OTONOMI DAERAH
DI SUSUN OLEH :
Dengan membaca makalah ini semoga kita dapat lebih paham tentang
sistem pemerintahan di Indonesia khususnya otonomi daerah. Kepada para
pembaca penulis sangat mengharap teguran maupun tambahan untuk perbaikan
makalah ini di kemudian hari.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………… 1
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………… 3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Otonomi Daerah………………………………………... 4
B. Pembangunan Daerah berdasarkan Pemasukan Daerah Otonomi…... 4
C. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Otonomi Daerah………………………... 5
D. Tujuan Otonomi Daerah……………………………………………… 7
E. Dasar Hukum Otonomi Daerah………………………………………. 8
F. Kekurangan Dan Kelebihan Otonomi Daerah………………………... 9
G. Kesalahpahaman Terhadap Otonomi Daerah………………………… 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 13
B. Saran………………………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Otonomi Daerah?
2. Bagaiamana Pembangunan Daerah Berdasarkan Pemasukan Daerah
Otonomi?
3. Bagaiaman Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Otonomi Daerah?
4. Apa Tujuan Otonomi Daerah?
5. Sebutkan Dasar Hukum Otonomi Daerah?
6. Sebutkan Kekurangan Dan Kelebihan Otonomi Daerah?
7. Sebutkan Kesalahpahaman Terhadap Otonomi Daerah?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Undang undang dasar Negara RI tahun 1945 terdapat pada pasal 18 A dan 18 B,
kemudian ketetapan MPR RI, UU tentang Pemerintah daerah no 32 tahun 2004
dan tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.
Sebagaimana yang diketahui tentang desentralisasi adalah sebuah
kebijakan dan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah oleh
pemerintah pusat untuk mengurus urusan dan pemerintahnya sendiri. Sedangkan
untuk dekonstrasi adalah sebuah pelimpahan wewenang pusat kepada pemerintah
daerah atau divisi-divisi tertentu untuk mengurusi urusan tertentu.
Oleh sebab itu ditegaskan dalam makalah ini bahwa otonomi daerah harus
dapat disikapi dan dilaksanakan sebaik mungkin agar pembangunan ekonomi di
suatu daerah dapat berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan kita sebagai
masyarakat harus dapat menjadi bagian yang turut mensukseskan program dan
kebijakan ini salah satunya menjaga aset daerah, membayar pajak dan retribusi
yang telah ditentukan.
5
5. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian
daerah tonom, dan karenanya dalam daerah kabupaten dan kota tidak ada
lagi wilayah adminstrasi. Demikian pula di kawasan-kawasan khusus yang
dibina oleh pemerintah atau pihak lain, seperti badan otorita, kawasan
pelebuhan, kawasan perumahan, kawasan industri, kawasan perkebunan,
kawasan pertambangan, kawasan kehuutanan, kawasan perkotaan baru,
kawasan pariwisata, dan semacamnya berlaku ketentuan peraturan daerah
otonom.
6. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih menigkatkan peranan dan fungsi
badan legislative daerah, baik fungsi legislasi, fungsi pengawasan maupun
funggsi anggaran atas penyelenggaraan pemerintah daerah.
7. Pelaksanaan asas dekonsentralisasi diletakkan pada daerah provinsi dalam
kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan
kewenangan pemerintah tertentu yang dilimpahkan kepada gbernur
sebagai wakil pemerintah.
8. Pelaksanaan asas tugas pembantuan dimungkinkan, tidak hanya dari
pemerintah kepada daerah, tetapi juga dari pemerintah dan daerah kepada
desa yang disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber
daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan dan
mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan.
6
2. Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang
nyata dan bertanggungjawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip
bahwa untuk menangani urusan pemerintah daerah dilaksanakan
berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada
dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan
potensi dan kekhasan daerah. Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi
setiap daerah tidak selalu sama dengan daerah lainnya, adapun yang
dimaksud dengan otonomi yang bertanggungjawab adalah otonomi yang
dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan
maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan
daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan
bagian utama dari tujuan nasional.
7
beberapa point sebagai tujuan dari otonomi daerah. Dibawah ini adalah beberapa
tujuan dari otonomi daerah dilihat dari segi politik, ekonomi, pemerintahan dan
sosial budaya, yaitu sebagai berikut.
8
1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18 ayat 1 hingga ayat 7.
2. Undang-Undang No.32 Tahun 2004 yang mengatur tentang pemerintahan
daerah.
3. Undang-Undang No.33 Tahun 2004 yang mengatur tentang sumber
keuangan negara.
