ketahui-
kelebihan-dan-kekurangannya-1v34S9Yp690/full l.com/makalah-otonomi-daerah/
Sam. C. Dkk. Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2008.
Widarta. Cara Mudah Memahami Otonomi Daerah. Yogyakarta: Lapera Pustaka
Utama, 2001.
A. Ubaedillah. Dkk. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi,
Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada Media Group,
2008.
H.A.W. Widjaja. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2007.
Salam. D. Otonomi Daerah, dalam Perspektif Lingkungan, Nilai dan Sumber
Daya. Bandung: Djambatan, 2004.
https://menuaiinfo.blogspot.com/2021/04/makalah-otonomi-daerah.html

14

Anda mungkin juga menyukai