Selain berbagai dasar hukum yang mengatur tentang otonomi daerah, saya
juga menulis apa saja yang menjadi tujuan pelaksana otonomi daerah,yaitu
otonomi daerah harus bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakat yang berada di wilayah otonomi tersebut serta meningkatkan pula
sumber daya yang di miliki oleh daerah agar dapat bersain dengan daerah otonom
lainnya.
9
Kekurangan Otonomi Daerah
1. Peluang untuk terjadi disintegrasi bangsa dapat muncul jika control dari
pemerintah pusat lemah
2. Rentan terjadinya KKN dan permasalahan lainnya yang bisa berdampak
pada pemerintah pusat karena kurangnya pengawasan
3. Peraturan yang ditetapkan pemerintah pusat terkadang menjadi multi tafsir
di daerah tertentu, sehingga dapat merugikan pemerintah daerah dan
rakyat di daerah tersebut
10
mampu kerena Pmerintah Daerah sudah terlibat dalam penyelenggaraan
pemerintahan dalam waktu yang sudah sangat lama dan berpengalaman
dalam administrasi pemerintahan.\
3. Dengan otonomi daerah maka pusat akan melepaskan tanggung jawabnya
untuk membantu dan membina daerah. Pendapat ini sama sekali tidak
benar. Teptap menjadi tugas dan tanggung jawab Peerintah Pusat untuk
memberi dukungan dan bantuan kepada daerah, baik berupa bimbingan
teknis penyelenggaraan pemerintahan kepada personil yang ada di daerah,
ataupun dukungan keuangan. Hal itu sama sekali tidak mengurangi makna
otonomi daerah dalam kerangka Negara Kesatuan. Otonom daerah dalam
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 jo. Undang-undang No. 32 tahun
2004 menganut falsafah yang sudah sangat umum dikenal di berbagai
negara, yaitu “No mandate without funding.” Artinya, setiap pemberian
kewenangan dari pemerintah pusat kepada daerah harus disertai dengan
dana yang jelas dan cukup apakh berbantuk Dana Alokasi Umum, ataupun
Dana alokasi Khusus, serta bantuan keuangan yang lainya, misalnya kalau
terjadi bencana alam yang sangat mengganggu roda perekonomian daerah.
4. Dengan otonomi maka daerah dapat melakukan apa saja. Hakikat otonomi
pemberian kewenangan keadaan pemerintah daerah untuk kreatif dan
inovatif dalam rangka memperkuat negara Kesatuan RI dengan
berlandaskan norma kepatutan dan kewajaran dalam sebuah tata
kehidupan bernegara. Daerah dapat menempuh segala bentuk apa saja
sepanjang kebijakan tidak bertentangan dengan ketentuan hukum dan
undang-yndang yang berlaku secara nasional. Di samping itu, kepentingan
masyarakat merupakan patokan yang utama dala mengambil kebijakan.
Bukan sebaliknya pemerintah daerah mengambil langkah kebijakan
dengan mengabaikan berbagai aturan dan norma yang barlaku.
5. Otonomi daerah akan mencipatakan raja-raja kecil di daerah dan
memindahkan korupsi ke daerah. Pendapat seperti ini dapat dibenarkan
kalau para penyelenggara pemerintahan daerah, masyrakat dan dunia
usaha di daerah menempatkan diri dalam kerangka sistem politik lama
11
yaitu korupsi, kolusi, nepotisme, dan segala bentuk penyalah-guanaan
kekuasaan yang lainya. Karenanya untuk menghindari pandangan tersebut,
pilar-pilar penergak demokrasi dan masyarakat madani (civil soceity)
seperti Partai Politik, Media Massa, Komosi Pemberantasan Korupsi
(KPK), Komisi Ombusman, Komisi Kepolisian, Komisi Kejaksaan,
termasuk LSM/NGO (Corruption Watch, Parliament Watch, Court Watch,
dan lain-lainnya) pada tingkat lokal dapat memainkan perannya secara
optimal
12
BAB III
PENUUTP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
13
DAFTAR PUSTAKA
https://lezgetrea https://kumparan.com/berita-update/otonomi-daerah-ketahui-
kelebihan-dan-kekurangannya-1v34S9Yp690/full l.com/makalah-otonomi-daerah/
Sam. C. Dkk. Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2008.
Widarta. Cara Mudah Memahami Otonomi Daerah. Yogyakarta: Lapera Pustaka
Utama, 2001.
A. Ubaedillah. Dkk. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi,
Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada Media Group,
2008.
H.A.W. Widjaja. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2007.
Salam. D. Otonomi Daerah, dalam Perspektif Lingkungan, Nilai dan Sumber
Daya. Bandung: Djambatan, 2004.
https://menuaiinfo.blogspot.com/2021/04/makalah-otonomi-daerah.html
14